POKOK BAHASAN
1. Pengkajian.
3. Tindakan keperawatan.
4. Evaluasi. 5. Dokumentasi.
Hipotalamus dan kelenjar pituitary terikat berdekatan secara anatomi dan secara
fungsional.
Hipotalamus : - Adalah area kecil pada otak dibawah ventrikel -3. - Hipotalamus
memanjang kebawah menuju batang pituitary. - Hipotalamus adalah area sentralis
kecil dari sel-sel syaraf yang dihubungkan sistem syaraf otonom dengan kelenjar
pituitary. - Hipotalamus merupakan pusat yang penting untuk mengintegrasikan
fungsi-fungsi dasar untuk individual.
Lanjutan.. Hipotalamus pada otak berespon terhadap suhu dari darah yang
mengalir. Mengandung 2 pusat pengaturan suhu : 1. Berespon terhadap
peningkatan suhu vasodilatasi panas menguap 2. Berespon terhadap penurunan
suhu vasokonstriksi.. Hipotalamus menerima stimulus dari talamus dan melewati
sistem syaraf otonom memodifikasi : Aktifitas pulmoner Sekresi keringat Aktifitas
kelenjar/otot.
Pengendalian suhu oleh evaporasi air dari kulit ada 2 cara : a. Respirasi insensible :
Lebih kurang 240 cc air berdifusi melalui kulit selama 24 jam. Disebut insensibel
karena kehilangan ini tidak dapat dirasakan dan tidak dapat terlihat. Proses difusi
ini berlangsung terus dan tidak terpengaruh banyak oleh lingkungan. Lebih dari
140 kalori panas hilang dengan cara ini dalam 24 jam. b. Keringat : Mengandung
Na Cl, urea dan asam laktat dalam cairan yang terlarut. Cairan disekresi dari
kelenjar keringat dan menyebar ke seluruh kulit. Keringat disekresi sebagai akibat
dari dilatasi pembuluh kulit dibawah pengaruh syaraf, hipotalamus, cortek cerebral
dan bagian-bagian lain di SSP.
Temperatur tubuh di berbagai keadaan (E.F.Dubois, 1948) : Suhu >44 Suhu 42-44
Suhu 40-42 Suhu 38-40 Suhu 36-38 Suhu 30-36 Suhu < 28 Batas atas bertahan
hidup Pengaruh temperatur mengalami gangguan serius. Lesi pada otak Terapi
demam segera Pengaruh temperatur pada demam Demam/kerja fisik Keadaan
sehat Batas normal Ada gangguan temperatur Pengaruh tem. Hilang Batas bertahan
hidup
- Seksualitas : Gejala : pruritis perianal. Baru saja aborsi. Tanda : maserasi vulva,
skret vagina. - Penyuluhan : Gejala : - Masalah kes. Kronis/melemah - Menjalani
post operasi - Penggunaan antibiotika Rencana Pemulangan : Bila dengan
perawatan di rumah, perawatan diri dll.
4. Resiko tinggi Pertukaran Gas b/d : - Perubahan suplai O2 efek endotoksin pada
pusat pernafasan di medula menyebabkan menyebabkan hipo/hiperventilasi -
Perubahan aliran darah (perubahan tahnan vaskuler) - Perubahan membran kapiler
(peningkatan permeabilitas kapiler) - Terganggunya pengiriman O2 di dalam
jaringan (endotoxin menyebabkan kerusakan di dalam sel/kapiler. 5. Kurang
pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d : -
Kesalahan interpretasi informasi - Keterbatasan kognitif Adanya pertanyaan-
pertanyaan, tidak taat mengikuti instruksi.
- Pantau suhu lingkungan sesuai indikasi - Berikan kompres mandi hangat, hindari
penggunaan alkohol. - Kolaborasi memberikan anti piretik, mis ;aspirin, dll. -Suhu
ruangan dirubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal. - Dapat
membantu mengurangi demam. Penggunaan air es/alkohol mungkin menyebabkan
kedinginan, peningkatan suhu secara aktual. Alkohol dapat mengeringkan kulit -
Untuk mengurangi demam aksi sentral hipotalamus membatasi pertumbuhan
microorganisme
INTERVENSI -Pantau tekanan darah dan denyut jantung, ukur CVP -Palpasi
denyut perifer - Kaji membran mukosa kering turgor kulit yang kurang baik, rasa
haus. RASIONAL -Pengurangan dalam sirkulasi volume cairan dapat mengurangi
tekanan darah/cvp -Denyut lemah, mudah hilang dapat menyebabkan hipovolemia.
-Hipovolemia memperkuat tanda-tanda dehidrasi
INTERVENSI -Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan. - Tinjau faktor
resiko individual dan bentuk penularan tempat masukknya infeksi -Berikan
informasi mengenai terapi obat-obatan, interaksi, efek samping dan pentingnya
ketaatan pada program RASIONAL -Memberikan pengetahuan dasar dimana
pasien dapat membuat pilihan. -Terapi glukokortikoid disfungsi ginjal/hati,
penyakit neoplastik, jantung rematik, DM dapat mencetuskan septisemia. Berikan
informasi tindakan protektif. - Meningkatkan pemahaman dan kerja sama dalam
penyembuhan dan mengurangi resiko kambuhnya/ komplikasi.