Anda di halaman 1dari 3

No 1.

Diagnosa Perubahan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema paru

Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, pertukaran gas membaik/stabil, dengan kriteria : Tidakadasesak Saturasi O2 95100% Pola istirahat adekuat - RR stabil

Intervensi 1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman. Catat upaya pernapasan. Contoh adanya dispnea, penggunaan otot bantu napas, pelebaran nasal 2. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk, tinggi atau semifowler. Bantu ambulasi dini/peningkatan waktu tidur 3. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

Rasional 1. Kecepatan upaya mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan volume sirkulasi, akumulasi sekret, hipoksia atau distensi gaster. 2. Merangsang fungsi pernafasan atau ekspansi paru efektif pada pencegahan dan perbaikan kongesti paru 3. Meningkatkan oksigenasi maksimal yang menurunkan kerja jantung, alat dalam memperbaiki iskemia jantung dan disritmia

2.

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, curah jantung membaik/stabil, dengan kriteria :

1. Pantau kecenderungan frekuensi jantung dan tekanan darah. Khususnya mencatat hipotensi. Waspada terhadap batas sistolik/diastolik khusus pasien.

1. Takikardi adalah respon umum untuk ketidaknyamanan dan cemas. Ketidakadekuatan penggantian darah/cairan dan stress pembedahan. Takikardi terus menerus meningkatkan kerja

No

Diagnosa -

Tujuan Tidak ada edema Jumlah urine normal TTV dalam batas normal Tidak ada disritmia

Intervensi

Rasional jantung dan dapat menurunkan curah jantung. Hipotensi dapat terjadi akibat kekurangan cairan, disritmia, gagal jantung/syok

2. Pantau disritmia jantung. Observasi respon pasien terhadap disritmia, contoh: penurunan tekanan darah

2. Disritmia dapat terjadi sehubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit. Iskemia miokard atau gangguan pada konduksi elektrikal jantung

3. Observasi perubahan status mental/orientasi/gerakan atau refleks tuuh. Contoh: timbulnya bingung, disorientasi, gelisah, penurunan respon terhadap rangsang, pingsan. Kolaborasi: 1. Berikan elektrolit dan obat sesuai indikasi. Contoh cairan elektrolit/kaium, antidisritmia, penyekat beta, digitalis, antikoagulan

3. Dapat mengindikasikan penurunan aliran darah atau oksigenasi serebral akibat penurunan curah jantung

1. Elektrolit, obat anti disritmia, dan jantung lain diperlukan pada jangka pendek atau jangka panjang untuk memaksimalkan kontraktilitas curah jantung

Anda mungkin juga menyukai