HEART FAILURE
DI RUANG 24 B RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh :
Sylvia Fitriani
1401470029
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal
:
Mahasiswa
Sylvia Fitriani
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Pembimbing Institusi
________________
_________________
LAPORAN PENDAHULUAN
HEART FAILURE
A. Pengertian
Gagal jantung adalah syndrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala)
yang ditandai oleh sesak nafas (saat istirahat atau saat aktivitas) yang
disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat
disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan
pengisian ventrikel atau kontraktilitas miokard. (Sudoyo Aru, dkk. 2009)
Gagal jantung (heart failure) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya
ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal (Mansjoer,
Arif, 2001).
B. Etiologi
1. Aterosklerosis koroner
Hal ini mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia, asidosis, dan infark
miokardium yang biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
2. Hipertensi sistemik atau pulmonal ( peningkatan afterload )
Hipertensi menyebabkan hipertrofi serabut otot jantung. Mekanisme
kompensasi ini akan meningkatkan kontraktilitas jantung yang pada
akhirnya akan menyebabkan gagal jantung.
3. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Hal ini berhubungan dengan gagal jantung karena secara langsung
merusak serabut jantung sehingga kontratilitas menurun.
C. Klasifikasi
Klasifikasi keterbatasan fungsional berdasarkan kategori New York Hearth
Association (NYHA), sebagai berikut :
Pada saat posisi berbaring, maka terdapat penurunan aliran darah di perifer
dan peningkatan volume darah di rongga dada. Hal ini berakibat
peningkatan tekanan bilik kiri dan edema paru.
Sesak tiba-tiba pada malam hari disertai batuk- batuk.
Takikardi dan berdebar- debar.
Batuk- batuk
Mudah lelah
Edema yang dimulai pada kaki dan tumit dan secara bertahap bertambah
ke atas disertai penambahan berat badan.
Hepatomegali
Terjadi akibat pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang maka
tekanan pada pembuluh portal meningkat sehingga cairan terdorong keluar
rongga abdomen yang disebut asites.
Anoreksia dan muntah
E. Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespons terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme yang menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk
mempertahankan kardiak output. Ini mungkin meliputi: respons sistem syaraf
simpatetik terhadap baro reseptor atau kemoreseptor, pengencangan dan
pelebaran otot jantung untuk menyesuikan terhadap peningkatan volume,
vasokonstyrinksi arteri renal dan aktivasi sistem renin angiotensin serta respon
terhadap serum-serum sodium dan regulasi ADH dari reabsorbsi cairan.
Kegagalan mekanisme kompensasi di percepat oleh adanya volume darah
sirkulasi yang di pompakan untuk menentang peningkatan resisitensi vaskuler
oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendeka waktu
pengisian ventrikel dan arteri koronaria, menurunnya kardiak ouput
menyebabkan berkurangnya oksigenasi pada miokard. Peningkatan tekanan
dinding pembuluh darah akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tunutan
oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada jantung iskemik
atau kerusakan, yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompa.
G. Manisfestasi Klinis
1. Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)
2. Kongesti jaringan
3. Peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk
dan sesak nafas.
4. Peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema
perifer umum dan penambahan berat badan.
5. Penurunan curah jantung dengan disertai pening, kekacauan mental,
keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan, ekstremitas dingin dan
oliguria.
H. Komplikasi
1. Shock Kardiogenik
Shock Kardiogenik ditandai dengan adanya gangguan fungsi ventrikel
kiri. Dampaknya adalah terjadi gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan.
2. Edema paru paru
Penyebab kelainan paru-paru yang paling umum adalah:
a. Gagal jantung sisis kiri (penyakit katub mitral) yang mengakibatkan
peningkatan tekanan kapiler paru-paru,sehimgga membanjiri ruang
intersisisal dan alveoli.
b. Kerusakan pada membrane kapiler paru-paru yang disebabkan oleh
infeksi
seperti
pneumonia
atau
terhirupnya
bahan-bahan
infeksi
tersebut
menyebabkan
kebocoran
protein
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Hematologi: Hb, Ht, leukosit
Elektrolit: K, Na, Cl, mg
Gangguan fungsi ginjal : Ureum, creatinin
Urine lengkap.
Gangguan fungsi hati : SGOT, SGPT
Gula darah
Kolesterol
Trigliseride
2. Foto Rontgen Toraks
3. Ekokardiografi
4. Cardiac Magnetic Resonance Imaging (CMR)
5. Cardiac CT Scan
6. EKG : Hipertofi atrial atau ventrikular, penyimpangan aksis,
iskemia, distritmia, takikardia, fibrilori atrial.
I. Penatalaksanaan
Non farmakologik:
dan disritmia.
Integritas ego
Gejala : Ansietas, Stress yang berhubungan dengan penyakit
Tanda : Marah, Ketakutan, Mudah tersinggung
6.
Eleminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal, penurunan frekuensi BAK,
diare/konstipasi
7.
Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, pembengkakan ekstremitas
bawah
Tanda : penambahan BB cepat & distensi abdomen (ascites), edema
8.
Neurosensori
Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan
Tanda : Letargi, kusut fikir, disorientasi, perubahan perilaku, mudah
tersingung.
9.
Nyeri/kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat
atau dengan nitrogliserin. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa
nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut
mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh,
menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan
darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
10. Pernapasan
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan
peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes
atau juga vesikuler.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung
2. Penurunan perfusi jaringan berhubungan penurunan suplai darah ke otak
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tekanan kapiler paru
meningkat.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
5. Ansietas berhubungan dengan kesulitan nafas dan kegelisahan akibat
oksigenasi yang tidak adekuat.
6. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan
mual
7. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium
8. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret
C. Intervensi
tindakan keperawatan
karakteristik dan
selama x24jam di
lokasi nyeri.
harapkan mampu
2. Monitor tanda-
menunjukan adanya
tanda vital
(tekanan darah,
nadi, respirasi,
hasil :
kesadaran).
Mampu
mengontrol nyeri
Melaporkan
nyeri berkurang
3. Anjurkan pada
pasien agar segera
RASIONAL
1. Mengetahui nyeri
yang dirasakan
2. Mengetahui
perubahan ttv
akibat nyeri
3. Menentukan
intervensi
selanjutnya
4. Lingkungan tenang
melaporkan bila
mengurangi nyeri
yang dirasakan
4. Ciptakan suasana
5. Mengurangi nyeri
lingkungan yang
dan mengalihkan
tenang dan
perhatian pasien
nyaman.
5. Ajarkan pasien
6. Mencegah nyeri
bertambah parah
untuk melakukan
tehnik relaksasi.
6. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
RASIONAL
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
x24jam
diharapkan tidak
terjadi penurunan
perfusi jaringan,
dengan kriteria hasil
:
TTV dalam batas
normal
pola napas efektif,
1. Posisi tersebut
memfasilitasi
ekspansi paru
2. Tanda dan gejala
tersebut membantu
diagnosis gagal
jantung
3. Pembatasan
aktivitas dan
istirahat
mengurangi beban
kerja jantung
4. Diet rendah garam
mengurangi retensi
cairan
cukup selulosa.
ekstraseluler;
selulosa
memudahkan BAB
tindakan keperawatan
selama x24jam
jumlah pengunjung.
diharapkan ventilasi
2. Monitor tanda/gejala
RASIONAL
1. Memfasilitasi
ekspansi paru
2. Tanda dan gejala
hipoksia
O2 adekuat dengan
hipoksia (perubahan
mengindikasikan
kriteria hasil :
tidak adekuatnya
Tidak terjadi
takikardia; peningkatan
perfusi jaringan
sesak nafas,
akibat kongesti
keletihan
gelisah, bingung,
pulmonal dampak
TTV dalam
batas norma
kiri
membran mukosa).
3. Observasi kecepatan
pernafasan dan
kedalaman (pola napas)
tiap 1-4 jam
4. Kolaborasi dalam
3. Menentukan
intervensi
selanjutnya
4. Terapi oksigen
dapat
meningkatkan
pemberian :
suplai oksigen
Pemberian oksigen
miokardium,
Diuretik dan
suplemen kalium.
Bronkodilator.
Diuretik
menurunkan
volume cairan
ekstraseluler,
Membebaskan
jalan napas,
meningkatkan
inhalasi oksigen.
Setelah dilakukan
RASIONAL
1. Mengetahui kemajun
tindakan keperawatan
atau penyimpangan
selama x24jam
sesudah melakukan
diharapkan pasien
aktivitas
diharapkan
mampu beraktifitas
2. Bantu pasien
2. Membantu
melaksanakan
menurunkan
kriteroa hasil :
aktivitas sesuai
kebutuhan oksigen
Peningkatan
dengan
yang meningkat
toleransi
kebutuhannya
akibat peningkatan
terhadap
3. Pertahankan terapi
aktifitas
oksigen selama
Pasien dapat
aktivitas dan
meingkatkan
lakukan tindakan
kebutuhan oksigen
pencegahan
terhadap
akan berusaha
komplikasi akibat
menyesuiakannya
melakukan
aktivitas,
berjalan jauh
tanpa
mengalami
nafas
tersengalsengal, sesak
imobilisasi jika
klien dianjurkan
tirah baring
aktivitas
3. Aktivitas fisik
4. kolaborasi jika
nafas,
kelelahan
atau bertambah
berat saat istirahat
Setelah dilakukan
1. Kaji tingkat
tindakan keperawatan
selama ..x24jam
kecemasan pasien
2. Beri dorongan
RASIONAL
1. Mengetahui tingkat
kecemasan pasien
2. Membantu pasien
diharapkan pasien
kepada pasien
mengurangi rasa
mampu mengatasi
mengungkapkan
cemasyang
ansietas dengan
secar verbal
diharapkan
kriteria hasil :
pikiran dan
Mampu
perasaan yang
mengendalikan
mengendalika
dirasakan
cemas
n cemas
3. Membantu pasien
3. Instruksikan pasien
Pasien tidak
tentang
gelisah
penggunaan teknik
relaksasi
4. Menurunkan cemas
yang dialami pasien
4. Kolaborasi
pemberian obat
untuk menurunkan
ansietas, jika perlu
tindakan keperawatan
kebiasaan diet,
selama ..x24jam,
masukan makanan
RASIONAL
1. mencegah
kekurangan nutrisi
2. enurunan atau
hipoaktif bising
usus
ukuran tubuh.
menunjukkan
2. Auskultasi
bunyi usus
3. Berikan
perawatan oral
hygiene
4. Berikan
makanan porsi
kecil tapi sering
5. Hindari
makanan
penghasil gas
dan minuman
karbonat.
konstipasi yang
berhubungan
dengan
pembatasan
pemasukan cairan
4. memberikan
kesempatan
untuk
meningkatkan
masukan kalori
total
5. Dapat
menghasilkan
distensi abdomen
yang
mengganggu
nafas abdomen
dan gerakan
diafragma, dan
dapat
meningkatkan
dipsnea.
RASIONAL
1. keluaran urin
tindakan keperawatan
urin, catat
jumlah dan
pekat karena
warna.
perunan perrfusi
kriteria hasil :
2. Ajarkan klien
keseimbangan
dengan posisi
cairan pemasukan
semifowler.
dan pengeluaran
2. posisi terlentang
atau semi fowler
meningkatakan
dengan sering.
filtrasi ginjaldan
Tidak ada
edema
ginjal.
Catat keluhan
normal
anoreksia, mual.
5. Palpasi
hepatomegali.
Catat keluhan
nyeri abdomen
kuadran kanan
6.
menurunkan ADH
sehingga
meningkatkan
dieresis.
3. agar tidak terjadi
kerusakan integritas
kulit
4. kongesti visceral
dapat menganggu
tekan
fungsi
Pemberian obat
sesuai indikasi.
gaster/intestinal.
5. perluasan gagal
jantung
menimbulkan
kongesti vena,
menyebabkan
distensi abdomen,
pembesaran hati
6. mempercepat
kesembuhan
RASIONAL
1. Distress pernapasan
tindakan keperawatan
kedalaman
pernafasan,
frekuensi, dan
kriteria hasil :
ekspansi dada.
RR normal
2. Catat upaya
pernafasan
menekan paru-paru.
2. tekanan jalan napas
termasuk
di duga
penggunaan otot
memburuknya
bantu nafas
kondisi atau
3. Auskultasi
bunyi napas dan
catat adanya
terjadinya
komplikasi.
3. bunyi napas
bunyi napas
krekels, mengi.
4. Tinggikan
obstruksi sekunder
kepala dan
terhadap perdarahan,
bantu untuk
mencapai posisi
menyertai obstruksi
yang senyaman
mungkin.
kegagalan
pernapasan
4. duduk tinggi
memungkinkan
ekspansi paru dan
memudahkan
pernapasan.
DAFTAR RUJUKAN
Amin, Huda, Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nada NIC NOC. Jilid 3. Jogjakarta : Medica Action
Corwin, Elizabeth J. 2011. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 1 dan 2. FK UI.
Jakarta: Media Aesculapius
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogyakarta: Diva Pres
Sudoyo Aru, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi
keempat. Jakarta: Internal Publishing