Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut


Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian karies gigi (gigi berlubang)
b.Tanda – tanda karies gigi (gigi berlubang)
c.Penyebab gigi karies gigi (gigi berlubang)
d.Cara mencegah terjadinya karies gigi (gigi berlubang)
e.Perawatan karies gigi (gigi berlubang)
Sasaran : Ny. Dewi Khabiba (44th)
Tempat : Ruang rawat inap di RSPAL dr. Ramelan Surabaya Ruang
B1 No. 1C
Hari / Tanggal : Senin, 8 November 2021
Waktu : 07.30 – 08.00 WIB (30 menit)
Penyuluh : Puti Nur Iqomah (Mahasiswa semester 5 JKG Poltekkes Surabaya)
A. ANALISIS SITUASI
Berdasarkan The Global Burden of Disease Study 2016 masalah kesehatan gigi dan mulut
khususnya karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah populasi
penduduk dunia (3,58 milyar jiwa). Penyakit pada gusi (periodontal) menjadi urutan ke 11
penyakit yang paling banyak terjadi di dunia. k, kanker mulut menjadi urutanSementara di
Asia Pasi ke 3 jenis kanker yang paling banyak diderita. Menurut data Riskesdas tahun 2018,
prevalensi karies di Indonesia adalah sebesar 88,8% dengan prevalensi karies akar sebesar
56,6%.
Kesehatan gigi dipengaruhi oleh kondisi kebersihan gigi dan mulut. Dewi (2011) menyatakan
bahwa kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu keadaan gigi geligi dalam rongga mulut
dalam keadaan bersih, permukaan gigi bebas dari plak dan kotoran lain seperti sisa makanan,
debris, karang gigi serta tidak tercium bau busuk dalam mulut. Tjahyadi dan Andini (2011)
menjelaskan bahwa kondisi gigi dan mulut yang bersih dan sehat dipengaruhi oleh perilaku
perawatan gigi. Jika perilaku perawatan gigi anak buruk, maka akan menyebabkan anak
sering mengalami masalah gigi yang salah satunya adalah karies. Adapun bagian gigi yang
mudah mengalami karies adalah mahkota geraham pada parit-parit yang kecil dan daerah
celah gigi yang sulit dicapai oleh sikat gigi karena daerah tersebut merupakan bagian gigi
yang sulit dibersihkan. (Mukhbitin, 2018)
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien memahami tentang
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai karies gigi
2. Meningkatkan pengetahuan mengenai tanda-tanda karies gigi
3. Meningkatkan pengetahuan mengenai penyebab karies gigi
4. Meningkatkan pengetahuan mengenai bagaimana cara mencegah terjadinya karies
gigi

B. Materi (Terlampir)
1. Pengertian karies gigi
2. Tanda-tanda karies karies gigi
3. Penyebab terjadinya karies gigi
4. Cara mencegah terjadinya karies gigi

C. Metode
Dialog interaktif, tanya jawab dan demonstasi.

D. Media
Media demonstrasi secara langsung, alat bantu phantom gigi, dan sikat gigi.

E. Kegiatan penyuluhan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaan : a. Memberi salam a. Menjawab salam
a. Salam b. Memperkenalkan diiri b. Mendengarkan
b. Perkenalan c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
c. Tujuan penyuluhan

15 menit Menjelaskan materi a. Menjelaskan tentang


penyuluhan pengertian karies gigi
b. Menjelaskan tentang tanda –
tanda karies gigi Menyimak
c. Menjelaskan tentang dan
penyebab karies gigi mendengarkan
Menjelaskan cara mencegah
terjadinya karies gigi
5 menit Evaluasi a. Memberikan kesempatan a. Memberikan
Tanya jawab kepada sasaran untuk pertanyaan
bertanya mengenai karies b. Menyampaikan
gigi kesimpulan hasil
b. Menyampaikan kesimpulan penyuluhan
dari materi yang telah
dijelaskan

5 menit Penutup  Memberi salam penutup

F. Evaluasi
a. Pasien paham tentang pengertian pengertian karies gigi
b. Pasien paham tentang gejala karies gigi
c. Pasien paham tentang penyebab karies gigi
d. Pasien paham cara mencegah terjadinya karies gigi

Mengetahui Surabaya 10 Oktober 2021


Pembimbing Pendidikan Mahasiswa

Rina Sumarsih, A.Md.Kes.Gi Puti Nur Iqomah


NIP. 198201212007122001 P27825118026

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian karies gigi


Karies gigi juga disebut lubang gigi merupakan suatu penyakit dimana bakteri
merusak struktur jaringan gigi yaitu antara lain enamel, dentin dan sementum. Jaringan
tersebut rusak dan menyebabkan lubang pada gigi (Bebe, Ziyaan azdzahiy 2017)

2. Gejala karies gigi


Gejalanya ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan karies gigi yang
kemudian diikuti kerusakan bahan organiknya.Terdapat banyak gejala awal ditandai
adanya pembusukan termasuk adanya bintik putih kapur atau tanda dan gejala yang tidak
nampak. Seiring kondisi berjalan, bintik putih kapur akan berubah menjadi coklat atau
hitam dan pada akhirnya berubah menjadi rongga atau lubang di gigi (Ziyaan et al., 2018)
a. Terlihat warna coklat atau hitam, terdapatnya kavitas, terasa adanya lubang dalam gigi
dengan sentuhan lidahnya, adanya rasa nyeri
b.Karies, apabila mengenai permukaan dentin, kadang-kadang tidak menimbulkan rasa
nyeri, tapi rasa nyeri yang lumayan sakit akan timbul jika kemasukan makanan ataupun
minuman panas atau dingin yang manis, panas atau dingin.
c. Bila karies sudah sangat dekat dengan pulpa atau sudah menembusnya, timbul rasa
nyeri yang sangat parah (pulpitis)
d. Pulpa yang terinflamasi secara kronik, bisa tidak menimbulkan gejala atau gejala
hanya ringan saja. Pada pulptis akut terasa sangat nyeri, sering dipicu oleh stimulus
panas/dingin dan nyeri tidak dapat dirasakan dengan tepat pada gigi yang mana

3. Penyebab karies gigi


Penyebab karies adalah bakteri Streptococcus mutans. Bakteri spesifik ini
mengubah glukosa dan karbohidrat dalam makanan menjadi asam melalui proses
fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan berpengaruh 20 menit setelah makan
(Ngatemi dkk, 2018). Ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies
Keempat faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain seperti : bakteri,substrat,waktu
dan host.

4.Cara mencegah terjadinya karies gigi


Menurut Tarigan (2013), beberapa cara pencegahan karies gigi antara lain:
a. Kontrol plak Kontrol plak merupakan cara menghilangkan plak dengan menyikat gigi
untuk menjaga kebersihan rongga mulut.
b. Penggunaan fluor Penggunaan fluor pada air dapat menambah konsentrasi ion fluor
dalam struktur apatit gigi yang belum erupsi. Struktur apatit gigi ini akan lebih tahan
pada lingkungan asam dan meningkatkan potensi terjadinya remineralisasi.
c. Kontrol bakteri Obat kumur terapeutik yang dirancang untuk mengurangi populasi
bakteri oral yaitu bahan yang mengandung chlorhexidin glukonat. Chlorhexidin terbukti
paling efektif melekat secara ionik pada gigi dan permukaan mukosa oral dalam
konsentrasi tinggi selama berjam-jam sebagai aksi antibacterial.
d. Penutupan fissure Penutupan fissure adalah sebuah tindakan protektif yang terbukti
baik untuk mencegah perkembangan karies. Penutup fissure kini direkomendasikan untuk
semua kelompok usia dengan resiko karies yang tinggi.
e. Pengaturan diet Pengaturan diet merupakan faktor paling umum untuk mencegah
karies. Ion asam yang terus menerus diproduksi oleh plak merupakan bentuk dari
karbohidrat dalam jumlah yang banyak, jika tidak dilakukan pengaruh diet akan
menyebabkan sistem buffering saliva menjadi adekuat, sehingga proses remineralisasi
yang merupakan faktor penyeimbang dari faktor demineralisasi tidak terjadi
f. Menyikat gigi Menyikat gigi untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan maksud
agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut

5. Pengobatan karies gigi


Cara pengobatan karies gigi yaitu dilakukannya restorasi atau penambalan
jaringan gigi yang sudah berlubang karena karies gigi. Ada beberapa jenis material yang
biasa digunakan untuk menambal gigi yang berlubang karena karies gigi seperti resin
komposit, amalgam dan glass ionomer cement. Apabila karies gigi sudah menyebar pada
jaringan penyangga gigi maka biasanya dilakukan pencabutan gigi. Pencabutan gigi
bertujuan untuk menghambat penyebaran bakteri penyebab terjadinya karies gigi ke gigi
yang lainnya..

DAFTAR PUSTAKA
Ngatemi, N., & Afni, N. (2018). Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Orang Tua tentang
Cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Kejadian Lubang Gigi pada Balita di Posyandu Jeruk
Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan. Quality : Jurnal Kesehatan, 12(2), 5–11.
https://doi.org/10.36082/qjk.v12i2.40
(Masyarakat, 2018)Masyarakat, J. K. (2018). No Title. 6, 365–374.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2015 Upaya Kesehatan Gigi
dan Mulut. Jakarta.
https://dinkes-kotakupang.web.id/artikel/artikel-kesehatan/cara-mengobati-karies-gigimencegah-
karies-gigi.html https://www.alodokter.com/jangan-sampai-terlambat-cegah-karies-gigi-
sekarang-juga

Anda mungkin juga menyukai