Anda di halaman 1dari 29

MODUL PRAKTIK

Mata Kuliah :

Disinfeksi Dan Sterilisasi Alat Kesehatan Gigi


(Pengendalian Infeksi Silang)

Disusun oleh :

1. Ananda Kalpica Maharani (P27825019005)


2. Ayu Nur Fatimatuz Zahra (P27825019009)
3. Dwi Ayu Fika Imasari (P27825019013)
4. Fitria Rosydayanawati (P27825019017)
5. Puti Nur Iqomah (P27825019030)
6. Salwa Nuraini Utami Harahap (P27825019034)
7. Veli Khusnul Khotimah (P27825019038)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


TAHUN 2020

Jl. Pucang Jajar Selatan 24 Surabaya Jawa Timur Telp. (031)


17027031 Fax. (031) 17055607 E-mail: jkg.surabaya@gmail.com

i
PENGESAHAN
MODUL PRAKTIK
B a h a n K e d o kt e r a n G i g i
( D e n t al M a t e r i a l )
Revisi 00
Tanggal 10 Mei 2020
Dikaji ulang oleh Ketua Program Studi D3 Keperawatan Gigi Surabaya
Dikendalikan oleh Penjaminan Mutu Poltekkes Kemenkes Surabaya
Disetujui oleh Ketua Jurusan

No Dokumen Tanggal 11 Mei 2020


No revisi No halaman

Disiapkan oleh Penanggung Jawab Diperiksa oleh Kaprodi D3


Mata Kuliah Keperawatan Gigi

Silvia Prasetyowati, S.Si.T, M.Kes drg.Sri Hidayati,M.Kes


1978122820017011003 196602121992032002

Disahkan oleh Ketua Jurusan


Keperawatan Gigi

drg. I.G.A. Kusuma Astuti N.P.,.M.Kes


196408271989032001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Modul Praktik Disinfeksi Dan Sterilisasi Alat Kesehatan
Gigi (Pengendalian Infeksi Silang) Diploma III Keperawatan Gigi Jurusan
Keperawatan Gigi 2019/2020 ini telah selesai disusun.
Penyusunan Modul Praktik Disinfeksi Dan Sterilisasi Alat Kesehatan Gigi
(Pengendalian Infeksi Silang) bertujuan untuk membantu mahasiswa mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan sehingga diharapkan mahasiswa memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk dapat menerapkan praktik Disinfeksi
Dan Sterilisasi Alat Kesehatan Gigi (Pengendalian Infeksi Silang)
Panduan Modul Praktik Disinfeksi Dan Sterilisasi Alat Kesehatan Gigi
(Pengendalian Infeksi Silang) ini merupakan panduan standar untuk mengarahkan
mahasiswa dalam melaksanakan praktik Disinfeksi Dan Sterilisasi Alat
Kesehatan Gigi (Pengendalian Infeksi Silang) Modul praktik ini berisi informasi
tentang materi praktek untuk kebutuhan dasar manusia. Selain itu modul praktik
ini juga diperuntukkan bagi pembimbing dari lahan praktek maupun akademik
sebagai pedoman selama pelaksanaan praktek keperawatan dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan Ahli Madya Keperawatan Gigi yang unggul dan
dapat berdaya saing secara nasional dan global.

Surabaya, 11 Mei 2020

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
VISI & MISI.............................................................................................................v
Deskripsi Singkat.......................................................................................................1
Relevansi....................................................................................................................1
Tujuan pembelajaran..................................................................................................1
Petunjuk Belajar.........................................................................................................2
Uraian Materi ............................................................................................................2
1. Disinfeksi.........................................................................................................2
2. Sterilisasi..........................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................................23

iv
Visi : “Pendidikan tinggi Keperawatan Gigi yang menghasilkan lulusan
kompeten dengan keunggulan media edutaintment tahun 2024”

Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan DIII Keperawatan Gigi yang terukur pada
setiap akhir tahun akademik
2. Menyelenggarakan penelitian terpublikasi di bidang kesehatan setiap tahun
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di bidang
kesehatan tiap semester
4. Meningkatkan kualitas SDM dalam rangka mendukung Tri Dharma
Perguruan Tinggi
5. Menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah, swasta, dan masyarakat
baik nasional maupun internasional

v
MODUL 1
D i s i n f e k s i d a n St e r i l i s a s i

Kegiatan Belajar

D i s i n f e k s i D an S t e r i l i s a s i A l at K e s e h a t a n G i g i
( P en g e n d a l i a n I n f e k s i S i l a n g)

 170 Menit

PENDAHULUAN

DESKRIPSI SINGKAT
Pengedalian infeksi adalah melindungi pasien dari penularan penyakit dan dari
kondisi yang disebabkan penularan mikroorganisme. Penularan dapat terjadi
melalui cara kontak langsung dengan contohnya melalui cairan mulut dan darah.
Kontak tidak langsung, dapat melalui suatu objek yang tercemar mikroorganisme
pathogen, yang umumnya terjadi karena instrumen yang digunakan tidak steril.

← RELEVANSI
Mata kuliah ini membahas tentang upaya kegiatan untuk mencegah,
meminimalkan kejadian infeksi pada pasien, petugas, lingkungann yang meliputi
pelaksanan, perencanna dan evaluasi ditempat kerja.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran mata kuliah dental material adalah mahasiswa
diaharapkan mampu (pada tujuan modul praktek diisi dgn mampu
mempraktekkan, mengaplikasikan, dsb)
1. Mempraktikkan tahap persiapan sebelum penumpatan
menggunakan Gic & Zpc
2. Memperaktikkan tahap pelaksanaan tumpatan menggunakan
Gic & Zpc
3. Mempraktekkan tahap evaluasi tumpatan menggunakan Gic & Zpc

1
PETUNJUK BELAJAR

Adalah petunjuk yang harus di ikuti mahasiswa untuk dapat mempelajari


isi modul dengan mudah. Juga hal-hal yang bersifat teknis bila ada. Dengan
adanya petunjuk cara mempelajari modul diharapkan mahasiswa dapat
melakukan pembelajaran dengan benar.

URAIAN MATERI

A. Disinfeksi Alat Kesehatan Gigi


1. Definisi
Disinfeksi ialah proses yang menghancurkan sel-sel vegetatif yang
menyebabkan infeksi namun tidak mematikan sporanya. Zat kimia yang dapat
mematikan sel vegetatif tetapi belum tentu dapat mematikan bentuk-bentuk
spora mikroorganisme penyebab penyakit dikenal dengan nama disinfektan.

Sterilisasi merupakan metode yang paling aman dan efektif dalam


pemrosesan alat, tetapi peralatan sterilisasi sering tidak tersedia. Dalam
keadaan demikian, Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) merupakan alternatif
yang dapat diterima. Proses DTT membunuh semua mikroorganisma
(termasuk bakteri vegetatif, tuberkulosis, ragi dan virus) kecuali beberapa
endospora bakterial. DTT dapat diperoleh dengan cara merebus (boiling),
mengukus (uap panas), atau merendam alat dalam disinfektan kimiawi.

Disinfektan digunakan terhadap benda mati, mengapa tidak digunakan pada


benda-benda hidup karena dapat menyebabkan korosi atau iritasi kulit.
Beberapa larutan disinfektan yaitu fenol sintetik, larutan fenol, iodophor,
alkohol-fenol, sodium hipoklorit dan amonium kuartener. Disinfektan yang
paling baik adalah yang bersifat tuberkolosidal dan virusidal.

2
Antiseptis ialah mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme baik
dengan cara menghambat atau membunuh. Istilah ini biasanya digunakan
terhadap zat kimia yang digunakan pada permukaan luar dari tubuh manusia
( kulit dan mukosa) atau hewan dengan tidak menimbulkan efek samping pada
permukaan luar tubuh manusia atau hewan. Antiseptik ialah zat kimia yang
dipakai untuk maksud antisepsis.

2. Macam-macam metode disinfeksi


a. Metode Panas
1) Boiling/ Merebus
Sel-sel vegetatif mikroorganisme akan terbunuh dalam waktu 10
menit dalam air mendidih. Sebenarnya organisme ini biasanya mati dalam
beberapa menit pada suhu 800°C, namun beberapa spora bakteri dapat
bertahan dalam kondisi seperti ini selama berjam-jam.Merebus peralatan
di dalam air mendidih selama waktu yang singkat lebih memungkinkan
untuk disinfeksi dari pada sterilisasi. Oleh karena itu sangat tidak tepat
digunakan untuk mensterilkan peralatan gigi. Perebusan dalam air
merupakan cara yang efektif dan praktis untuk DTT alat-alat.
Walaupun perebusan dalam air selama 20 menit akan membunuh
semua bakteri vegetatif, virus (termasuk HBV,HCV,HIV),ragi dan jamur,
perebusan tidak membunuh semua endospora.
Caranya :
 Alat yang telah didekontaminasi dan dicuci disimpan dalam wadah/panci,
kemudian isi air sampai alat terendam sekurangnya 2,5 cm air diatas alat.
 Tutup rapat panci dan biarkan air mendidih
 Rebus selama 20 menit di hitung dari setelah air mendidih
 Setelah merebus 20 menit, pindahkan alat dengan korentang. Jangan
biarkan alat terus terendam dalam air karena sewaktu air mulai dingin,
kuman akan masuk.
Keuntungan :
a. Alat yang digunakan sederhana
b. Mudah digunakan dan harganya murah

3
Kerugiannya :
a. Tidak dapat digunakan untuk bahan cair, kain, kapas dan bahan lain yang
tidak tahan panas.
b. Dapat menimbulkan karat pada alat-alat yang terbuat dari logam, oleh
karena itu air yang digunakan harus air suling atau air ledeng yang diberi
1 sendok teh sodium carbonat 2 %

2) Mengukus
Cara :
a. Simpan alat-alat dalam kukusan
b. Tutup panci kukusan dan didihkan sampai air mendidih
c. Kukus selama 20 menit dihitung waktunya dari uap mulai keluar
d. Biarkan alat-alat menjadi kering dalam kukusan sebelum dipakai

b. Metode secara kimia


Untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh kuman-kuman yang
sifatnya dapat membahayakan kehidupan manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung, maka dilakukan tindakan pencegahan. Salah satu
cara pencegahan yang digunakan adalah dengan menggunakan bahan-bahan
kimia berupa cairan disinfektan. Pemilihan disinfektan harus dilakukan hati-
hati sebab disinfektan hanya digunakan untuk satu tujuan.
Bahan-bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme adalah golongan aldehid seperti glutaraldehid dan
formaldehid, golongan halogen seperti Yodium, klor sampai kepada molekul
organik yang kompleks seperti persenyawaan amonium kuartener. Berbagai
bahan kimia tersebut menunjukan efek antimikrobial dalam berbagai cara
terhadap berbagai macam mikroorganisme. Efeknya terhadap permukaan
benda atau bahan juga berbeda-beda. Hal ini penting diketahui sebelum
digunakan, agar dalam penerapannya sesuai dengan yang diinginkan.
Pada label larutan anti mikroba, biasanya terlihat macam bahan
disinfektan.

4
 Antiseptik (digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada kulit /
jaringan tubuh lainnya)
 Disinfektan (digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada
lingkungan/ permukaan/ objek benda mati )
 Sterilan (digunakan untuk membunuh semua bentuk mikroorganisme pada
lingkungan / permukaan/objek benda mati)
Berdasarkan macam mikroorganisme yang dapat terbunuh
o Virusidal (membunuh beberapa macam virus)
o Bakterisidal (membunuh beberapa macam bakteri)
o Fungisidal (membunuh beberapa macam jamur)
o Tuberkuloidal (membunuh bakteri tuberculosis)
o Sporisidal (membunuh spora bakteri, sehingga bisa disebut sterilan)
o Disinfektan rumah sakit (membunuh sedikitnya 3 macam bakteri yaitu
Staphylococcus aureus, Salmonella choleraesuis, Pseudomonas
aeruginosa).
Cara :
a. Alat-alat yang telah di dekontaminasi dan dicuci, kemudian di keringkan
b. Rendam dalam larutan kimia lamanya tergantung instruksi dari pabrik
c. Setelah itu bilas dengan air matang/aquadest steril sampai larutan
kimianya hilang
d. Keringkan dengan handuk steril

3. Sifat disinfektan yang ideal


 Spektrum luas
Harus selalu mempunyai spektrum antimikrobial yang seluas mungkin,
artinya dapat membunuh semua jenis mikroorganisme.
 Bekerjanya cepat
Harus selalu mempunyai aksi letal yang cepat terhadap semua bentuk
vegetatif dan spora bakteri serta jamur, protozoa, dan virus.

 Tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik

 Aktif pada keadaan adanya bahan organik seperti darah, dahak, dan feses.

5
Harus kompatibel (cocok) dengan sabun, deterjen, dan bahan-bahan kimia
lain yang sering digunakan.

 Tidak toksik

 Kecocokan permukaan

 Tidak boleh mengkorosi instrumen dan permukaan lain yang terbuat dari
logam. Tidak boleh merusak pakaian, karet, plastik atau bahan-bahan yang
lain.

 Tidak mempunyai efek sisa pada permukaan yang didisinfeksi

 Mudah penggunaannya

 Tidak berbau

 Ekonomis

4. Keadaan yang mempengaruhi kerja disinfektan

Banyak faktor dan keadaan dapat mempengaruhi penghambatan atau


pembasmian mikroorganisme oleh bahan antimikrobial yaitu :

a. Konsentrasi atau intensitas zat antimikrobia

Mikroorganisme makin cepat terbunuh apabila konsentrasi zat


antimikrobial lebih tinggi.

b. Jumlah mikroorganisme

Diperlukan banyak waktu untuk membunuh populasi dan bila jumlah


mikroorganismenya banyak maka perlakuan harus diberikan lebih lama
supaya semua mikroorganisme tersebut mati.

c. Suhu

Kenaikan suhu yang sedang secara besar dapat menaikkan keefektifan


suatudisinfektan atau bahan antimikrobial lain

d. Spesies mikroorganisme

Spesies mikroorganisme menunjukkan kerentanan yang berbeda-beda

6
terhadap bahan kimia. Spesies yang dapat membentuk spora lebih sukar
dibunuh dibandingkan sel vegetatif yang sedang tumbuh.

e. Adanya bahan organik

Adanya bahan organik asing dapat menurunkan keefektifan zat kimia


antimikrobial dengan cara menginaktifkan bahan-bahan tersebut.
Contohnya didalam praktik apabila ada serum atau darah pada benda yang
sedang diberi perlakuan suatu zat antimikrobial, maka serum atau darah itu
dapat menginaktifkan sebagian zat tersebut.

f. Keasaman atau kebasaan ( pH )

Aktivitas disinfektan seringkali dipengaruhi oleh pH contohnya


glutaraldehid aktivitasnya lebih baik pada keadaan basa sedangkan fenol
lebih baik pada keadaan pH asam.

5. Cara kerja disinfektan


Sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana tepatnya cara kerja zat
tersebut dalam menghambat atau mematikan mikroorganisme.
Suatu sel hidup yang normal memiliki sejumlah besar enzim yang
melangsungkan proses-proses metabolik dan juga protein lainnya, asam
nukleat serta senyawa-senyawa lain. Membran semipermiabel
mempertahankan integritas kandungan selular dan secara selektif mengatur
keluar masuknya zat antara sel dengan lingkungan luar. Dinding sel
merupakan pelindung bagi sel. Kerusakan salah satu daerah ini dapat
mengawali terjadinya perubahan-perubahan yang menuju kepada matinya sel
tersebut. Kebanyakan disinfektan kimia akan mengganggu sel target dengan
bekerja sebagai racun protoplasma. Setiap bagian atau semua dari ketiga
bagian utama sel mikobial yang dapat terpengaruh yaitu dinding sel,
kandungan sitoplasma (terutama enzim), dan bahan nukleus.

7
 Merusak dinding sel
Struktur dinding sel dirusak sehingga isi dari sel mudah keluar.
contohnya disinfektan chlorheksidin, quarternary ammonium
compounds, alkohol dan fenol.
 Memfiksasi dinding sel
 Pori-pori yang terdapat pada dinding sel ditutup, Contohnya formaldehid
dan glutaraldehid
 Sebagai oksidator
 Contohnya disinfektan darigolongan halogen seperti hypoklorit dan
bromides.

6. Potensi disinfektan
Secara garis besar disinfektan digolongkan kedalam 3 kategori
tergantung dari kemampuan disinfektan tersebut didalam membunuh
mikroorganisme.
a. High level disinfectan adalah disinfektan yang dapat membunuh
bentuk spora,bakteri, fungi dan virus, disinfektan ini aktif terhadap
bakteri gram positip dan gram negatip, spora dan mycobacterium
tuberculosis contohnya glutaraldehid.
b. Intermediate level disinfectan adalah disinfektan yang dapat
membunuh mycobacterium tuberculosis, bakteri vegetatif, sebagian
besar virus, dan jamur tetapi sedikit spora, contohnya derivat klorin,
iodofor.
c. Low level disinfectan adalah disinfektan yang dapat membunuh
sebagian besar bakteri dan jamur tetapi tidak dapat membunuh
mycobacterium tuberculosis dan spora, contohnya chlorheksidin,
quaternary ammonium compound,fenol sederhana dan deterjen

Bagaimana memilih disinfektan yang tepat ? ada beberapa panduan


untuk memilih dari ketiga kategori disinfektan tersebut diatas yaitu,
1) Berdasarkan kriteria alat kedokteran gigi sbb

8
 Alat kritis adalah alat-alat yang menembus kulit atau mukosa dan
atau berkontak langsung dengan jaringan terbuka atau tulang
contohnya jarum suntik, tang ekstraksi, skalpel, scaler, bur
 Alat semi kritis adalah alat-alat yang hanya menyentuh membran
mukosa tidak memasuki jaringan atau tulang contohnya kaca
mulut, sonde, alat -alat penambalan.
 Alat non kritis adalah alat-alat yang tidak kontak atau yang
menyentuh kulit dan bagian permukaan dari lingkungan praktik
( dental unit, meja, kursi )
2) Penggunaan teknik yang tepat sebagai berikut.
 Sterilisasi digunakan untuk alat-alat kritis
 Sterilisasi atau high level desinfectant digunakan untuk alat-alat semi
kritis
 Intermediate dan low level desinfectant digunakan untuk alat-alat
nonkritis

LATIHAN

1. Sebutkan 6 saja sifat disinfeksi yang ideal !


2. Hal-hal apa yang mempengaruhi kerja disinfektan?

RANGKUMAN

Disinfeksi yaitu proses menghancurkan sel-sel vegetative yang


menyebabkan infeksi namun tidak mematikan sporanya. Antisepsis adalah
mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme baik dengan cara
menghambat/ membunuh. Biasanya diaplikasikan pada jaringan hidup.
Metoda disinfeksi bisa melalui pemanasan (merebus, pasteurisasi) dan dengan
bahan kimia (yaitu dengan larutan disinfektan) Potensi disinfeksi dapat

9
dikategorikan menjadi disinfeksi tingkat tinggi (DTT), disinfeksi tingkat
sedang dan disinfeksi tingkat rendah, tergantung pada kemampuan larutan
untuk membunuh macam-macam kelompok mikroorganisme. Disinfektan
dan antiseptic yang digunakan di kedokteran gigi dapat dikelompokkan
menjadi : golongan Alkohol, Aldehide, Halogen, Fenol dan derivatnya,
Bisguanides, Sabun dan detergent. Masing-masing golongan memiliki
keuntungan dan kerugiannya.

TES FORMATIF

1. Sebutkan keuntungan dan kerugian larutan Glutaraldehide 2% sebagai


bahan
disinfektan !
2. Jelaskan 3 macam potensi disinfektan !

GLOSARIUM
A.
B.
C.

TES AKHIR MODUL

Tes akhir modul akan dilaksanakan saat ujian praktikum, dengan kriteria penilaian
1. Ketrampilan melaksanakan praktikum
2. Ketepatan menyimpulkan hasil

PEDOMAN PENILAIAN TES AKHIR MODUL

10
Tingkat Penguasaan
= Jumlah jawaban yang benar X 100%
Jumlah skor maksimal
Arti tingkat penguasaan yang dicapai :
90%-100% = baik sekali
80%-89% = baik
70%-79% = cukup
≥69% = kurang

DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/mikrobiologi_bab1-9.pdf

11
URAIAN MATERI

B. Sterilisasi Alat Kesehatan Gigi


1. Definisi
Sterilisasi yaitu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan.
Suatu benda steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari
semua bentuk kehidupan. Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau
tidak steril, tidak akan pernah mungkin setengah steril atau hampir steril.
Ada 3 macam proses sterilisasi yang digunakan di kedokteran gigi yaitu :
a. Sterilisasi panas Contohnya autoklaf, dry heat , chemiclav
b. Sterilisasi gas Contohnya gas ethylene oxide
c. Sterilisasi dengan cairan kimia Contohnya larutan glutaraldehide 2%
Dekontaminasi yaitu suatu proses yang membuat benda mati lebih aman
untuk ditangani oleh petugas sebelum di bersihkan ( misalnya
menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV) sehingga dapat mengurangi jumlah
bakteri.

2. Tujuan
Membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda
yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk
memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk
spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang
dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi
yaitu sifat bahan yang akan disterilkan.

3. Penanganan Instrumen Sebelum Sterilisasi


Setiap proses sterilisasi dapat dipengaruhi oleh kotoran yang menumpuk
seperti darah atau saliva. Jadi persyaratan awal untuk penanganan instrumen
mencakup pembersihan menyeluruh dengan menghilangkan semua bahan
organik yang terkumpul (dekontaminasi). Instrumen yang telah
terkontaminasi harus di tangani secara hati-hati terutama untuk alat-alat yang

12
tajam. Untuk menghindari terjadinya infeksi silang seperti tertusuknya atau
luka dari alat –alat yang tajam, alat pelindung diri seperti sarung tangan,
masker, kacamata pelindung dan baju pelindung harus digunakan selama
prosedur ini. Sarung tangan kerja yang tebal, tahan terhadap tusukan harus
digunakan selama pembersihan, penyikatan, atau memegang instrumen.
Sarung tangan pemeriksaan dari lateks atau sarung tangan bedah tidak dapat
digunakan sebagai pengganti karena mudah robek dan tidak memberikan
perlindungan yang memadai.
a. Menyimpan instrumen kotor
Instrumen yang telah digunakan letakan pada tempat yang berisi larutan
disinfektan biasanya menggunakan larutan klorin 0,5% , dengan tujuan
untuk mencegah mengeringnya saliva dan darah yang menempel pada
instrument dan mengurangi jumlah mikroorganisme. Perendaman
instrumen yang terlalu lama tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
karat pada beberapa instrumen. Larutan disinfektan yang digunakan untuk
merendam harus dibuang sekurang-kurang sehari sekali atau apabila
larutan detergen terlihat kotor.
b. Membersihkan Instrumen
Merupakan tahap yang penting sebelum dilakukan sterilisasi atau
disinfeksi. Hal ini untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dan
menghilangkan darah, saliva dan materialmaterial lainnya. Ada 3 macam
metode / alat untuk membersihkan instrumen yaitu :
 Pembersihan instrumen dengan alat ultra sonik
Alat ultra sonik menghasilkan gelombang suara berfrekuensi tinggi
sehingga dapat memecahkan sel-sel mikroorganisme serta
membersihkan (menghilangkan) mikroorganisme dari peralatan.
Pembersih ultrasonik lebih efisien untuk membersihkan bahan organik
dari peralatan dibandingkan dengan penyikatan secara mekanis.
 Pembersihan instrumen secara manual
Penyikatan dengan menggunakan tangan dapat dilakukan pada tahapan
ini, walaupun harus hati-hati untuk mencegah terjadinya luka.
Penyikatan instrumen yang telah terkontaminasi ini merupakan metode

13
yang efektif untuk menghilangkan debris dan kotoran dari permukaan
alat. Seluruh permukaan alat harus disikat dan dikerjakannya didalam
larutan pembersih jangan dibersihkan /disikat dibawah kucuran air kran
hal ini untuk menghindari timbulnya percikan. Sikat yang digunakan
lebih baik yang bertangkai panjang. Teknik penyikatan ini sebenarnya
tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena, alat yang
terkontaminasi langsung kontak dengan tangan operator sehingga
memungkinkan tertusuknya oleh alat-alat tajam.
 Pembersihan instrumen dengan mesin pencuci alat
Mesin ini dirancang untuk membersihkan alat –alat medis dan
kedokteran gigi. Alat ini secara otomatis dapat membersihkan dan
mencuci instrumen dengan menggunakan air panas sehingga sekaligus
dapat mendisinfeksi alat-alat yang kotor oleh karena itu disebut “
washer desinfector “
c. Pengemasan Instrumen
Instrumen setelah dicuci dan dikeringkan harus dikemas / dibungkus untuk
kemudian disterilkan. Hal tersebut untuk memudahkan pengambilan alat-
alat sesuai kebututuhan selain itu juga untuk mempertahankan agar
instrumen tetap terjaga kesterilannya. Instrumen yang akan disterilkan
dapat dikemas atau di simpan dalam kantong, tas, baki instrumen
( cassettes ). Untuk menguji apakah alat yang disterilkan sudah steril atau
belum, maka digunakan indikator biologi atau kimia yang dimasukkan
kedalam kantong selama sterilisasi.

4. Sterilisasi Instrumen
Pemakaian panas sudah sejak lama dikenal sebagai metode yang paling
efisien dan dapat diandalkan untuk sterilisasi instrumen. Penggunaan suhu
tinggi digabung dengan kelembaban tinggi merupakan salah satu metode
paling efektif untuk mematikan mikroorganisme. Suhu tinggi juga dapat
diberikan sebagai panas kering. Panas lembab mematikan mikroorganisme
dengan jauh lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan panas kering.

14
Sel vegetatif bakteri jauh lebih peka terhadap panas dibandingkan dengan
sporanya. Kebanyakan sel bakteri dapat dimatikan dalam waktu 5 sampai 10
menit pada suhu 60 sampai 70 derajat celsius dengan panas lembab.
Sedangkan spora bakteri hanya akan terbunuh oleh suhu yang dipertahankan
diatas 100 derajat celsius selama jangka waktu yang lama.
a. Sterilisasi uap
Pemanasan dengan uap bertekanan merupakan cara sterilisasi yang
efektif sebab dengan adanya kondensasi akan terbebaskan energy dan
membentuk air yang berpotensi mematikan mikroorganisme. Selama
kondensasi dalam volume yang tetap akan terjadi penetrasi panas ke dalam
alat atau bahan yang di sterilkan.
Pada pemakaian autoklaf terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan, yaitu:
 Autoklaf tidak boleh diisi penuh dengan alat atau bahan yang akan di
sterilkan
 Jumlah air dalam autoklaf harus di pantau dan diganti setiap
pemakaiannya
 Autoklaf harus diuji sterilitasnya secara berkala dan dirawat untuk
mencegah kerusakan selama penyimpanan
 Indikator mekanik autoklaf di gunakan untuk memonitor kualitas
sterilisasinya
 Setelah selesai sterilisasi dengan autoklaf alat-alat harus di keringkan
untuk menghilangkan kelembabannya

Karakteristik sterilisasi autoklaf :


 Temperatur : 121°C (°F)
 Tekanan uap 15 pound
 Waktu putar selama 15-20 menit.

Persyaratan pengemasan menggunakan bahan yang memungkinkan


uap dapat berpenetrasi. Bahan yang cocok digunakan untuk
pengemasan adalah kertas, kantung plastik nilon atau kain tipis dan

15
wadah / tempat yang berlubang-lubang. Sedangkan bahan tidak cocok
adalah wadah logam dan kaca tertutup.
Keuntungan
1) Waktu putaran yang singkat
2) Penetrasi yang baik
3) Dapat digunakan untuk alat dari logam, kain, gelas dan karet
Kekurangan
1) Korosi dari instrumen baja karbon yang tidak terlindung
2) Alat-alat tajam menjadi tumpul
3) Kemasan tetap basah pada akhir putaran
4) Dapat merusak bahan yang peka terhadap panas
Pemaparan langsung terhadap uap saturasi pada 121°C selama 10 menit
normalnya dapat merusak semua bentuk kehidupan mikrobial. Waktu
sterilisasi dapat bervariasi sesuai dengan besar beban, pemakaian
pembungkus instrumen yang berbeda, dan sifat bahan yang akan
disterilkan. Kebanyakan bahan pembungkus instrumen bedah dan kantung
pembungkus lainnya memungkinkan uap berpenetrasi sehingga dapat
membunuh semua bentuk mikrobial. Bahkan walaupun digunakan bahan
pembungkus yang tebal, periode sterilisasi maksimal 30 menit biasanya
sudah cukup.
Korosi atau akumulasi karat pada instrumen logam juga merupakan
kendala utama pada pemakaian autoklaf untuk sterilisasi. Bahkan autoklaf
yang terbaik sekalipun mengandung cukup banyak oksigen untuk
mengakibatkan terjadinya korosi baja karbon. Sebagai pencegahan, bahan
kimia yang dapat menguap pada autoklaf dan melindungi logam dari
oksidasi dapat digunakan natrium nitrit 1%.

b. Pemanasan kering
Prosedur ini dikerjakan dalam oven. Hal ini berlaku bagi peralatan
laboratorium seperti cawan petri, pipet, juga minyak , serbuk serta

16
beberapa peralatan lainnya. Benda-benda ini disterilkan di dalam oven
listrik atau gas.
Oleh karena daya penetrasi panas kering tidak sebaik panas basah,
maka waktu yang diperlukan lebih lama yaitu 1 – 2 jam. Karena daya
penetrasinya kurang baik maka alat, bahan yang disterilkan harus kontak
betul dengan udara panas yang dihasilkan artinya alat, bahan tersebut tidak
boleh disimpan dalam wadah tertutup selama sterilisasi. Untuk
mensterilkan perabotan pecah belah di laboratorium, dibutuhkan suhu 160
oC selama 2 jam.
Karena udara kering kurang efisien sebagai konduktor panas ketimbang
uap panas pada temperatur yang sama, diperlukan temperatur yang lebih
tinggi untuk sterilisasi. Temperatur 160 °C (320°F) waktu yang
dibutuhkan 2 jam sedangkan temperatur 170°C (340°F) waktu yang
dibutuhkan 1 jam.
Persyaratan bahan kemasan tidak boleh menutupi alat dari panas. Bahan
kemasan yang cocok adalah kantung plastik dari nilon, kertas, wadah /
tempat yang berlubang-lubang dan aluminium foil.
Keuntungan
1) Efektif dan aman untuk sterilisasi instrument logam
2) Tidak mengakibatkan alat-alat tajam menjadi tumpul
3) Tidak menyebabkan karat/korosil
Kekurangan
1) Diperlukan waktu putaran yang lama untuk sterilisasi
2) Penetrasi buruk
3) Dapat mengubah warna dan merusak kain
4) Merusak benda-benda yang peka terhadap panas
5) Tidak dapat digunakan untuk plastik, karet dan kain
6) Temperatur tinggi dapat merusak beberapa sambungan pada alat-alat
yang disterilkan.
Banyak dokter gigi lebih suka menggunakan sterlisator pemanasan
kering di praktiknya karena dapat mempertahankan ketajaman ujung
potong dari instrumen bedah. Meskipun demikian, temperatur yang tinggi

17
ini juga dapat merusak banyak bahan karet dan bahan yang berbahan dasar
plastik, melelehkan solder dari kebanyakan sendok cetak dan melemahkan
beberapa kain, serta mengubah warna kain dan bahan kertas.
Salah satu kendala yang paling umum pada pemakaian sterilisator
pemanasan kering adalah kegagalan personel klinis untuk menentukan
dengan akurat interval waktu sterilisasi. Karena penetrasi panas kering ke
bagian tengah kemasan instrumen berlangsung lambat dan tergantung baik
pada besar kemasan dan tipe bahan pembungkus, kita harus memastikan
bahwa sudah diperoleh pemanasan pendahuluan dari ruang sebelum
memulai siklus sterilisasi. Kesalahan pemakaian yang umum dari peralatan
ini dapat terjadi bila oven dibuka dan instrumen segera diangkat sebelum
siklus waktu sempurna.

c. Uap Kimia yang Tidak Tersaturasi ( Chemiclave )


Chemiclave adalah alat sterilisasi panas menggunakan cairan kimia
yang terdapat dalam ruang tertutup, uap kimia panas yang dihasilkan dapat
membunuh mikroorganisme. Larutan kimia yang digunakan terdiri dari
0,23 % formaldehid dan 72,38 % ethanol ditambah aseton, ketone, air dan
alkohol. Larutan kimia yang sudah dicampur yang ditambahkan pada unit
reservoir, harus dibeli dari pabrik, karena rasio dari masing-masing larutan
berperan penting. Prinsip kerja dari alat ini hampir sama dengan autoklaf,
hanya temperatur dan tekanan yang diperlukan pada sterilisator uap kimia
adalah lebih besar daripada untuk autoklaf. Temperatur 132°C (270°F)
dengan tekanan 20 psi dan waktu yang dibutuhkan 20 menit.
Bahan kemasan yang cocok yaitu baki logam berlubang atau kertas dan
bahan yang tidak cocok adalah baki logam padat dan wadah kaca tertutup.
Sesudah peralatan dipanaskan terlebih dahulu, instrumen yang bersih,
kering dan dibungkus longgar diletakkan dalam ruang. Pembungkus
kemasan harus cukup longgar untuk memungkinkan uap kimia
terkondensasi pada permukaan instrumen selama siklus sterilisasi.
Keuntungan
1) Waktu siklus singkat

18
2) Tidak mengakibatkan karat atau korosi pada instrumen logam, termasuk
baja karbon.
3) Tidak membuat alat-alat tajam menjadi tumpul
4) Cocok untuk kawat ortodontik baja tahan karat.
Kekurangan
1) Instrumen harus benar-benar kering sebelum pemrosesan.
2) Dapat merusak plastic yang peka terhadap panas.
3) Bau bahan kimia pada daerah yang kurang ventilasi.

d. Gas Etilen Oksida ( Gas ETO )


Beberapa jenis gas bereaksi mematikan mikroba dengan cara merusak
enzim dan struktur biokimia dari mikroorganisme. Dari beberapa gas yang
tersedia untuk sterilisasi, etilen oksida adalah yang paling umum
digunakan
Etilen Oksida pada dasarnya merupakan bahan sterilisasi kimia.
Pemakaian dari bahan gas ini diperkenalkan oleh ADA dan CDC sebagai
metode sterilisasi yang akurat, terutama untuk benda-benda yang dapat
rusak akibat panas dan atau cairan. Etilen Oksida adalah gas yang sangat
tinggi daya penetrasinya dan tidak berwarna pada temperatur ruang. Bahan
kimia ini efektif sebagai bahan sporosidal, bersifat virusidal, tidak merusak
alat dan menguap tanpa sisa. Bahan-bahan seperti tube penyedot (suction
tube), semua handpiece, pemegang film radiografi, dapat disterilkan tanpa
efek yang merugikan.
Etilen Oksida murni agak toksik, alergenik, aksinya lambat, dan
membentuk campuran yang mudah meledak dengan air. Karena efek
toksiknya tidak selektif untuk mikroorganisme dan potensi eksplosifnya
tetap ada selama siklus sterilisasi, bahan harus diproses dalam wadah
khusus, yang ditempatkan pada daerah yang mempunyai ventilasi cukup
baik.
Temperatur yang dibutuhkan adalah temperatur ruang
(25°C/75°F),waktu yang diperlukan 10-16 jam (tergantung bahan).
Persyaratan bahan kemasan, dimana gas harus dapat berpenetrasi. Bahan

19
kemasan yang cocok adalah kertas, kantung plastik, sedangkan bahan yang
tidak cocok adalah wadah logam atau kaca yang tertutup.
Keuntungan
1) Kapasitas penetrasi yang tinggi
2) Tidak merusak bahan yang rentan terhadap panas (termasuk karet dan
handpiece)
3) Cocok untuk bahan-bahan yang tidak dapat terpapar cairan.
Kekurangan
1) Membutuhkan waktu yang lama
2) Bertahan dalam cairan dan bahan karet untuk waktu yang lama
3) Menyebabkan iritasi kulit bila sisa gas tidak hilang dengan baik
4) Membutuhkan tabir percikan khusus karena dapat meledak bila ada api
atau percikan api.

e. Sterilisasi Handpiece ( contra angle / straight angle )


Kemajuan teknologi mempunyai dampak pada bidang sterilisasi
handpiece. Sterilisasi dengan etilen oksida dapat digunakan untuk tujuan
tersebut , tetapi masih belum begitu praktis bila digunakan untuk
pemakaian rutin. Sebagai akibat dari dilema ini praktisi kedokteran gigi
biasanya hanya mendisinfeksi permukaan luar dari handpiece. Tidak
pernah dilakukan pembersihan, disinfeksi maupun sterilisasi dari
komponen bagian dalam, walaupun daerah-daerah ini juga terpapar saliva
dan darah.
Metode mutakhir yang dianjurkan untuk sterilisasi panas mencakup
pemakaian autoklaf atau chemiklave.
Ketika selesai merawat pasien, bersihkan debris dari permukaan luar
alat dengan kapas beralkohol 70%.Lepaskan bor dan handpiece dari
tempatnya. Sikat bagian luar dengan sikat dan sabun khusus untuk
membersihkan sisa-sisa debris yang menempel. Bilas handpiece dan
keringkan. Jangan merendam handpiece dalam ultrasonik atau larutan
disinfektan/ sabun cair. Khusus untuk contra angle berkecepatan tinggi
lakukan flushing selama 20-30 detik untuk membersihkan saluran air.

20
Setelah handpiece dibersihkan dan dikeringkan lalu diberi pelumas,
kemudian masukan kedalam kemasan / tempat yang tertutup untuk
kemudian disterilkan dengan autoklaf atau chemiklave.
Prinsip dasar yang sama dan persyaratan serupa juga berlaku untuk
benda-benda yang sama, seperti three way syring dan ultrasonik skaler.

5. Penanganan Instrumen Steril


Instrumen yang sudah steril harus tetap terbungkus sampai saatnya
dipergunakan. Aturan umum adalah menggunakan pembungkus dan kantung
tertutup yang mampu mempertahankan sterilisitas selama 1 bulan.
Dikeluarkannya instrumen yang sudah steril dari kemasan dan diletakkan
dalam lemari kabinet untuk digunakan nantinya adalah tidak dianjurkan.
a. Pengeringan dan Pendinginan
Instrumen Steril Kantung atau wadah sterilisasi yang basah karena
proses sterilisasi uap, harus dikeringkan sebelum penyimpanan.
Chemiclave dan dry heat sterilisator dapat digunakan untuk mengeringkan
alat atau kantong yang masih basah setelah di sterilkan dengan sterilisasi
uap.
Pendinginan instrumen harus dilakukan perlahan-lahan untuk
menghindari terbentuknya uap air pada permukaan instrumen. Penggunaan
fan atau blower untuk mengeringkan instrumen tidak dianjurkan karena
sangat berpotensi untuk terkontaminasi oleh udara di ruangan.
Apabila instrumen tidak dibungkus setelah disterilkan maka instrumen
harus segera dilindungi oleh penutup agar tidak terkontaminasi oleh udara
di sekitarnya.

b. Penyimpanan Instrumen
Tempat penyimpanan alat yang sudah disterilkan harus kering, tertutup,
tidak ada debu dan terlindung dari sumber kontaminasi. Tempat
penyimpanan harus jauh dari tempat cuci dan saluran pembuangan dan
harus beberapa inchi dari langit-langit, lantai dan dinding. Hal ini untuk

21
mencegah keadaan lembab dari tempat penyimpanan, terperciknya oleh
air, bahan pembersih lantai. Begitu juga harus dijauhkan dari sumber
panas karena dapat menyebabkan bahan kemasan menjadi rapuh dan
mudah robek.
Penyimpanan instrumen steril harus tetap dalam kantung/ kemasannya
tidak boleh dibuka, baru boleh dibuka pada waktu akan digunakan pasien.
Penempatan instrumen yang tidak dikemas dan langsung disusun di lemari
atau laci tidak dianjurkan.
Kantung sterilisasi yang berisi instrumen steril baru dibuka pada saat
pasien sudah duduk di kursi gigi dan siap untuk dilakukan perawatan. Pada
waktu membuka kemasan, tangan harus bersih dan belum kontak dengan
pasien.
Lemari penyimpanan atau laci sangat mudah terkontaminasi oleh jari
tangan yang kotor yang tersentuh pada waktu mengambil alat.
Penyimpanan instrumen dalam lemari maksimum 1 bulan, jika lebih dari
satu bulan instrumen tidak digunakan maka instrumen harus disterilkan
kembali.

LATIHAN

1. Peragakan langkah-langkah sterilisasi dengan Autoklaf mulai dari


tahap sebelum sterilisasi sampai penanganan instrumen steril!

3.
RANGKUMAN

Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk


kehidupan mikroorganisme (termasuk sporanya) pada satu bahan atau
instrument. Dibidang kedokteran gigi, metoda sterilisasi yang biasa
dilakukan adalah: 1) sterilisasi dengan uap panas bertekanan (otoklaf), 2)

22
sterilisasi dengan udara panas (oven dan dry heat) dan 3) sterilisasi dengan
gas dan kimiawi (gas ETO, chemiclave). Penanganan alat sebelum
sterilisasi meliputi dekontaminasi, pencucian instrument dan pengemasan.
Penanganan instrument steril meliputi pengeringan dan pendinginan
instrument steril dan penyimpanan instrument. Contra angle perlu
disterilkan setelah pemakaian karena instrument ini berpotensi menjadi
sumber infeksi silang.

TES FORMATIF
1. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kerja desinfektan ?

GLOSARIUM
A.
B.
C.
Reaksi setting = reaksi pengerasan bahan kedokteran gigi setelah
dilakukan penngadukan.
Mixing time = waktu yang diperlukan untuk mengaduk bahan tumpatan
kedokteran gigi sampai diperoleh konsistensi/bentuk yang diinginkan
sesuai aturan yang ditentukan.

TES AKHIR MODUL

Tes akhir modul akan dilaksanakan saat ujian praktikum, dengan kriteria penilaian
1. Ketrampilan melaksanakan praktikum
2. Ketepatan menyimpulkan hasil

PEDOMAN PENILAIAN TES AKHIR MODUL

Tingkat Penguasaan
= Jumlah jawaban yang benar X 100%
Jumlah skor maksimal

23
Arti tingkat penguasaan yang dicapai :
90%-100% = baik sekali
80%-89% = baik
70%-79% = cukup
≥69% = kurang

DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/mikrobiologi_bab1-9.pdf
http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Books-561-
Standarpencegahandanpengendalianinfeksipelayanankesehatangigidanmulutdifasi
litaspelayanankesehatan.PDF

24

Anda mungkin juga menyukai