PERILAKU KEKERASAN
Disusun oleh :
Asep subangga
0433131490119011
A. Masalah Utama:
Perilaku kekerasan/ amuk.
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal
atau marah yang tidak konstruktif.
2. Tanda dan Gejala :
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
f. Memukul jika tidak senang
3. Penyebab perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan
harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
4. Rencana respon
Rntang respon marah
Respon Adaptif Respon Maladaptif
a. Asertif
Klien mampu mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan
pengungkapan ini memberikan kelegaan serta tidak menimbulkan
masalah
b. Frustasi
Klien gagal mencapai tujuan kepuasan/saat marah dan tidak dapat
menemukan alternatif
c. Pasif
Klien merasa tidak dapat mengungkapkan perasaannya,tidak berdaya
dan menyerah
d. Agresif
Klien mengepresikan secara fisik, tapi masih terkontrol, mendorong
orang lain dengan ancaman
e. Kekerasan/amuk
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat dan hilang kontrol,disertai
amuk, merusak lingkungan
1. Tanda-tanda marah
f. Emosi : tidak terpenuhi, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam),
jengkel.
g. Fisik : muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, berkeringat,
sakit fisik, penyalah gunaan zat, tekanan darah meningkat.
h. Intelektual: mendemonasi, bawel, sarkasme, meremahkan dan berdebat.
i. Spiritual : meras berkuasa, kebaikan diri, ragu-ragu, tidak bermoral,
kelakuat bejat, kreativitas terhambat.
j. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
humor.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi marah
a. Frustasi
b. Hilangnya harga diri
c. Kebutuhan, status, prestasi yang tidak terpenuhi
d. Tegang, dendam dan sakit hati
e. Keperibadian
1) Faktor presdisposisi :
a) Psikologis : frustasi, dianiaya, saksi penganiayaan
b) Perilaku : sering melihat kekerasan di rumah atau diluar
rumah
c) Sosial budaya : budaya tertutup, membalas secara diam-diam
(pasif agresif)
d) Bineurologis : kerusakan secara limbik, lobus frontal,
temporal, dan tidak keseimbangan neurotransmiter
3. Faktor prestisipati
Dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain.
Kondisi seperti kelemahan fisik (penyakit fisik). Keputusasaan, ketidak
berdayaan, percaya diri yang kurang. Situasi lingkungan yang bising/berisik
dan padat kritikan yang kearah pada penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai, interaksi sosial yang propokatif dan konflik dapat memicu perilaku
kekerasan.
5. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan/amuk
b) Data Objektif
7. Diagnosa Keperawatan
8. Rencana Tindakan
I. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien
Klien duduk sendiri di sebuah bangku di sudut ruangan, sambil marah-marah
sendiri dan sering memukul-mukul diri ke tembok. Baju yang dikenakan terlihat
bersih namun tidak rapi. Rambutnyapun acak-acakan serta kontak mata kurang saat
di ajak bicara.
b. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan
perilaku kekerasan
c. Tujuan Khusus :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya
d. Tindakan keperawatan:
1. Bina hubungan saling percaya dengan:
Beri salam setiap berinteraksi.
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan
Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas
Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien
I. C. TERMINASI
1. Evaluasi
Subyektif : ”Setelah 10 menit berbicara tadi, bagaimana perasaan adek T
setelah kita bercakap-cakap?”
Obyektif : ”Klien tampak mau menjawab pertanyaan perawat dan sekali-
kali melihat ke perawat”
2. Rencana Tindak lanjut
”Nah......ini sudah 10 menit, jadi kita cukupkan disini dulu pembicaraan kita
karena waktunya sudah habis. Sekarang adek T bisa istirahat dahulu. Kalau nanti
ada yang ingin diceritakan atau ditanyakan kepada kakak, adek T bisa langsung
sampaikan saat kita ketemu lagi.”
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : ”Bagaimana kalu besok kita ketemu lagi dan membicarakan
perasaan adek E pada saat marah”
Waktu: ”Adek T mau kita bertemu jam berapa?”
Tempat: ”Kita nanti berbicara di mana adek T? Di depan...baiklah....”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA (SP)
I. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien :
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marahnya
b. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala perilaku kekerasan
c. Tindakan keperawatan:
Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya:
Motivasi klien menceritakan kondisi fisik saat perilaku kekerasan terjadi
Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya saat terjadi perilaku kekerasan
Motivasi klien menceritakan kondisi psikologis saat terjadi perilaku kekerasan
Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lainh saat terjadi
perilaku kekerasan
3. Kontrak :
Topik : ”Baiklah kita akan membicarakan perasaan adek saat sedang marah”
Waktu : ”Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit saja”
Tempat : ”Mau dimana? Bagaimana kalau di kamar perawat”
B. KERJA
1. “Adek pada saat dimarahi Ibu (salah satu penyebab marah), apa yang adek T
rasakan?”
2. “Apakah ada perasaan kesal, tegang, mengepalkan tangan, mondar-mandir?”
3. “Lalu apa biasanya yang adek T lakukan?”
4. “Apakah sampai memukul? Atau marah-marah?”
5. “Baiklah, waktu kita sudah habis”
C. TERMINASI
1. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan adek T setelah kita bercakap-cakap?”
Obyektif : ”Klien tampak mau menjawab pertanyaan perawat dan sekali-
kali melihat ke perawat”
2. Rencana Tindak lanjut
” Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. Nanti coba diingat-ingat lagi
perasaan adek sewaktu marah ya”
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : ”Besok mau kan ngobrol sama kakak lagi? kita bicarakan seperti apa
kalau adek T sedang marah.. sampai besok”
Waktu : ”Besok kita ketemu lagi jam 09.00, bagaimana?”
Tempat : ”Bagaimana kalau disini lagi?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA (SP)
I. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien :
Klien dapat menyebabkan penyebab marah, kontak mata (+)
b. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
c. Tindakan keperawatan:
Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini:
Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang selama
ini permah dilakukannya.
Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan
tersebut terjadi
Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya
masalah yang dialami terata
1. “Baik, lalu pada saat marah/jengkel apa biasanya yang adek T lakukan?”
2. “Apakah sampai memukul? Atau marah-marah?”
3. “Adek, coba dipraktekkan cara marah adek pada kakak. Anggap kakak sebagai ibu
yang membuat adek jengkel. Wah bagus sekali”
4. “Nah, bagaimana perasaan adek setelah memukul meja?”
5. “Apakah masalahnya selesai?”
6. “Baiklah, waktu kita sudah habis”
3. TERMINASI
a. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan adek T setelah kita bercakap-cakap?”
Obyektif : ”Klien tampak mau menjawab pertanyaan perawat dan sekali-
kali melihat ke perawat”
b. Rencana Tindak lanjut
” Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. Nanti coba diingat-ingat lagi cara
adek marah. Kalau di rumah sakit ada yang membuat adek marah, langsung
beritahu kakak ya!.”
c. Kontrak yang akan datang :
Topik : ”Besok kita ketemu lagi ya adek T? Kita akan bicarakan akibat dari
perilaku kekerasan adek lakukan”
Waktu : ”Besok kita ketemu lagi jam 09.00, bagaimana?”
Tempat : ”Bagaimana kalau disini lagi?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA (SP)
I. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien :
Klien tampak termenung sendiri, dan berbicara sendiri, kontak mata (+)
b. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
c. Tindakan keperawatan
Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada:
Diri sendiri
Orang lain/keluarga
Lingkungan
“Baik, adek T tau apa akibat perilaku yang biasa adek lakukan itu?”
“Betul, tangan jadi sakit, masalah tidak selesai dan akhirnya dibawa ke rumah
sakit”
“Kalau sudah seperti itu siapa yang rugi? Adek sendiri kan?”
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Klien dapat menyebutkan cara marah yang biasa dilakukan serta akibat yang
terjadi.
2. Tujuan Khusus :
Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
3. Tindakan keperawatan
Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara:
Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang
mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.
Latih klien memperagakan cara yang dipilih:
o Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih.
o Jelaskan manfaat cara tersebut
o Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan.
o Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna
Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah/jengkel
III. KERJA
1. “Adek ada beberapa cara marah yang sehat, hari ini kita pelajari 1 cara”
2. “Nah, adek boleh pilih mau latihan nafas dalam atau pukul kasur dan bantal?
Baiklah, kita latihan nafas dalam”
3. “Jadi, kalau adek kesal dan perasaan sudah mulai tidak enak segera tarik nafas
dalam agar cara marah yang lama tidak terjadi”
4. “Caranya seperti ini, kita bisa berdiri atau duduk tegak. Lalu tarik napas dari
hidung dan keluarkan dari mulut”
5. “Coba ikuti kakak, tarik dari hidung. Ya bagus, tahan sebentar, dan tiup dari
mulut. Oke, ulang sampai 5 kali”
6. “Bagus.. bagaimana persaannya? Syukurlah kalau adek paham”
II. TERMINASI
1. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan adek T setelah latihan? Ada perasaan plong
atau lega”
Obyektif : ”Klien tampak antusias dalam latihan yang diberikan perawat, serta
dapat melakukan teknik tersebut secara mandiri”
2. Rencana Tindak lanjut
” Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. Mulai sekarang apabila adek T
merasa jengkel/marah harus menggunakan teknik yang kakak ajarkan tadi ya?
Bagus…”
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : ”Bagaimana kalau kita bercakap cakap lagi besok? Kita bicarakan
pengobatan yang telah adek lakukan disini”
Waktu : ”Sekitar jam 11.00”
Tempat : ”Tempat mau dimana? Bagaimana kalau disini saja ya”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA (SP)
I. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi klien
Klien mampu melakukan teknik mengontrol perilaku kekerasan secara mandiri,
kontak mata (+).
B. Tujuan Khusus
Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan
C. Tindakan keperawatan
Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan dengan cara:
Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak
menggunakan obat
Jelaskan kepada klien:
o Jenis obat (nama, wanrna dan bentuk obat)
o Dosis yang tepat untuk klien
o Waktu pemakaian
o Cara pemakaian
o Efek yang akan dirasakan klien
Anjurkan klien:
o Minta dan menggunakan obat tepat waktu
o Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa
Beri pujian terhadap kedisplinan klien menggunakan obat.
II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN
A. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik :
”Selamat pagi adek”
2. Evaluasi :
”Bagaimana perasaan adek T saat ini? Wah bagus”
”Apakah ada yang membuat adek marah sore dan malam kemarin?”
”Cobak praktekkan cara/teknik yang kakak ajarakan kemarin?”
3. Kontrak :
Topik : ”Hari ini kita akan membahas tentang pengobatan adek selama di
rumah sakit”
Waktu : ”Mau berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
Tempat: ”Mau dimana? Baik disini saja seperti biasa”
B. KERJA
“Pengobatan apa saja yang pernah adek T lakukan?”
“Adek obatnya di minum kan setiap hari? adek mau cepat sembuhkan? Makanya
jangan lupa obat yang dikasik kakak di minum ya”
“Awas ya jangan bohong sama kakak….. baguslah kalau memang adek rutin
minum obat”
C. TERMINASI
1. Evaluasi
Subyektif : ”Bagaimana perasaan adek setelah bercakap cakap tadi?”
Obyektif : ” Klien menggunakan obat sesuai program”
2. Rencana Tindak lanjut
” Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. Mulai sekarang adek harus rutin
minum obatnya, supaya adek cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah”
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : ”Besok Adek cobak kenalan dengan pasien A. Agar adek T
mempunyai banyak teman, setuju kan?”
Waktu : ”Sekitar jam 16.00”
Tempat : ”Di ruangan pasien A”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
I. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi klien
Klien duduk sendiri di sebuah bangku di sudut ruangan. Baju yang dikenakan
terlihat bersih namun tidak rapi. Rambutnyapun acak-acakan. Klien tampak
melakukan teknik nafas dalam.
B. Tujuan Khusus :
Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan
C. Tindakan keperawatan
Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara:
Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk
mengatasi perilaku kekerasan.
Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan
Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan
yang dapat dilaksanakan oleh keluarga.
Peragakan cara merawat klien (menangani PK )
Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang
Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan
Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
3. Kontrak :
Topik : ”Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak ibu
dan cara perawatannya? “
Waktu : ”Berapa lama ibu punya waktu? Bagaimana kalau 60 menit”
Tempat : ”Ibu mau diskusi dimana? Bagaimana kalau disini saja ya”
B. KERJA
“ Apa masalah yang ibu hadapi dalam merawat T? Apa yang sudah dilakukan? “
“ Masalah yang dialami oleh anak Tdisebut perilaku kekerasan. Ini adalah salah satu
gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain.
Tanda-tandanya, antara lain muka merah dan tegang , pandangan tajam, mengepalkan
tangan, bicara kasar dan bahkan sampai membayakan diri sendiri maupun orang lain.
Perilaku kekerasan tersebut disebabkan karena frustasi, hilangnya harga diri dan
kebutuhan akan status. Jika masalah perilaku kekerasan ini tidak diatasi, seseorang
dapat mengancan jiwanya sendiri maupun orang lain. Untuk menghadapi yang
demikian ibu dan anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi T. Untuk
merawat T, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama, keluarga harus
membina hubungan saling percaya dengan T, caranya adalah dengan bersikap peduli
terhadap T dan jangan ingkar janji,. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada T dan untuk dapat melakukan kegiatan bersama-bersama dengan
orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi T. ketiga ajarkan
kepada T cara latihan marah yang baik dan sehat. Selanjutnya ajarkan secara rutin
teknik nafas dalam kepada T. Ini berguna apabila T sedang dalam keadaan emosi”
“ Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untk melakukan semua cara itu? Begini
contoh komnikasinya ibu, “ T, Ibu lihat sekarang kamu bisa mengontrol emosi. Ibu
senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu certa sama ibu kalau
ada yang membuat km marah/jengkel. Bagaimana T, kamu mau kan, Nak? “
“ Nah, coba sekarang Ibu peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan!
Bagus, Ibu telah memperagakan dengan baik sekali! “
“ Sampai disini ada yang ingin ditanyakan Ibu?
C. TERMINASI
1. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan tadi? “
“Coba Ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan perilaku kekerasan dan
tanda-tanda orang yang mengalami perilaku kekerasan. Selanjutnya dapatkah
Ibu sebutkan kembali cara-cara merawat anak Ibu yang mengalami masalah
perilaku sosial? “
“Bagus sekali, Ibu dapat menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut!
Nanti kalau ketemu T coba Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan pada semua
keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama. “
2. Rencana Tindak lanjut
” Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan tadi. Mulai sekarang Ibu sudah
dapat melakukan cara perawatan tersebut pada T”
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : ”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk untuk mendiskusikan
rencana pemulangan T, Ibu setuju kan ?”
Waktu : ”Dua hari lagi sekitar jam 08.00”
Tempat : ”Diruangan ini ya ibu”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
I. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi klien
Klien tampak gembira, tersenyum, pembicaraan koheren, kontak mata (+)
B. Tujuan Khusus
Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan
C. Tindakan keperawatan:
Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan
Diskusikan dengan keluarga tentang :
Cara merawat pasien ketika di rumah
Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan cara mencari bantuan jika
perilaku kekerasan tidak dapat di atasi di rumah
B. KERJA
“ Ibu, ini jadwal T selama di rumah sakit. Coba dilihat, Mungkinkah dilanjutkan
di rumah? Di rumah Ibu menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah,
baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya berikan pujian jika benar
dilakukan. Hal – hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di
tampilkan anak bapak selama di rumah. Misalnya kalau T suka menyendiri,
menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan diri sendiri
atupun orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di Puskesmas
Inderapuri, yang terdekat dari rumah Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya:
(0651)554xxx. Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau
perkembangan T selama berada di rumah.”
C. TERMINASI
1. Evaluasi
“ Bagaimana Ibu? Ada yang belum jelas ?”
2. Rencana Tindak lanjut
“Ini jadwal kegiatan harian T untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk
perawat K dipuskesmas Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke Puskesmas
sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silahkan selesaikan
administrasinya! ”