Oleh:
Yolanda Vega Widayana Silaban
200202068
1
BAB I
PENDAHULUAN
Serumen obsturan atau kotoran telinga adalah produk kelenjar sebasea dan apokrin yang
ada pada kulit liang telinga dalam kondisi menumpuk dan keras. Pengerasan serumen atau
kotoran telinga ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa atau remaja.
Sebenarnya fungsi utama serumen ini adalah untuk menghalangi serangga yang masuk
kedalam tubuh kita, namun serumen tidak bersifat anti jamur dan anti bakteri. Kondisi kulit
liang telinga biasanya dalam kondisi kering sehingga menyebabkan risiko terjadinya
serumen obsturan lebih cepat (Soepardi et al., 2011).
Ada beberapa akibat yang ditimbulkan oleh serumen obsturan yaitu pendengaran
berkurang dan jika daun telinga ditarik maka suara yang kita dengarkan akan lebih jelas
dan ada kalanya telinga berdengung, ini bisa menjadi tanda adanya serumen obsturan
kemudian adanya rasa nyeri bila serumen obsturan menekan telinga begitu juga jika dilihat
2
secara visual atau kasat mata terlihat adanya gundukan dalam liang telinga, namun harus
dicek juga apakah keras atau lunak. Berikut komplikasi yang terjadi disebabkan oleh
serumen obsturan yaitu infeksi pada luar liang telinga (otititis eksterna), infeksi telinga
tengah, jejas pada meatus akustikus eksterna, tinnitus atau telinga berdengung dan nyeri
kepala berputar atau tinnitus
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mengaplikasikan asuhan keperawatan tinnitus
3
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.2 Etiologi
Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam, beberapa penyebabnya
anatara lain:
a. Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan
rasa berdenging akan hilang
b. Infeksi telinga tengah dan telinga dalam
c. Gangguan darah
d. Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut
merangsang saraf pendengaran
e. Penyakit meniere’s Syndrome, dimana tekanan cairan dalam rumah
siput meningkat, menyebabkan pendengaran menurun, vertigo, dan
tinnitus
f. Keracunan obat
5
g. Penggunaan obat golongan aspirin ,dsb.
2.1.3 Patofisiologi
Menurut frekuensi getarannya, tinnitus terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Tinnitus Frekuensi rendah (low tone) seperti bergemuruh
b. Tinnitus frekuensi tinggi (high tone)seperti berdenging
6
implementasinya belum merata. Makin tinggi paparan bising, makin
berkurang paparan waktu yang aman bagi telinga.
2.1.4 Gejala
Pendengaran yang terganggu biasanya di tandai dengan mudah marah,
pusing, mual dan mudah lelah. Kemudian pada kasus tinnitus sendiri
terdapat gejala berupa telinga berdenging yang dapat terus menerus terjadi
atau bahkan hilang timbul. Denging tersebut dapat terjadi sebagai tinnitus
bernada rendah atau tinggi. Sumber bunyi di ataranya berasal dari denyut
nadi, otot-otot dala rongga tellinga yang berkontraksi, dan juga akibat
gangguan saraf pendengaran.
2.1.5 Diagnosis
Tinnitus merupakan suatu gejala klinik penyakit telinga, sehingga untuk
memberikan pengobatannya perlu di tegakkan diagnosa yang tepat sesuai
dengan penyebab, dan biasanya memanng cukup sulit untuk di ketahui.
Untuk memastikan diagnosis perlu di tanyakan riwayat terjadinya
kebisingan, perlu pemerikasaan audio-metri nada murni (pure tone
audiometry). Pada pemeriksaan nada murni gamabaran khas berupa takik
(notch) pada frekuensi 4kHz. Anamnesis merupakan hal utama dan
terpenting dalam menegakkan diagnosa tinnitus. Hal yang perlu di gali
adalah seperti kualitas dan kauantitas tinnitus, apakah ada gejala lain yang
menyertai, seperti vertigo, gangguan pendengaran, atau gejala neurologik.
Pemeriksaan fisik THT dan otoskopi harus secara rutin di lakukan, dan
juga pemeriksaan penala, audiometri nada murni, audiometri tutur, dan
bila perlu lakkukan
7
2.1.6 Pencegahan
Pencegahan terhadap tinnitus adalah sebagai berikut:
a. Hindari suara-suara yang bising, jangan terlalu sering mendengarkan
suara bising(misalnya diskotik, konser musik, walkman, loudspeaker,
telpon genggam)
b. Batasi pemakaian walkman, jangan mendengar dengan volume amat
maksimal
c. Gunakan pelindung telinga jika berada di tempat bising.
d. Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam
e. Minumlah vitamin yang berguna bagi saraf untuk melakukan
perbaikan, seperti ginkogiloba, vit A dan E
f. Lain-lain
2.1.7 Pengobatan
Pada umumnya pengobatan gejala tinnitus dibagi dalam 4 cara, yaitu :
1. Elektrofisiologik, yaitu memberi stimulus elektroakustik (rangsangan
bunyi) dengan intensitas suara yang lebih keras dari tinnitusnya, dapat
dengan alat bantu dengar atau tinnitus masker.
2. Psikologik, yaitu dengan memberikan konsultasi psikologik untuk
meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tidakmembahayakan dan bisa
disembuhkan, serta mengajarkan relaksasi dengan bunyi yang harus
didengarnya setiap saat.
3. Terapi medikametosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang
jelas diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea,
transquilizer, antidepresan sedatif, neurotonik, vitamin dan mineral.
4. Tindakan bedah, dilakukan pada tumor akustik neuroma. Namun,
sedapat mungkin tindakan ini menjadi pilihan terakhir, apabila
gangguan daging yang diderita benar-benar parah.
Pasien juga di berikan obat penenang atau obat tidur, untuk membantu
memenuhi kebutuhan istirahat, karena penderita tinnitus biasanya
tidurnya sangat terganggu oleh tinnitus itu sendiri, sehingga perlu di
8
tangani, juga perlu di jelaskan bahwa gangguat tersebut sulit di
tanangi, sehingga pasien di anjurkan untuk beradaptasi dengan
keadaan tersebut, karena penggunaan obat penenang juga tidak terlalu
baik dan hanya dapat di gunakan dalam waktu singkat.
9
Kaji tingkat kecemasan / rasa takut
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang gangguan yang di alaminya
Berikan penyuluhan tentang tinnitus
Yakinkan klien bahwa penyakitnya dapat di sembuhkan
Anjurkan klien untuk rileks, dan menghindari stress
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Keperawatan Anak
11
Tanda-tanda vital :
Nadi : 110x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 38,5oC
BB : 22 Kg
SPO 2
: 98%
2. Pengkajian respirasi
Saat pengkajian didapatkan pernafasan klien 22x/menit, terdapat batuk dan
pilek, terdapat sputum, tidak ada suara nafas tambahan, tidak menggunakan alat
bantu nafas.
3. Pengkajian sirkulasi
Saat pengkajian didapatkan nadi klien 110x/menit, tidak terdapat pendarahan,
tidak terdapat distensi vena jugularis, pengisian CRT<3 detik.
12
7. Pengkajian neurosensori
Pada saat pengkajian tidak ada ada sakit kepala, tidak mengalami cidera medula
spinalis, tidak mengeluh sulit menelan, tidak batuk sebelum menelan, tidak ada
batuk setelah makan/minum, tidak hematemesis.
8. Keamanan dan proteksi
Saat dilakukan pengkajian kulit dan integritas kulit, didapatkan hasil integritas
kulit klien baik, membran mukosa klien lembab, kulit teraba hangat.
9. Nutrisi dan cairan
Saat dilakukan pengkajian nutrisi data yang didapatkan, ibu mengatakan nafsu
makan klien baik, tidak ada mual muntah, klien makan 3x/hari dengan bubur dari
rumah sakit, minum 6-8 gelas/hari, ibu klien mengatakan tidak ada alergi pada
makanan tertentu.
10. Pengkajian tumbuh kembang
Fisik klien tidak terganggu, klien tidak prematuritas, klien tidak mengalami
kelainan genetik/kongenetal.
11. Pengobatan
Pengobatan yang di berikan pada klien adalah :
Infus : D5 1/4 900cc/hari
Injeksi : Ceftriaxone 2x450mg
: MPS 3x3mg
: PCT infus 100mg
Oral : PCT sirup 3x1 SDT
: Tremenza 3x1/2 Tab
: Ambroxol 3x1/2 Tab
: Salbutamol 3x1T Tab
Tetes telinga : Akilen Ear Drop 2x4 tetes
13
Tabel 3.1
Hasil Laboratorium pada An.N di Ruang Anak RSUD Mayjend HM Ryacudu
Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 11 Mei 2019
Tabel 3.2
Analisa Data
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN ETIOLOGI
1 DS : Hipertermia berhubungan Proses penyakit
Ibu klien mengatakan dengan proses infeksi
- (infeksi)
demam sudah 2 ditandai dengan klien sudah
minggu demam selama dua minggu
Ibu klien mengatakan
- badan terasa panas
dan pusing.
DO :
Klien tampak gelisah
-
Tanda-tanda vital
- Nadi: 110x/menit
- Pernafasan:
- 22x/menit
- Suhu: 38,5C
- BB: 22 kg
- Kulit teraba hangat
14
2 DS : Bersihan jalan nafas tidak efektif Sekresi yang
- Ibu klien mengatakan berhubungan dengan proses tetahan
batuk pilek selama infeksi ditandai dengan terdapat
demam sputum/ dahak pada klien
DO :
Terdapat
-
sputum/dahak pada
klien
Pola nafas
-
berubah Klien
-
tampak sulit
bernafas Gangguan Persepsi sensori
DS : Ibu klien berhubungan dengan gangguan
- mengatakankluar pendengaran ditandai dengan Gangguan
cairan bening sedikit distorsi sensori pendengaran
3 kental dari telinga
kanan
15
3.5 RENCANA KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan
16
Diagnosa keperawatan Rencana keperawatan
NOC NIC
1 2 3
Hipetermia berhubungan Termoregulasi (0800) Manajemen demam (03099)
dengan proses infeksi ditandai Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda-tanda vital
dengan klien sudah demam selama 3x24 jam di harapkan : 2. Monitor intake output cairan RL 20 tpm mikro
selama dua 1. Suhu tubuh dalam rentan normal
minggu 3. Tutupi badan dengan selimut/pakaian dengan tepat
(36,5 – 37,5C)
. (selimut tebal jika dingin, pakaian tipis jika hangat)
2. Tidak ada pusing
4. Berikan kompres hangat pada dahi dan aksila
3. Melaporkan kenyamanan suhu
5. Anjurkan memperbanyak minum
6. Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai kebutuhan PCT
Syr 3x1 sdt
Bersihan jalan nafas tidak efektif Status pernafasan (kepatenan jalan nafas) Latihan batuk efektif (01006)
berhubungan dengan proses (0410) . 1. Identifikasi kemampuan batuk
infeksi ditandai dengan terdapat Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Monitor adanya retensi sputum
sputum/ dahak pada klien. selama 3x24 jam di harapkan :
3. Atur posisi semi fowler atau fowler
1. Tidak terdapat batuk
4. Jelaskan tujuan prosedur tindakan batuk efektif
2. Tidak terdapat sputum berlebih
5. Ajarkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik
3. Kemampuan untuk mengeluarkan ditahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut
secret dengan bibir mencucu (dibulatkan selama 8 detik)
6. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik
nafas dalam yang ketiga
7. Berikan obat Tremenza 3x1/2 Tab, Ambroxol 3x1/2 Tab
1 2 3
17
Gangguan persepsi sensori Fungsi Sensori : Pendengaran (2401) Perawatan telinga (1640)
berhubungan dengan gangguan Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Monitor struktur anatomi telinga untuk tanda dan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gejala infeksi (misalnya, jaringan terinflamasi/meradang
pendengaran ditandai dengan klien : dan adanya drainse).
distorsi sensori 1. Ketajaman pendengaran 2. Monitor kejadian otitis media akut (dengan
2. Mendengar bisikan 6 inci dari menggunakan standar dan perawatan untuk upaya
telinga kanan dan kiri pencegahan)
3. Bersihkan telinga luar menggunakan washlap yang
dibalut ke jari tangan
4. Monitor tumpukan serumen yang berlebihan
5. Berikan obat tetes telinga jika diperlukan
6. Pertimbangkan irigasi telinga untuk mengangkat
serumen yang berleihan
18
No. Intervensi Evaluasi
Dx
19
1 2 3
1 Tanggal : 13-05-2019 Tanggal : 13-05-2019
Pukul : 10.00 Pukul : 11.30
Memonitoring tanda-tanda vital S:
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena : - Ibu klien mengatakan anaknya masih demam O :
PCT inf 100ml dan RL 20tpm mikro - Kulit teraba hangat
- T : 38,5C
- RR : 22x/Menit
- N : 110x/Menit
- Klien terpasang infus PCT inf 100ml dan RL 20 tpm mikro
A:
Masalah belum teratasi P :
Monitor intake output cairan
Pantau tanda-tanda vital klien
Lakukan kompres hangat pada dahi dan lipatan aksila
2 Tanggal : 13-05-2019 Tanggal : 13-05-2019
Pukul : 10.00 Pukul : 12.00
Mengidentifikasi kemampuan batuk S:
Memonitor adanya retensi sputum - Ibu klien mengatakan batuk
1 2 3
O:
- Klien tampak sulit bernafas
- Terdapat sputum atau dahak padaklien saat
batuk A :
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Atur posisi semi fowler atau fowler
20
Jelaskan tujuan prosedur tindakan batuk efektif
Berikan obat Tremenza 3x1/2 tab dan Ambroxol 3x1/2 tab
21
3.6 Implementasi dan Evaluasi
P:
Tutupi badan dengan selimut/pakaian dengan tepat (selimut tebal jika dingin,
pakaian tipis jika panas)
Anjurkan memperbanyak minum
Berikan obat antipiretik PCT Syr 3x1 sdt
2 Tanggal 14-05-2019 Tanggal : 14-05-2019
Pukul : 10.00 Pukul : 11.00 S :
1) Mengatur posisi semi fowler atau fowler - Ibu klien mengatakan masih batuk
2) Menjelaskan tujuan prosedur tindakkan batuk - Ibu klien mengatakan tidak dapat mengeluarkan sekret/dahak saat
efektif batuk
- Ibu klien mengatakan hidungnya tersumbat oleh cairan (sekret)
22
1 2 3
O:
- Dahak / sekret klien masih tertahan
- Klien tampak tidak nyaman
-A: Klien tampak kesulitan bernafas
- Lanjutkan intervensi
1. Mengajarkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik
ditahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan selama 8 detik)
2. Menganjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas dalam
yang ketiga
3. Berikan obat Tremenza 3x1/2 tab
3 Tanggal : 14-05-2019 Tanggal : 14-05-2019
Pukul : 10.00 Pukul : 11.00
1. Membersihkan telinga luar menggunakan S:
washlap yang dibalut ke jari tangan - Ibu klien mengatakan masih ada cairan di telinganya
2. Memonitor tumpukan serumen yang berlebihan - O Ibu klien mengatakan cairan di telinganya berkurang saat
3. Memberikan obat tetes telinga jika diperlukan : dibersihkan
-A: Tampak sedikit cairan di telinga klien
- Lanjutkan intervensi
1. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
2. Ajarkan pasien dan anggota keuarga pasien bagaimana cara
23
menghindari infeksi
3. Berikan obat Akilen Ear Drop 2x4 tetes
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan intervensi
2 Tanggal : 15-05-2019 Tanggal : 15-05-2019
Pukul : 10.00 Pukul : 11.30
1. Mengajarkan tarik nafas dalam melalui hidungg S:
selama 4 detik ditahan selama 2 detik kemudian - Ibuklien mengatakan sudah tidak batuk lagi
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu - Ibu klien mengatakan melatih batuk untuk mengeluarkan
(dibulatkan selama 8 detik) sputum/dahak
O:
2. Menganjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik nafas dalam yang ketiga -
Tidak terdapat sputum pada klien saat batuk
-
24
Klien tampak nyaman
- Klien tampak tidak kesulitan dalam bernafas
1 2 3
A;
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan intervensi pasien pulang
3 Tanggal : 15-05-2019 Tanggal : -05-2019
Pukul : 10.00 15 Pukul : 10.30
1. Memberikan obat tetes telinga jika diperlukan S:
2. Mempertimbangkan irigasi telinga untuk - Ibu klien mengatakan cairan di telinga klien sudah tidak ada
mengangkat serumen yang berleihan - Ibu k lien dan keluarga mengatakan sudah mengerti cara
menghilangkan
cairan di telinga klien
O:
- Cairan di telinga klien tampak tidak ada
- A : Klien tampak nyaman
25
26
27
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn,E, dkk. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ketiga, penerbit buku
kedokteran. EGC.1999.
dr. Antonius HW SpTHT dalam artikel Suara Keras Sebabkan Telinga Mendenging .
(Indopos Online)
Putri Amalia.Dalam artikel kesehatan.Tinnitus.FK. Universitas Islam Indonesia
www.suarasurabaya.net/v05/konsultasikesehatan/?p=126
www.pikiranrakyat.com/cetak/2006/022006/09/cakrawala/lainnya04.tm
www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/031/kes3.html
www.solusisehat.net/tips_kesehatan.php?id=496
www.radarlampung.co.id/edisi_minggu/keluarga
28