Berdasarkan informasi yang dihimpun Bisnis Rabu (30/8/2017) pengundangkan Perppu menjadi
undang-undang tersebut dilakukan pada 23 Agustus 2017 lalu dengan nomor lembar negara 190.
Adapun pengundangan tersebut dilakukan setelah DPR menyetujui meteri Perppu itu diterapkan
untuk mendongkrak penerimaan pajak pemerintah.
Undang-undang itu merupakan regulasi primer sebagai persiapan assessment Organisation for
Economic Cooperation and Development (OECD) terkait implementasi automatic exchange of
information atau AEoI.
Substansi UU No.9 Tahun 2017 tersebut mencakup keterbukaan akses informasi ke lembaga jasa
keuangan. Sejumlah regulasi kerahasiaan di lembaga jasa keuangan yang menjadi penghalang
Direktorat Jenderal Pajak dianggap tidak berlaku selama terkait dengan perpajakan.
Selain Undang-Undang, pemerintah juga tengah mengebut persiapan IT System tang rencananya
akan dinilai oleh OECD dalam waktu dekat ini. Persiapan sistem teknologi dan informasi sudah
mencapai 90%.
21/10/2017
“Awalnya banyak pertanyaan untuk apa kebudayaan harus diatur, mengingat kebudayaan justru
butuh kebebasan bergerak. Sehingga undang-undang ini justru dikhawatirkan membuat budaya
menjadi kaku,” kata Hilmar dalam konvensi UU 5 Tahun 2017 oleh Koalisi Seni di Jakarta,
Jumat (20/10).
Sejak awal, ia menegaskan bahwa UU ini tidak membatasi tetapi sebaliknya justru menjamin
agar ekspresi budaya dapat berkembang semakin baik secara artistik hingga sosial.
Sedangkan serangkaian pemajuan kebudayaan yang dimaksud dalam UU, menurut Hilmar, akan
dimulai dengan memberikan perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan untuk
sumber daya manusia kebudayaan.
“Sehingga jelas mandat pertama dalam undang-undang ini melindungi terlebih dulu sebelum
mengembangkannya. Setelah dikembangkan tentu dimanfaatkan, di sini industri bisa masuk
untuk memanfaatkannya namun undang-undang akan memastikan tidak ada komersialisasi tanpa
batas,” ujar dia.
Sedangkan pembinaan yang dimaksud dalam UU, Hilmar mengatakan harus menjadi orientasi
untuk bisa memajukan kebudayaan.
Caranya tentu dengan melengkapi sarana dan prasarananya, infrastrukturnya, akses hingga
sekolah-sekolah kesenian dan kebudayaan.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa secara konkrit pelaksanaan UU tersebut akan mengacu pada
turunan-turunannya.
Secara sistematis dengan strategi pemajuan kebudayaan dijalankan melalui Peraturan Presiden
(Perpres).
“Pasti akan banyak perdebatan tapi tetap akan dijalankan. Lalu ada Rencana Induk Pemajuan
Kebudayaan yang juga disiapkan, dilanjutkan dengan memasukkannya dalam RPJMN, lalu RKP
tahunan,” katanya.
Namun di atas semuanya ia menegaskan bahwa Undang-undang Pemajuan Kebudayaan ini akan
menjadi kosong jika tidak ada keterlibatan masyarakat dalam menjalankannya.
“Karena kita percaya kebudayaan itu adanya di masyarakat, bukan di Pemerintah. Saya, hanya
memastikan agenda bagus di masyarakat bisa berkembang”. (ANT/HG)
"Mungkin masyarakat ada sebagian yang dampak negatifnya, malas ke bank. Sehingga
menyimpan uang di bawah bantal. Ini tantangan, artinya itu menjadi konsekuensi manakala itu
bisa dihindari, diperkuat," kata politisi dari daerah pemilihan Jawa Tengah VII itu. Menteri
Koordinator Perekonomian Darmin Nasution pada Selasa (16/5/2017) malam mengungkapkan,
sebenarnya, jauh sebelum perppu ini ada, Ditjen Pajak sudah memiliki kewenangan untuk
mengakses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan. Hanya saja, Ditjen Pajak harus
meminta izin kepada Bank Indonesia. Bukan perkara gampang mendapatkan izin dari BI.
Prosesnya kerap membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Akibatnya, pemeriksaan pajak bisa
menjadi molor. (Baca: Perppu Rampung, Ditjen Pajak Bisa Intip Rekening Tanpa Izin Menkeu
dan BI) Namun setelah adanya Perppu Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan
Perpajakan, Ditjen Pajak tidak perlu lagi susah payah. Ditjen Pajak bisa langsung meminta data
kepada bank. Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan, Presiden Joko Widodo sudah
meneken Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2017 tentang Akses
Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan. "Perppu itu, tertanggal 8 Mei 2016, sudah
diundangkan," ujar Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Sumber Berita:
https://nasional.kompas.com/read/2017/05/17/15571911/
ini.dampak.pemberlakuan.perppu.akses.informasi.keuangan (diakses pada 17 Maret 2018 pada
16:03)
Jokowi Teken UU Pemilu
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowii sudah menandatangani Undang-
Undang tentang Penyelenggaraan Pemilu. Undang-undang ini sempat menghadapi pasang surut
karena perdebatan alot di DPR.
"UU Pemilu sudah diundangkan pada 16 Agustus," kata Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi,
Sabtu (19/8/2017).
Dengan ditandatanganinya undang-undang itu, semua instansi terkait sudah bisa menjalankan
aturan yang tertuang pada undang-undang itu.
UU Pemiluu akhirnya disahkan dalam rapat paripurna DPR pada 21 Juli 2017. Saat proses
pengesahannya, empat fraksi di DPR yakni Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN melakukan walk
out. Undang-undang itu kemudian tetap disahkan oleh sidang paripurna.
Keempat partai itu menolak klausal ambang batas pencalonan Presiden atau presidential
threshold. Mereka menolak draft yang diajukan pemerintah, yakni 20 persen kursi DPR dan 25
persen suara sah nasional.
Desakan untuk menandatangani UU Pemilu muncul atas alasan keperluan gugatan di Mahkamah
Konstitusi (MK). Ada beberapa pihak yang melakukan judicial review terhadap undang-undang
itu, namun MK tidak bisa memproses kalau undang-undang belum ditandatangani dan diberi
nomor.