Tugas Diskusi 5
Tugas Diskusi 5
Diskusikanlah tentang perbandingan pembantuan dan penyertaan dalam hukum pidana, berikan
dasar hukum. Kemudian berikan salah satu contoh kasus dengan analisis saudara terhadap kasus
yang saudara buat!
Jawaban
Ketentuan mengenai turut melakukan dan membantu melakukan dapat dilihat dalam Pasal 55
(turut melakukan) dan Pasal 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (membantu melakukan):
Pasal 55 KUHP
1. Dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana:
1) Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau turut melakukan perbuatan
itu;
2) orang yang dengan pemberian, perjanjian, salah memakai kekuasaan atau pengaruh,
kekerasan, ancaman atau tipu daya atau dengan memberi kesempatan, daya upaya
atau keterangan, sengaja membujuk untuk melakukan sesuatu perbuatan.
2. Tentang orang-orang yang tersebut dalam sub 2e itu yang boleh dipertanggungjawabkan
kepadanya hanyalah perbuatan yang dengan sengaja dibujuk oleh mereka itu, serta
dengan akibatnya.
Pasal 56 KUHP
Dihukum sebagai orang yang membantu melakukan kejahatan:
1. Barangsiapa dengan sengaja membantu melakukan kejahatan itu;
2. barangsiapa dengan sengaja memberikan kesempatan, daya upaya, atau keterangan
untuk melakukan kejahatan itu.
R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta
komentar-komentarnya lengkap pasal demi pasal menjelaskan mengenai apa yang dimaksud
dengan “orang yang turut melakukan” (medepleger) dalam Pasal 55 KUHP. Menurut R. Soesilo,
“turut melakukan” dalam arti kata “bersama-sama melakukan”, sedikit-dikitnya harus ada dua
orang, ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan (medepleger)
peristiwa pidana.
Di sini diminta bahwa kedua orang itu semuanya melakukan perbuatan pelaksanaan, jadi
melakukan anasir atau elemen dari peristiwa tindak pidana itu. Tidak boleh misalnya hanya
melakukan perbuatan persiapan saja atau perbuatan yang sifatnya hanya menolong, sebab jika
demikian, maka orang yang menolong itu tidak masuk “medepleger” akan tetapi dihukum
sebagai “membantu melakukan” (medeplichtige) dalam Pasal 56 KUHP.
Sedangkan, ukuran mengenai kepentingan atau tujuan yang sama yaitu apabila si pelaku ada
kepentingan sendiri atau tujuan sendiri, atau hanya membantu untuk memenuhi kepentingan atau
untuk mencapai tujuan dari pelaku utama.
Dapat disimpulkan perbedaan mendasar dari “turut melakukan” tindak pidana dengan
“membantu melakukan” tindak pidana. Dalam “turut melakukan” ada kerja sama yang disadari
antara para pelaku dan mereka bersama-sama melaksanakan kehendak tersebut, para pelaku
memiliki tujuan dalam melakukan tindak pidana tersebut. Sedangkan dalam "membantu
melakukan", kehendak dari orang yang membantu melakukan hanyalah untuk membantu pelaku
utama mencapai tujuannya, tanpa memiliki tujuan sendiri.
Sumber
Menurut saudara, bagaimana perbedaan serta pengaruhnya setelah adanya putusan Mahkamah
Konstitusi terhadap Pasal 186, 137, dan 138 terkait mogok kerja dengan perkembangan hukum
ketenagakerjaan di masa sekarang? sertakan alasan hukumnya!
Jawab
Sebelum putusan Mahkamah Konstitusi, Pasal 186, 137, dan 138 UU No.13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan mempersempit ruang gerak buruh dalam melakukan mogok kerja.
Setelah putusan tersebut, pengaturan mengenai hak mogok kerja menjadi lebih luas dan
memberikan perlindungan lebih baik terhadap hak-hak pekerja.
Setelah putusan Mahkamah Konstitusi, persyaratan dan prosedur sehubungan dengan mogok
kerja menjadi lebih jelas dan dapat dijalankan dengan lebih mudah. Mahkamah Konstitusi
menghapuskan ketentuan yang mengharuskan persetujuan pengadilan atau pihak ketiga
dalam melaksanakan mogok kerja serta memberikan pengecualian terhadap larangan mogok
kerja bagi sektor-sektor yang dinilai vital.
Dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi terhadap Pasal 186, 137, dan 138 terkait mogok
kerja, perkembangan hukum ketenagakerjaan saat ini menjadi lebih progresif dan memberikan
perlindungan yang lebih baik bagi hak-hak pekerja. Hal ini juga memberikan kepastian hukum
dan persyaratan yang lebih jelas dalam melaksanakan mogok kerja, sehingga dapat menciptakan
hubungan industrial yang lebih seimbang dan adil.
Sumber
Kebebasan hakim merupakan salah satu prinsip penting sehingga diwajibkan kepada hakim
untuk menjaga kemandirian peradilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu bebas dari
campur tangan pihak luar dan bebas dari segala bentuk tekanan. Kebebasan hakim dalam
pelaksanaan tugas peradilan tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan apapun, bahkan ketua yang
lebih tinggi, tidak berhak untuk ikut campur dalam soal peradilan yang dilaksanakan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, teori manakah yang sesuai dengan teori kekuasaan kehakiman?
Sertakan penjelasan singkat!
Jawaban
Sebagaimana dijelaskan dalam Modul HKUM4201 hal 9.10-9.11 teori yang tepat pada
pernyataan tentang hakim ini adalah Teori Kemerdekaaan Hakim. Bahwa Pengadilan harus
bebas dan tidak memihak merupakan salah satu unsur negara Hukum.
Bagir Manan menjelaskan bahwa kekuasaan hakim yang merdeka mengandung beberapa tujuan:
- Sebagai bagian dari sistem pemisah atau pembagian kekuasaan di antara badan-badan
penyelenggara negara. Kekuasaan kehakiman yang merdeka diperlukan untuk
menjamindan melindungi kebebasan individu
- Kekuasaan kehakiman yang merdeka diperlukan untuk mencegah penyelenggara
pemerintahan bertindak tak semena-mena dan menindas.
- Kekuasaan kehakiman yang merdeka diperlukan untuk dapat menilai keabsahan secara
hukum Tindakan pemerintah atau suatu peraturan perundang-undangan, sehingga sistem
hukum dapat dijalankan dan ditegakkan dengan baik.
Sumber
Bagaimana menurut anda penggunaan prinsip efektivitas dalam penyelesaian sengketa perebutan
pulau Sipadan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia, berikan analisa hukum anda!
Jawaban
Prinsip effectivites dapat digunakan sebagai pedoman yang perlu diterapkan oleh Indonesia pada
setiap wilayah yang merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,
terutama pada wilayah-wilayah atau pulau-pulau yang tersebar di perbatasan dengan negara-
negara tetangga yang berpotensi menjadi sengketa seperti pulau Sipadan dan pulau Ligitan,
sehingga dapat mencegah agar catatan sejarah Indonesia dalam sengketa Sipadan - Ligitan tidak
terulang kembali di masa yang akan datang. Dengan demikian, generasi mendatang tetap
mcmiliki wilayah Republik Indonesia yang utuh.
Sumber
Balthazar, Paulina Carolina. (2004). Kegagalan Indonesia dalam Sengketa Pulau Sipadan
dan Pulau Ligitan di Mahkamah Internasional. Surabaya: Unversitas Airlangga.
Soal
Jawaban
Menurut pasal 125 ayat (1) UUPT, pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan
saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan melalui Direksi
Perseroan atau langsung berupa badan hukum atau orang perseorangan. Pengambilalihan
saham yang dimaksud pasal 125 ayat (1) adalah pengambilalihan yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap Perseroan nantinya seperti yang dimasuk dalam pasal 7
angka 11 UUPT.
1) Keputusan RUPS
Adapun proses pengambilalihan saham secara langsung dari Pemegang saham dimana
prosedurnya dilakukan lebih sederhana yaitu Prosedur pengambilalihan (akuisisi) saham
perseroan terbatas wajib tunduk pada ketentuan tentang akuisisi saham sebagaimana diatur
dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang antara lain
mengatur:
1) Akuisisi saham wajib memperhatikan ketentuan pemindahan hak atas saham dalam
Anggaran Dasar, serta mendapat persetujuan rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). RUPS wajib dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
pengumuman, (Pasal 126 ayat [6] dan [7] UUPT).
3) Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada perseroan dalam waktu paling lambat
14 hari setelah pengumuman mengenai akuisisi sesuai dengan rancangan dimaksud.
Apabila kreditor tidak mengajukan keberatan dalam jangka waktu tersebut maka
kreditor dianggap menyetujui akuisisi. Dalam hal keberatan dari kreditor sampai
dengan tanggal diselenggarakannya RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi
perseroan maka keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna mendapat
penyelesaian. Sebelum keberatan ini diselesaikan maka akuisisi tidak dapat
dilaksanakan. (Pasal 127 ayat [2] [3] [5] [6] dan [7] UUPT)
4) Akta pemindahan hak atas saham wajib dinyatakan dengan akta notaris dan dalam
bahasa Indonesia (pasal 128 ayat [2] UUPT).
5) Salinan dari kata pemindahan hak atas saham wajib dilampirkan pada penyampaian
pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang perubahan
Struktur Pemegang Saham Perseroan (Pasal 131 ayat [2] UUPT).
6) Direksi perseroan wajib mengumumkan hasil akuisisi dalam 1 surat kabar atau lebih
dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak tanggal pemberitahuan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia ataus ejak tanggal persetujuan perubahan
Anggaran Dasar oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Pasal 133 ayat [2]
UUPT).
Proses akuisisi hanya mengubah status pemilik saham yaitu beralih dari pemegang saham
perseroan terakuisisi kepada pemegang saham pengakuisisi. Jadi perubahan yang timbul
bukan pada status perseroan tetapi pada pemegang saham pengkuisisi dan perusahaan
terakuisisi tetap berdiri dan menjalankan semua kegiatan perseroan tersebut secara mandiri.
Proses akuisisi merupakan faktor utama yang penting karena berkaitan dengan pembelian
suatu unit bisnis dan berhubungan dengan jumlah uang yang relative besar serta memerlukan
waktu yang relative sama. Perusahaan pengambilalihan harus memenuhi secara jelas
prospek dan sasaran yang akan dicapai. Perspektif secara keseluruhan dari suatu proses
akuisisi terdiri atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
Pelaksanaan akuisisi dapat dilakukan perseroan atau langsung dari pemegang saham.
Akuisisi saham dilakukan atas seluruh atau sebagian besar saham yang mengakibatkan
beralihnya pengendalaian terhadap perseroan tersebut. UUPT No. 40 tahun 2007
mensyaratkan perlindungan perlindungan terhadap pihak perlindungan terhadap pihak
karyawan, disamping perlindungan pihak-pihak lainnya, dalam hal terjadinya merger,
akuisisi dan konsolidasi. Untuk itu dalam pasal 126 UUPT selanjutnya menyebutkan:
Sumber
Penyelesaian sengketa konsumen dapat dilakukan didalam dan diluar pengadilan. Menurut anda
apa keuntungan dan kelemahan dari kedua cara penyelesaian sengketa konsumen tersebut?
Jawaban
Sumber