`
DISUSUN OLEH :
AGNES M PELLO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit-penyakit inflamatorik kolon atau penyakitpenyakit radang usus besar
( Inflammatory Bowel Diseases) dapat dibagi dalam dua golongan :
1. Penyakit radang kolon karena infeksi
2. Penyakit radang kolon karena non-infeksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Crohn
Penyakit Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah
peradangan menahun pada dinding usus. Enteritis regional, ileokolitis, atau Penyakit
Crohn merupakan suatu penyakit peradangan granulomatosa kronik pada saluran
cerna yang sering terjadi berulang.
Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus. Kebanyakan terjadi
pada bagian terendah dari usus halus (ileum) dan usus besar, namun dapat terjadi
pada bagian manapun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan
bahkan kulit sekitar anus.
B.
Etiologi
Etiologi Penyakit Crohn tidak diketahui. Penelitian memusatkan perhatian
pada tiga kemungkinan penyebabnya, yaitu :
1. Kelainan fungsi sistem pertahanan tubuh.
2. Infeksi.
3. Makanan.
Walaupun tidak ditemukan adanya autoantibodi, enteritis regional diduga
merupakan reaksi hipersensitivitas atau mungkin disebabkan oleh agen infektif yang
belum diketahui. Teori-teori ini dikemukakan karena adanya lesi-lesi granulomatosa
yang mirip dengan lesi-lesi yang dtemukan pada jamur dan tuberkulosis
paru. Terdapat beberapa persamaan yang menrik antara enteritis regional dan kolitis
ulseratif. Keduanya adalah penyakit radang, walaupun lesinya berbeda. Kedua
penyakit ini mempunyai manifestasi di luar saluran cerna yaitu uveitis, artritis dan
lesi-lesi kulit yang identik.
C. Patofisiologi
Enteritis regional umumnya terjadi pada remaja atau dewasa muda, tetapi dapat
terjadi kapan saja selam hidup. Keadaan ini sering terihat pada populasi 50-80
tahun. Meskipun ini dapat terjadi dimanasaja disepanjang saluran gastrointestinal,
area paling umum yang serin terkena adalah ilium distal dan kolon.
Enteritis regional adalah inflamasi kronis dan subkutan yang meluas keseluruh
lapisan dimding usus dari mukosa usus, ini disebut juga transmural. Pembentukan
fistula, fisura, dan abses terjadi sesuai luasnya inflamasi kedalaman peritonium, lesi
(ulkus) tidak pada kontak terus menerus, granuloma terjadi pada setengah kasus.
Pada kasus lanjut mukosa usus mempunyai penampilan Coblestone. Dengan
berlanjutnya penyakit, dinding usus menebal dan menjadi tibrotit, dan lumen usus
menyempit.
sehingga hanya dilewati sedikit aliran barium, menimbulkan tanda senar (string
sign) yang terlihat
pada pemeriksaan radiografi. Seluruh dinding usus biasanya terserang. Mukosa
sering kali meradangdan timbul tukak disertai dengan eksudat putih berwarna abuabu. Daerah yang bertukak inimemiliki gambaran fisura dan granuloma batu koral.
D. Patogenesis
Ileum terminal terserang pada sekitar 80% kasus enteritis regional. Pada
sekitar 35% kasus lesi-lesi terjadi pada kolon. Esofagus dan lambung lebih jarang
terserang. Dalam beberapa hal terjadi lesi melompat yaitu bagian usus yang sakit
dipisahkan oleh daerah-daerah usus normal sepanjang beberapa inci atau kaki. Lesi
diduga mulai pada kelenjar limfe dekat usus halus yang akhirnya menyumbat aliran
saluran limfe. Selubung submukosa usus jelas menebal akibat hiperplasia jaringan
limfoid dan limfedema. Dengan berlanjutnya proses patogenik, segmen usus yang
terserang menebal sedemikian rupa sehingga kaku seperti slang kebun, lumen usus
menyempit, sehingga hanya sedikit dilewati barium, menimbulkan string sign yang
terlihat pada radiogram. Seluruh dinding usus terserang. Mukosa seringkali
meradang dan bertukak disertai eksudat yang putih abu-abu.
E.
Pada anak-anak, gejala-gejala saluran pencernaan seperti sakit perut dan diare
sering bukan merupakan gejala utama dan bisa tidak muncul sama sekali.
Gejala utamanya mungkin berupa peradangan sendi, demam, anemia atau
pertumbuhan yang lambat. Pola umum dari Penyakit Crohn, Gejala-gejala
Penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang umum
terjadi, yaitu :
1. Peradangan : nyeri dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan
2. Penyumbatan usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri
hebat di dinding usus, pembengkakan perut, sembelit dan muntah-muntah
3. Peradangan dan penyumbatan usus parsial menahun, yang menyebabkan
kurang gizi dan kelemahan menahun
4. Pembentukan saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah
(abses), yang sering menyebabkan demam, adanya massa dalam perut yang
terasa nyeri dan penurunan berat badan.
F.
Komplikasi
Pada kasus yang menahun, timbul striktura yang menyebabkan obstruksi,
fistel-fistel antara usus dan usus kecil atau antara usus dan kandung kemih atau
fistel antara usus dan kulit. Di sekitar anus terdapat fistel-fistel, fisur-fisur dan absesabses. Perdarahan yang banyak atau perforasi jarang terjadi. Begitupula jarang
terjadi dilatasi akut. Karsinoma kolon dulu diduga tidak begitu sering akan tetapi
sekarang kasus. Karsinoma lebih sering ditemukan pada kolitis Crohn. Kadangkadang timbul hiperoxaluria dan batu oxalat. Proses radang dapat menjalar ke ureter
yang menyebabkan
hidronefrosis.
pyelonefritis
yang
berulang,
stenosis
pada
ureter
dan
Pemeriksaan darah tepi, analisis dan kultur feses dapat ditemukan anemia
(defisiensi besi,asam folat atau vitamin B12), peningkatan jumlah leukosit,
trombosit, dan LED yang tinggi. Dapatpula dilakukan sigmoidoskopi/kolonoskopi.
Foto polos abdomen akan menentukan ada tidaknyaobstruksi. Pemeriksaan
barium enema dapat memperlihatkan gambaran khas berupa lesi denganulkus
dalam, striktur, dan lesi terputus, namun pemeriksaan ini telah banyak
ditinggalkan denganadanya kolonoskopi yang lebih baik, juga dapat mendeteksi
fistula. Dapat dilakukan tomografi komputer dan scanning radionukleotida.
Lab Test
Your doctor may request lab tests in order to look for any problems that
might be linked to Crohn's disease. These tests check for signs of
infection, inflammation, internal bleeding, and low levels of substances
such as iron, protein, or minerals. Lab tests may include:
G. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya kram perut yang terasa nyeri dan
diare berulang, terutama pada penderita yang juga memiliki peradangan pada sendi,
mata dan kulit. Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendeteksi Penyakit Crohn,
namun pemeriksaan darah bisa menunjukan adanya :
1. anemia.
I.
Pengobatan
Pada dasarnya pengobatan medis-konservatif dengan diit dan obat-obat lebih
Pembedahan :
Indikasi untuk pembedahan adalah :
1.
2.
kelainan-kelainan perianal
obstruksi.
3.
4.
5.
bila pengobatan dengan obat-obat dan diit tidak memberikan hasil yang baik.
Pada pembedahan selalu dikerjakan suatu end-to-end anastomosis dan
reseksi harus dibatasi pada bagian yang perlu diangkat saja. Tindakan bypass harus
dihindari karena sering menimbulkan residif dan disertai dengan timbulnya banyak
kuman-kuman dan malabsorpsi. Tiap tindakan pembedahan harus dilindungi oleh
kortikosteroid
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT CROHN
A. Pengkajian
1. Pengkajian subjektif
a.
b.
c.
Riwayat keluarga
Pola diet : Alkohol, kavein, dan nikotin.
d.
e.
Pola eliminasi : karakter, frekuensi, dan adanya darah, pus, lemak, atau mukus.
Alergi : intoleransi usus atau laktose.
a.
b.
c.
d.
B.
Diagnosa Keperawatan
2. Pengkajian obektif
1. Tujuan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Menghindari keletihan
Penurunan ansietas dan koping efektif
g.
h.
i.
terapiutik
Tidak adanya komplikasi
2. Intervensi keperwatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Meningkatkan istirahat
Mengurangi ansietas
g.
h.
Tindakan koping
Mencegah kerusakan kulit
i.
j.
D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1. Melaporkan penurunan dalam frekuensi feses diare
2. Sedikit mengalami nyeri
3. Mempertahankan keseimbangan volume cairan
4. Mendapatkan nutrisi optimal-mentoleransi pemberian makan sedikit dan
sering tanpa diare
5. Menghindari episode keletihan
6. Sedikit mengalami ansietas
7. Menghadapi diagnosa dengan baik
8. Mempertahankan integritas kulit
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah
peradangan menahun pada dinding usus. Etiologi Penyakit Crohn tidak diketahui.
Penelitian memusatkan perhatian pada tiga kemungkinan penyebabnya, yaitu :
1. Kelainan fungsi sistem pertahanan tubuh.
2. Infeksi.
3. Makanan.
Penyakit Crohn dapat terjadi dimanasaja disepanjang saluran gastrointestinal,
area paling umum yang serin terkena adalah ilium distal dan kolon.
Gejala-gejala Penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada 4
pola yang umum terjadi, yaitu :
1. Peradangan : nyeri dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan.
2. Penyumbatan usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri
hebat di dinding usus, pembengkakan perut, sembelit dan muntah-muntah.
3. Peradangan dan penyumbatan usus parsial menahun, yang menyebabkan
kurang gizi dan kelemahan menahun.
4. Pembentukan saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah
(abses), yang sering menyebabkan demam, adanya massa dalam perut yang
terasa nyeri dan penurunan berat badan.
Komplikasi pada kasus yang menahun, timbul striktura yang menyebabkan
obstruksi, fistel-fistel antara usus dan usus kecil atau antara usus dan kandung
kemih atau fistel antara usus dan kulit. Pengkajian dan diagnosis yang tepat akan
mempermudah pengobatan.
Pencegahan primer
Memberikan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan pada masyarakat
mengenaipenyakit tersebut.Menjaga pola makan agar teratur dan tidak mengandung racun serta food additive
yangberbahayaMenghindari makanan yang mengeksaserbasi diare.Menghindari makanan dingin, dan merokok karena keduanya dapat
meningkatkanmotilitas usus.-
DAFTAR PUSTAKA
Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
Smeltzer, Suzanne C. 2001. BUKU AJAR Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
Vol. 2.Jakarta : EGC
Johnson,Marion dan Maridean mass.2004.Nursing Outcome Clasification.USA.Mosby
year book
Mc
Loskey,Joanne
dan
Gloria
M.Bulechec.2004.Nursing
Intervention