Anda di halaman 1dari 20

Osteoarthritis

Asima br nadeak ( 2052004)


Definisi
• Osteoarthritis adalah peradangan
kronis pada sendi akibat kerusakan
pada tulang rawan.
• Osteoarthritis adalah jenis
arthritis (peradangan sendi) yang
paling sering terjadi. Kondisi ini
menyebabkan sendi-sendi terasa sakit,
kaku, dan bengkak.
Etiologi
• Osteoarthitis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan dan sendi.
Kerusakan ini berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Kondisi ini
dimulai saat tulang rawan yang merupakan bantalan pelindung tulang
mengalami kerusakan.
• Kerusakan ini kemudian menyebabkan terjadinya gesekan langsung antar
tulang. Gesekan ini lama kelamaan akan merusak dan menyebabkan
peradangan pada sendi. Pertambahan usia adalah salah satu faktor utama
terjadinya kondisi ini.
faktor yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya osteoarthritis
• Berjenis kelamin wanita, terutama yang sudah menopause
• Mengalami obesitas
• Mengalami cedera pada sendi atau pernah menjalani operasi pada tulang dan sendi
• Melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik yang menyebabkan sendi tertekan secara terus-
menerus, misalnya terlalu sering mengenakan sepatu hak tinggi
• Memiliki riwayat osteoarthritis di keluarga
• Menderita penyakit tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan hemokromatosis
• Mengalami kelainan bawaan atau cacat pada tulang rawan atau sendi
Tanda & Gejala Osteoarthritis

• Pada tahap awal, penderita osteoarthritis akan merasakan rasa sakit atau nyeri sendi dan kaku
pada sendi. Gejala yang ditimbulkan akan berkembang secara perlahan dan menjadi semakin
parah seiring waktu. Hal ini akan membuat penderita kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari
Selain rasa sakit dan kaku, beberapa gejala lain yang bisa terjadi adalah:
• Pembengkakan pada sendi
• Munculnya suara gesekan pada sendi ketika digerakkan
• Melemahnya otot dan berkurangnya massa otot
• Munculnya taji atau tulang tambahan
• Munculnya benjolan pada sendi yang ada di jari tangan
• Membengkoknya jari tangan
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologis
pada penderita OA dilakukan pemeriksaan radiogfi pada sendi yang terkena
sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran diagnostik.gambaran radiografi sendi
yang menyokong diagnosis adalah :
- penyempitan celah sendi yang sering kali asimetris ( lebih berat pada bagian yang
menanggung beban sepei lulut)
- peningkatan densitas tulang subkondral
- kista pada tulang
- osteofit pada pinggir sendi
perubahan struktur anatomi
Penatalaksanaan medis Osteoarthritis
• Strategi penatalaksanaan pasien dan pilihan jenis pengobatan ditentukan
oleh letak sendi yang mengalami OA, sesuai dengan karakteristik masing-
masing serta kebutuhannya.
• penatalaksanaan osteoarthritis meliputi terapi farmakologi dan non
farmakologi.
Contoh gambar penatalaksanaan
medis
Dengan Tujuan:
• 1. Mengurangi/mengendalikan nyeri
• 2. Mengoptimalkan fungsi gerak sendi
• 3. Mengurangi keterbatasan aktivitas fisik sehari hari (ketergantungan
kepada orang lain) dan meningkatkan kualitas hidup
• 4. Menghambat progresivitas penyakit
• 5. Mencegah terjadinya komplikasi
• Tahap Pertama Terapi Non farmakologi
• a. Edukasi pasien. (Level of evidence: II)
• b. Program penatalaksanaan mandiri (self-management programs): modifikasi gaya
hidup. (Level of evidence: II)
• c. Bila berat badan berlebih (BMI > 25), program penurunan berat badan, minimal
penurunan 5% dari berat badan, dengan target BMI 18,5-25. (Level of evidence: I).
• d. Program latihan aerobik (low impact aerobic fitness exercises). (Level of
Evidence: I)
• Tahap kedua Terapi Farmakologi:
(lebih efektif bila dikombinasi dengan terapi nonfarmakologi diatas) •
Pendekatan terapi awal
• a. Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, dapat diberikan
salah satu obat berikut ini, bila tidak terdapat kontraindikasi pemberian
obat tersebut: • Acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari). • Obat anti
inflamasi non-steroid (OAINS).
Asuhan keperawatan
Pengkajian
a. Rasa nyeri/sakit tulang punggung (bagian bawah),
leher dan pinggang
b. Berat badan menurun
c. Biasanya di atas 45 tahun
d. Jenis kelamin sering pada wanita
e. Pola latihan dan aktivitas
• diagnosa

1) Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan


dengan proses penyakit.
2) Gangguan konsep diri : perubahan citra tubuh dan
harga diri yang berhubungan dengan proses
penyakit.
3) Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan
spasme otot
4) Risiko terhadap cedera : fraktur, yang
berhubungan dengan tulang osteoartritis.
5) Kurang pengetahuan mengenai proses osteoartritis
dan program terapi.
perencanaan
no diagnosa tujuan interrvensi rasional
1 Rasa nyeri/sakit pasien dapat Hambatan mobilitas fisik yang - Aktivitas dan
tulang punggung meliputi dapat berhubungan dengan mobilitas fisik
(bagian bawah), meningkatkan proses penyakit terpenuhi
leher dan mobilitas dan
pinggang aktivitas fisik, 1.Gunakan matras dengan tempat - Koping pasien
dapat tidur papan untuk positif
menggunakan membantu memperbaiki posisi
koping yang tulang belakang - Mendapatkan
positif, nyeri 2.Bantu pasien menggunakan alat peredaan nyeri
reda, cedera bantu walker atau
tidak terjadi, dan tongkat - Tidak
memahami 3.Anjurkan menggunakan brace mengalami
osteoartritis dan punggung atau korset, fraktur baru
program pasien perlu dilatih
pengobatan. menggunakannya dan jelas
tujuannya
implementasi
sudah mengobservasi tanda-tanda vital pasien : pasien mengatakan nyeri
berkurang .
dapat meningkatkan mobilitas dan aktivitas fisik
dan sudah dapat menggunakan koping yang positif, nyeri reda, cedera tidak
terjadi, dan memahami osteoartritis dan program pengobatan
Evaluasi
• Mendapatkan peredaan nyeri
• a) Mengalami redanya nyeri saat beristirahat
• b) Mengalami ketidaknyamanan minimal selama aktivitas kehidupan sehari-hari
• c) Menunjukkan berkurangnya nyeri tekan pada tempat fraktur
• Tidak mengalami fraktur baru
• d) Mempertahankan postur yang bagus
• f) Mempegunakan mekanika tubuh yang baik
Penkes
kesehatan osteoarthritis (OA) merupakan salah satu komponen terpenting dalam
tatalaksana. Pencegahan terhadap OA juga sebaiknya dilakukan sejak dini, terutama pada
pasien yang memiliki faktor risiko. Edukasi pasien OA yang harus dilakukan adalah:
1.Penjelasan perjalanan dan karakteristik OA yang tidak dapat sembuh
2.Edukasi mengenai efek samping obat, terutama AINS dan Tramadol
3.Edukasi mengenai tanda bahaya (red flags)
4.Edukasi mengenai pilihan terapi
5.Edukasi mengenai penggunaan alat bantu gerak
Pencegahan dilakukan dengan modifikasi gaya hidup

olahraga, penurunan berat badan, dan diet rendah kalori). Progresifitas


penyakit dan komplikasinya dapat dihambat dengan fisioterapi dan
modifikasi gaya hidup. Kontrol rutin perlu diperlukan selama 1 tahun sekali
atau sesuai dengan kesepakatan dokter dengan pasien. Tes laboratorium
untuk cek fungsi hati dan ginjal dilakukan setiap 3-6 bulan sekali setelah
pengobatan. Pasien harus segera kontrol apabila mengalami perburukan
gejala (mengalami nyeri berlebih hampir setiap hari dalam 1 bulan) atau
nyeri tidak membaik dengan obat-obatan yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai