PENDAHULUAN
Keratosis seboroik merupakan tumor jinak yang sering pada orang tua.
dari proliferasi sel epidermis. Walaupun belum ditemukan penyebab yang spesifik
namun keluhan ini lebih sering muncul pada area yang terpapar matahari.
Keratosis seboroik dapat juga disebut wart keratosis, papiloma sel basal, dan
keratosis sinilis. Keratosis seboroik memiliki banyak manifestasi klinik, lesi yang
timbul bisa satu atau banyak lesi. Status dermatologi yang dapat dilihat adalah
konsistensi yang halus atau lembut. Walaupun biasanya diameter lesi keratosis
seboroik berkisar dalam hitungan beberapa millimeter saja, tetapi ada beberapa
lesi yang dapat mencapai ukuran diameter dalam sentimeter. Krusta dan dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Keratosis seboroik adalah salah satu jenis penyakit kulit, yaitu tumbuhnya
benjolan seperti kutil pada permukaan kulit. Benjolan ini merupakan tumor jinak
1
yang paling sering dialami oleh lansia. Benjolan-benjolan keratosis seboroik bisa
tumbuh di mana saja, kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, atau membran
mukosa (lapisan seperti di dalam mulut atau hidung). Bagian tubuh yang sering
menjadi lokasi kemunculan benjolan ini adalah wajah, dada, bahu, serta
punggung.1
2.2 Etiologi
Penyebab di balik pertumbuhan abnormal pada sel-sel kulit keratosis
seboroik juga belum diketahui secara pasti. Diduga sinar matahari memegang
1. Faktor eksternal
2. Faktor internal
a. Imunitas yang rendah dan usia lansia.3
2.3 Epidemiologi
Secara global atau internasional keratosis seboroik merupakan tumor jinak
pada kulit yang paling banyak diantara populasi di Amerika Serikat. Angka
peningkatan usia seseorang. Pada tahun 1963, Tindall dan Smith meneliti populasi
dari individu yang sudah berusaha lebih dari 64 tahun di Carolina Utara dan
mendapatkan hasil bahwa 88% dari populasi tersebut setidaknya memiliki paling
kurang satu lesi keratosis seboroik. Dalam penelitian ini, keratosis seboroik
ditemukan pada 38% wanita kulit putih dan 54% pada pria kulit putih, sekitar
61% pada pria kulit hitam dan 10% lebih pada wanita kulit hitam. Pada tahun
2
1965 Young memeriksa 222 orang yang tinggal di panti jompo Orthodox Jewish
di New York dan menemukan bahwa 29,3% pria dan 37,9% pada wanita memiliki
lesi keratosis seboroik. Keratosis seboroik biasanya terjadi pada orang-orang kulit
populasi dengan usia yang lebih muda dari 40 tahun hanya 8,3% yang memiliki
sedikitnya satu macam lesi keratosis seboroik pada laki-laki dan 16,7% sedikitnya
satu macam lesi keratosis seboroik pada wanita. Keratosis seboroik ditemukan
lebih banyak pada orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam, tidak
tumor jinak yang paling sering terjadi pada orang usia tua. Insidennya meningkat
bagian dari penuaan karena lebih banyak ditemukan pada usia lanjut. Keratosis
seboroik lebih sering muncul pada daerah yang sering terpapar sinar matahari,
terutama pada daerah leher dan wajah. Walaupun tidak menutup kemungkinan
biasanya dapat terjadi hampir semua daerah tubuh yang terkena matahari kecuali
3
penderita dan memegang peranan dalam fase induksi yanng secara langsung
mengubah sel DNA, serta mempengaruhi sel imunoregulator yang bila normal
keratinosit.
d) Faktor genetik dan sistem imun yang lemah.
e) Usia. Gangguan kulit ini umumnya mulai terjadi pada dewasa di atas 40 tahun
umumnya muncul pada bagian kulit yang sering terpapar sinar matahari, pada
kenyataannya kondisi ini juga terdapat pada orang yang tidak terpapar sinar
matahari tersebut. Hal ini terjadi seiring dengan ditemukannya mutasi sel
tubuh.
g) Riwayat keluarga, seseorang kemungkinan mendapatkan penyakit ini bila ada
penyakit ini.
i) Riwayat keluarga, seseorang kemungkinan mendapatkan penyakit ini bila ada
penyakit ini.1
2.5 Diagnosa
2.5.1 Anamnesa
asimptomatik tapi dapat terasa gatal. Sering muncul pada wajah dan ekstremitas
atas. umumnya muncul dengan satu atau lebih lesi yang berbatas tegas, coklat
4
muda, dan macula yang datar. Lesi dapat satu atau berkelompok. Warna dari lesi
ini dapat bervariasi mulai dari coklat pucat dengan sedikit warna pink hingga
warna coklat atau hitam. Riwayat lesi sebelumnya yaitu pembesaran disertai
dapat muncul pada bagian tubuh mana saja, kecuali telapak tangan dan membran
mukosa.5
berbentuk bulat, kasar (seperti batu-batu yang tertanam), kering dan pecah-pecah.
Lesinya tampak tertanam pada permukaan kulit dan pada kenyataannya, hanya
umur dari lesi tersebut dan lokasinya. Lesinya pada ekstremitas biasanya halus
dan datar, atau minimal menonjol dan ramping dengan penonjolan dari kulit
sekitarnya. Seiring dengan waktu, permukaan lesi menjadi verukosa. Lesi pada
umumnya pada semua lesi yaitu lingkaran yang berbatas tegas, tampak tertanam,
seboroik menyerupai melanoma maligna. Lesi-lesi ini dapat muncul pada sebagian
besar dari permukaan tubuh kecuali membran mukosa. Jika lesinya multipel dan
tumbuh pada punggung, Keratosis seboroik dapat terlihat seperti bentuk “pohon
natal”, berada pada aksis yang panjang di seluruh permukaan kulit, atau
Blaschko’s lines. Keratosis seboroik khas muncul awalnya datar, berbatas tegas,
5
polipoid dengan permukaan yang tidak rata. Keratosis seboroik muncul hanya
pada kulit yang mempunyai rambut, tanpa terkecuali sedikit pada permukaan
mukosa, telapak tangan dan telapak kaki. Wajah, leher dan punggung terutama
punggung bagian atas dan ekstremitas merupakan yang paling sering terkena.3
Umumnya dapat berupa lesi yang berbatas tegas, warna coklat muda, lesi
yang datar. Lesi ini muncul pada kulit yang normal. Ukuran dari lesi ini 1 cm,
terkadang bisa tumbuh lebih besar hingga mencapai ukuran lebih dari 5 cm namun
kebanyakan hanya 0,5 – 1 cm. Seiring waktu, lesi akan menebal, keratosis yang
sudah berkembang sering ditemukan dengan pigmen yang dalam dan tidak
memantulkan cahaya. Banyak lesi dari keratosis menonjol keluar. Bentuk lesi
mulai dari bentuk bulat hingga oval. Lesi terkecil terletak di sekitar tepi folikuler,
khususnya pada daerah tungkai. Iritasi pada daerah lesi dapat menyebabkan
peradangan, terkadang berdarah dan bernanah dengan warna lesi akan semakin
Erupsi multipel keratosis seboroik juga dikenal sebagai the sign of Leser-
sering diikuti dengan rasa gatal. Keganasan yang paling sering dihubungkan
adalah adenokarsinoma lambung, colon, dan payudara. Tanda ini juga telah
6
melanoma. Tanda ini juga berhubungan dengan hiperkeratosis telapak tangan dan
telapak kaki terkait dengan penyakit keganasan dan acanthosis nigricans. Namun,
sangat sedikit.6
Gambar
2.22.2. Gambaran lesi keratosis seboroik berbentuk
2.3 papular
Gambar 2.3 . Gambaran lesi keratosis seboroik
bila dibandingkan dengan ekstremitas dan kepala yang hanya 22,5%. Perlu
badan, 25% pada daerah badan dan ekstremitas, 5% hanya pada daerah
ekstremitas saja dan 2,5% memiliki lesi sendiri pada kening. Dan hanya 3% saja
7
2.5.3 Pemeriksaan Penunjang
sarang sel skuamosa kadang dijumpai, terutama pada tipe irritated. Satu dari tiga
horn cyst.
Tipe reticulated mempunyai gambaran jalinan untaian tipis dari sel basal,
dengan gambaran likenoid pada dermis bagian atas. Sel apoptotik terdapat
pada dasar lesi yang menggambarkan adanya regresi imunologi pada keratosis
seboroik. Kadang kala terdapat infiltrat sel yang mengalami inflamasi berat
tanpa likenoid jarang terdapat netrofil yang berlebihan dalam infiltrat. Pada
sel basaloid yang kecil berhubungan dengan sel pada lapisan sel basal
8
Gambar 2.5. Acantolitik berisi sel basaloid
A B
Gambar 2.7. Histologi keratosis seboroik pada tubuh, A. Tipe acantolitik. B. Tipe
hiperkeratotik
Ada beberapa bentuk histologi dan terkadang berbeda secara klinis untuk
keratosis seboroik:
1. Common Seborrheic Keratosis
Sinonim: basal cell papilloma, solid seborrheic keratosis. Jenis ini dianggap
sebagai lesi klasik. Bentuknya seperti jamur, dengan epidermis hiperplastik dan
berbatas tegas yang menggantung di sekitar kulit. Tumor ini terdiri dari sel-sel
basaloid yang seragam. Kista-kista keratin kadang lebih banyak, dan bisa tampak
9
didalam folikel dan diluar folikel. Melanosit terkadang muncul dalam jumlah
dasar epidermis. Kista-kista keratin dikelilingi oleh sel-sel ini. Stroma kolagen
3.Stucco Keratosis
Sinonim: hyperkeratotic seborrheic keratosis, digitate seborrheic keratosis,
muncul berukuran 3-4 mm, berwarna seperti warna kulit atau benjolan berwarna
putih abu-abu yang muncul di tungkai bagian bawah. Penampakan sel epidermal
seperti jalinan keranjang. Keratinosit yang bervakuola yang ada pada veruka
vulgaris tidak ditemukan pada lesi ini, meskipun secara klinis lesi ini bisa
jaringan epidermis. Walaupun sel yang paling banyak adalah keratinosit, sarang-
Penyebab dari reaksi eksematous ini tidak diketahui. Bisa jadi disebabkan trauma,
10
memperlihatkan bagian-bagian dari perubahan inflamasi, banyak lingkaran atau
pusaran dari sel-sel eosinofilik skuamous yang merata dan tertata seperti bawang.
Ini menyerupai mutiara keratin dalam sel karsinoma bersisik, tapi bisa dibedakan
oleh besarnya jumlah mereka, kecilnya ukuran, dan bentuknya yang terbatas.
Lesi tersebut bisa sangat mirip dengan penyakit Bowen’s atau karsinoma sel
squamous yang invasive. Tidak diketahui sebab-sebab perubahan tersebut, baik itu
akibat dari iritasi atau aktivasi, atau tanda karsinoma sel squamous. Sebaiknya
berkembang menjadi sarang, yang melebar dari lapisan basal ke lapisan superfisial
pada orang Afrika Amerika, namun terlihat pada orang yang berkulit lebih gelap
dari ras lain, nampak merupakan varian dari keratosis seboroik. Lesi ini
merupakan erupsi papul yang berpigmen pada wajah dan leher. Mereka
11
2.6 Patogenesis
Tumor biasanya muncul di daerah yang terpapar sinar matahari pada pasien
paruh baya atau lebih tua, yang menunjukkan adanya hubungan etiologis dengan
keratosis seboroik, penyakit ini sering terjadi pada daerah yang jarang tertutup
oleh pakaian, paparan sinar matahari telah dipikirkan sebagai salah satu faktor
awal dan lebih sering ditemukan pada daerah dengan iklim tropis. Pada sebuah
studi (Australia) menyatakan prevalensi yang tinggi dari keratosis seboroik pada
daerah kulit yang terekspose dengan sinar matahari, seperti kepala, leher,
berlawanan dengan daerah yang jarang terekspos sinar matahari dari subyek yang
sama. Walaupun tidak ada etiologi spesifik yang telah diidentifikasi pada
paparan sinar matahari. Perubahan yang utama dari keratosis seboroik adalah
imatur ini dan mentransfer melanin padanya. Endotelin-1 memiliki efek stimulasi
ganda pada sintesis DNA dan melanisasi pada melanosit manusia dan telah
12
terbukti terlibat sebagai salah satu peran penting dalam pembentukan
2.7 Patofisiologi
dalam pembentukan keratosis seboroik. Tidak ada perbedaan yang nyata dari
DNA dan melanisasi pada melanosit manusia dan telah terbukti terlibat sabagai
memperlihatkan keratin dengan berat molekul yang rendah, tetapi ada sebagian
0,1% selama 16 minggu memberikan hasil yang baik pada 50% pasien.6
2.9.2 Non-Farmakologi
A. Terapi Bedah
13
1. Krioterapi
Krioterapi mungkin pilihan pengobatan untuk kebanyakan jenis lesi. Suatu
semprotan biasanya menghasilkan respon yang bagus. Jika ada bekas lesi, atau
2. Elektrodesisasi
3. Laser
Terapi laser menggunakan laser pigmen lesi juga efektif, dan ketika
pengobatan karena efek terbalik dari bekas lesinya. Salah satu bahaya besar
menangani “keratosis seboroik” selain dari pemotongan dengan cara bedah adalah
lesi yang ditangani bisa menjadi lesi displastik melanositik atau melanoma
maligna. Sangat disarankan kalau lesi itu bukan common seborrheic keratosis,
2.9.3 Edukasi
1. Karena lesi kulit Keratosis seboroik diketahui disebabkan atau diperburuk oleh
14
faktor pencetus misalnya panas, obat-obatan dan tentunya sinar matahari dan
untuk membuat statistik ini menjadi lebih baik. Jika penanganan tidak tepat, lesi
BAB III
KESIMPULAN
Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang berasal dari proliferasi epidermal
faktof, yaitu: autosomal dominan, paparan sinar matahari dan human papilloma
virus. Keratosis seboroik sering dijumpai pada orang tua dan tidak ada perbedaan
Terapi keratosis seboroik dapat berupa terapi obat-obatan dan terapi bedah.
15
DAFTAR PUSTAKA
16