J *
ONATHAN FOX HARRIS
Pengenalan
standar tenaga kerja yang adil (“FLSA”)2 disahkan pada era yang sama yaitu 1935 dan 1938,
keduanya ditujukan untuk membantu ekonomi dan para pekerja agar dapat pulih dari
kehancuran akibat Depresi yang Hebat. Undang-undang ini dipandang sebagai langkah
intervensi pemerintah yang signifikan mengenai hubungan antara majikan dan karyawan.
Melalui NLRA, Kongres mengambil sikap pro pekerja yang dramatis, yang menegaskan
bahwa mereka mendukung hak-hak pekerja serta tawar-menawar kolektif mengenai
keseimbangan dinamika kekuatan dalam hubungan kerja dan mencegah sengketa
Ketenagakerjaan.3 Di sisi lain, dalam FLSA, Kongres tidak menyatakan Apakah kongres
memberi dukungan untuk tindakan kolektif; Sebaliknya, tujuan mulanya adalah agar majikan
memberikan ganjaran berupa pengurangan upah terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
masing masing pekerja namun dengan tetap memastikan bahwa pekerja tetap memperoleh
cukup upah untuk ikut serta dalam kegiatan perekonomian agar negara dapat keluar dari Great
1
Haywood S. Burns Graduate Fellow in Human and Civil Rights, J.D. Candidate 2010, City University of New
York School of Law. I would like to thank Beena Ahmad, Ellen J. Dannin, Shirley Lung, Dennis P. Walsh,
Virginia Wilber, my parents, Holly and Bob Harris, and my wife, Dania Rajendra, for their thoughtful feedback
and invaluable support.
National Labor Relations Act (NLRA), 29 U.S.C. §§ 151–169 (2006). For ease of reference, each citation to the
NLRA includes the relevant NLRA section as well as the corresponding U.S. Code section.
2
Fair Labor Standards Act (FLSA), 29 U.S.C. §§ 201–219 (2006). For ease of reference, each citation to the
FLSA includes the relevant FLSA section as well as the corresponding U.S. Code section.
3
NLRA §1, 29 U.S.C. § 151 (―Experience has proved that protection by law of the right of employees to
organize and bargain collectively . . . promotes the flow of commerce by removing certain recognized sources of
industrial strife and unrest, . . . and by restoring equality of bargaining power between employers and
employees.‖); Benjamin I. Sachs, Employment Law as Labor Law, 29 CARDOZO L. REV. 2685, 2685 (2008).
Depression.4 Serta FLSA menyebutkan bahwa tidak ada dukungan untuk tindakan kolektif
sebagai sarana penyetaraan hubungan kekuasaan dalam hubungan kerja .5
Selama bertahun-tahun, NLRA memiliki kemampuan untuk mendukung tindakan
kolektif yang dilakukan oleh para pekerja, yang telah mengurangi ketidakseimbangan
kekuatan di tempat kerja, baik melalui perubahan legislatif yaitu undang-undang Taft-Hartley 6,
dan kasus hukum. Pengadilan dan Dewan Hubungan tenaga kerja Nasional (“NLRB” atau
“Board”), badan administratif yang dibentuk untuk mengadili klaim di bawah NLRA, telah
membatasi perlindungan karyawan agar memenuhi syarat untuk representasi kolektif di
bawah NLRA, serta majikan dan entitas yang terkait atas pelanggaran terhadap kesepakatan
NLRA. Singkat kata, keterbatasan ini telah sangat mengurangi kesempatan pekerja untuk
dapat hidup layak, serta mengurangi rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Secara kontras, kongres telah mengesahkan beberapa batasan legislatif didalam lingkup
FLSA, dan pengadilan umumnya memperluas batasan aplikasi FLSA dalam beberapa tahun
terakhir. Tetapi terlepas dari penurunan secara bertahap dan penyimpangan tujuan kongres,
NLRA tetap menjadi rezim hukum yang kuat dalam mendukung tindakan kolektif pekerja,
dan putusan pengadilan terbaru dan nominasi yang berpihak pada pekerja kepada NLRB
7
menunjukan bahwa NLRB belum kehilangan semua kekuatannya.
Catatan ini memperlihatkan bagaimana kongres dan pengadilan sangat membatasi potensi
NLRA dengan alasan undang-undang ini dapat mengganggu dinamika kekuasan secara
fundamental dalam pasar ekonomi dengan membuka jalan bagi para pekerja untuk bersama-
sama menambil alih kendali dari para pebisnis 8 di pihak lain, kepentingan bisnis dan orang-
orang kaya, yang telah lama mendominasi kongres dan representatif dalam pengadilan
4
See FLSA § 2, 29 U.S.C. § 202 (―The Congress hereby finds that the existence . . . of labor conditions
detrimental to the maintenance of the minimum standard of living necessary for health, efficiency, and general
well-being of workers . . . burdening commerce and the free flow of goods in commerce‖).
5
The FLSA does allow for class action suits—arguably a form of collective action—though such suits are
difficult to initiate because of the presumption that potential class members are not a part of the suit unless they
affirmatively ―opt in.‖ 29 U.S.C. § 216(b) (―No employee shall be a party plaintiff to any such action unless he
gives his consent in writing to become such a party and such consent is filed in the court in which such action is
brought.‖).
6
Labor Management Relations (Taft–Hartley) Act, 29 U.S.C. §§ 141–197 (2006).
7
President Obama recently nominated two new NLRB members that would create a Democratic majority on the
Board. Posting of Seth Michaels to AFL-CIO Now blog, Maxwell, New NLRB Appointments: Change We Can
Believe In, http://blog.aflcio.org/2009/04/27/maxwell-new-nlrb-appointments-change-we-can-believe-in/ (Apr.
27, 2009).
8
The terms ―business class‖ and ―business interest‖ are used interchangeably with the term ―employer.‖
While not all employers completely represent the interests of the business class, enough do to allow for such a
generalization for the purposes of this Note. A detailed analysis of this dichotomy is beyond this Note‘s scope.
federal,9 tidak melihat FLSA sebagai ancaman yang sama karena FLSA tidak ingin merubah
ketimpangan kekuasaan dalam dunia kerja. Oleh karena itu, kongres membiarkan FLSA,
bahkan memperluas perlindungan tenaga kerjanya, dan pengadilan menginterpretasi
perlindungan FLSA secara liberal bila dibandingan dengan perlakuan terhadap NLRA.
Catatan ini dimulai dengan mengulas sejarah legislatif dan sosial dari kedua undang-
undang, dan juga perubahan susulan terhadap undang-undang tersebut. Juga interpretasi
yuridis yang kontras antara NLRA dan FLSA, memperlihatkan bagaimana NLRA dikurangi
penggunaannya dan digunakan untuk membagi pekerja, sementara FLSA dan rezim
perlindungan hak individunya diperluas penggunannya. Khususnya, catatan ini membahas
trend baru-baru ini dimana pengadilan dan NLRB menolak masukan NLRA dan pengelolaan
hak kolektif untuk para pekerja yang tidak memiliki dokumen 10dan para pekerja sementara 11
pelanggaran NLRA dan tunduk pada tekanan serikat buruh.13 . Sementara pengadilan
menyetujui masukan FLSA terlepas status imigrasi dan memperluas aplikasi dokterin
persatuan pengusasha, memastikan pengusaha tidak langsung sekalipun bertanggung jawab
terhadap pelanggaran FLSA.14 Kemudian catatan ini mengam kesimpulan dengan argumen
9
See Ellen J. Dannin, University of San Francisco Law Review 2009 Symposium: The Evolving Definition of the
Immigrant Worker: The Intersection Among Employment, Labor, and Human Rights Law, 44 U.S.F. L. REV.
(forthcoming Fall 2009) (―employee acts of union support, employee mutual aid or protection, and other
concerted actions are unlikely to be seen by employers or courts as positive characteristics in employees; rather,
employers and courts are more likely to see them as disloyal and making an employee unfit for employment.‖);
see also Posting to Free Republic blog, http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1736536/posts (Nov. 10,
2006, 17:24 EST) (showing net worth of congresspeople ranges from $12 million to $234 million); Editorial,
Rich and Poor Congressmen, N.Y. TIMES, Nov. 8, 1874, available at http://query.nytimes.com/mem/archive-
free/pdf?res=9E0CE2D61F38E333A2575BC0A9679D946590D7CF; Editorial, Congress and Business
Interests, N.Y. TIMES, Nov. 14, 1874, available at: http://query.nytimes.com/mem/archive-free/pdf?
_r=1&res=9B00E6DA153EE43BBC4C52DFB767838F669FDE; Scott Baker, Should We Pay Federal Circuit
Judges More?, 88 B.U. L. REV. 63 (2008) (analyzing wealth of federal judges).
10
See, e.g., Sure-Tan, Inc. v. NLRB, 467 U.S. 883 (1984) (denying back pay remedies under NLRA to
undocumented workers who had left the United States and were barred under immigration law from returning);
Hoffman Plastic Compounds, Inc. v. NLRB (Hoffman Plastic), 535 U.S. 137 (2002) (denying back pay
remedies under NLRA for undocumented workers who were still present in the United States but ineligible to
work under immigration law).
11
Oakwood Care Ctr. and N&W Agency, Inc., 343 N.L.R.B. 659 (2004).
12
In particular, courts and the NLRB have failed to recognize NLRA-imposed employer liability under the joint
employer doctrine, and have failed to allow unions to pressure employer-associated entities under the ally
doctrine. See discussion infra Part B.
13
Courts and the NLRB have also restricted NLRA remedies for workers in other areas. For example, the
Supreme Court has drastically expanded the possible work duties that would make a worker a ―supervisory‖
employee and thus ineligible for union representation. See Oakwood Healthcare, Inc., 348 N.L.R.B. 686 (2006).
14
See, e.g., Ling Nan Zheng v. Liberty Apparel Co., No. 99-9033, 2009 WL 1383488 (S.D.N.Y. Feb. 18, 2009)
(holding manufacturer of garments produced by workers of contractor liable for FLSA violations as a joint
employer); see also Ling Nan Zheng v. Liberty Apparel Co., 556 F.Supp. 2d 284 (S.D.N.Y. 2008); Lopez v.
Silverman, 14 F.Supp. 2d 405 (S.D.N.Y. 1998).
bahwa, terlepas seruan dari para pakar dan pemimpin para buruh untuk meniadakan NLRA
dan NLRB,15 kasus hukum belakangan, komposisi yang berpotensi untuk berpihak pada
pekerja oleh NLRB Obama, dan pertimbangan kongres Undang-undang Pilihan Bebas
Ketika kongres menyetujui NLRA pada tahun 1935, hal itu dimaksudkan untuk
merubah secara tegas ketimpangan kekuasaan antara pekerja dan pengusaha untuk
15
See, e.g., comments of AFL-CIO President Richard Trumka, infra pp. 29-30.
16
The Employee Free Choice Act of 2009 would amend the NLRA to make it easier for workers to form unions.
See generally American Rights at Work, http://www.americanrightsatwork.org/employee-free-choice-act/ (last
visited Jan. 8, 2010).
17
NLRA § 1, 29 U.S.C. § 151 (2006).
18
Id. (―The inequality of bargaining power between employees who do not possess full freedom of association
or actual liberty of contract, and employers who are organized in the corporate or other forms of ownership
association substantially burdens and affects the flow of commerce . . . by depressing wage rates.‖).
19
Id.
Kongres bertujuan agar NLRA dan NLRB menjadi kartu truf untuk ketetepan federal
lainnya yang beroperasi di bidangan hubungan tenaga kerja dan menyatakan bahwa NLRA
‘‘‘lebih berkuasa dari pada undang-undang lain yang mungkin bersentuhan dengan materi yang serupa untuk
menghilangkan keraguan yang dihasilkan dari otoritas yang bebeda dan untuk membangun otoritas
administratif tunggal atas kuasa yuridis sehubungan dengan perkembangan hukum Amerika Federal mengenai
perundingan bersama.’’’20
Sebagai pakar hukum Jeniver Gordon mengamati . . . aktivisme sertikat selama
puluhan tahun bertujuan segbagai alat negosiasi hak yang tercantum dalam National Labor
kerja.22 Oleh karena itu, perlindungan inti dari NLRA meyakinkan para pekerja atas hak
untuk secara kolektif mengorganisir untuk menuntut pernajian yang lebih baik dan kondisi
bagi para pekerja dan hak untuk ikut bersama-sama saling membantu dan mendukung. 23
Beberapa fitur yang mendefinisikan NLRA termasuk identifikasi serikat yang diakui sebagai
perwakilan ekslusif perundingan pekerja, 24 perlindungan dari PHK atau pendisiplinan lain
bagi pekerja yang berusaha membentuk persatuan atau bentuk lain dalam usaha meminta
penyesuaian dan kondisi kerja,25 dan perlindungan dari pengusaha yang diskriminatif terhadap
aktivitas persatuan.26Ketika awalnya diberlakukan, NLRA dianggap sebagai undang-undang
yang tidak adil bagi pengusaha tapi tidak bagi para perwakilan pekerja. 27 Additionally,
Terlebih lagi, NLRA mulanya memperbolehkan “toko yang sudah tutup” sebagai tempat
anggota sertikat terdaftar sebagai persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan, 28 dan tidak
20
See Sachs, supra note 3, at 2685 n.1 (quoting S. REP. NO. 573, at 15 (1935), reprinted in LEGISLATIVE
HISTORY OF THE NATIONAL LABOR RELATIONS ACT 2315 (1949)).
21
JENNIFER GORDON, SUBURBAN SWEATSHOPS 166 (2005).
22
See generally S. REP. NO. 573 (1935), reprinted in 2 LEGISLATIVE HISTORY OF THE NATIONAL
LABOR RELATIONS ACT OF 1935, at 2315 (1949).
23
NLRA § 7, 29 U.S.C. § 157 (2006).
24
NLRA § 9, 29 U.S.C. § 159
25
NLRA § 8(a)(1), 29 U.S.C. § 158(a)(1).
26
NLRA § 8(a)(3), 29 U.S.C. § 158(a)(3).
27
NLRA § 8(a)(1)–(5), 29 U.S.C. § 158(a)(1)–(5).
28
This ―closed shop‖ status allowed workers in transient jobs such as waitressing and construction to have their
primary affiliation with the union and not with the employer. See GORDON, supra note 21, at 60. This was
seen as a mechanism to increase union bargaining power in those industries. See id. at 61. However, the
NAACP and other civil rights groups strongly opposed the ―closed shop‖ system because most unions at the
time prevented Black workers from joining and Black workers were thus excluded from those workplaces.
HERBERT HILL, BLACK LABOR AND THE AMERICAN LEGAL SYSTEM 104–05 (1977).
melarang boykot terhadap pihak ketiga yang “netral”. Undang-undang ini dilihat oleh banyak
orang sebagai anggukan pada meningkatnya kekuasan politik yang dimiliki serikat pekerja,
atau setidaknya pekerja kulit putih.29 “ NLRA adalah perwujudan hak-hak yang
diperjuangkan oleh leluhur kita selama puluhan tahun,”30 sebagaimana dijelaskan oleh
pemerhati hukum Ellen J Dannin dan NLRA mengekspresikan nilai demokrasi, solidaritas,
dan peradilan sosial dan ekonomi, keadilan, dan sama rata. 31 Tentu saja NLRA dianggap
undang-undang yang besar dan menyeluruh yang akan menjadi fondasi dasar dari demokrasi
industrial.32
Hal ini, tentu saja, bukan untuk menyatakan NLRA melaju saja di kongres tanpa
kisruh. Pejabang kongres yang berpihak pada bisnis mengajukan banyak amandemen yang
gagal terhadap undang-undang ini,33 tapi berhasil mengecualikan pekerja pertanian dan
pekerja domestik dari definisi “pekerja,”34 atas dasar para pekerja ini sangat sedikit
jumlahnya dalam satu tempat kerja sehingga tidak membutuhkan perwakilan, dan tidak
29
See generally HILL, supra note 28
30
ELLEN J. DANNIN, TAKING BACK THE WORKERS‘ LAW 16 (2006).
31
Id. at 166.
32
See generally Sachs, supra note 3, at 2685.
33
Dannin, supra note 9.
34
NLRA § 2(3), Pub. L. No. 198, 49 Stat. 449 (1935) (the Act also excluded workers employed by a parent or
spouse).
35
79 Cong. Rec. 9720, 9720-21 (1935); North Whittier Heights Citrus Ass'n v. NLRB, 109 F.2d 76, 80 (9th Cir.
1940) (―there never would be a great number suffering under the difficulty of negotiating with the actual
employer and there would be no need for collective bargaining and conditions leading to strikes would not
obtain‖); Fred Witney, Agricultural Workers Under National Labor Relations Law, INST. OF LAB. & INDUS.
REL. BULL. (U. of Ill., Urbana-Champaign, Ill.) Series A, Vol. 2, Special, Mar. 1948, available at
http://www.archive.org/stream/agriculturalwork02witn/agriculturalwork02witn_djvu.txt.
36
NATIONAL LABOR RELATIONS BOARD, THE FIRST SIXTY YEARS—THE STORY OF THE NLRB
1935-1995 17 (1995), available at http://www.nlrb.gov/publications/History/thhe_first_60_years.aspx.
melegalkan Labor Management Relations Act, yang umum disebut sebagai undang-undang Taft-
Hartley.37 Undang-undang ini dipengaruhi LRA antara lain dengan, menciptakan praktik
perburuhan yang tidak adil oleh serikat pekerja, 38 menghilangkan toko39 yang sudah ditutup,
tidak termasuk pengawas dan kontraktor mandiri dari definisi “pekerja,” 40 dan melarang
boikot sekunder terhadap badan yang bukan bagian dari perselisihan tenaga
kerja utama.41 Efek dari mandement membatasi para pekerja yang dapat berserikat bersama
dan alat untuk mengorganisir.42 Sejarawan buruh Nelson Lichtenstenin menulis tentang Taft-
Hartley amandemen sebagai berikut:
T
aft–Hartley advocates saw the law as a proxy for a much larger social and political
project whose import extended well beyond the recalibration of the ―collective
bargaining‖ mechanism. Indeed, the Taft– Hartley law stands like a fulcrum upon which
the entire New Deal order teetered. Before 1947 it was possible to imagine a
continuing expansion and vitalization of the New Deal impulse. After that date, however,
labor and the left were forced into an increasingly defensive posture.43
II. NLBR dan putusan pengadilan telah membatasi perlindungan NLRA terhadap pekerja
Setelah kongres membatasi perlindungan pekerja dan definisi dari “pekerja” yang
dilindungi melalui undang-undang Taft-Hartley, pengadilan dan NLRB juga sangat mengekang
perlindungan NLRA.44 Sebagaimana didiskusikan dalam seksi ini, pengadilan dan NLRB telah
dari PHK untuk kegiatan serikat yang dilindungi,46 melarang pekerja sementara untuk
37
Id. at 20.
38
Labor Management Relations (Taft–Hartley) Act §8(b), 29 U.S.C. § 158(b) (2006).
39
Taft–Hartley Act § 8(b)(2), 29 U.S.C. § 158(b)(2).
40
Taft–Hartley Act § 2(3), (11); 29 U.S.C. § 152(3), (11).
41
Taft–Hartley Act § 8(b)(4), (e); 29 U.S.C. § 158(b)(4), (e).
42
DANNIN, supra note 31, at 15.
43
Nelson Lichtenstein, Taft-Hartley: A Slave-Labor Law?, 47 CATH. U. L. REV. 763, 765 (1998).
44
For example, within five years of the NLRA‘s enactment, the courts had authorized employers to hire people
to permanently replace strikers. NLRB v. Mackay Radio & Tel. Co., 304 U.S. 333, 345–346 (1938). This
severely undermined the Act‘s intent. DANNIN, supra note 30, at 17.
45
NLRB v. Bell Aerospace Co. Div. of Textron, Inc., 416 U.S. 267, 288 (1974) (excluding ―managerial‖
employees); NLRB v. Hendricks County Rural Elec. Membership Corp., 454 U.S. 170 (1981) (excluding
―confidential‖ employees); Oakwood Healthcare, Inc., 348 N.L.R.B. 686 (2006) (expanding possible duties of
an NLRA-exempt ―supervisory‖ employee).
46
Hoffman Plastic Compounds, Inc. v. NLRB (Hoffman Plastic), 535 U.S. 137 (2002); Sure-Tan, Inc. v. NLRB,
467 U.S. 883 (1984).
mengatur persatuan dengan rekan kerja mereka yang berstatus pekerja permanen,47 dan
menghambat penegakat dua doktrin yang berpotensi untuk membebankan tanggung jawab
untuk lebih menekan pengadilan dan NLRB mengurangi kekuatan NLRT untuk memperbaiki
ketimpangan di tempat kerja dengan menyempitkan kelas-kelas pekerja yang dilindungi
dibawah NLRA dan memungkinkan para pebisnis untuk memojokkan pekerja antara satu
sama lain.
A. Definisi yang lebih sempit dari “pekerja” yang dilindungi NLRA
Pada tahun 1974 keputusan NLRB vs. Bell Aerospace Co. Divisi dari Textron, Inc.,
Mahkamah Agung Amerika Serikat mengecualikan pegawai di tingkat manager dari perlindungan
mengawasi operasi dari keputusan yang dibuat atasannya,” dari perlindungan NLRA.51 Tujuh
tahun kemudian, dalam NLRB vs. Hendricks County Rural Electric Membership Corp.,
Pengadilan mengecualikan karyawan rahasia, yang didefinisikan sebagai orang yang
pekerja tidak sah sebagai perwakilan serikat.53 Tiga keputusan ini berdampak sebagai
B. Batasan Definisi dari “pekerja” serta hak untuk meningkatkan daya tawar mereka di
bawah naungan NLRA: Immigran tanpa dokumen dan pekerja sementara
47
Oakwood Care Ctr., 343 N.L.R.B. 659 (2004).
48
See TLI, Inc., 271 N.L.R.B. 798 (1983) (setting formalistic joint employer standard).
49
SEIU Local 525 v. NLRB, 52 F. App‘x 357 (9th Cir. 2002) (articulating strict standard for when a union can
target a secondary ―allied‖ employer in an organizing campaign).
50
Bell Aerospace Co. Div. of Textron, Inc., 416 U.S. at 288.
51
Id. (quoting Palace Laundry Dry Cleaning, 75 N.L.R.B. 320, 323 n.4 (1947)).
52
NLRB v. Hendricks County Rural Elec. Membership Corp., 454 U.S. 170, 180-81 (1981) (quoting Ford
Motor Co., 66 NLRB 1317, 1322 (1946)).
53
Oakwood Healthcare, Inc., 348 N.L.R.B. 686 (2006).
54
Dannin, supra note 9 (expanding on the concept of ultravirus ―judicial amendments‖ to the NLRA).
Selama dua dekade terakhir telah sangat merugikan terutama mengenai kegiatan
pekerja karena Mahkamah Agung dan NLRB memberikan batasan hukum atas jenis pekerja
yang dilindungi dan berhak secara penuh atas solusi lengkap untuk majikan yang melakukan
pelanggaran di bawah NLRA Seperti yang ditunjukkan di bagian ini, ada dua kategori pekerja
yang jumlahnya bertambah pesat yaitu imigran yang tidak memiliki dokumen dan pekerja
sementara yang sekarang menjadi hambatan yang serius untuk mengorganisir secara kolektif
dengan rekan kerja mereka didokumentasikan dan permanen.
Mahkamah Agung telah dua kali menangani perihal hak-hak pekerja imigran tanpa
dokumen di bawah NLRA telah dilindungi dalam naungan hukum dari NLRA. 55 Pengadilan
yang dimulai 1984 di Sure-Tan, Inc v. NLRB. Dalam kasus ini, Pengadilan menolak
mengijinkan pekerja tanpa dokumen yang telah kembali ke negara asal untuk menagih gaji
mereka karena mereka telah secara ilegal dipecat dari perserikatan pekerja.56 Mahkamah
berpendapat bahwa para pekerja yang tidak “memenuhi” pekerjaan-persyaratan perserikatan
pekerja tidak berhak menerima bayaran karena mereka telah melanggar undang-undang
imigrasi jika mereka kembali ke Amerika Serikat tanpa pengakuan yang sah.57 pengadilan
memutuskan “Sah”nya status pekerja tersebut dianggap sebagai persyaratan untuk menerima
upahnya58 Dengan menekankan apabila pekerja tersebut tercatat maka secara langsung akan
berada di bawah perlindungan NLRA, 59 dengan membatasi pergerakan dari pekerja tidak
tercatat, pengadilan secara efektif memberikan lampu hijau kepada majikan untuk mencabut
55
Sure-Tan, Inc. v. NLRB, 467 U.S. 883 (1984); Hoffman Plastic Compounds, Inc. v. NLRB (Hoffman Plastic),
535 U.S. 137 (2002); but see Dannin, supra note 9 (arguing that Hoffman Plastic is only the latest in a line of
Supreme Court ―judicial amendments‖ to the NLRA—starting with NLRB v. Fansteel Metallurgical Corp., 306
U.S. 240 (1939) (workers‘ participation in sit-down strike precluded their ability to receive NLRA remedies for
employer‘s unfair labor practices) and Southern S.S. Co. v. NLRB, 316 U.S. 31 (1942) (sailors‘ refusal to work,
characterized as a ―mutiny,‖ precluded their ability to receive NLRA remedies for employer‘s unfair labor
practices)—that deny NLRA remedies to workers found guilty of violating other federal or state laws while
attempting to exercise their NLRA right to protected concerted activity).
56
Sure-Tan, 467 U.S. at 909.
57
Id. at 903.
58
Id. at 903.
59
Id. at 891.
hak-hak pekerja tanpa dokumen serta memerintahkan mereka untuk meninggalkan Amerika
Serikat, bahkan jika mereka terpaksa pergi langsung akibat dari pengusiran majikan.
Pengadilan menolak Dewan hukum sure-Tan karena, tetap menjunjung tinggi niat
NLRA, penindakan ini diperlukan karena para pekerja ini telah melanggar undang undang
imigrasi nasional akibat memasuki negara secara ilegal 60 Namun, Ketika kongres menyetujui
NLRA hal itu dimaksudkan untuk NLRA dan Dewan untuk berunding mengenai ketentuan
perundang-undangan lain di bidang hubungan kerja yang bisa jadi tumpang tindih. 61 Kongres
juga memaksudkan Dewan untuk melaksanakan undang-undang dengan terbatas judicial
review.62 Dengan menyangkal jika tidak memenuhi syarat, pekerja tidak boleh berada di
bawah perlindungan NLRA, pengadilan diabaikan Kongres maksud dalam melewati NLRA
untuk mendorong kegiatan oleh pekerja serta menghilangkan ketidak seimbangan pekerja dan
majikan dan memilih sendiri badan perwakilan bagi pekerja tersebut.
Pengadilan kemudian menjatuhkan vonis kontroversial ketika dirilis keputusannya di
Hoffman plastic compounds, Inc v. NLRB, yang mana hampir menghilangkan hak-hak
tetapi tidak diusir dari Amerika Serikat.63 Pada 1986, Kongres mengesahkan undangreformasi
imigrasi dan kontrol (“IRCA”), yang untuk pertama kalinya, menetapkan bahwa ilegal bagi majikan
yang secara sadar mempekerjakan orang untuk bekerja di Amerika Serikat tanpa otorisasi yang
60
Id. at 903–05.
61
S. REP. NO. 573 (1935), reprinted in 2 LEGISLATIVE HISTORY OF THE NATIONAL LABOR
RELATIONS ACT OF 1935, at 2315 (1949).
62
The Supreme Court itself has acknowledged this, writing ―[t]he exercise of the [empiric] process [of
administration] was committed to the Board, subject to limited judicial review.‖ Phelps Dodge Corp. v. NLRB,
313 U.S. 177, 194 (1941).
63
Hoffman Plastic Compounds, Inc. v. NLRB (Hoffman Plastic), 535 U.S. 137 (2002).
64
8 U.S.C. § 1324(a)(3)(A) (2006).
65
Id. at 145.
Sekali lagi, memerlukan IRCA dan INA ke kubu NLRA, 66 Pengadilan mengabaikan
maksud asli Kongres memiliki NLRA yang menjadi “berada di atas undang-undang lain yang
mungkin menyentuh hal-hal pokok yang serupa.”67 Bukan malah melemparkan kesalahan
kepada karyawan karena melanggar aturan dari NLRA, dengan tidak sah memecat pekerja tanpa
dokumen yang masih dianggap sebagai bagian “pekerja” di bawah naungan NLRA pengadilan
menyalahkan para pekerja karena melanggar aturan IRCA 68 Tetapi pengadilan memaklumi
kasus “kekhilafan” majikan yang mana secara tidak sengaja mempekerjakan pekerja tanpa
dokumen atau malah memberikan dokumen palsu untuk memperoleh pekerjaan. Dalam
pemahamannya justice breyer menyadari bahwa memiliki kubu IRCA NLRA akan dianggap lebih
rendah statusnya oleh IRCA yang mendukung pelarangan terhadap perlakuan buruk bagi para
pekerja karena hal ini menyebabkan akan bertambahnya jumlah pekerja tanpa dokumen, akibat
akan tidak betahnya seorang pekerja dalam pekerjaan tersebut hal ini merupakan tanggung jawab
NLRA jika mereka memecat pekerja dari serikat pekerja69
Hoffman plastic mengalami goncangan hebat akibat manuver dari serikat buruh
dengan kuasa hukum mengenai hak pekerja imigran Kasus The Hoffman plastic mengenai
pembasmian Imigran tanpa dokumen serta memiliki hak untuk mengorganisir ujar profesor
hukum ketenagakerjaan Jennifer Gordon 70 “Sekarang majikan telah tenang, karena telah
mendapat lampu hijau dari serikat buruh untuk memecat pekerja tanpa dokumen tanpa
perlu khawatir mendapatkan denda sedikitpun” 71 Tentu saja pengadilan memberikan sinyal
jelas mengenai sanksi untuk pekerja tanpa dokumen adalah hal yang benar karena mereka telah
melanggar hukum. Lebih penting lagi, dalam Sure-tan dan hoffman plastic, pengadilan telah
melebur dinding pemisah antara majikan dan pekerja, tanpa melukai pihak manapun. Dengan
menolak tuntutan para pekerja tanpa dokumen untuk menerima gaji mereka hal ini memberikan
pengaruh baik bagi seluruh lingkup kelas pekerja.
66
Id. at 149.
67
See S. REP. NO. 573 (1935), reprinted in 2 LEGISLATIVE HISTORY OF THE NATIONAL LABOR
RELATIONS ACT OF 1935, at 2315 (1949); Dannin supra note 9 (―the Court has created a special doctrine
that allows this nation‘s most basic labor law to be preempted by other laws . . . when those other laws are the
source for legal misdeeds by employees‖).
68
Hoffman Plastic, 535 U.S. at 148–49.
69
Id. at 155–56; see also Michael J. Wishnie, Prohibiting the Employment of Unauthorized Immigrants: The
Experiment Fails, 2007 U. CHI. LEGAL F. 193, 195 (arguing that imposing employer sanctions for hiring
undocumented workers distorts both labor and immigration law by providing an incentive for employers to hire
and exploit undocumented workers).
70
GORDON, supra note 21, at 51.
71
Id. The NLRA does not include a provision whereby an employer may be fined for violating the Act.
2. Pekerja Sementara
Di tahun 2004 NLRB telah memberikan larangan bagi para pekerja di bawah naungan Oakwood
care center72 pada kasus ini serikat memberikan petisi bagi siapa saja pekerja yang
dipekerjakan oleh Oakwood Care Center untuk diberikan fasilitas hidup yang layak dari
majikan untuk membrikan daya tawar sama bagi karyawan di unit yang sama.75 Dewan
mengatakan bahwa unit gabungan dan bekerja di dua atau lebih majikan diperbolehkan hanya
dengan persetujuan kedua belah pihak. Untuk mencegah mismanajemen dana76
Keputusan ini telah secara efektif mencegah para “pekerja sementara” yang
merupakan tren baru pada dunia kerja saat ini, yang mana para pekerja ini memiliki nilai
tawar, namun tidak dipekerjakan secara penuh dengan berbagai alasan, yang mana memiliki
hak lebih inferior dibanding pekerja tetap Pekerja tetap seperti pekerja dari Oakwood Care
bisa dibilang tidak pernah setuju untuk diperkerjakan di berbagai perusahaan sekaligun,
namun mereka tidak bisa menolak karena status mereka adalah pekerja sementara. Hal ini
akan mencegah persaingan sehat diantara para pekerja yaitu antara pekerja sementara dan
pekerja tatap, seperti yang dikemukakan oleh anggota dewan Wilma Liebman dan Dennis P.
Walsh yang menulis berkaitan hal ini yaitu:
The Board now effectively bars yet another group of employees—the sizeable number of
workers in alternative work arrangements—from organizing labor unions, by making them
get their employers' permission first. That result is surely not what Congress envisioned when
it instructed the Board, in deciding whether a particular bargaining unit is appropriate, ‗to
assure to employees the fullest freedom in exercising the rights guaranteed by th[e] Act.‘ 77
Perbedaan pendapat pun benar mencatat bahwa mayoritas penolakan untuk menempatkan
para pekerja di unit tawar-menawar yang sama merugikan pekerja tetap yang digunakan
72
Oakwood Care Ctr., 343 N.L.R.B. 659 (2004).
73
Id. at 659.
74
See M.B. Sturgis, Inc., 331 N.L.R.B. 1298 (2000) (authorizing multiemployer bargaining units.
Multiemployer bargaining units allow workers to bargain with multiple ―independent‖ employers at once).
75
Oakwood Care Ctr., 343 N.L.R.B. at 663.
76
Id. (emphasis added).
77
Id. at 663–64 (Liebman, M., and Walsh, M., dissenting) (quoting NLRA § 9(b), 29 U.S.C. §159(b) (2006)).
langsung oleh Oakwood Care karena, ketika mencoba untuk mengatur upah yang lebih baik
dan mengkondisikan pekerja, mereka dapat menjadi jebakan melawan para pekerja
sementara yang dilarang mengatur bersama-sama dengan pekerja tetap.78
Ini keputusan Mahkamah Agung dan NLRB yang memecah pekerja dengan kepentingan umum,
lebih lanjut merongrong tujuan dari NLRA. Sementara tidak terdokumentasikan antara pekerja dan
pekerja sementara yang masih termasuk “pekerja” di bawah NLRA, kemampuan praktis untuk
mengatur bersama-sama dengan rekan kerja mereka sangatlah terbatas.
C. . Pembatasan Definisi dari Majikan yang Bertanggung Jawab dan Entitas Terkait
Persatuan Majikan untuk Menekan Serikat Pekerja di bawah NLRA
Selain mengurangi kelas pekerja yang memenuhi syarat tertentu untuk memperbaiki
NLRA, pengadilan dan NLRB telah terbatas dari berbagai macam majikan yang bertanggung
jawab untuk pelanggaran NLRA serta kategori majikan dan entitas Serikat pekerja yang
mendapat tekanan secara legal selama pengorganisasian kampanye yang terkait. Secara
khusus, papan dan pengadilan banding sirkuit memiliki (1) menyusutkan kategori majikan
yang dapat dipegang bersama-sama yang bertanggung jawab untuk pelanggaran NLRA
(yaitu bersama majikan), 79
dan (2) membatasi penerapan doktrin 80
dilakukan dengan
mengikuti pihak ketiga yang dapat ditemukan untuk menjadi “sekutu” dari majikan dalam
kampanye anti-Serikat Pekerja, dan dengan demikian tidak dilindungi oleh larangan boikot
sekunder NLRA .81 Tindakan ini oleh Dewan dan pengadilan lebih lanjut membagi pekerja
dan bertentangan dengan pernyataan maksud dari NLRA untuk mendorong tawar-menawar
kolektif.
NLRB umumnya telah diterapkan definisi sempit tentang “Bersama Majikan,” pembatasan
jenis majikan yang mendapat pengakuan secara de facto dapat dikenakan pelanggaran
NLRA.82 di TLI, Inc, 83 NLRB menetapkan standar saat ini untuk menentukan status bersama
majikan. Papan menuliskan, “dimana dua entitas terpisah berbagi atau kodeterminasi mereka
78
Id.
79
Airborne Express, 338 N.L.R.B. 597 n.1 (2002).
80
SEIU Local 525 v. NLRB, 52 F. App‘x 357, 360 (9th Cir. 2002).
81
Unions sometimes attempt to pressure other entities associated with the primary employer, so that those
associated entities will in turn pressure the primary employer to negotiate with the union. However, NLRA §
8(b)(4), 29 U.S.C. §158(b)(4) (2006), known as the ―secondary boycott‖ provision, prohibits a union from
exerting such pressure on a entity with which the union does not have a labor dispute.
mengatur hal-hal yang penting, syarat, dan kondisi pekerja, mereka akan dianggap sebagai
gabungan pengusaha untuk tujuan dari undang-undang. “84
disiplin, pengawasan dan pengarahan.”85 dalam menerapkan faktor formal secara relatif 86 ini
hanya mengakui hubungan kerja secara langsung dan dekat , Dewan telah mengeksplisit
untuk menolak tes kerjasama dengan majikan sebelumnya untuk TLI, yang juga dikenal
hubungan kerja tidak langsung.87
Faktor kegagalan majikan bekerja sama dengan NLRA gagal untuk masuk ke bentuk
akun nontradisional yang kompleks dari pekerja, terutama di daerah berkembang subkontrak.
Dalam kasus 1991, Southern California Gas Co, NLRB menegaskan hukum administratif
hakim yang berkuasa bahwa pemilik gedung perusahaan yang dipecat oleh persatuan
pembersih kontraktor pada rekening dari anti-Serikat Kerja itu tidak bertanggung jawab
untuk pelepasan melanggar hukum buruh karena tidak bekerjasama dengan majikan.88
bersama keputusan seperti ini telah membantu untuk memberikan majikan bahwa kekebalan
subkontrak yang keluar dari layanan pertanggungjawaban untuk praktek-praktek kerja yang
tidak adil yang dilakukan terhadap pekerja di pengendalian serikat pekerja, pemersenan
terhadap permainan di lapangan bahkan lebih menguntungkan dari majikan.89
2. . Doktrin Sekutu
yurisprudensi yang membagi pekerja terhadap dirinya sendiri, dan kepentingan bisnis yang datang menyambut.
96
Dannin, supra note 9 (citing Edward Scheunemann, The National Labor Relations Act Versus the Courts, 11
ROCKY MT. L. REV. 135, 146 (1939)).
97
Emporium Capwell Co. v. W. Addition Cmty. Org., 420 U.S. 50, 62 (1975).
98
Some scholars argue that the different treatments of the NLRA and the FLSA can be explained by the statutes‘
differing definitions of ―employee‖ (the FLSA broadly defines an employee as anyone who ―suffer[s] or [is]
permit[ted] to work,‖ FLSA §3, 29 U.S.C. 203(g) (2006), while the NLRA has a much narrower definition
because of its exclusions of several categories of workers, see discussion, infra Section I) and by the fact that
FLSA remedies are retrospective (damages only) while NLRA remedies are prospective (reinstatement, back
and front pay, etc). Author‘s communication with Ellen J. Dannin (Oct. 2009 ) (on file with author). However,
the definitions of ―employee‖ are different precisely because Congress, the courts, and the NLRB have made
them so, arguably to preclude workers‘ collective activity which business interests find more threatening than
individual worker attempts to vindicate substantive rights. As for retrospective versus prospective relief, that is
simply the nature of the statutes, and, while courts may find it easier to only calculate and impose retrospective
relief, it is virtually impossible to do so while carrying out the purposes of the NLRA.
99
James Brudney, The Changing Workplace: Reflections on Group Action and the Law of the Workplace, 74
TEX. L. REV. 1563, 1563 (1996); see also GORDON, supra note 21, at 170.
kondisi tempat kerja.”100 kepentingan bisnis adalah hal yang kurang berbahaya untuk
individu pekerja untuk memperjuangkan hak-hak minimum yang sudah dijamin menurut
undang-undang daripada bagi pekerja yang melawan secara kolektif untuk turut menentukan,
bersama dengan majikan mereka, syarat dan ketentuan pokok kepegawaian mereka. Hal ini
bukan untuk mengatakan bahwa majikan tidak berjuang keras melawan perlindungan FLSA
yang mereka punya.101 Namun, relatif berbicara, majikan lebih nyaman dengan FLSA
daripada dengan NLRA102
Tidak ada tempat di pembukaan FLSA yang melakukan Kongres menyatakan niat,
seperti yang dilakukannya dalam NLRA, untuk mendorong pekerja bertindak secara kolektif
untuk mengatasi ketidakadilan di tempat kerja. 103 sebaliknya, tujuan kongres adalah untuk
mengalamatkan “merugikan kondisi buruh dari pemeliharaan minimum standar hidup yang
diperlukan untuk Kesehatan, efisiensi, dan kesejahteraan umum dari pekerja,” dan untuk
mendukung “arus barang di perdagangan” dengan mencegah perselisihan buruh. 104 ini adalah
semua cita-cita yang kebanyakan orang mendukung, jika tidak secara moral, maka
setidaknya pada model efisiensi ekonomi — pekerja diperlakukan dengan baik- lebih
produktif dan pekerja yang baik dibayar menghabiskan lebih banyak uangnya untuk
meningkatkan perekonomian nasional. Secara signifikan, FLSA tidak berusaha untuk
memberdayakan pekerja untuk mengatasi ketidakseimbangan kekuatan yang mengarah ke
eksploitasi di tempat pertama.
Kongres memberlakukan FLSA tahun 1938 dengan dukungan dari Serikat pekerja, anak-
100
GORDON, supra note 21, at 152.
101
For example, spurred by the business lobby, the Department of Labor promulgated regulations in 2004 that
broaden the definition of ―professional‖ workers exempted from FLSA coverage. 29 C.F.R. §§ 541.300–304
(2009). Furthermore, pro-business groups kept Congress from raising the minimum wage for ten years, from
1996 until 2007. FLSA Amendments of 1996, Pub. L. No. 104–88, 110 Stat. 1929; Fair Minimum Wage Act of
2007, Pub. L. No.110–28, 121 Stat. 188. Even still, today‘s minimum wage is nothing close to a living wage.
And the business lobby has hotly challenged the joint employer doctrine under the FLSA, discussed infra
Section IV(B).
102
For example, Republicans and big businesses are fiercely resisting the Employee Free Choice Act, an act that
would substantially increase NLRA rights for workers attempting to unionize. See, e.g., Deborah L. Cohen,
REUTERS, Now Playing: The Employee Free Choice Act (Apr. 29, 2009), http://www.reuters.com/articlePrint?
articleId=USTRE53S67T20090429 (writing that big business has ―staged aggressive publicity campaigns to
win public support‖ and that EFCA ―makes [big business‘s] blood boil‖); see also Sam Stein, HUFFINGTON
POST, Cheney Whacks EFCA, Labor Welcomes Him as a Spokesman (May 12, 2009),
http://www.huffingtonpost.com/2009/05/12/cheney-whacks-efca-labor_n_202611.html (calling the EFCA
―one of the GOP‘s biggest rallying cries‖). See generally Ctr. for Union Facts, http://www.UnionFacts.com
(last
103
See NLRA §1, 29 U.S.C. § 151 (2006).
104
FLSA § 2(a), 29 U.S.C. § 202(a) (2006).
anak pendukung, dan bagian lain dari masyarakat sipil. 105 banyak fokus dari undang-undang itu
yang menghilangkan pekerja anak dan kompetisi yang tidak adil dari majikan Selatan yang
mewakili terhadap majikan Utara karena kekurangan upah dan peraturan jam di Selatan. 106
mendapatkan buruh adil dan tagihan berlalu meskipun oposisi konservatif anti-Kesepakatan
Baru Mahkamah Agung juga merupakan tujuan pribadi Presiden Franklin D. Roosevelt. 107
Versi akhir dari undang-undang, selesai pada tahun 1938, diterapkan hanya sekitar seperlima
dari kekuatan buruh. Versi akhir dari undang-undang, selesai pada tahun 1938, diterapkan
hanya sekitar seperlima dari kekuatan buruh.108 tenaga kerja itu dilarang menindas pekerja anak
dan upah per jam minimal 25 sen dan kerja per pekan maksimum 44 jam. 109 Ini layak dicatat
bahwa tindakan awalnya tidak termasuk banyak kelompok pekerja, termasuk karyawan dari
pendiri eceran tertentu, 110
Pekerja Umum Perusahaan pengangkutan udara, 111
seluruh pekerja
bidang pertanian, 112
sopir bus dan trem listrik dan perusahaan bus karyawan lainnya,113 dari
upah minimum dan peraturan upah lembur.114 dari upah minimum dan peraturan upah
lembur.
105
Jonathan Grossman, U.S. Dep‘t of Labor, Fair Labor Standards Act of 1938: Maximum Struggle for a
Minimum Wage, MONTHLY LAB. REV. (1978), available at
http://www.dol.gov/oasam/programs/history/flsa1938.htm.
106
Id.
107
Id.
108
Id.
109
Id.
110
FLSA § 13(a)(2), Pub. L. No. 718, 52 Stat. 1067 (1938).
111
FLSA § 13(a)(4).
112
FLSA § 13(a)(6).
113
FLSA § 13(a)(9).
114
FLSA § 13(a)(10).
115
In 1966 and again in 1983, Congress extended FLSA coverage to certain classes of farm workers. FLSA
Amendments of 1966 §1, Pub. L No. 89–601, 80 Stat. 830 (1966); Migrant and Seasonal Agricultural Worker
Protection Act (MSPA), Pub. L. No. 97–470, 96 Stat. 2583 (1983).
116
FLSA Amendments of 1966, Pub. L No. 89–601, 80 Stat. 830 (1966).
ditutupi oleh FLSA, seperti semua negara dan pemerintah lokal pekerja. 117 Kongres juga
menambahkan penyediaan “barang tertentu yang dicari” ke FLSA , membuatnya ilegal untuk
mengangkut, menawarkan transportasi, kapal, memberikan atau menjual barang-barang yang
diproduksi pada pelanggaran dari upah minimum atau hokum upah lembur. 118 meskipun
kecenderungan umum memperluas cakupan FLSA selama bertahun-tahun, Kongres juga
membatasi kelompok tertentu dari pekerja.119 selanjutnya, Kongres hanya memutuskan untuk
meningkatkan upah minimum sembilan kali
Berlakunya FLSA di tahun 1938.120 sementara itu FLSA tidak ada obat mujarab untuk hak-
hak pekerja, ini tinggal relatif yang benar niat asli Kongres memberikan dasar hak-hak
substantif kerja, terutama bila dibandingkan dengan NLRA.
Dibandingkan dengan perbaikan yang diresepkan oleh NLRA, pengadilan telah hampir selalu
menjunjung perbaikan FLSA untuk pekerja yang terlepas dari status imigrasi. 121 The
117
FLSA Amendments of 1974, Pub.L. No. 93–259, 88 Stat. 55 (1974) (this was the first time certain domestic
workers were expressly included under FLSA coverage).
118
FLSA § 15(a)9(1), 29 U.S.C. § 215(a)(1) (2006).
119
See, e.g., FLSA § 13(a)(15), 29 U.S.C. § 213(a)(15) (2006) (exempting companionship workers from
minimum wage and overtime pay requirements); see also FLSA § 13(b)(21), 29 U.S.C. § 213(b)(21) (2006)
(exempting live-in domestic workers from overtime pay requirements); C.F.R. §§ 541.300–04 (2009)
(recategorizing workers by pulling professional workers out from under the protections of the FLSA).
120
U.S. Dep‘t of Labor, History of Changes to the Minimum Wage Law,
http://www.dol.gov/whd/minwage/coverage.htm (last visited Dec. 14, 2009). Congress, through various
amendments, has voted to raise the minimum wage nine times. Some of those individual amendments, however,
incorporated several prescribed raises over a span of years. Id.
121
GORDON, supra note 21, at 310 n.19; see also Zheng Liu v. Donna Karan Int'l, Inc., 207 F. Supp. 2d 191
(S.D.N.Y. 2002) (holding that workers‘ immigration statuses not relevant to FLSA claims that they had been
illegally underpaid for work performed); Contreras v. Corinthian Vigor Ins. Brokerage, Inc., 25 F. Supp. 2d
1053, 1056 (N.D. Cal. 1998) (―There is no question that the protections provided by the FLSA apply to
undocumented aliens.‖); Patel v. Quality Inn So., 846 F.2d, 700, 704 (11th Cir. 1988) (―FLSA's coverage of
Hoffman Plastic penyangkalan kembali saham untuk membayar perbaikan yang
didokumentasikan kepada pekerja yang telah terbatas untuk kasus-kasus yang diadili di
bawah NLRA, meskipun awalnya takut bahwa hal itu dapat diterapkan untuk undang-undang
lain.122 dalam kasus 2002, Flores v. Amigon, Distrik Timur New York memerintah status
imigrasi yang tidak relevan dengan mengklaim FLSA untuk gaji yang tidak dibayar untuk
pekerjaan seorang pekerja roti yang sudah dilakukan.123 pengadilan beralasan, “masalah tak
sama yang diajukan dalam Hoffman Plastic di mana orang asing ilegal itu dihentikan dari
pekerjaan dan tidak bisa menduduki kedudukan yang sah,... disini tidak ada halangan seperti
ada pembayaran sejumlah terbukti utang kepada penggugat untuk pekerjaan yang sudah dia
Berbeda dengan penyempitan kelas majikan yang bertanggung jawab atas pelanggaran NLRA,
pengadilan telah memperluas jenis majikan yang diatur di bawah FLSA. Secara khusus,
pengadilan telah menerapkan definisi luas dari gabungan pengusaha di bawah FLSA. Sementara
itu pengadilan masih berjuang dengan bidang hukum dan tidak berbicara dengan kepastian
mengenai kapan harus menahan majikan kontraktor bersama-sama bertanggung jawab untuk
pelanggaran FLSA, mereka telah bersedia untuk kemajuan lebih lanjut dalam kawasan ini di
bawah FLSA dari bawah NLRA
Dalam banyak industri seperti industri garmen, sistem pemborongan dimana pabrik
yang memproduksi— biasanya yang terkenal merek — kontrak keluar dari produksi barang-
undocumented aliens goes hand in hand with the policies behind the IRCA. . . . If the FLSA did not cover
undocumented aliens, employers would have an incentive to hire them.‖) (emphasis in original); Flores v.
Albertsons, Inc., No. CV0100515AHM(SHX), 2002 WL 1163623 at *5 (C.D. Cal. Apr. 9, 2002) (―[f]ederal
courts are clear that the protections of the FLSA are available to citizens and undocumented workers alike.‖);
Flores v. Amigon, 233 F. Supp. 2d 462, 462 (E.D.N.Y. 2002) (―Numerous lower courts have held that all
employees, regardless of their immigration status, are protected by the provisions of the FLSA.‖).
122
GORDON, supra note 21, at 310 n.19.
123
Flores v. Amigon, 233 F. Supp. 2d 462 (E.D.N.Y. 2002).
124
Id. at 464.
125
While the difference in treatment of undocumented immigrant workers could be explained by the FLSA‘s
imposition of retrospective remedies, as opposed to the NLRA‘s prospective remedies, there is nothing
precluding the expansion of the Supreme Court‘s Hoffman Plastic reasoning to the FLSA—that when a worker
violates a federal or state law while exercising her workplace rights, she may no longer enjoy remedies for
violations of those workplace rights.
barang mereka untuk menghindari tanggung jawab untuk bagian padat karya produksi
perakitan.126 di industri pakaian, pemroduksian mendikte pemborong untuk harga per bagian,
omset waktu untuk item, dan spesifikasi yang tepat selesai dari produk. 127 seringkali,
pemborong — biasanya kecil, dikelola usaha keluarga — melanggar ketentuan hukum upah
dan jam FLSA, kemudian menutup dan menghilang, meninggalkan kelompok besar yang
tidak dibayar atau pekerja dengan gaji sedikit. 128 produsen kemudian melepaskan tanggung
jawab untuk pelanggaran FLSA yang dilakukan oleh pemborong. 129 tetapi, berbeda dengan
penyusutan majikan di bawah cakupan NLRA,130 pengadilan telah memperluas definisi
gabungan pengusaha mereka di bawah FLSA untuk memperluas kewajiban kepada produsen
untuk pelanggaran yang dilakukan terhadap kaum pekerja oleh pemborong.
Meskipun memiliki sejarah panjang dalam industri pertanian, 131 doktrin majikan bersama
FLSA baru-baru ini telah diterapkan di daerah lain. Aplikasi pertama di industri pakaian
yang mana pengadilan menerapkan seperangkat dari sejumlah
adalah kasus 1998, Lopez v. Silverman, 132
faktor untuk menentukan apakah status majikan bersama ada di bawah FLSA.133
Setahun kemudian mulai kisah Ling Nan Zheng v. Liberty pakaian, dimana 26
pekerja pakaian digugat produsen pakaian untuk pelanggaran FLSA yang dilakukan oleh
pemborong.134 kasus tersebut naik banding ke sirkuit kedua, yang menolak pendekatan
formalistik hubungan kerja selama satu dekade-analisis di pengadilan dan merangkul NLRB
dalam menentukan status majikan bersama di bawah NLRA-ketika menentukan apakah suatu
126
See Shirley Lung, Exploiting the Joint Employer Doctrine: Providing a Break for Sweatshop Garment
Workers, 34 LOY. U. CHI. L.J. 291, 293, 299–300 (2003); see also Laura Ho et al., (Dis)assembling Rights of
Women Workers Along the Global Assembly Line: Human Rights and the Garment Industry, 31 HARV. C.R.-
C.L. L. REV. 383, 385–86 (1996).
127
Lung, supra note 126, at 301.
128
Id. at 302 n.89, 305.
129
Id. at 294.
130
However, the NLRA does extend employer coverage to manufacturers in the garment industry by exempting
unions from liability for secondary boycotts of manufacturers during a labor dispute with a contractor. See
NLRA § 8(e), 29 U.S.C. § 158(e) (2006).
131
See generally Rutherford Food Corp. v. McComb, 331 U.S. 722 (1947).
132
Lopez v. Silverman, 14 F. Supp. 2d 405 (S.D.N.Y. 1998).
133
The factors were: (1) the extent to which the workers perform a discrete line-job forming an integral part of
the putative joint employer's integrated process of production or overall business objective; (2) whether the
putative joint employer's premises and equipment were used for the work; (3) the extent of the putative
employees' work for the putative joint employer; (4) the permanence or duration of the working relationship
between the workers and the putative joint employer; (5) the degree of control exercised by the putative joint
employer over the workers; (6) whether responsibility under the contract with the putative joint employer passed
"without material changes" from one group of potential joint employees to another; and (7) whether the workers
had a "business organization" that could or did shift as a unit from one putative joint employer to another.
Id. at 419 –20.
134
Ling Nan Zheng v. Liberty Apparel Co., No. 99 Civ. 9033 (RCC), 2002 WL 398663 (S.D.N.Y. Mar. 13,
2002).
entitas adalah majikan yang bersama di bawah FLSA.135 Pengadilan mencatat , “bahasa luas
dari Fair Labor Standards Act... meminta bahwa pengadilan melihat melampaui sebuah hak
entitas resmi untuk mengontrol kinerja fisik pekerjaan lain sebelum menyatakan bahwa
entitas majikan tidak berada di bawah FLSA.”136 Pengadilan menemukan empat faktor kecil
untuk mendirikan hubungan kerja resmi 137
untuk menjadi cukup tetapi tidak penting dalam
mencari status majikan bersama.138 Maka bernama seperangkat dari enam factor.139 faktor-
faktor yang lebih kecil daripada mereka bernama Lopez tetapi masih luas dibandingkan
dengan standar formalistik majikan bersama di bawah NLRA — untuk menentukan status
majikan bersama. Pengadilan juga menyatakan bahwa faktor-faktor tambahan dapat
diterapkan secara ad hoc menurut fakta-fakta tertentu yang disajikan dalam kasus.140
Pada awal tahun 2009, Distrik Selatan New York menolak mosi untuk menolak juri
penghargaan untuk pekerja pakaian, memegang pakaian Liberty itu, produsen, adalah
seorang majikan bersama dan dengan demikian bersama-sama bertanggung jawab atas
pelanggaran FLSA yang dilakukan oleh pemborong.141 yang dimana hasil terobosan ini
menyebabkan perluasan lebih lanjut doktrin majikan bersama di bawah FLSA.
Seperti yang ditunjukkan oleh analisis di atas, Kongres dan pengadilan umumnya
memiliki penegakkan atau memperluas cakupan FLSA dari pekerja dan pengusaha melalui
penerapan aplikasi liberal dari doktrin majikan bersama. Sementara itu, mereka telah
mengurangi perlindungan NLRA bagi pekerja dan kewajiban bagi majikan. Ada
kemungkinan bahwa aplikasi ini bertentangan dengan rezim dua undang-undang karena
berdasarkan fakta bahwa FLSA tidak berusaha untuk menantang ketidakseimbangan
kekuatan di tempat kerja yang mendasari ekonomi pasar.
135
Ling Nan Zheng v. Liberty Apparel Co., 355 F.3d 61, 69 (2d Cir. 2003).
136
Id.
137
These factors are whether the entity: (1) had the power to hire and fire the employees, (2) supervised and
controlled employee work schedules or conditions of employment, (3) determined the rate and method of
payment, and (4) maintained employment records.
Carter v. Dutchess Cmty. Coll., 735 F.2d 8, 12 (2d Cir. 1984).
138
Ling Nan Zheng, 355 F.3d at 64.
139
The six factors are:
(1) whether [the putative joint employer‘s] premises and equipment were used for the plaintiffs‘ work; (2)
whether the [contractor] had a business that could or did shift as a unit from one putative joint employer to
another; (3) the extent to which plaintiffs performed a discrete line-job that was integral to [the putative joint
employer‘s] process of production; (4) whether responsibility under the contracts could pass from one
subcontractor to another without material changes; (5) the degree to which [the putative joint employer] or their
agents supervised plaintiffs‘ work; and (6) whether plaintiffs worked exclusively or predominantly for [the
putative joint employer].
Id. at 72.
140
Id. at 71–72.
141
Ling Nan Zheng v. Liberty Apparel Co., No. 99 Civ. 9033, 2009 WL 1383488, at *1 (S.D.N.Y. May 18,
2009).
V. NLRA MASIH MENGANDUNG BENIH JANJI
usulan perbaikan NLRA yang akan memperkuat kemampuan untuk mempromosikan kesatuan
pekerja.146 seperti mantan anggota Dewan Dennis P. Walsh telah menulis, “Ketetapan Hubungan
142
See generally Sachs, supra note 3 (arguing that the NLRA has become a tool used against worker
organizing).
143
See, e.g., NLRB v. A.P.R.A. Fuel Oil Buyers Group, Inc., 134 F.3d 50 (2d Cir. 1997) (holding that employer
who knowingly hired undocumented immigrants cannot use the immigration laws as a shield to avoid liability
for its later retaliatory discharge of the employees in violation of the NLRA); Mezonos Maven Bakery, Inc., No.
29-CA-25476, 2006 WL 3196754 (N.L.R.B. Div. of Judges Nov. 1, 2006) (upholding that a ―knowing
employer‖ distinguished A.P.R.A. Fuel from Hoffman Plastic, and back pay remedies could therefore be granted
to undocumented immigrants) (on appeal); Handyfat Trading, Inc., No. 29-CA-28181, 2007 WL 2371977
(N.L.R.B. Div. of Judges Aug. 14, 2007) (upholding back pay remedies for undocumented immigrant workers
whose employer knew they were undocumented at time of hiring) (on appeal); Tuv Taam Corp., 340 N.L.R.B.
756 (2003) (granting conditional back pay award; immigration not relevant at merits stage of case, only at
compliance stage); Balbuena v. IDR Realty, 845 N.E.2d 1246 (2006) (holding that undocumented immigrant
workers who were injured and did not tender false documents are not barred under the IRCA from receiving lost
wages under New York tort law); Agri Processor Co. v. NLRB, 514 F.3d 1 (D.C. Cir. 2008) (determining that
undocumented immigrant workers are ―employees‖ under NLRA, and whether workers share the same
―community of interest‖ is based on employment-related interests only), aff’g Agri Processor Co., 347
N.L.R.B. 1200 (Aug. 31, 2006), cert. denied, Agri Processor Co. v. NLRB, 129 S. Ct. 594 (2008); Jolliff v.
NLRB, 513 F.3d 600 (6th Cir. 2008) (reversing Board determination that workers who wrote maliciously false
letter to employer‘s executives and largest customer were not protected by NLRA); Local 15, Int‘l Bhd. of
Electric. Workers v. NLRB (Midwest Generation), 429 F.3d 651 (7th Cir. 2005) (reversing Board ruling that
employer lawfully engaged in partial lockout of striking workers); CNN America, Inc., Nos. 5-CA-31828, 5-
CA-33125, JD-60-08, 2008 WL 6524258 (N.L.R.B. Div. of Judges Nov. 19, 2008) (holding that CNN was joint
employer of camera operators and technicians) (on appeal); Raymond F. Kravis Ctr. for the Performing Arts,
351 N.L.R.B. 143, 144 (2007) (―an employer may not withdraw recognition of a union after a merger or
affiliation merely because the merger or affiliation was not conducted with adequate due process‖), aff’d,
Raymond F. Kravis Ctr. for the Performing Arts, Inc. v. NLRB, 550 F.3d 1183 (D.C. Cir. 2008); NLRB v.
Friendly Cab Co., 512 F.3d 1090 (9th Cir. 2008) (upholding Board‘s determination that some taxi drivers are
―employees,‖ not ―independent contractors,‖ under NLRA) (affirming Friendly Cab Co., 344 N.L.R.B 528
(2005)). All Board decisions by a two-Member Board from January1, 2008 to the time of this Note‘s publication
have been disputed, and as of the publication of this Note, the Supreme Court has yet to rule on the validity of
those decisions. However, certiorari has been granted on the issue in New Process Steel, L.P. v. NLRB, 564 F.3d
840 (7th Cir. 2009), cert. granted, 2009 WL 1468482 (U.S. Nov. 2, 2009). Sam Hananel, Associated Press,
Justice Asks High Court to OK Labor Board Rulings (Sep. 29, 2009) (LEXIS).
144
President Obama nominated Craig Becker, a union attorney, and Mark Pearce, a labor-side employment law
attorney to the Board. He also appointed existing pro-union Board member Wilma Liebman to Chair. Michaels,
supra note 7.
145
H.R. 1409, 111th Cong. (2009); S. 560, 111th Cong. (2009).
146
See generally American Rights at Work, supra note 16. (―The legislation would give workers a fair and
direct path to form unions through majority sign-up, help employees secure a contract with their employer in a
reasonable period of time, and toughen penalties against employers who violate their workers‘ rights.‖).
Tenaga Kerja Nasional dan Dewan yang mengelola [sic] itu tetap sebagai sumber terkemuka
untuk perlindungan bagi pekerja yang ingin bekerja sama untuk meningkatkan kondisi kerja
mereka dan terlibat dalam proses tawar-menawar kolektif.” 147 bahkan selama anti-Serikat Kerja
George W. Bush Administration, beberapa keputusan NLRB dan putusan pengadilan federal
menanam benih yang akan meningkatkan persatuan di tempat kerja, daripada mengabadikan
divisi antara pekerja.148 keputusan ini, dikombinasikan dengan mayoritas Pro serikat kerja baru di
dewan pengurus, menunjukkan bahwa NLRA masih merupakan sebuah kekuatan potensial untuk
kesatuan pekerja dan menunjuk pada kemungkinan bahwa undang-undang akan benar-benar
mencerminkan maksud dari Kongres “praktek yang meyakinkan hati dan prosedur tawar-
menawar kolektif... untuk tujuan... gotong royong atau perlindungan.” 149
Beberapa advokat, sarjana, dan para pemimpin buruh berpendapat bahwa pekerja harus
sungguh-sungguh menghindari NLRA, dan sebagai gantinya, melihat ke Undang-Undang
lain seperti FLSA150 atau bertindak secara kolektif mencari perlindungan sementara diluar
hukum untuk meningkatkan kondisi kerja. Saat ini Presiden AFL-CIO Richard Trumka
disebut NLRD “clinically dead” dan mengatakan pada Kongres “I say abolish the Act.
Abolish the affirmative protections of labor that it promises but does not deliver…
Deregulate.”151 Mantan Kepala ACORN Wahyuni Rathke dituduh NLRB menjadi “complicit
with employers.”152 NLRA mandul seperti kata professor hukum Benjamin I. Sachs
mendukung klaim ini dengan menunjuk contoh terbaru yang berhasil menyukseskan
pengorganisasian kampanye yang pada umumnya dielakkan proses NLRA.153
Tuduhan adanya serangan yang agresif terhadap union rights adalah benar. Tetapi
NLRA tidak dapat disalahkan. Sebaliknya yang merupakan hasil dari masa pengadilan yang
reaksioner dan interpretasi Dewan terhadap NLRA, “pevert[ing] the express language of the
law.”154 Ellen J . Dannin mendukung NAACP Legal Defense Fund-gaya kampanye litigasi
jangka panjang untuk membalikkan preseden anti kerja.155 Ide kreatif sementara ini,
perpaduan sumber daya akan cenderung lebih baik dihabiskan untuk pengorganisasian
pekerja secara langsung, bukan puluhan dampak litigasi. Meskipun demikian, dia benar
147
Posting of Dennis P. Walsh to Sage House News: The Cornell University Press Blog, Dennis Walsh on
Taking Back the Workers’ Law, http://cornellpress.wordpress.com/2008/08/04/dennis-walsh-on-taking-back-
the-workers-law/ (Aug. 4, 2008, 10:09 EST).
148
See supra, note 143 for cases that reflect recent positive developments for workers under the NLRA.
149
NLRA §1, 29 U.S.C. § 151 (2006).
150
See, e.g., Sachs, supra note 3, at 2687 (arguing that the FLSA should replace the NLRA as the statute of
choice for workers who seek to organize because of the NLRA‘s inefficacy).
151
DANNIN, supra note 30, at 5.
152
Id. at 4.
153
See Benjamin I. Sachs, Labor Law Renewal, 1 HARV. L. POL‘Y REV. 375 (2007).
154
DANNIN, supra note 30, at 5.
155
Id. at 3
dalam mencatat bahwa ad acara untuk meningkatkan pengaplikasian dari NLRA dan bahwa
undang-undang tersebut memiliki nilai penyelamatan. Lagipula, seorang sarjana
ketenagakerjaan Anne Maria Lofaso mencatat NLRA masih mempertahankan:
[P]rimary and oftentimes exclusive jurisdiction over labormanagement disputes, and an anti-
union Board can create rules that force the parties to use its processes and then stack those
rules in favor of de-collectivization . . . While true liberation of workers might largely come
through economic and political channels, we ignore the courts and administrative agencies at
our own peril.156
Intervensi politik adalah cara paling ampuh untuk memanipulasi efektivitas NLRA. Presiden
Reagan yang pernah menjadi politicallyneutral NLRB berubah menjadi mesin penyokong
yang memihak kekuatan posisi anti serikat pekerja.157 Seperti yang ditulis Ellen J. Dannin,
“Reagan began the practice of appointing Board members whose mission was to destroy the
agency.”158 Dalam menominasikan Penasehat Umum Services Employees International
Union (“SEIU”) Craig Becker dan Pengacara serikat pekerja untuk NLRB Mark Pearce,
Presiden Obama membawa Dewan kembali menjadi mayoritas pro serikat. Dewan ini
diharapkan untuk membalikkan banyak putusan keras anti serikat dari Dewan mantan
Presiden George W. Bush.159 Tenaga pendukung juga berharap Presiden Obama akan
memberikan NLRB dana untuk yang cukup untuk melaksanakan misi – sesuatu yang tidak
terjadi dalam sepuluh tahun.160 Dan pemimpin serikat optimis mengenai bagian dari
Employee Free Choice Act. Sementara ketentuan “card check”161 EFCA –salah satu fitur
156
Anne Marie Lofaso, September Massacre: The Latest Battle in the War on Workers’ Rights Under the
National Labor Relations Act, (American Constitution Soc‘y for Law and Pol‘y, Washington, D.C.) May 2008, at
14–15, available at http://www.acslaw.org/files/ACS%20September%20Massacre.pdf.
157
The NLRB was originally seen as an adjudicatory body with the purpose of furthering the pro-labor goals of
the NLRA. Presidential appointments to the Board were made with this understanding. However, President
Eisenhower abolished this tradition by appointing partisan members to ensure a 3-2 Republican majority. The
5-member Board was thus turned into a partisan sounding board on the current administration‘s labor policy,
and it has remained that way to this day. President Reagan used this 3-2 split to turn the Board into a blatant
anti-union body. Posting of Ellen J. Dannin to Working Life blog, A New Agenda for the Obama NLRB,
http://www.workinglife.org/blogs/view_post.php?content_id=11524&highlight=par tisan, (Jan. 28, 2009).
158
Id.
159
Melanie Trottman, Unions Look to Labor Board to Reverse Bush Policy, WALL ST. J., June 3, 2009, at A2,
available at http://online.wsj.com/article/SB124399000645979713.html.
160
Noting the starving of the NLRB, Ellen J. Dannin writes, ―Congress has so severely restricted NLRB budgets
that investigator and attorney staffing in regional offices fell from 930 in 1994 to 874 by 1999. This has led to a
severe backlog of cases.‖ DANNIN, supra note 30, at 8.
161
The term ―card check‖ refers to a procedure by which an employer is required to recognize a union as its
employees‘ authorized representative when a simple majority of its employees sign cards authorizing the
union to serve as the employees‘ exclusive representative. Currently, an employer is not required to recognize
a union when presented with authorization cards signed by a majority of its employees; instead, it may request
a secret-ballot union election. Such a secret ballot election allows an employer time to campaign against the
union, often threatening employees with termination or plant closure if the union wins. See generally
pusat tagihan- telah mengalami oposisi terbesar oleh bisnis minat dan mungkin tidak
bertahan,162 bagian signifikan lainnya dari tagihan meliputi arbitrase mengikat dalam kontrak
serikat,163 mempercepat pemilihan serikat, larangan pertemuan dalam “captive audience”
pengusaha164, dan perintah penyelenggara serikat untuk mengakses lokasi pekerjaan.165
Semua fitur ini akan berfungsi sebagai pembalasan yang seimbang untuk modifikasi
Kongres anti-serikat untuk NLRA dalam sepuluh lalu. Meskipun mereka optimis, pendukung
kerja tidak dapat hanya mengandalkan janji ramah pekerja NLRB dan perbaikan pro-serikat
pekerja NLRA. Bahkan di bawah administrasi Obama dan filibusterproof Mayoritas
Demokrat di kedua Majelis Kongres. Serikat pekerja sudah tidak mampu mengumpulkan
kekuatan untuk mendorong melalui EFCA sebagai publikasi dari catatan ini. 166 Sampai
Serikat Pekerja dapat membangun kembali pengaruh politik mereka dengan lebih
mengorganisir tenaga kerja di negarea ini, mereka akan perlu untuk menjelajahi strategi lain –
termasuk strategi hukum- untuk meningkatkan tawar-menawar hak-hak kolektif tenaga kerja.
Secara khusus, disisi advokat Serikat Pekerja harus berusaha untuk memperluas aplikasi
hukum-hukum pro-tenaga kerja untuk mendukung pengorganisasian pekerja baru.
167
NLRB v. A.P.R.A. Fuel, 134 F.3d 50 (2d Cir. 1997).
168
See Mezonos Maven Bakery, No. 29-CA-25476, 2006 WL 3196754 at* 9 (N.L.R.B. Div. of Judges Nov. 1,
2006) (―Hoffman did not disturb the conditional reinstatement part of the order in A.P.R.A, . . . in which the
employer . . . hired employees knowing that they were undocumented . . . . ‖). 168 NLRB v. A.P.R.A. Fuel, 134
F.3d 50 (2d Cir. 1997).
169
Hoffman Plastic Compounds, Inc. v. NLRB (Hoffman Plastic), 535 U.S. 137, 155 (2002) (Breyer, J., dissenting).
pekerja tak berdokumen di mana situasi itu berbeda dari Hoffman Plastic.170 Selain itu,
di Mezonos Maven Bakery, putusan NLRB ALJ tahun 2006, hakim diperkuat pembedaan
“knowing employer” dan diberikan pembayaran kembali kepada pekerja tak berdokumen
untuk pelanggaran NLRA yang dilakukan oleh majikan mereka yang mengetahui bahwa
mereka mengupah pekerja tak berdokumen.171 Mengandalkan keputusan ini, keputusan ALJ
yang lain setahun kemudian dalam Handyfat Trading yang mana sembilan pekerja tak
berdokumen yang dipecat berhak kembali membayar karena pengusaha mengetahui pekerja
tidak tercatat imigrasi ketika memperkerjakan mereka.172 Bahkan George W. Bush yang
ditetapkan penasihat umum NLRB Ronal Meisburg dinyatakan oleh Mahkamah Agung pada
2007 “did not directly address whether undocumented discriminates could be entitled to back
pay where no fraud was committed by those discriminates.”173 Ia menekankan bahwa
penolakan membayar kembali di Hoffman Plastic adalah “limited to employees who had
defrauded their employers” dengan sadar menyajikan dokumen palsu yang melanggar
IRCA.174
Meskipun Mezonos Maven Bakery dan Handyfat Trading, keputusan keduanya telah
mengajukan banding, sebagai publikasi catatan ini, perbedaan hal yang diketahui pengusaha
diakui oleh Justice Breyer, pengadilan Fuel A.P.R.A., dan penasihat umum Meisburg masih
memberi harapan kepada beberapa pekerja tak berdokumen yang ingin menikmati makna
perlindungan NLRB saat pengorganisasian kolektif. Selain itu, keputusan NLRB dan
pengadilan lainnya telah diberikan bersyarat dan tanpa syarat kepada pekerja tak berokumen
membayar perbaikan kembali dan kehilangan upah.175
170
Arthur F. Rosenfeld, Office of the General Counsel Memorandum GC 02-06 (July 19, 2002), available at
http://www.nlrb.gov/shared_files/GC%20Memo/2002/gc02-06.html.
171
Id.
172
Handyfat Trading, Inc., No. 29-CA-28181, 2007 WL 2371977 (N.L.R.B. Div. of Judges Aug. 14, 2007).
173
Posting of Jeffrey M. Hirsch to Workplace Prof Blog, General Counsel Meisburg Discusses NLRBU Dispute,
Backpay to Undocumented Workers, http://lawprofessors.typepad.com/laborprof_blog/2007/11/general-
counsel.html (Nov. 15, 2007).
174
Id.
175
See Tuv Taam Corp., 340 N.L.R.B. 756 (2003) (conditional back pay award granted; immigration not relevant
at merits stage of case, only at compliance stage); see also Balbuena v. IDR Realty L.L.C., 845 N.E.2d 1246
(2006) (undocumented immigrant workers who were injured and did not tender false documents not barred
under IRCA from receiving lost wages, i.e., past wages from time of accident until verdict and future loss of
earnings, under New York tort law).
Meskipun hal-hal tersebut mungkin terjadi selama dekade terburuk untuk hak-hak
pekerja sejak NLRA, beberapa keputusan Pengadilan Federal dan keputusan NLRB
belakangan ini telah diprmosikan serikat pekerja, menjunjung tinggi kebijakan tindakan
kolektif Pro NLRA. Pada tahun 2008, D.C. Circuit Court of Appeals membenarkan aturan
NLRB untuk menyatukan pekerja dibawah “community of interests,” meskipun pengusaha
berupaya untuk mengadu terhadap sesame pekerja.176 Dalam Agri Processor Co. v. NLRB,
pengusaha mengungkapkan bahwa (1) pekerja tanpa izin imigrasi tidak termasuk dalam
“employees” dibawah Hoffman Plastic, dan (2) pekerja berizin maupun tidak berizin harus
dipisahkan nilai tawarnya karena mereka tidak berbagi kesamaan “community of interest.”177
Pengadilan langsung menolak kedua klaim, menulis bahwa Hoffman Plastic mengizinkan
pekerja tak berizin untuk dianggap “employees” dan bahwa pekerja berbagi komunitas yang
sama karena mereka menerima upah dan manfaat yang sama, menghadapi kondisi kerja yang
sama, menjawab supervisor yang sama, memiliki keterampilan dan tugas-tugas yang sama.178
Pengadilan menyatakan bahwa “[t]he community of interests test turns ‘on the interests of
employees as employees, not their interests more generally.’”179 Kontrol NLRB Partai
Republik menegaskan ALJ mengatur mengenai pekerja bersama komunitas yang memiliki
kepentingan yang sama.180 Kasus ini signifikan karena memperbaharui ulang percobaan serius
oleh majikan untuk memisahkan para pekerja dan menunjukkan bahwa keputusan untuk
kesatuan pro pekerja masih mungkin di bawah NLRA.
Mengikuti garis yang sama, Oakwood Care Center mengatakan sebagaimana yang
telah didiskusikan pada bagian dua, mengenai gabungan pekerja haruslah memiliki hak yang
sama dalam daya tawar, karena mereka merupakan “community of interests”yang sama.181
secara persuasif telah diketahui bahwa penggabungan para pekerja dalam satu kesatuan yang
sama akan membangkitkan rasa kompak dalam bekerja yang mana berakibat baik bagi
keberlangsungan pekerjaan.182 Sekarang setelah semua anggota Liebman, wakil penulis telah
menjabat kursi Dewan, analisisnya akan menguntungkan bagi para pekerja dalam perjanjian
kerja alternative, pekerja sementara, dan para pekerja sampingan, haruslah ditempatkan di
tempat yang sama dengan status pekerja lainnya, sekali lagi ini menunjukkan bahwa NLRA
176
Agri Processor Co. v. NLRB, 514 F.3d 1 (D.C. Cir. 2008). 177
177
Id.at 3–4, 9 (company argued that allowing undocumented workers to vote in union election would dilute
the votes of the documented workers, proving they do not share same community of interest).
178
Id. at 9.
179
Id. at 8 (emphasis in original).
180
Id. at 3.
181
Oakwood Care Ctr., 343 N.L.R.B. 659, 664-65 (2004) (Liebman, M., and Walsh, M., dissenting).
182
Id. at 665.
dan NLRB masih bisa mencegah usaha para pengusaha untuk membuat dinding batas
transparan antara majikan dan para pekerja.
Di tahun 2008 pula, The Sixth Circuit Court of Appleas membuat keputusan
berbanding balik dengan NLRB yang mana memisahkan para pekerja dengan cara
menghapus perlindungan NLRA tentang aktivitas tertentu. Dalam Joliff v NLRB183 sebuah
kelompok dari para pengemuditruk yang dipecat setelah menulis surat komplain kepada
manajer, untuk “memperbaiki” catatan pengiriman 184. NLRA mengatakan bahwa hal ini
“maliciously false,” dan para pekerja telah kehilngan perlindungan NLRA akibat hal ini. 185
Akan tetapi The Sixth Circuit membantah akan hal ini dan mengatakan tidak menemukan
adanya penyelewengan terhadap kasus pemecatan ini, dan tetap meneruskan kasus ini. 186
Secara gamblang, Dewan menemukan bahwa pemecatan ini menlanggar aturan NLRA
bagian 8(a)(1).187
The Seventh Circuit juga membantah bahwa Dewan mengatakan hal itu untuk memisahkan
para pekerja dengan memperbolehkan pengusaha untuk melakukan penutupan terhadap apa
yang terjadi dengan syarat serangan ini dihentikan, 188 dalam Local 15, International
Brotherhood of Electrical Workers v NLRB, pengadilan mengatakan bahwa pengusaha
Miwest Generation telah secara tidak benar melakukan diskriminasi terhadap aktivitas serikat
pekerja dengan cara mempertahankan penguncian sebagian setelah munculnya kasus ini da
setuju untuk kembali bekerja, dan telah gagal memperlihatkan legitimasi hukum akibat
penguncian ini.189 Sekali lagi pengadilan telah mengatakan mengecam tindakan yang coba
dilakukan oleh para pengusaha untuk membuat para pekerja berselisih satu sama lain.
Dengan tetap menghormati standar bagi pengusaha yang amat ketat dari NLRA, pada
tahun 2008, ALJ melalui CNN Amerika, Inc,190 mengatakan bahwa ada indikasi standar ini
akan bisa jauh lebih fleksibel dan luwes kedepannya ALJ juga menyinggung mengenai CNN
yang merupakan satuan pekerja berupa operator kamera dan teknisnya yang mana
diperkerjakan langsung oleh Team Video Service, L.L.C. Meskipun sadar mengendalikan
gabungan pekerja standar dari TLI, Inc., ALJ menyatakan “[i]n practice, Board decisions do
not provide a bright line for determining when a joint employer relationship exists. Each case
183
Jolliff v. NLRB, 513 F.3d 600 (6th Cir. 2008).
184
Id. at 602–06.
185
TNT Logistics N. America, Inc., 347 N.L.R.B. 568, 570 (2006).
186
Jolliff, 513 F.3d at 617.
187
TNT Logistics N. America, Inc., 353 N.L.R.B. No. 41, 2008 WL 4763505 (Oct. 30, 2008).
188
Local 15, Int‘l Bhd. Of Electric Workers v. NLRB, 429 F.3d 651 (7th Cir. 2005).
189
Id at 661.
190
CNN America, Inc., Nos. 5-CA-31828, 5-CA-33125, 2008 WL 6524258 (N.L.R.B. Div. of Judges Nov. 19, 2008).
is pretty much sui generis and requires consideration of numerous factors.” 191 ALJ kemudian
untuk melanjutkan penerapan faktor-faktor seperti: (1) apakah pekerjaan yang dilakukan
melibatkan inti dari bisnis majikan bersama yang diduga ini,192 (2) apakah majikan bersama
yang diduga adalah satu-satunya sumber efektif dimana majikan langsung bisa memanfaatkan
untuk kompensasi karyawan,193 (3) apakah majikan bersama diduga harus memberikan
persetujuan sebelum majikan langsung bisa menetapkan jam lembur,194 (4) apakah majikan
bersama diduga menentukan jumlah waktu penuh dan karyawan harian untuk dipekerjakan
oleh majikan langsung,195 dan (5) apakah majikan bersama diduga mengulurkan majikan
karyawan langsung sebagai pemiliknya.196 Signifikannya, ALJ juga dibedakan dalam kasus
ini dari Southern California Gas Co.197 Meskipun CNN America berada di tingkat banding,198
poin keputusan untuk tren Dewan memungkinkan untuk melonggarkan standar kerja bersama
untuk lebih terlihat seperti standar luas FLSA, membantu untuk menyatukan pekerja
bersama-sama yang bekerja dengan rekan tunggal kerja mereka yang bekerja di bagian
proses. Bahkan di tengah-tengah “September Massacre” di tahun 2007, ketika Dewan
mengeluarkan keputusan seri menyengat anti-serikat pekerja,199 Dewan membalikkan
presiden dan ditegakkan hak serikat untuk melanjutkan perwakilan pekerja setelah bergabung
dengan serikat lain. Dalam Kravis Center for the Performing Arts, Dewan memutuskan
bahwa kurangnya proses karena selama penggabungan serikat buruh atau tidak afiliasi, dan
dari dalam dirinya sendiri, memungkinkan majikan untuk menarik pengakuan serikat setelah
penggabungan atau afiliasi.200 Dewan menentukan bahwa seperti persyaratan proses tidak lagi
191
Id. at *11.
192
See Holyoke Visiting Nurses Ass‘n, 11 F.3d 302 (1st Cir. 1993).
193
See Continental Group, Inc., 353 N.L.R.B. No. 31 (Sept. 30, 2008), slip op. at 9; D&F Industries, Inc., 339
N.L.R.B. 618, 640 (2003).
194
See Quantum Resources Corp., 305 N.L.R.B. 759, 760–61 (1991).
195
See D&F Industries, 339 N.L.R.B. at 640; Capitol EMI Music, Inc., 311 N.L.R.B. 997, 1000, 1017 (1993).
196
Capitol EMI Music, Inc., 311 N.L.R.B. at 1017.
197
CNN America, Inc., Nos. 5-CA-31828, 5-CA-33125, at *11 n.10 (citing S. Cal. Gas Co., 302 N.L.R.B. 456, 461
(1991)).
198
NABET-CWA Local 31 Washington, D.C., Further Update Information on NLRB vs. CNN/Team Video (Sept. 30,
2009), http://www.nabet31.org/level1.cfm?ID=21 (last vi
199
See generally Lofaso, supra note 156 (one of the most jarring decisions came in Dana Corp., 351 N.L.R.B. 434
(2007), when the Board ruled that employers must notify workers that they have a 45-day window to file for
union decertification after learning that the employer has voluntarily recognized the union). However, labor
advocates may be able to use language from some of the September Massacre dissents, now that the NLRB
will have a Democratic majority. For example, Board Member Dennis P. Walsh‘s dissents in Intermet
Stevensville, 350 N.L.R.B. 1349 (2007) (Intermet I) and Intermet Stevensville, 350 N.L.R.B. 1270 (2007)
(Intermet II), where the Board refused to issue Gissel bargaining orders pursuant to NLRB v. Gissel Packing Co.,
395 U.S. 575 (1969), for egregious violations of the NLRA may offer a basis for issuing more bargaining orders
as soon as the Democrats control the NLRB.
200
Raymond F. Kravis Ctr. for the Performing Arts, 351 N.L.R.B. 143 (2007), aff’d, Raymond F. Kravis Ctr. for the
Performing Arts, Inc. v. NLRB, 550 F.3d 1183 (D.C. Cir. 2008).
sesuai setelah keputusan Mahkamah Agung, NLRB v. Financial Institution Employees of
America Local 1182 (Seattle-First), dan bahwa karena serikat memiliki Status penawaran
kolektif di perwakilan mayoritas, majikan itu menghalangi dari pengakuan yang menarik.201
Mengikuti logika yang sama, Dewan juga menemukan bahwa ketika salah satu mengalami
kegagalan afiliasi dengan persatuan yang lain, yang mengakibatkan dua serikat mengklaim
representasi eksklusif dari unit perundingan, majikan harus mengakui serikat yang dapat
menunjukkan kontinuitas praktis dalam perwakilan.202 Keputusan ini dipastikan bahwa
pekerja Serikat, afiliasi SEIU, akan dapat terus mewakili 150.000 pekerja yang di disafiliasi
dari serikat lain UNITE HERE.203 Sebagai taktik manajemen dan pertikaian serikat berpotensi
tumbuh lebih ganas, keputusan ini akan membantu memastikan bahwa pekerja akan tetap
bersatu dan tidak kehilangan hak mereka untuk berserikat.
NLRB dan pengadilan federal juga baru-baru ini membagi pekerja di bidang
kontraktor independen. Sebelum tahun 1947, Taft Artley Act mengamandemen NLRA,
kontraktor independen dikeluarkan dari definisi “employees” dan dengan demikian tidak
dilindungi di bawah NLRA.204 Pada tahun 2008, Ninth Cicuit ditegakkan oleh keputusan
NLRB Partai Republik mengenai status supir taksi “independent contractor” saat ini
diperebutkan –yang akan dianggap “employees” untuk tujuan NLRA.205 Dalam kasus ini,
NLRB v. Friendly Cab Co., pengadilan menerapkan standar uji common-law untuk
menemukan perusahaan taksi telah melanggar NLRA dengan tidak mengakui Otoritas Serikat
201
Id.
202
This principle was the culmination of five decisions by NLRB Regional Directors in Michigan (Continental
Linen Servs., Inc., No. GR-7-RM-1491 (June 30, 2009)), Ohio (Premair of Cleveland, L.L.C., No. 8-RM-1111 (June
30, 2009)), Missouri (Gateway Packaging Co. of Mo., No. 17-RM-864 (June 25, 2009)), Minnesota (Radisson
Duluth Hotel, No. 18-RM-1380 (Aug. 4, 2009)), and California (Royal Laundry, No. 20-RM-2868 (June 12, 2009))
(finding continuity of representation was demonstrated by same stewards, local officers, and union staff
continuing to bargain and administer the contracts).
203
Press Release, Workers United, Workers United Wins Landmark National Labor Relations Board Decision
(July 22, 2009), available at http://workersunitedunion.org/content/workers-united-wins-landmark-
nationallabor-relations-board-decision.
204
29 U.S.C. § 152(3) (2006); see also House Report on Taft–Hartley Act, H.R. Rep. No. 80-245 (1st ed. 1947),
reprinted in 1 LEGISLATIVE HISTORY OF THE LABOR MANAGEMENT RELATIONS ACT, 1947, 309 (1948)
(―‗Employees‘ work for wages or salaries under direct supervision. ‗Independent contractors‘ undertake to
do a job for a price, decide how the work will be done, usually hire others to do the work, and depend for their
income not upon wages, but upon the difference between what they pay for goods, materials, and labor and
what they receive for the end result, that is, upon profits.‖).
205
NLRB v. Friendly Cab Co., 512 F.3d 1090 (9th Cir. 2008) (affirming Friendly Cab Co., 344 N.L.R.B. 528 (2005)).
Bush-appointed Chairman Battista and Member Schaumber, along with Clinton-appointed Member Liebman
took part in the decision.
Pengemudi.206 Pengadilan mempertimbangkan serangkaian faktor207 di bawah totalitas
keadaan standar dan sementara menyatakan bahwa, tidak ada satupun faktor yang
menentukan, hasil “rests primarily upon the amount of supervision that the putative employer
has a right to exercise over the individual, particularly regarding the details of the work.” 208
Selain Friendly Cab Co., NLRB George W. Bush mengatur mendukung berakhirnya status
“employe” status “independent contractor” dalam beberapa kasus lain,209 menunjukkan
bahwa keputusan-keputusan yang menyatukan
pekerja dapat datang bahkan selama hari-hari paling gelap Dewan yang dikontrol Partai
Republik.
Kesimpulan
206
Friendly Cab Co., 512 F.3d at 1098, 1103.
207
Some of the factors considered include: the company‘s ability to control the drivers‘ conduct, the
company‘s strict disciplinary and dress codes, the requirement that drivers carry advertisements without
compensation, the drivers‘ risk of loss and opportunity for profit, the lack of their proprietary interest in the
business, and the prohibitions on entrepreneurial opportunities available to the drivers. Id. at 1097, 1099.
208
Id. at 1096–97 (quoting SIDA of Hawaii, Inc. v. NLRB, 512 F.2d 354, 357 (9th Cir. 1975)).
209
See, e.g., Igramo Enter., Inc., 351 N.L.R.B. 1337 (2007), aff’d, NLRB v. Igramo Enter., Inc., 310 F. App‘x 452
(2d Cir. 2009) (finding that drivers for employer that operated medical courier service were employees and not
independent contractors after weighing the factors from the common law agency test); Community Bus Lines,
341 N.L.R.B. 474 (2004) (finding that, under common law agency test, shuttle bus drivers were employees, not
independent contractors); BKN, Inc., 333 N.L.R.B. 143, 144 (2001) (using common law agency test, the Board
―considered all the incidents of the individual's relationship to the employing entity,‖ to determine that
freelance writers, artists, and designers were employees, not independent contractors); FedEx Home Delivery,
351 N.L.R.B. No. 16 (2007) (finding that FedEx committed an unfair labor practice by refusing to bargain with
FedEx drivers‘ authorized union since, under common law agency test, drivers were employees and not
independent contractors), rev’d, FedEx Home Delivery v. NLRB, 563 F.3d 492 (D.C. Cir. 2009). In reversing the
Board‘s decision in favor of employee status in FedEx Home Delivery, the D.C. Circuit arguably failed to apply
the common law agency test—which focuses on a putative employer‘s control over the work—and instead
created a new test based solely on the workers‘ entrepreneurial opportunities. See FedEx Home Delivery, 563
F.3d at 504–18 (Garland, J. dissenting); see also posting of Mitchell H. Rubenstein to Adjunct Law Prof blog,
D.C. Circuit Issues Major Decision Defining Employee Status Under NLRA,
http://lawprofessors.typepad.com/adjunctprofs/2009/04/dccircuit-issues-major-decision-defining-employee-
status-under-nlra.html (Apr. 23, 2009).
NLRA dan FLSA memberikan sejarah yang panjang dan kacau. Akan tetapi, perlindungan
NLRA untuk tindakan kolektif yang dilakukan pekerja telah usang dan keok tanpa
penghargaan, sedangkan pelaksanaan hak-hak dasar minimum individu dalam FLSA relatif
telah ditinggalkan dan tidak berpengaruh. Mungkin ini adalah hasil dari ketakutan kelas bisnis
dari NLRA yang diklaim bertujuan: untuk mengatasi ketidakseimbangan kekuatan di tempat
kerja dengan mendorong kesatuan pekerja dan tawar menawar yang kolektif dalam
berpendapat di tempat kerja. Tentu saja, pengusaha pada umumnya tidak suka harus
memberikan pekerja uang dan keuntungan lebih banyak, tapi tidak sebanyak yang mereka
membenci harus menghadapi pekerja mereka di meja dan tawar-menawar syarat dan kondisi
kerja, dengan demikian mengakui bahwa mereka telah kehilangan kontrol total di tempat
kerja. Tetapi meskipun kekuatan NLRA di tempat kerja berkurang, ini masih menjadi hukum
yang paling layak ketika pekerja harus kembali terlibat secara kolektif berjuang untuk rasa
hormat dan martabat pekerjaan dan kesetaraan dengan pengusaha. Dan baru-baru ini kasus
hukum dan Administrasi nominasi Obama untuk NLRB menunjukkan bahwa NLRA akan
tetap ada untuk mendukung tindakan kolektif pekerja. Ketika itu NLRA dipandang sebagai
bagian radikal undang-undang. Dengan NLRB yang lebih pro-serikat dan interpretasi
pengadilan, Undang-Undang dapat memberikan semnangat persatuan serikat pekerja untuk
menghormati dan memuliakan dalam pekerjaan.