Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi memberikan dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu
berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam berkontribusi pada pemenuhan
kebutuhan kesehatan masyarakat. Tenaga profesional kesehatan termasuk didalamnya tenaga
keperawatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan dengan pemberian layanan kesehatan
yang profesional, demikian juga dengan pemberian asuhan keperawatan harus dilaksanakan
dengan praktik keperawatan yang profesional.1
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antarperawat, maupun antara
perawat dengan tim kesehatan lainnya. Salah satu bentuk komunikasi yang harus
ditingkatkan keefektivitasannya adalah saat pergantian sif (overan).2
Pada saat timbang terima, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan
klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan yang belum, serta respon klien yang
terjadi. Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya
dan menyampaikan kondisi pasien secara akuran di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif
dari pada harus menghabiskan waktu orang lain untuk membaca dan akan membantu perawat
dalam menerima timbang terima secara nyata.3
Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar profesi
kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam perawatan pasien
(Riesenberg, 2010). Timbang terima pasien adalah salah satu bentuk komunikasi perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima pasien dirancang

1
Mulyaningsih. Penigkatan Kinerja Perawat dalam Penerapan MPKP dengan Supervisi Oleh kepala
Ruang di RSJD Surakarta(Surakarta, 2013), h 57. http://www.jurnal.stikes-
aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/download/48/45. (8 Oktober 2013)
2
Nursalam, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed.3,
(Jakarta: Salemba Medika,2012), L-42
3
Nursalam, Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed.1,
(Jakarta: Salemba Medika,2002), h. 121

1
sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap
pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini
pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan
(Rushton, 2010).4
Operan yaitu komunikasi dan serah terima pekerjaan antara shift pagi, sore, dan malam.
Operan dari shift malam ke shift pagi dan dari shift pagi ke shift sore dipimpin oleh kepala
ruangan, sedangkan operan dari shift sore ke shift malam dipimpin oleh penanggungjawab
shift sore.5
Timbang terima pasien (Overan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat. Tindakan kalaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang
terima pasien dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada Perawat primer
(penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.6
Karena banyaknya tugas keperawatan tidak terlihat, untuk itu tradisi overan keperawatan
adalah kunci utama untuk membuktikan keterampilan professional perawat. Unutk perawat
pemula, overan keperawatan merupakan tempat belajar yang penting, dimana perawat dapat
belajar menjadi perawat yang baik. Overan biasanya dilakukan dalam tiga kali sehari, itu
termasuk juga ringkasan lisan dan status dari masing-masing pasien tentang kemajuan
kesehatannya oleh perawat yang sebelumnya merawat untuk disampaikan kepada staff,
selanjutnya staf tersebut akan menyerahkan ke shif berikutnya.7

4
Mursidah Dewi. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan
Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi. (Jambi, 2012), h. 646.
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/download/911/851. (8 Oktober 2013)
5
Budi Anna Keliat dan Akemat. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, (Jakarta: EGC, 2012),
h. 28
6
Nursalam, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed.2,
(Jakarta: Salemba Medika.2007), h. 195.
7
Davina Allen, The Changing Shape of Nursing: Practice The Role Of Nurses in the Hospital Division
of Labour (New York: British Library, 2001), h. 68.

2
Alvarado, et al (2006) menginformasikan bahwa komunikasi berbagai informasi yang
diberikan oleh perawat dalam pertukaran shift, yang lebih dikenal dengan timbang terima
(handover) sangat membantu dalam perawatan pasien.
Alvarado, et al. (2006) mengungkapkan bahwa ketidakakuratan informasi dapat
enimbulkan dampak yang serius pada pasien, hampir 70% kejadian sentinel yaitu kejadian
yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius di rumah sakit disebabkan karena
buruknya komunikasi.
Timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu mengidentifikasi
kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien. Smith, et al. (2008)
mengungkapkan bahwa rumah sakit merupakan organisasi padat profesi dengan berbagai
karakteristik, komunikasi pada timbang terima (handover) memiliki hubungan yang sangat
penting dalam menjamin kesinambungan, kualitas dan keselamatan dalam pelayanan
kesehatan pada pasien.4

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sistem overan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui defenisi, tujuan dan fungsi operan.
b. Untuk mengetahui manfaat operan bagi pasien, perawat dan rumah sakit.
c. Untuk mengetahui komunikasi yang baik saat melakukan operan.
d. Untuk mengetahui landasan normatif (Ayat dan Hadis) dalam operan.
e. Dapat mengetahui disiplin waktu saat mengikuti operan.
f. Untuk mengetahui petunjuk teknis operan dan SOP operan.
g. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dan evaluasi dalam operan.

4
Mursidah Dewi. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan
Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi. (Jambi, 2012), h. 646.
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/download/911/851. (8 Oktober 2013)

3
C. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan,
antara lain:
a. Bagi Penulis
Sebagai proses pembelajaran untuk mengembangkan dan menambah wawasan
pengetahuan dalam bidang keperawatan manajemen terkhusus dalam sistem operan
sekaligus dapat menyelesaikan tugas dari dosen yang bersangkutan.
b. Bagi Pembaca
Diharapkan agar hasil tulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi
dan menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Secara klinis timbang terima didefinisikan sebagai pengalihan tanggung jawab dan
akuntabilitas perawatan pasien dari satu operator atau tim penyedia kepada operator lainnya
(Australia Medical Association, 2006). Ini adalah kunci inisiatif untuk meningkatkan
keselamatan pasien (Australian Commission for Safety and Quality in Health Care
ACSQHC, 2007; World Health Organization, 2007) . Standard Operating Protocol for
Implementing Bedside Handover in Nursing.8
Operan jaga juga memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya
handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Clair dan Trussel
(dalam Kerr, 2001) menyusun pengertian dari handover adalah komunikasi oral dari
informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen
(2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang
pasien.9
Overan merupakan teknik atau cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Overan harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kalaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna. Overan dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada
Perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.1

8
Professor Wendy Chaboyer. Standard Operating Protocol for Implementing Bedside Handover in
Nursing. (Australia, 2008), h. 4. http://www.safetyandquality.gov.au/wp-
content/uploads/2012/02/SOP-Bedside-Handover.pdf. (8 Oktober 2013)
9
CKJ Ners Manajer. Handover (Operan Jaga) .http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009
/03/handover-operan-jaga.html (8 Oktober 2013)
1
Nursalam, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed.3,
(Jakarta: Salemba Medika.2012), L-42

5
Timbang terima merupakan kegiatan komunikasi yang terjadi antara shift satu dan shift
yang lainnya (shift yang bertugas kepada shift berikutnya).10
Overan dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pergantian sif malam ke pagi (pukul
07.00) dan pagfi ke sore (pukul 14.00). Selalu diikuti oleh semua perawat yang telah dan
akan dinas, tetapi dari kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh data: 100 % perawat
menyatakan pelaksanaan overan kadang-kadang tepat waktu dengan alasan, 7 perawat
(63,63%) mengatakan anggota tim belum lengkap, 4 perawat (36,36%) mengatakan data
belum disalin. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh kepala ruangan. Untuk hal-hal yang perlu
dipersiapkan dalam overan, semua perawat dapat menyebutkan dengan benar dan
menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam overan, meliputi catatan perkembangan kondsi
pasien, buku overan, dan lain-lain. Sementara hal-hal yang perlu disampaikan selama overan,
dari 11 perawat hanya 5 perawat (45,45%) yang mencantumkan masalah keperawatan, 6
perawat lainnya (54,54%) menyatakan mereka langsung menggunakan diagnosis dokter agar
lebih efisien. Dalam setiap overan selalu ada klarifikasi langsung, tanya jawab dan validasi
terhadap semua hal yang dioverankan.
Seratus persen perawat mengetahui hal-hal prinsip tentang teknik penyampaian overan
ketika di depan pasien yang meliputi: penggunaan volume suara yang cukup sehingga tidak
mengganggu pasien di sebelahnya, sesuatu yang dianggap rahasia disampaikan dengan
bahasa medis, dan lain-lain. Selalu ada interaksi dengan pasien saat overan berlangsung,
minimal menanyakan apa yang dirasakan pasien saat ini, semalam bisa tidur atau tidak. Lama
overan bervariasi tergantung kondisi pasien, semakin banyak yang akan dilaporkan semakin
lama waktunya, menurut hasil kuesioner, biasanya tidak lebih dari lima menit untuk tiap
pasien.
Pelaporan overan dicatat dalam buku khusus yang akan ditandatangani oleh perawat
yang melaporkan, perawat yang menerima laporan dan kepala ruangan. Setelah pelaksanaan
overan, kepala ruangan mengadakan diskusi singkat untuk mengetahui sekaligus
mengevaluasi kesiapan sif selanjutnya. Kemudian overan akan ditutup oleh kepala ruangan.
Adapun hambatan yang dikeluhkan perawat adalah 4 perawat (36,36%) mengaku kesulitan
dalam mendokumentasikan laporan overan, 3 perawat (75%) mengeluhkan tentang prosedur
pendokumentasian yang kurang sistematis dan efisien, 1 perawat (25%) menjawab lebih suka

10
Asmuji, Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 79

6
menulis data pada secarik kertas, sedangkan 5 perawat lainnya (45,45%) menyatakan bahwa
hambatan dalam overan adalah ketidaksiplinan, 2 perawat lainnya (18,18%) menyatakan
dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan belum spesifik.1

B. Tujuan dan Fungsi Operan


Tujuan operan pasien menurut Taylor (1993) adalah untuk mendapatkan informasi yang
dapat membantu untuk menetapkan rencana perawatan pasien, mengevaluasi intervensi
keperawatan, memberi kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan tentang perawatan yang
diberikan kepadanya, serta membantu menentukan prioritas diagnosa dan tujuan dari
perawatan yang diberikan. Dalam operan diterangkan tentang asuhan keperawatan yang telah
diberikan oleh perawat yang telah selesai tugas. Operan ini harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara sinkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan klien saat
itu.11
Sedangakan menurut Nursalam (2012) tujuan overan dibagi menjadi dua, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus:
a. Tujuan umum
Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting
b. Tujuan khusus
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.1

1
Nursalam, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed.3,
(Jakarta: Salemba Medika.2012), h. 162
11
Adysetia. Aplikasi MPKP.http://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/05/aplikasi-mpkp.pdf. 2012
(8 Oktober 2013)
1
Nursalam, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed.3,
(Jakarta: Salemba Medika.2012), L-42

7
Operan jaga (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi
komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.
Handover memiliki 2 fungsi utama yaitu:
a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan
perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan
dan tindakan keperawatan. (Hopkinson, 2002)
Handover dilaksanakan dengan requirement sebagai berikut:
a. Komunikas yang objective antar sesama petugas kesehatan
b. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
c. Kemampuan menginterpretasi medical record
d. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
e. Pemahaman tentang prosedur klinik. (School of Nursing & Midwifery Flinders
University, 2008).9

C. Manfaat Operan
1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
2. Bagi Pasien
a. Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.6
3. Bagi rumah sakit
a. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.

9
CKJ Ners Manajer. Handover (Operan Jaga). http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009/03/
handover-operan-jaga.html, 2009 (8 Oktober 2013)
6
Nursalam, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed.2,
(Jakarta: Salemba Medika.2007), h. 195

8
D. Komunikasi Saat Operan
Komunikasi adalah transmisi informasi dan makna dari satu pihak kepada pihak lain
melalui penggunaan simbol-simbol bersama. pengirim memulai proses dengan
menyampaikan informasi kepada penerima - orang untuk siapa pesan ini ditujukan. pengirim
memiliki arti ia ingin berkomunikasi dan mengkodekan artinya kedalam simbol.12
Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Komunikasi yang
dilakukan perawat dengan kliennya meupakan komunikasi terapeutk. Komunikasi terapeutik
merupakan suatu teknik yang mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal maupun nonverbal, empati,
an rasa kepedulian yang tinggi.13
Kominikasi dalam rofesi keperawatan sangatlah penting sebab tanpa komunikasi
pelayanan keperawatan sulit untuk diaplikasikan. Dalam proses asuhan keperawatan,
komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien guna mencapai tingkat kesehatan yang
optimal (Stuart, G.W., dalam Suryani, 2005). Oleh karena bertujuan untuk terapi, maka
komunikasi dalam keperawatan disebut komunikasi terapeutik.14
Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/ pengoperan pasien antara unit-unit
pelayanan, dan di dalam serta antar tim pelayanan, bisa mengakibatkan terputusnya
kesinambungan pelayanan, pengobatan yang tidak tepat, dan potensial dapat mengakibatkan
cedera terhadap pasien. Rekomendasi ditujukan untuk memperbaiki pola serah terima pasien
termasuk penggunaan protokol untuk mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis;
memberikan kesempatan bagi para praktisi untuk bertanya dan menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan pada saat serah terima,dan melibatkan para pasien serta keluarga dalam proses
serah terima.15
Perawat atau bidan harus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi didasari atas sikap
peduli dan penuh kasih sayang, serta perasaan ingin membantu orang lain untuk tumbuh dan

12
Bateman Thomas S, Manajement Leading & Collaborating in a Competitive World, Seven Edition,
(New York: McGraw-Hill, 2007) ,h. 486
13
Nursalam, Proses dan Dokumentasi Keperawatan :Konsep dan Praktik, Ed 2, (Jakarta: Salemba
Medika, 2008) ,h. 34
14
Agus Priyanto, Komunikasi dan Konseling, (Jakarta: Salemba Medika, 2009) ,h. 55
15
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS). Sembilan Solusi Live-Saving Keselamatan
Pasien Rumah Sakit. Situs Resmi KKPRS http://www. Inapatsafetypersi.or.id/?show=detailnews
&kode=3&tbl=artikel. (8 Oktober 2013)

9
berkembang. Selanjutnya Pasquali dan Arnold serta Watson (dalam situs purba, J.M.,2008)
menyatakan bahwa human care terdiri atas upaya-upaya untuk melindungi, meningkatkan,
dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain dalam
mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya dibutuhkan dalam membantu orang
lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri. Sesungguhnya setiap orang
diajarkan oleh Allah untuk menolong sesamanya yang memerlukan bantua. Perilaku
menolong sesama ini perlu dilatih dan dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi bagian dari
kepribadian.14 Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S As-Shaaffat/37: 24-25


Terjemahnya: Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) Karena Sesungguhnya mereka
akan ditanya: "Kenapa kamu tidak tolong menolong ?" (QS. Ash Shaaffat/37:
24-25).16
Pada saat timbang terima, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan
klien terhadap apa yang sudah dan yang belum diintervensi serta respons pasien yang terjadi.
Perawat melakukan timbang terima dengan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di
dekat pasien.17 Dalam menyampaikan overan perawat harus menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti dan bersifat lemah lembut, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S.
Al Imran/3: 159:







Terjemahnya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

14
Agus Priyanto, Komunikasi dan Konseling, (Jakarta: Salemba Medika, 2009) ,h. 57
16
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2002), h.
446-447
17
S. Suarli dan Yanyan Bahtiar, Manajemen Keperawatan: dengan Pendekatan Praktis, (Jakarta:
Erlangga, 2002) ,h. 60

10
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran/3 : 159)16
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Israa/17:53:




Terjemahnya:Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi manusia. (QS. Al-Israa/17: 53)16
Juga disebutkan dalam sebuah hadis yang artinya:
Dari Abu Hurairoh rodhiallohu anhu, sesungguhnya Rosululloh sholallahu alaihi
wa sallam pernah bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari
akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman
kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan
barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan
tamunya. (HR. Bukhori dan Muslim)18
Laporan pertukaran dinas dilakukan 2 atau 3 kali tergantung sistem shift yang
digunakan di rumah sakit pada tiap ruang perawatan. Laporan merupakan suatu sistem
komunikasi yang bertujuan untuk memindahkan informasi yang esensial yang diperlukan
bagi keselamatan dan keholistikan asuhan perawatan pasien. Isi laporan dapat antara lain
berisi biodata pasien, jenis penyakit, tanda-tanda vital, keadaan umum, rencana tindakan,
tindakan yang telah dilakukan dan yang belum dilakukan serta hal-hal khusus lainnya yang
perlu dilaporkan.

16
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2002), h. 71
16
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya,(Semarang: PT Karya Toha Putra, 2002), h.287
18
Sofyan Efendi. Hadis Web Kumpulan & Referensi Belajar Hadis. http://opi.110mb.com/. (11 Juli
2007)

11
Isi laporan sering diterima tidak baik sehingga terjadi salah persepsi yang dapat
berakibat fatal. Sebagai contoh Sore berikan Nitrogloserin tablet akan lebih jelas bila
disampaikan Berikan Tn A Nitrogliserin 1 tablet jam 17.00. Oleh karena itu hindarkan isi
laporan yang tidak baik seperti:
1. Isi laporan tidak jelas (who, what)
2. Isi laporan tidak tuntas (when, when)19

Operan jaga memiliki beberapa bentuk pelaksanaan diantaranya:


a. Menggunakan Tape recorder: Melakukan perekaman data tentang pasien
kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang.
Metode itu berupa one way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken : Melakukan pertukaran informasi
dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertuliswritten: Melakukan pertukaran informasi
dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi (Kerr, 2001).9
Serah terima secara verbal sudah digunakan secara ekstensif di keperawatan. Di
beberapa negara overan juga disebut pemberi dukungan. Pergantian shift terjadi ketika staf
perawat yang bekerja sebelumnya memberikan serah terima kepada perawat yang bertugas
selanjtnya. Sering terjadi di dalam ruangan dimana semua staf mendengar serah terima
tersebut tentang keadaan pasien di dalam bangsal atau unit. Kadang terjadi di bangsal dimana
perawat sebelumnya hanya menyerah terimakan tugasnya kepada perawat yang bertugas
dibangsal, dan ini biasanya dilakukan didepan pasien. Overan keperawatan dengan metode
rekaman digunakan juga dalam fasilitas tertentu, dimana perawat merekam tentang serah

19
Suyanto, Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Rumah Sakit, (Jogjakarta: Mitra
Cendikia, 2009), h. 55
9
CKJ Ners Manajer. Handover (Operan Jaga). http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009 03/
handover-operan-jaga.html. (8 Oktober 2013)

12
terima mereka bertugas, dan perawat yang bertugas selanjutnya akan mendengarkan rekaman
tersebut dari tape recorder.20

E. Landasan Normatif dalam Overan


Budaya kerja Islam adalah proses untuk menjadi (becoming) dan mendorong kreativitas
di atas nilai-nilai kebenaran hakiki sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah/2: 177
















Terjemahannya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang
yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah

20
Bernadette Hally, A guide For International Nursing Students in Australia and New Zealand,
(Australia: Elsevier, 2009) ,h. 149

13
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang
bertakwa. (QS. Al-Baqarah/2 : 177)16
Ayat di atas melahirkan nilai-nilai yang kemudian menjadi bekal hidup bagi seorang
profesional untuk mengaktualisasikan iman dalam bentuk tindakan nyata.

1. Memiliki nilai spiritual (percaya kepada Allah, hari kemudian dan malaikat)
2. Memiliki tempat rujukan (Kitab dan Nabi)
3. Memiliki semangat berkorban (mendermakan harta)
4. Memiliki sikap dinamis (Menunakan shalat)
5. Memiliki empati sosial (Zakat)
6. Memiliki sikap tanggung jawab (Memenuhi janji)
7. Memiliki sikap yang tangguh (sabar dalam kesempitan dan penderitaan.21
Dalam overan diperlukan seorang profesional untuk memegang amanat dalam
menjalankan pekerjaan setelah dilakukan serah terima. Sebagaimana disebutkan dalam Hadis
tentang dalam menunaikan amanat yang artinya sebagai berikut:
1. Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat
terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
2. Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi orang
yang tidak menepati janji. (HR. Ad-Dailami)
3. Orang yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang bisa
memegang amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR. Ath-Thabrani)
4. Apa yang dibicarakan dan terjadi dalam majelis-majelis (rapat atau pertemuan)
harus dijaga dan dipelihara sebagai amanat. (HR. Abu Dawud)18

F. Kedisiplinan Waktu Saat Mengikuti Operan

16
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2002), h.27
21
Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Keperawatan Islami http://www.rsisyarsis.com/ brochure/
PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf. (8 Oktober 2013)
18
Sofyan Efendi. Hadis Web Kumpulan & Referensi Belajar Hadis. http://opi.110mb.com/. (11 Juli
2007)

14
Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan,
dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar
dapat berperilaku tertib.
Timbang terima atau operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Adapun tujuan timbang terima sebagai
berikut : Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien, menyampaikan hal-hal
penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya dan tersusunnya rencana kerja untuk
dinas berikutnya.
Hasil observasi terhadap perawat pelaksana di ruang bedah RSUP dr. Kariadi Semarang
didapatkan 35 perawat pelaksana (100%), datang tepat waktu atau disiplin waktu saat
mengikuti timbang terima. Kehadiran responden saat timbang terima sebelum jam timbang
terima dimulai. Hal ini menunjukkan tingkat kedisiplinan yang tinggi perawat-perawat di
ruang bedah. Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan datang dan pulang tepat
waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan waktu saat timbang terima
dapat mempengaruhi kerja perawat pelaksana, sehingga lebih siap bekerja karena telah
mengenali kondisi pasiennya. Disiplin sendiri diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan
atau tunduk pada pengawasan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku
tertib. Disiplin dalam menggunakan waktu maksudnya, bisa menggunakan dan membagi
waktu dengan baik karena waktu sangat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah
dapat menggunakan waktu dengan baik.
Hubungan pemberian reward ucapan terima kasih dengan kedisiplinan waktu saat
mengikuti timbang terima. Hasil observasi di ruang bedah RSUP dr. Kariadi Semarang
didapatkan data bahawa 35 perawat pelaksana mendapatkan reward ucapan terima kasih dari
kepala ruang dan 35 perawat pelaksana (100%) selalu datang tepat waktu saat timbang
terima. Pekerjaan yang dimotivasi dengan ucapan terima kasih oleh seorang atasan kepada
bawahan, dapat menjadi sumber inspirasi kedisiplinan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Pemberian nonfinancial reward melalui sebuah ucapan terima kasih yang diberikan
setiap hari kepada seseorang setelah dirinya melaksanakan sesuatu hal yang baik diyakini
dapat mempengaruhi kerjanya. Kekuatan ucapan terima kasih ini memberikan arti dan
manfaat yang sangat luar biasa. Kebanyakan orang tidak menyadari arti dan manfaat dari

15
ucapan terima kasih. Ucapan terima kasih dianggap sesuatu yang biasa oleh seseorang dan
terkadang lupa untuk diucapkan, tetapi akan menjadi luar biasa apabila diberikan pada waktu
yang tepat. Ucapan terima kasih yang diberikan kepada seseorang, walaupun hanya dengan
senyum kecil, ternyata tanpa disadari telah memberikan kebahagian dan memotivasi diri
sendiri maupun orang lain.22
G. Petunjuk Teknis Operan
Prosedur timbang terima atau yang sering disebut aplusan, selama ini sudah dilakukan
pada setiap pergantian shift jaga, namun cara penyampaian isi timbang terima belum
terungkap secara komprehensif, meliputi : isi timbang terima(masalah keperawatan pasien
lebih fokus pada diagnosis medis).
Pada saat timbang terima, perawat menggunakan buku laporan harian perawat sebagai
dokumentasi, dan timbang terima pasien dilakukan di msing-masing ruangan pasien.23
Adapun petunjuk teknis pelaksanaan operan sebagai berikut :
1. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap
masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang
penting lainnya selama masa perawatan (tanggung jawab).
2. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat
secara khusus untuk diserah terimakan pada petugas berikutnya.
3. Hal-hal yang disampaikan dalam timbang terima :
a. Identitas pasien dan diagnosa medis.
b. Masalah keperawatan yang masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum).
d. Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif,
pemerikasaan laboratorik/pemeriksaan penunjang lain.
f. Prosedur rutin yang biasa dilakukan tidak perlu disampaikan.

22
Deni Kristianto. Hubungan Pemberian Reward Ucapan Terima Kasih dengan Kedisiplinan Waktu
Saat Mengikuti Timbang Terima Perawat Ruang Bedah di RSUP Dr. Kariadi Semarang.(Skripsi
Sarjana Fakultas Kedokteran Diponegoro, Semarang, 2009). http://eprints.undip.ac.id/10484/1/
ARTIKEL.pdf. (8 Oktober 2013)
23
Tim Promisi Kesehatan RS. Menuju BLUD. (RSUD dr. Soemarno Sosroatmodjo, 2010), h. 5

16
4. Perawat yang melaksanakan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan atau berhak
bertanya terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
5. Sedapat-dapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
6. Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit. 24
H. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Operan1
1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggungjawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Overan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat overan di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga
pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat klien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok sebaiknya dibicarakan di
nurse station.

I. SOP Operan21
1. Perawat datang 30 menit sebelum jadwal dinas, mengucapkan salam dan berjabat
tangan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Hijr/15: 52


Terjemahnya: Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan:
"Salaam". Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut
kepadamu". (QS. Al-Hijr : 52)16

24
Nursing Begin. Petunjuk Teknis Timbang Terima Pasien Situs Resmi Nursing Begin
http://nursingbegin.com/tag/ operan/, 2009 (8 Oktober 2013)
1
Nursalam, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed.3,
(Jakarta: Salemba Medika.2012), L-44
21
Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Keperawatan Islami. http://www.rsisyarsis.com/brochure/
PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf. (8 Oktober 2013)

17
Dan juga dalam Hadis Nabi SAW yang artinya:
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila
engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila
dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan
alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat
kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah
(jenazahnya)" (HR.Muslim)18

Gbr. 1 perawat bersiap di nurse station (Dari RS. Islam Sultan Agung:http://www.rsisyarsis.
com/brochure/PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf)

16
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra,2002),h. 265
18
Sofyan Efendi. Hadis Web Kumpulan & Referensi Belajar Hadis. http://opi.110mb.com/. (11 Juli
2007)

18
Gbr. 2 perawat berjabat tangan saat bertemu (Dari RS. Islam Sultan Agung:http://www.
Rsisyarsis.com/brochure/PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf)

2. Perawat siap berkumpul di counter perawatan


Orang yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang bisa
memegang amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR. Ath-Thabrani)
3. Pertemuan diawali berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu perawat.18

Artinya:Wahai Tuhanku, tidak ada yang mudah melainkan apa yang telah Engkau
jadikannya mudah, Engkaulah yang dapat menjadikan belukar, tanah yang
datar, apabila Engkau kehendaki.

18
Sofyan Efendi. Hadis Web Kumpulan & Referensi Belajar Hadis. http://opi.110mb.com/. (11 Juli
2007)

19
Gbr. 3 perawat berkumpul dan berdoa (Dari RS. Islam Sultan Agung:http://www.rsisyarsis.
com/brochure/PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf)
a

4. Perawat shift jaga sebelumnya membacakan laporan pasien satu persatu.

20
Gbr. 4 perawat membacakan laporan pasien (Dari RS. Islam Sultan Agung:http://www.rsisyarsis.
com /brochure/PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf)

5. Operan keliling keseluruh kamar pasien

Gbr. 5 perawat keliling kekamar pasien dan mengetuk pintu (Dari RS. Islam Sultan Agung:http:
//www.rsisyarsis.com /brochure/PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf)

6. Mengetuk pintu dan ucapkan salam dan berjabat tangan:


Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist yang artinya:
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Cukuplah bagi sekelompok orang berjalan untuk mengucapkan salam

21
salah seorang di antara mereka dan cukuplah bagi sekelompok orang lainnya
menjawab salam salah seorang di antara mereka." (HR: Ahmad dan Baihaqi)18

Gbr. 6 perawat berjabat tangan denagn keluarga pasien (Dari RS. Islam Sultan Agung:http:
//www.rsisyarsis.com /brochure/PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf)

7. Perawat shift jaga sebelumnya memperkenalkan perawat shift jaga baru. Firman
Allah SWT dalam Q.S Al-Hujuraat/49: 13





Terjemahnya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

18
Sofyan Efendi. Hadis Web Kumpulan & Referensi Belajar Hadis. http://opi.110mb.com/. (11 Juli
2007)

22
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujuraat: 13)16
8. Kemudian menanyakan keluhan pasien dan menyampaikan program pengobatan
yang akan dilakukan hari ini.

Gbr. 7 perawat melakukan overan (Dari RS. Islam Sultan Agung:http://www.rsisyarsis. com
/brochure/PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf)

9. Perawat keluar dari kamar pasien dengan mengucap salam


10. Perawat kembali berkumpul di caunter perawatan
11. Perawat jaga sebelumnya menanyakan kembali bila perawat jaga selanjutnya ada
informasi yang belum jelas yang perlu ditanyakan
12. Perawat jaga sebelumnya berpamitan pulang/meninggalkan ruang perawatan
,mengucapkan salam salam dan berjabat tangan. Firman Allah SWT dalam Q.S An-
Nuur/24:62




16
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2002),h.517

23






Terjemahnya: Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka
berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang
memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah)
sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang
meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka
meminta izin kepadamu Karena sesuatu keperluan, berilah izin
kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. An-
Nuur/24:62)16
13. Ka shift memberi pengarahan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
operan tersebut (Brifing) dilakukan sebelum bekerja dan setelah bekerja dievaluasi

16
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2002),h.359

24
Gbr. 8 Ka-shift memberi pengarahan (Dari RS. Islam Sultan Agung:http://www.rsisyarsis.com
/brochure/PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf)

J. Evaluasi1
1. Struktur (Input)
Pada overan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain: catatan
overan, status klien an kelompok sif overan. Kepala ruang selalu memimpin
kegiatan overan pada sif sore ke malam di pimpin oleh perawat primer yang
bertugas saat itu.
2. Proses.
Proses overan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat
yang bertugas maupun yang akan mengganti sif. Perawat primer mengoperkan ke
perawat primer berikutnya yang akan mengganti sif. Overan pertama dilakukan di
nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien dan kembali ke nurse station. Isi
overan mencakup jumlah pasie, diagnosis keperawatan, intervensi yang belum/sudah
dilakukan. Setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil.
Overan dapat dilaksanakan setiap pergantian sif. Setiap perawat dapat mengetahui
perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

1
Nursalam, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Ed.3,
(Jakarta: Salemba Medika.2012), L-46

25
SOAL LATIHAN
A. Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan overan?
2. Jelaskan tujuan operan pasien?
3. Jelaskan komunikasi yang baik pada saat melakukan overan?
4. Tuliskan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat overan?
5. Jelaskan secara singkat SOP overan secara islami?
B. Jawaban
1. Overan merupakan teknik atau cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Overan harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kalaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta
perkembangan pasien saat itu.
2. Tujuan operan pasien adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu
untuk menetapkan rencana perawatan pasien, mengevaluasi intervensi keperawatan,
memberi kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan tentang perawatan yang
diberikan kepadanya, serta membantu menentukan prioritas diagnosa dan tujuan dari
perawatan yang diberikan
3. Komunikasi yang dilakukan perawat dengan kliennya meupakan komunikasi
terapeutik. Pada saat timbang terima, diperlukan suatu komunikasi yang jelas
tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dan yang belum diintervensi serta
respons pasien yang terjadi. Perawat melakukan timbang terima dengan
menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat overan yaitu:
a. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif.

26
b. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggungjawab pasien (PP).
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
d. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
e. Overan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
f. Pada saat overan di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.
Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung
didekat klien.
g. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok sebaiknya dibicarakan
di nurse station.
5. Sop overan secara islami yaitu:
a. Perawat datang 30 menit sebelum jadwal dinas, mengucapkan salam dan
berjabat tangan.
b. Perawat siap berkumpul di counter perawatan
c. Pertemuan diawali berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu perawat

Artinya:Wahai Tuhanku, tidak ada yang mudah melainkan apa yang telah
Engkau jadikannya mudah, Engkaulah yang dapat menjadikan belukar,
tanah yang datar, apabila Engkau kehendaki.
d. Perawat shift jaga sebelumnya membacakan laporan pasien satu persatu.
e. Operan keliling keseluruh kamar pasien
f. Mengetuk pintu dan ucapkan salam dan berjabat tangan
g. Perawat shift jaga sebelumnya memperkenalkan perawat shift jaga baru.
h. Kemudian menanyakan keluhan pasien dan menyampaikan program pengobatan
yang akan dilakukan hari ini.
i. Perawat keluar dari kamar pasien dengan mengucapkan salam
j. Perawat kembali berkumpul di caunter perawatan
k. Perawat jaga sebelumnya menanyakan kembali bila perawat jaga selanjutnya
ada informasi yang belum jelas yang perlu ditanyakan

27
l. Perawat jaga sebelumnya berpamitan pulang/meninggalkan ruang perawatan
,mengucapkan salam salam dan berjabat tangan.
m. Ka shift memberi pengarahan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan pada
saat operan tersebut (Brifing) dilakukan sebelum bekerja dan setelah bekerja
dievaluasi.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Operan jaga memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover,
handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Clair dan Trussel (dalam Kerr,
2001) menyusun pengertian dari handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang
pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan
tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab
dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien.
Timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu mengidentifikasi
kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien. Smith, et al. (2008)
mengungkapkan bahwa rumah sakit merupakan organisasi padat profesi dengan berbagai
karakteristik, komunikasi pada timbang terima (handover) memiliki hubungan yang sangat
penting dalam menjamin kesinambungan, kualitas dan keselamatan dalam pelayanan
kesehatan pada pasien.

B. Saran
Pelaksanaan operan harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab yang tinggi
karena pelaksaan operan erat kaitannya dengan keselamatan dan kesembuhan klien. Dan
perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapatkan balasan pahala dan dirahmati
Allah SWT.

28
DAFTAR PUSTAKA

Mulyaningsih. 2013. Penigkatan Kinerja Perawat dalam Penerapan MPKP dengan Supervisi
Oleh kepala Ruang di RSJD Surakarta. (http://www.jurnal.stikes-
aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/download/48/45) diakses tanggal 8 Oktober
2013

Nursalam, 2012, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, 2012, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika.

Dewi, Mursidah. 2012. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi.
(http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/download/911/851) diakses tanggal
8 Oktober 2013

Keliat, Budi Anna dan Akemat, 2012, Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.

Nursalam, 2012, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

29
Allen, Davina, 2001, The Changing Shape of Nursing: Practice The Role Of Nurses in the
Hospital Division of Labour. New York: British Library.

Wendy, Chaboyer. 2008. Standard Operating Protocol for Implementing Bedside Handover
in Nursing (http://www.safetyandquality.gov.au/wp-
content/uploads/2012/02/SOP-Bedside-Handover.pdf) diakses tanggal 8 Oktober
2013
CKJ Ners Manajer, 2009, Handover (Operan Jaga). (http://ckjnersmanajer.blogspot.
com/2009 /03/handover-operan-jaga.html) diakses tanggal 8 Oktober 2013.

Asmuji, 2012, Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Adysetia, 2012, Aplikasi MPKP. (http://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/05/aplikasi-


mpkp.pdf) diakses tanggal 6 Novemeber 2012

Thomas, Bateman S, 2007, Manajement Leading & Collaborating in a Competitive World,


Seven Edition. New York: McGraw-Hill, 2007.

Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan :Konsep dan Praktik. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.

Priyanto, Agus, 2009, Komunikasi dan Konseling. Jakarta: Salemba Medika.

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS). Sembilan Solusi Live-Saving


Keselamatan Pasien Rumah Sakit. (http://www.Inapatsafetypersi.or.id/?show=
detailnews&kode=3&tbl=artikel) diakses tanggal 8 Oktober 2013.

Departemen Agama RI, 2002, Al-Quran dan Terjemahnya. Semarang: PT Karya Toha Putra.

Suarli, S dan Yanyan Bahtiar, 2002, Manajemen Keperawatan: dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga.

30
Efendi, Sofyan, 2006, Hadis Web Kumpulan & Referensi Belajar Hadis.
(http://opi.110mb.com/) diakses tanggal 11 Juli 2007.

Suyanto, 2009, Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Rumah Sakit.


Jogjakarta: Mitra Cendikia.

Hally, Bernadette, 2009, A guide For International Nursing Students in Australia and New
Zealand. Australia: Elsevier.

Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Keperawatan Islami . (http://www.rsisyarsis.com/


brochure/PerawatanIslami/KEP_ISLAMI_RS_SULTAN_AGUNG.pdf) diakses
tanggal 8 Oktober 2013.

Kristianto, Deni, 2009, Hubungan Pemberian Reward Ucapan Terima Kasih dengan
Kedisiplinan Waktu Saat Mengikuti Timbang Terima Perawat Ruang Bedah di
RSUP Dr. Kariadi Semarang. (http://eprints.undip.ac.id/10484/1/ ARTIKEL.pdf)
diakses tanggal 8 Oktober 2013.

Tim Promisi Kesehatan RS. 2010. Menuju BLUD. RSUD dr. Soemarno Sosroatmodjo.

Nursing Begin, 2009, Petunjuk Teknis Timbang Terima Pasien. (http://nursingbegin.com/tag/


operan/) dikases tanggal 8 Oktober 2013.

31
Lampiran 1: Prosedur Timbang Terima (Dari Nursalam. Manajemen Keperawatan, ed
2, Jakarta, 2009, Salemba Medika)
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksanaan
Persiapan 1. Timbang Terima dilaksanakan setiap
pergantian shift/operan
2. Prinsip timbang terima, semua pasien
baru masuk dan pasien yang dilakukan
timbang terima khususnya pasien yang
memiliki permasalahan yang
belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut
3. PP menyampaikan timbang terima pada
5 menit Nurse Station PP dan PA
PP berikutnya mengenai hal yang perlu
disampaikan dalam timbang terima:
Jumlah pasien;
Identitas klien dan diagnosis medis;
Data (keluhan/subjektif dan
objektif);
Masalah keperawatan yang masih
muncul;
Intervensi keperawatan yang sudah

32
dan belum dilaksanakan (secara
umum);
Intervensi kalaborasi dan dependen
Rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan lain-
lain).
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift
Ners Station
jaga).
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan
3. Kepala ruang membuka acara overan
4. Perawat yang melakukan overan dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal
yang telah dioverankan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal yang
kurang jelas.
5. Kepala ruangan atau PP menanyakan 20 Karu, PP, dan
kebutuhan dasar pasien menit PA
6. Penyampaian yang jelas, singkat dan
padat
7. Perawat yang melaksanakan overan
mengkaji secara penuh terhadap
masalah keperawatan, kebutuhan dan
tindakan yang telah/belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya selama
masa perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
Ruang
memerlukan perincian yang matang
Perawatan
sebaiknya dicatat secara khusus untuk

33
kemudian diserahterimakan kepada
petugas berikutnya.
9. Lama overan untuk tiap pasien tidak
lebih dari lima menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit.
Post Overan 1. Diskusi
2. Pelaporan untuk overan dituliskan
secara langsung pada format overan
yang ditandatangani oleh pp yang jaga 5 menit Nurse Station Karu, PP, PA
saat itu dan pp yang jaga berikutnya
diketahui oleh Kepala Ruang.
3. Ditutup oleh Kepala Ruangan.

Lampiran 2: Renstra Overan (Dari Nursalam. Manajemen Keperawatan , ed 3,


Jakarta, 2012, Salemba Medika).
Renstra Overan
Pelaksanaan Overan
Tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
Media
1. Status Klien
2. Buku Overan
3. Alat Tulis
4. Leafleat
5. Sarana dan Prasarana perawatan

34
Pengorganisasian.
Kepala Ruangan :
Perawat Primer (pagi) :
Perawat Primer (sore) :
Perawat Pelaksana (pagi) :
Perawat Pelaksana (sore) :
Perawat Pelaksana (mlm) :
Perawat Pelaksana (libur):
Pembimbing/Supervisor :
Uraian Kegiatan.
1. Prolog
Pada hari......... jam ......... seluruh perawat (PP dan PA) sif pafi dan sore serta kepala
ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan overan.
2. Sesi I di Nurse Station.
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan
kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan
perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya
(sore). PP dan PA sif sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan
yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kalaboratif dan
dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang dan lain-lain), serta hal yang belum jelas atas laporan yang
telah disampaikan. Setelah melakukan overan di nurse station berupa laporan tertulis
dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien.
3. Sesi II di ruang perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama sama melihat ke tempat pasien. PP
dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien
atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami
masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih lima
menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang besifat rahasia bagi pasien dan keluarga
perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan ke
pasien berkhir.

35
4. Epilog.
Kembalo ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia.
Setelah proses operan selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan
overan dengan diketahui oleh kepala ruang.

Lampiran 3: Alur Overan (Dari Nursalam. Manajemen Keperawatan , ed 3, Jakarta,


2012, Salemba Medika).
Alur Overan

PASIEN

DIAGNOSIS MEDIS DIAGNOSA KEPERAWATAN


MASALAH KALABORATIF (didukung data)

TINDAKAN

TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN

PERKEMBANGAN/KEADAAN PASIEN

MASALAH:
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI 36
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASLAH
BARU
Lampiran 4: Format Overan Penderita (Dari Nursalam. Manajemen Keperawatan , ed
3, Jakarta, 2012, Salemba Medika).
FORMAT OVERAN PENDERITA
Nama Pasien : Kamar :
Umur : DX. Medis :
Tanggal :
Overan
Asuhan Keperawatan
Sift Pagi Sift Sore Sift Malam

Masalah Keperawatan

S: S: S:
Data Fokus O: O: O:
(Subyektif dan Obyektif) A: A: A:
P: P: P:

Intervensi yang sudah dilakukan

Intervensi yang belum dilakukan

37
Hal-hal yang perlu diperhatikan
(Lab, obat, advis medis)

Tanda tangan PP PP pagi: PP Sore: PP Malam:


PP Sore: PP Malam: PP Pagi :

Karu: Karu: Karu:

38
L
A
M
P
I
R
39
A
N

40

Anda mungkin juga menyukai