BLOK INTEGUMEN
NIM : 019.06.0055
Modul : Integumen
LABORATORIUM TERPADU I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah
Pemeriksaan Mikrobiologi Kulit dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai hasil praktikum Mikrobiologi meliputi
pengamatan langsung menggunakan mikroskop yang dibagi menjadi beberapa
kelompok. Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Diani Sri Hidayati, M.Si dan dr. I Nyoman Cahyadi TS, S.Ked sebagai
dosen fasilitator yang senantiasa memberikan saran serta bimbingan dalam
pelaksanaan praktikum.
2. Sumber literatur dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami
dalam pengamatan.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman kami yang terbatas untuk
menyusun makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
2.1.2 Bakteri.................................................................................................... 6
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mikrobiologi diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan
mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan,
mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Kata mikrobiologi
berasal dari bahasa Yuniani, yaitu micros berarti kecil, bio berarti hidup, dan
logos berarti ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Organisme yang dipelajari dalam
mikrobiologi yaitu mikroorganisme, yang meliputi bakteri, virus, jamur, protozoa.
Mikroorganisme adalah sebuah organisme hidup yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata telanjang. Maka untuk melihatnya dibutuhkan suatu alat yang dapat
memperbesar ukuran, alat tersebut adalah mikroskop. Mikroorganisme dapat
ditemukan di mana pun dan sangat berperan dalam semua kehidupan di muka
bumi (Syahrurachman, Agus., dkk. 2002).
2.1.1 Jamur
Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota
berasal dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa Latin). Ada
beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut jamur, (a) mushroom yaitu jamur
yang dapat menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan,
(b) mold yaitu jamur yang berbentuk seperti benang-benang, dan (c) khamir yaitu
jamur bersel satu. Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau
sel tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding
sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat
khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik.
Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Habitat (tempat
hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas atau bersimbiosis,
2.1.2 Bakteri
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk kelas
Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri
tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri
ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan
dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai ±
10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk
dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh
umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu
perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan yang
kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat mengalami pleomorfi, yaitu
bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat
pertumbuhan yang sesuai (Kharisman Ibnu, dkk, 2013.).
Adapun jenis infeksi pada kulit dibagi menjadi dua yaitu infeksi primer dan
infeksi sekunder. Infeksi primer ditandai dengan perjalanan dan morfologi
karakteristik, yang diawali oleh organisme tunggal dan biasanya sering terjadi
pada kulit normal. Penyebab paling sering adalah Staphylococcus aureus,
Streptococcus pyogenes, dan bakteri coryneform. Bentuk infeksi tersering berupa
impetigo, folikulitis, furunkel, dan erithrasma. Infeksi sistemik juga dapat
menimbulkan manifestasi di kulit. Organisme ini biasanya masuk melalui jalan
masuk di kulit intak seperti gigitan serangga. Banyak infeksi sistemik melibatkan
gejala- gejala pada kulit yang disebabkan baik oleh patogen atau toksin yang
a. Hypha dermatophytes
Bentuknya seperti benang panjang lurus atau berlekuk yang seringkali
bercabang-cabang. Diameternya uniform, warna terang dengan tepi agak gelap.
b. Hypha dan budding spores Candida
Disebut juga pseudo-hypha yang seringkali sukar di bedakan dengan hypha
dari dermatohytes. Bentuknya seperti benang yang panjang. Lurus atau bengkok.
Bentukan sel bulat atau oval dan budding.
1. Obyek glass
2. Cover/ deck glass
3. Bunsen
4. Pipet tetes
5. Skalpel atau obyek glass untuk mengambil kerokan
6. Mikroskop
7. Kalium hidroksida (KOH)l0% untuk pemeriksaan langsung.
8. Kapas Alkohol 70%
1. Obyek glass
2. Bunsen
3. Mikroskop
4. Bak Pewarnaan
5. Oil imersi
6. Pensil warna
7. Biakan murni bakteri
8. Kristal violet (Gram I)
9. Iodin atau Lugol (Gram II)
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Praktikum Mikrobiologi Kulit
2. Pemeriksaan dengan
KOH
Data Pasien :
Nama : Y.T (19 tahun)
Tanggal lahir : 12
Desember 2001
Hasil pemeriksaan :
Tidak ditemukan spora
jamur, hifa.
Data Pasien :
X
Hasil pemeriksaan :
Tn. A positif terinfeksi
BTA, dengan ditemukan
bakteri gram negatif
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan pada Ny. L yang berumur
60 tahun. Lesi diambil di daerah lipatan payudara pasien. Dimana pasien
mengeluhkan pada lipat payudara terasa sangat gatal. Keluhan dirasakan sudah 3
bulan dan semakin meluas. Pada pemeriksaan fisik terlihat eritema, lesi sel satelit
(Hen and Chicken Configuration). Dari hasil pengamatan microskop ditemukan
blastospora yang pertumbuhan dan gerakannya masih aktif. Hal tersebut
menunjukkan pasien positif terinfeksi oleh jamur Candida albicans Dari kasus
Candida albicans adalah sel ragi bertulang tipis, gram positif, tidak memiliki
kapsul, berbentuk oval hingga bulat dengan ukuran 3 – 4 μm. Candida albicans
juga membentuk pseudohifa ketika tunas-tunasnya terus bertumbuh, tetapi gagal
melepaskan diri sehingga menghasilkan rantai-rantai sel panjang yang bertakik
atau menyempit pada lokasi penyekatan di antara sel. Candida albicans bersifat
dimorfik, selain ragi dan pseudohifa Candida albicans juga dapat menghasilkan
hifa sejati. Candida albicans berkembang biak dengan cara memperbanyak diri
dengan spora yang tumbuh dari tunas yang disebut dengan blastospora.
Pada kasus ini, jika dilihat dari usia, area predileksi lesi, gambaran UKK,
serta keluhan yang dirasakan An. KT memperlihatakan pasien terkena impetigo
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan
ilmu pendukung kimia, fisika dan biokimia. Mirobiologi sering disebut ilmu
praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi diberikan pengertian dasar tentang
sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba
dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan
faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Pada
pemeriksaan pasien dengan kerokan kulit, didapatkan bahwa Tn. Y usia 19 tahun
tidak didapatkan adanya infeksi jamur dimana tidak didapatkan hifa, spora dan sel
jamur. Terakhir, pada praktikum pewarnaan BTA, didapatkan hasil pada preparat
yang sudah disediakan positif terinfeksi bakteri Gram negative.
Sri A. S. 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI