Anda di halaman 1dari 18

GLAUKOMA

Nama : Earl Hajo


NIM: 2052002
DEFINISI

Glaukoma merupakan penyakit yang mengakibatkan kerusakan saraf optik


sehingga terjadinya gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandang, yang
diakibatkan oleh tingginya tekanan bola mata seseorang, biasanya disebabkan
karena adanya hambatan pengeluaran cairan bola mata (humor aquous).
ETIOLOGI

Glaukoma dapat disebabkan oleh beberapa hal. Peningkatan tekanan


bola mata merupakan penyebab utama yang biasanya disebabkan
adanya hambatan pengeluaran cairan bola mata. Glaukoma dapat
terjadi sebagai komplikasi atau efek samping dari :
● Kecelakaan atau trauma mata
● Diabetes tak terkontrol
● Pemakaian obat steroid dalam waktu lama, seperti obat asma, obat
ginjal, dll
● Reaksi peradangan mata
1. Primer
a.Akut : Dapat disebabkan karena trauma.
b.Kronik : Dapat disebabkan oleh keturunan dalam keluarga, seperti :
Diabetes Militus, Arterisklerosis, Pemakaian kortikosteroid jangka panjang

2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti : katarak, perubahan lensa, kelainan uvea,
pembedahan, pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata
yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk
penderita asma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai
steroid secara rutin lainnya.
Glaukoma disebut ‘Pencuri Penglihatan’
karena sering terjadi tanpa ditandai gejala
yang nyata. Gejala glaucoma primer dibagi
menjadi dua:
1. Mendadak (Akut)
• Penglihatan buram


Tampak Pelangi Ketika melihat cahaya
Mata merah
TANDA


Sakit Kepala
Mual sampai muntah
DAN


Nyeri pada mata
Takut sinar dan mata berair
GEJALA
2. Perlahan (Kronis)
Glaukoma sering muncul tanpa gejala atau
hanya pegal-pegal di mata. Oleh karena itu,
deteksi, diagnosa, dan pengobatan galukoma
harus dilakukan sedini mungkin oleh dokter
spesialis mata.
PATOFISIOLOGI

Mekanisme utama penurunan penglihatan pada


penyakit glaukoma disebabkan oleh penipisan
lapisan serabut saraf dan lapisan inti dalam retina
serta berkurangnya akson di nervus optikus yang
diakibatkan oleh kematian sel ganglion retina,
sehingga terjadi penyempitan lapangan pandang.
Ada dua teori mengenai mekanisme kerusakan
serabut saraf oleh peningkatan tekanan
intraokular, pertama peningkatan tekanan
intraokular menyebabkan kerusakan mekanik pada
akson nervus optikus. Peningkatan tekanan
intraokular menyebabkan iskemia akson saraf
akibat berkurangnya aliran darah pada papil nervi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor
aquelus oleh badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran
keluar humor aquelus melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada
keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan episklera. Tekanan
intraokular dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan
dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan
intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara
fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan menyebabkan
terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina.
Iskemia ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap.
Pemeriksaan penunjang yang rutin
dilakukan untuk penegakan diagnosis dan
penentuan dari derajat dari glaukoma adalah
pemeriksaan tonometri, funduskopi,
kedalaman COA, gonioskopi (untuk melihat
PEMERIKSAAN
sudut iridokorneal dan kontak PENUNJANG
iridotrabekular), dan perimetri (untuk
melihat progresivitas penurunan lapang
pandang).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Pemeriksaan Tekanan Bola Mata (Tonometri)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur tekanan bola mata. Obat-obatan tetes anestesi biasanya
digunakan untuk membuat mata baal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan applanasi Goldman
(menyentuh sebagian kecil bola mata) atau dengan semburan udara. Kisaran tekanan bola mata
normal adalah antara 10- 21 mmHg.
● Pemeriksaan Luas Lapang Pandang (Perimetri)
Perimetri merupakan pemeriksaan luas penglihatan berupa pemetaan daerah yang bisa dilihat oleh
pasien. Pemeriksaan ini sangat penting dalam membantu dokter mata dalam menilai tingkat
keparahan glaukoma dan untuk evaluasi terapi. Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam kondisi
tenang dan penuh konsentrasi. Terkadang dibutuhkan pemeriksaan serial untuk mengetahui
baseline atau gambaran defek yang ditampilkan menetap. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan 1-
2 kali dalam setahun apabila tekanan sudah terkontrol untuk menilai progresivitas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Pemeriksaan Segmen Posterior (Funfuskopi)


Untuk melihat dan menilai kelainan dan keadaan segmen posterior

● Evaluasi Struktur Mata


Terkait evaluasi struktur saraf mata, dilakukan secara manual maupun dengan alat pemeriksaan.
Pemeriksaan ini dilakukan minimal 1-2 kali setahun.
Prosedur pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi saraf mata untuk melihat ada tidaknya tanda-
tanda glaukoma atau sebagai evaluasi progresivitas penyakit. Terkadang pemeriksaan ini dilakukan
dengan menggunakan obat tetes midriasil untuk melebarkan anak mata (pupil) sehingga detail saraf
mata dapat terlihat dengan jelas. Penggunaan obat tetes midriasil ini dapat berakibat buram atau
silau sementara yang efeknya akan pulih kembali normal dalam beberapa jam paska diteteskan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan (Ginioskopi)


Gonioskopi merupakan prosedur diagnostik rutin yang membantu mengevaluasi
kondisi saluran drainase untuk menentukan tipe glaukoma berupa sudut terbuka atau
tertutup. Pemeriksaan dilakukan setelah pasien diberi obat tetes anestesi untuk mebuat
mata baal. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan lensa kontak gonioskopi yang
ditempelkan pada bola mata. Pemeriksaan ini sangat aman, tidak sakit dan tidak
memiliki efek samping
PENATALAKSANAAN MEDIS

Tujuan terapi glaukoma adalah untuk menghentikan atau


memeperlambat progresivitas glaukoma. Secara garis besar terapi
glaukoma ada dua macam, yaitu terapi farmakologis dan terapi
pembedahan, baik dengan cara biasa (operatif) atau dengan bantuan
laser. Untuk terapi utamanya adalah :
- Tetes mata untuk mengurangi tekanan pada bola mata
- Tindakan dengan laser untuk membuka saluran keluar cairan
dalam bola mata yang tersumbat
- Operasi untuk memperbaiki drainase cairan pada mata.
Secara umum, terapi laser dan operatif yang sering dilakukan untuk
mengelola glaukoma yaitu: iridotomi, iridektomi, dan iridoplasti peifer;
trabekuloplasti laser, operasi drainase glaukoma, dan prosedur
siklodestruktif.1 Terapi operatif diindikasikan ketika terapi farmakologis
dan terapi laser tidak bisa mencegah, menghentikan, atau menghambat
progresivitas dari penyakit.
TERAPI
FARMAKOLOGIS
• Menurunkan produksi aquosus humor
• Beta-blockers (levobunolol, timolol, carteolol, betaxolol)
• Alpha-2-agonists (apraclonidine, brimonidine)
• Carbonic anhydrase inhibitors (acetazolamide,
dorzolamide)
• Meningkatkan aliran aquosus humor
• Adregenic agonists (epinephrine, dipivefrin)
• Parasympathomimetics (pilocarpine, carbachol,
echothiophate)
• Prostaglandins (atanoprost)
Pemilihan pengobatan glaucoma berdasarkan jenis glaucoma:

1. Glaukoma Primer
- Glaukoma Sudut Terbuka
- Glaukoma Sudut Tertutup

2. Glaukoma Sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.Jika
penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk
melebarkan pupil
ASKEP
● Pengkajian
● Pemeriksaan Diagnostik
PENKES

Edukasi dan promosi kesehatan sangat dibutuhkan pada pasien-


pasien yang memiliki risiko glaukoma dan juga kepada pasien
yang sedang diterapi glaukoma. Berikut hal-hal yang perlu
diedukasi:
• Pemeriksaan mata secara rutin
• Menghindari makanan yang mengandung lemak trans dan
mengurangi karbohidrat dan gula
• Membuat mata relax dengan mengistirahatkan mata saat
membaca dan aktivitas melihat dekat dengan memandang
jauh
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai