Oleh;
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Penguji
NIP. 197608101996031001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
waktunya.
kesulitan dan masalah, namun berkat bantuan bimbingan dari beberapa pihak
maka kesulitan-kesulitan dan masalah tesebut dapat teratasi. Untuk itu pada
praktikum serta sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik
melakukan praktikum.
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini. Akhir kata semoga laporan
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
B. Tujuan .....................................................................................
C. Manfaat ...................................................................................
A. Sterilisasi ...............................................................................
B. Desinfeksi................................................................................
INFEKSI SILANG...............................................................
iv
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum .........................
A. Kesimpulan ..........................................................................
B. Saran ....................................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit diantara pasien, dokter gigi, dan petugas kesehatan dalam lingkungan
ada dalam rongga mulut, insidensi terjangkit penyakit infeksi lebih tinggi pada
kesehatan gigi dan mulut dan pasien lain, menghadapi risiko terkena penyakit
1
masyarakat, termasuk di dalamnya keluarga dari tenaga pelayanan kesehatan
gigi.
360 orang tenaga pelayanan kesehatan kejadian terluka di tempat praktek yaitu
36% dokter gigi, 34% ahli bedah mulut, 22% perawat gigi, dan 4% mahasiswa
penyakit menular yang terjadi dalam praktik perawatan gigi antara tahun 1961
dan tahun 1990 diantaranya yaitu laporan kasus yang pernah terjadi di praktik
paru ditularkan oleh seorang dokter gigi yang terinfeksi TB paru infeksius,
kepada pasien, serta satu laporan yang menginvestigasi dugaan seorang dokter
tersebut harus dilaksanakan pada semua praktik pelayanan kesehatan gigi dan
2
Pengendalian Infeksi. Hal tersebut termasuk kebersihan tangan, disinfeksi dan
RI,2012).
Profesi perawat gigi secara rutin mempunyai risiko yang tinggi untuk
Potensi pekerjaan bagi penularan penyakit sejak mulai dapat dipastikan bila
terhadap mikroorganisme yang ada dalam darah dan saliva (Ketut Harapan,
dkk, 2019).
melalui alat yang tidak disterilkan seperti HIV, TBC, dan Hepatitis. Oleh
karena itu kami ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang pengendalian infeksi
silang di Laboratorium dan Klinik Program Studi DIII Kesehatan Gigi dengan
sterilisasi oven, dan ozon, serta desinfeksi dental unit, desinfeksi handpiece
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tu juan Umum :
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mulut tidak lepas dari kemungkinan untuk berkontak secara langsung atau
lain, termasuk keluarga tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan pasien
a. Kewaspadaan Standar
2. Surveilans
5
Penerapan Kewaspadaan Isolasi:
1) Kewaspadaan Standar
a) Kebersihan tangan.
d) Manajemen lingkungan
i) Etika batuk.
a) Transmisi airborne/udara
b) Transmisi droplet/percikan
c) Transmisi kontak.
6
d. Pemberian antiseptik pada daerah operasi untuk tindakan invasif
g. Jumlah alat diagnosa set yang tersedia minimal ½ jumlah ratarata jumlah
h. Perjelas area yang dikhususkan bagi bahan dan alat yang telah
penyimpanan
terjadinya percikan dari mulut pasien dan mereduksi kontak yang tidak
infeksi silang pada pasien atau tenaga pelayanan kesehatan gigi, penting
untuk beranggapan bahwa setiap darah dan cairan tubuh pasien berpotensi
7
berpenyakit infeksi, maka penting untuk dilakukan Kewaspadaan Standar.
a. Kewaspadaan Standar
1) Kebersihan Tangan
40-60 detik. Jika tangan tidak tampak kotor lakukan kebersihan tangan
lamanya 20-30 detik. Metoda dan tata cara mencuci tangan dalam
dokter gigi dan prosedur non bedah, mencuci tangan dan antiseptik
8
cairan kebersihan tangan dalam tempat yang disposible atau yang diisi
yang ada
9
Indikasi kebersihan tangan termasuk :
10
5. Sebelum menyentuh pasien.
a) Sarung tangan
dalam lipatannya.
11
2) Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung
masukkan tangan.
mulut dan hidung dengan baik. Ganti masker diantara pasien atau
12
c) Kacamata Pelindung Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib
dapat dicuci dan dapat dipakai ulang (kain), tetapi dapat juga
terbuat dari bahan kertas kedap air yang hanya dapat sekali pakai
selesai.
13
lainnya dengan memegang sisi bagian dalam sarung tangan dan
14
bands, pecahan instrumen metal dan bur pada kontainer yang tepat
e) Darah, cairan suction atau limbah cair lain dibuang ke dalam drain
kepada keluarga.
4) Manajemen Lingkungan
permukaan lingkungan.
pasien.
15
g) Bersihkan kain pembersih setelah digunakan dan keringkan
kain.
instrumen.
16
penyimpanan.
disinfector).
peralatan.
selama penyimpanan.
a) Immunisasi
17
terjadi: tetanus, difteri, poliomyelitis, tifoid, meningococcal,
mumps.
(1) Tempatkan limbah tajam dalam kontainer tahan tusuk , tahan air
dan anti
bocor.
digunakan.
setelah digunakan.
(5) Gunakan teknik satu tangan atau peralatan lain jika harus
(6) Jangan pernah menerima limbah jarum atau benda tajam dari
orang lain.
18
(2) Tangani instrumen tajam dengan hati-hati.
dikubur.
tajam.
mengencangkan tutup.
19
b) Gunakan single dose vial untuk parenteral obat-obatan jika
memungkinkan.
9) Etika Batuk
dalam.
20
B. PENANGANAN INSTRUMEN DAN ALAT PELAYANAN
KEDOKTERAN GIGI
1. Pembatasan Kontaminasi
a. Peralatan kritis
Peralatan kritis adalah alat yang masuk ke dalam pembuluh darah atau
Peralatan semi kritis adalah alat yang masuk ke dalam rongga mulut tetapi
tidak masuk ke dalam jaringan mulut. Semua peralatan semi kritis wajib
Peralatan non kritis adalah alat yang tidak masuk ke dalam rongga mulut
21
Sebagai contoh peralatan yang dimasukkan dalam kategori nonkritis
spatel, dll.
Kotor), dan area sterilisasi dan penyimpanan nstrumen bersih (Zona bersih),
serta area perawatan pasien (Zona Kerja) harus terpisah satu sama lain.
3. Pre-Cleaning
sebelum melepaskan alat pelndung diri (APD). Proses ini dilakukan selama
4. Pembersihan instrumen
disiapkan setiap hari, dan diganti lebih sering jika nampak kotor. Operator
gigi yang berbulu lunak untuk menggosok instrumen dan alat lainnya untuk
22
lainnya. Hal ini harus dilakukan dibawah permukaan air untuk menghindari
mengalir atau air yang disimpan dalam wadah (diganti secara berkala)
jaringan lunak atau telah kontak dengan darah harus disterilisasi. Apabila
dengan direbus dalam panci berisi air selama 20 menit setelah dibersihkan
dengan menggunakan air dan sabun. 20 menit dihitung sejak air mulai
mendidih. Setelah air dalam panci mulai mendidih, jangan tambahkan air
yodofora tidak dipakai untuk disinfeksi tingkat tinggi (DTT) tetapi dapat
untuk disinfeksi tingkat rendah dengan cara merendam alat tersebut selama
20 menit.
6. Sterilisasi
23
tekan, instrumen diletakkan pada wadah di atas permukaan air. Pertahankan
menit untuk instrumen yang tidak dibungkus dan 30 menit untuk instrumen
yang dibungkus. Mulai penghitungan waktu ketika uap nampak terlihat dan
Pada akhir proses sterilisasi, biarkan uap keluar lalu buka tutup panci tekan
(pressure per square inch) selama 30 menit. Metode sterilisasi panas kering
24
Gambar Sterilisasi menggunakan panci tekan
dalam wadah yang juga telah disterilisasi atau didisinfeksi yang telah diberi
kontainer) dan harus digunakan lagi dalam waktu kurang dari satu minggu.
Penyimpanan adalah hal yang penting. Sterilitas alat yang dibungkus dapat
bertahan lebih lama kecuali apabila pembungkus sobek atau basah, yang
disterilkan kembali.
25
Gambar Pembungkusan alat setelah dilakukan sterilisasi
Dental unit dan dental chair adalah benda utama yang menjadi perhatian
pasien yang memasuki suatu ruangan pelayanan kedokteran gigi. Jadi alat-
alat tersebut harus selalu dalam keadaan bersih dan siap pakai.
d. Penghisap saliva.
Spitoon bowl, disiram dengan lisol kemudian disiram dengan air bersih
26
g. Pegangan lamp harus bersih dan diulas dengan alkohol 70%.
2) Pegangan lampu.
3) Meja.
4) Pegangan kursi.
5) Sandaran kepala.
semua permukaan, tunggu sampai 10 menit, lap dengan lap basah dan
DISEDIAKAN
27
enzymatik/detergen selama 5-10 menit atau sesuai produk yang
digunakan.
2. Pencucian dengan menyikat alat dalam baskom (alat terendam dalam air).
c. Dengan panas kering pada suhu 180ºC selama 1 jam atau 160ºC selama
2 jam
bahan yang cepat rusak bila terkena panas misalnya sarung tangan karet
(utility gloves)
Kategori alat Alat direbus Panci tekan Panas kering Autoklaf Desinfeksi
Alat kritis √ √ √ √
dibawah ini :
28
1. Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir atau air dengan
jumlah yang banyak dan sabun atau antiseptik sambil tekan bagian yang
tertusuk jarum sampai mengeluarkan darah. Jari yang tertusuk tidak boleh
2. Bila darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau tusukan, cuci dengan
4. Kalau terpercik pada mata, cucilah mata dengan air mengalir (irigasi)
air.
29
BAB III
INFEKSI SILANG
B. Jenis-jenis Praktikum
1. Sterilisasi alat;
a. Sterilisasi Oven
b. Sterilisasi Ozon
c. Sterilisasi Autoklaf
2. Desinfeksi
c. Desinfeksi Kompresor
d. Desinfeksi Ruangan
30
C. Prosedur Kerja Sterilisasi dan Desinfeksi
1. Sterilisasi Oven
a. Persiapan operator;
2) Kuku pendek
3) Rambut rapi
4) Masker
5) Handscoon
1) Dental kabinet
2) Korentang
3) Baki instrument
5) Sikat
2) Sabun
31
4) Alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai bersih sesuai alur-
selama 2 jam)
10) Kemudian keluarkan alat-alat dan letakkan alat tersebut pada baki
2. Sterilisasi Ozon
a. Persiapan operator;
2) Kuku pendek
3) Rambut rapi
a) Dental kabinet
b) Korentang
32
c) Baki instrument
b) Sabun
4. Alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai bersih sesuai alur-
sendirinya
33
3. Sterilisasi Autoklaf
a. Persiapan operator;
2) Kuku pendek
3) Rambut rapi
4) Masker
5) Handscoon
a) Dental kabinet
b)Korentang
c)Baki instrument
2) Persiapan bahan;
b) Sabun
4) Alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai bersih sesuai alur-
34
alurnya, bilas dibawah air mengalir
35
4. Desinfeksi Dental Unit
a. Persiapan operator;
2) Kuku pendek
3) Rambut rapi
4) Masker
5) Handscoon
b. Persiapan alat;
2) Sikat wastafel
c. Persiapan bahan;
1) Kain flannel/kanebo
2) Tisu steril
36
flannel dan tisu steril atau kapas alcohol 70%
5. Desinfeksi Handpiece
a. Persiapan operator;
2) Kuku pendek
3) Rambut rapi
4) Masker
5) Handscoon
b. Persiapan bahan;
1) Kapas
3) Handpiece diputar dalam alcohol 70% agar bekas bur gigi dan
37
kembali
cara desinfeksi.
6. Desinfeksi Kompresor
a. Persiapan operator;
2) Kuku pendek
3) Rambut rapi
4) Masker
5) Handscoon
b. Persiapan alat;
c. Persiapan bahan;
1) Kain flannel/kanebo
38
3) Bersihkan bagian-bagian luar tangki kompresor dan selang-
desinfektan.
7. Desinfeksi Ruangan
a. Persiapan operator;
2) Kuku pendek
3) Rambut rapi
4) Masker
5) Handscoon
b. Persiapan alat;
2) Sapu lantai
c. Persiapan bahan;
3) Kain pel
39
4) Lakukan desinfeksi ruangan dengan larutan desinfektan
5) Ruang ditutup.
cara biasa.
40
BAB IV
PEMBAHASAN
gigi.
Profesi perawat gigi secara rutin mempunyai risiko yang tinggi tertular
pekerjaan bagi penularan penyakit sejak mulai dapat dipastikan bila kita
mikroorganisme yang ada dalam darah dan saliva, kontak tidak langsung,
melalui instrument yang digunakan tidak steril (Ketut Harapan, dkk, 2019).
atau resiko infeksi silang sehingga menghasilkan lingkungan yang aman bagi
pasien dan dokter atau perawat saat berkerja penerapan pelindung diri dan
41
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan di Klinik dan
yaitu sterilisasi dan desinfeksi. Yang digunakan untuk mensterilisasi alat yaitu
oven dan ozon. Oven merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas
kering. Dan ozon juga sama dengan oven merupakan alat sterilisasi dengan
cara fisik yaitu panas kering. Dalam melakukan sterilisasi perlu diketahui
mana alat yang terbuat dari bahan yang tahan dan tidak tahan panas maupun
bahan yang memiliki batas panas maksimal yang mampu diterimanya. Hal ini
bertujuan agar peralatan yang disterilkan tidak rusak, misalnya saja untuk
sudah tentu yang terjadi adalah hal-hal yang tidak diinginkan seperti rusaknya
peralatan tersebut. Oven digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari
logam yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara
yang didalamnya mendapat udara yang panas melalui panas daya listrik.
Alat semi kritis; Kaca mulut, ekskavator, dental pinset, cement stopper, plastic
filling instrument. Dan alat tidak kritis; Agate spatula, nierbeken, dappen
keretakan dan kontaminasi pada saat dikeluarkan dari dalam oven. Alat- alat
42
dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari
keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Suhu
efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka
metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih
panjang. Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah Ozon. Sebelum
filling instrument. Dan alat tidak kritis; Agate spatula, nierbeken, dappen
dari dalam ozon. Alat- alat yang sudah dibungkus dimasukkan ke dalam Ozon
sendirinya mencapai suhu kamar. Lalu, metode praktikum yang kedua adalah
benda mati (non-biologis, seperti pakaian, lantai, dinding. Ada empat jenis
desinfeksi dalam praktikum ini dilakukan yaitu dental unit dengan tisu steril,
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan di Klinik dan
Laboratorium DIII Kesehatan Gigi, maka dapat dijelaskan tindakan
pencegahan pengendalian infeksi silang dilaksanakan dengan dua metode
yaitu sterilisasi dan desinfeksi. Yang digunakan untuk mensterilisasi alat yaitu
oven dan ozon. Oven merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas
kering. Dan ozon juga sama dengan oven merupakan alat sterilisasi dengan
cara fisik yaitu panas kering.Penatalaksaan Pengendalian Infeksi Silang
dengan prinsip sterilisasi ada 3 cara sterilisasi yaitu Sterilisasi Oven, Ozon,
Autoklaf. Namun yang dilakukan hanya dengan 2 metode sterilisasi yaitu
sterilisasi Oven dan Ozon saja dan untuk sterilisasi dengan menggunakan
autoklaf tidak dilaksanakan karena kekurangan alat sterilisasi autoklaf di
Laboratorium DIII Kesehatan gigi.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya ialah ;
1. Agar praktikum teknik proses sterilisasi dan desinfeksi alat serta ruangan
dilaksanakan dengan teliti sesuai tata laksana yang ada serta peserta yang
praktik selalu menjaga ketenangan agar praktikum dapat berjalan lancar.
2. Sebelum proses sterilisasi dengan oven ozon, alat bekas pakai
dicuci/dibersihkan dengan cermat sehingga jumlah bakteri kontaminan
termasuk sporanya berjumlah minimum.
3. Untuk sterilisator autoklaf harapannya agar segera disediakan di ruangan
Laboratorium agar praktikum sterilisasi alat semua bisa dilaksanakan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan. Jakarta.
Ketut Harapan, I., Mustapa Bidjuni, M. B., Maramis, J. L., Maramis, J. L.,2019.
Manado.
Bandung.
Airlangga.
Yee R.,2006. Infection Control for the Delivery of Basic Oral Emergency Care.
45
LAMPIRAN
46