Anda di halaman 1dari 5

Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan THT

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman


RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

PENGOBATAN KORTIKOSTEROID PADA POLIP NASI

Oleh:
Chyntiananda Prabu Hening 1710029033

Pembimbing
dr. Soehartono, Sp. THT-KL

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Laboratorium / SMF Ilmu Kesehatan THT
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
2018
PENGOBATAN KORTIKOSTEROID PADA POLIP NASI

Karena etiologi yang mendasari pada polip nasi adalah reaksi inflamasi, maka
penatalaksanaan medis ditujukan untuk pengobatan yang tidak spesifik. Pada terapi
medikamentosa dapat diberikan kortikosteroid. Kortikosteroid dapat diberikan secara
sistemik ataupun intranasal.(1)
EPOS (2012) merekomendasikan penggunaan kortikosteroid sistemik pada
tatalaksana polip hidung dengan Grade of Recommendation A dan Level of Evidence 1b.
Penggunaan steroid oral hanya dalam jangka pendek (2-3 minggu) oleh karena resiko efek
samping sistemik (Bachert, 2011). Guideline tatalaksana rinosinusitis kronik dengan polip
hidung PERHATI-KL (2007) menjelaskan bahwa polip hidung stadium 1 ditatalaksana
medikamentosa, stadium 2 ditatalaksana medikamentosa dilanjutkan operasi dan untuk
stadium 3 ditatalaksana dengan tindakan pembedahan. Adapun kortikosteroid oral yang
digunakan pada terapi polip hidung antara lain: Metilprednisolon 64 mg tappering off hingga
8 mg selama 10 hari, Dexametason 12 mg tappering off hingga 4 mg selama 9 hari dan
Prednison 1 mg / kgbb selama 10 hari (PERHATI-KL 2007). (5)
Pemberian kortikosteroid sistemik diberikan dengan dosis tinggi dalam waktu yang
singkat, dan pemberiannya perlu memperhatikan efek samping dan kontraindikasi.
Kortikosteroid oral adalah pengobatan paling efektif untuk pengobatan jangka pendek dari
polip nasi, dan kortikosteroid oral memiliki efektivitas paling baik dalam mengurangi
inflamasi polip.(1,2)
Kortikosteroid juga dapat diberikan secara intranasal dalam bentuk spray steroid,
yang dapat mengurangi atau menurunkan pertumbuhan polip nasi yang kecil, tetapi secara
relative tidak efektif untuk polip yang masif. Steroid intranasal paling efektif pada periode
post operatif untuk mencegah atau mengurangi relaps.(1)
Pengobatan juga dapat ditujukan untuk mengurangi reaksi alergi pada polip yang
dihubungkan dengan rhinitis alergi. Pada penderita dapat diberikan antihistamin oral untuk
mengurangi reaksi inflamasi yang terjadi. Bila telah terjadi infeksi yang ditandai dengan
adanya sekret yang mukopurulen maka dapat diberikan antibiotic.(2)
Steroid oral dan topikal di berikan pada pengobatan pertama pada nasal polip.
Antihistamin, dekongestan dan sodium cromolyn memberikan sedikit keuntungan.
Imunoterapi mungkin dapat berguna untuk pengobatan rhinitis alergi, tapi bila di gunakan
sendirian, tak dapat berguna pada polip yang telah ada, pemberian antibiotik bila terjadi
superimposed infeksi bakteri.(1,2)
Kortikosteroid adalah pengobatan pilihan, baik secara topikal maupun sistemik.
Injeksi langsung pada polip tidak dibenarkan oleh Food and Drug Administration karena
dilaporkan terdapat 3 pasien dengan kehilangan penglihatan unilateral setelah injeksi
intranasal langsung dengan kenalog. Keamanan mungkin tergantung pada ukuran spesifik
partikel. Berat molekuler yang besar seperti Aristocort lebih aman dan sepertinya sedikit
yang di pindahkan ke area intrakranial. Hindari injeksi langsung ke dalam pembuluh darah.(4)
Steroid oral paling efektif pada pengobatan medis untuk nasal polipoid. Pada dewasa
penulis banyak menggunakan prednison (30-60mg) selama 4-7 hari dan diturunkan selama 1-
3 minggu. Variasi dosis pada anak-anak, tetapi maksimum biasanya 1mg/kb/hari selama 5-7
hari dan diturunkan selama 1-3 minggu.(4)
Respon dengan kortikosteroid tergambar dari ada atau tidaknya eosinofilia, jadi
pasien dengan polip dan rhinitis alergi atau asma seharusnya respon dengan pengobatan ini.
Pasien dengan polip yang sedikir eosinofil mungkin tidak respon terhadap steroids.
Penggunaan steroid oral jangka panjang tidak direkomendasikan karena efek sampingnya
yang merugikan ( seperti gangguan pertumbuhan, Diabetes Melitus, hipertensi, gangguan
psikis, gangguan pencernaan, katarak, glukoma, osteoporosis).(4)
Pemberian topikal kortikosteroid di berikan secara umum karena lebih sedikit efek
yang merugikan dibandingkan pemberian sistemik karena bioavaibilitasnya yang terbatas.
Pemberian jangka panjang khususnya dosis tinggi dan kombinasi dengan kortikosteroid
inhalasi, terdapat resiko penekanan hipotalamus-pituari-adrenal aksis, pembentukan katarak,
gangguan pertumbuhan, perdarahan hidung, dan pada jarang kasus terjadi perforasi septum.(4)
Kortikosteroid merupakan antiinflamasi yang biasa diberikan padapasien polip
hidung. Namun, memberikan efek samping yang serius seperti perdarahan usus bila
diberikan dalam dosis yang besar dan dalam waktu yang lama. Kortikosteroid juga
mempunyai efek anti inflamasi dan dikenal tidak memberikan efek samping pada
gastrointestinal.(3)
Gambar 1. Algoritma Penatalaksanaan Rhinosinusitis Kronik dengan Polip
DAFTAR PUSTAKA

1. J. Gulia, S. P. S. Yadav, N. Sharma, H. & A. Hooda. Ectopic Tooth In Osteomeatal


Complex Presenting With Nasal Polyps: A Case Report. The Internet Journal of
Otorhinolaryngology. 2010 Volume 12 Number 1
2. Bangladesh J Otorhinolaryngol,Article by :Abu Hena Mohammad Parvez
Humayun1, AHM Zahurul Huq2, SM Tarequddin Ahmed3, Md. Shah Kamal4,
Kyaw Khin U3, Nilakanta Bhattacharjee. Vol. 16, No. 1, April 2010
3. Immunologic factors in patients with chronic polypoid sinusitis. Nikakhlagh
S, Ghafourian-Boroujerdnia M, Saki N, Soltan-Moradi MR, Rahim F.Niger J
Med. 2010 Jul-Sep;19(3):316-9.
4. Soepardi, Efiaty. Iskandar, Nurbaiti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok edisi VII cetakan I. Balai Penerbit FK-UI, Jakarta 2012
5. Newton, J.R., Ah-See., 2008. A Review of Nasal Polyposis,Department of
Otolaryngology Head and Neck Surgery
6. Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, Bachert C, Alobid I, Baroody F, et al. European
Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2012. Rhinol Suppl. 2012
Mar(23): 1-298.

Anda mungkin juga menyukai