2. Disritmia Atrium
a. Kontraksi Prematur Atrium
b. Takikardi atrium paroksisma
c. Fluter atrium
d. Fibrilasi atrium
3. Disritmia ventrikel
a. Kontraksi premature ventrikel
b. Bigemini ventrikel
c. Takikardi ventrikel
d. Fibrilasi ventrikel
PATOFISIOLOGI
Supraventrikuler takikardi (SVT) terjadinya karena adanya factor re-entri
impuls pada SA node atrium. Tekanan carotid dan maneuver valsava dapat
memperlambat denyut jantung. SVT dapat diketahui dengan perubahan
gelombang P:
50 % terjadi gelombang P menghilang dan terbenam dalam QRS atau
retrograde gelombang.
10-30% terjadi anterograde atau polimorf gelombang P ,re-entri pada AV- node.
5-10 % terdapat re-entri SA node yaitu intra arterial re-entri yang ditandai
dengan gelombang P arterograde.
Sisanya adalah intra arterial re-entri ditandai dengan bifasik gelombang P.
TANDA DAN GEJALA
Manifestasi klinis yang timbul secara umum pada gangguan irama jantung
sebagi berikut.
1. Perubahan TD (hioertensi atau hipotensi), nadi mungkin tidak teratur, defist
nadi, bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, kulit
pucat, sianosis, berkeringat, edema : keluarnya urine menurun bila curah
jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung letargi,
perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat anti
angina, gelisah.
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan,
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolotik pulmonal;
hemoptisis.
a. Terapi medis
• Evaluasi terhadap efektvitas obat dapat dikerjakan
melalui pemeriksaan EKG (pemeriksaan listrik jantung).
1). Antiaritmia kelas 1 : Sodium Channel Blocker
- Kelas 1 A
Quiniddin : adalah obat yang digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau
flukter.
Procainamide: untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan
aritmia yang menyertai anestesi
Dyspiramide : Untuk SVT akut dan berulang.
- Kelas 1 B
Lignocain : untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,
ventrikel takikardia.
Mexiletine : untuk aritmia ventrikel dan VT.
- Kelas 1 C
Flecainide: untuk ventrikel ektopik dan takikardi.
2). Antiaritmia kelas 2 (Beta adrenergic Blokade)
Atenol, metroprolol, propanolol : indikasi aritmia jantung, angina
pectoris dan hipertensi.
1. Pengkajian
a} Aktivitas/Istirahat
– Gejala : kelemahan,kelelahan umum dank arena kerja
– Tanda : perubahan frekuensi jantung/TD dengan
aktifitas/olahraga
b. ) Sirkulasi
– gejala : riwayat IM sebelumnya/akut 90%-95% mengalami
distrimi, kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,hipertensi
– tanda :
f} Nyeri/Ketidaknyamanan
gejala :
Nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau tidak bias hilang
oleh obat anti angina
tanda :
Perilaku distraksi, contoh gelisah
g} Pernafasan
gejala :
Penyakit paru kronik
Riwayat atau penggunaan tembakau berulang
Napas pendek
Batuk (dengan/tanpa produksi sputum)
Tanda :
Perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan selama episode
disritmia.
Bunyi nafas : bunyi tambah (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan, seperti pada gagal jantung
kiri (edema paru) atau fenomena trombonembolitik pulmonal.
h} Keamanan
Tanda :
Demam
Kemerahan kulit (reaksi obat)
Inflamasi, eritema, edema (thrombosis superficial)
Kehilangan tonus otot/kekuatan
i} Penyuluhan
Gejala :
Factor resiko keluarga contoh, penyakit jantung, stroke
Penggunaan/tak menggunakan obat yang diresepkan, contoh
obat jantung (digitalisi), anti koagulan (Coumadin) atau obat lain
yang dijual bebas, contoh sirup batuk dan analgesik berisi ASA
Adanya kegagalan untuk memperbaiki, contoh distrimia
berulang/tak dapat sembuh yang mengancam hidup
j} Pertimbangan
DRG menunjukkan rerata lama di rawat : 3,2 hari.
k} Rencana Pemulangan
Perubahan penggunaan obat
Diagnosa keperawatan
1. Resiko penurunan curah jantung dibuktikan dengan
perubahan irama jantung.
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ditandai dengan :
DS:
- mengelu lelah
- dyspnea saat beraktivitas
DO:
- frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat.
3. Hypervolemia b/d kelebihan asupan natrium ditandai dengan :
DS :
- Dyspnea
DO :
- berat badan meningkat dalam waktu singkat
- distensi vena jugularis