DI RUANG PONEK
RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO
I. PENGERTIAN
pregancy), jadi cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban
saja.
berhenti berkembang pada tahap yang sangat awal dan itu kembali diserap.
Blighted ovum adalah jenis umum keguguran. Ini terjadi ketika telur
sangat awal atau tidak terbentuk sama sekali. (Dr Umesh Jindal)
1
II. PENYEBAB (ETIOLOGI )
1. Kelainan kromosom pada saat proses pembuahan sel telur dan sel sperma
wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tidak
berkembang menjadi bayi yang sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh
pembelahan sel abnormal, atau kualitas sperma yang buruk atau telur.
3. Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut
4. Faktor usia semakain tinggi usia suami atau istri, semakin tinggi pula
a. Pada awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda-tanda
kelainan
c. Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan
ringan.
e. Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan
2. Kram perut
2
5. Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul
keluhan perdarahan
3
IV. PATOFISIOLOGI
Pemeriksaan penunjang
USG
Diagnose BO (Brighted
Ovum)
Penatalaksanaan
diterminasi dengan dilatasi
dilanjutkan dengan
kuretase
Terjadi luka pada servik Resiko Resiko Rasa nyeri pada Resiko kerusakan
syok perdarahan intergritas
abdomen
jaringan
Resiko infeksi
Kurang pengetahuan
Nyeri akut
Kecemasan / ansietas
4
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus.
hidup.
VI. PENATALAKSANAAN
penyebabnya . Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini
meyakinkan mereka bahwa proses ini sangat umum. Hal ini lebih baik untuk
menghindari kehamilan selama 2 bulan dan dapat mencoba lagi. Tidak perlu
menunggu sangat lama.Umumnya sel telur blighted adalah kejadian acak dan
VII. KOMPLIKASI
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh
5
VIII. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
b. Riwayat penyakit
1) Riwayat kesehatan dahulu
Untuk mengetahui apakah klien pernah atau tidak pernah menderita
penyakit menular (seperti TBC, kusta), penyakit menurun (DM, HT, asma,
dll) serta serta penyakit infeksi seperti TORCH. Infeksi dari torch,
kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut menyebabkan
terjadinya blighted ovum.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui bagaimana keadaan kesehatan klien saat ini, apakah
klien sedang menderita menular (seperti TBC, kusta), penyakit menurun
(jantung, Diabetes,hipertensi, asma, dll) serta penyakit infeksi seperti
TORCH. Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes
dapat ikut menyebabkan terjadinya blighted ovum.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarganya/ keluarga suaminya ada atau
tidak yang mempunyai penyakit menurun (seperti DM, HT, asma, dll),
penyakit menular(TBC, Kusta) serta ada atau tidak yang mempunyai
keturunan kembar, bila ada siapa. Perlu dikaji untuk mengetahui penyakit
yang diderita keluarga yang dapat menurunatau menular pada ibu
sehingga mempengaruhi masa kehamilan.
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan Wajah
Meliputi keadaan rambut, apakah ada edema pada wajah , warna pada
sklera mata,warna konjungtiva.
2) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesran pembuluh limfe, dan
pembesaran vena jugularis.
3) Payudara
Mengamati bentuk, ukuran, dan kesimetrisannya, puting susu menonjol
atau masuk ke dalam. Adanya kolostrum atau cairan lainnya, misalnnya
ulkus, retraksi akibat adanya lesi,masa atau pembesaran pembuluh limfe.
4) Abdomen
Terdapat linea nigra, striae uvidae/albican,dan terdapat pembesaran
abdomene.
6
5) GenetaliaApakah terdapat varices pada vulva dan vagina, oedema,
condilomatalata, condylomaacuminata, pembesaran kelenjar skene dan
bartholini, keputihan dan untuk mengetahui adanya kelainan alat
reproduksi
2. Diagnosa keperawatan
3. Rencana keperawatan
7
mengurangi nyeri.
7. Tingkatkan istirahat
Administrasi analgetik
1. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi.
2. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur.
3. Berikan analgesic tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat.
4. Evaluasi efektifitas
analgesic, tanda dan
gejala (efek samping)
2 Cemas berhubungan NOC : Peningkatan koping NIC :
dengan perubahan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan informasi
status kesehatan keperawatan selama ….x24 factual mengenai
jam cemas berkurang diagnosis, pengobatan
dengan kriteria hasil : dan prognosis.
1. Klien menunjukkan 2. Dukung penggunaan
kecemasan berkurang mekanisme koping yang
2. Secara verbal klien tepat.
mengatakan cemas 3. Gunakan pendekatan
dapat teratasi pada level yang menenangkan.
yang dapat ditangani 4. Dukung pengungkapan
oleh pasien sendiri secara verbal tentang
perasaan dan ketakutan.
5. Turunkan rangsangan
lingkungan yang dapat
diartikan sebagai suatu
ancaman.
3 Resiko kekurangan NOC : Manajemen cairan NIC :
cairan berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status hidrasi
dengan kehilangan keperawatan selama ….x24 2. Monitor vital sign
cairan melalui rute jam kebutuhan cairan 3. Monitor masukan
8
normal (perdarahan) terpenuhi dengan kriteria makanan
hasil : 4. Dorong masukan oral
1. TTV dalam batas
normal
2. Intake dan output
seimbang
4 Resiko infeksi NOC : NIC :
berhubungan dengan Kontrol infeksi Kontrol infeksi
prosedur infasif Perlindungan infeksi 1. Batasi pengunjung bila
Setelah dilakukan tindakan perlu
keperawatan selama ….x24 2. Gunakan sabun
jam tidak terjadi infeksi antiseptic untuk cuci
dengan kriteria hasil : tangan
1. Tidak didapatkan tanda 3. Cuci tangan sebelum
terjadinya infeksi dan sesudah tindakan
2. Tidak didapatkan 4. Pertahankan tindakan
fatigue kronis yang aseptic selama
3. Temperatur badan tindakan perawatan.
sesuai yang diharapkan 5. Berikan terapi antibiotic
dengan interval 36,5⁰C jika perlu
– 37,5⁰C 6. Tingkatkan intake
nutrisi
Perlindungan infeksi
1. Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
local
2. Dorong untuk istirahat
3. Ajarkan pasien dan
keluarga untuk
menghindari infeksi
4. Berikan perawatan kulit
9
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif Dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta :
Media Aesculapius
10
11