Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

BLIGHTED OVUM

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penugasan Stase Keperawatan


Maternitas

Disusun oleh :

Nadia Dwi Ningtiyas, S.Kep

4012230012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA PUTERA BANJAR
2022/2023
A. Definisi
Blighted ovum disebut juga kehamilan anembrionik merupakan
suatu keadaan kehamilan patologi dimana janin tidak terbentuk. Dalam
kasus ini kantong kehamilan tetap terbentuk. Selain janin tidak terbentuk
kantong kuning telur juga tidak terbentuk. Kehamilan ini akan terus dapat
berkembang meskipun tanpa ada janin di dalamnya (Hanifa, 2011).
Blighted ovum ini biasanya pada usia kehamilan 14-16 minggu
akan terjadi abortus spontan (Sarwono, 2009). Blighted ovum merupakan
kehamilan dimana kantung gestasi memiliki diameter katung lebih dari 20
mm akan tetapi tanpa embrio. Tidak dijumpai pula adanya denyut jantung
janin. Blighted ovum cenderung mengarah pada keguguran yang tidak
terdeteksi (Manuaba, 2010).
Blighted ovum adalah kehamilan di mana sel berkembang
membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak ada embrio di dalamnya.
Telur dibuahi dan menempel ke dinding uterin, tetapi embrio tidak
berkembang. Dalam pemeriksaan urin diperoleh hasil positif hamil. Hasil
pembuahan akan terjadi keguguran saat trimester pertama kehamilan
(Hummel, 2014).
Dapat disimpulkan Blighted Ovum (BO) merupakan kehamilan
tanpa embrio. Dalam kehamilan ini kantung ketuban dan plasenta tetap
terbentuk dan berkembang, akan tetapi tidak ada perkembangan janin di
dalamnya (kosong). Kehamilan ini akan berkembang seperti kehamilan
biasa seperti uterus akan membesar meskipun tanpa ada janin di dalamnya.
B. Etiologi
Blighted ovum terjadi saat awal kehamilan. Penyebab dari blighted
ovum saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga karena beberapa
faktor. Faktor-faktor blighted ovum (Dwi, 2013) :
a. Adanya kelainan kromosom dalam pertumbuhan sel sperma dan sel
telur.
b. Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella, infeksi
TORCH, kelainan imunologi, dan diabetes melitus yang tidak
terkontrol.
c. Faktor usia dan paritas. Semakin tua usia istri atau suami dan
semakin banyak jumlah anak yang dimiliki juga dapat memperbesar
peluang terjadinya kehamilan kosong.
d. Kelainan genetik.
e. Kebiasaan merokok dan alkohol.
C. Tanda dan Gejala Klinis
Menurut (Sanders, 2007) beberapa tanda dan gejala blighted ovum
meliputi :
1. Pada awalnya pemeriksaan awal tes kehamilan menunjukkan
hasil positif. Wanita merasakan gejala-gejala hamil, dalam seperti
mudah lelah, merasa ada yang lain pada payudara atau mual-
mual.
2. Hasil pemeriksaan USG saat usia kehamilan lebih dari 8 minggu
rahim masih kosong.
3. Meskipun tidak ada perkembangan embrio, tetapi kadar HCG
akan terus diproduksi oleh trofoblas di kantong.
4. Kemungkinan memiliki kram perut ringan, dan atau perdarahan
bercak ringan.
5. Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali.
Gejala dan tanda-tanda mungkin termasuk :
a. Periode menstruasi terlambat
b. Kram perut
c. Minor vagina atau bercak perdarahan
d. Tes kehamilan positif pada saat gejala
e. Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana
muncul keluhan perdarahan
f. Hampir sama dengan kehamilan normal
g. Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-
merahan, kram perut,bertambahnya ukuran rahim yang
lambat).
h. Tidak sengaja ditemukan dengan USG
D. Clinical Pathway
Etiologi (Faktor resiko) Tanda dan gejala
1. Kelainan kromosom dalam pertumbuhan sel 1. Pada awalnya pemeriksaan dan tes kehamilan menunjukkan hasil
sperma dan sel telur positif
2. Infeksi rubella, infeksi TORCH, kelamin imunologi, 2. Selanjutnya, pertumbuhan plasenta akan berhenti, kadar hormon
dan diabetes melitus yang tidak terkontrol HCG menurun dan akhirnya gejala kehamilan menghilang
3. Faktor usia dan paritas 3. Hasil pemeriksaan USG saat usia kehamilan lebih dari 8 mingggu
4. Kelainan genetik rahim masih kosong
5. Kebiasaan merokok dan alkohol 4. Biasanya terjadi setelah usia kehamilan 3 bulan
5. Rasa tidak nyaman di perut
6. Keluar bercak perdarahan dari vagina

Pemeriksaan Penunjang USG

Penatalaksanaan diterminasi dengan dialits


Diagnosa Blighted Ovum
dilanjutkan dengan kuretase

Pre kuretase Kurang Intra kuretase Post kuretase


pengetahuan
Terjadi
Rasa tidak nyaman
Peluruhan Kram pada Diberikan efek luka
Ansietas/cemas di perut
endometrium perut anestesi serviks

Pasien mengalami perubahan


Rasa nyeri pada Kelemahan pada spinal Nyeri akut
Terjadi Darah status kesehatan
abdomen ekstremitas bawah
luka keluar
serviks pervaginam Luka pada
Nyeri akut Resiko cedera serviks
Pasien cemas akan
Ansietas
Resiko infeksi kondisinya saat ini
Resiko
perdarahan Resiko perdarahan Resiko Infeksi
E. Data Fokus Pengkajian
a. Pengkajian
1. Identitas & Umur
Apakah pasien berusia <20 tahun atau >35 tahun.
2. Riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah klien pernah atau tidak pernah menderita penyakit
menular (seperti TBC, kusta), penyakit menurun (DM, HT,
asma, dll) serta serta penyakit infeksi seperti TORCH. Infeksi
dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut
menyebabkan terjadinya blighted ovum.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Bagaimana keadaan kesehatan klien saat ini, apakah klien
sedang menderita menular (seperti TBC, kusta), penyakit
menurun (jantung, Diabetes, hipertensi, asma, dll) serta
penyakit infeksi seperti TORCH.
3) Riwayat Kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarganya/keluarga, atau suaminya ada atau
tidak yang mempunyai penyakit menurun (seperti DM, HT,
asma, dll), penyakit menular (TBC, Kusta) serta ada atau tidak
yang mempunyai keturunan kembar, bila ada siapa. Perlu dikaji
untuk mengetahui penyakit yang diderita keluarga yang dapat
menurun atau menular pada ibu sehingga mempengaruhi masa
kehamilan.
3. Pemeriksaan fisik: Head to Toe
1) Keadaan umum
2) Kepala dan Wajah
Meliputi keadaan rambut, apakah ada edema pada wajah ,
warna pada sklera mata,warna konjungtiva.
3) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh
limfe, dan pembesaran vena jugularis.
4) Payudara
Mengamati bentuk, ukuran, dan kesimetrisannya, puting susu
menonjol atau masuk ke dalam. Adanya kolostrum atau cairan
lainnya, misalnnya ulkus, retraksi akibat adanya lesi, masa
atau pembesaran pembuluh limfe.
5) Abdomen
Terdapat linea nigra, striae uvidae/albican,dan terdapat
pembesaran abdomene.
6) Genetalia
Apakah terdapat varices pada vulva dan vagina, oedema,
condilomatalata, condylomaacuminata, pembesaran kelenjar
skene dan bartholini, keputihan dan untuk mengetahui adanya
kelainan alat reproduksi
7) Pemeriksaan genikologi
Ada tidaknya tanda akut abdomen jika memungkinkan, cari
sumber perdarahan, apakan dari dinding vagina atau dari
jaringan servik.
8) Pemeriksaan vaginal touche: bimanual tentukan besat dan
letak uterus, tantukan juga apakah satu jari pemeriksa dapat
dimasukkan kedalam ostium dengan mudah atau tidak.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa
blighted ovum adalah dengan Tes Kehamilan dan USG
(Ultrasonografi) menunjukkan kantung kehamilan kosong
(Hummel, 2005).
Diagnosis pasti bisa dilakukan saat kehamilan memasuki
usia 6 – 7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan
sudah lebih besar dari 16 mm sehingga bisa terlihat lebih jlas. Dari
situ juga akan tampak adanya kantung kehamilan dan tidak berisi
janin. Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila
pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30 mm tidak
dijumpai struktur mudigah dan kantong telur.
F. Etiologi dan Masalah Keperawatan
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. Data Subjektif : Diagnosa Blighted Ovum Nyeri Akut
- Klien mengeluh
nyeri Penatalaksanaan
Data Objektif : diterminasi dengan dialits
- Tampak meringis dilanjutkan dengan
- Tampak gelisah kuretase
- Frekuensi nadi
meningkat Post Kuretase
- Sulit tidur
Rasa tidak nyaman di
- Nafsu makan bagian perut
berubah
- Proses berfikir Terjadi luka pada serviks
terganggu
Nyeri akut
- Berfokus pada diri
sendiri
2. Data Subjektif : - Diagnosa Blighted Ovum Resiko perdarahan
Data Objektif :
Penatalaksanaan
- Terdapat trauma
diterminasi dengan dialits
pada serviks karena
dilanjutkan dengan
tindakan kuretase
kuretase

Post Kuretase

Rasa tidak nyaman di


bagian perut

Pasien mengalami
perubahan status
kesehatan

Luka pada serviks


Resiko perdarahan

3. Data Subjektif : Diagnosa Blighted Ovum Resiko Infeksi


- Klien mengatakan
Penatalaksanaan
nyeri pada genetalia
diterminasi dengan dialits
Data Objektif :
dilanjutkan dengan
- Suhu tubuh
kuretase
meningkat
- Demam
Post Kuretase
- Menggigil
- Terdapat trauma Rasa tidak nyaman di
pada serviks karena bagian perut
tindakan kuretase
Pasien mengalami
perubahan status
kesehatan

Luka pada serviks

Resiko perdarahan

4. Data Subjektif : Diagnosa Blighted Ovum Ansietas


- Klien merasa
Penatalaksanaan
bingung
diterminasi dengan dialits
- Klien merasa
dilanjutkan dengan
khawatir dengan
kuretase
akibat dari kondisi
yang dihadapi
Post Kuretase
- Klien sulit
berkonsentrasi Rasa tidak nyaman di
Data Objektif : bagian perut
- Tampak gelisah
Pasien mengalami
- Tampak tegang perubahan status
- Sulit tidur kesehatan
- Frekuensi napas
Pasien cemas akan
meningkat kondisinya saat ini
- Frekuensi nadi
meningkat Ansietas
- Tekanan darah
meningkat
- Tremor
- Kontak mata buruk
- Berorientasi pada
masa lalu

G. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. diagnosis
keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosis negatif dan
diagnosis positif. Diagnosis negatif menunjukkan bahwa pasien dalam
kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakan diagnosis
ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bersifat
penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri atas
Diagnosis Aktual dan Diagnosis Resiko. Sedangkan diagnosis positif
menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai
kondisi yang lebih sehat dan optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan
Diagnosis Promosi Kesehatan (ICNP, 2015)
Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar data pasien.
Kemungkinan diagnosa keperawatan dari Blighted Ovum adalah sebagai
berikut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) :
a. Nyeri Akut (D.0077)
b. Resiko Perdarahan (D.0012)
c. Resiko Infeksi (D.0142)
d. Ansietas (D.0080)
H. Nursing Care Plan
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, pasien,
keluarga, dan orang terdekat pasien untuk merumuskan rencana tindakan
keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami pasien. Tahap
perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai
alat komunikasi antar sesama perawat dan tim kesehatan lainnya,
meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan bagi pasien, serta
mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang
ingin dicapai. Unsur terpenting dalam tahap perencanaan ini adalah
membuat orioritas urutan diagnoa keperawatan, merumuskan tujuan,
merumuskan kriteria evaluasi, dan merumuskan intervensi keperawatan
(Asmadi, 2008).

Diagnosa Luaran dan Kriteria Hasil


No Kode Diagnosa Kode Luaran dan Intervensi
Kriteria Hasil
1. D.0077 Nyeri Akut L.0806 Setelah Manajemen Nyeri
4 dilakukan (I.08238)
tindakan
a. Observasi
keperawatan
selama 3x24 1. Identifikasi lokasi,
jam maka karakteristik, durasi,
status
frekuensi, intensitas
kenyamanan
meningkat nyeri.
dengan kriteria 2. Identifikasi skala
hasil :
nyeri.
1. Keluhan
tidak nyaman 3. Identifikasi faktor
menurun yang memperberat dan
2. Gelisah memperingan nyeri.
menurun
3. Keluhan 4. Identifikasi
sulit tidur pengetahuan dan
menurun keyakinan tentang nyeri
5. Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan.
b. Terapeutik
6. Berikan tehnik
norfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
7. Fasilitasi istirahat
dan tidur
c. Edukasi
8. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri.
9. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
10. Anjurkan
memonitor nyeri secara
mandiri.
11. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengutangi nyeri.
d. Kolaborasi
12. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
2. D.0012 Resiko L.0201 Setelah Pencegahan
Perdarahan 7 dilakukan Perdarahan (I.02067)
tindakan a. Observasi
keperawatan
1. Monitor tanda dan
selama 3x24
jam maka gejala perdarahan
tingkat 2. Monitor nilai
perdarahan hematokrit/hemoglobin
menurun sebelum dan setelah
dengan kriteria kehilangan darah
hasil : 3. Monitor tanda-tanda
1. Kognitif
vital ortostatik
meningkat
2. Hemoglobin 4. Monitor koagulasi
membaik (mis: prothrombin time
3. Hematokrit (PT), partial
membaik thromboplastin time
(PTT), fibrinogen,
degradasi fibrin
dan/atau platelet)
Terapeutik
5. Pertahankan bed rest
selama perdarahan
6. Batasi tindakan
invasive, jika perlu
7. Gunakan kasur
pencegah decubitus
8. Hindari pengukuran
suhu rektal
c. Edukasi
9. Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
10. Anjurkan
menggunakan kaus kaki
saat ambulasi
11. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan untuk
menghindari konstipasi
12. Anjurkan
menghindari aspirin
atau antikoagulan
13. Anjurkan
meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
14. Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan
d. Kolaborasi
15. Kolaborasi
pemberian obat
pengontrol perdarahan,
jika perlu
16. Kolaborasi
pemberian produk
darah, jika perlu
17. Kolaborasi
pemberian pelunak
tinja, jika perlu

3. D.0142 Resiko Pencegahan Infeksi


Infeksi Setelah (I.14539)
dilakukan a. Observasi
intervensi 1. Monitor tanda dan
keperawatan gejala infeksi lokal dan
selama 3 x 24 sistemik
jam, maka b. Terapeutik
tingkat infeksi 2. Batasi jumlah
menurun, pengunjung
dengan kriteria 3. Berikan perawatan
hasil: kulit pada area edema
1. Demam 4. Cuci tangan sebelum
menurun dan sesudah kontak
2. Kemerahan dengan pasien dan
menurun lingkungan pasien
3. Nyeri 5. Pertahankan teknik
menurun aseptic pada pasien
4. Bengkak berisiko tinggi
menurun c. Edukasi
5. Kadar sel 6. Jelaskan tanda dan
darah putih gejala infeksi
membaik 7. Ajarkan cara
mencuci tangan dengan
benar
8. Ajarkan etika batuk
9. Ajarkan cara
memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
10. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
11. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
d. Kolaborasi
12. Kolaborasi
pemberian imunisasi,
jika perlu
4. D.0088 Ansietas L.0302 Setelah Reduksi Ansietas
9
dilakukan ( I.09314)
tindakan a. Observasi
keperawatan 1. Identifikasi saat
selama 3x8 tingkat ansietas berubah
jam maka (mis. kondisi, waktu,
diharapkan stresor)
tingkat 2. Identifikasi
ansietas kemampuan mengambil
menurun keputusan.
dengan kriteria 3. Monitor tanda-tanda
hasil : ansietas (verbal dan
1. Verbalisasi nonverbal).
kebingungan b.Terapeutik
menurun. 4. Ciptakan suasana
2. Verbalisasi terapeutik untuk
khawatir menumbuhkan
akibat kondisi kepercayaan.
yang dihadapi 5. Temani pasien untuk
menurun. mengurangi kecemasan,
3. Perilaku jika memungkinkan.
gelisah 6. Pahami situasi yang
menurun. membuat ansietas
4. Perilaku 7. Dengarkan dengan
tegang penuh perhatian
menurun. 8. Gunakan pendekatan
5. TTV yang tenang dan
meningkat
meyakinkan
9. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
10. Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu
kecemasan
11. Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa yang
akan datang
c. Edukasi
12. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami.
13. Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis.
14. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu.
15. Anjurkan
melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan.
16. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi.
17. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan.
18. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat.
19. Latih teknik
relaksasi.
d. Kolaborasi
20. Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika perlu.

DAFTAR PUSTAKA
Febriyani, Tika. 2021. Laporan Pendahuluan Bilghted Ovum.
Dari : https://id.scribd.com/document/518764097/LP-BLIGHTED-
OVUM
Noorbaiti. 2019. Laporan Pendahuluan Blighted Ovum Di Ruang
Mawar RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Dari
:https://www.academia.edu/38517302/LAPORAN_PENDAHULUAN
_BLIGHTED_OVUM_docx
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai