Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGENDALIAN PERGERAKAN MIKROORGANISME BERBAHAYA

MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI

DOSEN PENGAMPUH : Dr.dr. ISHAK ISKANDAR,M.Kes

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK II KEBIDANAN

1. ADINDA WINDA ANWAR : B.21.06.001


2. ELMA SUHAIB : B.21.06.003
3. NURUL YASMI : B.21.06.025
4. REGINA PUTRI : B.21.06.031
5. SRIINDRIANGRAINI ISMAIL : B.21.06.037
6. TRI NUR MAULIDA KHASANA : B.21.06.040

UNIVERSITAS MEGABUANA PALOPO


PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan yang Maha Esa
atas berkah Rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok yang telah di berikan oleh Dosen
Pengampuh Dr.dr. Ishak Iskandar,M.Kes mata kuliah Mikrobiologi dengan judul
“Pengendalian Mikoorganisme Berbahaya”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan saran serta masukannya sehinnga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan kami .Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari berbagia pihak. Kami berharap semoga
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan mahasiswa
mengenai pengendalian mikoorganisme berbahaya.

Palopo, 14 April 2022

Kelompok II
DAFTAR ISI

HALAMAN UTAMA ................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Manfaat .............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Mikroorganisme ..................................................................
B. Pengendalian Mikroorganisme ..........................................................
C. Istilah Dalam Proses Pengendalian Mikroorganisme .........................
D. Mikroorganisme Berbahaya Bagi Tubuh ..........................................
E. Pentinya Bidan Mempelajari Mikroorganisme ..................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran .................................................................................................

DAFTAR PERTANYAAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan yang baik tergantung sebagian pada lingkungan yang aman.


Praktisi atau teknisi yang memantau atau mencegah penularan infeksi membantu
melindungi klien dan pekerja kesehatan dari penyakit. Setiap tahun diperkirakan 2
juta pasien mengalami infeksi saat di Rumah Sakit. Hal ini terjadi karena pasien
yang dirawat di Rumah Sakit mempunyai daya tahan tubuh yang melemah
sehingga resistensi terhadap mikroorganisme. Penyebab penyakit menjadi turun
adanya peningkatan paparan terhadap berbagai mikroorganisme dan dilakukannya
prosedur invasif terhadap pasien di Rumah Sakit

Mikroorganisme bisa eksis di setiap tempat, dalam air, tanah, permukaan


tubuh seperti kulit, saluran pencernaan dan area terbuka lainnya. Infeksi yang
diderita pasien dirawat di Rumah Sakit dimana sebelumnya pasien tidak
mengalami infeksi tersebut dinamakan infeksi nosokomial. Menurut Patricia C
Paren, pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk
belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama 48-72 jam klien
menjadi terinfeksi.

Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh


khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme
kompetitif, toksin, replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi. Munculnya
infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai
infeksi. Adanya patogen tidak berarti bahwa infeksi akan terjadi.

Penularan infeksi yang sering terjadi di lingkungan pelayanan medis, sangat


beresiko terpapar ke tenaga kesehatan, pasien, pengunjung dan karyawan.
Pelayanan kesehatan yang di berikan ke pasien harus didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas untuk mencapai pelayanan yang prima dan optimal.
Proses dalam mewujudkan
Pelayanan yang prima dan optimal dapat diwujudkan dengan kemampuan
kognitif dan motoric yang cukup yang harus dimiliki oleh setiap petugas
kesehatan. Seperti yang kita ketahui pengendalian infeksi di setiap pelayanan
kesehatan merupakan rangkaian aktifitas kegiatan yang wajib dilakukan oleh Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dan merupakan tuntutan kualitas sekaligus
persyaratan administrasi menuju proses akreditasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Dari Mikroorganisme ?


2. Bagaimana Jenis Pengendalian Mikroorganisme ?
3. Apa Saja Istilah Dalam Proses Pengendalian Mikroorganisme ?
4. Mengapa Mikroorganisme Berbahaya Bagi Tubuh ?
5. Apa Pentingnya Bidan Mempelajari Mikroorganisme ?

C. Manfaat

Agar mahasiswa mampu memahami serta menambah wawasan mengenai


mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh dan cara pengendaliannya serta
proses-prosesnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Mikroorganisme

Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran renik (kecil). Karena


sifatnya yang kecil, organisme ini sulit untuk dilihat dengan mata telanjang.
Namun, walaupun sulit dilihat, organisme ini terdapat dimana-mana.
Mikroorganisme banyak yang membahayakan. Selain merugikan,
mikroorganisme juga ada yang menguntungkan, misalnya bakteri yang dapat
diolah menjadi antibiotik. Mikroorganisme tidak dapat dibasmi/dimusnahkan,
tetapi dapat dikendalikan. Dengan upaya tersebut, peluang mikroorganisme,
terutama bakteri, untuk menginfeksi manusia pun akan berkurang.
Mikroorganisme dapat menyebabkan berbagai bahaya dan kerusakan.
Mikroorganisme juga dapat mencemari makanan; dengan menimbulkan berbagai
perubahan kimiawi di dalamnya, bakteri membuat makanan tidak dapat dimakan
atau bahkan beracun. Oleh sebab itu, adanya prosedur untuk mengendalikan
pertumbuhan dan kontaminasi oleh mikroba merupakan suatu keharusan

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran


sangat kecil dan hanya bisa diamati dengan bantuan mikroskop. Mikroorganisme
ada yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun atas beberapa
sel (multiseluler). Walaupun organisme uniseluler hanya tersusun atas satu sel,
mikroorgnisme tersebut menunjukkan semua karakteristik organisme hidup, yaitu
bermetabolisme, bereproduksi, berdiferensiasi, melakukan komunikasi,
melakukan pergerakan, dan berevolusi.

Organisme yang termasuk ke dalam golongan mikroorganisme adalah


bakteri, archaea, fungi, protozoa, alga mikroskopis, dan virus. Bakteri, virus, dan
archaea termasuk ke dalam golongan prokariot, sedangkan fungi, protozoa, dan
alga mikroskopis termasuk ke dalam golongan eukariot.
Mikroorganisme terdapat di mana-mana. Interaksinya bersama
mikroorganisme atau dengan organisme lain dapat berlangsung dengan cara aman
dan menguntungkan, maupun merugikan. Mikroorganisme juga sering
diasosiasikan dengan penyakit-penyakit infeksi atau pembusukan makanan.
Namun, mayoritas mikroorganisme justru memberikan kontribusi bagi
keseimbangan ekosistem lingkungan hidup, khususnya bagi kesejahteraan umat
manusia

B. Pengendalian Mikroorganisme

1. Pengendalian Mikroorganisme dengan Sarana Fisik


Berbagai sarana atau proses fisik telah tersedia untuk mengendalikan
populasi mikroba. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara mematikan
mikroorganisme, menghambat pertumbuhan dan metabolismenya, atau secara
fisik menyingkirnkannya. Cara pengendalian mana yang akan digunakan
bergantung pada kondisi yang dihadapi pada situasi tertentu. Penerapan sarana
fisik untuk megendalikan mikroorganisme dilakukan melalui beberapa metode,
diantaranya metode panas lembap, panas kering, pengeringan, radiasi, filtrasi, dan
pembersihan fisik
1. Metode Panas Lembap
Beberapa cara pengendalian mikroorganisme melalui metode panas lembap
adalah sebagai berikut.
a. Uap bertekanan. Panas dalam bentuk uap jenuh bertekanan adalah sarana
paling praktis serta dapat diandalkan untuk sterilisasi. Uap bertekanan
memberikan suhu jauh diatas titik didih. Uap bertekanan mempunyai
beberapa keuntungan, diantaranya pemanasan dapat berlangsung cepat dan
mempunyai daya tembus serta menghasilkan kelembapan yang tinggi.
Semuanya tentu akan mempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba.
Alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan adalah
autoclave. Autoclave merupakan alat yang sangat dibutuhkan di setiap
laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi rumah sakit, serta tempat lain
yang memproduksi produk steril. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi
bergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah, dan volume
bahan. Autoclave tidak efektif terhadap organisme yang terdapat dalam
bahan yang kedap uap dan tidak dapat digunakan untuk benda-benda yang
peka terhadap panas.
b. Air mendidih. Sel-sel vegetatif mikroorganisme akan terbunuh dalam
waktu 10 menit di dalam air mendidih. Namun, beberapa spora bakteri
dapat bertahan dalam kondisi seperti ini selama berjam-jam karena air
mendidih hanya menghancurkan patogen yang tidak membentuk spora.
Air mendidih tidak dapat diandalkanuntuk sterilisasi karena tidak
menjamin tercapainya keadaan steril apabila perlakuan hanya diberikan
satu kali.

2. Panas Kering Beberapa cara pengendalian mikroorganisme melalui metode


panas kering adalah sebagai berikut.
a. Sterilisasi dengan udara panas. Sterilisasi dengan udara panas dianjurkan
apabila penggunaan uap bertekanan tidak dikehendaki atau bila tidak dapat
terjadi kontak antara uap bertekanan dengan benda yang akan disterilkan.
Untuk tujuan ini, digunakan alat yang disebut oven. Alat ini dipakai untuk
mensterilkan alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, tabung reaksi, cawan Petri,
dan alat gas lainnya. Temperatur yang sering dipakai adalah 170-1800C
selama kurang lebih 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya sterilisasi
bergantung pada jumlah alat-alat yang disterilkan dan ketahanan alat
terhadap panas.
b. Sterilisasi dengan pemijaran. Cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi
jarum platina, ose, dan alat lainnya yang terbuat dari platinba atau nikrom.
Caranya adalah dengan membakar alat-alat tersebut diatas api lampu
spirtus sampai berpijar.
c. Sterilisasi dengan pembakaran. Pembakaran bahan yang mengandung
mikroorganisme berarti juga membasmi mikroorganisme. Sterilisasi
dnegan cara ini digunakan untuk memusnahkan benda-benda tecemar yang
tidak dapat digunakan kembali.
3. Pengeringan
Pengeringan sel mikroba serta lingkungannya dapat sangat mengurangi atau
menghentikan aktivitas metabolik diikuti dengan matinya sejulah sel. Lamanya
suatu mikroorganisme bertahan hidup setelah proses pengeringan bervariasi,
bergantung pada faktor-faktor berikut:
a. Jenis mikroorganisme
b. Bahan pembawa yang dipakai untuk mengeringkan mikroorganisme
c. Kesempurnaan proses pengeringan
d. Kondisi fisik (cahaya, suhu, kelembapan) yang dikenakan pada organisme
yang dikeringkan

4. Radiasi Beberapa cara pengendalian mikroorganisme melalui metode radiasi


adalah sebagai berikut.
a. Cahaya ultraviolet. Cahaya ultraviolet digunakan untuk mengendalikan
infeksi-asal udara dan mendesinfeksi permukaan bahan yang disinar. Namun,
cahaya ini tidak dapat menembus kaca transparan atau benda-benda tembus
cahaya karena daya tembusnya rendah. Dalam pratiknya, pengguna harus
berhati-hati karena cahaya UV dapat menyebabkan iritasi pada mata dan
kulit.
b. Sinar X, radiasi gamma, dan radiasi katode. Ketiga sinar ini dapat
mensterilkan perlengkapan bedah yang peka terhadap panas serta alat-alat
medis lainnya. Namun, ketiga sarana penyinaran ini tergolong mahal dan
membutuhkan fasilitas khusus. Perbedaan karakteristik beberapa jenis sinar
dalam proses sterilisasi adalah sebagai berikut. Jenis Sinar Karakteristik
penyinaran Sinar X Daya penetrasi baik, tetapi perlu energi besar. Sinar alfa
Memiliki sifat bakterisidal, tetapi tidak memiliki daya penetrasi. Sinar beta
Daya penetrasinya sedikit lebih besar daripada sinar X. Sinar gamma
Kekuatan radiasinya besar dan efektif untuk sterilisasi bahan makanan.
2. Pengendalian Mikroorganisme dengan Bahan Kimia
Terdapat banyak zat kimia yang dipakai untuk mengendalikan
mikroorganisme. Penting sekali untuk memahami ciri pembeda masing-masing
zat terkait mikroorganisme apa saja yang dapat dikendalikannya serta bagaimana
zat tersebut dipengaruhi oleh lingkungan. Setiap zat kimia mempunyai kebatasan
dan keefektifan bila digunakan dalam kondisi praktis. Keterbatasanketerbatasan
ini perlu diamati. Selain itu, tujuan yang dikehendaki dalam pengendalian
mikroorganisme tidak selalu sama. Pada beberapa kasus, kita mungkin pelu
mematikan sebagian besar mikroorganisme tetapi tidak semua (sanitasi). Dengan
demikian, pemilihan sesuatu bahan kimia untuk penggunaan praktis dipengaruhi
juga oleh hasil akhir yang diharapkan.

Ciri-ciri desinfektan yang ideal:


1. Desinfektan harus dapat memperhatikan berbagai jenis mikroba pada
konsentrasi rendah.
2. Desinfektan harus dapat larut dalam air atau pelarut lain sampai pada
konsentrasi yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif
3. Perubahan yang terjadi pada desinfektan ketika didiamkan beberapa saat
harus seminimial mungkin dan tidak boleh mengakibatkan hilangnya sifat
antimikobial atau harus bersifat stabil.
4. Tidak bersifat racun bagi manusia maupun hewan lain.
5. Aktivitas antimikrobial harus pada suhu kamar atau suhu tubuh.
6. Tidak menimbulkan karat dan warna.
7. Memiliki kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap
8. Desinfektan juga harus berfungsi sebagai deterjen (pembersih)
9. Desinfektan harus tersedia dalam jumlah besar dengan harga yang wajar.

3. Rantai Pengendalian Infeksi


Proses terjadinya infeksi seperti rantai yang paling terkait antar berbagai
faktor yang mempengaruhi, yaitu agen infeksi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal
of exit, cara penularan, portal of entry dan host/pejamu yang rentan.
a. Agen Infeksi Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain
bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Mikroorganisme di kulit bisa merupakan
flora transient maupun organisme transient normalnya ada dan jumlahnya
stabil, organisme ini bisa hidup dan berbiak di kulit. Organisme ini siap
ditularkan, kecuali dihilangkan dengan cuci tangan. Organisme resisten tidak
dengan mudah bisa dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun dan
deterjen biasa kecuali bila digosokan dilakukan dengan seksama.
Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi tergantung pada jumlah
mikroorganisme, virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit), kemampuan
untuk masuk dan bertahan hidup dalam host serta kerentanan dari
host/penjamu.
b. Reservoir (sumber mikroorganisme) Reservoir merupakan tempat dimana
mikroorganisme patogen dapat hidup baik berkembang biak atau tidak. Yang
bisa berperan sebagai reservoir adalah manusia, binatang, makanan, air,
serangga, dan benda lain. Kebanyakan reservoir adalah tubuh manusia,
misalnya di kulit mukosa, cairan maupun drainase. Adanya mikroorganisme
patogen dalam tubuh tidak selalu menyebabkan penyakit pada hostnya.
Sehingga reservoir yang di dalamnya terdapat mikroorganisme patogen bisa
menyebabkan orang lain menjadi sakit (carrier). Kuman akan hidup dan
berkembang biak dalam reservoir jika karakteristik reservoarnya cocok
dengan kuman. Karakteristik tersebut yaitu oksigen, air, suhu, pH, dan
pencahayaan
c. Portal Of Exit (Jalan Keluar). Mikroorganisme yang hidup di dalam
reservoar harus menemukan jalan keluar (portal of exit) untuk masuk ke
dalam host dan menyebabkan infeksi. Sebelum menimbulkan infeksi,
mikroorganisme harus keluar terlebih dahulu dari reservoarnya. Jika
reservoarnya manusia, kuman dapat keluar melalui salura pernafasan,
pencernaan, perkemihan, genetalia, kulit, dan membran mukosa yang rusak
disertai darah.
d. Cara Penularan Kuman dapat menular atau berpindah ke orang lain dengan
berbagai cara seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal,
kulit atau darahnya, kontak tidak langsung melalui jarum atau balutan bekas
luka penderita, peralatan yang terkontaminasi, makan yang dioalah tidak
tepat, dan melalui vektor nyamuk atau lalat.
e. Portal Masuk. Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk
dalam tubuh. Kulit merupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya
kuman infeksius. Rusaknya kulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi
portal masuk. Mikroba dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute atau jalan
yang sama dengan portal keluar. Faktor-faktor yang menurunkan daya tahan
tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk ke dalam tubuh.
f. Daya Tahan Hospes (Manusia) Seseorang terkena infeksi bergantung pada
kerentanan terhadap agen infeksius. Kerentanan bergantung pada derajat
ketahanan tubuh individu terhadap patogen. Meskipun seseorang secara
konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi
tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadap kuman yaitu usia,
keturunan, stress (fisik dan emosional), status nutrisi, terapi medis, pemberian
obat dan penyakit penyerta.

C. Istilah Dalam Proses Pengendalian Mikroorganisme


Istilah yang digunakan dalam proses pengendalian microorganisme ;
sebaiknya didefinisikan dalam bahasa sehari-hari yang dapat dijumpai di dalam
kamus umum, yaitu :
1. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua bentuk kehidupan
mikroorganisme. Suatu benda yang steril, dipandang dari sudut
mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup.
2. Desinfektan adalah suatu bahan, biasanya zat kimia, yang mematikan sel
vegetatif tetapi belum tentu mematikan bentuk-bentuk spora mikroorganisme
penyebab penyakit.
3. Antiseptik adalah substansi yang melawan infeksi atau mencegah
pertumbuhan atau kerja mikroorganism dengan cara menghancurkan atau
menghambat pertumbuhan serta aktivitasnya.
4. Bahan sanitasi adalah suatu bahan yang mengurangi populasi mikroba
sampai pada batas yang dianggap aman menurut standar kesehatan
masyarakat. Biasanya, bahan ini merupakan bahan kimia yang mematikan
99,9% bakteri yang sedang tumbuh.
5. Germisida (mikrobisida) adalah suatu bahan yang mematikan sel-sel
vegetatif tetapi tidak selalu mematikan bentuk spora resistan kuman. Di
dalam praktiknya, germisida hampir sama dengan desinfektan. Akan tetapi,
germisida biasanya digunakan untuk semua jenis kuman (mikroorganisme)
untuk penerapan yang mana saja.
6. Bakterisida adalah suatu bahan yang mematikan bentuk-bentuk vegetatif
bakteri.
7. Bakteriostasis adalah suatu keadaan yang menghambat pertumbuhan bakteri.
Bahan bahan yang mempunyai kesamaan dalam hal kemampuan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme secara kolektif dinamakan
mikrobistatik.
8. Bahan antimikrobial adalah bahan yang mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme mikroba. Beberapa bahan antimikrobal digunakan secara
khusus untuk mengatasi infeksi. Bahan ini disebut sebagai bahan terapeutik.

D. Mikroorganisme Yang Berbahaya Bagi Tubuh

Mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit disebut pathogen (agen


infeksi) sedangkan mikroorganisme yang tidak menimbulkan penyakit/kerusakan
disebut asimtomatik. Penyakit timbul jika patogen berkembang biak dan
memnyebabkan perubahan pada jaringan normal. Jika penyakit bisa ditularkan
dari satu orang ke orang lain, penyakit ini merupakan penyakit menular
(contagius). Mikroorganisme mempunyai keagamaan dalam virulensi/keganasan
dan juga beragam dalam menyebabkan beratnya suatu penyakit yang disebabkan.

1. Virus.Patogen satu ini memasuki tubuh manusia dan menyerang sel tempat
mereka menyalin dirinya sendiri lalu menyebar ke sel lain.
Contoh virus penyakit ringan seperti flu biasa, dan flu perut hingga human
immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis C dan serangan virus yang
ekstrim seperti yang terjadi pada ratusan tahun silam hingga saat ini seperti
antonine, justinian, cacar, kolera, flu Hong Kong, HIV/AIDS, Sars, flu babi,
Ebola, Mers, dan yang terjadi saat ini Covid-19.

2. Bakteri adalah organisme mikroskopis yang tidak terlihat dengan mata


telanjang. Mereka dapat hidup di lingkungan yang beragam, baik di dalam
maupun di luar tubuh manusia (seperti tanah, air sungai, serta air laut). Meski
begitu, banyak bakteri yang tidak menyebabkan penyakit karena bukan
termasuk ke dalam patogen.
Contoh infeksi bakteri termasuk radang tenggorokan, meningitis, dan
keracunan makanan. Orang-orang lebih rentan terhadap infeksi bakteri setelah
sistem kekebalan tubuh mereka telah melemah karena virus.
3. Jamur merupakan spesies patogen yang dapat menyebabkan infeksi tumbuh
dengan cepat. Sel yang terdapat pada jamur mengandung inti sel atau nukleus
dan komponen lainnya yang dilindungi oleh membran dan dinding sel yang
tebal. Jamur yang sudah masuk dan melakukan infeksi akan cenderung sulit
diatasi. Hal ini dikarenakan ada banyak membran tebal yang melindungi inti
jamur. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sariawan dan
kurap.
4. Parasit bisa diibaratkan seperti hewan kecil yang masuk dan bisa hidup di
tubuh inangnya. Tiga jenis utama parasit dapat menyebabkan penyakit pada
manusia.
5. Protozo Merupakan organisme sel tunggal yang dapat hidup dan berkembang
biak di tubuh.
6. Helminths adalah Organisme bersel banyak yang dapat hidup di dalam atau
luar tubuh dan umumnya dikenal sebagai cacing.
7. Ektoparasit Organisme bersel banyak, contohnya seperti nyamuk dan kutu.
Parasit bisa menyebabkan gangguan pencernaan, penyakit menular seksual.
E. Pentingnya Bidan Mempelajari Mikroorganisme
Pentingnya bidan mempelajari mikkroorganisme yaitu agar bidan dapat
mengetahui jenis mikoorganisme yang berbahaya dan tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia terutama pada masa kehamilan,persalinan,nifas dan BBL(Bayi
Baru Lahir).
Ilmu kebidanan merupakan ilmu yg mempelajari segala masalah yang
berkaitan dengan lahirnya seorang bayi. Jadi yg menjadi objek ilmu ini adalah
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru lahir. Tujuan pelayanan
kebidanan Allah menjamin, agar setiap wanita hamil dan wanita yang menyusui
bayinya dapat memelihara kesehatannya sempurna sesempurna nya agar wanita
hamil melahirkan bayi yang sehat tanpa gangguan apapun dan kemudian dapat
melihat banyak dengan baik. Dalam arti yang lebih luas usaha-usaha ini dimulai
lebih dahulu dengan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan para remaja sebagai
calon ibu, dengan membantu mereka dalam mengembangkan sikap yang wajar
terhadap kehidupan kekeluargaan serta tempat keluarga dalam masyarakat.
Termasuk pula bimbingan mereka untuk tetap menjadi ayah dan ibu yang baik
serta pemberian pengertian tentang sosok soal-soal yang bersangkutan dengan
kesehatan reproduksi.
Aplikasi mikrobiologi dalam bidang kebidanan meliputi mikroba yang
dengan penyakit akibat hubungan seksual (PHS), dan penyakit menular lainnya
yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus serta infeksi parasit lainnya dalam
kehamilan bakteri terdapat di alam bebas namun berbeda dengan virus Corona
virus berkembang biak pada sel hidup dan tidak pada lingkungan ekstraseluler.
Selain kuman dapat menginfeksi manusia melalui alat pernafasan,
pencernaan,pori-pori kulit kuman dapat menginfeksi melalui alat kelamin. Di
antaranya mikroba tersebut dapat menjadi perantara sehingga wanita terinfeksi
mikroba yang lain (infeksi sekunder), namun ada pula yang langsung menjadi
penyebab infeksi sendiri sebagai contoh adalah infeksi saluran kemih.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran renik (kecil). Karena


sifatnya yang kecil, organisme ini sulit untuk dilihat dengan mata telanjang.
Namun, walaupun sulit dilihat, organisme ini terdapat dimana-mana.
Mikroorganisme banyak yang membahayakan. Infeksi adalah invasi dan
multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh khususnya yang
menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif,
toksin, replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi. Munculnya infeksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi.
adanya patogen tidak berarti bahwa infeksi akan terjadi.
 Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran
sangat kecil dan hanya bisa diamati dengan bantuan mikroskop.
Mikroorganisme ada yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang
tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Walaupun organisme uniseluler
hanya tersusun atas satu sel, mikroorgnisme tersebut menunjukkan semua
karakteristik organisme hidup, yaitu bermetabolisme, bereproduksi,
berdiferensiasi, melakukan komunikasi, melakukan pergerakan, dan
berevolusi

B. Saran
Sebagai mahasiswa kebidanan kita perlu menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai Mikroorganisme agar kita dapat belajar lebih luas lagi
dan bisa lebih memahami mata kuliah yang diberikan dosen terhadap kita.
DAFTAR PERTANYAAN

1. Yang termasuk Cara pengendalian mikroorganisme melalui metode panas


lembap yaitu....
A. Uap bertekanan
B. Sterilisasi dengan udara panas
C. Sterilisasi dengan pembakaran
D. Udara dingin
2. Yang termasuk cara pengendalian mikroorganisme melalui metode radiasi
yaitu...
A. sterilisasi dan uap bertekanan
B. air mendidih dan sterilisasi
C. cahaya ultraviolet dan sinar X
D. sinar X dan air mendidih
3. Merupakan tempat dimana mikroorganisme patogen dapat hidup baik
berkembang biak atau tidak. Biasanya banyak terdapat dalam tubuh misalnya
di kulit mukosa, cairan maupun drainase
Merupakan pengertian dari..
A. Reservoir
B. portal of exit
C. daya tahan hospes
D. cara penularan
4. Perhatikan pernyataan berikut :
1. metode panas lembap 2. panas kering,
3. pengeringan 5. filtrasi,
4. radiasi,
Dari pernyataan diatas merupakan metode...

A. metode bahan kimia C. metode radiasi


B. metode bahan fisik D. metode radiasi
5. Aplikasi mikrobiologi dalam bidang kebidanan meliputi :
A. mikroba yang terkait dengan penyakit akibat hubungan seksual
B. Kuman dan virus dapat menginfeksi melalui alat kelamin
C. Saluran kemih, dalam penggunaan alat kateter dapat terinfeksi lebih dari
satu" jenis mikroba.
D. Jawaban a,b dan c benar.
E. Jawaban a, b, c dan dalah.
6. Prinsip kerja filter untuk sterilisasi adalah...
A. Menahan kuman
B. Memanaskan
C. memecah kuman
D. Mengganggu sintesa
E. Jawaban a,b,c dan d benar
7. Contoh sterilisasi pemanasan basah, dapat dilakukan dengan cara
A. Alat kukus C. filter
B. Alat Pembekuan D. Ultra sonic
8. Contoh sterilisasi pemanasan kering, dapat di lakukan dengan cara
A. Pemijaran B. Radiasi
B. Alat Pembekuan C. Penyaringan
9. Ektoparasit merupakan Parasit menyebabkan gangguan pencernaan. Contoh
ektoparasit adalah……
A. Cacing C. Nyamuk dan kutu
B. Jamur D. Bisa ular dan nyamuk
10. Suatu bahan yang mengurangi populasi mikroba sampai pada batas yang
dianggap aman menurut standar kesehatan masyarakat, dari pernyataan
tersebut merupakan pengertian dari …….
A. Bahan sanitasi
B. Germisida
C. Bakteriostasis
D. Bakterisida
DAFTAR PUSTAKA

https://andarupm.co.id/patogen-pengertian-jenis-dan-contohnya/

https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/mikroorganisme-atau-mikroba-
bagi-kehidupanmanusia#:~:text=Mikroorganisme

M. Hasyimi.2010.Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan.Jakarta: CV


Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai