Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KERATOSIS SEBOROIK

I.

Konsep Medis
A. Defenisi
Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada
orang tua berupa

tumor kecil atau makula hitam yang menonjol diatas

permukaan kulit. (Siregar, 2005). Keratosis seboroik merupakan suatu lesi


jinak pada permukaan kulit yang mempunyai bentuk seperti tahi lalat dan
disebabkan oleh proliferasi keratinosit epidermal (Hamzah, 2007).
Keratosis seboroik merupakan tumor jinak kulit yang paling banyak
muncul pada orang yang sudah tua, sekitar 20% dari populasi dan biasanya
tidak ada atau jarang pada orang dengan usia pertengahan. Keratosis seboroik
memiliki banyak manifestasi klinik yang bisa dilihat, dan keratosis seboroik
ini terbentuk dari proliferasi sel-sel epidermis kulit. Keratosis seboroik dapat
muncul dalam berbagai bentuk lesi, bisa satu lesi ataupun tipe lesi yang banyak
atau multipel (Harahap, 2007).
B. Etiologi
Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum diketahui pasti. Namun
ada beberapa faktor yang berperan dalam timbulnya keratosis seboroik seperti
di bawah ini:
1

Genetik
Banyak individu dengan keratosis seboroik memiliki riwayat keluarga
dengan penyakit yang sama. Disebutkan bahwa penyakit ini berhubungan
dengan faktor genetik dengan pola penurunan secara dominan autosomal.
Tampak adanya kelainan pada pengekspresian apoptosis marker p53 dan

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 1

Bcl-2, meskipun tidak didekteksi adanya ketidakseimbangan lokus gen


atau kromosom.
Meskipun etiologi keratosis seboroik belum diketahui, sifat dasar
pertumbuhan sel-selnya telah terungkap pada tahun 2001. Dengan
mempelajari

polimorfisme

reseptor

androgen

manusia,

peneliti

menemukan lebih dari setengah dari 38 sampel, tanpa memperhatikan


subtipenya, selnya membelah secara alami.
Munculnya keratosis seboroik juga dihubungkan dengan faktor
pertumbuhan epidermis (epidermis growth factors) dan melanocytederived growth factors yang mengikuti peningkatan tumor necrosis factor dan endethelin-converting enzyme secara lokal. Kemudian keduanya
akan

meningkatkan

keratinocyte

melanogen,

endothelin-1,

yang

menyebabkan hiperpigmentasi pada keratosis seboroik.


Ditemukan juga bahwa meskipun keratosis seboroik dan nevus
epidermal memiliki riwayat perjalan penyakit yang berbeda, keduanya
memiliki gambaran klinis dan histologi yang sama seperti akantosis,
papilomatosis, hiperkeratosis, dan hiperpigmentasi. Kemiripan ini serta
mutasi reseptor fibroblast growth factor 3 pada nevus epidermal, memicu
penelitian keratosis seboroik sebagai akibat mutasi FGFR. Mutasi
ditemukan pada 39% penderita penyakit ini dan kelainan genetik ini
identik dengan kelainan genetik pada penderita chondrodysplasia dan
thanatophoric dysplasia, yang mana keduanya berhubungan dengan
acanthosis nigricans. Akhir-akhir ini, penelitian molekular terhadap
etiologi keratosis seboroik menunjukkan adanya aktivasi mutasi PIK3CA
pada 16% orang coba.

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 2

Paparan sinar matahari


Tingginya prevalensi kejadian keratosis seboroik pada penderita yang
sering terekspos sinar matahari memicu kemungkinan paparan sinar
matahari berlebih sebagai etiologinya. Biasanya muncul pada dekade
kelima pada daerah beriklim sedang tetapi lebih awal di daerah tropis.
Pada orang Australia tidak ditemukan adanya korelasi antara kulit sensitif
terhadap sinar ultraviolet dengan keratosis seboroik.

Infeksi virus (HPV DNA)


Infeksi virus juga diduga sebagai kemungkinan penyebabnya berdasarkan
beberapa kemiripan klinis dengan kutil. Meskipun tidak ada DNA human
papillomavirus (HPV) terdeteksi pada 40 biopsi keratosis seboroik genital,
namun 42 dari 55 kasus keratosis seboroik non genital (76%) memberi
hasil positif. Penemuan ini mengindikasikan adanya peran infeksi virus
terhadap keratosis seboroik non-genital.

Manifestasi Keganasan
Kemunculan mendadak keratosis seboroik pada orang dewasa dapat terjadi
sebagai tanda adanya keganasan internal yang dikenal sebagai Leser-Trelat
sign. Kanker usus besar dan lambung biasanya memberikan manifestasi
kulit seperti ini. Sumber manifestasi lainnya bisa berasal dari lymphoma,
kanker payudara, leukemia, lepromatous leprosy, infeksi HIV, eritrodermic
eczema, melanoma, dan kanker paru-paru.

C. Patofisiologi
Epidermal Growth Faktor (EGF) telah terbukti terlibat dalam
pembentukan keratosis seboroik. Tidak ada perbedaan yang nyata dari ekspresi
immunoreactive growth hormone receptor di keratinosit pada epidermis normal
dan keratosis seboroik.

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 3

Tampak adanya gangguan pada pengekspresian apoptosis marker


p53 dan Bcl-2, suatu onkogen penekan apoptosis. Pada keratosis seboroik, Bcl2 lebih rendah dibandingkan pada karsinoma sel basal, yang memiliki Bcl-2
yang tinggi. Tidak ada peningkatan yang dapat dilihat dalam sonic hedgehog
signal transducers patched (ptc) dan smoothened (smo) mRNA pada keratosis
seboroik dibanding kulit yang normal.
Mutasi gen pengkode reseptor tyrosine kinase FGFR3 (fibroblast
growth factor receptor 3) yang tinggi ditemukan pada beberapa tipe keratosis
seboroik. Hal ini menjadi alasan bahwa faktor genetik berperan dalam
patogenesis keratosis seboroik. FGFR3 terdapat dalam reseptor transmembran
tirosine kinase yang ikut serta dalam memberikan sinyal transduksi guna
regulasi pertumbuhan, diferensiasi, migrasi dan penyembuhan sel. Mutasi
FGFR3 terdapat pada 40% keratosis seboroik hiperkeratosis, 40% keratosis
seboroik akantosis, dan 85% keratosis seboroik adenoid
Keratosis Seboroik memiliki banyak derajat pigmentasi. Pada
pigmentasi keratosis seboroik, proliferasi dari keratinosit memacu aktivasi dari
melanosit di sekitarnya dengan mensekresi melanocyte-stimulating cytokines.
Endotelin-1 memiliki efek simulasi ganda pada sintesis DNA dan melanisasi
pada

melanosit

manusia

dan

terbukti

terlibat

dalam

pembentukan

hiperpigmentasi pada keratosis seboroik. Secara Immunohistokimia, keratinosit


pada keratosis seboroik memperlihatkan keratin dengan berat molekul yang
rendah, tetapi ada sebagian kecil pembentukan keratin dengan berat molekul
yang tinggi
D. Manifestasi klinis
Keratosis seboroik biasanya asimptomatik atau dapat disertai gatal.
Awitan keratosis seboroika biasanya di mulai dengan lesi datar, berwarna

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 4

coklat muda, berbatas tegas, dengan permukaan seperti beludru sampai


verukosa halus, diameter lesi bervariasi antara beberapa mm sampai 3 cm.
Lama kelamaan lesi akan menebal, dan member gambaran yang khas yaitu
menempel (stuck on) pada permukaan kulit. Iritasi atau infeksi menyebabkan
lesi membengkak, kadang terjadi pendarahan, pengerasan dan warnanya
semakin gelap karena inflamasi. Lesi yang telah berkembang akan mengalami
pigmentasi yang gelap dan tertutup oleh skuama berminyak. Predileksi tumor
terutama pada daerah seboroika yaitu : dada, punggung, perut, wajah dan
leher.
E. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan
histopatologi. Keratosis seboroik terdiri sel basaloid dengan campuran sel
skuamosa. Invaginasi keratin dan horn cyst merupakan tanda khas. Sarangsarang sel skuamosa kadang dijumpai, terutama pada tipe irritated. Satu dari
tiga keratosis seboroik terlihat hiperpigmentasi pada pewarnaan hematoksilineosin. Setidaknya ada 5 gambaran histologi yang dikenal : akantosis (solid),
reticulata (adenoid), hiperkeratosis (papilomatous), clonal dan irritated.
Gambaran yang bertumpang tindih biasa dijumpai.
1. Tipe akantosis dibentuk oleh kolumna-kolumna sel basal dengan campuran
horn cyst.
2. Tipe reticulata mempunyai gambaran jalinan untaian tipis dari sel basal,
seringkali berpigmen, dan disertai horn cyst yang kecil.
3. Tipe

hiperkeratotik

terlihat

eksofilik

dengan

berbagai

tingkat

hiperkeratotis, papilomatosis dan akantosis. Terdapat sel basaloid dan sel


skuamosa.
4. Tipe clonal mempunyai sarang sel basaloid intraepidermal.

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 5

5. Pada tipe irritated, terdapat infiltrat sel yang mengalami inflamasi berat,
dengan gambaran likenoid pada dermis bagian atas. Sel apoptotik terdapat
pada dasar lesi yang menggambarkan adanya regresi imunologi pada
keratosis seboroik. Kerdapat infiltrat sel yang mengalami inflamasi
berat tanpa

likenoid. Jarang terdapat netrofil yang berlebihan dalam

infiltrat. Pada pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop elektron


menunjukkan bahwa sel basaloid yang kecil berhubungan dengan sel pada
lapisan sel basal epidermis. Kelompok - kelompok melanosom yang sering
membatasi membran dapat ditemukan di antara sel.
F. Penatalaksanaan
Tidak ada penanganan spesifik pada keratosis seboroik karena tidak
adanya tendensi untuk berubah menjadi keganasan. Jika lesi tidak memberikan
gejala, pengangkatan tidak penting, namun jika memberikan gejala atau tidak
dapat diterima dari segi kosmetik, dapat diangkat. Sebelum dilakukan
pengangkatan, pasien harus diberi informasi bahwa lesi baru akan terus
muncul.
Penanganan dapat berupa medikamentosa dan pembedahan, yang akan
dibicarakan lebih lanjut dibawah ini :
1. Medikamentosa
a. Keratolytic Agent
Dapat menyebabkan epitelium yang menanduk menjadi mengembang,
lunak, maserasi kemudian deskuamasi.
1) Amonium Lactat Lotion
Mengandung asam laktat dan asam alfa hidroxi yang mempunyai
daya keratolitik dan memfasilitasi pelepasan sel-sel keratin.

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 6

Sedian 15% dan 5% strenght; 12% strenght dapat menyebabkan


iritasi muka karena menjadikan sel-sel keratin tidak beradesi.
2) Trichloroacetic Acid
Membakar kulit, keratin dan jaringan lainya. Dapat menyebabkan
iritasi lokal. Pengobatan keratosis seboroik dengan 100%
trichloroacetic acid dapat menghilangkan lesi, tepi penggunaanya
harus ditangan profesional yang ahli. Terapi topikal dapat
digunakan tazarotene krim 0,1% dioles 2 kali sehari dalam 16
minggu menunjukkan perbaikan keratosis seborik pada 7 dari 15
pasien.
2. Terapi Bedah
a. Krioterapi
Merupakan bedah beku dengan menggunakan cryogen bisa berupa
nitrogen cair atau karbondioksid padat. Mekanismenya adalah dengan
membekukan sel-sel kanker, pembuluh darah dan respon inflamasi
lokal. Pada keratosis seboroik bila pembekuan terlalu dingin maka
dapat menimbulkan skar atau hiperpigmentasi, tetapi apabila
pembekuan dilakukan secara minal diteruskan dengan kuretase akan
memberikan hasil yang baik secara kosmetik.
b. Terapi Bedah listrik
Bedah listrik (electrosurgery) adalah suatu cara pembedahan atau
tindakan dengan perantaraan panas yang ditimbulkan arus listrik
boiak-balik berfrekwensi tinggi yang terkontrol untuk menghasilkan
destruksi jaringan secara selektif agar jaringan parut yang terbentuk
cukup estetis den aman baik bagi dokter maupun penderita. Tehnik
yang dapat dilakukan dalam bedah listrik adalah : elektrofulgurasi,

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 7

elektrodesikasi, elektrokoagulasi, elektroseksi atau elektrotomi,


elektrolisis den elektrokauter.
Elektrodesikasi
Merupakan salah satu teknik bedah listrik. Elektrodesikasi dan kuret
dilakukan di bawah prosedur anestesia lokal, awalnya tumor dikuret,
kemudian tepi dan dasar lesi dibersihkan dengan elektrodesikasi,
diulang-ulang selama dua kali. Prosedur ini relatif ringkas, praktis, dan
cepat serta berbuah kesembuhan. Namun kerugiannya, prosedur ini
sangat tergantung pada operator dan sering meninggalkan bekas
berupa jaringan parut.
3. Laser CO2
Sinar Laser adalah suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki
panjang tertentu, tidak memiliki efek radiasi dan memiliki afinitas tertentu
terhadap suatu bahan/target. Oleh karena memiliki sel target dan tidak
memiliki efek radiasi sebagaimana sinar lainnya, ia dapat digunakan untuk
tujuan memotong jaringan, membakar jaringan pada kedalaman tertentu,
tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan sekitarnya. Sebagai
pengganti pisau bedah konvensional, memotong jaringan sekaligus
membakar pembuluh darah sehingga luka praktis tidak berdarah saat
memotong.
4. Bedah scalpel
Satu cara konservatif namun tetap dipakai sampai sekarang ialah bedah
skalpel. Umumnya karena invasi tumor sering tidak terlihat sama dengan
tepi lesi dari permukaan, sebaiknya bedah ini dilebihkan 3-4 mm dari tepi
lesi agar yakin bahwa seluruh isi tumor bisa terbuang. Keuntungan

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 8

prosedur ini ialah tingkat kesembuhan yang tinggi serta perbaikan


kosmetis yang sangat baik.
G. Prognosis
Keratosis seboroik merupakan tumor jinak dan tidak menjadi ancaman bagi
kesehatan individu. Lesi keratosis seboroik umumya tidak mengecil namun
akan bertambah besar dan tebal seiring dengan waktu, dan tidak berubah
menjadi ganas

II.

Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien.
Nama (diisi dengan nama inisial)
Jenis Kelamin (laki-laki dan perempuan sama-sama berisiko)
Usia (usia menentukan manifestasi dan penanganan)
Pendidikan (mengukur tingkat pengetahuan klien terhadap penyakit yang
diderita)
Pekerjaan (status ekonomi)
2. Keluhan Utama.
Pasien biaanya mengeluh adanya lesi yang mana dimulai dari lesi datar,
berwarna cokelat muda dengan diameter yang bervariasi yang biasanya
disertai dengan rasa gatal ataupun asimptomatik.

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 9

3. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Penyakit Saat Ini :
Munculnya keratosis seboroik biasanya di mulai dengan lesi datar,
berwarna coklat muda, berbatas tegas, dengan permukaan seperti beludru
sampai verukosa halus, diameter lesi bervariasi antara beberapa
millimeter sampai 3 cm. Lama kelamaan lesi akan menebal, dan memberi
gambaran yang khas yaitu menempel (stuck on) pada permukaan kulit.
Iritasi atau infeksi menyebabkan lesi membengkak, kadang terjadi
pendarahan, pengerasan dan warnanya semakin gelap karena inflamasi.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Adanya riwayat pernah mengalami penyakit yang sama. Bentuk dari
penyakit ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan
banyak atau sedikit keluhan.
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Adanya keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya.
d. Riwayat Psikososial :
Timbulnya kecemasan secara berlebihan.
e. Riwayat Pemakaian Obat :
Pernah menggunakan obat kulit sebelumnya.

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 10

B. Pemeriksaan Fisik
1. Subjektif
Lesi yang berwarna kecoklatan dan kadang menimbulkan sensai gatal.
2. Objektif :
Awitan keratosis seboroika biasanya dimulai dengan lesi datar berwarna
coklat muda sampai hitam, berbatas tegas, dengan permukaan seperti
beludru sampai verukosa halus. Diameter lesi bervariasi dari 1 mm sampai
beberapa sentimeter, jarang lebih dari 3 cm. Lama-kelamaan lesi akan
menebal, dan memberi gambaran khas seperti menempel (stuck-on) pada
permukaan kulit seolah-olah bisa dihilangkan dengan kerokan kuku. Jika
lesi diangkat akan tampak dasar yang lecet dan basah.

3. Pemeriksaan fisik
a. Pola Eliminasi
1) Insentitas BAK dan BAB terganggu.
2) Tanyakan pola berkemih dan bowel.
b. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Pemenuhan sehari-hari terganggu.
2) Kelemahan umum, malaise.
3) Toleransi terhadap aktivitas rendah.
4) Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
c. Pola Tidur dan Istirahat

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 11

1) Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.


2) Mimpi buruk.
d. Pola Persepsi Kognitif
1) Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
2) Pengetahuan akan penyakit.
e. Pola Persepsi dan Konsep Diri
1) Perasaan tidak percaya diri atau minder
2) Perasaan terisolasi.
3) Perasaan kurang nyaman pada tubuh yang tumbuh lesi
f.

Pola Hubungan dengan Sesama


1) Hidup sendiri atau berkeluarga
2) Frekuensi interaksi berkurang
3) Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

g. Pola Reproduksi Seksualitas


1) Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
2) Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
h. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
1) Emosi tidak stabil
2) Ansietas, takut akan penyakitnya
3) Disorientasi, gelisah
i. Pola Sistem Kepercayaan
1) Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
2) Agama yang dianut
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (lesi) berhubungan dengan timbulnya pemyakit
keratosis seboroik

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 12

2. Kerusakkan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi (lesi


keratosis seboroik berwarna coklat tua di dada).
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai proses
penyakit dan pengobatan
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan berhubungan dengan perubahan
dalam penampilan sekunder akibat penyakit
D. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman (lesi) berhubungan dengan timbulnya pemyakit
keratosis seboroik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, klien
dapat menunjukkan perubahan kenyamanan.
NOC :
-

Melaporkan perbaikan kenyamanan fisik pasien

Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan kenyamanan

Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan resolusi terhadap


keluhan

Melaporkan perasaan lebih puas dan nyaman

NIC :
No
1.

2.

Intervensi

Rasional

Kaji hambatan dalam

Untuk melanjutkan langkah

meningkatkan rasa nyaman

tindakan selanjutnya

Berikan sentuhan terapeutik

Sentuhan terapeutik dapat


meningkatkan kenyamanan dalam
menghadapi penyakit

3.

Ajarkan strategi koping .

Mekanisme koping dapat


menurunkan tingkat stress

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 13

4.

Kolaborasi dalam pemberian

Untuk memperlancar proses

terapi topical seperti yang

penyembuhan atau meredakan

diresepkan oleh dokter

gejala

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi (lesi


keratosis seboroik berwarna coklat tua di dada.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, klien
dapat menunjukkan perbaikan integritas kulit.
NOC :
-

Mendemonstrasikan aktivitas perawatan kulit yang efektif

Memiliki warna kulit yang normal

NIC :
No
1.

Intervensi

Rasional

Jelaskan kepada pasien dan

Untuk mendorong kepatuhan

keluarga atau pasangan tentang

terhadap program perawatan kulit

perlunya tindakan keperawatan


lkulit preventif
2.

3.

Berikan pendidikan kesehatan

Tindakan tersebut mendorong

tentang perawatan kulit preventif

kepatuhan terhadap program

kepada pasien.

perawatan kulit.

Berikan pengarahan kepada

Dapat membantu meminimalisirkan

pasien dan pemberian asuhan

kerusakan kulit.

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 14

dalam regimen perawatan kulit.


4.

Health education pengobatan dan

Pilihan pengobatan yang sesuai dan

discharge planning rawat jalan

kepatuhan mempercepat
penyembuhan

5.

Kolaborasi pengobatan

Program penyembuhan

menggunakan laser dan


alternative krim penyamar
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai proses
penyakit dan pengobatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam cemas
keluarga dan klien berkurang
NOC :
-

Klien melaporkan perasaan ansietas dan mengidentifikasi penyebab


ansietas

Klien mengerti penyebab ansietas, melakukan koping pda situasi medis


saat ini tanpa menunjukkan ansietas yang berat.

NIC :

No
1.

Intervensi

Rasional

Kaji tingkat kecemasan / ansietas Untuk mengobservasi langkah


intervensi selanjutnya.

2.

3.

Berikan penjelasan pada pasien

Untuk menghindari terlalu

tentang semua tindakan.

banyaknya informasi

Dorong pasien untuk

Untuk membangun rasa kontrol

mengidentifikasi dan
berpartisipasi dalam aktifitas

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 15

yang ia rasa menyenangkan


4.

Tingkatkan rasa tenang dan

Memudahkan istirahat, menghemat

lingkungan tenang.

energi, dan meningkatkan


kemampuan koping.

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan


sekunder akibat penyakit.
Tujuan : Setelah perawatan . x24 jam klien tidak mengalami gangguan
citra tubuh.
NOC :
-

Menunjukkan adanya keutuhan kulit

Pasien menyampaikan pemahaman dan menyatakan keingiinan untuk


melakukan tindakan melindungi kulit

Pasien mengungkapkan perasaan tentang citra tubuh

NIC :
No
1.

Intervensi
Inspeksi

kulit

Rasional

pasien

dan Menentukan keefektifan regimen

dokumentasikan kondisi kulit


2.

perawatan kulit

Bantu kesempatan kepada pasien Mengurangu ansietas dan


untuk mengungkapkan perasaan meningkatkan keteramplilan koping
tentang masalah kulitnya

3.

Pertahankan lingkungan yang Untuk meningkatkan rasa sejahtera


nyaman

4.

pasien

Pertahankan kondisi lingkungan Lingkungann yang nyaman


yang nyaman

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

meningkatkan kesejahtraan pasien

Page 16

DAFTAR PUSTAKA

Rata IGAK. Tumor Kulit. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. 5 ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.
p. 229-30.
Harahap M. Keratosis Seboroika. In: Harahap M, editor. Ilmu Penyakit Kulit.
Jakarta: Hipokrates; 2000. p. 217.
Tanojo H, Yenny SW, Lestari S. Perbandingan Terapi Keratosis Seboroik Wajah
dengan Teknik Split-face antara Laser Karbon Dioksida dengan
Elektrodesika. CDK-201. 2013;40.
Gordon Et All. 2013. NANDA Nursing Diagnoses Definition and Classification
(NIC), Second Edition. USA: Mosby
Johnson, Marion, dkk. 2011. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes
Classification (NOC), Second Edition. USA: Mosby

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 17

McCloskey, Joanne C. 2011. IOWA Intervention Project Nursing Intervention


Classification (NIC), Second Edition. USA: Mosby

Penyimpangan KDM

Genetik

Paparan sinar
matahari

KERATOSIS
SEBOROIK
Poliferasi dari keratonosit
Aktivasi melanosit

Gangguan rasa
nyaman

Sekresi melanocyte
stimulating cytokinies

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 18

Intervensi Virus
HPV

Hiperpigmentasi pada
keratosis

Perubahan bentuk kulit

Hilangnya percaya diri

Gangguan citra
tubuh

Neoplasma mirip kutil


berwarna coklat

Kurang info pajanan


penyebab

Kulit sering
mengelupas

Ansietas

Kerusakan integritas
kulit

Laporan Pendahuluan Keratosis Suboroik


Akifa Syahrir, S.Kep (70900115009)

Page 19

Anda mungkin juga menyukai