I. Persiapan :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan :
Stetoskop
Optalmoskop
Otoskop
Garputala 512 Hz
Kapas, kain kasa
Kartu alfabet snellen
Pita pengukur
Penlight atau baterai kecil
Peniti steril
Speculum nasal dan speculum telinga
Transiluminator
Spatel lidah, sarung tangan
Penutup mata
Baju periksa
Zat-zat untuk menguji penciuman seperti : bubuk kopi, peppermint, kayu
manis
Zat-zat untuk menguji pengecapan seperti gula, garam, lemon, zat pahit
dsb
2. Cuci tangan
3. Jelaskan prosedur pada klien
4. Anjurkan klien untuk ganti baju periksa
5. Pastikan ruang periksa nyaman, hangat dan cukup penerangan
2. Pemeriksaan Muka
Inspeksi muka untuk mengetahui simetris, warna kulit, distribusi rambut.
Gerakkan muka untuk mengetahui fungsi N. V dam N.VII : rahang
terkunci, pipi kembung, alis terangkat, dahi berkerut, kelopak mata
tertutup.
Palpasi otot temporal dan otot masseter untuk mengetahui adanya nodul.
Tes sensasi wajah dengan sentuhan ringan (kapas), tekanan. Dan nyeri
(jarum) untuk mengetahui fungsi N. V pada dahi, pipi dan rahang.
3. Pemeriksaan Mata
Inspeksi dan palpasi struktur mata eksternal
a. Alis mata sejajar, simetris
b. Bulu mata simetris, distribusi dan arah pertumbuhan
c. Posisi kelopak mata, karakter kulit, kedipan
d. Fungsi saluran air mata
e. Bola mata simetris, kekuatannya
f. Warna konjungtiva dan sclera, tekstur, lesi, benda asing
g. Tekstur kornea, transparansi, tes refleks kornea (fungsi N.V)
h. Kedalaman dan transparansi anterior chamber
i. Iris dan pupil simetris, warna, ukuran, reaksi cahaya dan akomodasi
(fungsi N III, IV, VI)
4. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi struktur telinga luar, integritas kulit, simetris,
bentuk, posisi
Palpasi aurikel dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, bengkak, lesi
Palpasi mastoid, bila bengkak mungkin ada peradangan
Palpasi tragus dan agak ditekan ke arah liang telinga
Inspeksi liang telinga luar dan dalam dengan otoskop dan speculum
telinga, keutuhan kulit saluran telinga, serumen, obstruksi, benda asing,
cairan yang keluar.
Inspeksi membrana timfani, kuadran membrana timpani anterosuperior,
posterosuperior, anteroinferior, dan posteroinferior. Simetris, warna putih
keabuan, shiny, permukaan utuh, agak transparan, landmark sinar putih.
Tes ketajaman pendengaran, respon percakapan normal. Pemeriksa
berdiri sedikit agak dibelakang klien, anjurkan klien menutup salah satu
telinga, bisikkan kata-kata pada telinga yang tidak tertutup, dapat
dilanjutkan dengan suara detik jam. Tes Weber untuk lateralisasi suara.
Pukulkan garputala 512 Hz pada tangan pemeriksa kamudian letakkan
pada dahi klien. Tes Rinne untuk konduksi udara terhadap suara dan
konduksi tulang untuk mengetahui fungsi N. VIII. Garputala diletakkan
pada tulang mastoid kemudian diperdengarkan dibelakang telinga. Tes
Schwabach : garputala diperdengarkan pada perawat setelah klien tidak
mendengar.
5. Pemeriksaan Hidung dan Sinus
Inspeksi dan palpasi sejajar, simetris, warna kulit, lesi, lembut, cairan
yang keluar, patensi, hidung melebar.
Inspeksi warna vestibula, mambran mukosa, septum panjajaran.
Inspeksi mukosa hidung, warna, kelembaban, septum penjajaran, masa,
perforasi, warna turbin, eksudat, inflamasi dengan otoskop, speculum
nasal dan penlight.
Palpasi dan perkusi frontal dam sinus maksilaris bila ada bengkak dan
lembut
Transiluminal frontal dan sinus maksilaris bila ada keluhan dengan
transiluminator.
Tes sense penciuman N. I, tes dengan peppermint, bubuk kopi, kayu
manis, cengkeh.
7. Pemeriksaan Leher
Inspeksi leher untuk warna kulit, integritas, bentuk dan simetris.
Observasi bila ada bengkak pada nodus limfa dibawah rahang dan
sepanjang otot sternokleidomastoideus. Kepala harus tegak berdiri tanpa
tremor. Bila ada kekakuan mungkin menunjukkan artritis atau otot
spasme. Pembengkakan nodus limfa menunjukkan infeksi.
Tes Range Of Motion of the neck. Bila mengkaji ROM leher, kerjakan
pelan-pelan untuk menghindari pusing. Bila ada nyeri menunjukkan
artritis, spame otot atau peradangan.
Observasi arteri karotis dan vena jugular. Pulsasi dapat terlihat seringkali
ada distensi, menunjukkan gangguan vaskularisasi.
Inspeksi dan palpasi arteri karotis serta auskultasi bruit arteri karotis
Inspeksi dan palpasi trachea. Simetris bila trachea tidak pada tempatnya
kemungkinan menunjukkan ada masa pada leher atau mediastinum,
pnemotorak atau fibrosis.
Inspeksi dan palpasi kelenjar tiroid, bila ada pembesaran tiroid, akan
tampak menonjol bila klien menelan, auskultasi tiroid bila ada
pembesaran. Pembesaran kelenjar tiroid oleh karena gangguan
metabolisme seperti hipertiroidism. Catat ukuran, bentuk, lokasi
dievaluasi lebih lanjut.
Palpasi nodus limfa pada kepala dan leher. Bila ada pembesaran nodus
limfa disebut limfa denitis, kemungkinan adanya infeksi, alergi atau
tumor :
a. Pre Auricular
b. Post Auricular dan occipital
c. Retro pharyngeal an sub maxillary
d. Sub mental (dengan 1 tangan)
e. Supervisial cervical chain
f. Deep cervical chain
g. Supra clavicular