Anda di halaman 1dari 14

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PADA TUMOR JINAK

EPITEL
I.

Pendahuluan
Kulit terdiri dari tiga lapisan berupa epidermis, dermis, dan jaringan

subkutan. Kulit lebih tebal pada bagian dorsal dan ekstensor daripada bagian
ventral dan fleksor. Epidermis merupakan bagian terluar dari kulit, epitel
skuamosa yang bertingkat-tingkat. Dermis terdiri dari tiga jenis jaringan ikat
berupa kolagen, jaringan elastis, dan serat retikular. Pada vaskularisasi dermis
terjadi rangsangan berupa sentuhan dan tekanan yang diterima oleh sel darah
Meissner dan Vater - Pacini. Kulit dapat dikatakan sebagai organ imunologis aktif
terbesar di dalam tubuh.1.2
Gambar 1 . Gambaran lapisan kulit.2

Fungsi yang paling jelas dari kulit adalah untuk menjadi penghalang
fisik antara tubuh dan lingkungan, mencegah air dan elektrolit dari dalam keluar,

mengurangi masuknya bahan kimia yang merusak, mencegah masuknya


mikroorganisme dan antigen eksternal, melindungi dari radiasi matahari. Kulit
penting dalam regulasi suhu tubuh dan dirancang untuk menanggapi kekuatan
mekanik; epidermis memiliki kekuatan mekanik untuk menahan kerusakan dan
memilki kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri jika rusak, dan dermis
yang bersifat elastis. Fungsi imunologi kulit tergantung pada kedua sel-sel di
epidermis dan konstituen seluler dermal.2
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA ( deoxyribose-nucleic acid ) di
dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya
tumor. Sebenarnya sel memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan
mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika
kerusakan DNA berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai
dengan pembelahan DNA kromosom kondensasi kromatin, serta fragmentasi
nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut
biasanya dapat memicu terjadinya kanker.3

II.

Macam-macam Tumor jinak epitel

1. Keratosis Seboroik ( basal cell papilloma atau seborrhoeic wart)


Tumor ini merupakan tumor jinak ephitelium pada umumnya, biasanya

berpigmen dan tidak berkaitan dengan kelenjar sebaseus. Tumor jinak ini terdiri
dari basal keratinosit.

Istilah senile wart harus dihindari karena dapat

menyinggung banyak pasien. Keratosis seboroik biasanya muncul pada usia lebih
dari 50 tahun, namun bisa juga muncul lebih awal pada usia remaja.2,3
a. Etiologi
Patogenesis dari keratosis seboroik tidak diketahui. Klinisnya berasal dari
lentigo. Erupsi mendadak dari keratosis seboroik mungkin seperti eritroderma
exfoliative, eritroderma psoriasis atau eritroderma akibat alergi obat. Lesinya
bersifat sementara.2
Infeksi virus juga dijelaskan menjadi penyebab yang mungkin dari
keratosis seboroik berdasarkan kesamaan klinis dari warts. Meskipun tidak ada
Human Papilloma Virus (HPV) yang dideteksi dari studi 40 biopsi keratosis
seboroik

genital,

kulit

non-genital

menghasilkan

hasil

yang

berbeda.

Perkembangan dari keratosis seboroik dihubungkan dengan peredaran epidermal


growth factor dan melanocyte derived growth factor dalam penambahan ke
ekspresi peningkatan lokal dari faktor alfa nekrosis tumor endothelin-converting
enzym. Selain itu, lesi mutipel mungkin diwarisi (autosomal dominan), kadangkadang dari dermatosis inflamasi.3
b. Manifestasi klinis
Keratosis seboroik dapat terjadi diseluruh tubuh. Sifatnya tidak bergejala
dan kadang gatal. Daerah yang sering terkena adalah bagian wajah dan badan

bagian atas. Terdapat hiperpigmentasi pada penelitian terbaru. Terdapat perbedaan


antara keratosis seboroik dan lentigo maligna. Kebanyakan keratosis seboroik
mempunyai sedikit rambut dari kulit. Gambarannya berupa plakat verrucous pada
epidermis, keratin yang berminyak pada permukaan. Ukuran bervariasi dari 1 mm
sampai beberapa sentimeter. Lesi terkecil terdapat pada lubang folikular terutama
pada stunk. Pada kelopak mata dan fleksor, keratosis seboroik dapat memiliki
vegetasi. Iritasi atau infeksi merupakan penyebab dari pembengkakan, kadangkadang mengalami perdarahan, dan terjadi pengerasan kulit.4,5

Gambar 2. Typical multiple seborrhoeic warts yang berlokasi di kulit.2

c. Diagnosis Banding
1. Keratosis Aktinik
Keratosis aktinik dianggap sebagai in situ dysplasia disebabkan
oleh paparan sinar matahari. Tempat predileksinya sekitar wajah, telinga,
4

dorsal manus, dan lengan bawah. Keratosis aktinik biasanya multiple,


datar, atau meningkat, verrucous atau keratosis, merah, berpigmen atau
kulitnya berwarna. Biasanya permukaan ditutupi oleh sisik, tapi kadangkadang halus dan mengkilat. Pasien mungkin mengeluhkan lesi tampak
lembut pada saat lesi digosok. Lesi biasanya relatif kecil, berukuran 3 mm
sampai 1 cm di atas diameter rata-rata, sebagian besar menjadi kurang dari
6 mm. Jarang, lesi dapat mencapai 2 cm, tapi lesi yang lebih besar dari 6
mm hanya harus dianggap sebagai aktinik keratosis jika dikonfirmasi
dengan biopsi atau jika itu benar-benar sembuh dengan terapi.2

Gambar 3 . Manifestasi klinis pada Keratosis aktinik.4

2. Nevus melanositik
Nevus melanositik adalah tumor jinak dari melanosit, dimana
melanosit ( nevus sel ) berkembang biak selama beberapa waktu, tetapi
kemudian berhenti proliferasi dan berdiferensiasi ( atau menua ) dan

menjadi saraf atau fibroblast lineage. Nevus melanosit perlahan-lahan naik


ke permukaan epidermal, bentuknya bulat atau oval, sangat gelap, tetapi
sebagian besar menjadi pucat dengan usia.1
3. Karsinoma Sel basal berpigmen
Awalnya tumor hanya kecil seperti mutiara, translusen, area yang
menonjol dan bulat ditutupi oleh epidermis tipis yang beberapa terdapat
dilatasi. Bintik-bintik kecil berpigmen dapat dilihat dengan kaca pembesar.
Bentuk yang lain adalah kecil seperti mutiara, eritematosa, papula
likenifikasi atau plak, keratosis dan area yang sedikit mengeras, atau
sebagai ulkus kecil yang dangkal. Terkadang menjadi pedunkul dan
telangiektasis, menyerupai granuloma piogenik.3

Gambar 4. Manifestasi klinis pada Karsinoma Sel Basal Berpigmen.4

d. terapi
Lesi dikeluarkan untuk tujuan kosmetik atau untuk menghilangkan
sumber iritasi . Karena pertumbuhan ini muncul sepenuhnya dalam epidermis,
penggunaan pisau bedah eksisi tidak digunakan. Keratosis seboroik mudah

dihilangkan dengan bedah beku atau kuretase. Bedah beku efektif untuk keratosis
seboroik tipis tetapi hiperpigmentasi pasca - pengobatan atau hipopigmentasi
merupakan efek samping yang mungkin terjadi.4
2. Sindrom Nevus Epidermal
a. Definisi
Sindrom nevus epidermal (SNE) merupakan suatu sindrom

kongenital

didapat yang diturunkan secara autosomal dominan. Penyakit ini ditandai dengan
adanya kelainan kulit berupa nevus epidermal yang berhubungan dengan berbagai
kelainan pada sistem organ lain yaitu susunan saraf pusat, skeletal, kardiovaskular,
mata dan urogenital. Kelainan skeletal ditemukan pada 15-70% pasien, kelainan
neurologik ditemukan pada 15-50% pasien dan kelainan mata ditemukan pada 930% pasien. Sindrom nevus epidermal merupakan suatu kasus yang jarang
ditemukan. Angka kejadiannya hanya 16% dari seluruh kasus nevus epidermal.
Penyakit ini dapat ditemukan sejak lahir hingga usia 40 tahun dengan
perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan.2,3
b. Etiologi
Penyebab SNE belum diketahui dengan pasti, namun diduga karena
adanya kesalahan migrasi dan perkembangan jaringan embrionik atau terjadinya
kesalahan pada proses pemisahan ektoderin dari neural tube. Penyakit ini lebih
sering disertai dengan kelainan skeletal, saraf dan mata.3
c. Manifestasi klinik

Kelainan ini muncul pada saat lahir atau muncul pada saat bayi dan
anak-anak. Bentuk bulat, oval, atau persegi berwarna kuning, gelap atau coklat,
dan permukaannya seperti kutil berkelompok dengan batas tegas. Sering
ditemukan pada daerah kepala dan leher. Nevus epidermal tidak dapat
berkembang lagi setelah akhir masa remaja. Bila nevus meluas, sering melibatkan
kerangka, neurologis dan mata.4
Gambar 5.Manifestasi klinis pada Sindrom nevus epidermal.4

d. Diagnosis Banding
1. Melanoma maligna
Diagnosis klinis dari melanoma berdasarkan perubahan progresif dari lesi
melanosit, pertumbuhan dan menjadi bentuk yang irregular dan berwarna.4,5
Diagnosis berdasarkan The Glasgow terdapat tujuh point yang terdiri dari 3
kriteria mayor dan 4 kriteria minor yang dimana point-point tersebut adalah
a)

b)

Kriteria Mayor
Perubahan ukuran
Perubahan bentuk
Perubahan warna
Kriteria minor

Diameter lebih dari 5 mm


Ada inflamasi
Ada perdarahan
Nyeri sedang atau sensasi berubah
Jika terdapat 1 dari kriteria mayor pada orang dewasa dipertimbangkan

untuk dlakukan penghapusan lesi dan jika ditambah dengan 1 kriteria minor maka
curiga maligna melanoma.5

Gambar 6. Manifestasi klinis pada Maligna melanoma.4

2. Keratosis seboroik berpigmen.


Umumnya keratosis seboroik biasanya multiple. Bentuknya oval, agak
menonjol, berwarna kecoklatan terang hingga kehitaman, papul berbatas tegas
atau plaque berdiameter lebih dari 3 cm.2
e. Pengobatan
Eksisi lengkap pada Sindrom epidermal nevus pada lapisan dermis
diperlukan untuk kekambuhan kembali. Namun berdasarkan ukuran dan
penyebaran dari lesi, eksisi bukan menjadi sebuah pilihan pengobatan.
Pembedahan yang lain dan pengobatan medis memungkinkan untuk mengobati
beberapa lesi.3
9

Terapi topikal seperti kortikosteroid , asam retinoat , ter , anthralin , 5 fluorouracil dan podofilin semuanya telah digunakan untuk pengobatan tetapi
tingkat kesembuhan terbatas . Terapi kronis dengan retinoid oral telah dilaporkan
efektif pada epidermal nevus dengan penurunan penebalan, meskipun tidak
menghasilkan perubahan. Ablasi laser juga dapat dilakukan, namun untuk menjadi
efektif, harus seminimal mungkin menyebabkan luka dan fibrosis pada dermis
papiler.4,6

3. Acrochordon ( Papilloma Colli, Fibroma pendulum, Cutaneous papilloma,


Fibroma Molluscum, Skin Tags )
a. Definisi
Tumor jinak kulit yang berasal dari jaringan ikat, panjangnya sekitar 1-2
milimiter. Banyak didapatkan pada usia pertengahan dan orang tua, umumnya
pada wanita.7,8
b. Etiologi
Penyebab pasti dari acrochordon tidak diketahui, kadang-kadang dikaitkan
dengan faktor genetik. Faktor predisposisi antara lain obesitas dan kehamilan,
jarang dihubungkan dengan sklerosis tuberous, akantosis nigrikan, atau
akromegali dan diabetes. Kelainan ini meningkat pada saat pasien mengalami
kenaikan berat badan atau selama kehamilan dan mungkin berhubungan dengan
hormon pertumbuhan seperti aktivitas insulin dan diabetes melitus. Pada pasien
dengan keluhan gastrointestinal, pada kulit akan tampak polip.4,7,8
10

c. Manifestasi klinik
Lesinya berukuran kurang lebih 2mm diatas diameter rata-rata. Bentuknya
bulat, lembut, dan kaku.Warna mungkin tidak berubah tetapi sering berubah
menjadi hiperpigmentasi. Sering ditemukan pada daerah leher, dan sering
berkombinasi dengan keratosis seboroik. Saat lesi lebih besar akan sampai ke
daerah wajah atau kebelakang punggung. Lesi mungkin akan bersamaan
ditemukan pada daerah aksila dan paha.5

Gambar 6. Acrochordon pada daerah Aksila.4

d. Diagnosis Banding
Biasanya sulit dibedakan dengan nevus melanosit kecil.8
e. Terapi
Penatalaksanaan pada acrochordon adalah dengan kauter dan bedah beku
dengan nitrogen cair sangat efektif digunakan.4,5
4. Stucco Keratosis
11

Stucco

keratosis

digambarkan

sebagai

verrucous,

bergerigi,

hiperkeratotik, dan digitate. Lesi umumnya Berukuran 1 hingga 10 mm, bulat,


sangat kering, stuck on lesi dianggap oleh sebagian besar pasien hanya
bermanifestasi kulit kering, atasnya datar, papul putih yang menempel pada kulit
kaki bagian bawah terutama di sekitar daerah tendon archilles, dorsum kaki dan
lengan. Secara histologi, tidak ada perubahan keratinositik atau perubahan virus
sitopatik yang diamati, dan demikian dapat dibedakan dengan verruca plana. Lesi
dapat dihapus dengan kuretase atau bedah beku.4,6

Gambar 7. Manifestasi klinis pada Stucco keratosis.4

5. Melanoakantoma
Melanoakantoma juga dikenal sebagai keratosis seboroik berpigmen.
Pertumbuhannya yang lambat menyerupai gambaran klinis melanoma dan
berlokasi pada kepala atau leher pada lansia dan cenderung terjadi pada laki-laki
kulit putih yang lebih tua. Melanoakantoma digambarkan dengan lesi yang
berpigmen berisi melanosit dan keratinosit dendritik.7
6. Dermatosis Papulosa Nigra

12

Dermatosis papulosa nigra berupa papul yang berwarna hitam


kecoklatan yang ditemukan pada wajah, berukuran 2 sampai 3 mm dan halus. Lesi
dapat dhapus dengan kuretase atau bedah be pada satu atau dua lesi dan dapat
sembuh dengan sempurna.4

Gambar 8. Manifestasi klinis pada Dermatosis Papulosa Nigra.4

7. Horn Cutaneous
Permukaan keras, bentuk kerucut terdiri dari keratin dan menyerupai
tanduk hewan. Sering terjadi pada daerah wajah, telinga, dan tangan. Kutil,
keratosis seboroik, keratosis aktinik, dan karsinoma sel skuamosa semua
mengandung keratin dan menghasilkan tanduk. Penanganan yang dilakukan
adalah bedah beku, eksisi gunting lokal, atau eksisi bedah.4

13

Gambar 9. Manifestasi klinis pada Horn Cutaneous.4

14

Anda mungkin juga menyukai