TINNITUS
Kelompok 2
Martina ludia wally (NH 0220022) Shafira dwi octaviani (NH 0220030)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan ramat dan karunianya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
DENGAN TINNITUS” makalah ini kami buat guna memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Persepsi Sensori. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen dan juga teman-teman yang banyak membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
banyak kekurangan oleh karena itu mohon sarn dan kritik yang membangun.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Tujuan...................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A. Konsep Dasar Medis............................................................................................5
B. Konsep Dasar Keperawatan..............................................................................11
ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................13
A. Pengkajian..........................................................................................................13
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................................15
C. Intervensi Keperawatan.....................................................................................15
D. IMPLEMENTASI................................................................................................17
E. EVALUASI..........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tinnitus merupakan salah satu keluhan yang banyak ditemukan dalam
praktik kedokteran keluarga (Yew, 2014). Tinnitus merupakan persepsi bunyi
yang diterima oleh telinga penderita tanpa adanya rangsangan bunyi dari luar
(Mazurek, 2010; Nugroho, 2015; Kim et al., 2015). Tinnitus berasal dari
bahasa latin “tinnere” yang berarti berdenging (Atik, 2011; Bashiruddin et al.,
2012). Tinnitus dapat bersifat objektif dan subjektif (Langguth et al., 2013;
Nugroho, 2015).
Tinitus barasal dari bahasa Latin tinnire yang berarti menimbulkan suara
atau dering. Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran berupa keluhan
perasaan pada saat mendengarkan bunyi tanpa ada rangsangan bunyi atau
suara dari luar. Adapun keluhan yang dialami ini seperti bunyi mendengung,
mendesis, menderu, atau berbagai variasi bunyi yang lain.2 Tinitus ada 2
macam yang terbagi atas tinitus obyektif dan tinitus subjektif. Tinitus obyektif
terjadi apabila bunyi tersebut dapat juga didengar oleh pemeriksa atau dapat
juga dengan auskultasi di sekitar telinga. Sifatnya adalah vibritorik yang
berasal dari vibrasi atau getaran sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar
telinga. Sedangkan tinitus subjektif terjadi apabila suara hanya terdengar oleh
pasien sendiri, dan jenis tinitus ini yang paling sering terjadi. Sifat dari tinitus
subjektif adalah nonvibratorik karena adanya proses iritatif ataupun perubahan
degenaratif pada traktus auditorius yang dimulai dari sel-sel rambut getar
koklea sampai pada pusat saraf dari pendengar.
Tinnitus berhubungan positif dengan usia, akan tetapi jumlah remaja yang
pernah mengalami tinnitus sementara yang disebabkan oleh tingkat tekanan
suara tinggi mencapai 75% (Silvestre et al., 2013). Tinnitus sementara yang
diinduksi oleh suara merupakan sebuah fenomena yang sering terjadi pada
usia muda dengan kisaran prevalensi 45-77% (Gilles et al., 2013).
Konsekuensi dari perubahan budaya saat ini, millennial generation yang lahir
dari tahun 1980-2000 ditemukan menjadi populasi yang berisiko diakibatkan
oleh paparan bising suara tinggi (Stein, 2013). Usia muda sering terpapar
suara tingkatan tinggi pada saat waktu bersantai, secara khususnya ketika
mengunjungi klub malam dan penggunaan pemutar musik pribadi (Keppler et
al., 2015).
B. Tujuan
1. Umum
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan
kita terhadap Tinnitus ini khususnya bagi kita yang terjun langsung
sebagai tenaga kesehatan sehingga menjadi perawat profesional pun bisa
kita capai dengan bertambahnya lagi pengetahuan tentang Tinnitus ini.
2. Khusus
Mampu menjelaskan asuhan keperawatan Tinnitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) DS :
a. Klien mengeluh mudah Lelah
b. Klien mengeluh selalu merasa mual
c. Klien mengatakan merasa khawatir akibat dari kondisi yang
di hadapi
2) DO :
a. KU : Sedang
b. TD 160/90 mmHg
c. N : 92x/menit
d. RR : 24x/menit
e. S : 37 C
f. Klien tampak gelisah
2) DO :
a. Klien tampak susah berkonsentrasi
b. Klien tampak susah di ajak komunikasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas b/d kurangnya informasi tentang gangguan pendengaran (tinnitus).
2. Resiko kerusakan interaksi sosial b/d hambatan komunikasi.
C. Intervensi Keperawatan
5. Mengurangi
ketegangan dan
membuat perasaan
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien pasien lebih
keperawatan selama 2x24 menggunakan alat nyaman dan tenang
jam diharapkan :Resiko bantu dengar setiap
kerusakan interaksi sosial b/d di perlukan
hambatan komunikasi. 1. Mengetahui tingkat
2. Kaji seberapa parah pendengaran pasien
gangguan untuk menentukan
pendengaran yang di tindakan
alami klien. selanjutnya.
4. Memudahkan
pasien
berkomunikasi
dengan keluarga
atau perawat.
D. IMPLEMENTASI
Hari ke 1
Hasil : Lelah
Didapati skor 2. Klien mengeluh selalu
tingkat kecemasan
22 (sedang) merasa mual
Hasil :
Setelah di lakukan
pemeriksaan O:
dengan test sweber 1) Klien tampak susah
di dapatkan hasil
telingan sebelah berkonsentrasi
kanan mengalami 2) Klien tampak susah
tuli konduktif
di ajak komunikasi
10.15 3. Jika mungkin
bantu klien
memahami
komunikasi A:
nonverbal. Masalah Resiko kerusakan
interaksi sosial belum teratasi
Hasil : P:
Memberikan
instruki Lanjutkan intervensi
komunikasi non
verbal kepada 1. Menganjurkan klien
klien agar menggunakan alat
memudahkan bantu dengar setiap di
komunikasi perlukan
2. Mengkaji seberapa
parah gangguan
pendengaran yang di
alami klien
3. Jika mungkin bantu
klien memahami
komunikasi
nonverbal.
Hari ke 2
Hasil :
Memberikan
instruki
komunikasi non
verbal kepada P:
klien agar Lanjutkan intervensi
memudahkan
komunikasi 1. Menganjurkan klien
menggunakan alat
bantu dengar setiap di
perlukan
2. Mengkaji seberapa
parah gangguan
pendengaran yang di
alami klien
Hari ke 3
P:
12.00 4. Anjurkan klien
untuk rileks, dan Pertahankan intervensi
menghindari stress 1. Mengkaji tingkat
kecemasan / rasa takut.
Hasil : 2. Mengkaji tingkat
Klien melakukan pengetahuan klien tentang
tehnik relaksasi gangguan yang di
alaminya.
3. Memberikan penyuluhan
tentang tinnitus
4. Anjurkan klien untuk
rileks, dan menghindari
stress
E. EVALUASI
A:
Masalah Cemas/ ansietas teratasi
P:
Pertahankan intervensi
O:
1. Klien nampak bisa
berkonsentrasi
2. Klien tampak sudah
bisa di ajak komunikasi
A:
P:
Pertahankan intervensi
DAFTAR PUSTAKA