Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST KURETASE


DENGAN INDIKASI BLIGHTED OVUM

1. Diagnosa Medis
Blighted Ovum

2. Konsep Dasar Blighted Ovum


A. Pengertian Blighted Ovum
Blighted ovum atau disebut juga kehamilan anembrionik merupakan suatu
keadaan kehamilan patologi dimana janin tidak terbentuk. Dalam kasus ini
kantong kehamilan tetap terbentuk. Selain janin tidak terbentuk kantong kuning
telur juga tidak terbentuk. Kehamilan ini akan terus dapat berkembang meskipun
tanpa ada janin di dalamnya. Blighted ovum ini biasanya pada usia kehamilan 14-
16 minggu akan terjadi abortus spontan (Sarwono, 2009). Blighted ovum
merupakan kehamilan dimana kantung gestasi memiliki diameter katung lebih
dari 20 mm akan tetapi tanpa embrio. Tidak dijumpai pula adanya denyut jantung
janin. Blighted ovum cenderung mengarah pada keguguran yang tidak terdeteksi
(Manuaba, 2010).
Blighted ovum adalah kehamilan di mana sel berkembang membentuk
kantung kehamilan, tetapi tidak ada embrio di dalamnya. Telur dibuahi dan
menempel ke dinding uterin, tetapi embrio tidak berkembang. Dalam pemeriksaan
urin diperoleh hasil positif hamil. Hasil pembuahan akan terjadi keguguran saat
trimester pertama kehamilan (Hummel, 2005).
Dapat disimpulkan Blighted Ovum (BO) merupakan kehamilan tanpa embrio.
Dalam kehamilan ini kantung ketuban dan plasenta tetap terbentuk dan
berkembang, akan tetapi tidak ada perkembangan janin di dalamnya (kosong).
Kehamilan ini akan berkembang seperti kehamilan biasa seperti uterus akan
membesar meskipun tanpa ada janin di dalamnya.
B. Etiologi Blighted Ovum
Blighted ovum terjadi saat awal kehamilan. Penyebab dari blighted ovum saat
ini belum diketahui secara pasti, namun diduga karena beberapa faktor. Faktor-
faktor blighted ovum menurut Dwi (2013) adalah sebagai berikut :
a) Adanya kelainan kromosom dalam pertumbuhan sel sperma dan sel telur.
b) Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella, infeksi TORCH,
kelainan imunologi, dan diabetes melitus yang tidak terkontrol.
c) Faktor usia dan paritas. Semakin tua usia istri atau suami dan semakin banyak
jumlah anak yang dimiliki juga dapat memperbesar peluang terjadinya
kehamilan kosong.
d) Kelainan genetik
e) Kebiasaan merokok dan alkohol.

C. Patofisiologi Blighted Ovum


Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu
sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas telur/ sperma
yang buruk atau terdapat infeksi torch), maka unsur janin tidak berkembang sama
sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang
berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak
sebagai pemberitahuan bahawa sudah terdapat hasil konsepsi didalam rahim.
Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-
gejala kehamilan seperti mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil
pada umumnya. Hal ini disebabkan Plasenta menghasilkan hormone HCG
(human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal
pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah
terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan
munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan
menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack
maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG yang sering
disebut juga sebagai hormon kehamilan.
D. Tanda dan Gejala Blighted Ovum
Menurut Sanders (2007), beberapa tanda dan gejala blighted ovum meliputi:
a) Pada awalnya pemeriksaan awal tes kehamilan menunjukkan hasil positif.
Wanita merasakan gejala-gejala hamil, dalam seperti mudah lelah, merasa
ada yang lain pada payudara atau mual-mual.
b) Hasil pemeriksaan USG saat usia kehamilan lebih dari 8 minggu rahim
masih kosong.
c) Meskipun tidak ada perkembangan embrio, tetapi kadar HCG akan terus
diproduksi oleh trofoblas di kantong.
d) Kemungkinan memiliki kram perut ringan, dan atau perdarahan bercak
ringan.
Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan
tanda-tanda mungkin termasuk :
a) Periode menstruasi terlambat
b) Kram perut
c) Minor vagina atau bercak perdarahan
d) Tes kehamilan positif pada saat gejala
e) Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan
perdarahan
f) Hampir sama dengan kehamilan normal
g) Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, kram
perut, bertambahnya ukuran rahim yang lambat)
h) Tidak sengaja ditemukan dengan USG

E. Penanganan Blighted Ovum


1) Perdarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 mL selama
24 jam pertama setelah kelahiran bayi)
2) Infeksi
a. Endometritis (radang edometrium)
b. Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
c. Perimetritis (rad ang peritoneum disekitar uterus)
d. Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjadi
keras dan berbenjol-benjol)
e. Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan
bisa terjadi abses)
f. Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan
dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
g. Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik
38,3 °C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada
tepi, pus atau nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab,
lukanya meluas)
3) Gangguan psikologis
a. Depresi post partum
b. Post partum Blues
c. Post partum Psikosa
4) Gangguan involusi uterus

F. Penatalaksanaan
1) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan
kiri
3) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
4) Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5) Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
G. Pathways Blighted Ovum

Etiologi (faktor risiko) Tanda dan gejala


1. Kelainan kromosom dalam pertumbuhan sel sperma 1. Pada awalnya pemeriksaan
dan sel telur awal tes kehamilan
2. Infeksi rubella, infeksi TORCH, kelainan menunjukkan hasil positif
imunologi, dan diabetes mellitus yang tidak 2. Selanjutnya pertumbuhan
terkontrol plasenta akan berhenti, kadar
3. Faktor usia dan paritas hormon HCG menurun dan
4. Kelainan genetik akhirnya gejala kehamilan
5. Kebiasaan merokok dan alkohol menghilang
3. Hasil pemeriksaan USG saat
usia kehamilan lebih dari 8
minggu rahim masih kosong
4. Biasanya terjadi setelah usia
Pemeriksaan Penunjang :
kehamilan 3 bulan
USG 5. Rasa tidak nyaman di perut
6. Keluar bercak perdarahan
Krisis situasi dan dari vagina
Diagnosa blighted ovum
maturasi

Penatalaksanaan
Ansietas
determinasi dengan
dilatasi dilanjutkan
dengan kuretase

Komplikasi post kuretase Perforasi uterus

Robekan serviks
Rasa nyeri Risiko
pada abdomen kerusakan
integritas
Nyeri akut jaringan
Terjadi luka pada serviks Darah keluar per vaginam

Risiko syok Risiko perdarahan


Risiko infeksi

Kurang informasi mengenai kondisi tubuh

Defisien pengetahuan
3. Konsep Dasar Kehamilan
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses perpaduan antara sel sperma dan ovum
sehingga terjadi proses konsepsi sampai kelahiran janin. Masa kehamilan normal
adalah 280 atau 40 minggu dihitung dari haid pertama dan haid terakhir (HPHT)
(Manuaba, 2012).

B. Tanda-tanda kehamilan
Menurut Siswosudarmo (2009), secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat
dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu:
1) Tanda kehamilan yang tidak pasti (probable signs)
a) Amenorea, yaitu wanita yang terlambat mengalami haid dalam masa wanita
tersebut masih mampu hamil
b) Mual dan Muntah (morning sickness), sering muncul pada pagi hari dan
diperberat oleh makanan yang memiliki bau yang menyengat atau menusuk
c) Mastodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara yang disebabkan
payudara membesar, vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus
berproliferasi karena pengaruh progesterone dan estrogen
d) Quickening, yaitu persepsi gerakan janin pertama yang bisanya disadari
oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu
e) Keluhan kencing (BAK), frekuensi kencing bertambah dan sering kencing
malam disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh
uterus ke kranial
f) Konstipasi, terjadi karena reflek relaksasi progesterone atau dapat juga
karena perubahan pola makan
g) Perubahan berat badan, yang terjadi pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi
penurunan berat badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah
h) Perubahan temperature, kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu
biasanya merupakan tanda-tanda terjadinya kehamilan
i) Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresi
kolostrum bisanya setelah kehamilan enam minggu
j) Pembesaran perut, menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena pada saat ini
uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut
k) Kontraksi uterus, tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh
perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit
l) Balotemen, yaitu tanda adanya benda terapung melayang dalam cairan
2) Tanda pasti kehamilanm yaitu:
a) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop laenec atau
dengan stetoskop ultrasonic (dopller)
b) Palpasi, terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin
c) Rontgenografi, sehingga dapat terlihat gambaran tulang-tulang janin
d) Ultrasonografi (USG)
e) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk
mendeteksi adanya HCG dalam urin

C. Klasifikasi masa kehamilan


Menurut Prawirohardjo (2011), klasifikasi kehamilan dibedakan menjadi 3
yaitu:
1) Trimester pertama, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu)
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu)
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

D. Pemeriksaan Frekuensi Kehamilan


Menurut Depkes RI (2016), periksa kehamilan dilakukan segera ke dokter atau
bidan jika terlambat datang bulan. Periksa kehamilan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan.
1) 1 kali pada usia kendungan sebelum 3 bulan.
2) 1 kali usia kandungan 4-6 bulan.
3) 2 kali pada usia kandungan 7-9 bulan.
Menurut Manuaba (2008) jadwal pemeriksaan kehamilan adalah sebagai
berikut:
1) Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2) Pemeriksaan ulang
a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan
b) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c) Setiap 1 minggu sejak umur hamil 8 bulan sampai terjadi persalinan
3) Pemeriksaan khusus sejak bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

E. 15 T dalam Pemeriksaan Kehamilan


Menurut Depkes RI (2016), pemeriksaan antenatal care yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut.
1) Timbang berat badan (T1)
2) Ukur tekanan darah (T2)
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5) Pemberian imunisasi (T5)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research lab) (T7)
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

F. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan meliputi pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan
khusus obstetri, pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan tambahan (Manuaba, 2008).
1) Pemeriksaan keadaan umum, meliputi kesan umum tentang keadaan gizi
(anemia, ikterus) dan pernapasan (sianosis, dispnea). Apakah terdapat edema,
bagaimana bentuk dan tinggi badan, apakah ada perubahan pigmentasi,
kloasma gravidarum, striae alba, striae lividae, striae nigra, hiperpigmentasi,
dan areola mamma.
2) Pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan ini meliputi inspeksi abdomen
(tinggi fundus uteri, pigmentasi dinding abdomen, dan penampakan gerak
janin), palpasi menurut leopold I-IV, Kneble, Buddin, Ahfeld, kontraksi
Braxton Hicks, dan tanda cairan bebas, perkusi untuk mengetahui meteorisme
dan tanda cairan bebas, auskultasi untuk mengetahui bising usus, gerak janin
dalam rahim, denyut jantung janin, aliran tali pusat, aorta abdominalis, dan
perdarahan retroplasenter.
3) Pemeriksaan dalam, pemeriksaan dilakukan pada kehamian muda atau
kehamilan tua. Pemeriksaan ini untuk mengetahu tanda hegar, tanda
Chadwick, tanda Piskacek pada kehamilan muda yang ditunjukkan dengan
adanya kontraksiBraxton Hicks, terdapat balotemen, dan pembukaan seriks.
Pemeriksaan dalam kehamilan tua dilakukan terhadap:
a) Serviks, yaitu untuk mengetahui pelunakan serviks dan pembukaan serviks
b) Ketuban, yaitu untuk mengetahui bagian apakah yang sudah pecah atau
belum dan apakah ada ketegangan ketuban
c) Bagian terendah janin, yaitu untuk mengetahui bagian apakah yang
terendah dari janin, penurunan bagian terendah, apakah ada kedudukan
rangkap, apakah ada penghalang di bagian bawah yang dapat mengganggu
jalannya persalinan
d) Perabaan forniks, yaitu untuk mengetahui apakah ada bantalan forniks dan
apakah bagian janin masih dapat didorong ke atas
4) Pemeriksaan tambahan, meliputi pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
Pemeriksaan laboratorium khusus meliputi uji biologis kehamilan (uji fungsi
hati, ginjal, dan hormonal). Pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan
penyakit menular seksual juga dilakukan (VDRL-Khan, HIV-AIDS, penyakit
infeksi dengan kemungkinan kelainan konginetal [TORCH dan hepatitis D]),
serta alfa fetoprotein (kelainan konginetal sistem saraf pusat). Pemeriksaan
diagnostik terhadap kehamilan dilakukan dengan ultrasonografi, amnioskopi,
atau sitologi cairan vagia. Ultasonografi pada trimester pertama dilakukan
untuk mengetahui: kepastian kehamilan, kehamilan intra atau ekstrauterin,
kehamilan ganda, kelainan konginetal-blighied ovum, kehamilan mola
hidatidosa, kehamilan dengan komplikasi perdarahan, menentukan usia
kehamilan.
Pemeriksaan ultrasonografi pada trimester kedua dan ketiga dilakukan untuk:
a) Menentukan adanya kelainan kongenital
b) Menentukan posisi pasti kehamilan dan letak plasenta
c) Menentukan usia kehamilan (biparietal, lingkaran perut dan dada, panjang
femur)
d) Mengetahui aktivitas janin dalam rahim (ekstremitas, jantung, pernapasan
janin)
e) Mengetahui keadaan air ketuban (hidramnion-oligohidramion, kekeruhan
air ketuban, penuntun amniosentesis)
f) Mengetahui tentang plasenta (besar-lebar plasenta, perdarahan
retroplasenta)
g) Mengetahui air ketuban janin dalam rahim (menentukan maturitas paru,
kekeruhan air ketuban, uji biologis lainnya, jenis kelamin janin dalam
rahim, dan jumlah air ketuban).
Amnioskopi dengan alat khusus amnioskop dilakukan untuk mengetahui
kekeruhan air ketuban dan mengidentifikasi adanya asfiksia intrauterin dan jumlah
air ketuban. Dan sitologi cairan vagina dilakukan untuk mengetahui adanya
infeksi kandida/trikomonas, infeksi bakteriologis, atau kemungkinan keganasan
serviks.
G. Clinical Pathways Kehamilan

Fertilisasi Konsepsi Morulla

Nidasi

Brastula, trofoblas, desidua


Kesiapan
meningkatkan proses
kehamilan-
Embriogenesis
melahirkan
Ansietas
Organogenesis

Khawatir dengan Sangat antusias


Perubahan pada ibu hamil kehamilan dengan kehamilan

Perubahan fisiologis Perubahan psikologis

Gastrointestinal Integumen Urinaria Reproduksi Hematologi

Esterogen meningkat Progesteron Progesteron Uterus membesar Esterogen dan Peningkatan sirkulasi
meningkat meningkat progesteron darah
Penurunan tonus otot meningkat
Menekan vesika
sistem gastrointestinal HCg Terbentuk urinaria
meningkat striae Peningkatan volume
gravidarum Hipertrofi otot uterus darah
Peningkatan
Peningkatan asam lambung frekuensi BAK
Peristaltik menurun
Mual muntah Gangguan Ganggua Uterus membesar Hemodelusi
citra tubuh n
Disfungsi motilitas eliminasi
gastrointestinal urin
Ketidakseimbangan Perubahan bentuk Anemia relatif
nutrisi: kurang dari dan postur tubuh
kebutuhan tubuh
Konstipasi
Hb dan O2
menurun
Risiko jatuh

Risiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer
4. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1) Identitas atau biodata pasien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor
register, dan diagnosa keperawatan.
2) Keluhan utama
Pada pasien blighted ovum keluhan yang dirasakan adalah nyeri post kuretase
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Untuk mengetahui apakah klien pernah atau tidak pernah menderita
penyakit menular (seperti TBC, kusta), penyakit menurun (DM, HT,
asma, dll) serta serta penyakit infeksi seperti TORCH. Infeksi dari torch,
kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut menyebabkan
terjadinya blighted ovum.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui bagaimana keadaan kesehatan klien saat ini, apakah
klien sedang menderita menular (seperti TBC, kusta), penyakit menurun
(jantung, Diabetes,hipertensi, asma, dll) serta penyakit infeksi seperti
TORCH. Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes
dapat ikut menyebabkan terjadinya blighted ovum.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarganya/ keluarga suaminya ada
atau tidak yang mempunyai penyakit menurun (seperti DM, HT, asma,
dll), penyakit menular (TBC, Kusta) serta ada atau tidak yang mempunyai
keturunan kembar, bila ada siapa. Perlu dikaji untuk mengetahui penyakit
yang diderita keluarga yang dapat menurunatau menular pada ibu
sehingga mempengaruhi masa kehamilan.
d. Riwayat psikososial
Riwayat pasien blighted ovum apakah dapat menerima keadaan dirinya,
terutama pasien setelah dilakukan tindakan kuretase
4) Pemeriksaan fisik
a) Kepala dan Wajah
Meliputi keadaan rambut, apakah ada edema pada wajah , warna pada
sklera mata,warna konjungtiva.
b) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesran pembuluh limfe, dan
pembesaran vena jugularis.
c) Payudara
Mengamati bentuk, ukuran, dan kesimetrisannya, puting susu menonjol
atau masuk ke dalam. Adanya kolostrum atau cairan lainnya, misalnnya
ulkus, retraksi akibat adanya lesi,masa atau pembesaran pembuluh limfe.
d) Abdomen
Terdapat linea nigra, striae uvidae/albican,dan terdapat pembesaran
abdomene.
e) Genetalia
Apakah terdapat varices pada vulva dan vagina, oedema,
condilomatalata, condylomaacuminata, pembesaran kelenjar skene dan
bartholini, keputihan dan untuk mengetahui adanya kelainan alat
reproduksi
5) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada post kuretase tekanan darah turun, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
2. Ansietas berhubungan dengan stresor
3. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi kehamilan
5. Risiko syok berhubungan dengan hipovolemi
C. Intervensi Keperawatan
No. Masalah Keperawatan SLKI SIKI
1. Nyeri akut (00132) Kontrol nyeri (1605) NIC: Manajemen nyeri (1400)
Tingkat nyeri (2102) 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Kepuasan klien: manajemen nyeri (3016) komprehensif (lokasi, karakteristik,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri durasi, dan intensitas nyeri)
akut pada pasien dapat berkurang, dengan kriteria hasil: 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
1 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu nyeri
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi 3. Pastikan analgesik dipantau dengan
nyeri, mencari bantuan) ketat
2 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan 4. Jelaskan pada pasien terkait nyeri
manajemen nyeri yang dirasakan
3 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan Terapi relaksasi (6040)
tanda nyeri) 5. Gambarkan rasional dan manfaat
4 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang relaksasi seperti nafas dalam dan
musik
6. Dorong pasien mengambil posisi
nyaman
Pemberian analgesik (2210)
7. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien
8. Cek adanya riwayat alergi obat
9. Cek perintah pengobatan meliputi
obat, dosis, dan frekuensi obat
analgesik yang diresepkan
2. Ansietas (00146) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Pengurangan kecemasan (5820)
pasien menunjukkan hasil: 1. Berikan informasi faktual terkait
diagnosis, perawatan dan prognosis
Status Pernafasan: Tingkat kecemasan (1211) 2. Tingkatkan rasa aman dan kurangi
Tujuan ketakutan
No. Indikator Awal 3. Berikan objek untuk memberikan rasa
1 2 3 4 5
Tidak dapat aman
1. √ 4. Puji perilaku pasien dengan tepat
beristirahat
5. Lakukan usapan punggung/leher
Berjalan mondar-
2. dengan cara tepat
mandir
6. Instruksikan klien menggunakan
Merenas –remas
3. teknik relaksasi
tangan
7. Bantu klien mengidetifikasi situasi
4 Perasaan gelisah
yang memicu kecemasan
5 Otot tegang
6 Wajah tegang
Terapi relaksasi (6040)
7 Iritabilitas
1. Ciptakan lingkungan yang tenagng
8 Peningkatan TD
dan tanpa distraksi
Peningkatan
9 2. Dorong klien mengambil posisi
frekuensi nadi
nyaman
Peningkatan 3. Tunjukkan dan praktikkan teknik
10
frekuensi pernapasan relaksasi pada pasien
11 Dilatasi pupil 4. Dapatkan perilaku yang menunjukkan
12 Berkeringat dingin relaksasi (bernafas dalam, menguap,
13 Pusing pernafasan perut, bayangan yang
14 Fatigue menenangkan)
15 Gangguan tidur 5. Minta pasien untuk rileks dan
Perubahan pola menikmati sensasi yang terjadi
16
makan 6. Dorong pengulangan teknik praktik
Keterangan: secara berkala
1. Berat 7. Evaluasi dan dokumentasikan respon
2. Cukup berat terhadap terapi relaksasi
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
-
3. Defisien pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Pendidikan Kesehatan (5510)
(00126) pasien menunjukkan hasil: 1. Identifikasi faktor internal atau
eksternal yang dapat meningkatkan
Pengetahuan: perilaku kesehatan (1805) atau mengurangi motivasi untuk
Tujuan berperilaku sehat
No. Indikator Awal
1 2 3 4 5 2. Tentukan pengetahuan kesehatan dan
1805 Manfaat olahraga gaya hidup perilaku saat ini pada
02 teratur individu, keluarga, atau kelompok
1805 strategi mengelola sasaran
03 stres 3. Bantu individu, keluarga, dan
1805 Pola tidur-bangun masyarakat untuk memperjelas
04 normal keyakinan dan nilai-nilai kesehatan
Efek kesehatan yang 4. Rumuskan tujuan dalam program
1805 merugikan dari pendidikan kesehatan
06 penggunaan 5. Tekankan manfaat kesehatan positif
tembakau yang langsung atau manfaat jangka
1805 Efek penggunaan pendek yang bisa diterima oleh
11 kafein perilaku gaya hidup positif daripada
1805 Strategi untuk menekan pada manfaat jangka
12 mengurangi risiko panjang atau efek negatif dari
cedera karena ketidakpatuhan
kecelakaan 6. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
1805 Strategi untuk untuk menolak perilaku yang tidak
13 menghindari paparan sehat atau berisiko daripada
bahaya lingkungan memberikan saran untuk menghindari
1805 Strategi untuk atau merubah perilaku
14 mencegah 7. Libatkan individu, keluarga dan
penyebaran penyakit kelompok dalam perencanaan dan
menular rencana implementasi gaya hidup atau
1805 Layanan modifikasi perilaku kesehatan
18 peningkatan 8. Tekankan pentingnya pola makan
kesehatan yang sehat, tidur, berolahraga, dan
lain-lain bagi individu, keluarga, dan
Keterangan: keluarga
1. Tidak ada pengetahuan 9. Rencanakan tindak lanjut jangka
2. Pengetahuan terbatas panjang untuk memperkuat perilaku
3. Pengetahuan sedang kesehatan atau adaptasi terhadap gaya
4. Pengetahuan banyak hidup
5. Pengetahuan sangat banyak
Pengajaran: Proses Penyakit (5602)
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
Pengetahaun: proses penyakit (1803) terkait proses penyakit yang spesifik
Tujuan 2. Jelaskan patofisiologi penyakit dan
No. Indikator Awal
1 2 3 4 5 bagaiman hubungannya dengan
1803 Karakter spesifik anatomi dan fisiologi sesuai
02 penyakit kebutuhan
1803 Faktor-faktor 3. Jelaskan tanda dan gejala yang umum
03 penyebab dan faktor dari penyakit, sesuai kebutuhan
yang berkontribusi 4. Jelaskan mengenai proses penyakit,
1803 Efek fisiologis sesuai kebutuhan
05 penyakit 5. Identifikasi kemungkinan penyebab,
1803 Tanda dan gejala sesuai kebutuhan
06 penyakit 6. Berikan informasi pada pasien
1803 Proses perjalanan mengenai kondisinya, sesuai
07 penyakit biasanya kebutuhan
1803 Strategi untuk 7. Diskusikan perubahan gaya hidup
08 meminimalkan yang mungkin diperlukan untuk
perkembangan mencegah komplikasi di masa yang
penyakit akan datang dan/atau mengkontrol
1803 Potensial komplikasi proses penyakit
09 penyakit 8. Diskusikan pilihan terapi/penanganan
1803 Manfaat manajemen 9. Instruksikan pasien mengenai
15 penyakit tindakan untuk mencegah,
meminimalkan efek samping
Keterangan: penanganan dari penyakit, sesuai
1. Tidak ada pengetahuan kebutuhan
2. Pengetahuan terbatas 10. Edukasi pasien mengenai tindakan
3. Pengetahuan sedang untuk mengkontrol/meminimalkan
4. Pengetahuan banyak gejala, sesuai kebutuhan
5. Pengetahuan sangat banyak

4. Risiko perdarahan (00206) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Pengurangan Perdarahan (4020)
pasien menunjuk kanhasil: 1. Monitor penentu dari jaringan pelepas
oksigen (misalnya, PaO2, SaO2 dan
Status Sirkulasi (0401) kadar hemoglobin);
2. Monitor kecenderungan dalam
Tujuan
No. Indikator Awal tekanan darah serta parameter
1 2 3 4 5
hemodinamik;
1. Tekanan darah sistol √
3. Monitor status cairan, termasuk
Tekanan darah asupan (intake) dan haluaran (output);
2. √
diastol 4. Monitor tinjauan koagulasi termasuk
3. Tekanan nadi √ waktu prothrombin, waktu
thromboplastin parsial, fibrinogen,
4. PaO2 √ degradasi fibrin/produk split dan
5. PaCO2 √ jumlah trombosit dengan tepat
6. Saturasi oksigen √
7. Capillary refill √
Identifikasi Risiko (6610)
8. Urin output √
1. Kaji ulang riwayat kesehatan masa
Keterangan:
lalu dan dokumentasikan bukti yang
1. Deviasi berat dari kisaran normal menunjukkan adanya penyakit medis,
2. Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal diagnosa medis serta perawatannya;
3. Deviasi sedang dari kisaran normal 2. Kaji ulang data yang didapat dari
4. Deviasi ringan dari kisaran normal pengkajian risiko secara rutin;
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal 3. Identifikasi adanya sumber-sumber
agensi untuk membantu menurunkan
- Tekanan darah sistol normal (90-140 mmHg) (040101) faktor risiko;
- Tekanan darah diastol normal (60-90 mmHg) (040102) 4. Pertahankan pencatatan dan statistik
- Tekanan nadi normal (60-100 kali/menit) (040103)
- PaO2 normal (80-100 mmHg) (040135) yang akurat;
- PaCO2 normal (35-45 mmHg) (040136)
- Saturasi oksigen normal (95-100%) (040137)
- Capillary refill normal (<2 detik) (040151)
- Urin ourput normal (1400-1500 ml/24 jam) (040140)

Koagulasi Darah (0409)


Tujuan
No. Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Waktu protombin √
Waktu parsial
2. √
tromboplastin
3. Hemoglobin √
4. Hitung platelet √
5. Fibrinogen plasma √
Fibrin split product
6. √
(FSP)

Keterangan:
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal

- Waktu protombin normal (10-15 detik) (040912)


- Waktu parsial tromboplastin normal (26-35 detik) (040905)
- Hemoglobin normal (Laki-laki = 14-18 gr/dL, Perempuan =
12-16 gr/dL) (040913)
- Hitung platelet normal (150.000-400.00 mcL) (040908)
- Fibrinogen plasma normal (200-400 mg/dL) (040909)
- Fibrin split product normal (<10 mcg/mL) (040914)

5. Resiko Syok (00205) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam NIC: Syok prevention(4260)
pasien menunjukkan hasil: 1. Monitor status sirkulasi BP, warna
- Syok prevention (4260) kulit, suhu kulit, denyut jantung,
- Syok management (4250) HR, dan ritme, nadi perifer, dan
kapiler refill.
Kriteria Hasil : 2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi
- Nadi dalam batas yang diharapkan jaringan
- Irama jantung dalam batas yang diharapkan 3. Monitor suhu dan pernafasan
- Frekuensi nafas dalam batas yang diharapkan 4. Monitor input dan output
- Irama pernapasan dalam batas yang diharapkan 5. Pantau nilai labor : HB, HT, AGD
- Natrium serum dalam batas normal dan elektrolit
- Kalium serum dalam batas normal 6. Monitor hemodinamik invasi yang
- Klorida serum dalam batas normal sesuai
- Kalsium serum dalam batas normal 7. Monitor tanda dan gejala asites
- Magnesium serum dalam batas normal 8. Monitor tanda awal syok
- PH darah serum dalam batas normal 9. Tempatkan pasien pada posisi
supine, kaki elevasi untuk
Hidrasi peningkatan preload dengan tepat
Indikator : 10. Lihat dan pelihara kepatenan jalan
- Mata cekungt tidak ditemukan nafas
- Demam tidak ditemukan 11. Berikan cairan IV dan atau oral yang
- Tekanan darah dalam batas normal tepat
- Hematokrit dalam batas normal 12. Berikan vasodilator yang tepat
13. Ajarkan keluarga dan pasien tentang
tanda dan gejala datangnya syok
14. Ajarkan keluarga dan pasien tentang
langkah untuk mengatasi gejala syok
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Y, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka.


Bobak, L. J. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015. Nursing
Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Jakarta: EGC.
Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2015. Nursing
Outcomes Classification (NOC). Edisi 6. Jakarta: EGC.
Dewi, Vivian N.L., dan Sunarsih, T. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika. Jakarta: ECG.
Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Icesmi Sukarni K, MargarethZh. 2013. Buku Ajar Keperawatan.
Maternitas.Yogyakarta: NuhaMedika.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. EGC. Jakarta.
Manuaba. 2012. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC
Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Editor Sujono
Riyadi. Yogyakarta: PustakaBelajar.
Morgan. 2009. Obstetri dan Ginekoligi Panduan Praktik. Jakarta: EGC
Nanda Internasional 2015. Diagnosis Keperawatan 2015-2017. Oxford: Willey
Backwell.
Nugroho, T. 2012. Obsgyn: Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta: NuhaMedika.
Saifudin. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustak
Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina. Pustaka
Sinclair, C. 2003. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.
Soewarto, S. 2014. Ketuban pecah dini. Edisi ke-4. Jakarta : Penerbit PT. Bina
Pustaka
Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Wiknjosastro. 2010. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Edisi 1. Cet. 12. Jakarta : Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai