Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan dan Strategi Pendahuluan

Defisit Perawatan Diri


Keperawatan Jiwa

Oleh:
Agus Widodo

Program Pendidikan Profesi Ners


STIKes Kharisma Karawang
2020
Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Pasikososial: Desisit Perawatan


Diri (DPD) pada pasien Diabetes Melitus (DM) gangren.

Deskripsi kasus : seorang pasien Tn. B dirawat diruang rawat inap Teluk Jambe
RSUD karawang saat pengkajian didapatkan data TTV : TD 130/90 mmhg Nadi.
89 x/menit, Suhu 37.8℃, RR 20x/ menit. Saat di kaji pasien menanyakan kepada
perawat “Apakah kaki saya bisa sembuh lagi saya tidak betah ingin membersihkan
diri, badan saya sudah tidak enak kotor dan bau ”

A. Proses Terjadinya Masalah dan Definisi


Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatan. Klien dikatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat dilakukan perwatan diri (Depkes,2009). Adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri ( Mandi,
Berhias, Makan, dan Toileting). (Nurjanah 2012).

B. Tanda dan Gejala


 Ganguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor
 Gigi kotor, kulit berdaki dan bau serta kukupanjang dan kotor
 Ketidamampuan berhias / berpakian ditandai dengan rambut kotordan acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapih. Dan pada perempuan tidak
berdandan.
 Ketidak mampuan makan secara mandiri ditandai makan berceceran makan
tidak pada tempatnya.
C. Penyebab
Menurut Tomoto Wartonal (2000)
Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut
1. Fisik
 Badan bau
 Rambut dari kulit kotor
 Gigi kotor
 Mulut bau
 Penampilan tidak rapi

2. Psikologi
 Malas
 Tidak ada inopatif
 Menarik diri
 Merasa tidak berdaya
 Rendah diri dan merasa hina

3. Sosial
 Interaksi sosial
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berinteraksi sesuai norma
 Cara makan tidak teratur
 BAK dan BAB disembarang tempat

D. Pohon Masalah
Kebersihan diri tidak adekuat

Defisit Perawatan Diri

Penurunan kemampuan danmotivasi merawat diri


E. Masalah Keperawatan
 Defisit perawatan diri
 Gangguan pemeliharaan kesehatan

F. Rentang Respon

Adaftif Maladatif
 Pola peaarwatan tidak melakukan perawatan diri saat stres
 Diri seimbang

Proses terjadinya masalah


a. Faktor presdisposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan terganggu
2. Biologi
Penyakit keronis yang menyebabkan klien tidak mampu melawan
perawatan diri
3. Kemampuan relistis menurun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemapuan realistis yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan dan lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan danlam perawatan diri.

b. Faktor Pencetus
Penurunan motivasi pencetus , cemas ,lemah / lelah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang melakukan perawatan diri.
G. Rencana Tindakan

 SP I P
 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
 Menjelaskan cara menjaga diri
 Membantu pasien memperaktekan cara menajaga kebersihan diri
 Menganjurkan pasien memasukan kedalam jadwal harian

 SP II P
 Mengevaluasi jadwal harian pasien
 Menjelaskan cara makan yang baik
 Membantu pasien memperaktekan cara makan yang baik
 Memanjurkan pasien memasukanke jadwal harian

 SP III P
 Mengevaluasi jadwal harian pasien
 Menjelaskan cara eliminasi yang baik
 Membantu pasien memperaktekan caraeleminasi yang baik
 Menganjurkan pasien memasukan kedalamjadwal harian

 SP IV P
 Mengevaluasi jadwal harian pasien
 Menjelaskan cara berdandan yang baik
 Menbantu pasien memperaktekan cara berdandan yang baik
 Mengajarkan pasien memasukan ke jadwal harian

 SP I K
 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
 Menjelaskanpengertian tanda dan gejala dan jenis defisit perawatan
diri serta prosesnya
 SP II K
 Melatih keluarga dalam memperaktekan cara merawat pasien dengan
DPD
 Melatih keluarga melakukan cara merawatlangsung kepada pasien
DPD

 SP III K
 Membantu kelurga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk
minum obat
 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

H. Data yang harus dikaji


1. Data subjektif
 Klien mengatakan malas mandi
 Klien mengatakan malas makan
 Klien mengtakn tidak tau cara membersihkan diri setelah BAB dan
BAK
2. Data Objektif
 Ketidakmampuan mandi dan mebersihkan diri, kotor dan bau
 Ketidakmampuan berpakaian, pakaian sembarangan
 Ketidakmampuan BAK, BAB Klien malah secara sembarangan
STRATEGI PELAKSANAAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL
: DEPISIT PERAWATAN DIRI

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
Sorang klien Tn. X dirawat diruang rawat inap mengalami Defisit
Perawatan Diri, klien terlihat kotor, rambut kotor, dan kusam,gigi kotor,
kulit berdaki dan kuku panjang.BAB dan BAK sembarangan

B. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri , ketidak mampuan dalam kebersihan diri

C. Tujuan Khusus
1. Bina hubungan saling percya diri
2. Menjelaskan pentingny kebersihan diri
3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
4. Membntu pasien memperaktekan cara menjaga kebersihan diri
5. Mengajarkan pasien memasukan kedalam jadwal harian

D. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percya diri
2. Menjelaskan pentingny kebersihan diri
3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
4. Bantu pasien memperaktekan cara menjaga kebersihan diri
5. Anjurkan pasien memasukan kedalam jadwal harian

E. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi bapa/ibu perkenalkan nama saya perawat agus widodo bisa
dipanggil agus. Nama bapa /ibu siapa?”
“biasa dipanggil siapa?”
”saya perawat yang akan merawat bapa/ibu hari ini dari jam 7-2
siang.dari tadi saya lihat bapa/ibu menggaruk-garuk badan apakah
gatal?”

2. Evaluasi
“Bagaimana keadaan bapa/ibu hari ini? Bapa,ibu aoakah sudah mandi,
sudah ganti baju?

3. Kontrak
 Topik
“bapa/ibu saya ingin berbincang-bincang tentang pentngnya
kebersihan”
 Waktu
“bapa/ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa?” bagaimana jam 9
sampai setengah 10?”
 Tempat
“bapa/ibu dimana kita bisa berbincang-bincang, bagaimana kalo
ditaman?”

F. Fase Kerja
SP I P :

 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

 Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

 Membantu pasien memperhatikan cara membersihkan diri

 Menganjurkan pasien memasukan jadwal harian


SP II P:

 Mengevaluasi jadwal harian pasien

 Menjelaskan cara makan yang baik

 Membantu pasien cara makan yang baik

 Menganjurkan pasien memasukan jadwal harian

SP III P:

 Mengevaluasi jadwal harian pasien

 Menjelaskan cara eliminasi yang baik

 Membantu pasien mempraktekan cara eliminasi yang baik

SP IV P:

 Mengevaluasi jadwal harian pasien

 Menjelaskan cara berdandan yang baik

 Membantu pasien mempraktekan cara dandan yang baik

 Mengajarkan pasien memasukan jadwal harian

SP I K :

 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

 Menjelaskan pengertian tanda dan gejala dan jenis defisit perawatan diri

pada pasien

 Menjelaskan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

SP II K :

 Melatih keluarga memperhatikan cara merawat pasien dengan defisit

perawatan diri

 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien

defisit perawatan diri


SP III K :

 Membantu keluarga membuat jadwal dirumah termasuk minum obat

 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Anda mungkin juga menyukai