Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN AKHIR PRAKTIK PENCIRI

KEGAWATDARURATAN MASYARAKAT PANTAI


SIMULASI PENANGGULANGAN KEGAWAT DARURATAN MASYARAKAT
PANTAI DI PANTAI DONDO BARAT, KOTA AMPANA KABUPATEN
TOJO UNA-UNA PROVINSI SULAWESI TENGAH

DISUSUN OLEH:

PENDIDIKAN PROFESI NERS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PALU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK PENCIRI
KEGAWATDARURATAN MASYARAKAT PANTAI
SIMULASI PENANGGULANGAN KEGAWAT DARURATAN MASYARAKAT
PANTAI DI PANTAI DONDO BARAT, KOTA AMPANA KABUPATEN
TOJO UNA-UNA PROPINSI SULAWESI TENGAH

OLEH KELOMPOK:
PENDIDIKAN PROFESI NERS

Telah diperiksa dan disetujui


Pada hari Kamis / tanggal 19 Mei 2022

Koordinator Praktek Ketua Program Studi

Ismunandar, S. Kep, Ns., M. Kes Dr Jurana, S. Kep, Ns., M. Kes


Nip 1971114 199803 1002 Nip 197112151991012001

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya penyusun

dapat menyelesaikan laporan akhir Simulasi Penanggulangan Kegawatdaruratan

Masyarakat Pantai di Pantai Dondo Barat Kota Ampana Kabupaten Tojo Una-Una.

Laporan ini merupakan wujud nyata dari hasil pelaksanaan simulasi

penanggulangan korban kecelakaan laut. Kami mengucapkan terimakasih kepada

segala pihak terlibat yakni Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una, kepolisian

(Polsek Ampana, Babinkamtibnas), TNI (Kodim 1308 Luwuk, Danramil, Babinsa

Desa Biak), BPBD Luwuk Kabupaten Banggai, kantor SAR Ampana, camat Ampana

Utara, RSUD Ampana, PUSKESMAS Biak, PSC 119, kepala desa Biak, serta

mahasiswa program studi prodi sarjana terapan keperawatan, mahasiswa program

studi D3 keperawatan Poso dan D3 keperawatan Luwuk yang telah membantu

jalannya kegiatan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir praktik penciri ini

masih terdapat kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu

penyusunan, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan laporan

akhir praktik penciri ini. Akhir kata semoga laporan akhir praktik penciri ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Palu, 19 Mei2022

iii
Penyusun

iv
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
LEMBARPENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTARISI............................................................................................................iv
DAFTARTABEL....................................................................................................vi
DAFTARGAMBAR..............................................................................................vii
BABI PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. LatarBelakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
C. WaktudanTempat.........................................................................................4
D. MetodePelaksanaan......................................................................................4
E. CapaianKompetensi.....................................................................................4
F. InstansiPendukung.......................................................................................5
BAB II KONDISIDI LAPANGAN.........................................................................6
A. Profil dan Gambaran UmumTempatKegiatan..............................................6
B. TargetMahasiswa.........................................................................................8
C. Alat dan Bahanyang Digunakan...................................................................9
BAB IIIPELAKSANAANKEGIATAN................................................................12
A. IdentifikasiKejadian/masalah.....................................................................12
B. JumlahKorban............................................................................................13
C. PembagianTugas/Tim.................................................................................13
D. Pelaksanaan................................................................................................17
E. Pembahasan................................................................................................23
BABIVEVALUASI...............................................................................................26
A. EvaluasiPeran.............................................................................................26
B. EvaluasiPenanganan Korban......................................................................28
C. Instansi Terkait/yang Terlibat....................................................................28
BAB V KESIMPULANDANSARAN...................................................................30

v
A. Kesimpulan.................................................................................................30
B. Saran...........................................................................................................31
DAFTARPUSTAKA.............................................................................................32

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 BataswilayahAmpana...............................................................................7

Tabel 2.2 Daftar nama mahasiswa Prodi PendidikanProfesiNers...........................8

Tabel 3.1Teknikevakuasi.......................................................................................21

vii
DAFTAR GAMBAR
A. Tim penolong dilaut
B. Tim evakuator 1 (dari speed kedarat )

C. Pemilahan korban oleh tim triage

viii
D. Tim evakuator 2 (Triage ke rumah sakitlapangan)

ix
E. Tim rumah sakit lapangan
Tindakan resusitasi jantung paru (RJP) pada pasien henti napas dan henti jantung

Pemberian pertolongan dan penanganan korban terkena bulu babi

Pemberian pertolongan dan penanganan pasien luka ringan

x
E. Tim poskoinformasi

F. KeluargaKorban

xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua benua dan dua

samudera. Indonesia merupakan negara yang memiliki 18.108 pulau besar dan

pulau kecil. Luas wilayah daratan Indonesia adalah 1,937 juta km2 dengan luas

laut kedaulatan 3,1 juta km2 dan luas laut Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 2,7 juta

km2. Luasnya lautan Indonesia membuat negara ini dijuluki dengan negara

maritim.

Setiap jam setiap hari lebih dari 40 orang kehilangan nyawa mereka akibat

tenggelam. Seperti anak kecil tergelincir di kolam renang, remaja berenang di

bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, penumpang kapal yang terbalik dan

warga masyarakat yang di landa banjir. Kejadian ini merupakan pembunuh

global yang terkemuka dan terus meningkat. Laporan Global Drownings

Organisasi Kesehatan Dunia 2014 didedikasikan khusus untuk tenggelam yang

merupakan tantangan kesehatan yang sangat di cegah dan belum di targetkan

untuk upaya pencegahannya. Laporan ini di buat bertujuan untuk mengubah

angka kejadian tenggelam. Dengan adanya laporan akan menetapkan

pengetahuan terkini tentang tenggelam dan pencegahan tenggelam yang

mengakibatkan korban tewas khususnya di kalangan anak-anak dan remaja.

Pencegahan di tunjukkan dari berbagai inventaris yang efektif antara lain,

penggunaan hambatan untuk mengontrol akses ke air, penyediaan tempatyang


aman seperti pusat penitipan anak pra-sekolah dan pengajaran anak usia sekolah

ketrampilan dasar (WHO, 2014).

Penyebab tingginya angka kematian akibat tenggelam salah satunya adalah

sistem pertolongan dan pengetahuan penanganan korban yang tidak tepat dan

prinsip pertolongan awal yang tidak sesuai. Pengetahuan penanggulangan

penderita gawat darurat memang posisi besar dalam menentukan keberhasilan

pertolongan. Banyak kejadian penderita pertolongan pertama yang justru

meninggal dunia atau mengalami kecacatan akibat kesalahan dalam memberikan

pertolongan awal. hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat

tentang kasus kegawatdaruratan (Azhari, 2011).

Beberapa jurnal juga menjelaskan bahwa pada daerah Kabupaten Malang

saat ini sedang menggiatkan usaha dalam bidang pariwisata, terutama pariwisata

pantai. Desa Sumberbening merupakan salah satu kawasan yang berada dalam

jalur kawasan wisata pantai tesebut. Meskipun demikian, masih banyak

penduduk yang tidak mengetahui cara memberikan pertolongan pertama pada

kegawatdaruratan wisata pantai, antara lain sengatan ubur-ubur, tertusuk bulu

babi, gigitan ular, dan pertolongan pada kasus tenggelam. Pengetahuan ini sangat

penting untuk diketahui oleh penduduk karena lokasi pemberi layanan kesehatan

sangatlah jauh sehingga pertolongan pertama jika terjadi kasus tersebut tidak

dapat diberikan langsung oleh tenaga kesehatan. Dalam upaya menjamin

keamanan wisatawan yang berada di lokasi pantai, seluruh pihak yangterkait,

14
termasuk masyarakat sekitar diharapkan dapat menguasai pertolongan pertama

yang harus dilakukan jika terjadi kasus tersebut

Pengertian tenggelam sangat luas. Sebelumnya, tenggelam didefiniskan

sebagai kematian sekunder akibat asfiksia ketika di dalam cairan, biasanya air,

dalam 24 jam. Hasil konsensus dari World Congress on Drowning tahun 2002,

tenggelam diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kerusakan respirasi

primer di dalam media cair. Sementara World Health Organization

mendefinisikan tenggelam sebagai suatu proses kerusakan pernapasan akibat

masuknya sebagian atau seluruhnya air ke dalam sistem pernapasan.

Tenggelam bisa merupakan kejadian utama atau sekunder dari beberapa

kejadian, misalnya kejang, trauma kepala atau spinal, aritmia jantung,

hipotermia, konsumsi obat atau alkohol, pingsan, apneu, hiperventilasi, bunuh

diri atauhipoglikemia.

Proses tenggelam terjadi secara diam-diam dan cepat. Gambaran klasik dari

korban adalah terengah-engah, tak berdaya dan meronta-ronta di dalam air sangat

sering terjadi. Hal yang paling buruk yang dapat terjadi adalah pada saat korban

tidak mengapung di atas permukaan air atau menghilang ke permukaan bawah

air.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari laporan diatas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perencana kegiatanlapangan

2. Untuk mengetahui cara pelaksanaankegiatan

15
3. Mengevaluasi kegiatan dilapangan

C. Waktu DanTempat

Pengambiln data dan pengkajian simulasi kewagatdaruratan masyarakat

pantai di lakukan pada tanggal 12 Mei 2022. Bertempat di Pantai desa Dondo

Barat, Sulawesi tengah.

D. MetodePelaksanaan

Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang

pentingnya penanganan pertama pada korban tenggelam pada masyarakat pesisir

pantai kelurahan biak. Serta memberikan penjelasan tentang berbagai metode

yang dapat dipakai atau digunakan dalam pelatihan tersebut, Untuk mencapai

tujuan diatas.

E. Capaian Kompetensi

1. Melaksanakan pengkajian airway, breathing, circulation(ABC)

2. Membebaskan jalan napas pada korban tenggelam

3. Memberikan bantuan hidupdasar

4. Melakukan bebat dan bidai, menghentikan perdarahan dan penanganan

cedera akibat binatang laut

5. Evakuasi serta transportasi korbandilaut.

6. Melakukan konsep dasar manajemenbencana

7. Menerapkan perencanaan kejadiandarurat/event

8. Menerapkan sistem manajemen korbanmassal

9. Mengelola sumber daya kejadiandarurat

16
10. Menerapkan manajemen kejadian daruratbesar

F. InstansiPendukung

Kegiatan ini tidak hanya di ikuti oleh mahasiswa Prodi pendidikan profesi

ners, Prodi sarjana terapan keperawatan, D3 Keperawatan Poso dan D3

Keperawatan Luwuk tetapi juga didukung oleh beberapa instansi seperti : Dinas

Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una, Kepolisian (Polsek Ampana,

Babinkamtibnas), TNI (Kodim 1308 Luwuk, Danramil, Babinsa Desa Biak),

BPBD Luwuk Kabupaten Banggai, Kantor SAR Luwuk, Camat Luwuk Utara,

RSUD Ampana, PUSKESMAS Biak, PSC 119 dan Kepala desa Biak.

17
BAB II
KONDISI DI LAPANGAN

A. Profil dan Gambaran Umum TempatKegiatan

Ampanaadalah kota kabupaten Provinsi Sulawesi Tengah. Dihuni oleh

suku asli ta’a dan bare’e yang paham benar arti kebhinekaan hingga dapat

berinteraksi dengan para pendatang dari berbagai Etnis yang ada di Indonesia.

Ampana memiliki luas sebesar 175, 42 kilometer persegi.

Ampanaada sepuluh kelurahan, antara lain desa Malotong, Bailo, Bailo

Baru, Bonerato, Buntongi, Labiabae, Ratolindo, Padang Tumbuo, Saluaba, dan

Sansarino. Ampana berbatasan dengan wilayah sebagaiberikut:

Utara Teluk Tomini

Timur Kecamatan Ratolindo

Selatan Kecamatan Ulu Bongka

Barat Kecamatan Ulu Bongka

Tabel 2.1 Batas wilayah Ampana

Lokasi pelaksanaan simulasi penanganan kegawatdaruratan korban

kecelakaan laut berlangsung di Pantai Dondo Barat, Luwuk Utara yang

berdekatan dengan UPTD Puskesmas Biak.

18
B. TargetMahasiswa

Target mahasiswa dalam partisipasi untuk dilakukannya gawat darurat

masyarakat pantai yaitu 51 mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Palu.

Adapun daftar nama-nama mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Ners sebagai

berikut :

Tabel 2.2 Daftar nama mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Ners


NO NAMA NIM
1 AMINATUS SAHRA PO7120421002
2 ANGGI AINUN NISA PO7120421003
3 ASRIANI PO7120421004
4 AYUN POLIMENGO PO7120421005
5 DEWI PRIYANTI PILOK PO7120421006
DITA MULIATY A.
6
MANOPPO PO7120421007
DITA NURFADILA
7
MAHADJU PO7120421008
8 FERDIYANTO IBRAHIM PO7120421009
9 FUSPITA A KUSANG PO7120421010
10 FIDYATIN JAYA MAABU PO7120421011
11 HASBUNSYAH SIREGAR PO7120421012
12 HASRIATI PO7120421013
13 HERAWATI PO7120421014
14 IMAN GAGA LABAJO PO7120421015
ISMUNANDAR WAHYU
15
KINDANG PO7120421016
16 JUMRIANI PO7120421017
17 KHAERUNNISA PO7120421018
18 LEGIANTI PO7120421019
19 MAYASARI EKA PO7120421020
20 MEGA PO7120421021
21 MEYLAN A KALAY PO7120421022
22 MUTIARA. HR PO7120421023
23 NADILLAH ADJAMI PO7120421024
24 NUR'AIN Y. POHA PO7120421025
25 NURLAILA PO7120421026
PUTRI NOVIANDINI
26
DAHLAN PO7120421027
19
27 PUTRI RAHMADANI PO7120421028
28 RIAN RIFALDI KADULAH PO7120421029
29 SONIA FRANSISKA MOHI PO7120421030
30 SRI WAHYUNI GANI PO7120421031
31 INDAH KUMALA SARI PO7120421032
32 RAISA TAATIYAH MUSA PO7120421033
SITTI RAHMAWATY
33
ASIKU PO7120421034
SRI SELVIANA
34
NOVITASARI PO7120421035
FATMAWATIGHAFRAN
35
ABDUL PO7120421036
36 EKA MURDANTY DEWI PO7120421037
37 MARSELINUS JAMALUDIN PO7120421038
38 AMALIA PO7120421039
39 ELAN D. TAIB PO7120421040
40 HASRIANI K PO7120421041
41 HELMI M. DG. TAPALA PO7120421042
NOVIA RENZA
42
PAEMBONAN PO7120421044
43 NUR AFNI ASWAR PO7120421045
44 NUR HIDAYAH PO7120421046
45 NURFITRIA PO7120421047
46 SRY IRMAYANTI SYAHRIR PO7120421048
47 SRI WAHYUNI. S PO7120421049
MERSI MARSALINA
48
LONTO PO7120421050
49 EPRIANTY SOMBO PO7120421051
KIKI FATMAWATI
50
PAKAYA PO7120421052
51 DZUL ADHAN GHIFARI PO7120421053

20
C. Alat dan Bahan YangDigunakan

1. Daftar alat(Kebutuhan)

a. Perahu karet2

b. Speed boat2

c. Pelampung 30

d. Perahu terbalik1

e. Tandu 3buah

2. Peralatan TKP 2(TRIASE)

a. Lembar triase (30lembar)

b. Tag/ pita Triase (merah 10, kuning 20, hijau 20, hitam10)

c. Tas Emergency(2)

d. Tabung O2beserta selang(5)

e. Bag Valve Mask(5)

f. Set infus, cairan(10)

g. Obatemergency

h. Masker (1dos)

i. Hand sanitizer (5Botol)

3. TKP 3 (RSLAPANGAN)

a. Tempat tidur lipat5

b. Tikar10

c. Tianginfus

d. Selimut

e. Tensimeter, Termometer,oxymetri
21
f. Spanduk

g. Tenda besar 1 (RSLapangan)

h. Tenda kecil 2 (tempat triase 1 dan pusat informasi1)

i. HT tiap TKP (minimal 4buah)

j. Tabung O2danselang

k. Pantom BHD3

l. Oropharingeal tube5

m. Nasopharingeal tube5

n. Neck colar5

o. Infus set10

p. Abocath10
q. Cairan infus NaCl 0,9% 5btl

r. RL 5btl

s. Dextrose 40% 2btl

t. Nebulizer1

u. Spalk tangan 2pasang

v. Spalk kaki/ panjang 2pasang

w. Mitella 4lembar

x. Nierbeken3

y. Kantong sampah medis dan nonmedis

z. Kain kasa steril 10 Box

aa. Kasa gulung10

bb. Verban elastis 10

cc. Hecting set/ Set perawatan luka


22
dd. Toa/ pengeras suara (Portable)

4. TKP 4 (RUJUKAMBULANCE)

a. Ambulance 3mobil

b. Peralatanemergency

c. HT 4 ( Radio Panggil)

5. PoskoInformasi

a. Petalokasi

b. Alattulis

c. Catatan daftar jumah korban, jumlah SDM, serta fasilitaspendukung

23
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. IdentifikasiKejadian/Masalah

Sebuah kapal yang mengangkut sekitar 57 orang asal Indonesia tenggelam di

perairan Banggai, Sulawesi Tengah, pada Kamis, 12 Mei 2022, (Tampong, 12

Mei 2022 jam 6.30). Empat orang anak buah kapal (ABK) dan sekitar 36

penumpang berhasil diselamatkan, 3 orang tewas, sementara lainnya masih dalam

pencarian."Jenazah yang ditemukan 3 orang. Kapal berangkat dari Gorontalo,"

kata Hermono kepada awak media.

Berdasarkan keterangan dari nelayan, kata Hermono, pada 12 Mei 2022

sekitar pukul 07.00 waktu setempat tiga kapal nelayan menemukan kapal

tenggelam dan melihat sekitar 35an orang yang memerlukan pertolongan.

Para korban lalu diserahkan ke perahu karet yang sedang berlayar di perairan

itu untuk dibawa ke daratan. Menurut para nelayan, ada korban yang

kondisinya sudah meninggal. Masyarakat sekitar menghubungi kepolisian dan

BPBD untuk segera menindaklanjuti dan berkoordinasi.

Informasi awal dari BPBD "Setelah kejadian dimaksud pihak BPBD dan

dinas kesehatan dengan menggunakan ambulans lautmenuju lokasi untuk

memberikan bantuan di sekitar tempat kejadian. Tim menemukan satu mayat

terapung yang diduga salah satu korban WNI kapal tenggelam. Saat ini mayat

korban diserahkan kepada RS untuk dilakukan visum et repertum," kata

Hermono.Hingga saat ini, pihak BPBD dan kepolisian melakukan operasi

pencarian korban lainnya dan akan menginfokan  jika ada korban lain yang
24
ditemukan.Hermono meminta agar masyarakat yang merasa kehilangan

keluarganya atau mengetahui keluarganya berangkat menggunakan jalur yang

aman dan segera menghubungi kepolisian terdekat.Dia juga menghimbau agar

masyarakat tidak menggunakan jalur ilegal karena berisiko mengalami

kecelakaan.

B. Jumlahkorban

Jumlah korban sebanyak 33 orang, dengan kondisi korban yakni: korban luka

ringan/lecet 7 orang, korban fraktur radius 3 orang, korban fraktur tibia 3 orang,

korban fraktur servikal 2 orang, korban cedera kepala 3 orang, korban tertelan air

laut 3 orang, korban tersengat ubur-ubur 2 orang, korban tertusuk bulu babi 3

orang, korban luka bakar 4 orang dan korban meninggal 3 orang.

C. Pembagian Tugas/Tim

Dilakukan pembentukan tim penolong antara lain :

1. Tim Penolong dari laut ke speed adalah penolong yang bertugas untuk

mengevakuasi korban dari laut menggunakan speed dan perahu karet menuju

darat. Tim ini berjumlah 20orang.

2. Tim Evakuator 1 adalah tim yang bertugas mengevakuasi korban dari speed

dan perahu karet menuju ke tim triage. Tim ini berjumlah 18 orang yang

bertugas untuk mengangkut korban dari laut/speed ke darat tehnik

mengakuasinya dengan cara mengangkat korban dari speed dan perahu karet

menggunakan tandu maupun dengan cara evakuasi angkat langsung.

25
3. Tim Triage adalah tim yang bertugas untuk menilai kondisi korban sesuai

dengan tingkat keparahan korban. Tim ini berjumlah 10 orang yang bertugas

memilah korban berdasarkan prioritas merah, kuning, hijau danhitam.

4. Tim Evakuator 2 yaitu tim yang bertugas mengevakuasi korban dari triage ke

Rumah Sakit lapangan. Tim ini berjumlah 20orang.

5. Tim Rumah sakit lapangan berjumlah 16 orang yang bertugas untuk

melakukan penanganan sesuai kondisikorban.

6. Tim informasi berjumlah 10 orang, 2 orang bertugas untuk mengumpulkan

informasi dari triage, 2 orang bertugas untuk mengumpulkan informasi dari

RS Lapangan, 1 orang mencatat informasi di papan informasi, 5 orang

menyampaikan perkembangan situasi lapangan dan kepada keluarga korban

dan awak media, dan menenangkan keluarga korban guna mencegah

kericuhan.

7. Tim Keluarga korban berjumlah 18 orang

Adapun Tugas yang dilaksanakan masing-masing tim adalah sebagai berikut :

1. Tim penolong dilaut

Penolong di laut merupakan tim yang bertugas untuk mencari dan

menemukan korban, mengangkat korban dari laut ke perahu karet dengan

melemparkan pelampung, dijangkau langsung, dan terjun langsung ke laut

untuk melakukan pertolongan korban yang hampir tenggelam.

2. Tim Evakuator1

Merupakan tim yang bertugas mengevakuasi korban dari perahu

26
speed ke darat dan mengevakuasi korban yang berada di tepi pantai lalu

27
dibawa ke tim triage. cara mengevakuasi yaitu dengan tarikan lengan, tarikan

baju dan tehnik mengangkat langsung.

3. TimTriage

Merupakan tim yang bertugas untuk memilah dan memilih pasien

berdasarkan beratnya penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik

serta prioritas transportasi.

Pengelompokkan triage berdasarkan tag label :

a. Prioritas Nol(Hitam)

Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk

diselamatkan. Prioritas hitam berjumlah 3 orang.

b. Prioritas Pertama(Merah)

Penderita Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan

medik atau transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. Misalnya

penderita gagal nafas, henti jantung, Luka bakar berat, pendarahan parah

dan cedera kepala berat. Prioritas merah berjumlah 10 orang.

c. Prioritas kedua(kuning)

Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang

kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam

waktu dekat., Luka bakar ringan, Fraktur atau patah tulang tanpa Shok

dan jenis-jenis penyakit lain. Prioritas kuning berjumlah 15 orang.

28
d. Prioritas Ketiga(Hijau)

Pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak

membutuhkan pertolongan segera serta tidak mengancam nyawa dan

tidak menimbulkan kecacatan. Nah mungkin anda masuk dalam kategori

yang ini, jadi Jangan marah-marah dan jangan heran kenapa anda tidak

langsung mendapatkan perawatan di Ruang UGD sementara mereka

harus menolong pasien lain yang lebih parah. Prioritas hijau berjumlah 7

orang.

4. Tim evakuator2

Evakuator triase ke Rumah Sakit lapangan merupakan tindakan

memindahkan pasien yang sudah dinilai berdasarkan tingkat keparahan oleh

tim triase untuk dilakukan tindakan pertolongan dan penanganan di Rumah

Sakit lapangan sebelum dirujuk ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat serta

mengantar pasien dengan label kuning dan merah menuju Rumah Sakit

lapangan, lebel hijau ke tempat informasi atau titik kumpul dan korban

dengan kondisi meninggal dunia dibawa ke tempat penampungan mayat untuk

dilakukan identifikasi korban. Cara evakuasi menggunakan tehnik

mengangkat langsung, papah dan memindahkan menggunakantandu.

5. Tim Rumah Sakit Lapangan

Tim rumah sakit lapangan merupakan tim yang bertugas untuk

memberikan pertolongan dan penanganan kedaruratan pada semua korban

sesuai dengan tingkat keparahan masing-masing korban sebelum dirujuk ke

29
rumah sakit. Tim Rumah Sakit lapangan menerima korban dari tim evakuator

2 dan melakukan triage kembali sebelum melakukan tindakan perawatan

kepada korban serta melakukan rujukan dengan ambulance ke pelayanan

kesehatan yang lebih memadai sesuai dengan kondisi korban

4. Tim poskoinformasi

Adapun tugas tim posko informasi yaitu mencari dan mengumpulkan

informasi terkait penanganan korban kecelakaan, mencatat semua korban yang

dievakuasi baik yang hidup maupun yang sudah meninggal, menyampaikan

informasi ke keluarga korban, awak media dan pihak lain yang membutuhkan

informasi, menenangkan keluarga korban guna mencegah kericuhan.

5. Keluargakorban

Adapun tugas keluarga korban yaitu membuat suasana simulasi

menjadi kacau dan bertugas sebagai keluarga yang mencari informasi tentang

anggota keluarganya.

D. Pelaksanaan

Dilakukan kegiatan penciri gadar pantai Dondo Barat Kabupaten Tojo

Una - Una Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah keseluruhan mahasiswa 51

orang dengan tugas dan peran masing-masing yang telah dibagi.

Tata cara pelaksanaan masing-masing tim adalah sebagai berikut :

1. Tim penolong dilaut

30
Melakukan evakuasi korban dari laut menuju ke darat dengan

menggukana alat 1 speed dan 3 perahu karet cara evakuasi yaitu

melemparkan pelampung kepada korban yang masih dapat bergerak,

menjangkau langsung korban dengan mendekatkan kapal pada korban serta

dapat melakukan tarikan baju pada korban yang dapat dijangkau, lalu terjun

langsung ke dalam air guna menyelamatkan korban tenggelam.

2. Tim evakuator1

Yaitu tim yang bertugas menjemput korban dari speed dan perahu

karet serta korban yang berada dipesisir pantai menuju tempat triase dengan

menggunakan alat evakuasi tandu scoop 3, dan tandu lipat 1. cara

mengevakuasi yaitu dengan tarikan lengan, tarikan baju dan tehnik

mengangkat langsung.

3. TimTriage

Pelaksanaan yang dilakukan di tim triage yaitu ketika korban tiba

langsung di periksa airway breathing, circulation, disability dan exposure

dan ketika diperiksa korban tidak terdapat nadi, dan tidak ada nafas

diberikan label warna hitam yang artinya korban sudah meninggal dunia.

untuk korban dengan sengatan ubur-ubur dan tertelan air laut namun tidak

pingsan diberikan label warna hijau yang artinya korban tidak mengalami

cedera serius dan tidak darurat . Korban dengan fraktur tibia diberikan label

warna kuning yang artinya kondisi yang mendesak dan korban dengan tidak

sadar diberikan label warna merah yang artinya korban dengan kondisikritis

31
dan perlu penanganan segera. Semua korban yang dibawa ke tempat triage

dilakukan pemilahan sebelum dibawa ke tempat penanganan

selanjutnya.adapun alat yang digunakan tim triage yaitu pita berwarna

merah,kuning,hijau dan hitam yang berjumlah 35 pita.

4. Tim evakuator2

Pelaksanaan yang dilakukan tim evakuator 2 tidak jauh berbeda

dengan evakuator 1, cara evakuasi menggunakan tehnik pengangkatan secara

langsung, papah dan tehnik memindahkan menggunakan tandu. Tim

evakuasi melakukan teknik pengangkatan terhadap korban-korbandengan

cara sebagai berikut :

EVAKUASI

Definisi Evakuasi korban merupakan


kegiatan memindahkan korban
dari lokasi kejadian menuju ke
tempat aman, hingga ahirnya
korban mendapatkan perawatan
dan pengobatan lebih lanjut.

Tujuan Menyelamatkan nyawa


penderita/korban yang masih
hidup dan memindahkan
penderita/korban yang sudah tidak
bernyawa

32
Indikasi 1. Ada bahaya langsung
terhadap korban
seperti :resiko ledakan
kapal, puing- puing
pecaghan kapal, kapal
terbalik, ada material
berbahaya, tumpahan
minyak, cuaca ekstrem, dan
sebagainya.
2. Memperoleh jalan masuk
menuju korban lainnya
3. Tindakanpenyelamatannyaw
aseperti RJP
perlumemindahkandanmerep
osisikorban
(kasushentijantung).
Kontraindikasi Pasien Menolak

Hal-hal yang 1. Memikirkan kesulitan


perlu memindahkan sebelum
diperhatikan mencobanya
2. Jangan mencoba mengangkat
dan menurunkan korban jika
tidak dapat mengendalikannya
3. Selalu memulai dari posisi
seimbang dan tetap jaga
keseimbangan
4. Merencanakan pergerkan
sebelummengangkat
5. Berdiri dengan kedua
kakisedikitmerenggang
6. Menggunakan tumpuan kaki
(paha) untukmengangkat
7. Mengupayakan untuk
memindahkan baban serapat
mungkin dengan tubuh
penolong
33
8. Melakukan gerakan secara
menyeluruh, serentak dan
mengupayakan agar bagian
tubuh salingmenopang
9. Mengurangi jarak atau tinggi
yang harus dilakukan korban
jika dapatdilakukan
10. Memperbaiki posisi dan
mengangkat secara bertahap
korban atau menjaga
kelurusantulang
Tabel 3.1 Teknik evakuasi

5. Tim rumah sakit lapangan

Pelaksanaan untuk tim rumah sakit lapangan yakni :

Pasien yang tiba di Rumah Sakit lapangan dilakukan triage ulang

sebelum dilakukan tindakan selanjutnya. Dimulai dengan initial assessment,

selanjutnya tim menggunakan APD dan memastikan bahwa pasien dan

lingkungan dalam kondisi aman untuk dilakukan tindakan, korban lalu dicek

respon secara verbal dan rangasang nyeri, tim saling membantu dalam

melakukan penangan pada korban adapun pengkajian dilakukan melalui

circulation, airway, breathing . korban yang masih bernafas namun nadinya

34
tidak teraba dilakukan CPR sedangkan korban tidak bernafas tapi nadi teraba

diberi bantuan ventilasi dengan BVM.

Korban dengan fraktur radius ulna, fraktur tibia fibula, dilakukan

pemasangan bidai. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan posisi bagian

tulang yang patah agar tidak bergerak, melindungi bagian tubuh yang cedera,

dan mencegah terjadinya kontaminasi dan komplikasi. Pembidaian dilakukan

setelah kondisi saluran napas, pernapasan dan sirkulasi penderita sudah

stabilitas. Untuk korban dengan luka ringan seperti luka terbuka dilakukan

balut tekan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penyembuhan luka, untuk

menyerap sekresi dari luka, untuk melindungi daerah luka dari bakteri. Untuk

korban tertelan air laut di lakukan heimlich maneuver sampai 5 kali jika

pasien muntah heimlich di hentikan, jika tidak muntah lanjutkan sampai

pasien muntah. Hal ini bertujuan memberikan tekanan paksa pada perut untuk

mengeluarkan benda asing yang berada di rongga pernapasan. Untuk korban

tertusuk bulu babi di lakukan menyiram kaki pakai air cuka kemudian cabut

perlahan – lahan durinya, jika terjadi pendarahan lukanya dibalut. Untuk

korban yang dirujuk yaitu korban fraktur tibia fibula, fraktur radius ulna dan

pasien tidak sadarkandiri.

6. Keluargakorban

Keluarga korban mengacaukan situasi serta menerobos masuk ke

area tempat kejadian untuk mencari keluarganya terutama anggota keluarga

meninggal saat kecelakaan laut, keluarga korban berteriak histerisdan

35
menimbulkan suara kegaduhan di tempat kejadian. Keluarga korban juga

menghambat proses evakuasi dan penanganan korban.

7. Tim poskoinformasi

Melaksanakan tugasnya dalam menyampaikan informasi kepada

keluarga korban, awak media dan pihak yang membutuhkan informasi terkait

kecelakaan sehingga meminimalisir terjadinya tumpang tindih data (berita hoax)

terkait kecelakaan, posko informasi juga berperan mengurangi terjadinya

kericuhan di tempat kejadian perkara dengan cara menenangkan keluarga,

menghalau keluarga masuk ke tempat kejadian perkara.

E. Pembahasan

Penanganan kegawatdaruratan korban yang dilakukan pada simulasi

penanggulangan kegawatadaruratan masyarakat di pantaiDondo Barat telah

dilakukan dengan sangat baik terutama dalam hal pemberian pertolongan

pertama pada korban. Pertolongan pertama tidak hanya diberikan pada korban-

korban yang mengalami kecelakaan kapal di laut, beberapa cedera yang dialami

di laut biasa di temui oleh masyarakat sekitar seperti terkena sengatan hewan

laut, goresan batu karang, maupun rasa keram ketika berenang pada orang yang

mahirsekalipun.

Menurut Hidayati (2020) pentingnya pemberian informasi dari petugas

kesehatan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan laut dapat membantu

masyarakat dalam mengetahui dan memahami tentang pertolongan pertama yang

akan dilakukan saat seseorang mengalami kecelakaan laut. Tingkat pengetahuan

36
penolong berhubungan dengan tingkat pendidikan , sumber informasi dan

keikutsertaan dalam pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD).

Pada simulasi penanggulangan kegawatdaruratan di pantaiDondo Barat,

mahasiswa melakukan teknik resusitasi jantung paru pada korban yang

mengalami henti napas dan henti jantung. Menurut Nori et al (2012) Mahasiswa

keperawatan merupakan salah satu by stander RJP yang membutuhkan

pengetahuan dan juga keterampilan dalam melakukan early-RJP, sehingga

mereka membutuhkan pelatihan RJP, agar setelah lulus, mereka yang nantinya

bekerja sebagai perawat dapat berespon cepat, tanggap dan efektif dalam

memberikan pertolongan pada korban. Kemampuan tersebut harus selalu

disiapsiagakan dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu yangada.

Prosedur bantuan hidup dasar wisatawan tenggelam dapat dilakukan

dengan penolong langsung terjun ke laut bila ombak laut tidak

membahayakan penolong, atau dengan terlebih dahulu melempari alat seperti

pelampung, tali tambang untuk memberi pertolongan dini, selanjutnya di

bawa ke pinggir atau tepi laut untuk dilakukan prosedur selanjutnya (Priambodo,

2017)

Pada simulasi penanggulangan kegawatdaruratan masyarakat di

pantaiDondo Barat, tim penolong dilaut melakukan evakuasi dengan

melemparkan pelampung pada korban serta terjun langsung ke laut guna

menyelamatkan pasien yang terancamtenggelam.

37
Menurut penelitian Haryati (2011) bahwa efektifitas dalam

menanggulangi korban tenggelam diantaranya adalah sarana pelampung

yang belum tercukupi, kurangnya keahlian dan koordinasi yang kurang baik

pada instansi terkait. Efektif tidak nya pertolongan korban tenggelam di

pengaruhi iklim atau kondisi lingkungan serta kondisi medan tempat

terjadinyatenggelam.

38
BAB IV
EVALUASI
A. EvaluasiPeran

1. Korban

Korban memainkan peran dengan baik tetapi belum maksimal, penghayatan

kurang baik dan ekspresi wajah masih kurang. Korban masih ada yang

melenceng dari peran yang ditetapkan

2. Tim penolong dari laut kespead

Tim penolong memainkan peran dengan baik tetapi masih kurang maksimal,

tim penolong masih ada yang kesulitan menaikkan korban ke speed. Tim

penolong masih ada yang terjun langsung tanpa memperhatikan keselamatan

diri sendiri sehingga mencederai diri dan yang seharusnya menolong malah

ditolong kembali.

3. Tim evakuator1

Tim evakuator 1 melaksanakan tugas dengan baik tetapi masih kurang

maksimal, keterbatasan alat yang digunakan seperti tandu, dan keterbatasan

tenaga laki-laki.

4. Timtriage

Tim triage melaksanakan tugas dengan baik tetapi masih kurang maksimal,

dikarenakan tim triage masih kesulitan untuk membedakan yang mana

korban yang harus diberi label merah, kuning dan hijau. Peran korban yang

39
kurang maksimal dan respon yang kurang sesuai dengan kondisi yang

dialami.

5. Tim evakuator2
|
Tim evakuator 2 telahmelaksanakan tugas dan melaksanakan kerja

sama tim yan baik, kekurangan di tim evakuator 2 yaitusebagian kecil petugas

merasa panik dalam penanganan korban, tapi kerja sama tim yang baik saling

menguatkan satu sama yang lain sehingga mampu dalam mengontrol situasi

agar tetap terkendali.

6. Tim RSlapangan

Tim RS lapangan melaksanakan tugas dengan baik, alat dan tempat masih

kurang namun tim tetap melaksanakan tugas dengan memaksimalkan sarana

dan prasarana yang ada untuk penanganan korban yang banyak. Koordinasi

juga belum maksimal karena pembagian tim telah dibentuk namun saat

korban datang dan kapasitas tidak sesuai dengan sarana yang tersedia, tim

menjalankan tugas tidak sesuai dengan pembagian tugas tim masing-masing.

7. Timinformasi

Tim informasi melaksanakan tugas dengan baik tetapi masih kurang

maksimal, dikarenakan anggota tim informasi kurang Personil selain bertugas

mencari, mencatat informasi dan menyampaikan informasi kepada keluarga

korban, awak media dan pihak yang membutuhkan informasi dalam waktu

bersamaan juga bertugas untuk menenangkan keluarga korban dalam kondisi

keluarga korban yang banyak membutuhkan informasi.

40
8. Keluargakorban

Keluarga korban menjalankan peran dengan baik, ekspresi sangat menjiwai

walaupun keluarga korban masih belum mengetahui bagaimana kondisi

keluarga yang menjadi korban sehingga menjadi korban. keluarga korban

sampai naik ambulance untuk memastikan korban meninggal sehingga

menambah kericuhan situasi.

B. Evaluasi PenangananKorban

1. Penanganan terhadap seluruh korban sudah cukup baik, setiap korban

mendapatkan tindakan sesuai dengan kondisimasing-masing.

2. Seluruh korban mendapatkan penanganan yang baik, tetapi alat yang

digunakan sangatterbatas.

3. Kerjasama tim dalam penanganan korban baik, tim sudah mengetahui

tindakan atau penanganan yang akan diberikan kepada setiap korban yang

datang.

4. Koordinasi dari seluruh tim masih belummaksimal

C. Instasi Terkait /Terlibat

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una - Una

2. Kepolisian Polairut Labuan

3. TNI (Kodim 1308 Luwuk, Danramil, Babinsa DesaBiak)

4. BPBD Kabupaten Tojo Una - Una

5. Kantor SARLuwuk

6. Camat LuwukUtara

41
7. RSUDAmpana

8. PUSKESMAS Biak

9. PSC 119

10. Kepala desaBiak

42
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulakan

bahwa kegiatan pelaksanaan simulasi penanganan kegawatdaruratan korban

kecelakaan laut berlangsung di Pantai Dondo Barat, Luwuk Utara yang

berdekatan dengan UPTD Puskesmas Biak. Target peserta pada kegiatan ini

yaitu 51 mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Poltekkes kemenkes Palu.

Dengan kebutuhan alat yang berbeda-beda di setiap TKP.

Pelaksanaan dilakukan dengan simulasi kasus yang telah ditetapkan

oleh instansi, dengan jumlah korban sebanyak 33 orang, dengan kondisi

korban yakni: korban luka ringan/lecet 7 orang, korban fraktur radius 3 orang,

korban fraktur tibia 3 orang, korban fraktur servikal 2 orang, korban cedera

kepala 3 orang, korban tertelan air laut 3 orang, korban tersengat ubur-ubur 2

orang, korban tertusuk bulu babi 3 orang, korban luka bakar 4 orang dan

korban meninggal 3 orang.

Lalu dibentuk beberapa tim, yaitu Tim Penolong dari laut ke speed

berjumlah 20 orang. Tim Evakuator berjumlah 18 orang yang bertugas untuk

mengangkut korban dari laut/speed ke darat. Tim Triage adalah tim yang

bertugas untuk menilai kondisi korban sesuai dengan tingkat keparahan

korban. Tim ini berjumlah 10 orang yang bertugas memilah korban

berdasarkan prioritas merah, kuning, hijau dan hitam.Tim Evakuator 2 yaitu

43
tim yang bertugas mengevakuasi korban dari triage ke Rumah Sakit lapangan.

Tim iniberjumlah20 orang. Tim Rumah sakit lapangan berjumlah 16 orang

yang bertugas untuk melakukan penanganan sesuai kondisi korban. Tim

Informasi berjumlah 3 orang yang bertugas untuk mengumpulkan infomasi

dari Triage, evakuator 2 dan rumah sakit lapangan serta menyampaikan

perkembangan situasi lapangan kepada keluarga korban dan awak media dan

Tim Keluarga korban berjumlah 11orang.

B. Saran

Mahasiswa diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam melakukan penanganan pada korban massal

kegawatdaruratan pantai, terutama dalam melakukan evakuasi korban,

transportasi korban, pertolongan pertama korban, dan kemampuan dalam

mengontrol situasi agar tetap terkendali.

44
DAFTAR PUSTAKA

Bierens JJLM (eds.). (2014). Drowning: Prevention, Rescue, Treatment. 2nd edition.
New York: Springer.

BPS Kec. Luwuk Utara Dalam Angka, 2018

Cantwell GP. Drowning. (2017). Updated on [May 18, 2017]; accessed on. Available
URL: https://emedicine.medscape.com/article/772753overview

Debora, Oda. (2020). "Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Kegawatdaruratan


Wisata Pantai Di Desa Sumberbening Kecamatan Bantur Kabupaten
Malang." Jurnal Pengabdiaan Masyarakat Kasih (Jpmk) 1.2 :40-43.

Faradisi, Firman, Nurul Aktifah, and Dian Kartikasari. (2021). "Pelatihan


Kegawatdaruratan Akibat Tenggelam (Henti Nafas Henti Jantung) Pada
Pedagang Makanan Di Bibir Pantai Joko Tingkir Petarukan
Pemalang." Jurnal Batikmu 1.1 :5-9.

Grenfell R. Drowning management and prevention. (2004). Australian Family


Physician; 31(12): 990-993.

https://suebpunya.wordpress.com/2013/11/28/luwuk-banggai-sulawesi-tengah/

Haryati, Sri dan Zaili Rusli. (2011). Efektifitas BASRNAS dalam Penanggulangan
Bencana dan Musibah di Pekanbaru.Skripsi. Riau FISIP Universitas Riau

Hasanah, N. I., Safri, S., & Erianti, S. (2019). Faktorfaktor yang berhubungan dengan
sikap polisi lalu lintas dalam pemberian bantuan hidup dasar (bhd) pada
pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas di polresta pekanbaru. Al-asalmiya
nursing: journal of nursing sciences, 8(2), 70-79. Diakses dari
http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/keperawatan

Hidayati, R. (2020). Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penanganan Henti


Jantung di Wilayah Jakarta Utara. NERS Jurnal Keperawatan, 16(1), 10-17.
DOI: https://doi.org/10.25077/njk.16.1.10-17.2020

Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia:
Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
hlm. 212–213.ISBN978-602-1289-43-3. Diarsipkan dari
versiasli (PDF) tanggal 2021-04-21. Diakses tanggal2022-04-04.

45
Priambodo,G.,Istiningtyas,A.,Rahardiantomo,E. (2017). Indikator Bantuan Hidup
Dasar Untuk Menolong Korban Tenggelam. Jurnal Kesehatan Kusuma
Husada.
Usaputro R and Yulianti K. Karakteristik serta Faktor Resiko Kematian Akibat
Tenggelam Berdasarkan Data Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah 2010 – 2012. E-Jurnal Medika Udayana 2014;3(5):551-
561.

World Health Organization. Global Report on Drowning: Preventing A Leading


Killer. Geneva: World Health Organization; 2014.

46

Anda mungkin juga menyukai