DISUSUN OLEH :
2022/2023
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah
Management Patient Safety dengan judul “Konsep Dasar Sterilisasi”. Tak lupa
Serta sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabatnya dan sampai kepada
kita selaku umatnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
2.3 JFJ............................................................................................................12
3.1 Kasus.......................................................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................16
5.1 Kesimpulan..............................................................................................17
5.2 Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan sterilisasi dan densifeksi dalam
keselamatan pasien di RS.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Memahami Konsep Dasar Stresilisasi dan Densifeksi
b. Memahami Peralatan Strelisasi dan Densifeksi
c. Menerapkan streilisasi dan Densifeksi dalam Keselamatan
Pasien di RS.
4
1.3 Ruang Lingkup
Makalah ini membahas tentang pengenalan alat dan cara melakukan
Sterilisasi dan Densifeksi baik saat bekerja di RS maupun di puskesmas
untuk keselamatan pasien, misalnya saaat melakukan Tindakan
Dekontaminasi yankni Tidakan utuk menghilangkan pencemaran pada alat,
ruangan laboratorium atau bahan bekas cair atau padat. Sterilisasi setiap
proses (kimia atau fsik ) membunuh semua bentuk kehidupan mikroba
termasuk virus, bentuk vegetative serta spora bakteri. Sterilisasi yterdapat
beberapa metode yakni metode sterilisasi dengan panas, fraksinasi dan juga
dengan radiasi. Sedangkan zat kimia yang digunakan untuk membunuh
mikroba pathogen pada benda – benda missalnya pada lantai ruangan, meja
operasi dll. Tindakannya disebut densifeksi.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
6
tubuh. Hal ini biasanya akan membuat sakit atas reaksi adanya
infeksi di dalam tubuh oleh bakteri, kuman, atau virus. Salah-satu
cara efektif untuk tetap sehat yaitu dengan tahu cara mencuci tangan
yang baik dan benar. Hal ini karena tangan memang sering
digunakan untuk menyentuh bagian-bagian tubuh lain. Kadang tanpa
sadar, kita menyentuh pipi, mulut, hidung, atau mata dengan tangan
kotor. Jika tangan kita kotor, kuman bisa sangat cepat tersebar.
Beberapa penyakit yang berisiko menyebar jika tidak membersihkan
tangan dengan baik adalah :
influenza,
demam tifoud (tifus),
hepatitis A,
gangguan pencernaan,
cacingan, dan
COVID-19.
Cara mencuci tangan yang baik dan benar
cuci tangan
Setelah mengetahui pentingnya menjaga kebersihan tangan, kini
Anda perlu memahami bagaimana langkah-langkah mencuci
tangan yang benar.
Menurut situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di
Amerika (CDC), berikut adalah waktu-waktu yang mengharuskan
Anda mencuci tangan.
Sebelum, selama, dan sesudah mempersiapkan makanan.
Sebelum makan.
Merawat seseorang yang sakit, terutama dengan muntah atau
diare.
Mengobati luka, sebelum dan sesudah.
Setelah dari ke toilet.
Saat mengganti popok bayi.
7
Setelah menyentuh binatang, memberi makan binatang, serta
menyentuh kotoran binatang.
Sehabis menyentuh makanan binatang.
Setelah menyentuh sampah.
Ketika tangan terlihat kotor atau berminyak.
Setelah bersih, batuk, serta meniup hidung.
8
Saat kesulitan menemukan air dan sabun, kita bisa memakai hand
sanitizer sebagai alternatif. Pilihlah produk pembersih tangan
dengan kandungan minimal 60% alkohol. Berikut cara mencuci
tangan dengan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.
Tuangkan produk hand sanitizer secukupnya ke telapak tangan.
bisa membaca label kemasan untuk tahu takaran yang sesuai.
Gosok kedua tangan.
Pastikan produk hand sanitizer menyebar secara merata ke
seluruh bagian tangan.
Lakukan gerakan menggosok tangan selama 20 detik atau
hingga tangan mengering.
Kesalahan cuci tangan yang sebaiknya dihindari
Menerapkan kebiasaan mencuci tangan itu penting. Sayangnya, masih
banyak orang yang membersihkan tangan dengan metode yang salah
seperti berikut ini.
1. Tidak menggunakan air yang mengalir
Selain tidak pakai sabun, banyak juga orang yang suka mencuci
tangan dengan air yang tidak mengalir. Sebagai contoh,
memasukkan tangan ke dalam air di wadah seperti ember,
gayung, atau mangkuk kecil. Biasanya, tindakan ini sering Anda
lakukan saat makan di tempat makan lesehan. Rasa malas untuk
cuci tangan dari air keran dan rasa lapar, kadang lebih memilih
mencuci tangan dari air kobokan.
Walaupun tangan sudah terkena air dan sudah meremas jari-jari
tangan, membersihkan tangan dengan cara seperti ini tidak
membuat tangan kita benar-benar higienis.
2. Mencuci tangan hanya dengan air
Mungkin kita jadi salah satu dari sekian banyak orang yang tidak
menerapkan cara cuci tangan yang benar, misalnya hanya pakai
air alias tanpa pakai sabun. Jangan salah, membersihkan tangan
dengan air mengalir saja itu belum ampuh untuk menghilangkan
bakteri yang menempel pada kulit.Air hanya membawa sebagian
9
kuman atau bakteri dan tidak benar-benar membunuh semua
kotoran, terlebih lagi jika tangan kita memegang atau terpapar
dengan benda yang kotor.
3. Cuci tangan dengan sabun biasa
Selain menggunakan air yang mengalir, cara mencuci tangan
yang baik harus dilakukan dengan memakai sabun. Air hanya
akan menyapu beberapa kuman saja tapi tidak membunuhnya.
kita bisa memilih sabun antiseptik untuk cuci tangan.
Sabun jenis ini memiliki kandungan khusus yang mampu
membunuh kuman. Jadi, tangan kita akan lebih bersih dan
terbebas dari kotoran dan bibit penyakit. Hindari membersihkan
tangan dengan sabun pembersih piring, apalagi jika memiliki
jenis kulit sensitif atau memiliki masalah pada kulit.
4. Hanya menggosok bagian telapak tangan
semua orang tahu bahwa saat membersihkan atau mencuci tangan
perlu menggosok-gosokkan telapak tangan. Kuman suka sekali
bersembunyi di tempat-tempat yang sulit dijangkau, tentunya
pada sela jari dan kuku. Bila mencuci tangan dengan cara
menggosok bagian telapak tangan saja, kuman yang bersembunyi
di sela kuku tidak akan ikut dibersihkan.
CDC menganjurkan waktu yang efektif untuk mencuci tangan dengan
air dan sabun adalah sekitar 20 detik. Namun, apabila tangan benar-
benar terlihat kotor, misalnya ketika sehabis makan atau menyentuh
benda yang kotor, sebaiknya cuci tangan selama 40-60 detik.
b. Menggunakan APD
Alat Pelindung Diri atau bisa disebut APD merupakan kebutuhan utama
bagi tenaga kesehatan di Puskesmas saat menangani pasien yang terduga
terinfeksi virus corona. Penggunaan APD sangat penting demi mencegah
dari terpapar covid-19 karena virus corona bisa menular melalui percikan
atau droplet pasien saat batuk atau bersin. Memakai alat pendung diri
(APD) saat bekerja bisa mengurangi risiko apabila terjadi kecelakaan
kerja, sedangkan jenis APD yang digunakan juga berbeda-beda,
10
tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Dalam masa pandemi
virus corona seperti sekarang ini, APD pada tenaga medis biasanya
terdiri dari kacamata, masker, topi bedah, sarung tangan, dan jubah
berbahan khusus yang dikenal dengan nama hazmat suit. Dalam
memakai atau melepas alat pendung diri pun tidak bisa sembarangan.
Harus benar-benar sesuai dengan panduan agar tidak terjadi kecelakaan
saat bekerja. Tak hanya itu, perlengkapan APD juga tidak bisa digunakan
berkali-kali, kecuali sepatu dan kacamata. Namun, dua alat tersebut harus
dibersihkan sesuai prosedur setelah pemakaian.
Sementara untuk jubah/baju hazmat, sarung tangan, masker dan penutup
kepala harus dibuang dan diganti yang baru setelah menangani pasien.
Sedangkan untuk masker misalnya dianjurkan untuk segera mengganti
masker jika sudah basah atau setelah dipakai selama 3-6 jam.
Langkah-langkah memakai Alat Pelindung Diri yang benar
1. Pakai terlebih dahulu baju dan sepatu kerja khusus
2. Cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer
3. Pakai topi bedah sekali pakai
4. Pakai masker pelindung medis (N95)
5. Pakai sarung tangan dalam
6. Pakai kacamata pelindung
7. Pakai sarung tangan karet sekali pakai
8. Pemakaian selesaI
Langkah- langkah melepas Alat Pelindung Diri yang benar
1. Ganti sarung tangan
2. Lepaskan pakaian pelindung
3. Lepaskan kacamara pelindung
4. Lepaskan masker
5. Lepaskan topi
6. Lepaskan sarung tangan
7. Pelepasan selesai
Cara Melakukan Densifeksi
Jenis desinfektan yang dapat digunakan adalah :
11
1. Bleaching (pemutih) dengan takaran 2 sendok makan per 1 L air.
2. Karbol dengan takaran 2 sendok makan per 1 L air
3. Pembersih lantai dengan takaran 1 tutup botol per 5 L air
Proses disinfeksi adalah sebagai berikut :
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan dan
masker sekali pakai saat melakukan disinfeksi. Sarung tangan harus
dibuang setelah setiap selesai pembersihan.
2. Persiapkan tisu, kain mikrofiber (MOP) dan botol sprayer.
3. Persiapkan cairan disinfektan yang akan digunakan sesuai dengan
takaran yang telah ditetapkan.
4. Bagi penggunaan kain mikrofiber (MOP), rendam kain mikrofiber
(MOP) ke dalam air yang telah berisi cairan desifektan. Lakukan
pengelapan pada lingkungan permukaan datar dan biarkan tetap
basah selama 10 menit.
5. Bagi penggunaan botor sprayer, isi botol dengan cairan disinfektan
yang telah diencerkan. Ambil 2 lembar tisu dan dilipat 2 atau 4.
Semprotkan cairan disinfektan pada tisu dan lakukan pengelapan
secara zig-zag atau memutar dari tengah keluar.
6. Untuk desinfeksi ventilasi buatan, sebelum dinyalakan lakukan
penyemprotan pada Evaporator, Blower dan penyaring udara
(filter) dengan botol sprayer yang telah berisi cairan desinfektan.
Dilanjutkan dengan desinfeksi pada permukaan chasing indoor AC.
Pada AC Sentral dilakukan desinfeksi permukaan pada mounted
dan kisi-kisi exhaust dan tidak perlu dibilas.
7. Untuk disinfeksi peralatan pribadi pekerja dapat menggunakan
cairan desinfektan personal pada saat sebelum digunakan untuk
bekerja.
8. Lepaskan APD dan lanjutkan dengan cuci tangan pakai sabundan
air mengalir.
9. Frekuensi desinfeksi ini dilaksanakan minimal sebelum jam kerja,
saat jam istirahat dan setelah jam kerja. Dengan maksimal
desinfeksi setiap 2 jam sekali.
12
10. Selalu melaksanakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
sebagai bentuk personal hygiene dari pekerja
13
1. Desinfektan yang digunakan untuk sterilisasi haruslah merupakan
bahan yang ramah lingkungan.
2. Saat melakukan sterilisasi petugas harus menggunakan alat
pelindung dan menguasai cara sterilisasi yang aman.
3. Sterilisasi peralatan yang digunakan untuk perawatan fisik pasien
dipanaskan pada suhu 121 derajat Celsius selama 30 menit, atau
sesuai dengan petunjuk dalam sterilisasi alat yang digunakan.
4. Semua yang telah disterilkan harus aman dari mikroorganisme
yang masih hidup.
Jika sudah mengetahui syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan
sterilisasi, hanya tinggal menjalankan dengan hati-hati. Tata cara
pelaksanaan sterilisasi alat kesehatan rumah sakit adalah sebagi berikut:
1. Ruang operasi yang sudah selesai digunakan harus dilakukan
disinfeksi dan juga sterilisasi hingga aman jika digunakan pada
operasi berikutnya.
2. Bahan dan instrument medis yang akan disterilisasi harus
dipersiapkan dengan benar.
3. Indikasi yang kuat untuk tindakan sterilisasi adalah semua
peralatan medis atau peralatan perawatan dimana yang dimasukkan
dalam jaringan tubuh, sistem vaskuler, yang mennyentuh selaput
lendir harus selalu dalam keadaan steril sebelum digunakan. Selain
itu semua, peralatan operasi juga harus dalam keadaan steril
sebelum digunakan lagi. Ketika selesai digunakan Alat kesehatan
yang mengandung jaringan tubuh atau darah harus disterilkan.
4. Setiap alat kesehatan yang mengalami perubahan konsidisi fisik
ketika dibersihkan, didisinfeksi atau disterilkan tidak boleh
digunakan kembali. Sebaiknya hindari proses berulang yang bisa
menyebabkan toxin dan efektivitas.
Peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada ruang khusus
yang sebelumnya telah dikemas. Penempatan peralatan steril sebaiknya
pada suhu 18 derajat celcius hingga 22 derajat celcius dengan
kelembaban 35% hingga 75%.
14
2.2 Jenis Sterilisasi dan Fungsinya
Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan metode fisika maupun kimia (Tille,
2017).
15
bahwa bahan infeksius dapat dieliminasi dengan baik yang tidak
dapat dilakukan dengan metode lainnya.
2. Pemanasan basah
Merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya adalah
dengan menggunakan autoklav. Sterilisasi dengan metode ini dapat
digunakan untuk sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil praktikum)
dan alat-alat yang tahan terhadap panas (bluetip, mikropipet),
pembuatan media, dan sterilisasi cairan. Pemanasan yang digunakan
pada suhu 1210C selama 15 menit (Tille, 2017). Pemanasan basah
dapat menggunakan :
a) Autoklaf manual
Metode ini menggunakan ketinggiian air harus tetap tersedia di
dalam autoklaf. Sterilisasi menggunakan autoklaf manual tidak
dapat ditinggal dalam waktu lama. Autoklaf manual setelah suhu
mencapai 1210C setelah 15 menit, jika tidak dimatikan maka suhu
akan terus naik, air dapat habis, dan dapat meledak.
b) Autoklaf digital/otomatis
Alat ini dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15
menit. Setelah suhu tercapai, maka suhu akan otomastis turun
sampai mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu tersebut. Jika
digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk
emmbuat media diperlukan suhu 50-700 C.
c) Radiasi
Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa
bahan plastic seperti kateter, plastic spuit injeksi, atau sarung
tangan sebelum digunakan. Contoh radiasi ionisasi adalah metode
pada penggunaan microwave yaitu dengan menggunakan panjang
gelombang pendek dan sinar gamma high energy.
d) Filtrasi (penyaringan)
Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang sensitive
terhadap panas seperti radioisotope, kimia toksik.
16
- Filtarsi berupa cairan dengan menggunakan prinsip
melewatkan larutan pada membran selulosa asetat atau
selulosa nitrat.
- Filtarsi berupa udara dengan menggunakan high-efficiency
particulate air (HEPA) untuk menyaring organisme dengan
ukuran lebih besar dari 0.3 µm dari ruang biology savety
cabinet (BSCs)
B. Sterilisasi dengan metode kimiawi
1. Uap formaldehide atau hydrogen peroksida digunakan untuk
sterilisasi filter HEPA pada BSCs.
2. Glutaraldehyde bersifat sporisidal, yaitu membunuh spora bakteri
dalam waktu 3-10 jam pada peralatan medis karena tidak merusak
lensa, karet, dan logam, contohnya adalah alat untuk bronkoskopi.
17
menghidrolisis ikatan protein dari mikroorganisme. Sehingga,
proses membunuh mikroorganisme menjadi lebih efektif.
Aldehid yang berupa glutraldehid dan formaldehid memiliki
kemampuan iritasi yang besar sehingga tidak digunakan sebagai
antiseptic.
Halogen, seperti chlorin dan iodine merupakan desinfektan yang
seringali digunakan. Persiapan sebelum dilakukan operasi
seringkali menggunakan kombinasi etil alcohol 70% diikuti dengan
povidon-iodine.
Logam berat, contohnya adalah air raksa. Karena logam ini sangat
berbahaya bagi lingkungan, maka penggunaannya sebagai
desinfektan tidak direkomendasikan. Namun dalam keadaan
konsentrasi sangat rendah misalkan silver nitrat 1%, masih efektif
digunakan dalam pengobatan konjungtivitis neonatorum
karena Neisseria gonorrhoeae.
BAB III
KASUS
3.1 Kasus
Di sebuah rumah sakit yang bernama Jaya Sentosa terdapat ruang
menular yang bernama Ruang Gladiol yang saat ini terlihat sepi karena
banyak pasien yang telah pulang dan para perawat berencana untuk
mendesinfeksikan ruangan tersebut agar tetap terjaga kebersihannya dan
tidak menambah resiko penularan pada pasien maupun kepada perawat.
Sebelum melakukan desinfeksi, para perawat memakai APD lengkap.
Perawat yang bertugas untuk mendesinfeksikan ruangan dengan fogging
18
adalah Perawat Usep, Perawat Rara dan perawat vivi menyiapkan cairan
desinfektan untuk proses fogging dan pengepelan. Perawat Tria yang
melakukan pengepelan lalu ada perawat Tiara yang akan melakukan
pengelapan/cleaning.
Perawat Tria menyapu ruangan dengan bersih. Lalu disisi lain ada perawat
Rara dan perawat Vivi yang sedang menyiapkan bahan untuk disinfektan.
Perawat Rara : (menyiapkan Air, Klorin, Sprayer, Gelas Ukur, Sendok
Makan, Gayung, Baskom, lalu menuang 1 sendok makan
klorin di gelas ukur yang berisi 1 liter. Ia akan membuat 5
liter jadi ia akan menggunakan 5 sendok makan klorin,
sambil menjelaskan manfaat dari klorin yaitu Fungsi
utama klorin adalah menghambat pertumbuhan serta
membasmi bakteri dan berbagai jenis mikroba)
19
Perawat Vivi : (menuangkan cairan disinfektan yang sudah jadi ke dalam
baskom untuk proses cleaning dan menuangkan cairan
disinfektan kedalam botol sprayer).
Setelah cairan disinfektan jadi perawat vivi dan perawat Rara menemui
perawat usep dan perawat Tiara untuk memberikan cairan disunfektan
tersebut.
Perawat Vivi : Teh ini alat dan cairan desinfektan untuk proses
cleaningnya yaa,(menyerahkan baskom berisi cairan
disinfektan dan kain microfiber kepada perawat Tiara)
Perawat Tiara : Baik Terimakasih teh Vivi, saya akan langsung melakukan
cleaning terlebih dahulu yaa (melakukan cleaning dengan
cara mencelupkan kain microfiber kedalam baskom berisi
cairan disinfektan lalu mengelap daerah-daerah yang
rawan terkontaminasi seperti gagang pintu, kepala ranjang
pasien dan meja)
Perawat Tria : jika kalian sudah selesai utuk proses cleaning dan
foggingnya, saya akan melanjutkan dengan pengepelan
yaa
Kemudian setelah perawat Tria melakukan cleaning dan Fogging,
perawat Tria pun melanjutkan tugasnya yaitu dengan pengepelan yang
menggunakan karbol/lysol dengan takaran 5 tutup botol di 1 L air.
Beberapa saat kemudian Perawat Tria telah menyelesaikan tugasnya
begitu juga dengan para perawat yang lain. Mereka membuka APD
mereka dan menggantinya karena APD yang sebelumnya sudah kotor
untuk melakukan desinfeksi ruangan.
Perawat Tria : wah alhamdulillah ruangannya telah selesai kita
desinfeksikan, dan resiko penularan kepada pasien juga
semoga saja juga tidak ada atau menurun yaa.
Perawat Rara : Iyaa semoga saja yaa, terimakasih rekan-rekan semua
untuk kegiatan desinfeksi ini
Perawat Tiara : Iya terimakasih kembali teh Rara
20
3.3 Vidio/vlog pengenalan alat sterilisasi / desinfeksi dan cara melakukan
sterilisasi/desinfeksi
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Namun ada beberapa hal yang tidak dapat kami lakukan karena
beberapa kendala saat pembuatan video roleplay. Yang pertama dalam
naskah skenario roleplay seharusnya melakukan menyapu saat sebelum
proses desinfeksi dilakukan. Namun dikarenakan ketidak tersediaan alat,
dalam video proses menyapu tidak dapat dilakukan. Begitupun dengan
botol spray untuk proses penyemprotan, dalam video kami menggunakan
boto spray kecil yang seharusnya botol spray ukuran sedang atau besar.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh mikroorganisme
termasuk dalam bentuk spora. sedangkan desinfeksi merupakan proses untuk
merusak organisme yang bersifat patogen, namun tidak dapat mengeliminasi
dalam bentuk spora (Tille, 2017). Sterilisasi dengan metode fisika dapat
dilakukan dengan cara: Pemanasan, pemansan bawah dan sterlisasi dengan
mode kimiawi dengan menggunkan Uap formaldehide atau hydrogen
peroksida digunakan untuk sterilisasi filter HEPA pada BSCs. Dan
Glutaraldehyde bersifat sporisidal, yaitu membunuh spora bakteri dalam
waktu 3-10 jam pada peralatan medis karena tidak merusak lensa, karet, dan
logam, contohnya adalah alat untuk bronkoskopi.
5.2 Saran
1. Saran untuk Perawat
Diharapkan kepada pengguna alat medis terutama perawat dan dokter
ketika akan melakukan sterilisasi dan desinfeksi harus menggunakan
APD (alat pelindung diri) untuk meminimalisir rantai penularan infeksi.
2. Saran untuk Rumah Sakit
Diharapkan dirumah sakit dapat dilakukan sterilisasi dan desinfeksi
untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi dirumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya adalah pencegahan dan pengendalian
infeksi.
3. Saran untuk Mahasiswa
23
Saran yang dapat penulis berikan adalah agar mahasiswa dapat
memahami tentang proses, macam-macam sterilisasi dan desinfeksi.
4. Saran untuk Pembaca
Diharapkan kepada pembaca peduli terhadap kesehatan sebaiknya
mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi yang mungkin terjadi secara
keseluruhan dan spesifik dengan cara memahami cara desinfeksi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Puskesmasklg. (2020, Maret 10). Diakses dari
https://puskesmaskaligondang.com/sterilisasi-alat-kesehatan/
Shylma Na’imah. (2021, Juli 02). Diakases dari https://hellosehat.com/hidup-
sehat/kebersihan-diri/cara-mencuci-tangan-yang-benar/
Admin_Covid. (2020, Maret 23) https://covid19.blitarkota.go.id/cara-desinfeksi/
25