VENTRIKEL EKSTRASISTOLE (V E S)
I. PENDAHULUAN
Pada jantung orang normal, tiap denyut jantung berasal dari simpul SA (irama sinus
normal, ISN). Jantung berdnyut kira-kira 70 kali dalam satu menit pada keadaan istirahat.
Frekuensi melambat (bradikardi) selama tidur dan dipercepat (takikardia) oleh emosi,
Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama
atau keduanya. Disritmia adalah gangguan system hantaran jantung dan bukan struktur
dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat.
Ada empat kemungkinan tempat asal disritmia seperti nodus sinus, atria, nodus AV atau
sambungan dan ventrikel. Gangguan sistem hantaran yang mungkin dapat terjadi meliputi
bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut prematur, dan penyekat jantung. Smeltzer &
Bare, 2001
Otot jantung memilki sifat fisiologis yaitu eksitabilitas, otomatisitas, konduktivitas, dan
kobtraktilitas.
Ventrikel ekstrasistole merupakan kelaianan pada frekuensi dan irama jantung yang
ditandai dengan adanya gelombang ekstra terutama pada gelombang P. Sehingga seolah
koroner, MI akut, dan CHF. Faktor lain yang dapat menyebabkan VES adalah riwayat
pengobatan.
Ada empat faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu:
- Usia
- Jenis kelamin
- Ras
- Riwayat keluarga.
- Hiper-tensi
- Merokok
- Kolesterol
- Kalori
Ventrikel ekstrasistole ini lebih sering tanpa gejala, karena untuk mengetahui
terjadinya VES hanya mampu dilihat dari hasil rekaman jantung atau yang disebut dengan
EKG. Namun demikian ada beberapa tanda gejala umum yang dapat dirasakan oleh
o Nyeri dada
o Sesak napas
o Berdebar-debar
o Pusing Mual
o Lemah
V. Komplikasi
1) Stroke
2) Gagal jantung
3) Kematian
VI. PATOFISIOLOGI
penurunan kontraktilitas yang diikuti dengan penurunan curah jantung, yang mengakibatkan
tekanan darah dan volume darah diarteri menjadi berkurang, hal ini merangsang mekanisme
kompensasi hormonal.
interaksi fibrin dan petelet sehingga menimbulkan cedere endotel pembuluh darah koroner.
Interaksi tersebut menyebabkan invasi akumulasi lipid yang akan membentuk plak fibrosa.
Timbinan plak akan menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila ruptur dapat
terjadi thrombus. Thrombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah
berkurang, sehingga suplai oksigen yang diangkut darah ke jaringan miokardium berkurang
yang anaerob yang berakibat penumpukan asam laktat. Asam laktat yang meningkat
1) Elektrokardiogram (EKG)
Cairan tubuh adalah konduktor yang baik (yaitu karena tubuh adalah konduktor
volume), fluktuasi potensial yang menggambarkan jumlah aljabar potensial aksi serat
2) Laboratorium
Darah lengkap
VIII. PENATALAKSANAAN
2. Jika ves jarang sekali biasanya, biasanya tidak di perlukan agen anti aritmia
3. Jika ves sering atau > 6 x/ menit,berurutan atau multiformdiatasi dengan agen anti
Tujuan :
Kriteria hasil :
TTV stabil
Intervensi :
• Pantau/ catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk non verbal,
• Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien, termasuk lokasi, intensitas,
lamanya, kualitas.
• Kolaborasi
Antiangina : Nitrogliserin
Tujuan/Kriteria Hasil :
TD/nadi dalam rentang normal, keluaran urine adekuat, nadi teraba sama, status
mental biasa.
Intervensi :
radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat hilang
Tujuan/kriteria hasil :
Intervensi :
• Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila
jantung.
• Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
.
DAFTAR PUSTAKA
Noer Sjaifoellah, M.H.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I Edisi ketiga.Balai
Penerbit FKUI:Jakarta.
Studdarth.EGC:Jakarta.
EGC:Jakarta.