DISUSUN OLEH:
OLEH KELOMPOK:
PENDIDIKAN PROFESI NERS
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya penyusun
Masyarakat Pantai di Pantai Dondo Barat Kota Ampana Kabupaten Tojo Una-Una.
segala pihak terlibat yakni Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una, kepolisian
Desa Biak), BPBD Luwuk Kabupaten Banggai, kantor SAR Ampana, camat Ampana
Utara, RSUD Ampana, PUSKESMAS Biak, PSC 119, kepala desa Biak, serta
jalannya kegiatan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir praktik penciri ini
penyusunan, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan laporan
akhir praktik penciri ini. Akhir kata semoga laporan akhir praktik penciri ini dapat
iii
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
C. Waktu dan Tempat.......................................................................................4
D. Metode Pelaksanaan.....................................................................................4
E. Capaian Kompetensi....................................................................................4
F. Instansi Pendukung......................................................................................5
BAB II KONDISI DI LAPANGAN........................................................................6
A. Profil dan Gambaran Umum Tempat Kegiatan............................................6
B. Target Mahasiswa........................................................................................8
C. Alat dan Bahan yang Digunakan..................................................................9
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................................12
A. Identifikasi Kejadian/masalah....................................................................12
B. Jumlah Korban...........................................................................................13
C. Pembagian Tugas/Tim................................................................................13
D. Pelaksanaan................................................................................................17
E. Pembahasan................................................................................................23
BAB IV EVALUASI.............................................................................................26
A. Evaluasi Peran............................................................................................26
B. Evaluasi Penanganan Korban.....................................................................28
C. Instansi Terkait/ yang Terlibat...................................................................28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................30
v
A. Kesimpulan.................................................................................................30
B. Saran...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
A. Tim penolong di laut
B. Tim evakuator 1 (dari speed ke darat )
C. Pemilahan korban oleh tim triage
D. Tim evakuator 2 (Triage ke rumah sakit lapangan)
viii
E. Tim rumah sakit lapangan
Tindakan resusitasi jantung paru (RJP) pada pasien henti napas dan henti jantung
ix
E. Tim posko informasi
F. Keluarga Korban
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua benua dan dua
samudera. Indonesia merupakan negara yang memiliki 18.108 pulau besar dan
pulau kecil. Luas wilayah daratan Indonesia adalah 1,937 juta km2 dengan luas
laut kedaulatan 3,1 juta km2 dan luas laut Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 2,7 juta
km2. Luasnya lautan Indonesia membuat negara ini dijuluki dengan negara
maritim.
Setiap jam setiap hari lebih dari 40 orang kehilangan nyawa mereka akibat
bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, penumpang kapal yang terbalik dan
sistem pertolongan dan pengetahuan penanganan korban yang tidak tepat dan
saat ini sedang menggiatkan usaha dalam bidang pariwisata, terutama pariwisata
pantai. Desa Sumberbening merupakan salah satu kawasan yang berada dalam
babi, gigitan ular, dan pertolongan pada kasus tenggelam. Pengetahuan ini sangat
penting untuk diketahui oleh penduduk karena lokasi pemberi layanan kesehatan
sangatlah jauh sehingga pertolongan pertama jika terjadi kasus tersebut tidak
keamanan wisatawan yang berada di lokasi pantai, seluruh pihak yang terkait,
12
termasuk masyarakat sekitar diharapkan dapat menguasai pertolongan pertama
sebagai kematian sekunder akibat asfiksia ketika di dalam cairan, biasanya air,
dalam 24 jam. Hasil konsensus dari World Congress on Drowning tahun 2002,
Proses tenggelam terjadi secara diam-diam dan cepat. Gambaran klasik dari
korban adalah terengah-engah, tak berdaya dan meronta-ronta di dalam air sangat
sering terjadi. Hal yang paling buruk yang dapat terjadi adalah pada saat korban
air.
B. Tujuan
13
3. Mengevaluasi kegiatan di lapangan
pantai di lakukan pada tanggal 12 Mei 2022. Bertempat di Pantai desa Dondo
D. Metode Pelaksanaan
yang dapat dipakai atau digunakan dalam pelatihan tersebut, Untuk mencapai
tujuan diatas.
E. Capaian Kompetensi
14
10. Menerapkan manajemen kejadian darurat besar
F. Instansi Pendukung
Kegiatan ini tidak hanya di ikuti oleh mahasiswa Prodi pendidikan profesi
Keperawatan Luwuk tetapi juga didukung oleh beberapa instansi seperti : Dinas
BPBD Luwuk Kabupaten Banggai, Kantor SAR Luwuk, Camat Luwuk Utara,
RSUD Ampana, PUSKESMAS Biak, PSC 119 dan Kepala desa Biak.
15
BAB II
KONDISI DI LAPANGAN
suku asli ta’a dan bare’e yang paham benar arti kebhinekaan hingga dapat
berinteraksi dengan para pendatang dari berbagai Etnis yang ada di Indonesia.
Ampana ada sepuluh kelurahan, antara lain desa Malotong, Bailo, Bailo
16
B. Target Mahasiswa
berikut :
18
C. Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Perahu karet 2
b. Speed boat 2
c. Pelampung 30
d. Perahu terbalik 1
e. Tandu 3 buah
b. Tag/ pita Triase (merah 10, kuning 20, hijau 20, hitam 10)
g. Obat emergency
h. Masker (1 dos)
b. Tikar 10
c. Tiang infus
d. Selimut
k. Pantom BHD 3
l. Oropharingeal tube 5
m. Nasopharingeal tube 5
n. Neck colar 5
o. Infus set 10
p. Abocath 10
q. Cairan infus NaCl 0,9% 5 btl
r. RL 5 btl
t. Nebulizer 1
w. Mitella 4 lembar
x. Nierbeken 3
a. Ambulance 3 mobil
b. Peralatan emergency
c. HT 4 ( Radio Panggil )
5. Posko Informasi
a. Peta lokasi
b. Alat tulis
21
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Identifikasi Kejadian/Masalah
Mei 2022 jam 6.30). Empat orang anak buah kapal (ABK) dan sekitar 36
sekitar pukul 07.00 waktu setempat tiga kapal nelayan menemukan kapal
Para korban lalu diserahkan ke perahu karet yang sedang berlayar di perairan
itu untuk dibawa ke daratan. Menurut para nelayan, ada korban yang
Informasi awal dari BPBD "Setelah kejadian dimaksud pihak BPBD dan
terapung yang diduga salah satu korban WNI kapal tenggelam. Saat ini mayat
Hingga saat ini, pihak BPBD dan kepolisian melakukan operasi pencarian korban
lainnya dan akan menginfokan jika ada korban lain yang ditemukan. Hermono
22
meminta agar masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya atau mengetahui
B. Jumlah korban
Jumlah korban sebanyak 33 orang, dengan kondisi korban yakni: korban luka
ringan/lecet 7 orang, korban fraktur radius 3 orang, korban fraktur tibia 3 orang,
korban fraktur servikal 2 orang, korban cedera kepala 3 orang, korban tertelan air
laut 3 orang, korban tersengat ubur-ubur 2 orang, korban tertusuk bulu babi 3
C. Pembagian Tugas/Tim
1. Tim Penolong dari laut ke speed adalah penolong yang bertugas untuk
mengevakuasi korban dari laut menggunakan speed dan perahu karet menuju
2. Tim Evakuator 1 adalah tim yang bertugas mengevakuasi korban dari speed
dan perahu karet menuju ke tim triage. Tim ini berjumlah 20 orang yang
mengakuasinya dengan cara mengangkat korban dari speed dan perahu karet
23
3. Tim Triage adalah tim yang bertugas untuk menilai kondisi korban sesuai
dengan tingkat keparahan korban. Tim ini berjumlah 16 orang yang bertugas
4. Tim Evakuator 2 yaitu tim yang bertugas mengevakuasi korban dari triage ke
kericuhan.
2. Tim Evakuator 1
24
speed ke darat dan mengevakuasi korban yang berada di tepi pantai lalu
25
dibawa ke tim triage. cara mengevakuasi yaitu dengan tarikan lengan, tarikan
3. Tim Triage
Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk
penderita gagal nafas, henti jantung, Luka bakar berat, pendarahan parah
kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat. misalnya cedera abdomen tanpa shok, Luka bakar ringan,
Fraktur atau patah tulang tanpa Shok dan jenis-jenis penyakit lain.
26
d. Prioritas Ketiga (Hijau)
yang ini, jadi Jangan marah-marah dan jangan heran kenapa anda tidak
harus menolong pasien lain yang lebih parah. Prioritas hijau berjumlah 8
orang.
4. Tim evakuator 2
Sakit lapangan sebelum dirujuk ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat serta
mengantar pasien dengan label kuning dan merah menuju Rumah Sakit
lapangan, lebel hijau ke tempat informasi atau titik kumpul dan korban
27
rumah sakit. Tim Rumah Sakit lapangan menerima korban dari tim evakuator
informasi ke keluarga korban, awak media dan pihak lain yang membutuhkan
5. Keluarga korban
menjadi kacau dan bertugas sebagai keluarga yang mencari informasi tentang
anggota keluarganya.
D. Pelaksanaan
28
Melakukan evakuasi korban dari laut menuju ke darat dengan
dapat melakukan tarikan baju pada korban yang dapat dijangkau, lalu terjun
2. Tim evakuator 1
Yaitu tim yang bertugas menjemput korban dari speed dan perahu
karet serta korban yang berada dipesisir pantai menuju tempat triase dengan
3. Tim Triage
dan ketika diperiksa korban tidak terdapat nadi, dan tidak ada nafas
diberikan label warna hitam yang artinya korban sudah meninggal dunia.
untuk korban dengan sengatan ubur-ubur dan tertelan air laut namun tidak
pingsan diberikan label warna hijau yang artinya korban tidak mengalami
cedera serius dan tidak darurat . Korban dengan fraktur tibia diberikan label
warna kuning yang artinya kondisi yang mendesak dan korban dengan tidak
sadar diberikan label warna merah yang artinya korban dengan kondisi kritis
29
dan perlu penanganan segera. Semua korban yang dibawa ke tempat triage
4. Tim evakuator 2
EVAKUASI
30
Indikasi 1. Ada bahaya langsung
terhadap korban
seperti : resiko ledakan
kapal, puing- puing
pecaghan kapal, kapal
terbalik, ada material
berbahaya, tumpahan
minyak, cuaca ekstrem, dan
sebagainya.
2. Memperoleh jalan masuk
menuju korban lainnya
3. Tindakan penyelamatan
nyawa seperti RJP perlu
memindahkan dan
mereposisi korban (kasus
henti jantung).
Kontraindikasi Pasien Menolak
lingkungan dalam kondisi aman untuk dilakukan tindakan, korban lalu dicek
respon secara verbal dan rangasang nyeri, tim saling membantu dalam
32
tidak teraba dilakukan CPR sedangkan korban tidak bernafas tapi nadi teraba
tulang yang patah agar tidak bergerak, melindungi bagian tubuh yang cedera,
stabilitas. Untuk korban dengan luka ringan seperti luka terbuka dilakukan
balut tekan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penyembuhan luka, untuk
menyerap sekresi dari luka, untuk melindungi daerah luka dari bakteri. Untuk
korban tertelan air laut di lakukan heimlich maneuver sampai 5 kali jika
pasien muntah. Hal ini bertujuan memberikan tekanan paksa pada perut untuk
tertusuk bulu babi di lakukan menyiram kaki pakai air cuka kemudian cabut
korban yang dirujuk yaitu korban fraktur tibia fibula, fraktur radius ulna dan
6. Keluarga korban
33
menimbulkan suara kegaduhan di tempat kejadian. Keluarga korban juga
keluarga korban, awak media dan pihak yang membutuhkan informasi terkait
E. Pembahasan
pertama pada korban. Pertolongan pertama tidak hanya diberikan pada korban-
korban yang mengalami kecelakaan kapal di laut, beberapa cedera yang dialami
di laut biasa di temui oleh masyarakat sekitar seperti terkena sengatan hewan
laut, goresan batu karang, maupun rasa keram ketika berenang pada orang yang
mahir sekalipun.
34
penolong berhubungan dengan tingkat pendidikan , sumber informasi dan
mengalami henti napas dan henti jantung. Menurut Nori et al (2012) Mahasiswa
mereka membutuhkan pelatihan RJP, agar setelah lulus, mereka yang nantinya
bekerja sebagai perawat dapat berespon cepat, tanggap dan efektif dalam
bawa ke pinggir atau tepi laut untuk dilakukan prosedur selanjutnya (Priambodo,
2017)
35
Menurut penelitian Haryati (2011) bahwa efektifitas dalam
yang belum tercukupi, kurangnya keahlian dan koordinasi yang kurang baik
terjadinya tenggelam.
36
BAB IV
EVALUASI
A. Evaluasi Peran
1. Korban
kurang baik dan ekspresi wajah masih kurang. Korban masih ada yang
Tim penolong memainkan peran dengan baik tetapi masih kurang maksimal,
tim penolong masih ada yang kesulitan menaikkan korban ke speed. Tim
diri sendiri sehingga mencederai diri dan yang seharusnya menolong malah
ditolong kembali.
3. Tim evakuator 1
maksimal, keterbatasan alat yang digunakan, ada alat yakni tandu spinal
4. Tim triage
Tim triage melaksanakan tugas dengan baik tetapi masih kurang maksimal,
korban yang harus diberi label merah, kuning dan hijau. Peran korban yang
37
kurang maksimal dan respon yang kurang sesuai dengan kondisi yang
dialami.
5. Tim evakuator 2
sama tim yan baik, kekurangan di tim evakuator 2 yaitu sebagian kecil
petugas merasa panik dalam penanganan korban, tapi kerja sama tim yang
baik saling menguatkan satu sama yang lain sehingga mampu dalam
6. Tim RS lapangan
Tim RS lapangan melaksanakan tugas dengan baik, alat dan tempat masih
dan prasarana yang ada untuk penanganan korban yang banyak. Koordinasi
juga belum maksimal karena pembagian tim telah dibentuk namun saat
korban datang dan kapasitas tidak sesuai dengan sarana yang tersedia, tim
7. Tim informasi
korban, awak media dan pihak yang membutuhkan informasi dalam waktu
38
8. Keluarga korban
tindakan atau penanganan yang akan diberikan kepada setiap korban yang
datang.
39
7. RSUD Ampana
8. PUSKESMAS Biak
9. PSC 119
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berdekatan dengan UPTD Puskesmas Biak. Target peserta pada kegiatan ini
korban yakni: korban luka ringan/lecet 7 orang, korban fraktur radius 3 orang,
korban fraktur tibia 3 orang, korban fraktur servikal 2 orang, korban cedera
kepala 3 orang, korban tertelan air laut 3 orang, korban tersengat ubur-ubur 2
orang, korban tertusuk bulu babi 3 orang, korban luka bakar 4 orang dan
Lalu dibentuk beberapa tim, yaitu Tim Penolong dari laut ke speed
mengangkut korban dari laut/speed ke darat. Tim Triage adalah tim yang
berdasarkan prioritas merah, kuning, hijau dan hitam. Tim Evakuator 2 yaitu
41
tim yang bertugas mengevakuasi korban dari triage ke Rumah Sakit lapangan.
Tim ini berjumlah 20 orang. Tim Rumah sakit lapangan berjumlah 16 orang
perkembangan situasi lapangan kepada keluarga korban dan awak media dan
B. Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
Bierens JJLM (eds.). (2014). Drowning: Prevention, Rescue, Treatment. 2nd edition.
New York: Springer.
Cantwell GP. Drowning. (2017). Updated on [May 18, 2017]; accessed on. Available
URL: https://emedicine.medscape.com/article/772753overview
https://suebpunya.wordpress.com/2013/11/28/luwuk-banggai-sulawesi-tengah/
Haryati, Sri dan Zaili Rusli. (2011). Efektifitas BASRNAS dalam Penanggulangan
Bencana dan Musibah di Pekanbaru.Skripsi. Riau FISIP Universitas Riau
Hasanah, N. I., Safri, S., & Erianti, S. (2019). Faktorfaktor yang berhubungan dengan
sikap polisi lalu lintas dalam pemberian bantuan hidup dasar (bhd) pada
pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas di polresta pekanbaru. Al-asalmiya
nursing: journal of nursing sciences, 8(2), 70-79. Diakses dari
http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/keperawatan
Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia:
Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
hlm. 212–213. ISBN 978-602-1289-43-3. Diarsipkan dari versi
asli (PDF) tanggal 2021-04-21. Diakses tanggal 2022-04-04.
43
Priambodo,G.,Istiningtyas,A.,Rahardiantomo,E. (2017). Indikator Bantuan Hidup
Dasar Untuk Menolong Korban Tenggelam. Jurnal Kesehatan Kusuma
Husada.
Usaputro R and Yulianti K. Karakteristik serta Faktor Resiko Kematian Akibat
Tenggelam Berdasarkan Data Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah 2010 – 2012. E-Jurnal Medika Udayana 2014;3(5):551-
561.
44