Mata Kuliah :
Disusun oleh :
i
PENGESAHAN
MODUL PRAKTIK
B a h a n K e d o kt e r a n G i g i
( D e n t al M a t e r i a l )
Revisi 00
Tanggal 10 Mei 2020
Dikaji ulang oleh Ketua Program Studi D3 Keperawatan Gigi Surabaya
Dikendalikan oleh Penjaminan Mutu Poltekkes Kemenkes Surabaya
Disetujui oleh Ketua Jurusan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Modul Praktik Disinfeksi Dan Sterilisasi Alat Kesehatan
Gigi (Pengendalian Infeksi Silang) Diploma III Keperawatan Gigi Jurusan
Keperawatan Gigi 2019/2020 ini telah selesai disusun.
Penyusunan Modul Praktik Disinfeksi Dan Sterilisasi Alat Kesehatan Gigi
(Pengendalian Infeksi Silang) bertujuan untuk membantu mahasiswa mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan sehingga diharapkan mahasiswa memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk dapat menerapkan praktik Disinfeksi
Dan Sterilisasi Alat Kesehatan Gigi (Pengendalian Infeksi Silang)
Panduan Modul Praktik Disinfeksi Dan Sterilisasi Alat Kesehatan Gigi
(Pengendalian Infeksi Silang) ini merupakan panduan standar untuk mengarahkan
mahasiswa dalam melaksanakan praktik Disinfeksi Dan Sterilisasi Alat
Kesehatan Gigi (Pengendalian Infeksi Silang) Modul praktik ini berisi informasi
tentang materi praktek untuk kebutuhan dasar manusia. Selain itu modul praktik
ini juga diperuntukkan bagi pembimbing dari lahan praktek maupun akademik
sebagai pedoman selama pelaksanaan praktek keperawatan dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan Ahli Madya Keperawatan Gigi yang unggul dan
dapat berdaya saing secara nasional dan global.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
VISI & MISI.............................................................................................................v
Deskripsi Singkat.......................................................................................................1
Relevansi....................................................................................................................1
Tujuan pembelajaran..................................................................................................1
Petunjuk Belajar.........................................................................................................2
Uraian Materi ............................................................................................................2
1. Disinfeksi.........................................................................................................2
2. Sterilisasi..........................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................................23
iv
Visi : “Pendidikan tinggi Keperawatan Gigi yang menghasilkan lulusan
kompeten dengan keunggulan media edutaintment tahun 2024”
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan DIII Keperawatan Gigi yang terukur pada
setiap akhir tahun akademik
2. Menyelenggarakan penelitian terpublikasi di bidang kesehatan setiap tahun
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di bidang
kesehatan tiap semester
4. Meningkatkan kualitas SDM dalam rangka mendukung Tri Dharma
Perguruan Tinggi
5. Menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah, swasta, dan masyarakat
baik nasional maupun internasional
v
MODUL 1
D i s i n f e k s i d a n St e r i l i s a s i
Kegiatan Belajar
D i s i n f e k s i D an S t e r i l i s a s i A l at K e s e h a t a n G i g i
( P en g e n d a l i a n I n f e k s i S i l a n g)
170 Menit
PENDAHULUAN
DESKRIPSI SINGKAT
Pengedalian infeksi adalah melindungi pasien dari penularan penyakit dan dari
kondisi yang disebabkan penularan mikroorganisme. Penularan dapat terjadi
melalui cara kontak langsung dengan contohnya melalui cairan mulut dan darah.
Kontak tidak langsung, dapat melalui suatu objek yang tercemar mikroorganisme
pathogen, yang umumnya terjadi karena instrumen yang digunakan tidak steril.
← RELEVANSI
Mata kuliah ini membahas tentang upaya kegiatan untuk mencegah,
meminimalkan kejadian infeksi pada pasien, petugas, lingkungann yang meliputi
pelaksanan, perencanna dan evaluasi ditempat kerja.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran mata kuliah dental material adalah mahasiswa
diaharapkan mampu (pada tujuan modul praktek diisi dgn mampu
mempraktekkan, mengaplikasikan, dsb)
1. Mempraktikkan tahap persiapan sebelum penumpatan
menggunakan Gic & Zpc
2. Memperaktikkan tahap pelaksanaan tumpatan menggunakan
Gic & Zpc
3. Mempraktekkan tahap evaluasi tumpatan menggunakan Gic & Zpc
1
PETUNJUK BELAJAR
URAIAN MATERI
2
Antiseptis ialah mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme baik
dengan cara menghambat atau membunuh. Istilah ini biasanya digunakan
terhadap zat kimia yang digunakan pada permukaan luar dari tubuh manusia
( kulit dan mukosa) atau hewan dengan tidak menimbulkan efek samping pada
permukaan luar tubuh manusia atau hewan. Antiseptik ialah zat kimia yang
dipakai untuk maksud antisepsis.
3
Kerugiannya :
a. Tidak dapat digunakan untuk bahan cair, kain, kapas dan bahan lain yang
tidak tahan panas.
b. Dapat menimbulkan karat pada alat-alat yang terbuat dari logam, oleh
karena itu air yang digunakan harus air suling atau air ledeng yang diberi
1 sendok teh sodium carbonat 2 %
2) Mengukus
Cara :
a. Simpan alat-alat dalam kukusan
b. Tutup panci kukusan dan didihkan sampai air mendidih
c. Kukus selama 20 menit dihitung waktunya dari uap mulai keluar
d. Biarkan alat-alat menjadi kering dalam kukusan sebelum dipakai
4
Antiseptik (digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada kulit /
jaringan tubuh lainnya)
Disinfektan (digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada
lingkungan/ permukaan/ objek benda mati )
Sterilan (digunakan untuk membunuh semua bentuk mikroorganisme pada
lingkungan / permukaan/objek benda mati)
Berdasarkan macam mikroorganisme yang dapat terbunuh
o Virusidal (membunuh beberapa macam virus)
o Bakterisidal (membunuh beberapa macam bakteri)
o Fungisidal (membunuh beberapa macam jamur)
o Tuberkuloidal (membunuh bakteri tuberculosis)
o Sporisidal (membunuh spora bakteri, sehingga bisa disebut sterilan)
o Disinfektan rumah sakit (membunuh sedikitnya 3 macam bakteri yaitu
Staphylococcus aureus, Salmonella choleraesuis, Pseudomonas
aeruginosa).
Cara :
a. Alat-alat yang telah di dekontaminasi dan dicuci, kemudian di keringkan
b. Rendam dalam larutan kimia lamanya tergantung instruksi dari pabrik
c. Setelah itu bilas dengan air matang/aquadest steril sampai larutan
kimianya hilang
d. Keringkan dengan handuk steril
Aktif pada keadaan adanya bahan organik seperti darah, dahak, dan feses.
5
Harus kompatibel (cocok) dengan sabun, deterjen, dan bahan-bahan kimia
lain yang sering digunakan.
Tidak toksik
Kecocokan permukaan
Tidak boleh mengkorosi instrumen dan permukaan lain yang terbuat dari
logam. Tidak boleh merusak pakaian, karet, plastik atau bahan-bahan yang
lain.
Mudah penggunaannya
Tidak berbau
Ekonomis
b. Jumlah mikroorganisme
c. Suhu
d. Spesies mikroorganisme
6
terhadap bahan kimia. Spesies yang dapat membentuk spora lebih sukar
dibunuh dibandingkan sel vegetatif yang sedang tumbuh.
7
Merusak dinding sel
Struktur dinding sel dirusak sehingga isi dari sel mudah keluar.
contohnya disinfektan chlorheksidin, quarternary ammonium
compounds, alkohol dan fenol.
Memfiksasi dinding sel
Pori-pori yang terdapat pada dinding sel ditutup, Contohnya formaldehid
dan glutaraldehid
Sebagai oksidator
Contohnya disinfektan darigolongan halogen seperti hypoklorit dan
bromides.
6. Potensi disinfektan
Secara garis besar disinfektan digolongkan kedalam 3 kategori
tergantung dari kemampuan disinfektan tersebut didalam membunuh
mikroorganisme.
a. High level disinfectan adalah disinfektan yang dapat membunuh
bentuk spora,bakteri, fungi dan virus, disinfektan ini aktif terhadap
bakteri gram positip dan gram negatip, spora dan mycobacterium
tuberculosis contohnya glutaraldehid.
b. Intermediate level disinfectan adalah disinfektan yang dapat
membunuh mycobacterium tuberculosis, bakteri vegetatif, sebagian
besar virus, dan jamur tetapi sedikit spora, contohnya derivat klorin,
iodofor.
c. Low level disinfectan adalah disinfektan yang dapat membunuh
sebagian besar bakteri dan jamur tetapi tidak dapat membunuh
mycobacterium tuberculosis dan spora, contohnya chlorheksidin,
quaternary ammonium compound,fenol sederhana dan deterjen
8
Alat kritis adalah alat-alat yang menembus kulit atau mukosa dan
atau berkontak langsung dengan jaringan terbuka atau tulang
contohnya jarum suntik, tang ekstraksi, skalpel, scaler, bur
Alat semi kritis adalah alat-alat yang hanya menyentuh membran
mukosa tidak memasuki jaringan atau tulang contohnya kaca
mulut, sonde, alat -alat penambalan.
Alat non kritis adalah alat-alat yang tidak kontak atau yang
menyentuh kulit dan bagian permukaan dari lingkungan praktik
( dental unit, meja, kursi )
2) Penggunaan teknik yang tepat sebagai berikut.
Sterilisasi digunakan untuk alat-alat kritis
Sterilisasi atau high level desinfectant digunakan untuk alat-alat semi
kritis
Intermediate dan low level desinfectant digunakan untuk alat-alat
nonkritis
LATIHAN
RANGKUMAN
9
dikategorikan menjadi disinfeksi tingkat tinggi (DTT), disinfeksi tingkat
sedang dan disinfeksi tingkat rendah, tergantung pada kemampuan larutan
untuk membunuh macam-macam kelompok mikroorganisme. Disinfektan
dan antiseptic yang digunakan di kedokteran gigi dapat dikelompokkan
menjadi : golongan Alkohol, Aldehide, Halogen, Fenol dan derivatnya,
Bisguanides, Sabun dan detergent. Masing-masing golongan memiliki
keuntungan dan kerugiannya.
TES FORMATIF
GLOSARIUM
A.
B.
C.
Tes akhir modul akan dilaksanakan saat ujian praktikum, dengan kriteria penilaian
1. Ketrampilan melaksanakan praktikum
2. Ketepatan menyimpulkan hasil
10
Tingkat Penguasaan
= Jumlah jawaban yang benar X 100%
Jumlah skor maksimal
Arti tingkat penguasaan yang dicapai :
90%-100% = baik sekali
80%-89% = baik
70%-79% = cukup
≥69% = kurang
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/mikrobiologi_bab1-9.pdf
11
URAIAN MATERI
2. Tujuan
Membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda
yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk
memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk
spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang
dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi
yaitu sifat bahan yang akan disterilkan.
12
tajam. Untuk menghindari terjadinya infeksi silang seperti tertusuknya atau
luka dari alat –alat yang tajam, alat pelindung diri seperti sarung tangan,
masker, kacamata pelindung dan baju pelindung harus digunakan selama
prosedur ini. Sarung tangan kerja yang tebal, tahan terhadap tusukan harus
digunakan selama pembersihan, penyikatan, atau memegang instrumen.
Sarung tangan pemeriksaan dari lateks atau sarung tangan bedah tidak dapat
digunakan sebagai pengganti karena mudah robek dan tidak memberikan
perlindungan yang memadai.
a. Menyimpan instrumen kotor
Instrumen yang telah digunakan letakan pada tempat yang berisi larutan
disinfektan biasanya menggunakan larutan klorin 0,5% , dengan tujuan
untuk mencegah mengeringnya saliva dan darah yang menempel pada
instrument dan mengurangi jumlah mikroorganisme. Perendaman
instrumen yang terlalu lama tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
karat pada beberapa instrumen. Larutan disinfektan yang digunakan untuk
merendam harus dibuang sekurang-kurang sehari sekali atau apabila
larutan detergen terlihat kotor.
b. Membersihkan Instrumen
Merupakan tahap yang penting sebelum dilakukan sterilisasi atau
disinfeksi. Hal ini untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dan
menghilangkan darah, saliva dan materialmaterial lainnya. Ada 3 macam
metode / alat untuk membersihkan instrumen yaitu :
Pembersihan instrumen dengan alat ultra sonik
Alat ultra sonik menghasilkan gelombang suara berfrekuensi tinggi
sehingga dapat memecahkan sel-sel mikroorganisme serta
membersihkan (menghilangkan) mikroorganisme dari peralatan.
Pembersih ultrasonik lebih efisien untuk membersihkan bahan organik
dari peralatan dibandingkan dengan penyikatan secara mekanis.
Pembersihan instrumen secara manual
Penyikatan dengan menggunakan tangan dapat dilakukan pada tahapan
ini, walaupun harus hati-hati untuk mencegah terjadinya luka.
Penyikatan instrumen yang telah terkontaminasi ini merupakan metode
13
yang efektif untuk menghilangkan debris dan kotoran dari permukaan
alat. Seluruh permukaan alat harus disikat dan dikerjakannya didalam
larutan pembersih jangan dibersihkan /disikat dibawah kucuran air kran
hal ini untuk menghindari timbulnya percikan. Sikat yang digunakan
lebih baik yang bertangkai panjang. Teknik penyikatan ini sebenarnya
tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena, alat yang
terkontaminasi langsung kontak dengan tangan operator sehingga
memungkinkan tertusuknya oleh alat-alat tajam.
Pembersihan instrumen dengan mesin pencuci alat
Mesin ini dirancang untuk membersihkan alat –alat medis dan
kedokteran gigi. Alat ini secara otomatis dapat membersihkan dan
mencuci instrumen dengan menggunakan air panas sehingga sekaligus
dapat mendisinfeksi alat-alat yang kotor oleh karena itu disebut “
washer desinfector “
c. Pengemasan Instrumen
Instrumen setelah dicuci dan dikeringkan harus dikemas / dibungkus untuk
kemudian disterilkan. Hal tersebut untuk memudahkan pengambilan alat-
alat sesuai kebututuhan selain itu juga untuk mempertahankan agar
instrumen tetap terjaga kesterilannya. Instrumen yang akan disterilkan
dapat dikemas atau di simpan dalam kantong, tas, baki instrumen
( cassettes ). Untuk menguji apakah alat yang disterilkan sudah steril atau
belum, maka digunakan indikator biologi atau kimia yang dimasukkan
kedalam kantong selama sterilisasi.
4. Sterilisasi Instrumen
Pemakaian panas sudah sejak lama dikenal sebagai metode yang paling
efisien dan dapat diandalkan untuk sterilisasi instrumen. Penggunaan suhu
tinggi digabung dengan kelembaban tinggi merupakan salah satu metode
paling efektif untuk mematikan mikroorganisme. Suhu tinggi juga dapat
diberikan sebagai panas kering. Panas lembab mematikan mikroorganisme
dengan jauh lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan panas kering.
14
Sel vegetatif bakteri jauh lebih peka terhadap panas dibandingkan dengan
sporanya. Kebanyakan sel bakteri dapat dimatikan dalam waktu 5 sampai 10
menit pada suhu 60 sampai 70 derajat celsius dengan panas lembab.
Sedangkan spora bakteri hanya akan terbunuh oleh suhu yang dipertahankan
diatas 100 derajat celsius selama jangka waktu yang lama.
a. Sterilisasi uap
Pemanasan dengan uap bertekanan merupakan cara sterilisasi yang
efektif sebab dengan adanya kondensasi akan terbebaskan energy dan
membentuk air yang berpotensi mematikan mikroorganisme. Selama
kondensasi dalam volume yang tetap akan terjadi penetrasi panas ke dalam
alat atau bahan yang di sterilkan.
Pada pemakaian autoklaf terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan, yaitu:
Autoklaf tidak boleh diisi penuh dengan alat atau bahan yang akan di
sterilkan
Jumlah air dalam autoklaf harus di pantau dan diganti setiap
pemakaiannya
Autoklaf harus diuji sterilitasnya secara berkala dan dirawat untuk
mencegah kerusakan selama penyimpanan
Indikator mekanik autoklaf di gunakan untuk memonitor kualitas
sterilisasinya
Setelah selesai sterilisasi dengan autoklaf alat-alat harus di keringkan
untuk menghilangkan kelembabannya
15
wadah / tempat yang berlubang-lubang. Sedangkan bahan tidak cocok
adalah wadah logam dan kaca tertutup.
Keuntungan
1) Waktu putaran yang singkat
2) Penetrasi yang baik
3) Dapat digunakan untuk alat dari logam, kain, gelas dan karet
Kekurangan
1) Korosi dari instrumen baja karbon yang tidak terlindung
2) Alat-alat tajam menjadi tumpul
3) Kemasan tetap basah pada akhir putaran
4) Dapat merusak bahan yang peka terhadap panas
Pemaparan langsung terhadap uap saturasi pada 121°C selama 10 menit
normalnya dapat merusak semua bentuk kehidupan mikrobial. Waktu
sterilisasi dapat bervariasi sesuai dengan besar beban, pemakaian
pembungkus instrumen yang berbeda, dan sifat bahan yang akan
disterilkan. Kebanyakan bahan pembungkus instrumen bedah dan kantung
pembungkus lainnya memungkinkan uap berpenetrasi sehingga dapat
membunuh semua bentuk mikrobial. Bahkan walaupun digunakan bahan
pembungkus yang tebal, periode sterilisasi maksimal 30 menit biasanya
sudah cukup.
Korosi atau akumulasi karat pada instrumen logam juga merupakan
kendala utama pada pemakaian autoklaf untuk sterilisasi. Bahkan autoklaf
yang terbaik sekalipun mengandung cukup banyak oksigen untuk
mengakibatkan terjadinya korosi baja karbon. Sebagai pencegahan, bahan
kimia yang dapat menguap pada autoklaf dan melindungi logam dari
oksidasi dapat digunakan natrium nitrit 1%.
b. Pemanasan kering
Prosedur ini dikerjakan dalam oven. Hal ini berlaku bagi peralatan
laboratorium seperti cawan petri, pipet, juga minyak , serbuk serta
16
beberapa peralatan lainnya. Benda-benda ini disterilkan di dalam oven
listrik atau gas.
Oleh karena daya penetrasi panas kering tidak sebaik panas basah,
maka waktu yang diperlukan lebih lama yaitu 1 – 2 jam. Karena daya
penetrasinya kurang baik maka alat, bahan yang disterilkan harus kontak
betul dengan udara panas yang dihasilkan artinya alat, bahan tersebut tidak
boleh disimpan dalam wadah tertutup selama sterilisasi. Untuk
mensterilkan perabotan pecah belah di laboratorium, dibutuhkan suhu 160
oC selama 2 jam.
Karena udara kering kurang efisien sebagai konduktor panas ketimbang
uap panas pada temperatur yang sama, diperlukan temperatur yang lebih
tinggi untuk sterilisasi. Temperatur 160 °C (320°F) waktu yang
dibutuhkan 2 jam sedangkan temperatur 170°C (340°F) waktu yang
dibutuhkan 1 jam.
Persyaratan bahan kemasan tidak boleh menutupi alat dari panas. Bahan
kemasan yang cocok adalah kantung plastik dari nilon, kertas, wadah /
tempat yang berlubang-lubang dan aluminium foil.
Keuntungan
1) Efektif dan aman untuk sterilisasi instrument logam
2) Tidak mengakibatkan alat-alat tajam menjadi tumpul
3) Tidak menyebabkan karat/korosil
Kekurangan
1) Diperlukan waktu putaran yang lama untuk sterilisasi
2) Penetrasi buruk
3) Dapat mengubah warna dan merusak kain
4) Merusak benda-benda yang peka terhadap panas
5) Tidak dapat digunakan untuk plastik, karet dan kain
6) Temperatur tinggi dapat merusak beberapa sambungan pada alat-alat
yang disterilkan.
Banyak dokter gigi lebih suka menggunakan sterlisator pemanasan
kering di praktiknya karena dapat mempertahankan ketajaman ujung
potong dari instrumen bedah. Meskipun demikian, temperatur yang tinggi
17
ini juga dapat merusak banyak bahan karet dan bahan yang berbahan dasar
plastik, melelehkan solder dari kebanyakan sendok cetak dan melemahkan
beberapa kain, serta mengubah warna kain dan bahan kertas.
Salah satu kendala yang paling umum pada pemakaian sterilisator
pemanasan kering adalah kegagalan personel klinis untuk menentukan
dengan akurat interval waktu sterilisasi. Karena penetrasi panas kering ke
bagian tengah kemasan instrumen berlangsung lambat dan tergantung baik
pada besar kemasan dan tipe bahan pembungkus, kita harus memastikan
bahwa sudah diperoleh pemanasan pendahuluan dari ruang sebelum
memulai siklus sterilisasi. Kesalahan pemakaian yang umum dari peralatan
ini dapat terjadi bila oven dibuka dan instrumen segera diangkat sebelum
siklus waktu sempurna.
18
2) Tidak mengakibatkan karat atau korosi pada instrumen logam, termasuk
baja karbon.
3) Tidak membuat alat-alat tajam menjadi tumpul
4) Cocok untuk kawat ortodontik baja tahan karat.
Kekurangan
1) Instrumen harus benar-benar kering sebelum pemrosesan.
2) Dapat merusak plastic yang peka terhadap panas.
3) Bau bahan kimia pada daerah yang kurang ventilasi.
19
kemasan yang cocok adalah kertas, kantung plastik, sedangkan bahan yang
tidak cocok adalah wadah logam atau kaca yang tertutup.
Keuntungan
1) Kapasitas penetrasi yang tinggi
2) Tidak merusak bahan yang rentan terhadap panas (termasuk karet dan
handpiece)
3) Cocok untuk bahan-bahan yang tidak dapat terpapar cairan.
Kekurangan
1) Membutuhkan waktu yang lama
2) Bertahan dalam cairan dan bahan karet untuk waktu yang lama
3) Menyebabkan iritasi kulit bila sisa gas tidak hilang dengan baik
4) Membutuhkan tabir percikan khusus karena dapat meledak bila ada api
atau percikan api.
20
Setelah handpiece dibersihkan dan dikeringkan lalu diberi pelumas,
kemudian masukan kedalam kemasan / tempat yang tertutup untuk
kemudian disterilkan dengan autoklaf atau chemiklave.
Prinsip dasar yang sama dan persyaratan serupa juga berlaku untuk
benda-benda yang sama, seperti three way syring dan ultrasonik skaler.
b. Penyimpanan Instrumen
Tempat penyimpanan alat yang sudah disterilkan harus kering, tertutup,
tidak ada debu dan terlindung dari sumber kontaminasi. Tempat
penyimpanan harus jauh dari tempat cuci dan saluran pembuangan dan
harus beberapa inchi dari langit-langit, lantai dan dinding. Hal ini untuk
21
mencegah keadaan lembab dari tempat penyimpanan, terperciknya oleh
air, bahan pembersih lantai. Begitu juga harus dijauhkan dari sumber
panas karena dapat menyebabkan bahan kemasan menjadi rapuh dan
mudah robek.
Penyimpanan instrumen steril harus tetap dalam kantung/ kemasannya
tidak boleh dibuka, baru boleh dibuka pada waktu akan digunakan pasien.
Penempatan instrumen yang tidak dikemas dan langsung disusun di lemari
atau laci tidak dianjurkan.
Kantung sterilisasi yang berisi instrumen steril baru dibuka pada saat
pasien sudah duduk di kursi gigi dan siap untuk dilakukan perawatan. Pada
waktu membuka kemasan, tangan harus bersih dan belum kontak dengan
pasien.
Lemari penyimpanan atau laci sangat mudah terkontaminasi oleh jari
tangan yang kotor yang tersentuh pada waktu mengambil alat.
Penyimpanan instrumen dalam lemari maksimum 1 bulan, jika lebih dari
satu bulan instrumen tidak digunakan maka instrumen harus disterilkan
kembali.
LATIHAN
3.
RANGKUMAN
22
sterilisasi dengan udara panas (oven dan dry heat) dan 3) sterilisasi dengan
gas dan kimiawi (gas ETO, chemiclave). Penanganan alat sebelum
sterilisasi meliputi dekontaminasi, pencucian instrument dan pengemasan.
Penanganan instrument steril meliputi pengeringan dan pendinginan
instrument steril dan penyimpanan instrument. Contra angle perlu
disterilkan setelah pemakaian karena instrument ini berpotensi menjadi
sumber infeksi silang.
TES FORMATIF
1. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kerja desinfektan ?
GLOSARIUM
A.
B.
C.
Reaksi setting = reaksi pengerasan bahan kedokteran gigi setelah
dilakukan penngadukan.
Mixing time = waktu yang diperlukan untuk mengaduk bahan tumpatan
kedokteran gigi sampai diperoleh konsistensi/bentuk yang diinginkan
sesuai aturan yang ditentukan.
Tes akhir modul akan dilaksanakan saat ujian praktikum, dengan kriteria penilaian
1. Ketrampilan melaksanakan praktikum
2. Ketepatan menyimpulkan hasil
Tingkat Penguasaan
= Jumlah jawaban yang benar X 100%
Jumlah skor maksimal
23
Arti tingkat penguasaan yang dicapai :
90%-100% = baik sekali
80%-89% = baik
70%-79% = cukup
≥69% = kurang
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/mikrobiologi_bab1-9.pdf
http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Books-561-
Standarpencegahandanpengendalianinfeksipelayanankesehatangigidanmulutdifasi
litaspelayanankesehatan.PDF
24