PSIKOTIK AKUT
Disusun Oleh:
Afifah Yasmin Ibrahim (712019090)
Putri Oktaria (712019061)
Hafizah Noka Mulita (712019092)
Fitria Rhamatunnisa (712019027)
Aulia Loren Aprilia (712019022)
Pembimbing:
dr. Abdullah Sahab, Sp.KJ, MARS
Psikotik Akut
Pembimbing:
dr. Abdullah Sahab, Sp.KJ, MARS
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan
Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Rumah
Sakit DR. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Psikotik Akut” sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan Klinik di
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Rumah Sakit DR. Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasullullah
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir
zaman.
Dalam penyelesaian laporan kasus ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan, maka dari itu kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. dr. Abdullah Sahab, Sp. KJ, MARS selaku dosen pembimbing.
2. Orang tua yang telah banyak membantu dengan doa yang tulus dan
memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan Tim sejawat seperjuangan dan semua pihak yang turut membantu
dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................
Halaman Pengesahan.................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I Laporan Kasus................................................................................................1
BAB II Diskusi...........................................................................................................19
Daftar Pustaka............................................................................................................23
iii
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI PENDERITA
Nama : Tn. M
Usia : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Suku / Bangsa : Melayu / Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Islam
Alamat : Desa Srimulyo, RT 11 RW 003, Kabupaten Banyuasin
Datang ke RS : Senin, 13 Desember 2021
Cara ke RS : Diantar oleh keluarga
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Bangau RS. Dr. Ernaldi Bahar Palembang
A. Sebab Utama
Pasien mengamuk, teriak, marah-marah dan memukuli anaknya.
B. Keluhan Utama
Pasien mengeluh pusing seperti melayang.
1
C. Riwayat Perjalanan Penyakit
- Autoanamnesis
Pada autoanamnesis dengan pasien, Os mengatakan bahwa dirinya dibawa
oleh keluarga ke RS Ernaldi Bahar karena disangka gila oleh orang-orang
disekitarnya 1 hari SMRS.
1 hari SMRS, os mengatakan merasa pusing saat menjelang magrib. Pusing
terasa melayang seperti ada makhluk yang masuk kedalam pikirannya dan
mengendalikan tubuhnya. Selama makhluk tersebut masuk os mengaku tidak
dapat mengingat kejadian apa saja yang ia lakukan. Os mengatakan makhluk
tersebut tidak bisa masuk saat siang hari karena terik matahari. Setelah pusing
mereda, os mengaku sudah diikat oleh keluarganya. Os tidak mengetahui
alasan mengapa ia diikat. Os menyangkal telah melakukan perbuatan seperti
marah-marah atau memukuli orang lain. Os mengatakan keluarga dan
tetangganya mengira bahwa os adalah orang gila, sehingga os dibawa
keluarganya ke RS Dr. Ernaldi Bahar tanpa mengetahui alasan mengapa ia
dibawa.
± 10 hari SMRS, os mengatakan sering diam dan melamun di rumah. Os
sering melamun memikirkan masalah perekonomian keluarganya yang sedang
kesulitan. Sebelumnya os mengaku pernah belajar ilmu makrifat dengan
pamannya. Selama os belajar ilmu makrifat, os mengatakan hanya bisa melihat
makhluk gaib dan dapat mengetahui seberapa besar kekuatan musuh. Os
mengatakan ilmunya masih belum kuat sehingga os merasa seperti orang yang
berdosa.
Os mengatakan tidak memiliki penyakit apapun. Os tidak mengkonsumsi
narkoba namun meminum alkohol. Os biasa minum-minuman alkohol jika ada
acara orgen disekitar rumah dan sehabis panen atau jika terdapat uang yang
lebih. Os juga merokok sekitar 1 bungkus sehari.
Pada saat dilakukan autoanamnesis, pasien mengaku bahwa os baik-baik
saja dan tidak mengalami masalah sedikitpun. Os merasa dirinya biasa saja
bersama keluarganya dirumah. Os mengatakan tidak menyalahkan keluarga
dan tetangganya karena telah membawanya kesini.
2
- Alloanamnesis
Pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD RS Ernaldi Bahar karena os
mulai berubah perilaku, sering melamun, berbicara sendiri sejak 10 hari SM
RS. Keluarga mengatakan bahwa os pernah mengeluhkan melihat sesuatu
seperti makhluk ghaib dan juga merasa seperti ada yang menyentuhnya
padahal tidak terdapat apa-apa. Dan os juga pernah mengatakan kepada
keluarga bahwa os memiliki ilmu bisa melihat kekuatan musuhnya.
4 hari SMRS, keluarga os mengatakan bahwa os bicara meracau, sering b
erdzikir, dan marah-marah ke anak atau istrinya. Os juga sering keluyuran
keluar rumah dan memarahi tetangganya, serta berbicara melantur.
Perubahan perilaku semakin memberat kurang lebih 1 hari SMRS,
dimana os menjadi susah tidur, tidur hanya sekitar 5 menit kemudian bangun
kembali dan terlihat gelisah. Os juga sering mengamuk, teriak-teriak dan
marah-marah dengan orang yang tidak dikenal, serta memukul anaknya.
Kemudian keluarga memutuskan untuk membawa os ke IGD RS Ernaldi
Bahar Palembang dikarenakan keluhan os semakin memberat.
Os merupakan petani di sawah dan sering mengeluhkan stress karena
masalah ekonomi keluarga yang tidak tercukupi. Os merupakan anak yang pe
ndiam dan tidak banyak memiliki teman.
Keluarga mengatakan os tidak memiliki penyakit sebelumnya, didalam
keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa. Os sebelumnya
tidak pernah dibawa berobat ke dokter, dan tidak pernah mengkonsumsi obat
sebelumnya. Riwayat kebiasaan merokok (+) dan riwayat minum-minuman
alkohol (+). Keluarga mengatakan biasanya os minum-minuman alkohol jika
terdapat acara orgen dan bila sehabis panen. Riwayat penggunaan narkoba
disangkal. Nafsu makan os baik. Os juga masih dapat mengurus dirinya
sendiri di rumah.
3
Wawancara dan observasi dilakukan pada Selasa, 14 Desember 2021 Pukul 1
4:00 – 15:00 WIB, di ruang perawatan bangsal Bangau RS Ernaldi Bahar.
Wawancara dilakukan menggunakan bahasa Indonesia dan Palembang.
4
Pemeriksa Pasien Interpretasi (Psikopatologi)
“Assalamualaikum ”Waalaikumssalam Penampilan: Seorang laki-laki
bapak, Selamat siang. Siang, dok. Baik.” berusia sekitar 40 tahun, rambut
Saya dokter muda lurus pendek berwarna hitam,
Afifah, Putri, Hafiza, (Pasien duduk di dekat
berpakain rapi dengan
Aulia dan Fitria. Apo jeruji, sambil melihat
kabarnyo bapak?” pewawancara). mengenakan baju lengan
pendek berwarna kuning
dengan kerah berwarna biru dan
“Apakah kami boleh “Boleh dokter” celana panjang berwarna kunin
mengobrol sebentar?” g. Penampilan sesuai usia. Kulit
sawo matang.
Kesadaran : Compos mentis
Atensi : Cukup
Perhatian Adekuat
Sikap : Kooperatif
Bicara : Spontan, verbalisasi
jelas, intonasi sedang
Inisiatif : Cukup
Motorik : Normal
Ekspresi :Wajar
Kontak fisik, mata dan verbal
adekuat.
“Kalo boleh tahu “Namo aku munjali” Orientasi diri kurang
siapo namonyo pak?”
“Sebelum ini bapak “Dak ado dok, dak pernah, Waham kendali (+)
ado dak pernah tapi yang jelas aku waktu
mukul tetanggo?” itu dikebet”
“Ngapo bapak
dikebet? Bapak “Mungkin kayak gitu tapi
ngamuk-ngamuk apo aku dak tau dak ingat”
cak mano?”
“Bapak pernah meraso “Iyo, cak ado yang galak Halusinasi Taktil (+)
ado yang cak megang megang aku”
8
atau disentuh sesuatu
dak padahal katek?”
9
“Bapak ngeraso dak “Oh idak pernah” Waham kejar (-)
cak ado yang nak
nyelakoi bapak, atau
ngejer-ngejer bapak
cakitu?”
Biasonyo kapan
bapak galak minum, “Iyo, pas ado orgen bae”
apo pas ado orgen
apo ado acara apo?
11
“Semalem tidurnyo “Agak teganggu dok pas Kemampuan merawat diri baik
cakmano? Nyenyak malem”
dak?”
Melamun
Sering marah-marah Mengamuk dan memukul
Bicara sendiri
Bicara meracau anaknya.
Melihat makhluk ghaib dan
Sering berdzikir Teriak- teriak dan marah-
merasa seperti ada yang
Sering keluyuran dan berbicara marah.
menyentuhnya
melantur Susah tidur
Merasa memiliki kekuatan atau
Gelisah
ilmu lebih
13
IV. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
A. Riwayat Premorbid
1. Bayi : Menurut keluarga pasien lahir spontan, cukup bulan, ditolong
oleh bidan.
2. Anak : Menurut keluarga, pasien tidak pernah mengalami kejang dan
keterlambatan perkembangan (-).
3. Remaja : Menurut keluarga, pasien merupakan orang yang pendiam dan
tidak memiliki banyak teman, hanya beberapa teman dekat.
C. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan gejala penyakit yang sama ada, ayah kandung pasien.
Keterangan:
D. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP).
14
E. Riwayat Pekerjaan
Petani
F. Riwayat Pernikahan
Sudah menikah
G. Agama
Pasien beragama Islam
H. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama istri dan anaknya. Dengan status ekonomi menengah k
ebawah.
I. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan pihak berwajib sebelumnya.
15
C. Pembicaraan
1. Spontanitas : Spontan
2. Kecepatan : Sedang
3. Intonasi : Sedang
4. Artikulasi : Jelas
5. Produksi suara : Baik dan Lancar
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi :
- Halusinasi visual ada
- Halusinasi auditorik Tidak ada
- Halusinasi taktil ada
E. Pikiran
1. Proses dan bentuk pikiran: flight of ideas
a) Kontinuitas : kontinu
b) Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi Pikiran : Logore, waham kendali dan waham kebesaran
16
G. Pengendalian Impuls
Impulsivitas tidak terganggu
H. Daya Nilai
1. Penilaian realita : RTA tidak terganggu, karena dapat membedakan realita
dan bukan, dinilai pada alam perasaan, pikiran dan perbuatan.
2. Tilikan : Derajat 1
B. Status Neurologikus
1. GCS 15
E : Membuka mata spontan
(4) V : Bicara spontan (5)
M : Gerakan sesuai perintah (6)
2. Fungsi sensorik tidak terganggu.
3. Fungsi motorik tidak terganggu.
4. Ekstrapiramidal sindrom tidak ditemukan gejala.
5. Refleks fisiologis normal.
6. Refleks patologis tidak ditemukan.
17
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
1. Pasien datang ke IGD RS Ernaldi Bahar diantar keluarganya pada 13
Desember 2021 karena pasien mengamuk, marah-marah, dan
memukul anaknya.
2. Perubahan perilaku pasien terjadi sejak ± 10 hari yang lalu dan semaki
n memberat sekitar 2 hari sebelum masuk rumah sakit..
3. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi
kognitif dan orientasi, memori serta pengetahuan umum pasien baik.
4. Halusinasi visual (+), Halusinasi taktil (+), Waham Kebesaran (+), dan
Waham kendali (+)
5. Mood hipotimik, afek luas
6. Pasien pernah mengkonsumsi minuman alcohol dan terdapat riwayat
merokok.
7. Sejak os merasa stress akibat masalah perekonomian keluarga, os serin
g mengamuk dan marah-marah tetapi masih dapat mandi, BAK, dan
BAB sendiri.
8. Pasien lahir normal dibantu bidan, tidak memiliki riwayat kejang, tida
k memiliki masalah tumbuh kembang.
9. Pasien merupakan pribadi yang pendiam, dan tidak memiliki banyak
teman, hanya beberapa teman dekat.
10. Pasien tinggal bersama istri dan anaknya.
11. Dalam penilaian realitas pada penderita tidak terganggu dalam hal piki
ran, perasaan, perbuatan, dan perilaku.
12. Dalam pertimbangan tilikan terhadap penyakit, ia tidak menyadari diri
nya sakit.
VIII. FORMULASI
DIAGNOSTIK1
Aksis I:
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan, tidak terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi
otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya ingat atau
daya konsentrasi, serta orientasi yang masih baik, sehingga pasien
18
ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F0).
Dari anamnesis diketahui bahwa pasien terdapat waham dan
halusinasi dengan onset kurang dari 14 hari sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien ini menderita Gangguan Psikotik Akut
(F23).
Aksis II:
Pada diagnosis multiaksial aksis II, tidak terdapat diagnosis.
Aksis III:
Pada diagnosis multiaksial aksis III, tidak terdapat diagnosis.
Aksis IV:
Pada diagnosis multiaksial aksis IV, terdapat masalah di lingkungan ke
luarganya karena masalah ekonomi.
Aksis V:
Pada diagnosis multiaksial V, didapatkan Global Assessment of
Functioning (GAF) Scale saat datang ke Rumah Sakit yaitu 80-71 yaitu
gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll.
X. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak dijumpai gangguan kondisi medik umum.
B. Psikologik
Pasien mengalami perubahan perilaku mudah marah, bicara melantur,
gangguan proses berfikir yaitu fligh of ideas dan logore. Terdapat
halusinasi visual, halusinasi taktil, waham kendali dan waham
19
kebesaran.
C. Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama istri dan anaknya. Pasien bekerja sebagai
petani, sosial ekonomi menengah kebawah.
XI. PROGNOSIS
A. Quo ad Vitam : dubia ad bonam
B. Quo ad Functionam : dubia ad bonam
C. Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
B. Psikoterapi
1. Terhadap penderita
a. Memberikan edukasi terhadap penderita dan agar memahami
gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan dan
penanganannya, efek samping yang dapat muncul, memahami
pentingnya kontrol rutin ke dokter setiap bulan serta
pentingnya kepatuhan dan keteraturan dalam minum obat.
b. Intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa
percaya diri individu, perbaikan fungsi sosial, dan pencapaian
kualitas hidup yang baik.
c. Memotivasi penderita agar tidak merasa putus asa, senantiasa
memperbanyak ibadah mendekatkan diri kepada Tuhan dan
semangat dalam menjalani hidup.
2. Terhadap keluarga
a. Memberikan pemahaman kepada keluarga mengenai berbagai
kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan penyakit, dan
pengobatan yang dapat dilakukan sehingga keluarga dapat
memahami dan menerima kondisi penderita serta membantu
20
penderita dalam hal minum obat serta kontrol secara teratur
dan mengenali gejala-gejala kekambuhan untuk segera
dikonsultasikan kepada dokter.
b. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya
peran keluarga pada perjalanan penyakit dan proses
penyembuhan.
21
BAB II
DISKUSI
22
Beberapa klinisi menunjukkan bahwa gangguan paling sering terjadi pada
pasien golongan sosioekonomi rendah dan mereka yang mengalami musibah atau
perubahan budaya yang nyata (seperti imigran). Orang yang mengalami stresor
psikososial yang berat dapat berisiko lebih tinggi mengalami gangguan psikotik
akut.1
Penyebab gangguan psikotik akut tidak diketahui. Pasien yang menderita
gangguan kepribadian mungkin mempunyai kerentanan biologis atau psikologis
mengalami gejala psikotik terutama mereka dengan kualitas borderline, skizoid,
skizotipal, atau paranoid. Beberapa pasien gangguan psikotik sementara
mempunyai riwayat keluarga skizofrenia atau gangguan mood tetapi tidak bersifat
konklusif. Formulasi psikodinamik menekankan adanya mekanisme koping yang
tidak adekuat dan mungkin adanya tujuan sekunder pada pasien dengan gejala
psikotik. Teori psikodinamik tambahan menunjukkan bahwa gejala psikotik
merupakan suatu pertahanan melawan fantasi yang dilarang, pemenuhan harapan
yang tidak diperoleh, atau pelarian dari situasi psikososial yang menekan.1
Diagnosis DSM-IV-TR menguraikan kelanjutan diagnosis gangguan psikotik,
terutama didasarkan pada durasi gejala. Untuk gejala psikotik yang berlangsung
sekurang-kurangnya 1 hari tetapi kurang dari 1 bulan dan bukan merupakan gejala
gangguan mood, gangguan terkait zat, atau gangguan psikotik akibat kondisi
medis umum, diagnosis gangguan psikotik sementara mungkin sesuai. DSM-IV-
TR menjelaskan tiga subtipe yaitu ada stresor, tidak ada stresor dan awitan
pascapartus.1
Pedoman diagnostik gangguan psikotik akut dan sementara berdasarkan
PPDGJ-III yaitu:5
Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang
diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas
yang dipakai ialah :
a) onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu
gejala- gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya
beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk
periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas
yang menentukan seluruh kelompok;
b) adanya sindrom yang khas (berupa "polimorfik" = beraneka-ragam dan
berubah cepat, atau "schizophre-nia-like" = gejala skizofrenik yang
23
khas);
c) adanya stres akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi
dengan karakter ke 5; .x0=Tanpa penyerta stres akut; x1=Dengan
penyerta stres akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak
boleh dimasukkan sebagai sumber stres dalam konteks ini;
d) tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung;
Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuni kriteria episode
manik (F30.-) atau Episode depresif (F32.-), walaupun perubahan emosional
dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.
Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia.
Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.4
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan B.J., Sadock. 2012. Kaplan & Sadock’s Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi ke
2. Jakarta: EGC.
2. Harrison, P., Cowen, P., Burns, T., & Fazel, M. 2018. Textbook of Psychiatry
Seventh Edition. Oxford: Oxford University Press.
3. Brown., Stoklosa., Freudenreich. 2012. How To Stabilize an Acutely Psychotic
Patient. Current Psychiatry.
4. DSM-5. 2013. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition.
In W. T. Carpenter, D. M. Barch, J. R. Bustillo, W. Gaebel, R. E. Gur, S. H.
Heckers, J. v. Os, Schizophrenia Spectrum and Other Psychotic Disorders (pp. 94-
96). Washington: American Psychiatric Publishing
5. Maslim, R. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-V. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma
Jaya.
6. Maslim, R. 2010. Panduan Praktis Penggunaan Klinik Obat Psikotropik. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa.
7. Kaplan, HI dan Sadock. 2010. BJ. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Klinis. Jilid satu. Jakarta : Binapura Aksara Publisher.
8. Miyamoto S, Merrill DB, Lieberman JA, Fleischhacker WW, Marder SR. 2008.
Antipsychotic drugs. Psychiatry, 3rd edn. Chichester: John Wiley & Sons, p: 2161—
2201.
9. Depkes, R.I. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif.
Jakarta.: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
27
28
29
30