Anda di halaman 1dari 20

Hypertrophic

Pyloric Stenosis
Oleh : Putri Oktaria (712019061)

Pembimbing : dr. Fahriza Utama, Sp.B, FINACS., FICS


BAB 1
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan

Hiscprung (1888)
HPS → Kelainan pada masa bayi yang ditandai
dengan hipertrofi dan hiperplasia serat otot polos
pilorus yang menyebabkan penyempitan dari
saluran pilorus dan obstruksi saluran outlet gaster.

HPS  Insiden di dunia Barat : 1-4 per 1.000 kelahiran hidup


Kondisi bedah yang umum → muntah berat  Asia dan ras kulit hitam sekitar 20- 30%.
 Indonesia khususnya Irian 0,075 per 1000 kelahiran
BAB 2
Pendahuluan
Anatomi

Gaster → organ berongga besar menyerupai


kantung dalam di rongga peritoneum yang
terletak di antara esofagus dan usus halus.
Lambung menyerupai tabung J, dan bila penuh
seperti buah pir raksasa
Definisi

Nama Lain
Hypertrophic pyloric stenosis (HPS), juga dikenal
sebagai infantile hypertrophic pyloric stenosis (IHPS)

HPS
Kondisi pada bayi yang ditandai dengan penebalan
otot pilorus yang abnormal yang menyebabkan
obstruksi saluran keluar lambung (outlet gaster).
Epidemiologi
Terjadi pada 2-5 bayi/tahun,

 Bervariasi tergantung faktor geografis.

Penelitian di Amerika serikat

 Melaporkan prevalenesi yang tinggi pada anak dari ibu kulit putih.
 Prevalensi kelahiran di Asia lebih rendah.

Rasio perbandingan

 HPS lebih banyak dijumpai pada anak pertama


 Kejadian HPS pada laki – laki : perempuan adalah 4: 1.
 Kerentanan genetik bersifat poligenik.
Etiologi
 Etiologi pasti dari kejadian hypertopic pyloric stenosis belum diketahui secara pasti

01 02 03
Antibiotik Makrolida Eritromisin Kelahiran
↑ Kejadian Paparan pascakelahiran Prematur

04 05
Ibu Kelahiran
Perokok Anak Pertama
Teori Terkait Patogenesis
 Etiologi pasti dari kejadian hypertopic pyloric stenosis belum diketahui secara pasti

01 02
Teori abnormalitas Teori Genetik
imunohistokimia

03 04
Teori Infeksi Teori hiperasiditas
Teori Faktor risiko
Patofisiologi HPS

Hipertrofi dan hiperplasia lapisan otot gaster

Otot pilorus menebal

Penebalan lumen antrum lambung

Obstruksi mekanis outlet gaster

Muntah proyektil

Dehidrasi
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik Gejala Klinik
Peristaltic wave Muntah Proyektil
Pascaprandial & Nonbilious
Massa teraba di kuadran kanan atas
10-20 menit setelah makan
90% (buah zaitun)

Olive sign Penurunan BB


Dehidrasi
Pemeriksaan Penunjang Pada kasus berulang
USG , barium meal
Perut skafoid
Darah rutin, elektrolit
Diagnosis

USG Barium metal : Caterpillar sign

Ketebalan otot pylorus > 4 mm, panjang otot pylorus Tanda-tanda klasik dari kanal pilorus yang
>14-20mm dan diameter pylorus >10-14mm memanjang (string sign) atau mukosa pylorus
yang menebal (double-track sign)
Diagnosis Banding

1. Gastro-oesophageal reflux

2. Viral enteritis

3. Viral enteritis

4. Duodenal stenosis/duodenal web

5. Raised intracranial pressure.


Tatalaksana
Terapi awal dari hypertrophic pyloric stenosis adalah memastikan status hidrasi pasien.
 Rehidrasi dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Jika tidak ada atau tanda-tanda dehidrasi
ringan, dekstrosa 5% dengan 0,25% NaCl dan 2 meq KCl per 100 mL diberikan.
 Jika sedang atau berat, rekomendasikan konsentrasi NaCl IVF yang lebih tinggi.
 Kadar bikarbonat harus dikoreksi dan dipantau, mengingat dampaknya pada potensi
hipoventilasi. Tabung NG harus dipertimbangkan.

Terapi definitif
 Pyloromyotomy
Insisi longitudinal dengan diseksi pada submukosa dari lapisan anterior dari pilorus.
Tatalaksana
Komplikasi

Hypertrophic pyloric stenosis biasanya dipersulit oleh dehidrasi, penurunan


berat badan dan alkalosis metabolik hipokloremik, hipokalemik yang khas.

Komplikasi dari pyloromyotomy adalah infeksi luka operasi (1-5%), perforasi


mukosa (1-2%) dan muntah yang tetap bertahan . Muntah yang tetap bertahan
lebih dari 2 minggu perlu dicurigai akibat dari gastroesophageal reflux disease
(GERD) atau myotomy yang tidak adekuat.
Prognosis
Pasien HPS yang dilakukan pyloromyotomy memiliki luaran jangka pendek dan jangka
panjang yang baik.
BAB
Penutup
3
Kesimpulan
1. Hypertrophic pyloric stenosis (HPS), juga dikenal sebagai infantile hypertrophic pyloric stenosis
(IHPS) adalah kondisi pada bayi yang ditandai dengan penebalan otot pilorus yang abnormal
yang menyebabkan obstruksi saluran keluar lambung (outlet gaster).
2. Etiologi pasti dari hypertrophic pyloric stenosis tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa
faktor risiko dapat meningkatkan kejadi hypertrophic pyloric stenosis yaitu penggunaan
antibiotik makrolida, paparan eritromisin pascakelahiran. Faktor risiko lainnya termasuk
pemberian susu botol, kelahiran prematur, persalinan sesar, dan bayi lahir pertama (30% hingga
40% kasus), ibu perokok berat selama kehamilan.
3. Beberapa teori diduga berhubungan dengan patogenesis HSP, diantaranya teori abnormalitas
imunohistokimia, teori genetik, teori infeksi, dan teori hiperasiditas.
4. Diagnosis hypertrophic pyloric stenosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Gejala klinisnya adalah muntah yang memancar/proyektil dan tidak
mengandung empedu 10-20 menit setelah makan, biasanya baru terlihat setelah bayi berusia
antara 3 dan 5 minggu.
5. Tatalaksana terdiri dari rehidrasi dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan dilanjutkan
dengan tindakan operasi dengan pyloromyotomy.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai