Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN MAGANG VIRTUAL

DI
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MANADO

Oleh :

Ayu Aprianty Patanduk


NIM : 711335116004

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN MAGANG VIRTUAL


DI
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MANADO

Telah diperiksa dan disetujui untuk diterima.


Manado, Juli 2020

Narasumber

Yohanis Rapa Patari, SE, M.Kes Oktovianus Kambu,


SKM, M.Kes
NIP.196607281992031001
NIP.196610191995011001

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Terapan
Sanitasi Lingkungan

Suwarja, S.Pd, M.Kes


NIP: 196304191988031001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Bongakaraeng, SKM, M.Kes


NIP. 196806011998031002

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada yang Maha Besar Tuhan karena atas izin dan

penyertaanNya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan magang instansi

sejak awal hingga penulisan laporan ini dapat berlangsung dengan baik.

Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat penilaian untuk

memenuhi pelaksanaan akademik di Poltekkes Kemenkes Manado jurusan

Kesehatan Lingkungan. Kegiatan magang ini merupakan salah satu mata kuliah

semester akhir yang wajib diikuti mahasiswa. Melalui kegiatan magang ini

diharapkan mahasiswa memperoleh ilmu dan ketrampilan yang lebih nyata di

dunia kerja khususnya dibidang pengendalian resiko lingkungan yang menjadi

tugas utama KKP.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bongakaraeng, SKM, M.Kes. sebagai Ketua Jurusan Kesehatan lingkungan


Poltekkes Kemenkes Manado.
2. Suwarja, S.pd., M.Kes. sebagai Ketua Program Study D-IV Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado.
3. Yohanis Rapa Patari, SE, M.Kes selaku, Kepala KKP Manado yang telah
memberikan bimbingan materi serta kesempatan bagi kami mengikuti
kegiatan magang.
4. Oktovianus Kambu, SKM, M.Kes selaku, kepala seksi PRL KKP Manado
yang telah memberikan bimbingan materi serta kesempatan bagi kami
mengikuti kegiatan magang.
5. Irmawati Buleno, S.Tr.Kes selaku, staf pegawai seksi PRL KKP Manado
yang telah memberikan bimbingan materi serta kesempatan bagi kami
mengikuti kegiatan magang.

ii
6. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu kami baik langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari laporan ini belum sempurna oleh karena itu kritik dan saran

untuk melengkapi dan menyempurnakan laporan ini sangat diharapkan sehingga

laporan ini layak dijadikan salah satu referensi bagi pembaca.

Manado, 05 Juli 2020

Penyusun

Ayu Aprianty Patanduk

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................. iii
BAB. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................... 1
B. Tujuan.................................................................... 3
C. Waktu Pelaksanaan............................................... 3
BAB. II. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Gambaran Umum Lokasi Magang………………. 4
B. Wilayah Kerja...................................................... 4
C. Tugas pokok tenaga kesling di KKP……………. 5
BAB. III. HASIL KEGIATAN
A. Pelaksanaan Pemberantasan Vektor Nyamuk Aedes
aegypti………………………………………………………. 11
B. Pengendalian Tikus dan Pinjal………………………... 13
C. Pengendalian Lalat dan Kecoa....................................... 19
D. Pengamanan Pestisida.................................................... 23

BAB IV. PENUTUP


A. Kesimpulan ….……………………………...……........ 25
B. Saran…………………………………………………... 26

REFERENSI……………………………………………………….. 27

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelabuhan merupakan pintu gerbang lalu lintas orang, barang dan

alat angkut baik dari dalam maupun luar negeri. Pelabuhan terdiri dari

pelabuhan udara dan pelabuhan laut. Peranan pelabuhan demikian penting

dan strategis. Pesatnya perkembangan pelabuhan disebabkan oleh berbagai

faktor seperti: pembangunan sektor perhubungan, kemajuan lalu lintas

internasional, perkembangan teknologi dan epidemiologi pemberantasan

penyakit menular, perkembangan lalu lintas OMKABA (Obat, Makanan,

Kosmetika, AlatKesehatan, dan Bahan Adiktif), banyaknya populasi dan

pergerakan manusia pada suatu saat di lingkungan pelabuhan,

bertambahnya port d’entry, tumbuh dan berkembangnya sentra-sentra

ekonomi dan sentra-sentra industri yang tidak jarang tumbuh dan

berkembangnya pula pelabuhan-pelabuhan baru.

Pelabuhan laut, udara, dan lintas batas negara sebagai pintu

gerbang utama dalam hubungan internasional, memiliki fungsi dan peran

penting dalam tatanan perekonomian pariwisata, dan hal lain yang

menyangkut hubungan internasional, yang dampaknya bisa

menguntungkan dan bisa juga merugikan negara misalnya sebagai pintu

masuk/keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular tertentu.

Melihat ancaman penyakit diatas. Badan Kesehatan dunia (WHO)

melakukan sidang majelis kesehatan dunia untuk merevisi International

1
health regulation (IHR) tahun 1998 untuk mengatasi masalah kedaruratan

kesehatan yang meresahkan kesehatan dunia (Public Health Emergency of

International Concern). IHR tahun 2005 revisi yang merupakan hasil

sidang majelis kesehatan dunia yang akan diberlakukan tahun 2007

bertujuan mencegah, melindungi dan menanggulangi terhadap penyebaran

penyakit antar negara tanpa pembatasan perjalanan dan perdagangan yang

tidak perlu.

Kantor kesehatan pelabuhan merupakan unit pelaksanaan teknis

(UPT) kementrian kesehatan yang mempunyai tugas mencegah masuk dan

keluarnya penykit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan

kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan seta pengendalian dampak

kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan dan sanitasi merupakan suatu masalah yang

ditemui khususnya pada negara – negara berkembang. Indonesia yang

merupakan salah satu negara berkembang karena itu perlu perhatian dari

pemerintah lebih umumnya masyarakat sekitar harus terlibat dalam

penanganan kesehatan lingkungan.

Pelabuhan merupakan pintu gerbang lalu lintas bagi orang, barang,

dan alat angkut antar wilayah, baik dari dalam maupun luar negeri,

sehingga memungkinkan masuknya penakit karantina maupun penyakit

menular yang berpotensi wabah, Sehingga sangat diperlukan pencegahan

dan pengendalian resiko kesehatan maupun pengendalian dan pengawasan

2
terhadap sanitasi lingkungan tersebut. Pelabuhan sendiri terdiri dari

pelabuhan laut dan pelabuhan udara.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami tugas-tugas pokok tenaga sanitarian di

KKP Kelas II Manado

2. Mahasiswa dapat mengetahui menyiapkan bahan perencanaan,

pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan koordinasi

pelaksanaan pengendalian vektor dan binatang penular penyakit dan

menganalisa pementauan tersebut.

3. Mahasiswa dapat mengetahui pembinaan sanitasi lingkungan di

wilayah kerja KKP Kelas II Manado

C. Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan praktek magang virtual, pada :

Hari/Tanggal : Senin, 29 Juni 2020

Jam : 10.00 Wita – Selesai

Tempat : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado

3
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Gambaran Umum Lokasi Praktek

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado, berlokasi di Jalan

Raya Koka Lingkungan II Kelurahan Lapangan Kecamatan Mapanget,

Kompleks Bandara Sam Ratulangi Manado.

B. Wilayah Kerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado memiliki 10 kantor

di Sulawesi Utara. Kantor induk di Bandara Internasional Sam Ratulangi,

sedangkan wilayah kerja (wilker) ada 9 yang berada di :

1. Pelabuhan Laut Manado

2. Pelabuhan Laut Likupang,

3. Pelabuhan Laut Melonguane,

4. Pelabuhan Laut Lirung,

5. Pelabuhan Laut Siau,

6. Pelabuhan Laut Peta,

7. Pelabuhan Laut Tahuna,

8. Pelabuhan Laut Miangas, dan

9. Pelabuhan Laut Marore

4
C. Tugas pokok tenaga kesling di KKP:

1. Pengawasan sanitasi lingkungan

Pengawasan yang dilakukan terhadap lingkungan

pelabuhan/bandara/pos lintas batas maupun alat angkut sehingga

lingkungan pelabuhan maupun alat angkut cocok untuk hidup.

Ruang Lingkup

1. Pelabuhan

2. Bandara

3. Perairan pelabuhan

4. Kapal

2. Pengawasan kualitas air bersih di pelabuhan/Bandara

Pengawasan terhadap :

 sarana penyediaan air bersih,

 kualitas air (fisik,kimia,bakteriologis)

 dan tindak lanjutnya di pelabuhan/ bandara, alat angkut

Ruang Lingkup :

 Sumber,

 Reservoar,

 Pipa distribusi,

 Hydran,

 Gerobak air,

 Perahu air/mobil air yang mendistribusi ke kapal/pesawat,

 Perkantoran,

5
 terminal,

 TTU (Rumah makan, restoran, wc, urinoir, wastafel)

3. Pengamanan makanan dan minuman

Pengamanan makanan dan minuman adalah upaya melindungi

makanan dan minuman yang meliputi :

 pemilihan bahan baku,

 penyimpanan bahan baku,

 pengolahan makanan, penyajian

 dan pengangkutan dari kemungkinan tercemar oleh bahan-bahan

kontaminan.

RUANG LINGKUP meliputi :

1. Keperluan didalam pesawat udara,

2. Keperluan didalam kapal laut

3. Keperluan didalam dilingkungan pelabuhan/bandara sendiri

Pengawasan Lingkungan terhadap ;

1. Tempat Pengelolaan Makanan antara lain yakni rumah makan /

warung makan / restoran, jasa boga, makanan jajanan,

2. Bahan-bahan makanan untuk keperluan dikapal baik yang berasal

dari darat dan diolah menjadi makanan didapur kapal

3. Pengolahan makanan dari bahan mentah sehingga menjadi sesuatu

yang siap untuk dinikmati oleh konsumen

6
4. Pengawasan hygiene dan sanitasi gedung/bangunan dan perusahaan

Pengawasan kondisi dari komponen atau bagian-bagian bangunan serta

fasilitas pendukungnya yang ada di pelabuhan dari kemungkinan

timbulnya masalah kesehatan

Ruang lingkup meliputi :

1. Kondisi Fisik bangunan gedung dan Halamannya

2. Penanganan Sampah

3. Sarana Pembuangan Air Limbah

4. Vektor

5. Perilaku

Jenis-jenis pengawasan hygiene dan sanitasi gedung/bangunan dan

perusahaan

1. Pengawasan Rutin adalah pengawasan yang dilakukan secara rutin

setiap satu bulan sekali.

2. Pengawasan Khusus adalah pengawasan yang dilakukan apabila

terjadi KLB.

Kegiatan

 Inspeksi Kesehatan Lingkungan:

 Pengamatan fisik

 Pengukuran kualitas kesehatan lingkungan bila perlu

 Pengolahan dan analisis data

 Laporan kepada atasan langsung

7
 Rekomendasi kepada pihak terkait

 Pengawasan:

 Pengumpulan data faktor risiko

 Melakukan pemeriksaan faktor risiko

 Melakukan pembinaan terhadap pengelola

 Pengolahan dan analisis data

 Laporan

 Penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan form penilaian terlampir atau

yang telah disesuaikan dengan keadaan setempat. Hasil penilaian dapat

digunakan sebagai bahan penilaian kinerja.

5. Pengawasan Sanitasi Alat Angkut

Pengawasan sanitasi semua bagian dalam alat angkut sehingga alat angkut

tersebut layak dari segi sanitasi untuk mengangkut/ditinggali orang.

Ruang lingkup meliputi :

 Kapal Laut

 Pesawat

Jenis-jenis kegiatan pengawasan sanitasi alat angkut

 Pemeriksaan rutin

Pemeriksaan rutin dilakukan terhadap setiap kapal/pesawat yang

datang.

 Pemeriksaan berkala

8
Pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali bersamaan

dengan pemeriksaan tanda-tanda kehidupan tikus guna penerbitan

DC/DEC

 Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan yang dilakukan pada saat terjadi

KLB di kapal/pesawat.

6. Pegawasan Pencemaran Udara, Air dan Tanah

Pengawasan yang dilakukan terhadap sumber pencemar yang ada di

wilayah pelabuhan.

RUANG LINGKUP meliputi :

 Pelabuhan

 Perairan Pelabuhan

Pengawasan dilakukan mulai dari sumber, pengumpulan / pemilahan,

pengangkutan, penampungan sementara, pembuangan akhir/pemusnahan.

(IHR annex 4)

A. Pengendalian Vektor

1. Pengertian

Kegiatan pengawasan terhadap upaya pengamatan dan pengendalian

yang dilakukan untuk menurunkan populasi atau melenyapkan vektor

dan binatang penular penyakit dengan maksud mencegah atau

memberantas penyakit yang ditularkan oleh vektor dan binatang

penular

2. Ruang Lingkup

9
1. Pelabuhan/bandara

2. Kapal laut dan pesawat

3. Bangunan dan gedung

3. Jenis- jenis pengendalian vektor dan binatang penularan penyakit

1. Pemberantasan Nyamuk

2. Pemberantasan Tikus dan Pinjal

3. Pemberantasan Lalat dan kecoak

4. Fumigasi

10
BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Pelaksanaan Pemberantasan Vektor Nyamuk Aedes aegypti

a. Persyaratan Teknis

 Aedes aegypti, baik stadium larva maupun stadium dewasa tidak

terdapat didaerah perimeter.

 House indeks A.aegypti didalam buffer kurang dari 1 % dan

populasi nyamuk dilingkungan pelabuhan ditekan serendah

mungkin.

 Kapal laut dan pesawat udara harus bebas nyamuk.

b. Pelaksanaan

Survei Aedes aegypti stadium larva adalah untuk menentukan

infestasi didaerah pelabuhan.

sebelum melaksanakan pengamatan stadium larva, harus dilakukan

terlebih dahulu langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pemetaan daerah perimeter dan buffer area yang meliputi letak

bangunan, jalan, tempat kapal berlabuh, hangar dan lainnya yang

dianggap perlu.

2. Membagi daerah pengawasan untuk memudahkan pengawasan dan

pemberantasan secara intensif .

3. Siapkan peralatan yang diperlukan untuk mengambil larva

4. Survey

5. Lakukan identifikasi larva

11
6. Hitunglah Indeks kepadatan jentik Aedes aegypti

7. Larvasida

8. Fogging

c. Peralatan yang diperlukan untuk mengambil larva:

a. Senter

b. pipet panjang (± 100 cm, Ø1 cm) dengan karet penghisap.

c. pipet sedang ( 40 cm, Ø1 cm)

d. pipet kecil

e. cawan petri (petri disk)

f. botol kosong kecil

g. formulir-formulir isian

h. alat tulis (pensil/pena)

i. tas untuk tempat alat-alat tersebut.

d. FOGGING

Penyemprotan dilakukan didalam/sekitar rumah-rumah. Yang

disemprot ialah tempat-tempat hinggap / istirahat nyamuk-nyamuk

Aedes. Yakni bagian-bagian bawah rumah-rumah, tempat-tempat

dibawah meja/tempat tidur, lemari dll dan disekitar sarang-sarangnya

(dinding pagar, sampah-sampah, semak-semak).

e. Rumus perhitungan indeks kepadatan Jentik Aedes aegypti

a) House Index (HI) : Persentase antara rumah dimana ditemukan jentik

terhadap seluruh rumah yang diperiksa.

 HI = Jumlah rumah yang ditemukan jentik X 100 %

12
Jumlah rumah yang diperiksa

b) Container Index (CI) : Persentase antara kontainer yang ditemukan

jentik terhadap seluruh kontainer yang diperiksa.

CI= Jumlah kontainer yang positif jentik X 100 %

Jumlah kontainer yang diperiksa

c) Breteau Index (BI) : Jumlah kontainer yang positif per seratus rumah.

BI = Jumlah kontainer yang positif X 100

100 rumah yang diperiksa

f. Identifikasi Larva/Nyamuk

- Kepala

- Thorax

- Abdomen

B. Pengendalian Tikus/Pinjal

Tikus adalah binatang pengerat yang merugikan manusia karena

menghabiskan/merusak makanan, tanam-tanaman, barang-barang dan lain-

lain harta benda. Kehidupan sebagian tikus disebut juga “Commensal” yaitu

makan, tinggal dari dekat kehidupan manusia.

Tikus dapat pula menyebarkan berbagai jenis penyakit seperti:

 Penyakit-penyakit bacterial.

 Penyakit-penyakit Virus

13
 Penyakit-penyakit spirochaeta

 Penyakit -penyakit cacing

Sesuai dengan International Health Regulations, KKP, harus berusaha

agar daerah pelabuhan bebas dari infestasi tikus dan mengadakan ratproofing

bangunan-bangunan di daerah pelabuhan. Begitu juga terhadap kapal seperti

tercantum dalam IHR pasal 54 a harus bebas dari kehidupan tikus.

a. Ruang lingkup pengawasan tikus dipelabuhan meliputi :

1. Pemeriksaan adanya kehidupan tikus dan parasit

2. Pemberantasan tikus dan pinjal dilingkungan pelabuhan dan kapal.

b. pengendalian tikus di darat

 Tujuan

Menjamin bebasnya masyarakat dilingkungan pelabuhan dari gangguan

kehidupan tikus dalam rangka upaya pencegahan penyakit menular dan

kerugian-kerugian lain yang ditimbulkan oleh tikus.

 Sasaran

1. Kapal Penumpang Ferry

2. Kapal Barang

3. Kapal Kontainer

4. Kapal Tanker

5. Kapal Tunda

6. Kapal Tongkang

7. Kapal Terbang

14
c. Pelaksanaan

1) Pemetaan

Buat peta/daerah situasi gudang-gudang dan bangunan lain yang ada

dipelabuhan, termasuk tempat-tempat penumpukan barang diarea

terbuka, retoran dan tempat lain yang memungkinkan tikus bersarang.

Peta situasi kapal yang sandar dipelabuhan dapat dusun sesuai dengan

situasi terbaru.

Kegunaan peta tersebut adalah untuk menunjukkan :

 Lokasi gudang dan bangunan

 Posisi kapal

 Sistim roiling

 Lokasi tempat bak sampah

 Lokasi penumpukan barang diarea terbuka

 Lokasi-lokasi lain yang dianggap perlu.

2) Pemasangan Perangkap

langkah-langkah pemasangan perangkap tikus sebagai berikut

1. Pemasangan perangkap pada sore hari, terutama digudang-gudang

yang dilakukan setiap 40 hari selama 5 hari berturut-turut yang dapat

mencakup seluruh area pelabuhan, untuk pelabuhan besar dapat

dibagi menjadi 2 - 4 bagian sesuai dengan keadaan dan masing-

masing bagian yang dikerjakan dalam 5 hari berturut-turut dapat

diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan.

15
2. Jumlah perangkap yang dipasang antara 100 – 300 buah/hari (sesuai

kebutuhan)

3. Perangkap diambil keesokan hari sebelum aktivitas mulai ramai

(pagi hari)

4. Perangkap yang ada tikus dipisahkan dan dimasukkan kedalam

karung kain dan diberi label (tempat pemasangan lokasi dan nomor

perangkap).

3) Pemeriksaan Tikus

1. Tikus yang sudah diberi tanda/label lalu dibunuh (secara mekanik

atau menggunakan kapas yang telah diberi chloroform dan

dimasukkan kedalam karung, kemudian tunggu beberapa menit,

sampai tikus tidak bergerak lagi.

2. Lakukan penyisiran pada tikus, menggunakan sisir khusus untuk

kutu agar mudah mendapatkan elto partasit (pinjal, mite, fieks dan

chingger)

3. Melakukan identifikasi tikus untuk mengetahui

Species:

 Panjang tikus keseluruhan

 Panjang ekor

 Panjang kaki

 Panjang telinga

 Menghitung jumlah mamae (susu) dan mengukur besar testis.

 Menimbang berat tikus

16
 Tentukan species tikus

4) Identifikasi Pinjal

1. Menghitung jumlah pinjal dan tentukan indeks pinjal (bila indeks

pinjal lebih dari 2 lakukan pemberantasan) perlunya pemberantasan

bila indeks pinjal lebih dari 2 karena kemungkinan akan adanya

infestasi penyakit pes di wilayah pelabuhan.

2. Menentukan species pinjal (guna pemeriksaan jenis pinjal, untuk

mengetahui apakah ada pinjal import dari negara lain yang terbawa

oleh kapal asing).

Hitunglah Indeks pinjal (Flea Index) yaitu :

Indeks Pinjal= Jumlah Pinjal Yang Ditemukan

Jumlah Tikus Yang Tertangkap

Melakukan bedah tikus untuk:

 Pengambilan darah (seralogis)

 Mencari endoparasit (cacing)

 Melihat kemampuan reproduksi tikus betina

d. Pengendalian Tikus Dikapal

1. Pengamatan dilakukan terhadap :

a. Pemasangan rat guard

b. Posisi tangga kapal yang harus ditinggikan 60 cm dari dermaga

c. Pemasangan lampu pada malam hari yang menerangi seluruh tangga.

d. Usahakan menghindari kapal tender/bergandengan.

2. Pemeriksaan tanda-tanda tikus dikapal

17
a. Pemeriksaan terhadap kapal dilakukan sekali 6 bulan disesuaikan

dengan masa berlakuknya DC/DEC. Pemeriksaan tikus dikapal

dilakukan dengan melihat tanda-tanda kehidupan tikus .

b. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tentukan tindakan (bebas hapus tikus

atau hapus tikus).

3. Cara Pemerkisaan Tikus Dikapal

a. Petugas pemeriksa naik keatas kapal disertai dengan petugas

keagenan kapal.

b. Petugas pemeriksa menemui Nakhoda kapal sambil

memperkenalkan diri dan memperlihatkan ST.

c. Petugas pemeriksa meminta kepada Nakhida agar salah satu

perwiranya menyertai pemeriksaan kapal.

d. Pemeriksaan tikus dikapal dilakukan dengan melihat tanda-tanda

kehidupan tikus seperti :

e. Kotoran (dropping) tikus :

f. Runways. Tikus suka mempergunakan jalan yang sama untuk keluar

dari sarangnya mencari makan dan sebagainya,

g. Tracks atau bekas tapak kaki.

h. Bekas gigitan (gnawing).

i. Tikus hidup dan tikus mati. Terlihatnya satu ekor tikus sewaktu

pemeriksan berarti diperkirakan ada 20 ekor di tempat/kapal itu.

4. Pemberantasan Tikus Dikapal

a. Cara Mekanik

18
 Pemasangan perangkap pada tempat-tempat yang diperkirakan

tempat bersarangnya tikus (yang lazim dipakai).

 Penggunaan lem tikus.

 Penangkapan langsung (sulit dilakukan).

b. Cara Biologis

Memelihara binatang pemangsa (predator) seperti kucing).

c. Cara Peracunan (poisoning)

 Pemberitahuan kepada pihak kapal tentang akan diadakan

peracunan, bahaya terhadap manusia dan cara-cara pengamanannya.

 Menentukan tempat-tempat pemasangan racun dan diberi

tanda/penomoran.

 Racun yang telah dicampur dengan makanan/ antractaf diletakkan

diatas piring kertas.

C. Pengendalian Lalat dan Kecoa

1. Pengendalian Lalat

Lalat termasuk golongan serangga yang tersebar luas diseluruh dunia.

Lalat dari genus Musca domestica (lalat rumah) yang berperan sebagai

vektor penyakit terutama penyakit pada saluran pencernaan (kolera,

disentry, typhoid, infantile diare, keracunan makanan dan parasit cacing).

a. Bionomik :

 Telur diletakan dibahan-bahan organic yang lembab,umpamanya

sampah dapur, kotoran manusia/ hewan, sisa makanan dll. .

19
 Lalat betina bertelur yang tersedia. Setiap kali bertelur 100 – 150

butir, semasa hidupnya seekor lalat bertelur 2 – 4 kali.

 8 – 30 jam telur - larva (maggot atau made),

 3 – 14 hari. larva - kepompong (pupa)

 3 – 10 hari - lalat dewasa

 Rata-rata 30 hari. Waktu minimal metamorfosa ini, dari telur

menjadi lalat dewasa.

 Karena daya berkembang biaknya yang hebat, populasi M.

domestica disuatu daerah dalam waktu yang singkat dapat menjadi

sangat banyak.

b. Pengawasan dan pemberantasan lalat

1. Tujuan Pengamatan lalat

 Dilakukan untuk mengetahui tingkat kepadatan lalat 

merencanakan upaya pengendalian yaitu tentang kapan, dimana

dan bagaimana pengendalian akan dilakukan.

 Sumber tempat berkembangbiaknya lalat.

2. PERALATAN yang di pakai

 Didalam bangunan :

- perangkap lalat ultraviolet

- sticky trap

 Diluar bangunan :

- fly grill

- sticky trap

20
- perangkap umpan

3. Pemberantasan lalat dilakukan dengan cara kombinasi antara :

 perbaikan lingkungan

 chemical control.

 Radius pengendalian lalat adalah 900 meter dari batas perimeter

c. Pengamatan Lalat

 Pengamatan/surveilans dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

kepadatan lalat dan tempat/sumber kepadatan lalat.

 Pengukuran dilakukan menggunakan alat fly grill

 Interpretasi hasil pengukuran jumlah lalat yang hinggap pada fly

grill per 30 x 10 detik pada setiap lokasi

d. Indeks kepadatan lalat

Interpretasi hasil :

 0-2 : Tidak menjadi masalah (rendah)

 3-5 : Perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat

Berkembangbiaknya lalat (populasi sedang)

21
 6-20 : Populasi padat dan perlu pengamanan terhadap tempat-

tempat berkembangbiaknya lalat dan bila mungkin direncanakan

upaya pengendaliannya (tinggi/padat)

 21 keatas : Populasi sangat padat dan perlu dilakukan

pengamatan terhadap tempat berkembangbiaknya lalat dan

tindakan pengendalian lalat (sangat tinggi/sangat padat)

2. Pemberantasan KECOAK

 Sanitasi lingkungan.

 Menyimpan makanan dengan baik.

 Intervensi kimiawi : insektisida, repellent, atractant. Insektisida yang

banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain : Hidrocarbon

chlor, Clordane, Dieldrin, heptaclor, lindane, dan golongan

organophosphate majemuk diazinon, dichlorvos, malathion, dan ronnel.

a. Cara Pengamatan Kecoa

1. Melakukan pemetaan untuk menentukan tempat yang potensial

2. Melakukan pengamatan, Keberadaan telur, kotoran, kecoa mati,

atau kecoa hidup.

3. Pada tempat persembunyian disemprotkan aerosol untuk

memancing kecoa keluar

4. Hitung jumlah dan jenis tanda-tanda kecoa yang di temukan

5. Interpretasi hasil pengamatan.

b. Indeks Populasi Kecoa yang menempel pada permukaan

perangkap.

22
Jumlah Kecoa yang tertangkap
Indeks Populasi Kecoa=
Jumlah Perangkap

c. Indikator Kepadatan Kecoa Per Spesies

Interpretasi hasil sebagai berikut :

1. Rendah : Tidak menjadi masalah.

2. Sedang : Perlu pengamanan tempat perkembangbiakan.

3. Tinggi/padat :Perlu pengamanan tempat perkembangbiakan dan

rencana pengendalian.

4. Sangat tinggi : Perlu pengamanan tempat perkembangbiakan dan

Pengendalian.

D. Pengamanan Pestisida

Kegiatan yang meliputi pembuatan, pengangkutan, penyimpanan,

peragaan, penggunaan dan pembuangan / pemusnahan pestisida.

Ruang lingkup meliputi :

 Pelabuhan

 Bandara

 Prosedur Pengamanan Pestisida

a. Pengangkutan

Pengemudi/nakhoda yang mengangkut pestisida harus memahami

tentang jenis dan bahaya pestisida yang akan diangkut, cara

pengamanan dan tindakan darurat selama diperjalanan

b. Penyimpanan

Harus memenuhi syarat kesehatan

 Tempat penyimpanan pestisida/gudang

23
 Konstruksi bangunan tempat penyimpanan

 Fasilitas Sanitasi tempat penyimpanan

 Persyaratan kesehatan tata ruang pada setiap tempat penyimpanan

pestisida harus terdapat ruangan khusus dan terpisah, sehingga

memudahkan proses produksi,lalu lintas barang dan karyawan

serta menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran

 Tata Letak tempat penyimpanan

 Tata Cara tempat penyimpanan

c. Bahan dan Peralatan

 Formulir

 Botol sample

 Sesuai standar

d. Pelaksanaan

Pegawai negeri sipil pada KKP yang memiliki ijazah minimal D1

sanitarian dan atau telah mendapat pelatihan jabatan fungsional

sanitarian.

BAB IV

24
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kantor kesehatan pelabuhan merupakan unit pelaksanaan teknis (UPT)

kementrian kesehatan yang mempunyai tugas mencegah masuk dan

keluarnya penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan

kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan seta pengendalian dampak

kesehatan lingkungan.

Tugas Pokok tenaga Kesehatan Lingkungan itu sangat berperan penting

diantaranya :

1. Pengawasan Sanitasi Lingkungan

a. Pengawasan kualitas air bersih di pelabuhan/Bandara

b. Pengamanan makanan dan minuman

c. Pengawasan hygiene dan sanitasi gedung/bangunan dan perusahaan

d. Pengawasan Sanitasi Alat Angkut

e. Pegawasan Pencemaran Udara, Air dan Tanah

2. Pengendalian Vektor

a. Pengendalian vektor dan binatang penular penyakit

b. Pengawasan sanitasi alat angkut

c. Kajian sumber pencemar pada udara,air dan tanah

d. Terlaksananya pengamanan pestisida

B. Saran

25
Untuk Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado dan insitut/kampus,

untuk waktu pelaksanaan magang virtual bisa di perpanjang atau dibuat

dalam beberapa sesi agar mahasiswa lebih memahami organisasi KKP kelas

II Manado, lebih khususnya program-program yang berkaitan dengan

sanitasi lingkungan di KKP kelas II Manado.

26
REFERENSI

KEPMENKES RI Nomor : 425/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Materi magang dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Manado.

27

Anda mungkin juga menyukai