Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PARASIT

DOSEN PENGAMPUH:
Wahdaniah, S.Kep., Ns., M.Kes

1. A. NUR ILDA DAMAYANTI ( 70300123096 )


2. INNE SHINTYAH ( 70300123105 )
3. DWI WAHYUNI SYAKIR ( 70300123082 )
4. ANDI INA AHDAYANTI ( 70300123102 )
5. RISTY TUSIA KARUNIA ADITYA ( 70300123112 )
6. ANDI SYAKIRA SEPTIANUM ( 70300123090 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera


Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan karunianya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas dengan judul “Parasit” yang diberikan oleh Ners Wahdaniah,
S.Kep., Ns., M.Kes sehingga makalah ini dapat disusun dengan sebaik baiknya.

Atas terselesainya makalah ini, kami mengucap banyak terima kasih kepada semua yang telah
membantu kami dalam segi materi, pengetahuan, maupun dukungan selama mengerjakan
makalah ini, kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar nantinya
makalah yang kami buat bisa lebih baik lagi.

Gowa, 22 maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH.....................................................................................................I

KATA PENGANTAR.....................................................................................................II

DAFTAR ISI..................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................7

C. Tujuan.........................................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Parasit.......................................................................................................8

B. Struktur Dan Anatomi Parasit...................................................................................10

C. Klasifikasi Parasit.....................................................................................................12

D. Penyakit Yang Di Timbulkan Oleh Parasit..............................................................14

E. Proses Infeksi / Parhogenesis Parasit........................................................................21


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari parasit, organisme yang hidup
di dalam atau di atas organisme lain, biasanya menghasilkan kerusakan atau
kematian pada organisme ini. Parasitologi mencakup berbagai aspek,
termasuk biologi, ekologi, patologi, dan epidemiologi parasit. Parasitologi
sangat penting dalam memahami berbagai penyakit yang ditularkan oleh
parasit, seperti malaria, schistosomiasis, dan toxoplasmosis, serta dalam
mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan. Parasitologi juga
memainkan peran penting dalam penelitian tentang infeksi dan penyakit
lainnya, serta dalam pengembangan vaksin dan terapi. Dengan memahami
siklus hidup dan perilaku parasit, ilmuwan dapat merancang strategi
pencegahan yang lebih efektif dan mengembangkan obat yang lebih ampuh.
Smith, J (2018) dalam bukunya "Parasitologi: Pengantar Ringkas"
Pers Universitas Oxford, menyoroti pentingnya parasitologi dalam
memahami dan mengatasi berbagai masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh
parasit. Buku ini mencakup berbagai topik, termasuk biologi parasit, interaksi
antara parasit dan inang, serta dampak parasit pada kesehatan manusia dan
hewan. Smith juga membahas tentang penelitian terbaru dalam parasitologi
dan bagaimana pengetahuan ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah
kesehatan global.
Infeksi parasit merupakan salah satu masalah kesehatan utama dimana
lebih dari 3,5 miliar orang terinfeksi secara global. Infeksi parasit
mengakibatkan 450 juta dan 200.000 morbiditas dan kematian tahunan,
Infeksi protozoa termasuk di antara infeksi tersebut. Infeksi protozoa usus
dikonfirmasi sebagai penyebab utama diare,terutama pada anak-anak, dan
merupakan ancaman yang signifikan, namun sering diabaikan terhadap
kesehatan masyarakat. Infeksi ini sering diabaikan sampai komplikasi parah
atau kronis. karena banyak dari mereka biasanya tanpa gejala atau hanya
bermanifertasi gejala ringan saja.
Anak usia sekolah dasar (SD) merupakan kelompok umur yang paling
sering terinfeksi. Hal ini disebabkan karena anak SD paling sering berkontak
dengan tanah sebagai sumber infeksi. Defekasi e halaman rumah atau di got
dapat menyebabkan tanah tercemar telur cacing dan kista protozoa. Infeksi ini
bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa yang beresiko tinggi.
Faktor risiko yang menyebabkannya antara lain penduduk dengan tingkat
sosial ekonomi rendah, pendidikan rendah, sumberair_ yang tidak memenuhi
syarat kesehatan untuk diminum, tidak memiliki jamban dan fasilitas air
bersih, pembuangan air limbah serta pengelolaan sampah yang tidak baik.
Dengan mempelajari parasitologi, kita dapat memahami lebih dalam
tentang bagaimana parasit berinteraksi dengan organisme lain dan bagaimana
mereka dapat menyebabkan penyakit. Ini juga membantu dalam
pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif, serta
dalam pemahaman tentang bagaimana parasit dapat menyebar dan
berkembang dalam populasi manusia dan hewan.

Integrasi Keislaman :

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran


dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Dalam ayat ini, Nabi Yusuf AS berpesan kepada saudara-saudaranya yang


dulu telah memperlakukannya dengan buruk, bahwa Allah pasti akan
memberikan kebaikan kepada mereka. Ayat tersebut menyampaikan bahwa
hanya Allah yang dapat memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya
yang Dia kehendaki, dan hanya kepada-Nya lah orang-orang beriman harus
bertawakal. Ini adalah pengingat tentang pentingnya kesabaran dan percaya
kepada Allah di tengah kesulitan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Parasit ?
2. Bagaimana Struktur Dan Anatomi Parasit ?
3. Bagaimana Klasifikasi Parasit ?
4. Apa Jenis Penyakit Yang Di Timbulkan Oleh Parasit ?
5. Bagaimana Proses Infeksi / Parhogenesis Parasit ?

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Definisi Parasit


2. Mengetahui Bagaimana Struktur Dan Anatomi Dari Parasit
3. Mampu Memahami Klasifikasi Parasit
4. Mengetahui Jenis Penyakit Yang Ditimbulkan Pleh Parasit
5. Mampu Memahami Proses Infeksi / Parhogenesis Parasit
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PARASIT

Parasit adalah organisme yang hidup di dalam atau di atas organisme lain,
yang dikenal sebagai inang, dan biasanya mengambil nutrisi dari inang tersebut.
Parasit dapat menyebar melalui berbagai cara, termasuk penyebaran melalui udara,
air, atau makanan. Setelah menyerang inang, parasit harus menembus permukaan
inang, yang bisa melibatkan proses seperti penyebaran melalui sistem pencernaan
inang atau penembusan langsung melalui kulit. Setelah masuk ke dalam inang, parasit
akan tumbuh dan berkembang, menyerap nutrisi dan menyebar ke bagian lain tubuh
inang. Parasitologi adalah ilmu yan g mempelajari tentang parasit dan hubungannya
dengan inangnya. Dalam sejarah perkembangannya, parasitologi telah memberikan
kontribusi besar dalam bidang kesehatan dan pertanian. Dalam bab ini, kita akan
menjelajahi pengertian parasitologi, jenis-jenis parasit, penyakit yang disebabkan oleh
parasit, serta upaya pencegahan dan pengendaliannya (Clark 1977).

Parasitologi adalah cabang ilmu yang memfokuskan Pada organisme hidup


sebagai parasit di dalam atau pada inangnya Parasit adalah makhluk hidup yang
mencari keuntungan dari inangnya, sementara inang adalah organisme yang menjadi
tempat hidup bagi parasit tersebut. Para peneliti dan ahli parasitologi melakukan studi
mendalam terkait morfologi parasit, siklus hidupnya, aspek ekologi, dan dampak
patologi yang ditimbulkan oleh parasit (Chernin 2000).
Ilmu parasitologi memiliki e ran krusial dalam pemahaman dan penanganan
masalah kesehatan manusia, hewan, serta pertanian yang disebabkan oleh parasit.
Melalui penelitian mereka, para ilmuwan parasitologi dapat mengidentifikasi parasit
yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia atau hewan, mengembangkan
metode pengendalian yang efektif, serta menciptakan strategi 17/75.
Bentuk-bentuk parasitisme ini menunjukkan kompleksitas dalam interaksi
organisme parasit dengan inang mereka, serta kompleksitas dalam ekologi
parasitologi secara keseluruhan. Dalam lingkungan ini, berbagai strategi dan
mekanisme telah berkembang untuk memungkinkan berbagai organisme parasit untuk
bertahan hidup dan bereproduksi dalam inang mereka, dan hal ini menjadi subjek
penelitian yang menarik dalam ilmu parasitology (Ristiyanto, et al. 2021).
B. STRUKTUR DAN ANATOMI PARASIT
1. STRUKTUR

Parasit memiliki struktur tubuh yang berbeda, tergantung pada jenis parasit
dan cara mereka hidup. Misalnya, parasit internal memiliki tubuh yang lebih
kompleks dan berfungsi untuk bertahan hidup di dalam inang, sementara parasit
eksternal memiliki tubuh yang lebih sederhana dan seringkali tidak terlihat tanpa
mikroskop. Parasit memiliki sistem saraf yang berfungsi untuk mengendalikan
perilaku dan respons terhadap lingkungan mereka. Sistem saraf ini dapat sangat
kompleks, dengan jaringan saraf yang terintegrasi dan otak yang dapat
mengendalikan berbagai fungsi vital. Parasit memiliki sistem pencernaan yang
berfungsi untuk menyerap nutrisi dari inang. Sistem ini dapat berupa mulut yang
menyerap makanan, lambung yang menyerap cairan, atau kedua jenisnya. Parasit
juga memiliki sistem reproduksi yang berfungsi untuk menghasilkan spora atau
gamet yang dapat berkembang menjadi organisme baru. Proses reproduksi ini dapat
sangat beragam, dari reproduksi seksual hingga aseksual.

2. ANATOMI

Anatomi parasit mencakup berbagai aspek yang memungkinkan mereka


untuk hidup dan berkembang di dalam atau di atas inang. Berikut adalah beberapa
aspek utama anatomi parasit:

a) Sistem Saraf
I. Sistem Nervasi : Parasit memiliki sistem saraf yang kompleks, yang
mencakup otak, jaringan saraf, dan ganglia. Sistem saraf ini
memungkinkan parasit untuk mengendalikan perilaku dan respons
terhadap lingkungan mereka.
II. Sistem Sensorik : Parasit memiliki berbagai jenis sensorik, termasuk
antena, kaki, dan organ sensorik lainnya, yang memungkinkan mereka
untuk merespons stimulus lingkungan.
b) Sistem Pencernaan
I. Mulut : Parasit memiliki mulut yang berfungsi untuk menyerap nutrisi
dari inang. Mulut ini dapat berupa mulut yang menyerap makanan,
lambung yang menyerap cairan, atau kedua jenisnya.
II. Lambung: Lambung adalah saluran yang memungkinkan parasit
untuk menyerap cairan dari inang. Lambung ini juga berfungsi
sebagai saluran pencernaan.
c) Sistem Reproduksi
I. Sistem Gamet : Parasit memiliki sistem gamet yang berfungsi untuk
produksi gamet (sel seksual) yang dapat berkembang menjadi
organisme baru melalui reproduksi seksual.
II. Sistem Sporangium : Beberapa parasit menghasilkan sporangium,
yang merupakan struktur yang berisi spora atau gamet yang dapat
berkembang menjadi organisme baru melalui reproduksi aseksual.
d) Sistem Sirculasi
I. Sistem Sirkulasi : Parasit memiliki sistem sirkulasi yang berfungsi
untuk mengangkut nutrisi, oksigen, dan zat lainnya ke seluruh tubuh
mereka. Sistem ini bisa berupa sistem sirkulasi arah atau sistem
sirkulasi sirkuler.
e) Sistem Respirasi
I. Sistem Respirasi : Parasit memiliki sistem respirasi yang berfungsi
untuk mengambil oksigen dari lingkungan mereka dan melepaskan
karbon dioksida. Sistem ini bisa berupa sistem respirasi arah atau
sistem respirasi sirkuler.

C. KLASIFIKASI PARASIT

Parasit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, termasuk cara mereka


hidup, organisme host mereka, dan struktur tubuh mereka. Berikut adalah beberapa kategori
utama:

a) Berdasarkan Cara Hidup

a) Endoparasit : Parasit yang hidup di dalam tubuh inang. Contoh termasuk


parasit internal seperti protozoa, helmint, dan nematoda.

Protozoa

b) Ektoparasit : Parasit yang hidup di atas permukaan inang. Contoh


termasuk lice dan tikus.
c) Parasit Transmisional : Parasit yang menyebar melalui media
lingkungan, seperti air atau udara, dan dapat menyebabkan penyakit pada
inang. Contoh termasuk malaria dan toxoplasma.

b) Berdasarkan Organisme Host


a) Parasit Internal : Parasit yang hidup di dalam tubuh inang. Contoh
termasuk parasit yang menyerang sistem pencernaan, sistem saraf, atau
sistem reproduksi inang.

b) Parasit Eksternal : Parasit yang hidup di atas permukaan inang. Contoh


termasuk lice dan tikus.

c) Berdasarkan Struktur Tubuh


a) Parasit Unicellular : Parasit yang terdiri dari satu sel atau kumpulan sel
yang tidak terorganisir. Contoh termasuk protozoa.
b) Parasit Multicellular : Parasit yang terdiri dari beberapa sel yang
terorganisir. Contoh termasuk helmint dan nematoda.

d) Berdasarkan Sumber Penyebaran


a) Parasit Endogen : Parasit yang menyebar melalui kontak langsung antara
inang, seperti melalui kontak fisik atau pernikahan. Contoh termasuk lice
dan tikus.

b) Parasit Eksogen : Parasit yang menyebar melalui media lingkungan,


seperti air atau udara. Contoh termasuk malaria dan toxoplasma.

D. JENIS PENYAKIT YANG DITIMBULKAN PLEH PARASIT

Penularan penyakit parasit dipengaruhi tiga faktor, yaitu adanya sumber infeksi, cara
penularan parasit, dan adanya hospes yang peka atau sensitif. Kombinasi faktor-faktor
tersebut menentukan tingginya penyebarar dan prevalensi parasit di suatu dacrah pada tempat
dan waktu tertentu Selain itu adaptasi alami parasit terhadap manusia selaku hospes,
kebiasaan hidup dan hubungan dalam populasi manusia serta tingginya daya tahan tubuh
individu manusia, memengaruhi cepatnya kejadian penularan penyakit parasitik. Penyakit
parasit umumnya akan berkembang menjadi penyakit yang menahun atau kronis yang dapat
menunjukkan gejala atau keluhan yang ringan. Penderita yang masih terinfeksi parasit
tertentu dapat tidak menunjukkan gejala atau keluhan (disebut carrier), namun dapat menjadi
sumber penularan potensial penyakit parasitik bagi orang lain yang sehat Carrier terjadi
karena antara hospes dan parasit terdapat keseimbangan dalam kehidupan masing-masing.
Penyebaran parasit dari satu individu penderita ke individu yang peka đapat terjadi secara
kontak langsung (direct contact) atau melalui penularan tidak langsung. Pada penularan tidak
langsung, untuk dapat menginfeksi hospes yang peka parasit harus melewati beberapa
stadium perkembangan dalam bentuk stadium free-living atau harus hidup di dalam tubuh
hospes perantara lebih dahulu-sebelum menjadi stadium parasit yang infektif.

Penularan stadium infektif dapat terjadi secara kontak langsung atau tidak langsung,
bersama makanan, minuman, tanah, hewan vertebrata dan vektor serangga, atau dari ibu ke
bayi melalui plasenta pada waktu proses persalinan. Sebagai sumber infeksi pada penularan
penyakit parasitik, manusia dapat berlaku sebagai satu-satunya hospes, sebagai hospes utama
selain hewan lainnya, atau hanya menjadi hospes insidental, karena beberap hewan bertindak
sebagai hospes utama

Contoh Penyakit:
Filariasis adalah penyakit sistemik yang umum terjadi akibat infestasi nematoda
parasit, yaitu cacing filarial yang termasuk dalam genus filariasis. Kondisi ini tersebar luas di
banyak wilayah Indonesia dan terutama mempengaruhi saluran limfa dan kelenjar tuan rumah
manusia. Transmisi filariasis terjadi melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Tingkat
kematian yang terkait dengan penyakit ini rendah, karena manifestasi gejala fisik biasanya
terjadi beberapa tahun setelah infeksi mengakibatkan penurunan produktivitas kerja bagi
individu yang terkena dampak. Worms dewasa ditemukan di dalam sistem limfa, komponen
penting dari sistem kekebalan tubuh yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan
cairan antara darah dan jaringan otot. Katak dewasa memiliki kemampuan untuk
menghasilkan larva kecil yang dapat ditemukan ecara intermiten di seluruh sirkulasi periferal.
Penyakit cacing hati di Indonesia dikaitkan dengan tiga jenis filariasis, yaitu
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Secara umum, siklus hidup dari
tiga spesies cacing tidak menunjukkan perbedaan yang dapat dilihat, karena mereka terjadi
di dalam tubuh manusia dan tubuh nyamuk. Worm matang, yang dikenal sebagai
macrofilaria, tinggal di dalam saluran dan kelenjar getah bening, sementara cacing muda,
yang Untuk filariasis menahun/kronis, kemungkinan sudah adanya pembendungan cairan
oleh cacing filarial pada bagian tubuh tertentu. Kaki erlihat membengkak/ membesar (Sari,
et al, 2020).
Adapun penyakit lain yang di timbulkan yaitu :
Parasit dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, tergantung pada jenis parasit
dan organisme inang yang diserang. Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang umum
disebabkan oleh parasit:
1. Penyakit Internal
a) Malaria : Disebabkan oleh parasit Plasmodium, yang menyebar
melalui nyamuk Anopheles. Penyakit ini menyebabkan demam,
keringat, dan gejala lainnya.
b) Toxoplasmosis: Disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang
menyebar melalui makanan yang tidak segar atau hewan yang
terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebabkan demam, mata merah,
dan gejala lainnya.

c) Hepatitis B: Disebabkan oleh virus hepatitis B, yang dapat


disebabkan oleh kontak dengan darah atau jaringan infeksi.
Penyakit ini menyebabkan penyakit hati.
2. Penyakit Eksternal
a) Lice : Disebabkan oleh parasit yang hidup di atas kulit, seperti lice
pada manusia dan hewan. Penyakit ini menyebabkan kulit kering dan
ketidaknyamanan.

b) Tikus : Disebabkan oleh parasit yang hidup di dalam tubuh tikus,


seperti Syphacia kumis, yang menyebabkan gejala seperti
peningkatan berat badan dan ketidaknyamanan.

3. Penyakit Transmisional
a) Chagas Disease : Disebabkan oleh parasit Trypanosoma cruzi, yang
menyebar melalui nyamuk Triatominae. Penyakit ini bisa
menyebabkan bengkak di area yang digigit serangga, sampai
gangguan pada sistem pencernaan dan jantung.
b) Leishmaniasis : Disebabkan oleh parasit Leishmania, yang
menyebar melalui nyamuk sandfly. Penyakit ini menyebabkan
luka yang tidak sembuh dan kondisi kulit serius.

E. PROSES INFEKSI / PARHOGENESIS PARASIT

Infeksi parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, seperti cacing
atau kutu. Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan atau minuman yang terkontaminasi, gigitan serangga, atau kontak
langsung dan tidak langsung dengan penderita infeksi parasit.

1. Penyebab Infeksi Parasit

Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui
mulut atau kulit. Parasit tersebut kemudian berkembang dan menginfeksi
organ tubuh tertentu.

Terdapat tiga jenis parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia, yaitu:

1. Protozoa
Protozoa merupakan jenis parasit yang umumnya hanya bisa dilihat melalui
mikroskop. Protozoa yang dapat menginfeksi manusia dapat dibagi dalam lima
jenis, yaitu:
 Amoeba, yang menyebabkan penyakit amebiasis

 Siliofora, yang menjadi penyebab balantidiasis

 Flagellata, yang mengakibatkan penyakit giardiasis atau leishmaniasis

 Plasmodium, yang menyebabkan penyakit malaria

 Sporozoa, yang menyebabkan penyakit toksoplasmosis

2. Cacing

Cacing adalah parasit yang umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Sama
seperti protozoa, cacing dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia.

Beberapa jenis cacing yang bisa menjadi parasit di dalam tubuh manusia, yaitu:

 Platyhelminths atau cacing pipih, termasuk di antaranya cacing isap


(trematoda), cacing pita penyebab taeniasis, dan cacing pipih penyebab

skistosomiasis
 Nematoda, seperti cacing gelang yang menyebabkan penyakit ascariasis,
cacing tambang, dan cacing kremi

22
 Opisthorchis dan Fasciolidae, seperti Clonorchis sinensis dan Fasciola
hepatica yang menyebabkan infeksi cacing pada hati

 Cacing dewasa umumnya hidup di saluran pencernaan, darah, sistem getah


bening, atau jaringan di bawah kulit. Cacing tidak dapat memperbanyak
diri

di dalam tubuh manusia. Selain dalam bentuk cacing dewasa, bentuk larva
dari cacing juga dapat menginfeksi berbagai jaringan tubuh.
3. Ektoparasit

Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di kulit manusia dan mendapat
makanan dengan cara mengisap darah manusia. Beberapa contoh ektoparasit
adalah:

23
 Pediculus humanus capitus, yaitu kutu rambut yang menyebabkan kulit
kepala terasa gatal

 Pthirus pubis, yaitu kutu kemaluan yang membuat kulit kemaluan terasa
gatal, mengalami iritasi, dan terkadang menimbulkan demam
 Sarcoptes scabiei, yaitu tungau penyebab penyakit skabies atau kudis

24
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Parasit adalah organisme yang hidup di dalam atau di atas organisme lain,
yang dikenal sebagai inang, dan biasanya mengambil nutrisi dari inang tersebut.
Parasit dapat menyebar melalui berbagai cara, termasuk penyebaran melalui
udara, air, atau makanan. Jika tidak segera diobati dengan benar, beberapa infeksi
parasit berat dapat menyebabkan berbagai masalah serius hingga kematian.
Misalnya, malaria dapat menyebabkan komplikasi berupa pembengkakan
pembuluh darah otak, penumpukan cairan dalam paru-paru, gagal organ, dan lain-
lain.

Parasit memiliki struktur tubuh yang berbeda, tergantung pada jenis parasit
dan cara mereka hidup. Misalnya, parasit internal memiliki tubuh yang lebih
kompleks dan berfungsi untuk bertahan hidup di dalam inang, sementara parasit
eksternal memiliki tubuh yang lebih sederhana dan seringkali tidak terlihat tanpa
mikroskop. Parasit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, termasuk
cara mereka hidup, organisme host mereka, dan struktur tubuh mereka. Penularan
penyakit parasit dipengaruhi tiga faktor, yaitu adanya sumber infeksi, cara
penularan parasit, dan adanya hospes yang peka atau sensitif.
25
DAFTAR PUSTAKA

Airlangga university press. (2008). Parasitologi klinik., surabaya :

perpustakaan nasional

Haryanto, manggiasih. et al. (2023) parasitologi, jawa tengah : eureka media

aksara

Smith, J. (2018). Parasitologi: Pengantar Ringkas. Menurut Universitas


Oxford.

Smith, J. (2018). Parasitologi: Pengantar Ringkas. Pers Universitas Oxford.


26

Anda mungkin juga menyukai