Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

KRITIS
PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN IRAMA JANTUNG
(ARITMIA)

STIKes Bina Putera Banjar


KELOMPOK 5

Dina Herlina Gina Shentia


NPM : 4002180027 NPM : 4002180011
DEFINISI
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan
komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium.
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan
irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit
abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul
akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium.
Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai
perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik
aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung
tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi
juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi
(Hanafi, 1996)
JENIS-JENIS ARITMIA
1. Sinus Bradikardi

2. Sinus Takikardi
JENIS-JENIS ARITMIA
3. First Degree AV Block
ETIOLOGI
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya.
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung)

.
MANIFESTASI KLINIS

• Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ), nadi mungkin tidak


teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,
denyut menurun, kulit pucat, sianosis, berkeringat, edema,
haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat. Sinkop,
pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
• Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan
obat antiangina, gelisah. Nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan, bunyi nafas tambahan (krekels,
ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal, hemoptisis, demam, kemerahan kulit
(reaksi obat), inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial);
kehilangan tonus otot/kekuatan.
FATOFISIOLOGI
Aritmia terjadi karena adanya fokus ektopik yang terjadi lebih cepat daripada pacemaker
normal (nodus sinoatrialis=NSA=SAN). Kelainan pembentukan impuls tersebut
disebabkan oleh:
1.Otomatisasi abnormal
Dominasi NSA sebagai pacemaker diambil alih oleh sel otomatik di atria, nodus AV,
sistem his purkinje atau ventrikel bila terjadi depresi NSA, misalnya pada bradiaritmia
otomatisasi sel lain yang meningkat, misalnya pada ektopik prematur, takiaritmia NSA
tetap sebagai pacemaker, tetapi pembentukan impulsnya yang abnormal .
2. Kelainan konduksi impuls, hantaran terganggu karena:
a. terhambat atau berhenti bradiaritmia
b. reentrant aritmia (circus movement)
3. Bisa disebabkan oleh kedua-duanya
Komplikasi

1. VF (Ventrikel Fibrilasi)
2. Gagal jantung
3. Kematian mendadak 
4. Terbentuknya trombo-emboli yang dapat menyebabkan stroke
dan gangguan pada  pembuluh darah lainnya (Zago  pembuluh
darah lainnya (Zagoto, R.R. 2012).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.


Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila
pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Scan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan area
iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan
yang menyebabkan disritmia.
Penatalaksanaan Medis
1. Terapi medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
 Kelas 1 A
• Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial
fibrilasi atau flutter.
• Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia yang menyertai anestesi.
• Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
 Kelas 1 B
• Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.
• Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
 Kelas 1 C
• Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
• Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
• Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
b. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
c. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
Penatalaksanaan Medis

2. Terapi Mekanis
a.Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang
memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
b.Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
c.Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri
episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko
mengalami fibrilasi ventrikel.
d.Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang
ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
e.RJP (resusitasi jantung paru) adalah tindakan yang di lakukan untuk mengatasi
henti nafas dan henti jantung.
f.Intubasi endotrakeal.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini antara lain: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
Primary Survey :
1. Keluhan Utama Pasien merasakan jantung berdebar-debar, terjadi perubahan tekanan darah
hipertensi maupun hipotensi, penurunan kesadaran, sering merasa kelelahan saat  beraktivitas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan utama MRS, factor pencetus, lamanya keluhan, timbulnya
keluhan, faktor yang memperberat, upaya yang dilakukan untuk mengatasinya dan diagnose
medis.
3. Kesadaran :
A  - Waspada. Pasien yang waspada akan terjaga, responsif, berorientasi, dan  berbicara
dengan Anda
V - Verbal. Ini adalah pasien yang tampaknya tidak responsif pada awalnya, tetapi akan
menanggapi stimulus verbal yang keras dari Anda - Perhatikan bahwa istilah verbal tidak
berarti bahwa pasien menjawab pertanyaan Anda atau memulai  percakapan. Pasien dapat
berbicara, mendengus, mengerang, atau hanya melihat , atau hanya melihat
P - Menyakitkan. Jika pasien tidak merespon rangsangan verbal, ia dapat merespon
rangsangan yang menyakitkan seperti menggosok sternum (tulang dada) atau mencubit lembut
ke bahu.
U - Tidak responsif. Jika pasien tidak merespon rangsangan yang menyakitkan atau verbal
PENGKAJIAN
4. Airway 7. Tanda-tanda vital
Apakah ada peningkatan sekret atau tidak Termasuk denyut nadi, respirasi, tanda-tanda
Adakah suara nafas : krekels atau tidak kulit, pupil dan tekanan darah. Ini mungkin
Apakah bernafas spontan atau tidak termasuk mendokumentasikan tingkat
5. Breathing saturasi oksigen (ini sangat berguna ketika
Adakah distress pernafasan atau tidak berhadapan dengan paparan agen kimia).
Adakah hipoksemia berat atau tidak •Pulse : Kaji tingkat, ritme, dan kekuatan
Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas •Respirasi : Kaji tingkat, kedalaman, suara,
atau tidak dan kemudahan bernapas
Apakah ada bunyi wheezing atau tidak •Tanda-tanda kulit : Kaji warna, suhu, dan
6. Circulation kelembaban
Apakah ada perubahan tingkat kesadaran atau tidak •Pupil : Periksa pupil untuk ukuran,
Apakah ada takikardi atau tidak kesetaraan, dan reaksi terhadap cahaya. Pupil
Apakah ada takipnoe atau tidak terbatas dalam peristiwa korban massal
Apakah keluaran urin menurun atau tidak sangat sugestif terhadap toksisitas agen
Apakah terjadi penurunanTD atau tidak saraf / organofosfat.
Bagaimana kapileryrefill ?
Apakah ada sianosis atau tidak
PENGKAJIAN
1. Riwayat Penyakit
- Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
- Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, penyakit katup  jantung,
hipertensi
- Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
- Kondisi psikososial
2. Pengkajian Fisik
 Aktivitas  : kelelahan umum
 Sirkulasi : perubahan TD (hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak
teratur; defisit teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi
ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat,
sianosis, berkeringat; edema; keluaran urin menrun bila curah jantung
menurun berat.
 Integritas ego  : perasaan gugup, terancam, cemas, takut, menolak, marah,
gelisah, menangis.
PENGKAJIAN
 Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan,
perubahan kelembaban kulit
 Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan pupil.
 Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat
hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
 Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels,
ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
 Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi,
eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus
otot/kekuatan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (infark miokard)


2. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia
3. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan
berhubungan dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi
medis/kebutuhan terapi.
INTERVENSI
NO Diagnosa Intervensi
1 Resiko tinggi penurunan curah a. Kaji nadi (radial, femoral, dorsalispedis) catat frekuensi,
jantung berhubungan dengan keteraturan, ampli tudo dan simetris.
gangguan konduksi elektrikal,
b. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama.
penurunan kontraktilitas
miokardia. c. Catat adanya denyut jantung ekstra, penurunan nadi.
Kriteria Hasil d. Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi
a. Mempertahankan/ jaringan.
meningkatkan curah e. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi;
jantung adekuat yang disritmia atrial; disritmia ventrikel; blok jantung
dibuktikan oleh TD/nadi
dalam rentang normal,
f. Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi
haluaran urin adekuat, nadi aktivitas selama fase akut.
teraba sama, status mental g. Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan
biasa. stres misal relaksasi nafas dalam, bimbingan imajinasi.
b. Menunjukkan penurunan h. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan
frekuensi/tak adanya faktor penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal
disritmia
c. Berpartisipasi dalam
contoh wajah mengkerut, menangis, perubahan TD.
aktivitas yang menurunkan i. Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi
kerja miokardia
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan adalah penerapan tindakan-tindakan perawatan yang telah
direncanakan. Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah melakukan
tindakan-tindakan keperawatan yang telah direncanakan dan dilanjutkan dengan
pendokumentasian semua tindakan yang telah dilakukan beserta hasil-hasilnya.
Beberapa petunjuk pada pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi.
b. Keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal, dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat.
c. Keamanan fisik dan psikologis dilindungi.
d. Dokumentasi intervensi dan respons klien. Setelah pelaksanaan selesai,
dilakukan dokumentasi intervensi secara tertulis pada catatan keperawatan dan
proses keperawatan
EVALUASI

•Evaluasi asuhan keperawatan adalah tahap akhir proses keperawatan yang


bertujuan untuk menilai hasil akhir dari keseluruhan tindakan keperawatan yang
telah dilakukan. Tahap evaluasi merupakan indikator keberhasilan dalam
penggunaan proses keperawatan.
•Evaluasi terdiri dari dua bagian yaitu :
1.Tinjauan laporan klien harus mencakup riwayat perawatan, kartu catatan, hasil
tes dan semua laporan observasi.
2.Pengkajian kembali terhadap klien berdasarkan pada tujuan kriteria yang diukur
dan mencakup reaksi klien terhadap lingkungan yang dilakukan. Reaksi klien
secara fisiologis dapat diukur dengan kriteria seperti mengukur tekanan darah,
suhu dan lain –  lain.
REFERENSI

Emergency Cardiovascular Care Program, Advanced Cardiac Life Support, 1997-1999, American Heart
Association.
Noer Sjaifoellah,  M.H. Dr. M.H. Dr. Prof, Buku Ajar Prof, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Edisi ketiga,
1996, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Smeltzer Bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & Studdarth, edisi, EGC, Jakarta. Ganong
F. William, 2003, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, EGC, Jakarta.
Hudak, C.M, Gallo B.M. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC.1997
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai