Disusun oleh:
Immanuel
19309048
Bab I ........................................................................................................................................... 3
Latar Belakang ....................................................................................................................... 3
Bab II ......................................................................................................................................... 4
Metode.................................................................................................................................... 4
Hasil ....................................................................................................................................... 4
Bab III ........................................................................................................................................ 7
Kesimpulan............................................................................................................................. 7
Bab I
A. Latar Belakang
Cairan tubuh dan elektrolit merupakan larutan yang sangat diperlukan tubuh untuk
menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
air(pelarut) dan zat tertentu (yang terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
tubuh dan elektrolit dimasukkan ke dalam tubuh melalui makanan, minuman dan cairan
intravena lalu didistrinusikan ke seluruh tubuh. apabila distribusi cairan tubuh dan
elektrolit berjalan normal maka akan terjadi keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit.
Apabila salah satu dari keduanya ada yang terganggu maka akan memengaruhi yang satu
lagi.
Cairan tubuh terbagi menjadi 2 kelompok besok yaitu cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada didalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terbagi menjadi 3
kelompok besar yaitu: cairan intravaskuler(plasma), cairan interstitial, dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler(plasma) adalah cairan di dalam sistem energi vaskuler.
Cairan interstitial adalah cairan yang berada di antara sel, sedangkan cairan transeluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan seresbrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna.
Tugas ini bertujuan agar dapat mengetahui pengaruh berbagai intensitas latihan
terhadap status hidrasi atlet sepeda berdasarkan indikator perubahan berat badan
dan persen cairan tubuh.
Bab II
A. Metode
Penelitian yang saya tinjau merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode
pengukuran langsung terhadap berat badan dan persen cairan tubuh sebelum dan sesudah
latihan. 9 orang atlet sepeda dari tim Pegasus Continental Cycling Team, Yogyakarta
menjadi subjek penelitian ini. Pengukuran ini dilakukan di bulan April-Juni 2015. Sedangkan
alat yang digunakan untuk mengukur berat badan(BB) dan persen cairan tubuh adalah
timbangan berat badan Camry serie EF311BW. Alat Garmin Serie EDGE510 dipasang di
sepeda dan sensor yang dipasang di tubuh atlet digunakan untuk mengukur intensitas latihan
ringan, sedang, dan berat. Sedang teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total
sampling.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berat badan dan persentase cairan tubuh
sebelum dan sesudah latihan. Sedangkan variabel terikatnya adalah intesitas latihan yang
dibagi menjadi 3 yaitu intensitas ringan, sedang, dan ringan. Intensitas ringan meliputi
recovery ride. Intensitas sedang meliputi individual time trial. Intensitas berat meliputi
endurance training.
Langkah langkah dalam penelitian ini:
1. Menyiapkan instrumen dan sujek penelitian
2. Pengambilan data penelitian.
Pengambilan data dilakukan dengan mengukur berat badan dan persentase cairan
tubuh sebelum dan sesudah latihan.
3. Pengolahan data penelitian.
4. Pembuatan laporan.
B. Hasil
Data yang didapatkan dari alat Garmin antara lain data jarak tempuh dan energi yang
dikeluarkan selama latihan. Data intensitas latihan disajikan dalam Tabel 1.
Sebagian besar komponen tubuh merupakan air. Pada rata-rata laki-laki dewasa muda, jumlah
keseluruhan air di dalam tubuh mencapai 50-70% dari berat badan (Altman, 1961 dalam
Sawka, 2005). Jumlah keseluruhan air di dalam tubuh ini berbeda pada masing-masing
individu, tergantung komposisi tubuhnya yang terdiri dari massa lemak tubuh dan masa non
lemak tubuh. Massa tubuh non lemak memiliki kadar air mencapai 73% dan massa lemak tubuh
mempunyai kadar air 10% (Van Loan, 1996 dalam Sawka, 2005). Karena komposisi air di
dalam tubuh cukup besar, maka kehilangan cairan tubuh tentu saja sebanding dengan
penurunan berat badan. Cairan tubuh tidak berarti hanya cairan dalam bentuk air. Cairan tubuh
meliputi bentuk-bentuk lain seperti darah, dan kandungan air yang ada pada jaringan-jaringan
yang membentuk organ dan sistem organ di dalam tubuh.
Asupan berupa pisang rebus dan minumanisotonik yang diasup oleh atlet Pegasus
Continental Cycling Team pada waktu latihan, mengandung karbohidrat dalam bentuk
sederhana. Selama latihan, karbohidrat sederhana sangat diperlukan sebab bisa dicerna dan
diserap lebih cepat. Otot yang bekerja selama berlatih membutuhkan energi yang dapat
diserap secara cepat untuk proses pemulihan stamina. Pada minuman isotonik pun terkandung
elektrolit berupa natrium, kalium, serta adanya glukosa. Hal ini sesuai dengan rekomendasi
jenis zat gizi yang diperlukan untuk proses rehidrasi.
Tabel 4. Hasil Uji Statistik Perubahan Berat Badan dan Cairan Tubuh
Variabel Kelompok Mean difference P-Value
BB1-BB2 Ringan Sedang 0.7867a 0.000
(Berat Badan) Berat 1.2522b 0.000
Sedang Ringan -0.7867a 0.000
Berat 0.4656c 0.011
Berat Ringan -1.2522b 0.000
Sedang -0.4656c 0.011
BW1-BW2 Ringan Sedang -0,66d 0.001
(Cairan Tubuh) Berat -0.81e 0.000
Sedang Ringan 0.66d 0.001
Berat -0.15 1
Berat Ringan 0.81e 0.000
Sedang 0.15 1
Dari hasil analisis data diatasn didapatkan hasil bahwa ada perbedaan yang cukup
signifikan antara perubahan berat badan sebelum dan sesudah latihan baik intensitas ringan,
sedang dan berat. Dibuktikan dengan nilai p 0.000<0.05. Perubahan signifikan antara
perubahan cairan tubuh sebelum dan sesudah latihan baik dengan intensitas ringan, sedang,
maupun berat dibuktikan dengan nilai p 0.000<0.05.
Dari hasil uji Bonferroni didapatkan bahwa rata-rata perubahan berat badan pada
latihan ringan berbeda signifikan dengan latihan sedang. Rata-rata perubahan berat badan
pada latihan ringan berbeda signifikan dengan latihan berat. Rata-rata perubahan berat badan
pada latihan sedang berbeda signifikan dengan dengan latihan berat.
Bab III
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa intesitas latihan berpengaruh terhadap
persentase cairan tubuh dan berat badan. Berat badan menurun/berkurang setelah latihan.
Karena ada pembakaran kalori selama latihan. Sedangkan persentase cairan tubuh menurun
akibat pemberian asupan cairan berupa air putih, minuman isotonic, serta pisang selama
latihan. Latihan dengan intensitas berat paling memengaruhi penurunan berat badan. Namun,
pada indikator body water tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengaruh
intensitas latihan sedang dan berat.