p52 dan Bcl-2, meskipun tidak ada lokus genetik atau ketidakseimbangan
kromosom yang dideteksi hingga saat ini.
Keratosis seboroik sesungguhnya dapat dengan mudah diatasi, jika
prosedur dilakukan dengan baik bahkan bisa meminimalisasi bekas luka atau
skar. Sebagian besar kasus penderita dengan
menempel (stuck on) pada permukaan kulit. Lesi yang telah berkembang akan
mengalami pigmentasi yang gelap dan tertutup oleh skuama berminyak.
Predileksi tumor terutama pada daerah seboroika yaitu : dada, punggung, perut,
wajah dan leher.
Keratosis seboroik dapat terjadi pada seluruh permukaan kulit. Walaupun
demikian, paling sering ditemukan pada wajah, punggung, daerah sternal,
ekstremitas, dan daerah yang meradang. Bila terdapat lesi multipel, biasanya
penyebarannya adalah bilateral dan simetris.
Keratosis seboroik tampak sebagai lesi multipel berupa papul atau plak
yang agak menonjol, namun dapat juga terlihat menempel pada permukaan
kulit. Lesi ini biasanya diliputi oleh kulit kering yang agak berminyak dan
biasanya mudah lepas.
Lesi biasanya memiliki pigmen warna yang sama yaitu coklat, namun
kadang kadang juga dapat ditemukan yang berwarna hitam atau hitam
kebiruan.
Permukaan lesi biasanya berbenjol- benjol. Pada lesi yang memiliki
permukaan halus biasanya terkandung jaringan keratotik yang menyerupai
butiran gandum.
2. Tipe reticulated mempunyai gambaran jalinan untaian tipis dari sel basal,
seringkali berpigmen, dan disertai horn cyst yang kecil.
F. Komplikasi
a. Skar
b. Perubahan warna
c. Pembuangan tidak lengkap
d. Rekurens
G. Penatalaksanaan
Tidak ada penanganan spesifik pada keratosis seboroik karena tidak
adanya tendensi untuk berubah menjadi keganasan. Jika lesi tidak memberikan
gejala, pengangkatan tidak penting, namun jika memberikan gejala atau tidak
dapat diterima dari segi kosmetik, dapat diangkat. Sebelum dilakukan
pengangkatan, pasien harus diberi informasi bahwa lesi baru akan terus
muncul.
Penanganan dapat berupa medikamentosa dan pembedahan, yang akan
dibicarakan lebih lanjut dibawah ini :
a) Medikamentosa
Keratolytic agent
Dapat menyebabkan epitelium yang menanduk menjadi mengembang,
lunak, maserasi kemudian deskuamasi.
1. Amonium lactat lotion
Mengandung asam laktat dan asam alfa hidroxi yang mempunyai
daya keratolitik dan memfasilitasi pelepasan sel-sel keratin. Sedian
15% dan 5% strenght; 12% strenght dapat menyebabkan iritasi muka
karena menjadikan sel-sel keratin tidak beradesi.
2. Trichloroacetic acid
Membakar kulit, keratin dan jaringan lainya. Dapat menyebabkan
iritasi
lokal.
Pengobatan
keratosis
seboroik
dengan
100%
menimbulkan
skar
atau
hiperpigmentasi,
tetapi
apabila
elektroseksi
atau
elektrotomi,
elektrolisis
den
elektrokauter.
Elektrodesikasi
Merupakan salah satu teknik bedah listrik. Elektrodesikasi dan kuret
dilakukan di bawah prosedur anestesia lokal, awalnya tumor dikuret,
kemudian tepi dan dasar lesi dibersihkan dengan elektrodesikasi,
diulang-ulang selama dua kali. Prosedur ini relatif ringkas, praktis,
dan cepat serta berbuah kesembuhan. Namun kerugiannya, prosedur
ini sangat tergantung pada operator dan sering meninggalkan bekas
berupa jaringan parut.
3. Laser CO2
Sinar Laser adalah suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki
panjang tertentu, tidak memiliki efek radiasi dan memiliki afinitas
tertentu terhadap suatu bahan/target. Oleh karena memiliki sel target dan
tidak memiliki efek radiasi sebagaimana sinar lainnya, ia dapat
digunakan untuk tujuan memotong jaringan, membakar jaringan pada
kedalaman tertentu, tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan
sekitarnya. Sebagai pengganti pisau bedah konvensional, memotong
jaringan sekaligus membakar pembuluh darah sehingga luka praktis tidak
berdarah saat memotong.
4. Bedah scalpel
Satu cara konservatif namun tetap dipakai sampai sekarang ialah bedah
skalpel. Umumnya karena invasi tumor sering tidak terlihat sama dengan
tepi lesi dari permukaan, sebaiknya bedah ini dilebihkan 3-4 mm dari tepi
lesi agar yakin bahwa seluruh isi tumor bisa terbuang. Keuntungan
prosedur ini ialah tingkat kesembuhan yang tinggi serta perbaikan
kosmetis yang sangat baik.
H. Prognosis
Keratosis seboroik merupakan tumor jinak dan tidak menjadi ancaman bagi
kesehatan individu. Lesi keratosis seboroik umumya tidak mengecil namun
akan bertambah besar dan tebal seiring dengan waktu, dan tidak berubah
menjadi ganas.
10
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian Identitas Klien
Nama
MR
Masuk ke RS
Tanggal Lahir
Umur
Jenis kelamin
Agama
Alamat
Keluhan utama
Penderita mengeluh gatal-gatal pada daerah
11
12
tidak
mengalami
gangguan seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya lesi,
perubahan pigmentasi, penebalan epidermis dan kekakuan kulit
2. Pruritus yang berhubungan dengan iritasi derma
3. Nyeri akut b/d agen cedera fisik, adanya vesikel atau bula, erosi, papula,
garukan berulang
4. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan dalam
penampilan sekunder akibat penyakit
C. Rencana Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi, perubahan
pigmentasi, penebalan epidermis dan kekakuan kulit
Tujuan
Intervensi :
a. Kaji atau catat ukuran, warna, keadaan luka/kondisi sekitar luka
Rasional : memberikan informasi dasar tentang penanganan kulit
b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk lesi
Rasional : mencegah agar luka tidak bertambah parah
c. Anjurkan kepada klien untuk mencegah kekeringan kulit dan
mengurangi aktivitas
Rasional : kulit yang kering memperburuk keadaan luka
13
b.
c.
14
2.
3.
4.
5
Intervensi
Rasional
Dorong
klien
untukMencegah penularan bakteri yang
menghindari semua bentukdapat memperparah infeksi pada lesi
friksi (menggaruk dengankulit
tangan) pada kulit
Health education mengenaiPerawatan
kulit
yang
benar
perawatan kulit dengan bersihmengurangi resiko terakumulasinya
dan benar.
kotoran di kulit
Anjurkan
pasien
untukDapat meningkatkan iritasi.
menghindari
krim
kulit
apapun, salep, dan bedak
kecuali di izinkan dokter.
Health
education mengenaiPilihan pengobatan yang sesuai dan
pengobatan dan discharge
kepatuhan
mempercepat
planning rawat jalan
penyembuhan
Kolaborasi
pengobatanProgram penyembuhan
menggunakan
laser
dan
alternative krim penyamar
15
b.
c.
d.
No
1.
2.
3.
4.
Intervensi
Rasional
Bantu
klienBeberapa pasien memandang situasi sebagai
mendiskusikan
tantangan, beberapa sulit menerima perubahan
perubahan yang terjadihidup/penampilan peran dan kehilangan
karena penyakitnya
kemampuan control tubuh sendiri.
Bantu
klienMemberikan bantuan positif bila
perlu
mendeskripsikan
agar memungkinkan pasien merasa senang
perubahan tubuh yangterhadap diri diri sendiri, menguatkan perilaku
sering
terjadi
danpositif, meningkatkan percaya diri.
berikan
dukungan
positif.
Health education klienMembantu meningkatkan perilaku positif.
untuk
memperbaiki
citra diri , seperti
merias dan merapikan
diri.
Identifikasi
kopingKoping keluarga yang efektif mampu
keluarga
dalammembantu untuk mempertahankan perasaan
merespon perubahanharga diri klien.
kondisi klien
DAFTAR PUSTAKA
1.
Balin,
K.A.,
2009. Seborrheic
Keratosis.
Diakses
dari
http://emedicine.medscape.com/article/1059477-overview
2.
16
3.
4.
5.
6.
7.
Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan medikal bedah. (edisi 8). Alih bahasa:
Agung Waluyu. Jakarta: EGC.
8.
17