Pengertian
1. Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang
sering terjadi pada infark miokardium (Smeltzer, 2008).
2. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis (Brunner, 2002).
3. Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium.
Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 2006).
4. Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut
jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi
(Hanafi, 2007).
B. Etiologi
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi).
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-
obat anti aritmia lainnya.
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi
kerja dan irama jantung.
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung)
C. Tanda Dan Gejala
Gejalah yang timbul meliputi :
1. Pusing,kesadaran menurun
2. Lemah,hampir pingsan,pingsan
3. Sesak nafas
4. Nyeri dada
Tanda yang dapat terjadi meliputi :
2) Kelas 1 B
a) Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia
miokard, ventrikel takikardia.
b) Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
3) Kelas 1 C
a) Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
1) Atenolol
2) Metoprolol
3) Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan
hipertensi
c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
1) Amiodarone
2) Indikasi VT
3) SVT berulang
d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
1) Verapamil
2) Indikasi supraventrikular aritmia
e. Terapi mekanis
1) Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk
menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS,
biasanya merupakan prosedur elektif.
2) Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada
keadaan gawat darurat.
3) Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk
mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang
mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami
fibrilasi ventrikel.
4) Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan
stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol
frekuensi jantung
I. Pengkajian
1. Pengkajian fisik
a. Aktivitas
Kelelahan umum
b. Sirkulasi
Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal
pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila
curah jantung menurun berat.
c. Airway
Apakah ada peningkatan sekret? Adakah suara nafas : krekels?
d. Breathing
Adakah distress pernafasan? Adakah hipoksemia berat? Adakah
retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas? Apakah ada bunyi
whezing? Mungkin ada menunjukkan komplikasi pernapasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
trombo embolitik pulmonal (hemoptisis
J. Diagnosa Keperawatan
1. penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung
2. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
3. Tidak efektifnya jalan nafas b.d hambatan upaya nafas ( nyeri saat
bernafas)
K. Intervesi
a. penurunan Curah Jantung b.d peruban irama jantung
1. identifikasi gejalah penurunan curah jantung
2. monitor tekanan darah
3. monitor keluhan nyeri dada
4. posisikan pasien semih fowler atau fowler dengan kaki ke bawa
atau posisi nyaman
5. fasilitasi pasien dengan keluarga untuk modifikasi gaya hidup
sehat
b. Gangguan Rasa Nyaman b.d Nyeri akut
Intervensi
I. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Ny.N
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Kawin
Tanggal/ jam masuk : 20-03-2015 17.00
Tanggal/ jam pengkajian : 20-03-2015 17.10
No. Register : 83134
Diagnosa Medis : SVT
Alamat : Pusdikav
b. Identitas Keluarga
Nama : Tn. M
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Muslim
Pendidikan : Akabri
Pekerjaan : TNI
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat : Pusdikav
TRIAGE
Merah: Gawat Darurat
Survey Primer
A: Airway : Tidak ditemukan masalah yang
mengganggu
B: Breathing : klien tampak sesak
C: Circulating : ditemukan nadi cepat ( 136X/menit)
Neurologi: GCS: E:4 M:6 V:5
Kesadaran Kuantitatif: kompos mentis
Pasien datang: diantar keluarga
Tanggal kejadian: 20-03-2015
Tempat kejadian: 20-03-2015
Jam: 16.30
Anamnesis:
1) Keluhan utama: dada berdebar-debar disertai sesak
2) Riwayat penyakit sekarang (PQRST)
Klien datang ke IGD diantar keluarga dengan alasan dada
klien terasa berdebar-debar dan sesak, sesak dirasakan
seperti ditindih benda berat, sesak dirasakan di kedua paru,
skala sesak menggunakan skala ATS sesak berada pada
nilai 4 (sesak bila berajalan 100 meter), klien merasa sesak
saat berjalan.
3) Keluhan menyertai : pusing
4) Riwayat kesehatan masa lalu : klien mengatakan tidak ada
5) Riwayat kesehatan keluarga
6) Klien mengatakan orang tuanya dl menderita penyakit
jantung
7) Data biologis
a) Keadaan umum: tampak sakit berat
b) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/50mmhg
Nadi : 160X/menit
Suhu : 36,1°C/axilla
Pernapasan : 45X/menit
SPO2 : 92%
c. Survey Sekunder
Pemeriksaan Fisik per sistem
1. Sistem Pernapasan
Inspeksi
Tampak pernapasan cuping hidung.
Bentuk dada simetris, pengembangan dada simetris,
terlihat tidak maksimal.
Tampak terdapat otot-otot tambahan saat bernapas.
Pola irama pernapasan teratur
Tidak terdapat dyspnea
Palapasi
Tidak terdapat nyeri pada sinus paranasalis
Vocal fremitus tampak simetris pada di kedua paru
Tidak terdapat krepitasi
Perkusi
Terdengar bunyi sonor
Batas paru di ICS 1 – 6 kanan dan kiri
Auskultasi
Tidak terdengar adanya suara napas tambahan
Suara napas normal
Vesikular : terdengar hampir diseluruh lapang
paru
Bronchial : terdengar di substernal notch
Bronchiovesikular: terdengar dipercabangan trakhea
Masalah Keperawatan: inadekuat suplay oksigen ke
jaringan
2. Sistem Kardiovaskular
Inspeksi
Ictus cordis tidak terlihat
Tampak cyanosis sekitar mulut
Palpasi
Ictus cordis teraba
Capillary refil time > 2 detik
pitting edema di kaki tidak ada
Perkusi
Terdengar bunyi pekak
Auskultasi
Bunyi jantung I, terdengar di ICS IV linea sternalis dan
ICS V linea midclavicularis kiri, HR 74 x/menit
Bunyi jantung II, terdengar di ICS II linea sternalis kanan
dan ICS II liena sternalis kiri.
Masalah keperawatan: resiki tinggi penurunan curah
jantung
3. Sistem Pencernaan
Inspeksi
Mulut: kondisi bibir kering, lidah terlihat bersih
Gigi: adanya caries gigi
Abdomen: bentuk abdomen cembung
Auskultasi
Bunyi peristaltik usus lemah
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi
Terdengar bunyi timpany
Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah
keperawatan
4. Sistem Perkemihan
Inspeksi
Warna urine kuning jernih, dalam 3 jam terdapat urine 200
cc.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri pada regio hipogastrika
Perkusi
Terdengar redup atau tympany pada regio hipogastrika
Tidak ada nyeri ketuk pada daerah costo vertebral angle
kanan dan kiri.
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah
keperawatan
5. Sistem Persarafan
Inspeksi
Bentuk muka simetris, mulut tidak mencong
Tidak terdapat adanya tremor
Tidak terdapat hemiparase
Nilai kesadaran kualitatif klien yaitu compos mentis
Nilai kesadaran kunatitatif klie, GCS: 15
Perkusi
Adanya reflek patologis: reflek babinski -/-
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah
keperawatan
6. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
Ekstremitas simetris
Tidak terdapat atrofi
Kekuaatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 5, kaki kanan
5, kaki kiri 5.
Klien tampak lemas
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan
Masalah keperawatan: intoleransi aktivitas
8. Sistem Endokrin
Inspeksi
Bentuk tubuh tidak terdapat gigantisme, kretinisme
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
Tidak terdapat luka ganggrene
Palpasi
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah
keperawatan
9. Sistem Reproduksi
Tidak dikaji
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah
keperawatan
Hb 13.7 g/ dL 14-17.5
Ht 38.0 % 40-52
Eritrosit 4.60 jutaµL 4.50-5.90
MCV 84 fl 80-96
MCH 31 pg/mL 28-33
MCHC H 36 g/dl 33-36
Jumlah Leukosit 11.560 ribu/µL 3.80-10.6
Jumlah Trombosit 271 ribu/µL 150-450
B. Pengelompokan Data
Data Obyektif Data Subyektif
C. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Nadi : 160
Nadi cepat
x/menit
Tekanan Darah :
90/50 mmHg
DS :
Klien mengeluh
dada terasa
berdebar-debar
DS :
Klien mengeluh
dada teresa sesak
DIAGNOSA PERENCANAAN
N TANGGA
KEPERAWATA
O L TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
N
1. 20-03-2015 Resiko tinggi Tujuan: dalam waktu 1 x 2 jam 1. Raba nadi (radial, Perbedaan frekuensi,
penurunan curah diharapkan resiko penurunan femoral, dorsalis kesamaan dan
jantung curah jantung berkurang sampai pedis) catat frekuensi, keteraturan nadi
berhubungan dengan hilang keteraturan, menunjukkan efek
dengan gangguan Kriteria: amplitudo dan gangguan curah jantung
konduksi Mempertahankan/meningkatka simetris pada sirkulasi
elektrikal, n curah jantung adekuat yang sistemik/perifer.
penurunan dibuktikan oleh TD/nadi dalam
kontraktilitas rentang normal, haluaran urin Disritmia khusus lebih
2. Auskultasi bunyi
miokardia. adekuat, nadi teraba sama, jelas terdeteksi dengan
jantung, catat
status mental biasa pendengaran dari pada
frekuensi, irama.
Menunjukkan penurunan dengan palpasi.
Catat adanya denyut
frekuensi/tak adanya disritmia Pendengaran terhadap
jantung ekstra,
Berpartisipasi dalam aktivitas penurunan nadi bunyi jantung ekstra atau
yang menurunkan kerja penurunan nadi
miokardia membantu
mengidentifikasidisritmi
a pada pasien tak
terpantau
Meningkatkan
6. Demonstrasikan/doro
partisipasi klien dalam
ng penggunaan
mengeluarkan beberapa
perilaku pengaturan
rasa control dalam
stres misal relaksasi
situasi penuh stress.
nafas dalam
Meningkatkan jumlah
7. Berikan oksigen sediaan oksigen untuk
tambahan sesuai miokard, yan
indikasi menurunkan iritabilitas
yang disebabkan oleh
hipoksia.
Terjadinya disritmia
8. Siapkan/lakukan yang mengancam hidup
resusitasi jantung memerlukan upaya
paru sesuai indikasi intervensi untuk
mencegah kerusakan
iskemia
Meningkatkan
9. Kolaborasi pemberian kontraktilitas otot
terapi Amiodaron jantung
2. 20-03-2015 Risiko terhadap Tujuan: dalam waktu 1 x 2 jam 1. Selidiki nyeri Emboli arteri.
perubahan perfusi diharapkan resiko perubahan dada,dispnea tiba-tiba Mempengaruhi jantung
jaringan perfusi oksigen ke jaringan yang disertai dengan dapat terjadi sebagai
berhubungan berkurang takipnea, nyeri akibat penyakit katup
dengan inadekuat Kriteria: pleuritik,sianosis dan disritmia kronis
suplay oksigen ke Resiko tidak terjadi pucat.
jaringan Ketidakaktifan/tirah
2. Observasi ekstremitas baring lama
terhadap edema, mencetuskan stasis vena,
eroitema meningkatkan resiko
pembentukan trombosis
vena.
Menandakan emboli
3. Observasi hematuri ginjal
menandakan emboli
4. Perhatikan nyeri splenik
abdomen kiri atas.
N. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
20-03-2015 17.30 I 1. Meraba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi,
keteraturan, amplitudo dan simetris
2. Mengauskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat
adanya denyut jantung ekstra, penurunan nadi
3. Memantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah Joni
jantung/perfusi jaringan
4. Menentukan tipe disritmia dan catat irama dengan rekam
jantung : SVT
5. Memberikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk
membatasi aktivitas selama fase akut.
6. Mendemonstrasikan/dorong penggunaan perilaku
pengaturan stres misal relaksasi nafas dalam
2 7. Memberikan oksigen tambahan sesuai indikasi 6 liter/menit
via binasal kanul
8. Memberikan manuver valsave
9. Memberian terapi Amiodaron 150 mg
10. Mengobservasi adanya nyeri dada,dispnea tiba-tiba yang
disertai dengan takipnea, nyeri pleuritik,sianosis pucat.
11. Mengobservasi ekstremitas terhadap edema, eroitema
12. Mengobservasi adanya hematuri
13. Mengobservasi adanya nyeri abdomen kiri atas.
O. EVALUASI KEPERAWATAN
Carpenito, L.J & Moyet, 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 10. Jakarta: EGC.
Mansjoer, A,.Suprohaita, Wardhani WI,.& Setiowulan, 2002. Kapita Selekta Kedokteran edisi
ketiga jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Potter & Perry, 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 vol 1.
Jakarta: EGC
Price, S.A & Wilson. L.M, 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
vol 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol 3. Jakarta:
EGC
ANALISA TINDAKAN
4. Data Terkait
Data Objektif :
Hasil EKG menunjukkan hasil gambaran SVT
Tampak cyanosis sekitar mulut
CRT : > 2 detik
Nadi : 160 x/menit
Tekanan Darah : 90/50 mmHg
Data Subjektif :
Klien mengeluh dada terasa berdebar-debar
6. Implementasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian terapi Amoidaron
Cuci tangan dan kenakan handscoen
Siapkan alat : ambil Amidaron 1 ampul, spiut 5 cc 1 biji, lalu pecahkan tutup
amiodaron dan hisap obat
Bersihkan area yang akan di masukkan dengan alcohol swab/pastik
Masukan obat melalui via bolus
Bersihkan area bolus dengan alcohol swab/pastik
Bereskan alat-alat, buang jarum pada tempat jarum
Lepas handscoen dan cuci tangan
7. Evaluasi
Observasi nadi hasil turun menjadi : 100-125X/menit
8. Dampak bila tindakan tidak dilakukan : henti nafas dan henti jantung