Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI (PPI)


DAN
ALAT PELINDUNG DIRI

Oleh :
Nama : Puti Widya Gravinta
NIM : 616080720029
Dosen Pengampu : Ns. Yulia Devi Putri, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA
BATAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga, saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGENDALIAN DAN
PENCEGAHAN INFEKSI (PPI) DAN ALAT PELINDUNG DIRI”.
Penulisan makalah inimerupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Pratikum Ilmu Dasar Kep 2 di Institut
Kesehatan Mitra Bunda Batam.
Dalam penyusunan makalah ini, saya tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini . tidak lupa juga
saya ucapkan terima kasih kepada dosen Pratikum Ilmu Dasar Kep 2yang
teah memberikan pengajaran, kritikan, nasihat dan dukungan kepada tim
penulis.
Saran dan krtik yang sifatnya mengarah pada perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini sayah harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan referensi dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan
lainnya.

Karimun, 21 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................ii

BAB I....................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Ruang Lingkup Masalah.............................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II...................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................2

A. Rantai Proses Infeksi...................................................................................2


B. Cara Penularan Mikroorganisme..................................................................7
C.Faktor yang mempengaruhi Proses Infeksi..................................................12
D.Infeksi Nosokomial......................................................................................13
E.Sterilisasi......................................................................................................14
F.Pencegahan infeksi.......................................................................................20
G. Masalah pada pengendalian infeksi............................................................23
H. Proses keperawatan terhadap pencegahan infeksi......................................24
I. Pencegahan Pengendalian Infeksi dan Alat Pelindung Diri.........................30
J. Berbagai Jenis Alat Pelindung Diri (APD)..................................................31
K. Cara pemakaian alat pelindung diri............................................................35
BAB III................................................................................................39

PENUTUP...........................................................................................39

ii
3.1 Kesimpulan................................................................................................39
3.2 Saran..........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................40

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman. Praktisi
atau teknisi yangmemantau untuk mencegah penularan infeksi membantu
melindungi klien dan pekerjakeperawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam
lingkungan keperawatan beresiko terkenainfeksi karena daya tahan yang
menurun terhadap mikroorganisme infeksius, meningkatnya pajanan terhadap
jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur
invasif dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory, klien dapat terpajan
padamikroorganisme baru atau berbeda,yang beberapa dari mikroorganisme
tersebut dapat sajaresisten terhadap banyak antibiotik. Dengan cara
mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian infeksi perawat dapat
menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadapklien.

B. Ruang Lingkup Masalah


1. Rantai Proses Infeksi
2. Cara Penularan Mikroorganisme
3. Faktor yang Mempengaruhi Proses Infeksi
4. Infeksi Nosokomial
5. Sterilisasi dan Desinfeksi
6. Pencegahan Infeksi
7. Masalah Pada Pengendalian Infeksi
8. Proses Keperawaan Pencegahan Infeksi

C. Tujuan
1.Untuk mengetahui infeksi
2.Untuk mengetahui cara penularan mikroorganisme
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses infeksi
4. Untuk mengetahui infeksi nosokomial
5. Untuk mengetahui sterilisasi dan desifeksi
6. Untuk mengetahui pencegahan infeksi
7. Untuk mengetahui masalah pada pengendalian infeksi
8. Untuk mengetahui proses keperawatan terhadap pencegahan infeksi
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rantai Proses Infeksi


Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme
yang mampumenyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik
apabila mikroorganisme gagal danmenyebabkan cedera yang serius
terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen berbiak dan
menyebabkan perubahan pada jaringan normal. (Potter & perry : 2005)
Infeksi merupakan pembiakan mikroorganisme pada jaringan
tubuh,terutama yangmenyebabkan cedera sellular lokal akibat kompetisi
metabolisme, toksin, replikasi intraselular, atau respon antigen-antibodi.
(Kamus Saku Kedokteran Dorland: 1998).
1. Rantai infeksi proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling
terkait antar berbagaifaktor yang mempengaruhi, yaitu agen infeksi,
reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry dan host/ pejamu
yang rentan.
a. Agen Infeksi
Microorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain
bakteri, virus, jamur dan protozoa. Mikroorganisme di kulit bisa
merupakan flora transientmaupun resident. Organisme transient
normalnya ada dan jumlahnya stabil,organisme ini bisa hidup dan berbiak
di kulit. Organisme transien melekat padakulit saat seseorang kontak
dengan obyek atau orang lain dalam aktivitas normal.Organisme ini siap
ditularkan, kecuali dihilangkan dengan cuci tangan. Organismeresiden
tidak dengan mudah bisa dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun
dandeterjen biasa kecuali bila gosokan dilakukan dengan seksama.
Mikroorganismedapat menyebabkan infeksi tergantung pada: jumlah
microorganisme, virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit),

2
kemampuan untuk masuk dan bertahanhidup dalam host serta kerentanan
dari host/penjamu.
b. Reservoar (Sumber Mikroorganisme)
Adalah tempat dimana mikroorganisme patogen dapat hidup baik
berkembang biak atau tidak. Yang bisa berperan sebagai reservoir adalah
manusia, binatang,makanan, air, serangga dan benda lain. Kebanyakan
reservoir adalah tubuhmanusia, misalnya di kulit, mukosa, cairan maupun
drainase. Adanya microorganisme patogen dalam tubuh tidak selalu
menyebabkan penyakit padahostnya. Sehingga reservoir yang di
dalamnya terdapat mikroorganisme patogen bisa menyebabkan orang lain
menjadi sakit (carier). Kuman akan hidup dan berkembang biak dalam
reservoar jika karakteristik reservoarnya cocok dengankuman.
Karakteristik tersebut yaitu oksigen, air, suhu, pH, dan pencahayaan.
c.Portal Of Exit (Jalan Keluar)
Mikroorganisme yang hidup di dalam reservoir harus menemukan
jalan keluar(portal of exit untuk masuk ke dalam host dan menyebabkan
infeksi. Sebelummenimbulkan infeksi, mikroorganisme harus keluar
terlebih dahulu dari reservoarnya. Jika reservoarnya manusia, kuman
dapat keluar melalui saluran pernapasan, pencernaan, perkemihan,
genitalia, kulit dan membrane mukosa yangrusak serta darah.
d.Cara Penularan (Transmission)
Kuman dapat menular atau berpindah ke orang lain dengan
berbagai caraseperti kontak langsung dengan penderita melalui oral,
fekal, kulit ataudarahnya;kontak tidak langsung melalui jarum atau
balutan bekas luka penderita; peralatan yang terkontaminasi; makanan
yang diolah tidak tepat; melalui vektornyamuk atau lalat.
e.Portal Masuk (Port de Entry)
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam
tubuh. Kulitmerupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya kuman

3
infeksius. Rusaknyakulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal
masuk. Mikroba dapat masuk kedalam tubuh melalui rute atau jalan yang
sama dengan portal keluar. Faktor-faktoryang menurunkan daya tahan
tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk kedalam tubuh.
f.Daya Tahan Hospes (Manusia)
Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan terhadap
agen infeksius.Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh
individu terhadap patogen.Meskipun seseorang secara konstan kontak
dengan mikroorganisme dalam jumlahyang besar, infeksi tidak akan
terjadi sampai individu rentan terhadap kekuatan dan jumlah
mikroorganisme tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kerentanan
tubuh terhadap kuman yaitu usia, keturunan, stress (fisik dan emosional),
statusnutrisi, terapi medis, pemberian obat dan penyakit penyerta.
2. Proses Infeksi
Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien
tergantung daritingkat infeksi, patogenesitas mikroorganisme dan
kerentanan penjamu. Dengan proses perawatan yang tepat, maka akan
meminimalisir penyebaran dan meminimalkan penyakit. Perkembangan
infeksi mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yangdiberikan.
Berbagai komponen dari sistem imun memberikan jaringan
kompleks mekanismeyang sangat baik, yang jika utuh, berfungsi
mempertahankan tubuh terhadapmikroorganisme asing dan sel-sel ganas.
Pada beberapa keadaan, komponen-komponen baik respon spesifik
maupun nonspesifik bisa gagal dan hal tersebut mengakibatkankerusakan
pertahanan hospes. Orang-orang yang mendapat infeksi yang
disebabkanoleh defisiensi dalam pertahanan dari segi hospesnya disebut
hospes yang melemah.Sedangkan orang-orang dengan kerusakan mayor

4
yang berhubungan dengan responimun spesifik disebut hospes yang
terimunosupres.
Efek dan gejala nyata yang berhubungan dengan kelainan
pertahanan hospes bervariasi berdasarkan pada sistem imun yang rusak.
Ciri-ciri umum yang berkaitandengan hospes yang melemah adalah:
infeksi berulang, infeksi kronik, ruam kulit, diare,kerusakan pertumbuhan
dan meningkatnya kerentanan terhadap kanker tertentu.
Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut:

tubuh terhadap kuman yaitu usia, keturunan, stress (fisik dan emosional),
statusnutrisi, terapi medis, pemberian obat dan penyakit penyerta.2.

Proses InfeksiInfeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada


klien tergantung daritingkat infeksi, patogenesitas mikroorganisme dan
kerentanan penjamu. Dengan proses perawatan yang tepat, maka akan
meminimalisir penyebaran dan meminimalkan penyakit. Perkembangan
infeksi mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan
yangdiberikan.Berbagai komponen dari sistem imun memberikan
jaringan kompleks mekanismeyang sangat baik, yang jika utuh, berfungsi
mempertahankan tubuh terhadapmikroorganisme asing dan sel-sel ganas.
Pada beberapa keadaan, komponen-komponen baik respon spesifik
maupun nonspesifik bisa gagal dan hal tersebut mengakibatkankerusakan
pertahanan hospes. Orang-orang yang mendapat infeksi yang
disebabkanoleh defisiensi dalam pertahanan dari segi hospesnya disebut
hospes yang melemah.Sedangkan orang-orang dengan kerusakan mayor
yang berhubungan dengan responimun spesifik disebut hospes yang
terimunosupres.Efek dan gejala nyata yang berhubungan dengan kelainan
pertahanan hospes bervariasi berdasarkan pada sistem imun yang rusak.
Ciri-ciri umum yang berkaitandengan hospes yang melemah adalah:

5
infeksi berulang, infeksi kronik, ruam kulit, diare,kerusakan pertumbuhan
dan meningkatnya kerentanan terhadap kanker tertentu.
Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut:
a. Periode/ Masa InkubasiInterval antara masuknya patogen ke dalam
tubuh dan munculnya gejala pertama.Contoh: flu 1-3 hari, campak 2-3
minggu, mumps/gondongan 18 hari
b. Tahap ProdromalInterval dari awitan tanda dan gejala nonspesifik
(malaise, demam ringan,keletihan) sampai gejala yang spesifik.
Selama masa ini, mikroorganisme tumbuhdan berkembang biak dan
klien lebih mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.
c. Tahap SakitKlien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik
terhadap jenis infeksi.Contoh: demam dimanifestasikan dengan sakit
tenggorokan, mumps dimanifestasikan dengan sakit telinga, demam
tinggi, pembengkakan kelenjar parotid dan saliva
d. PemulihanInterval saat munculnya gejala akut infeksi
3.Tipe Infeksi
a. Kolonisasi : Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme
menjadi florayang menetap/flora residen. Mikroorganisme bisa tumbuh
dan berkembang biaktetapi tidak dapat menimbulkan penyakit. Infeksi
terjadi ketika mikroorganismeyang menetap tadi sukses
menginvasi/menyerang bagian tubuh host/manusia yangsistem
pertahanannya tidak efektif dan patogen menyebabkan kerusakan
jaringan.
b. Infeksi lokal : spesifik dan terbatas pada bagain tubuh dimana
mikroorganismetinggal.
c. Infeksi sistemik : terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian
tubuh yang laindan menimbulkan kerusakan.
d. Bakterimia : terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri

6
e. Septikemia : multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi
sistemik
f. Infeksi akut : infeksi yang muncul dalam waktu singkat
g. Infeksi kronik : infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang
lama (dalamhitungan bulan sampai tahun)

B. Cara Penularan Mikroorganisme


1.Tipe Mikroorganisme Penyebab Infeksi
a. Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan
spesies bakteri dapatmenyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan
dapat hidup didalamnya, bakteri bisa masuk melalui udara, air, tanah,
makanan, cairan dan jaringan tubuh dan bendamati lainnya
b. Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya
harus masuk dalam selhidup untuk diproduksi
c. Fungi
Fungi terdiri dari ragi dan jamur
d. Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok
parasit adalah protozoa, cacing dan arthropoda
2. Cara Penularan Mikroorganisme
Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh, baik pada
manusia maupun hewandapat melalui berbagai cara di antaranya :
a. Kontak Tubuh
Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara
langsungmaupun tidak langsung. Penyebaran secara langsung melalui

7
sentuhan dengan kulit,sedangkan secara tidak langsung dapat melalui
benda yang terkontaminasi kuman. 
b. Makanan dan Minuman
Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang
telahterkontaminasi, seperti pada penyakit tifus abdominalis penyakit
infeksi cacing, danlain-lain.
c. Serangga
Contoh proses penyebaran kuman melalui serangga adalah
penyebaran penyakit malaria oleh plasmodium pada nyamuk aedes da
n beberapa penyakitsaluran pencernaan yang dapat ditularkan melalui
lalat.
d. Udara
Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada
penyebaran penyakit sistem pernapasan (penyebaran kuman
tuberkolosis) atau sejenisnya.
3. Cara penularan infeksia.
a. Agen Infeksius
Infeksi terjadi akibat adanya mikroorganisme, termasuk
bakteri,virus,jamurdan protozoa. Mikroorganisme di kulit dapat merupak
an flora residen atau transien.Organisme residen berkembang biak pada
lapisan kulit superfisial, namun 10 – 20% mendiami lapisan epidermal.
Organisme transien melekat pada kulit saatseseorang kontak dengan
orang atau objek lain dalam aktifitas atau kehidupannormal.
Kemungkinan bagi mikroorganisme atau parasit untuk
menyebabkan penyakit bergantung pada faktor – faktor berikut :
-Organisme dalam jumlah yang cukup
-Virulensi atau kemampuan untuk menyebabkan sakit
-Kemampuan untuk masuk dan hidup dalam pejammu

8
-Pejamu yang rentanBeberapa agen yang dapat menyebabkan
infeksi,yaitu :

1.Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh
manusia yangsehat.Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam
melindungi tubuh daridatangnya bakteri patogen.Tetapi pada beberapa
kasus dapat menyebabkaninfeksi jika manusia tersebut meniliki toleransi
yang rendah terhadapmiikrooorganisme.Contohnya Escherechia coli
paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.Bakteri
patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi secara
aparodikmaupun endemik. Contohnya :anaerobik Gram –
positif,Clostridium yangmenyebabkan gangrene
2..Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh
berbagaimacam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media
penularan daritranfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory
syncytial virus (RSV),rotavirus dan enterovirus yang ditularkan dari
kontak tangan ke mulut ataumelalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV
ditularkan melalui pemakaian jarumsuntik, dan trasfusi darah. Rute
penularan untuk virus sama sepertimikroorganisme lainnya. Infeksi
gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari
darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksinosokomial adalah
cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplexvirus, dan
varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan.
3.Parasit dan Jamur
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat dengan mudah
menular keorang dewasa maupun anak-anak.Banyak jamur dan parasit

9
dapat timbulselama pemberian obat antibiotika bakteri dan
immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans, Aspergiilus
spp, Cryptococcus neformans,Cryptosporidium.
b.Reservoar
Reservoar adalah tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi
dapat atau tidak berkembang biak. Reservoir yang paling umum adalah
tubuh manusia.Berbagaimikroorganisme hidup pada kulit dan dalam
rongga tubuh, cairan dan keluaran.Untuk berkembang biak dengan cepat
mkroorganismer memerlukan lingkunganyang sesuai, termasuk makanan,
oksigen, air, suhu yang tepat, pH dan cahaya.
- Makanan. Mikroorganisme memerlukan untuk hidup, seperti
Clostridium perfringens, mikroba yang menyebabkan gangren gas,
berkembang pada materiorganik lain, seperti E.coli mengkonsumsi
makanan yang tidak dicerna di usus.Organisme lain mendapat makanan
dari karbondioksida dan materi organikseperti tanah.
- Oksigen. Bakteri aerob memerlukan oksigen untuk bertahan hidup
danmultiplikasi secukupnya untuk menyebabkan sakit.Contohnya
adalahStaphylococcus aureus dan turunan organisme Streptococccus
sedangkan bakteri anaerob berkembang biak ketika terdapat atau tidak
ada tersediaoksigen bebas. Bakteri ini yang mampu menyebabkan
tetanus,gas gangrene dan botulisme.
- Air. Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air atau kelembaban
untuk bertahan hidup. Dan ada juga beberapa bakteri yang berubah
bentuk, disebutdengan spora, yang resisten terhadap kekeringan.
- Suhu. Mikroorganisme dapat hidup hanya dalam batasan suhu terentu.
Namun beberapa dapat hidup dalam temperatur yan g ekstrem yang
mungkin fatal bagimanusia. Misalnya virus AIDS, resisten terhadap air
mendidih.

10
- pH. Keasaman suatu lingkungan menentukan kemampuan hidup
suatumikroorganisme. Kebanyakan organisme lebih menyukai
lingkungan dalam batasan pH 5-8.

- Cahaya. Mikroorganisme berkembang pesat dalam lingkungan yang


gelapseperti di bawah balutan dan dalam rongga tubuh. Sinar ultra violet
dapatefektif untuh membunuh beberapa bentuk bakteri.
c.Portal Keluar
Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tumbuh dan
berkembang biak, mereka harus menemukan jalan keluar jika mereka
masuk ke pejamu lain danmenyebabkan penyakit. Mikroorganisme dapat
keluar melalui berbagai tempat,seperti kulit dan membran mukosa,
traktus respiratoris, traktus urinarius, traktusgastrointestinal, traktus
reproduktif dan darah.
d. Cara Penularan
Ada banyak cara penularan mikroorganisme dari reservoar ke
pejamu. Penyakitinfeksius tertentu cenderung ditularkan secara lebih
umum melalui cara yangspesifik. Namun, mikroorganisme yang sama
dapat ditularkan melalui satu rute.Meskipun cara utama penularan
mikroorganisme adalah tangan dari pemberilayanan kesehatan, hampir
semua objek dalam lingkungan dapat menjadi alat penularan patogen.
Semua personel rumah sakit yang memberi asuhan langsungdan memberi
pelayanan diagnostik dan pendukung harus mengikuti praktik
untukmeminimalkan penyebaran infeksi
e.Portal Masuk
Organisme dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute yang sama
dengan yangdigunakan untuk keluar. Misalnya,pada saat jarum yang
terkontaminasi mengenaikulit klien, organisme masuk ke dalam tubuh.
Setiap obstruksi aliran urinememungkinkan organisme untuk berpindah

11
ke uretra. Kesalahan pemakaian balutansteril pada luka yang terbuka
memungkinkan patogen memasuki jaringan yangtidak terlindungi.
Faktor- faktor yang menurunkan daya tahan tubuh
memperbesarkesempatan patogen masuk ke dalam tubuh
f.Hospes Rentan
Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan dan
bergantung padaderajat ketahanan individu terhadap patogen, meskipun
seseorang secara konstankontak dengan mikroorganisme dalam jumlah
yang besar, infeksi tidak akan terjadisampai individu rentan
terhadapjumlah mikroorganisme tersebut. Makin banyakvirulen suatu
mikroorganisme makin besar didapati muncul di lingkungan perawatan
akut.

C.Faktor yang mempengaruhi Proses Infeksi


1.Sumber Penyakit
Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan
dengan cepat ataulambat.
2.Kuman Penyebab
Kuman penyebab dapat menentukan jumah mikroorganisme,
kemampuanmikroorganisme masuk kedalam tubuh dan virulensinya.
3.Cara Membebaskan Sumber Dari Kuman
Cara membebaskan kuman dapat menentukan apakah proses
infeksi cepat teratasi ataudiperlambat, seperti tingkat keasaman (pH),
suhu, penyinaran (cahaya) dan lain-lain.
4. Cara Penularan
Cara penularan seperti kontak langsung melalui makanan atau
udara dapatmenyebabkan penyebaran kuman kedalam tubuh.
5. Cara Masuknya Kuman

12
Proses penyebaran kuman berbeda tergantung dari sifatnya. Kuman
dapat masukmelalui saluran pernapasan, saluran pencernaan, kulit dan
lain-lain.
6.Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau
mempercepat proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya, daya
tahan tubuh yang buruk dapatmemperburuk proses infeksi.Selain faktor-
faktor diatas, terdapat faktor lain seperti status gizi atau nutrisi,
tingkatstress pada tubuh, faktor usia, dan kebiasaan yang tidak sehat.

D.Infeksi Nosokomial
Kata nosokomial berasal dari kata dalam bahasa yunani Nosokomien
yang artinyarumah sakit atau tempat perawatan. Kata itu sendiri berasal dari
Norus artinya penyakit,komeion berarti merawat. Nosokomial diartikan segala
sesuatu yang berasal atau berhubungan dengan rumah sakit atau tempat
perawatan.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi dirumah sakit atau
dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di
sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan,
pengunjung, maupun sumber lainnya.
Penyebab Infeksi Nosokomial akan menjadi kuman yang berada di
lingkungan RumahSakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien
sendiri, yaitu kuman Endogen. Dari bahasan ini dapat disimpulkaan bahwa
kejadian Infeksi Nosokomial adalah Infeksi yangsecara potensial dapat dicegah
atau sebaliknya dapat juga merupakan infeksi yang tidakdapat dicegah.
Infeksi yang terjadi dirumah sakit atau dalam sistem pelayanan
kesehatan yang berasaldari proses penyebaran disumber pelayanan kesehatan,
baik melalui :

13
1. Pasien
Pasien merupakan unsur pertama yang dapat menyebarkan infeksi
kepada pasienlainnya, petugas kesehatan, pengunjung, atau benda dan
alat kesehatan yang lainnya.
2. Petugas kesehatan
Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontak langsung
yang dapatmenularkan berbagai kuman ke tempat lain.
3. Pengunjung
Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam
lingkunganrumah sakit, atau sebaliknya yang dapat dari dalam rumah
sakit keluar rumah sakit.
4. Sumber Lainnya
Yang dimaksud disini adalah lingkungan rumah sakit yang meliputi
lingkungan umumatau kondisi kebersihan rumah sakit atau alat yang ada
dirumah sakit yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan
kepada pasien dan sebaliknya.

E.Sterilisasi
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau pengahncuran semua
bentuk kehidupanmikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Strelisisasi juga dapat dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat
perawatan atau kedokteran dengan cara merembus,menggunakan panas tinggi,
atau bahan kimia. Sterilisasai adalah tahap awal yang pentingdari proses
pengujian mikrobiologi. Ada 5 metode umum sterilisasi yaitu :

14
1.Sterilisasi Uap
Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air dalam
tekanansebagai pensterilnya. Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan
terkoagulasi dan dirusak pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila
tidak ada kelembapan.Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas
adalah karena terjadinya denaturasidan koagulasi beberapa protein esensial dari
organism tersebut :
Prinsip cara kerja autoklaf yaitu untuk mensterilkan berbagai macam
alat & bahanyang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121° C. Untuk
cara kerja penggunaan autoklaf telah disampaikan di depan. Suhu dan tekanan
tinggi yangdiberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan
kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.
Biasanya untuk mesterilkanmedia digunakan suhu 121° C dan tekanan 15 lb/in2
(SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit.Alasan digunakan suhu 121° C atau 249,8° F
adalah karena air mendidih pada suhutersebut jika digunakan tekanan 15 psi.
Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih
pada suhu 100° C, sedangkan untuk autoklafyang diletakkan di ketinggian
sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akanmemdididh pada suhu 121° C.
Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jikadilaboratorium terletak
pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perludisetting ulang.
Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, makatekanan
dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121° C untuk mendidihkan
air.Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121° C dan
tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan
akanmendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi
autoklaf. Setelahsemua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup
uap/udara ditutup sehinggatekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat
tercapai tekanan dan suhu yang sesuai,maka proses sterilisasi dimulai dantimer

15
mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber
panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahanhingga mencapai 0 psi.
Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.Untuk mendeteksi
bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakanmikroba pengguji
yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu
Bacillusstearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial
dalam bentuk sporestrip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan
disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media
tetap bening maka menunjukkanautoklaf telah bekerja dengan baik.
2.Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan menggunakan oven
pensterilkarena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba
dibandingkan dengan uapair panas maka metode ini memerlukan temperature
yang lebih tinggi dan waktu yanglebih panjang.
Sterilisasi panas kering biasanya ditetapkan pada temperature 160-
1700Cdengan waktu 1-2 jam.Sterilisasi panas kering umumnya digunakan
untuk senyawa-senyawa yang tidakefektif untuk disterilkan dengan uap air
panas, karena sifatnya yang tidak dapatditembus atau tidak tahan dengan uap
air.Senyawa-senyawa tersebut meliputi minyaklemak, gliserin (berbagai jenis
minyak), dan serbuk yang tidak stabil dengan uapair.Metode ini juga efektif
untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah.
Karena suhunya sterilisasi yang tinggi sterilisasi panas kering tidak
dapatdigunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan
(contoh:alat ukur) dan penutup karet atau plastik.
3.Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan
yang mudahrusak jika terkena panas atu mudah menguap (volatile). Cairan yang
disterilisasidilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau

16
pompa vakum)yang berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring
bakteri. Virus tidakakan tersaring dengan metode ini.
4.Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk
membunuhmikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat
berpenetrasi ke dalam poridan serbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena
permukaan dan mikroorganisme yangterkristal akan dibunuh. Sterilisasi gas
biasanya digunakan untuk bahan yang tidak bisadifiltrasi, tidak tahan panas dan
tidak tahan radiasi atau cahaya.
5.Sterilisasi dengan radiasi
Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk
mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk
jaringan yang dikeringkan secara liofilisasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada
temperatur kamar (proses dingin) dantidak mengubah struktur jaringan, tidak
meninggalkan residu dan sangat efektif untukmembunuh mikroba dan virus
sampai batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40o
Celsius. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sterilisasi, di antaranya:
a.Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih dan masih berfungsi.
b.Peralatan yang akan disterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas
denganmenyebutkan jenis peralatan, jumlah, tanggal pelaksanaan steril.
c.Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril.
d.Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensterilselesai.
e.Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.
f.Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbukaharus dilakukan sterilisasi ulang.
6.Desinfeksi

17
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen
pada objekyang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri.
Desinfeksi jugadikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh
kuman patogen danapatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat
pada alat perawatanataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan dengan
menggunakan bahan desinfektanmelalui cara mencuci, mengoles, merendam
dan menjemur dengan tujuan mencegahterjadinya infeksi, dan mengondisikan
alat dalam keadaan siap pakai.
Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan
objek,kandungan rat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi
dan waktu pemaparan, kealamian objek, suhu, dan derajat keasaman (pH).
Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat
menghambat ataumenghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang
desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan
sebagai antiseptik atau sebaliknyatergantung dari toksisitasnya.
Desinfektan akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang
berasal dari peralatan maupun dari staf medis yang ada di RS dan juga
membantu mencegahtertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Disinfektan
dapat membunuhmikroorganisme patogen pada benda mati.
a.Kriteria desinfeksi yang ideal:
-Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
-Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur
dankelembaban
-Tidak toksik pada hewan dan manusia
-Tidak bersifat korosif
-Tidak berwarna dan meninggalkan noda
-Tidak berbau/ baunya disenangi
-Bersifat biodegradable/ mudah diurai

18
-Larutan stabil
-Mudah digunakan dan ekonomis
-Aktivitas berspektrum luas

b.Tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi adalah:


-Mencegah terjadinya infeksi
-Mencegah makanan menjadi rusak-
-Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industry
-Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.
c.Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
-Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
-Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
-Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.
-Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan.
-Struktur fisik benda.
-Suhu dan PH dari proses desinfeksid.
Terdapat 3 tingkat desinfeksi:
-Desinfeksi tingkat tinggi : Membunuh semua organisme dengan
perkecualianspora bakteri.
-Desinfeksi tingkat sedang : Membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali
spora bakteri.
-Desinfeksi tingkat rendah : Membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang
resistenseperti basil tuberkel dan spora bakteri

19
F.Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan lengkap
yang yang di berikan kepada klien untuk melindungi petugas kesehatan itu
sendiri.
1.Prinsip Pencegahan infeksi
a. Antiseptik
Antiseptik adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh
ataumenghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya.
b.Aseptik
Aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam mencegah
masuknyamikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan
infeksi.Tujuannya adalah mengurangi atau menghilangkan jumlah
mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar
alat-alat kesehatan dapatdigunakan dengan aman.
c. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan
bahwa petugaskesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan
medis, sarungtangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan
tubuh. Caramemastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap
benda - bendatersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh
d. Desinfeksi
Tindakan yang tindakan menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati.
e.Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Suatu proses yang menghilangkan mikroorganisme kecuali beberapa
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus, atau
penggunaan desinfektankimia.
f.Mencuci dan membilas

20
Suatu proses yang secara fisik menghilangkan semua debu, kotoran,
darah, dan bagian tubuh lain yang tampak pada objek mati dan membuang
sejumlah besarmikro organisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang
menyentuh kulit ataumenangani benda tersebut (proses ini terdiri dari pencucian
dengan sabun ataudeterjen dan air, pembilasan dengan air bersih dan
pengeringan secara seksama)
g. Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semuamikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora
bakteri pada benda-benda mati atau instrument.
2.Tindakan-tindakan pencegahan infeksi meliputi :
a.Pencucian tangan.
b.Penggunaan sarung tangan.
c.Penggunaan cairan antiseptic untuk membersihkan luka pada kulit.
d.Pemrosesan alat bekas pakai (dekontaminasi, cuci dan bilas, desinfeksi
tingkattinggi atau sterilisasi).
e.Pembuangan sampah.
3.Faktor yang berpengaruh pada kejadian infeksi klien:
a.Jumlah tenaga kesehatan yang kontak langsung dengan pasien
b.Jenis dan jumlah prosedur invasive
c.Terapi yang diterima
4.Lamanya perawatan Penyebab infeksi nosokomial meliputi:
a.Traktus urinarius:-
-Pemasangan kateter urine
-Sistem drainase terbuka
-Kateter dan selang tdk tersambung
-Obstruksi pada drainase urine
-Tehnik mencuci tangan tidak tepat
b.Traktus respiratorius:

21
-Peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi
-Tidak tepat penggunaan tehnik aseptif saat suction
-Pembuangan sekresi mukosa yg kurang tepat
-Tehnik mencuci tangan tidak tepa
c.Luka bedah/traumatik:
-Persiapan kulit yg tdk tepat sblm pembedahan
-Tehnik mencuci tangan tidak tepat
-Tidak memperhatikan tehnik aseptif selama perawatan luka
-Menggunakan larutan antiseptik yg terkontaminasi
d.Aliran darah :
-Kontaminasi cairan intravena saat penggantian
-Memasukkan obat tambahan dalam cairan intravena
-Perawatan area insersi yg kurang tepat
-Jarum kateter yg terkontaminasi
-Tehnik mencuci tangan tidak tepat
5.Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari:
a. Peningkatan daya tahan penjamu, dapat pemberian imunisasi aktif
(contohvaksinasi hepatitis B), atau pemberian imunisasi pasif (imunoglobulin).
Promosikesehatan secara umum termasuk nutrisi yang adekuat akan
meningkatkan dayatahan tubuh.
b. Inaktivasi agen penyebab infeksi, dapat dilakukan metode fisik maupun
kimiawi.Contoh metode fisik adalah pemanasan (pasteurisasi atau sterilisasi)
dan memasakmakanan seperlunya. Metode kimiawi termasuk klorinasi air,
disinfeksi.
c. Memutus mata rantai penularan. Merupakan hal yang paling mudah
untukmencegah penularan penyakit infeksi, tetapi hasilnya bergantung kepeda
ketaatan petugas dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan

22
G. Masalah pada pengendalian infeksi
1.Masalah pada penyebaran infeksi nosokomial yaitu :
- Rumah sakit merupakan tempat dari segala macam jenis penyakit
- Rumah sakit merupakan gudang kuman-kuman patogen.

- Kuman yang biasa di rumah sakit umumnya kebal terhadap antibiotika,


bahkanterhadap banyak antibiotika.
Di rumah sakit banyak dilakukan tindakan yang mengandung risiko
terjadinyainfeksi nosokomial, seperti : operasi, tindakan invasif, berupa
kateterisasi IV,kateterisasi saluran kemih, atau endoskopi; dan pemeriksaan
bahan-bahan infeksius.Justru dalam situasi lingkungan seperti inilah orang sakit
yang rata-rata daya tahantubuhnya menurun harus dirawat agar ia sembuh dari
penyakitnya.
2. Masalah penyebaran infeksi karena tidak mencuci tangan dalam tindakan
aseptic
Menurut Asosiasi Kedokteran Microbiologist tahun 1995 perawat di
lingkunganklinis diindikasikan untuk mencuci tangan sebelum melakukan
tindakan misalnya saatmemulai tindakan perawatan seperti pemasangan infus,
pemberian obat pasien, kontaklangsung dengan pasien saat melakukan
pemeriksaan hingga sampai saat perawathendak pulang, dan perawat juga wajib
mencuci tangan sesudah melakukan tindakan perawatan karena kemungkinan
besar akan terjadi pencemaran atau bahkan penularanseperti setelah memegang
alat-alat medis pasien, setelah membuka sarung tangan,setelah memandikan
pasien bed rest total, dll.
Pernyataan itu di dukung oleh teori standar precaution yang
menyatakan “mencuci
tangan setelah tersentuh darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi, dan segala
sesuatuyang telah terkontaminasi. Segera mencuci tangan setelah melepas

23
sarung tangan dankontak dengan pasien. Jauhi penyebaran infeksi
mikroorganisme kepada pasien dan
lingkungan”.

H. Proses keperawatan terhadap pencegahan infeksi


1. Pengkajian keperawatan
Merupakan tindakan mengkaji ada atau tidaknya faktor yang
mempengaruhi ataumenyebabkan infeksi, seperti penurunan daya tahan tubuh,
status nutrisi, usia, stress,dan lain-lain.pengkajian selanjutnya adalah memeriksa
ada atau tidaknya tanda klinikinfeksi (seperti pembengkakan, kemerahan, panas,
nyeri pada daerah lokalisasi infeksi)dan tanda sistemik (seperti demam, malaise,
anoreksia, sakit kepala, muntah, ataudiare)
2. Diagnosis keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan adalah risiko terjadinya infeksi yang
berhubungandengan proses penyebaran teman.
3.Perencanaan keperawatan
Tujuan : Mencegah terjadi infeksi atau penyebaran kuman
Rencana tindakan : Melakukan tindakan untuk menghambat
penyebaran kuman,seperti mencuci tanagan, memakai masker, memakai sarung
tangan, sterilisasi, dandesinfeksi.
4.Pelaksanaan (tindakan) keperawatana.
a. Cara mencuci tangan
Mencuci kedua tangan merupakan prosedur awal yang dilakukan
perawatdalam memberikan tindakan keperawatan yang bertujuan membersihkan
tangandari segala kotoran, mencegah terjadinya infeksi silaang melalui tangan,
danmempersiapkan bedah atau tindakan pembedahan
1.Teknik mencuci biasa
Alat dan bahan:
24
- Air bersih
- Handuk
- Sabun
- Sikat lunak
Prosedur kerja :
-Lepaskan segala benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincinatau
jam tangan
-Basahi jari tangan, lengan, hingga siku dengan air, kemudian sabuni dansikat
bila perlu
-Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk ataulap
kering

2. Teknik mencuci dengan disinfektan


Alat dan bahan :
- Air bersih
- Larutan disinfektan lisol / savlon
- Handuk / lap kering
Prosedur kerja:
- lepaskan segala benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincinatau
jam tangan
- basahi jari tangan, lengan, hingga siku dengan air, kemudian gosokanlarutan
disinfektan dan sikat bila perlu
- bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk ataulap
kering

3. Teknik mencuci steril


Alat dan bahan :
- air mengalir
- sikat steril dalam tempat-

25
- alcohol 70 %
- sabun
Prosedur kerja:
- lepaskan segala benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincinatau
jam tangan
- basahi jari tangan, lengan, hingga siku dengan air, kemudian tuangsabun (2-5
ml) ke tangan dan gosokan tangan serta lengan sampai 5cm diatas siku,
kenudian sikat ujung jari, tangan, lengan, dan kuku sebanyakkurang lebih 15
kali gosokan, sedangkan telapak tangan 10 kali gosongkan bingga siku.
- Bilas dengan air bersih yang mengalir
- Setelah selesai tangan tetap di arahkan ke atas
- Gunakan sarung tangan steril

b.Cara menggunakan sarung tangan


Sarung tangan digunakan dalam melakukan prosedur tindakan
keperawatandengan tujuan mencegah terjadinya penularan kuman dan
mengurangi risikotertularnya penyakit.
Alat dan bahan:
- Sarung tangan
- Bedak/ talk
Prosedur kerja:
- Cuci tangan secara menyeluruh
- Bila sarung tangan belum dibedaki, ambil sebungkus bedak, dan
tuangkansedikit.
- Pegang tepi sarung tangan dan masukan jari- jari tangan, pastikan ibu jari dan
jari- jari lain tepat pada posisinya.
- Ulangi pada tangan kiri
- Setelah terpasang, cukupkan kedua tangan.
c. Cara menggunakan masker

26
Tindakan pengamanan dengan menutup hidung dan mulut
menggunakanmasker bertujuan mencegah atau mengurangi transmisi droplet
mikroorganismesaat merawat pasien.
Alat dan bahan:
- Masker
Prosedur kerja:
-Tentukan tepi atas dan bawah bagian masker
-Pegang kedua tali masker
-Ikatan pertama, bagian atas berada pada kepala, sedangkan ikatan kedua berada
pada bagian belakang leher.

d.Cara desinfeksi
1.Cara desinfeksi dengan Mencuci
Prosedur kerja:
- Cucilah tangan dengan sabun kemudian bersihkan, kemudian siram
ataumembasahi dengan alcohol 70%.
- Cucilah luka dengan H202, betadine, atau larutan lainnya.
- Cucilah kulit atau jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodiumtinktur
3%, kemudian dengan alcohol.
- Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
2. Cara desinfeksi dengan mengoleskan
Prosedur kerja:
Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitanmenggunakan
alcohol menggunakan alcohol atau betadine.
3.Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur kerja:
- Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%
- Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam.
- Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam

27
4.Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur kerja :
Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain- lain;masing- masing
permukaan selama 2 jam.

e.Cara membuat larutan desinfeksi


1.Sabun
Alat bahan :
- Sabun padat/ cream/ cair
- Gelas ukuran
- Timbangan
- Sendok makan
- Alat pengocok
- Air panas/ hangat dalam tempatnya
- Baskom
Prosedur kerja :
- Masukkan 4 gram sabun padat/ cream kedalam 1 liter air panas/
hangatkemudian diaduk sampe larut
- Masukkan 3 cc sabun cair kedalam 1 liter air panas/ hangat, kemudiandiaduk
sampe larut
- Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan atau peralatan medis
2. Lisol dan Kreolin
Alat/Bahan:
-Larutan lisol/ kreolin
-Gelas ukuran
-Baskom berisi air
Prosedur kerja:
- Masukkan larutan Larutan lisol/ kreolin 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam air 1liter
air. Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan.

28
-Masukkan larutan Larutan lisol/ kreolin 2% sebanyak 20 cc atau larutanLarutan
lisol/ kreolin sebanyak 3% sebanyak 3 cc ke dalam 1 liter air.Larutan ini dapat
digunakan untuk merendam peralatan medis.
3. Savlon
Alat/Bahan:
- Savlon
-Gelas ukuran
-Baskom berisi air secukupnya
Prosedur kerja:
- Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air.
- Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam 1 liter air.

f. Cara sterilisasi
Beberapa alat yang perlu disterilisasi:
- Peralatan logam (pinset, gunting, speculum, dan lain- lain)
- Peralatan kaca (semprit, tabung kimia, dan lain- lain )
- Peralatan karet (kateter, sarung tangan, pipa lambung, drain dan lain- lain)
- Peralatan ebonite (kanule rectum, kanule trakea, dan lain- lain)
- Peralatan email (bengkok, baskom, dan lain- lain)
- Peralatan porselin (mangkok, cangkir, piring, dan lain- lain)
- Peralatan plastic (selang infuse, dan lain- lain)-
- Peralatan tenunan (kain kasa, tampon, doek baju, sprei, dan lain- lain)
5.Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah risiko infeksi ()penyebaran kuman) secara
umumdilakukan untuk menilai ada atau tidaknya tanda infeksi nosokomial
seperti penyebarankuman ke pasien atau orang lainPeran perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan untuk mengendalikanterjadinya infeksi
nosokomial yaitu :

29
a. Menjaga kebersihan rumah sakit yang berpedoman terhadap kebijakan rumah
sakitdan praktik keperawatan
b. Pemantauan teknik aseptik termasuk cuci tangan dan penggunaan isolasi
c. Melapor kepada dokter jika ada masalah-masalah atau tanda dan gejala
infeksi padasaat pemberian layanan kesehatan
d. Melakukan isolasi jika pasien menunjukkan tanda-tanda dari penyakit
menular
e. Membatasi paparan pasien terhadap infeksi yang berasal dari pengujung, staf
rumahsakit, pasien lain, atau peralatan yang digunakan untuk diagnosis atau
asuhankeperawatan
f. Mempertahankan keamanan peralatan, obat-obatan dan perlengkapan
perawatan diruangan dari penularan infeksi nosokomial.

I. Pencegahan Pengendalian Infeksi dan Alat Pelindung Diri


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial atau HAI (Health Care


Associated Infection) mutlak harus dilaksanakan di rumah sakit. Hal ini
disebabkan kejadian infeksi nosokomial dapat menimbulkan kerugian bagi
pasien mulai dari perawatan menjadi lebih lama yang berarti dapat memperlama
penderitaan baik secara fisik dan mungkin psikis serta finansial, sampai dengan
kejadian paling serius yaitu KEMATIAN sedangkan bagi rumah sakit kerugian
yang paling besar adalah biaya operasional yang sangat tinggi dan kerugian non
materi misalnya menyangkut performance rumah sakit di mata masyarakat
kurang baik.

Dalam rangka menekan terjadinya infeksi nosokomial mengadakan


Sosialisasi Pengendalian Infeksi Nosokomial di rumah sakit yang diikuti oleh
perawat yang bertugas di Rawat Jalan, Rawat Inap, Inst. Rawat Intensif, Inst.
Gawat Darurat dan Tenaga Non Medis

Tujuan dari sosialisasi ini untuk Meningkatkan Pengetahuan Petugas Kesehatan


khususnya perawat dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial, adapun tujuan khususnya :

30
a. Meningkatkan ketrampilan petugas dalam mengendalikan dan mencegah
infeksi nosokomial

b. Memberikan kesempatan petugas untuk meningkatkan ilmu pengetahuan


tentang pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial

c. Meningkatkan peran serta petugas kesehatan khususnya perawat dalam


meningkatkan keamanan pelayanan di rumah sakit (pasien safety)

Bentuk Kegiatan Sosialisasi adalah :

1. Ceramah

2. Diskusi & Presentasi

3. Tanya Jawab

4. Simulasi

5. Survey Lapangan & Study Kasus

Harapan diadakan pelatihan tersebut agar seluruh staff di rumah sakit


mengerti dan memahami kemudian menyadari arti pentingya pengendalian
infeksi nosokomial dan akhirnya tercipta sikap dan perilaku yang selalu
kondusif terhadap upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomi

Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat perlengkapan yang berfungsi


untuk melindungi penggunanya dari bahaya atau gangguan kesehatan tertentu,
misalnya infeksi virus atau bakteri. Bila digunakan dengan benar, APD mampu
menghalangi masuknya virus atau bakteri ke dalam tubuh melalui mulut,
hidung, mata, atau kulit.

J. Berbagai Jenis Alat Pelindung Diri (APD)


Pemilihan APD untuk mencegah infeksi virus Corona tidak bisa dilakukan
sembarangan. APD yang ideal untuk mencegah dan melindungi tubuh dari
paparan virus Corona memiliki kriteria tertentu, yakni:

• Mampu melindungi tubuh dari percikan dahak yang mengandung virus


Corona

31
• Tidak mudah rusak

• Ringan dan tidak membatasi gerak atau menimbulkan rasa tidak nyaman

• Mudah dibersihkan

Berikut ini adalah beberapa jenis APD yang umumnya digunakan para tenaga
medis dalam menangani ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam
pengawasan), pasien suspect (terduga positif), maupun sudah terbukti positif
COVID-19:

1. Masker

Ada 2 jenis masker yang umumnya digunakan sebagai APD dalam penanganan
pasien COVID-19 atau orang yang dicurigai terinfeksi virus Corona, yaitu
masker bedah dan masker N95.

Masker bedah merupakan masker penutup wajah yang terdiri dari 3 lapisan
bahan yang digunakan sekali pakai. Masker ini dinilai efektif untuk mencegah
masuknya virus Corona melalui mulut atau hidung, ketika ada percikan ludah
penderita COVID-19 saat ia batuk, bersin, atau bicara.

Masker yang lebih efektif untuk mencegah virus Corona adalah masker N95.
Masker ini terbuat dari bahan polyurethane dan polypropylene yang mampu
menyaring hampir 95% partikel berukuran kecil. Masker N95 memiliki bentuk
yang dapat menutup area mulut dan hidung dengan lebih rapat, bila ukurannya
sesuai.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa masker N95 hanya diperuntukkan bagi
tenaga medis yang sedang menangani pasien dengan penyakit menular tertentu,
termasuk pasien COVID-19.

Untuk mengurangi risiko penularan dan mencegah penularan kepada orang lain,
pemerintah menyarankan masyarakat yang bukan tenaga medis untuk
menggunakan masker kain. Namun, apapun jenis maskernya, pastikan Anda
memakainya dengan cara yang benar.

2. Pelindung mata

Pelindung mata atau google terbuat dari bahan plastik transparan yang berfungsi
untuk melindungi mata dari paparan virus yang dapat masuk ke dalam tubuh

32
melalui mata. Alat pelindung ini harus pas menutupi area mata, serta tidak
mudah berkabut atau mengganggu penglihatan.

3. Pelindung wajah

Sama halnya dengan pelindung mata, pelindung wajah juga terbuat dari bahan
plastik jernih dan transparan. Jenis APD ini dapat menutupi seluruh area wajah,
mulai dari dahi hingga dagu.

Bersama masker dan pelindung mata, pelindung wajah mampu melindungi area
wajah dari percikan air liur atau dahak saat pasien COVID-19 batuk atau bersin.

4. Gaun medis

Gaun medis digunakan untuk melindungi lengan dan area tubuh dari paparan
virus selama tenaga medis melakukan prosedur penanganan dan perawatan
pasien.

Berdasarkan penggunaannya, terdapat dua jenis gaun medis, yaitu gaun sekali
pakai dan gaun yang bisa dipakai ulang. Gaun sekali pakai adalah gaun yang
dirancang untuk dibuang setelah satu kali pakai. Jenis gaun ini terbuat dari
bahan serat sintetis, seperti polypropylene, poliester, dan polyethylene, yang
dikombinasikan dengan plastik.

Sedangkan gaun yang bisa dipakai ulang adalah gaun yang dapat digunakan lagi
setelah dicuci atau dibersihkan. Pemakaiannya bisa hingga maksimal 50 kali,
selama gaun tidak robek atau rusak. Gaun ini terbuat dari bahan katun atau
poliester, atau kombinasi keduanya.

Gaun medis juga perlu dilengkapi dengan celemek atau apron untuk melapisi
bagian luar gaun. Apron tersebut umumnya terbuat dari plastik yang tahan
terhadap disinfektan.

5. Sarung tangan medis

Sarung tangan medis digunakan untuk melindungi tangan para petugas medis
dari cairan tubuh pasien selama merawat pasien COVID-19. Sarung tangan ini
idealnya tidak mudah sobek, aman digunakan, dan ukurannya pas di tangan.

Sarung tangan yang sesuai standar penanganan COVID-19 harus terbuat bahan
lateks atau karet, polyvynil chloride (PVC), nitrile, dan polyurethane.

6. Penutup kepala

33
Penutup kepala berfungsi untuk melindungi kepala dan rambut para petugas
medis dari percikan air liur atau dahak pasien selama mereka merawat atau
memeriksa pasien. Penutup kepala harus terbuat dari bahan yang dapat menahan
cairan, tidak mudah robek, dan ukurannya pas di kepala. Jenis APD ini
umumnya bersifat sekali pakai.

7. Sepatu pelindung

Sepatu pelindung digunakan untuk melindungi bagian kaki petugas medis dari
paparan cairan tubuh pasien COVID-19. Sepatu pelindung umumnya terbuat
dari karet atau kain yang tahan air dan harus menutup seluruh kaki hingga betis.

Prosedur Penanganan APD Bekas Pakai

Setelah selesai digunakan, APD sekali pakai maupun yang bisa dipakai ulang
harus dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus dan dikemas secara
terpisah.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan APD
bekas pakai:

• Tidak meletakkan APD bekas pakai secara sembarangan, baik di lantai


atau permukaan benda lain, seperti meja, kursi, atau loker.

• Tidak membongkar kembali APD bekas pakai yang telah dikemas dalam
plastik khusus.

• Tidak mengisi kantong plastik khusus APD bekas pakai terlalu penuh.

• Bersihkan diri atau mandi setelah menggunakan APD.

Siapa Saja yang Perlu Menggunakan APD?

Penggunaan alat pelindung diri yang telah disebutkan di atas hanya untuk
tenaga medis yang merawat dan mengobati pasien terduga atau terkonfirmasi
COVID-19, terutama yang berada di rumah sakit.

Selain itu, APD tersebut juga perlu digunakan oleh petugas kebersihan yang
membersihkan ruang perawatan dan ruang isolasi pasien COVID-19 di rumah
sakit.

Bagi masyarakat yang bukan tenaga medis atau petugas kebersihan di rumah
sakit, APD yang disarankan untuk digunakan hanyalah masker kain dan sarung

34
tangan. APD tersebut juga digunakan hanya untuk orang yang merawat orang
yang sakit di rumah. Saat bepergian ke luar rumah, Anda tidak perlu
menggunakan sarung tangan. APD yang perlu dipakai hanyalah masker kain.

Selain mengenakan masker kain, untuk melindungi diri dari COVID-19, Anda
juga perlu menerapkan physical distancing, mencuci tangan secara rutin, serta
menjaga daya tahan tubuh tetap kuat.

K. Cara pemakaian alat pelindung diri


• Langkah pemasangan masker :

1. Posisikan masker sesuai dengan ketentuan,bagian luarnya menghadap ke


luar dan bagian dalam mengarah ke pemakai.

2. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher.

3. Posisikan klip hidung dari logam yang fleksibel pada batang hidung.

4. Tarik bagian bawah dari masker ke arah leher.

5. Pas kan dengan erat pada wajah dan dibawah dagu sehingga melekat dengan
baik.

6. Periksa ulang pengepasan masker.

• Langkah-langkah melepaskan masker :

1. Jangan menyentuh bagian depan dari masker karena telah terkontaminasi.

2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas.

3. Buang ke tempat sampah/ limbah infeksius.

4. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur.

• Langkah pemakaian kaca mata pelindung :

1. Pasang pada wajah dan mata,agar pas.

35
• Langkah pelepasan kaca mata pelindung :

1. Bagian luar dari kaca mata/ pelindung wajah telah terkontaminasi.

2. Saat melepasnya,pegang karetnya atau gagang kacamata.

3. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang/dalam tempat


limbah/sampah infeksius.

• Langkah pemakaian gaun :

1. Langkah pemasangan ; tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga


lutut,tangan dan selubungkan kebelakang punggung lengan hingga bagian
pergelangan.

2. Ikat dibagian belakang leher dan pinggang.

• Langkah pelepasan gaun :

1. Bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi.

2. Lepaskan tali pengikat.

3. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung
saja.

4. Balik gaun pelindung.

5. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan diletakkan diwadah yang telah
disediakan untuk proses ulang atau dibuang ditempat limbah infeksius.

• Langkah pemakaian sarung tangan :

1. Buka pembungkus sarung tangan dengan hati-hati,pilih sesuai dengan ukuran.

2. Jika harus mempertahan kan prinsip-prinsip steril hindarkan sarung tangan


terkontaminasi objek tidak steril.

36
3. Jari telunjuk dan jari sebelah kiri lainnya memegang lipatan sarung tangan
sebelah kana bagian atas dan masukkan jari dan tangan sebelah kanan secara
pelan-pelan (untuk yang kidal sebaliknya).

4. Untuk memakai sarung tangan sebelah kiri gunakan 4 jari tangan sebelah
sebelah kanan,masukkan dalam lipatan sarung tangan (bagian luar ),segera
masukkan jari dan tangan sebelah kiri secara perlahan-lahan (untuk yang kidal
sebaliknya).

• Langkah-langkah melepaskan sarung tangan :

1. Ingatlah bahwa bagian luar dari sarung tangan telah terkontaminasi.

2. Pegang bagian luar sarung tangan sebelah kiri bagian atas dengan tangan
kanan atau sebaliknya,kemudian lepaskan.

3. Pegang dan genggam sarung tangan sebelah kiri yang telah dilepaskan
dengan menggunakan tangan sebelah kanan yang masih memakai sarung tangan
atau sebaliknya. 4. Selipkan jari tangan sebelah kiri yang tidak memakai sarung
tangan dibawah sarung tanagan sebelah kanan atau sebaliknya.

5. Lepaskan sarung tanaga sebelah kanan dengan membungkus sarung tangan


sebelah kiri yang telah dibuka terlebih dahulu atau sebaliknya.

6. Sarung tangan sebelah kanan atau sebaliknya yang menyentuh kulit pemakai
dibalik sehingga menghadap keluar.

7. Buang sarung tangan ditempat limbah infeksius.

8. Lakukan kebersihan tangan.

• Langka-langkah memakai penutup kepala :

1. Pakailah pelindung kepala sesuai dengan ukuran sehingga menutup semua


rambut.

37
2. Ikat pelindung kepala yanga memakai tali,sesuai dengan ukuran kepala
dengan posisi simpul dibelakang.

3. Lepaskan pelindung kepala (setelah digunakan) dan langsung dibuang


ketempat sampah atau wadah yang telah disediakan untuk yang dipakai ulang.

• Langkah-langkah pemakaian pelindung kaki :

1. Gunakan sepatu karet/pelastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak


kaki,bisa digunakan sepatu boot dari bahan kulit.

2. Sepatu harus bersih.

3. Sepatu diruang operasi atau ruang tertentu tidak boleh digunakan atau dipakai
keluar,tidak dianjurkan memakai sandal,sepatu dan telanjang kaki.

BAB III
38
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses keperawatan terhadap infeksi yaitu pengkajian keperawatan,
diagnosiskeperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaaan
keperawatan dan evaluasikeperawatan. Dalam pelaksanaan keperawatan
terhadap infeksi seperti dengan mencucitangan, menggunakan sarung
tangan, menggunakan masker, dan desinfeksi.

3.2 Saran
Setelah seorang perawat mendapatkan ilmu mengenai pengendalian
infeksi ini,Sebaiknya sebagai seorang perawat dapat mengetahui bagaimana
cara mencegah infeksiagar tidak terjadi penularan, dan perawat diharapkan
juga dapat menanggulangi penyakitinfeksi tersebut dengan intensif.

DAFTAR PUSTAKA
39
Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta:Salemba MedikaEster, Monica.2005.Pedoman
Perawatan Pasien.Jakarta:EGC

Link youtube pemakaian APD :


https://www.youtube.com/watch?v=rCkmuY2bMhU

40

Anda mungkin juga menyukai