Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGAMBILAN SPESIMEN SPUTUM


Disusun untuk memenhi tugas mata kuliah Teknik Sampling dan Phelebotomi
yang diampu oleh Ganjar Noviar, S.ST., M.BIOMED

Disusun oleh:

Mitha Restiana (P17334118405)


Syahhirul Iqbal (P17334118413)
Yuni Siti Jauharotul F. (P17334118421)
Meitha Suryaningtyas (P17334118429)
Salma Khamisya R. (P17334118438)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-IV
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga saya pada
akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya Makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu Tugas Mata Kuliah Teknik Sampling dan Phlebotomi – Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung Jurusan Analis Kesehatan.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu saya
menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah
ini, agar makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat kesalahan pada makalah ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada Tim Dosen mata kuliah Teknik
Sampling dan Phlebotomi yang selalu memberikan dukungan yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini.

Bandung, 02 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 4
BAB 2 PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian 5
2.2 Pemeriksaan Sputum 6
2.3 Hasil Pemeriksaan Sputum yang Baik 7
2.4 Pengambilan Sputum 8
2.5 Diagnosis Selain Sputum 11
BAB 3 PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menentukan diagnosis suatu penyakit, diperlukan beberapa


uji laboratorium yaitu pemeriksaan specimen yang diambil dari pasien.
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur
pemeriksaan khusus dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil
bahan atau sampel dari penderita. Sampel yang diambil dapat berupa urin,
darah, feses, dahak, secret vagina, dan sebagainya untuk menentukan
diagnose disertai dengan uji lainnya sebagai penunjang. Sekumpulan
pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan tujuan tertentu misalnya
untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko, memantau perkembangan
penyakit, memantau perkembangan pengobatan, dan lain-lain. Mengetahui
ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak di jumpai dan potensial
membahayakan.

Tes atau pemeriksaan dapat secara kimia klinik, hematologi,


imunologi, serologi, mikrobiologi klinik, dan parasitologi klinik. Metode
pemeriksaan pemeriksaan terus berkembang dari kualitatif, semi
kuantitatif, dan dilaksanakan dengan cara manual, semiotomatik, otomatik,
sampai robotik. Hal ini berarti peralatan pun berkembang dari yang
sederhana sampai yang canggih dan mahal hingga biaya tes pun dapat
meningkat.

Ada beberapa penyakit saluran penapasan yang mulai banyak


menyerang masyarakat indonesia. Seperti tuberkulosis pulmonal, bakteri
pneumonia, bronkitis kronis, dan sebagainya. Oleh karena hal tersebut,
perlu dilakukan tes terhadap spesimen guna menentukan penyakit-
penyakit tersebut.

3
1.2 Rumusan masalah
2. Apa pengertian sputum ?
3. Apa saja jenis pemeriksaan sputum ?
4. Bagaimana cara pengambilan sputum ?
5. Bagaimana interpretasi pemeriksaan sputum ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sputum
2. Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan sputum
3. Mengetahui cara pengambilan sputum
4. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan
sputum
5. Memahami interpretasi pemeriksaan sputum

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk memberikan informasi tentang Teknik Pengambilan Sputum.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SPUTUM


Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru,
bronkus, dan trakea yang mungkin dibatukkan dan dimuntahkan atau
ditelan.Kata “sputum” yang dipinjam langsung dari bahasa Latin
“meludah.”Disebut juga dahak (Kamus Kesehatan, 2017).Orang dewasa
normal membentuk sputum ± 100 ml/hari. Jika produksi berlebihan, proses
pembersihan mungkin tidak efektif lagi sehingga sputum akan tertimbun.
Perlu dipelajari sumber sputum, warna, volume, dan kosistensi sputum
(Muttaqin, 2008).
Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea
melalui mulut.Sputum yang dikeluarkan oleh seseorang hendaknya dapat
dievaluasi sumber, warna, volume dan konsistensinya karena kondisi sputum
biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada
pembentukan sputum itu sendiri. Pemeriksaan sputum penting dilakukan
untuk mendiagnosis etiologi berbagai penyakit pernafasan.Pemeriksaan
mikroskopis dapat menjelaskan organisme penyebab pada berbagai
pneumonia bacterial, tuberculosis, serta berbagai jenis infeksi jamur.Waktu
terbaik untuk pengumpulan sputum adalah setelah bangun tidur, karena
sekresi abnormal bronkus cenderung untuk berkumpul pada waktu tidur.
(Somantri,2012)

5
2.2 PEMERIKSAAN SPUTUM

a. Indikasi pemeriksaan

Indikasi pemeriksaan sputum adalah untuk mengetahui


adanya infeksi penyakit tertentu seperti pneumonia dan
Tuberculosis Paru.
b. Manfaat Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum bersifat mikroskopik dan penting untuk


diagnosis etiologi berbagai penyakit pernapasan. Pemeriksaan
mikroskopik dapat menjelaskan organisme penyebab penyakit
pada berbagai pneumonia bacterial, tuberkulosa serta berbagai
jenis infeksi jamur.Pemeriksaan sitologi pada sputum dapat
membantu diagnosis karsinoma paru.Sputum dikumpulkan untuk
pemeriksaan dalam mengidentifikasi organisme patogenik dan
menentukan apakah terdapat sel-sel maligna atau tidak.Aktifitas ini
juga digunakan untuk mengkaji sensitivitas (di mana terdapat
peningkatan eosinofil).
c. Macam-macam Pemeriksaan Sputum

1) Pewarnaan gram, yaitu pemeriksaaan dengan


pewarnaan gram yang dapat memberikan informasi
tentang jenis mikroorganisme untuk menegakkan
diagnosis presumatif.
2) Kultur Sputum, yaitu pemeriksaan kultur sputum
dilakukan untuk mengidentifikasi organisme spesifik
guna menegakkan diagnosis definitif.
3) Sensitivitas, berfungsi sebagai pedoman terapi
antibiotik dengan mengidentifikasi antibiotik yang
mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat
dalam sputum.
4) Basil Tahan Asam (BTA), untuk menentukan adanya

6
Mycobacterium tuberculosa yang setelah dilakukan
pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan
warna oleh alkohol asam.
5) Sitologi, untuk mengidentifikasi adanya keganasan
(karsinoma) pada paru. Sputum mengandung runtuhan
sel dari percabangan trakheobronkhial sehingga
mungkin saja terdapat sel-sel malignan. Sel-sel
malignan menunjukkan adanya karsinoma tidak
terdapatnya sel ini bukan berarti tidak adanya tumor
atau tumor yang terdapat tidak meruntuhkan sel.
6) GeneXpert
Pemeriksaan GeneXpert MTB/RIF adalah suatu alat uji yang
mengunakan catridge berdasarkan Nuclei Acid Amplification
Test (NAAT) secara automatis untuk mendeteksi kasus TB
dan resistensi rifampisin dan memberikan hasil dalam waktu
kurang lebih 2 jam. Uji GeneXpert MTB/RIF berdasarkan
prinsip multipleks, semi-nested quantitative real-time PCR
(Polymerase Chain Reaction) dengan amplifikasi gen target
rpoB dan untuk meningkatkan sensitivitas, GeneXpert
MTB/RIF menggunakan molecular beacon. (Susanty, 2015)

2.3 HASIL PEMERIKSAAN SPUTUM YANG BAIK

Untuk memperoleh kondisi sputum yang baik perawat harus memberikan


penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan sputum yang baik, pemeriksaan
pertama maupun pemeriksaan sputum ulang. Memberi penjelasan tentang batuk
yang benar untuk mendapatkan sputum yang dibatukkan dari bagian dalam paru-
paru setelah beberapa kali bernafas dalam dan tidak hanya air liur dari dalam
mulut. Teliti pula volume sputumnya yaitu 3-5 ml, kondisi sputum untuk
pemeriksaan laboratorium adalah penting, sputum yang baik mengandung

7
beberapa partikel atau sedikit kental dan berlendir kadang-kadang malah bernanah
dan berwarna hijau kekuningan (Tabrani, 2013).

Ketika menerima spesimen sputum didapatkan 5 kriteria kondisi sputum


yaitu :

a. purulen yaitu kondisi sputum dalam keadaan kental dan lengket

b. mukopurulen yaitu kondisi sputum dalam keadaan kental, kuning kehijauan

c. mukoid yaitu kondisi sputum dalam keadaan berlendir dan kental

d. hemoptisis yaitu kondisi sputum dalam keadaan bercampur darah

e. saliva yaitu air liur

cara megukur kualitas sputum yang bak yaitu karakteristik sputum dilihat
dari warna, keadaan dan jumlah sputum, dikategorikan baik dan tidak baik
(Widyowati, dkk, 2007). Dimana sputum berwarna kuning
kehijauan/mukopurulen kental atau mukoid serta jumlah 3-5ml.

2.4 PENGAMBILAN SPESIMEN SPUTUM

A. Persiapan Tindakan

1. Cucilah kedua tangan

2. Siapkan 3 buah pot sputum yang ideal

3. Berikan label identitas pasien yang jelas pada dinding pot sputum, yaitu
nama, jenis kelamin, umur. Tempelkan label pada dinding pot sputum,
jangan pada tutupnya.

B. Persiapan Pasien

1. Sapa pasien dengan ramah dan perkenalkan diri pada pasien


2. Persilahkan pasien untuk duduk
3. Berikan informasi kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
dan minta persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
4. Jelaskan kepada pasien bahwa sputum akan diambil sebanyak 3 kali

8
(SPS), sesuai dengan jumlah tabung yang disiapkan.
5. Jelaskan kepada pasien untuk tidak makan, minum atau merokok
sebelum sputum besok pagi (P) dibatukkan
6. Jelaskan tentang kemungkinan hasil yang akan diperoleh

C.Pengumpulan Sputum

1. Pakai handscoen dan masker


2. Minta pasien untuk membatukkan sputum di ruang terbuka dan
mendapat sinar matahari langsung atau ruangan dengan ventilasi yang
baik, dan berada jauh dari orang sekitar untuk mencegah penularan
kuman TB.
3. Beri petunjuk pada pasien untuk :
- Berkumur dengan air (jangan ditelan) sebelum sputum dikumpulkan
untuk meminimalisir kontaminasi spesimen oleh sisa makanan atau
kotoran lain di dalam mulut.
- Bila pasien memakai gigi palsu, minta pasien untuk melepaskannya
- Menarik napas panjang dan dalam sebanyak 2-3 kali dan setiap kali
hembuskan nafas dengan kuat.
- Membuka penutup pot sputum lalu dekatkan pada mulut.
- Batuk secara dalam untuk mengeluarkan sputum (bukan air liur) dari
dalam dada ke dalam pot sputum.
- Mengulangi sampai mendapatkan sputum yang berkualitas baik dan
volume yang cukup (3-5 ml / 1 sendok teh)

- Segera tutup rapat tabung dengan cara memutar tutupnya, kemudian


masukkan ke dalam pembungkus atau kantong plastik.
*Jika sputum sulit dikeluarkan, pasien diberi petunjuk untuk :
- Melakukan olah raga ringan kemudian menarik napas dalam beberapa
kali. Apabila pasien merasa akan batuk, napas ditahan selama mungkin

lalu meminta pasien untuk batuk

9
4. Apabila spesimen jelek, pemeriksaan tetap dilakukan dengan :
- Mengambil bagian yang paling mukopurulen / kental kuning kehijauan
- Memberi catatan bahwa “spesimen tidak memenuhi syarat / air liur”

- Mengulang pengumpulan sputum apabila spesimen jelas air liur


5. Ingatkan pasien untuk mengumpulkan sputum ke-2 setelah bangun pagi
keesokan hari dan datang lagi untuk membawa
6. Minta pasien untuk minum air putih secukupnya pada malam hari
sebelum tidur sebagai persiapan untuk pengumpulan sputum ke-2
besok pagi. Jika dahak sulit dikeluarkan, meminta pasien menelan 1
tablet gliseril guaikolat 200 mg pada malam hari sebelum tidur

D. Pengiriman Sputum

1. Pastikan pot sputum sudah memiliki label nama.


2. Pastikan sputum segera dikirim setelah pengumpulan sputum
(sebaiknya tidak lebih dari 24 jam). Selama pengiriman, sputum
disimpan dalam cool box
3. Beri parafilm (selotip) pada pinggir tutup pot untuk mencegah cairan
dahak
keluar dari celah-celah tutup ulir
4. Masukkan ke dalam plastik (kotak)
5. Masukkan ke dalam cool box yang sudah berisi ice gel atau es batu.

6. Pastikan spesimen dalam posisi tegak tidak terbalik kemudian menutup

coolbox.
7. Lepaskan sarung tangan dan masker dan membuangnya pada tempat
yang telah disediakan
8. Kembali ke dua tangan

10
2.5 DIAGNOSIS SELAIN SPUTUM

● Tes IGRA
Ada 3 tabung darah yaitu tabung kosong (Nil), tabung TB Antigen, dan
tabung Mitogen. Tabung TB Antigen berisikan campuran cocktail peptida yang
menyerupai protein-protein ESAT-6, CFP-10,dan TB7.7 (p4) untuk merangsang
sel darah putih limfosit dalam darah heparin tersebut. Lalu tabung-tabung tersebut
diinkubasi pada suhu 37°C secepat mungkin dalam jangka waktu 16 jam dari
pengambilan. Inkubasi selama 16-24 jam, lalu plasma dipisahkan dengan cara
pemusingan (centrifuge). Tabung Mitogen menjadi kontrol positif dan juga untuk
mengetahui apakah prosedur penanganan spesimen darah serta inkubasi sudah
benar. Plasma diperiksa dengan cara ELISA terhadap kadar interferon-γ (IFN-γ)
yang dikaitkan dengan infeksi MTB.
- Bisa menggunakan rapid test dengan cara darah di centrifuge dan menjadi
plasma darah

● Feses
- Anda dapat menyimpan feses di bungkus plastik yang longgar yang ditempatkan
di atas lubang toilet (pada toilet duduk). Kemudian pindahkan sebagian sampel ke
dalam wadah bersih
- Tersedia perlengkapan tes yang memasok tisu toilet khusus yang bisa Anda
gunakan untuk mengumpulkan sampel. Setelah mengumpulkan
sampel, Anda akan memasukkannya ke dalam sebuah wadah
- Jangan mencampur urine, air, atau tisu toilet dengan sampel feses
- Ambil cairan dan gunakan uji pcr atau rapid test

● Urine
Test urine memakai urine pagi karena akan lebih akurat
- Susum tulang
- Cairan pleura
- Bilasan lambung

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea
melalui mulut.Sputum yang dikeluarkan oleh seseorang hendaknya dapat
dievaluasi sumber, warna, volume dan konsistensinya karena kondisi
sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik
pada pembentukan sputum itu sendiri. Pemeriksaan mikroskopik dapat
menjelaskan organisme penyebab penyakit pada berbagai pneumonia
bacterial, tuberkulosa serta berbagai jenis infeksi jamur.Pemeriksaan
sitologi pada sputum dapat membantu diagnosis karsinoma paru.Sputum
dikumpulkan untuk pemeriksaan dalam mengidentifikasi organisme
patogenik dan menentukan apakah terdapat sel-sel maligna atau
tidak.Aktifitas ini juga digunakan untuk mengkaji sensitivitas (di mana
terdapat peningkatan eosinofil).

12
DAFTAR PUSTAKA

• Somantri, Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Sistem Pernafasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
• Susanty, Elva. Amir, Zainudin, dkk. 2015. Uji Diagnostik MTB/RIF Di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. http://www.e-
jurnal.com/2016/05/uji-diagnostik-genexpert-mtbrif-di.html.
(Diaksespadatanggal 9 Oktober 2019)
• Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medik
•Widyowati, Sri Ratna. Prabowo, Tri. Haryani.2007. Hubungan Antara
Pengetahuan Suspek Tuberkulosis Paru Dengan Kepatuhan
Pengumpulan Dan Kualitas Sputum.
https://jurnal.ugm.ac.id/jik/article/view/10275/7758. (Diakses tanggal 9
Oktober 2019)
•Tabrani Rab. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: TIM.

13

Anda mungkin juga menyukai