Anda di halaman 1dari 12

TYPOID

Disusun Oleh :
1. Devi Octaviani
2. Ita Hana Monika
3. Rifaldi Pratama

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pengertian
Demam typoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh
salmonella tipe A,B,dan C yang dapat menular melalui oral,fekal,makanan,dan
minuman yang telah terkontaminasi. (Padila,2013)
Demam typoid adalah infeksi bakteri yang menyerang sistem pencernaan manusia
yang disebabkan oleh samonella typhi dengan gejala demam satu minggu atau lebih
disertai gangguan pada saluran pencernaan tanpa gangguan kesadaran.
(Rampengan,2007)
Demam typoid adalah infeksi bakteri pada usus halus, dan terkadang pada aliran
darah, yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B,
dan C, yang terkadang juga dapat menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan)
dan septikemia (tidak menyerang usus). (Ardiansyah,2013)
Etiologi
Penyebab thypoid disebabkan oleh salmonella thyphi yaitu bakteri enteric
gram negative berbentuk basil dan bersifat pathogen pada manusia. Penyakit ini
mudah berpindah dari satu orang ke orang lain yang kurang menjaga kebersihan
diri dan lingkungannya yaitu penularan secara langsung jika bakteri ini terdapat
pada feses, urine atau muntah penderita dapat menularkan kepada orang lain
secara tidak langsung melalui makanan atau minuman. Salmonella typhi berperan
dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat bakteri berkembang biak dan
merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang
meradang sehingga terjadi demam.
Patofisiologi

Penularan Salmonella thypi dapat di tularkan melalui berbagai cara,yang di kenal dengan 5F yaitu : food ( makanan),
Fingers ( jari tangan/kuku ), fomitus ( muntah ), fly ( lalat ), dan melalui feses. Feses dan muntah pada penderita thypoid
dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, di
mana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikosumsi oleh orang sehat, apabila orang tersebut kurang memperhatikan
kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ketubuh orang yang
sehat melalui mulut, kemuadian kuman masuk kedalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung
dan sebagian lagi masuk usus halus ke bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Didalam jaringan limpoid kuman
berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencappai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini
kemuadian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuamn selanjutnya masuk limpa,
usus halus dan kandung empedu.
Manifestasi Klinis

Demam

Gangguan Pada Saluran Pencernaan

Gangguan Kesadaran
Penatalaksanaan
Tatalaksana demam typoid pada anak dibagi dua, yaitu tatalaksana umum
yang bersifat suportif dan tatalaksana khusus berupa pemberian antibiotik
sebagai pengobatan kausal. Tatalaksana demam typoid bukan hanya
tatalaksana yang ditunjukan kepada penderita penyakit tersebut, namun
juga ditunjukan kepada penderita kasier salmonella typhi,pencegahannya
pada anak dapat berupa pemberian imunisasi tifoid dan profilaksis bagi
traveller dari daerah non endemik ke daerah yang endemik demam tifoid.
Asuhan Keperawatan

Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama
Identitas Demam lebih dari 1 minggu, gangguan kesadaran, apatis
Menurut Rampengen dan Laurentz diperkirakan insiden demam sampai somnolen, dan gangguan saluran pencernaan
Thypoid pada tahun 1985 di indonesia adalah sebagai berikut seperti perut kembung atau tegang dan nyeri pada
umur 0-4 tahun 25,32%, umur 5-9tahun 35-59% dan umur 10- perubahan, mulut bau, konstipasi atau diare, tinja
14 tahun 39,09%. berdarah dengan atau tanpa lendir, anorexsia, dan muntah.
• Riwayat kesehatan lingkungan
Demam thypoid saat ini terutama ditemukan dinegara sedang berkembang dengan kepadatan
penduduk tinggi serta kesehatan. Pengaruh cuaca terutama pada musim hujan sedangkan dari
kepustakaan barat dilaporkan terutama pada musim panas.
• Imunisasi
Pada thypoid congenital dapat lahir hidup sampai beberapa hari dengan gejala tidak khas serta
menyerupai sejenis neonatorum.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
• Nutrisi
Gizi buruk atau meteorismus.
 Pemeriksaan fisik
• Sistem kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi, dan syok jika perdarahan, infeksi sekunder atau septikemia
• Sistem pernapasan
Batuk nonproduktif, sesak nafas
• Sistem pencernaan
Umumnya konstipasi dari pada diare, perut tegang, pembesaran limpa, dan hati, nyeri perut
perabaan , bising usus melemah atau hilang, muntah, lidah tifoid dengan ujung dan tepi
kemerahan dan tremor, mulut bau, bibir kering, dan pecah-pecah.
Sistem genitourinarius
Distensi kandung kemih, retensi urine.
• Sistem saraf
1. Demam, nyeri kepala, kesadaran menurun : delirium, hingga
stupor, gangguan kepribadian, katatonia, aphasia, kejang.
2. Sistem lokomotor/ musculoskeletal
3. Nyeri sendi
• Sistem endokrin
1. Tidak ada kelainan
2. Sistem integuments
Aorta 3. Rose spot dimana hilang dengan tekanan, ditemukan pada dada
dan perut, turgor kulit menurun, membran mukosa kering.
Pulmonary • Sistem pendengaran
Artery Tuli ringan atau otitis media
Left
Atrium • Sistem penciuman
Coronary
Artery • Pemeriksaan diagnostik dan hasil :
Pulmonary
Mitral 1. Jumlah leukosit normal/ leukopenia/leukositois.
Valve
Valve
Aortic
2. Anemia ringan, LED meningkat, SGOT, SGPT, dan fosfat alkali
Right Atrium Valve meningkat.
3. Minggu pertama biakan darag S.Typhi positif, dalam minggu
Left berikutnya menurun.
Tricuspid Ventricle
Valve 4. Biakan tinja positif dalam minggu kedua dan ketiga.
5. Kenaikan titer reaksi widal 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang
Right Ventricle memastikan diagnosis. Pada reaksi widal titer aglutinin O dan H
meningkat sejak minggu kedua. Titer reaksi widal di atas : 1: 200
menyokong diagnosis.
Intervensi Keperawatan
• Diagnosa
Hipertemi berhubungan dengan gangguan hypothalamus oleh pirogen endogen.
• Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suhu dalam batas normal,
dengan kriteria hasil :
Suhu tubuh normal : 36,5-37,5 C
Badan teraba hangat
Pasien tampak rileks
• Intervensi
1. Monitor tanda-tanda infeksi
2. Monitor tanda vital 2 jam
3. Kompres dingin pada daerah yang tinggi aliran darahnya
4. Berikan suhu lingkungan yang nyaman bagi pasien kenakan pakaian tipis pada pasien
5. Monitor kompilikasi neurologis akibat demam
6. Atur cairan IV sesuai order
• Diagnosa
Diare berhubungan dengan infeksi pada saluran intestinal.
• Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam masalah teratasi, dengan kriteria hasil :
Pola eliminasi pasien akan kembali normal
Makan tanpa muntah, mual
Tidak distensi perut
Tidak nyeri atau kram perut
Feses lunak, coklat, dan berbentuk
• Intervensi
1. Ukur output
2. Kompres hangat pada abdomen
3. Kumpulan tinja untuk pemeriksaan kultur
4. Cuci tangan dan bersihkan kulit disekitar daerah anal yang terbuka sering mungkin
• Diagnosa
Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan
muntah dan diare
• Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jqm
diharapkan mempertahankan volume cairan adekuat
dengan kriteria hasil :
1. Membran mukosa lembab
2. Turgor kulit
3. Pengisian kapiler baik
4. Tanda-tanda vital stabil
5. Keseimbangan masukan dan keluaran urine normal
• Intervensi
1. Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan
yang tidak terlihat
2. Observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa,
turgor kulit dan, pengisian kapiler
3. Kaji tanda-tanda vital
4. Pertahankan pembatasan peronal, tirah baring
5. Kolaborasi untuk pemberian cairan pariental
THANK YOU
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai