Anda di halaman 1dari 4

DISASTER KESALAHAN TEKNIK PENCABUTAN GIGI DI

RSGM IIK BHAKTI WIYATA


Mata Kuliah: Manajemen Rumah Sakit Lapangan

Dosen Pengampu:
dr. Alita Dewi Percunda, M.Kes
Disusun Oleh:
1. Fradilla Oktavial Kevin L 10820007
2. Lovia Ayu Nenda Rifqy P 10820012
3. Pingky Afika Shafara 10820014
4. Reza Fachrudin Annas 10820015
5. Sayidati Melati Putri 10820017

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
2023
Disaster Kesalahan Teknik Pencabutan Gigi di RSGM IIK Bhakti Wiyata

1. Prevention
1) Bagi para mahasiswa perlu mengetahui faktor faktor resiko jika
terjadi kesalahan pencabutan gigi bisa menyebabkan komplikasi.
Komplikasi pencabutan gigi dapat dicegah dengan mengetahui
faktor faktor yang bisa nenyebabkan terjadinya komplikasi selama
atau bahkan sesudah dilakukan pencabutan gigi
2) Menerapkan langkah-langkah mencegah salah cabut gigi dan
menstandarkan komunikasi antar dokter.
3) mahasiswa dapat memastikan pasien tersebut apakah mempunyai
kontraindikasi sehingga mahasiswa dapat melakukan penundaan
pencabutan gigi, sebab apabila pasien mempunyai kontraindikasi
dengan dilakukan pencabutan gigi maka dapat terjadi infeksi.
2. Mitigation
1) Diharapkan meyelenggarakan kegiatan-kegiatan pelatihan atau
seminar untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan gigi
mengenai tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi. Institusi
rumah sakit wajib menyiapkan standar prosedur operasional untuk
tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
termasuk di poliklinik gigi disertai pengawasan dan evaluasi yang
ketat guna memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
masyarakat. Tenaga kesehatan gigi dan penyedia pelayanan
kesehatan gigi agar lebih mengoptimalkan tindakan pencegahan
dan pengendalian infeksi silang untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
2) Hal yang perlu diperhatikan dokter gigi muda dalam melakukan
tindakan pencabutan gigi. Tindakan dengan teknik yang cermat
dengan didasari pengetahuan serta keterampilan merupakan faktor
yang utama dalam melakukan tindakan pencabutan gigi. Tindakan
pencabutan gigi pasien harus dipastikan dalam keadaan kesehatan
umum yang baik, apabila pasien mempunyai penyakit sistemik
harus terkontrol.
3) Kasus yang masih bisa dirawat, sebaiknya diberikan pengarahan
kepada pasien yang bersangkutan agar mengutamakan perawatan
sehingga dapat mempertahankan gigi permanen tetap berfungsi di
dalam rongga mulut.
3. Preparedness
1) Persiapan yang baik harus direncanakan sejak dimulai dari
anamnesa yang cermat, diagnosis yang tepat, benar dengan
mengacu kepada prinsip-prinsip pembedahan. Untuk tindakan
operasi harus dipersiapkan sebelum tindakan operasi akan
mencegah kemungkinan timbulnya kesulitan selama tindakan
sekaligus mendukung keberhasilan operasi. Komplikasi pasca
operasi hanya dapat didiagnosis segera setelah tindakan dan harus
dapat diatasi secepatnya secara efektif setelah penyebabnya
diketahui pasti. Oleh karena itulah maka seorang dokter gigi harus
memiliki kemampuan yang terlatih dalam mengatasi timbulnya
komplikasi pasca operasi.
2) Setelah melakukan pencabutan gigi, pasien disarankan untuk
menggigit kapas atau tampon. Melakukan penekanan langsung
dengan tampon kapas atau kasa pada daerah perdarahan supaya
terbentuk bekuan darah yang stabil. Sering hanya dengan
melakukan penekanan, perdarahan dapat diatasi.
3) Wrong-site tooth extraction (WSTE) atau Pencabutan gigi salah
tempat adalah insiden keselamatan pasien serius yang paling umum
dalam kedokteran gigi. Daftar periksa keselamatan telah secara
signifikan mengurangi operasi salah tempat, meskipun manfaatnya
belum terbukti dalam kedokteran gigi perawatan primer. Proyek
peningkatan kualitas mengembangkan dan menerapkan daftar
periksa yang dioptimalkan untuk prosedur bedah mulut di
perawatan primer untuk mengurangi risiko WSTE.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8514230/#abstract-1title
2. Ande, R., Kepel, B. J., & Siagian, K. V. (2015). Gambaran Faktor Risiko
Dan Komplikasi Pencabutan Gigi Di Rsgm Pspdg-Fk Unsrat. E-GIGI,
3(2). https://doi.org/10.35790/eg.3.2.2015.10012
3. Payung, H., Anindita, P. & Hutagalung, B. Gambaran Kontraindikasi
Pencabutan Gigi Di Rsgm Unsrat Tahun 2014. J. Kedokt. Komunitas Dan
Trop. 3, 170–179 (2015).
4. Mokodompit, M. F. M., Wowor, V. N. S., & Mintjelungan, C. N. (2019).
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Silang pada Tindakan Ekstraksi
Gigi di Poliklinik Gigi Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado. Jurnal E-
Biomedik, 7(2). https://doi.org/10.35790/ebm.7.2.2019.23878
5. Sultan, F. Prevalensi Terjadinya Kesalahan Operator Pada Tindakan
Ekstraksi Gigi Di RSGM Kandea. (2014)
6. Makassar, D. I. K. (2020).
Prevalensi_Pencabutan_Gigi_Permanen_DI_P. 19(1), 12–19.
7. Riawan, L. Penanggulangan komplikasi pencabutan gigi. Fak. Kedokt.
Gigi Univ. Padjadjaran 1–14 (2002).
8. Soviana, R. A., Dian Femala, D. F., Susatyo, J. H. & Suryana, B.
Pengetahuan Pengunjung Tentang Instruksi Pasca Pencabutan Gigi Di
Pusat Pengobatan Mata Dan Gigi. Dent. Ther. J. 3, 41–49 (2021).

Anda mungkin juga menyukai