Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI DENGAN MASALAHDEFISIT

PENGETAHUAN PADA TN.R DI JL. MANUNGGALRT/RW001/003


KELURAHAN TATURA UTARA KECAMATAN PALU
SELATAN KOTA PALU

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Diploma Tiga Keperawatan

MAYAGITA WUNGOW
160086

AKADEMI KEPERAWATAN BALA KESELAMATAN PALU


TAHUN 2021

i
HALAMAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mayagita Wungow

Nim : 160086

Program Studi : Diploma Tiga keperawatan

Institusi : Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan

alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau

pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Palu, 07 September 2021

Pembuat Pernyataan

Mayagita Wungow

Mengetahui Pembimbing

Yulian Heiwer Matongka, S.Kep. Ns, M.Kep

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Oleh Mayagita Wungow Nim: 160086 Dengan judul “Asuhan

Keperawatan Hipertensi Dengan Masalah Defisit Pengetahuan Pada Tn.R Di JL.

Manunggal, Wilayah RT/RW 001/003 Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu

Selatan, Kota Palu “ telah di periksa dan di setujui untuk diujikan

Palu, 07 September 2021

Pembimbing

Yulian Heiwer Matongka, S.Kep. Ns, M.Kep

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Mayagita Wungow dengan Judul “Asuhan Keperawatan

Hipertensi Dengan Masalah Defisit Pengetahuan Pada Tn.R Di JL. Manunggal,

Wilayah RT/RW 001/003 Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota

Palu” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 07 September

2021.

Dewan Penguji

Penguji Ketua Penguji Anggota

Janice Sepang Ns, M.Kep Yulian Heiwer Matongka, Ns, M.Kep

NIDN 0930017101 NIDN 1603078701

Mengesahkan

Direktur

Akper Bala Keselamatan Palu

Estelle Lilian Mua, SKM, M.Kep

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah “Asuhan

Keperawatan Hipertensi Dengan Masalah Defisit Pengetahuan Pada Tn.R Di

Wilayah RT/RW 001/003 JL.Manunggal, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan

Palu Selatan, Kota Palu” ini dengan baik. Adapun maksud penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini adalah bisa memahami dengan baik isi dalam materi sehingga dapat

menambah ilmu yang bermanfaat bagi saya sehingga dapat membagi ilmu

terhadap orang lain. Saya ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah

mendukung dan membantu yang paling utama saya ucapkan kepada :

1. Ibu E. Lilian Mua, SKM, M.kep selaku Direktur Akper Bala Keselamatan

Palu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut

ilmu ditempat ini

2. Ibu Yulian Heiwer Matongka, S.Kep. Ns, M.Kep selaku Dosen

Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

3. Tuan R yang telah bersedia menjadi responden dan keluarga dari Tuan R

yang sudah ikut membantu

4. Seluruh Dosen AKPER BK Palu yang telah mendidik dan menyalurkan

ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalankan masa pendidikan

dan seluruh staf kependidikan AKPER BK Palu yang senantiasa

mendukung penulis.

v
5. Rekan-rekan sahabat, keluarga, dan pihak-pihak yang membantu dan

memberi dukungan.

6. Semua pihak-pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat

dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan dengan segala kerendahan hati menerima

kritikan dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Palu, 07 September2021

Penulis

vi
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Hipertensi Dengan Masalah Defisit Pengetahuan Pada Tn.R


Di Jln. Manunggal, RT/RW 001/003, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu
Selatan, Kota Palu.
Mayagita Wungow (2021)
Program Studi Diploma III Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu
Yulian Heiwer Matongka, S.Kep. Ns, M.Kep
Kata kunci : Hipertensi, Lansia, Defisit Pengetahuan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
diatas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Seseorang yang mempunyai
pengetahuan tentang penyakit dan berbagai penyebabnya maka akan melakukan
tindakan sebaik mungkin agar penyakitnya tidak berlin jut. Pada pasien defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi mengenai
penyakitnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menggambarkan asuhan keperawatan
hipertensi dengan masalah keperawatan defisit pengetahuan
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
studi kasus.
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa klien mengeluh sakit kepala, tengkuk
dirasa berat, pusing, susah tidur, klien mengatakan sakit kepala dirasakan hilang
timbul, klien mengatakan kurang memahami penyebab dari penyakitnya, klien
mengatakan tidak tahu apa itu hipertensi, klien mengatakan tidak tahu apa
penyebab dari penyakit darah tinggi, klien terlihat bingung saat bertanya tentang
penyebab timbulnya penyakitnya. Penulis mengangkat diagnosa keperawatan
adalah defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi.
Intervensi keperawatan berpatokan pada SLKI dan SIKI dan semuanya telah
diimplementasikan kepada Tn.R.
Kesimpulan evaluasi keperawatan didapatkan setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 kali implementasi, didapatkan hasil klien dapat
menjelaskan dengan baik tentang hipertensi, penyebab hipertensi, cara
pencegahan dan apa-apa saja diet hipertensi. Diharapkan, dari hasil studi kasus
asuhan keperawatan dengan masalah defisit pengetahuan ini dapat diterapkan
dalam kegiatan praktik Home Care pada lansia.

vii
ABSTRACT

Nursing Care of Hypertension with Knowledge Deficit Problem of Mr. R at Jln.


Manunggal, RT/RW 001/003, North Tatura, South Palu Sub-district, Palu City.
Mayagita Wungow (2021)
Diploma III Study Program of Nursing Academy of the Salvation Army Palu
Yulian Heiwer Matongka, S.Kep,Ns.,M.Kep.
Keywords: Hypertension, Elderly, Knowledge Deficit
Hypertension is a condition where there is a blood pressure increase
above the normal threshold of 120/80 mmHg. Someone who has knowledge about
disease and its various causes will take the best possible action so that the disease
does not continue. In patients with knowledge deficit related to lack of exposure to
the disease information. The purpose of this study was to describe hypertension
nursing care with knowledge deficit nursing problems.
The research method used was a descriptive method with a case study
approach.
From the results of the study, it was found that the client complained of
headache, felt heavy neck, dizziness, insomnia, the client said the headache felt
intermittent, he also said that he did not understand the cause of his disease, he
did not know what hypertension was, he did not know what the cause of high
blood pressure, the client seemed confused when asking about the cause of the
disease. The author raised the nursing diagnosis was a knowledge deficit
associated with a lack of exposure to information. Nursing interventions were
based on SLKI and SIKI and all of them have been implemented to Mr.R.
The conclusion of the nursing evaluation was obtained after
implementating nursing actions for 3 times, the results obtained that the client
could explain well about hypertension, the causes of hypertension, how to prevent
it and what the hypertension diets. It is hoped that from the results of the case
study of nursing care with knowledge deficit problems, it can be applied in Home
Care activities for the elderly.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN......................................................................i

HALAMAN KEASLIAN TULISAN..............................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iv

KATA PENGANTAR.....................................................................................v

DAFTAR ISI...................................................................................................ix

DAFTAR TABEL...........................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xii

ABSTRAK .....................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................3

1.3 Tujuan Studi Kasus........................................................................3

1.4 Manfaat Studi Kasus......................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hipertensi..........................................................................4

2.2 Konsep Lansia...............................................................................11

2.3 Konsep Defisit Pengetahuan.........................................................12

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................15

BAB III METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus.................................................................19

3.2 Subjek Studi Kasus.......................................................................19

3.3 Fokus Studi Kasus.........................................................................20

ix
3.4 Definisi Operasional.....................................................................20

3.5 Instrumen Studi Kasus..................................................................20

3.6 Tempat Dan Waktu.......................................................................20

3.7 Pengumpulan Data........................................................................20

3.8 Penyajian Data..............................................................................20

3.9 Etika Studi Kasus..........................................................................24

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1 Gambaran Lokasi................................................................26

4.1.2 Pengkajian...........................................................................26

4.1.3 Analisa Data........................................................................30

4.1.4 Diagnosa Keperawatan........................................................31

4.1.5 Intervensi Keperawatan.......................................................32

4.1.6 Implementasi Keperawatan.................................................33

4.1.7 Evaluasi Perkembangan......................................................33

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian...........................................................................34

4.2.2 Diagnosa Keperawatan........................................................35

4.2.3 Intervensi Keperawatan.......................................................35

4.2.4 Implementasi Keperawatan.................................................36

4.2.5 Evaluasi Keperawatan.........................................................36

4.3 Keterbatasan..................................................................................36

x
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pengkajian..........................................................................37

5.1.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................37

5.1.3 Intervensi Keperawatan.......................................................37

5.1.4 Implementasi Keperawatan.................................................37

5.1.5 Evaluasi Keperawatan.........................................................38

5.2 Saran..............................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................57

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan …………………………………………17

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan Mengikuti Penelitian


Lampiran 2 : Informed Consent
Lampiran 3 : Lembar konsultasi
Lampiran 4 : Format Pengkajian
Lampiran 5 : Leaflet Hipertesi

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada umumnya sering bertambahnya usia maka semakin berkurangnya

fungsi dari seluruh organ tubuh, dan semakin mudah untuk tekanan hipertensi.

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya

diseluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor resiko utama yang

mengarah kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal

jantung, stroke (WHO, 2018)

Kejadian hipertensi di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 milyar orang,

yang mana angka tersebut menggambarkan 31 % jumlah penduduk dewasa di

dunia yang mengalami peningkatan sebesar 51 % (WHO, 2018)

Di Indonesia juga terjadi prevalensi hipertensi yang tinggi hal ini tidak

hanya terjadi di negara maju melainkan juga di negara berkembang

berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2018, prevalensi

hipertensi di Indonesia yaitu 34,11 %, prevalensi hipertensi di Sulawesi

Tengah sebanyak 29,75 % (Riskesdas, 2018).

Presentase hipertensi tertinggi di Sulawesi Tengah pada tahun 2019 adalah

Kabupaten Tojo Una-Una sebanyak 85,50%, jumlah penduduk Kabupaten

Tojo Una-Una yang menderita Hipertensi > 15 tahun sebanyak 11.275 jiwa.

Kabupaten yang memiliki presentase hipertensi terendah adalah Kabupaten

Banggai sebesar 11,17%. Kasus hipertensi yang terjadi di Puskesmas di Kota

palu yakni Puskesmas Sangurara 1910 kasus, Singgani 1766 kasus, Kawatuna

1431 kasus, Nosarara 328 kasus, Mamboro 278 kasus, Bulili 250 kasus,

Taweli 94 kasus (Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, 2019).

1
2

Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya hipertensi meliputi faktor

resiko yang tidak dapat dikendalikan atau diubah (mayor) seperti umur, jenis

kelamin, ras dan keturunan dan faktor resiko yang dapat dikendalikan atau di

ubah (minor) seperti obesitas, stres, merokok, aktivitas fisik, konsumsi

minuman berakohol yang berlebihan, konsumsi garam yang tinggi dan kurang

serat. Berkaitan dengan faktor gaya hidup maka pengetahuan menjadi faktor

utama agar penyakit hipertensi ini tidak berkambang menjadi komplikasi yang

lebih parah. Seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang penyakit dan

berbagai penyebabnya maka akan melakukan tindakan sebaik mungkin agar

penyakitnya tidak berlanjut (M Djamil et al., 2019).

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Perilaku yang sering

didasari dengan pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan perilaku yang

tidak didasarkan pada pengetahuan. Pengetahuan inilah yang dapat

mempengaruhi pasien hipertensi dalam melakukan upaya pengendalian

tekanan darah. Strategi untuk mengontrol hipertensi merupakan bagian

terpenting dari beberapa upaya pengendalian tekanan darah dalam mencegah

komplikasi penyakit (M Djamil et al., 2019).

Berdasarkan uraian-uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian ”Asuhan Keperawatan Hipertensi Dengan Masalah Defisit

Pengetahuan Pada Tn.R Di Wilayah RT/RW 001/003 Jl. Manunggal,

Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu tahun 2021”.
3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran asuhan keperawatan hipertensi pada Tn.R di Jl.

Manunggal RT/RW 001/003 Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan

Kota Palu dengan masalah defisit pengetahuan?

1.3 Tujuan Penulisan

Menggambarkan asuhan keperawatan hipertensi pada Tn.R di JL.Manunggal

Wilayah RT/RW 001/003 Kelurahan Tatura Selatan Kecamatan Palu Selatan

Kota Palu dengan masalah defisit pengetahuan.

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Pasien dan Keluarga

Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam pemberian

asuhan keperawatan pada pasien hipertensi

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu

Menambah keluasan ilmu terapan dibidang keperawatan dalam

melakukan asuhan keperawatan pasien hipertensi

1.4.3 Penulis

Memperoleh pengalaman dalam melakukan asuhan keperawatan pada

pasien hipertensi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan

tekanan darah diatas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg.

Menurut (word health organization) batas tekanan darah yang dianggap

normal adalah kurang dari 130/90 mmHg, bila tekanan darah sudah

lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas tersebut untuk

orang dewasa di atas 18 tahun) (Alminah, 2018)

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah

140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah

mencapai 160/95 mmHg untuk usia diatas 50 tahun (Saputra &

Indrawanto, 2017)

2.1.2 Etiologi Hipertensi

Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai faktor

mengemukakan bahwa faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan

hipertensi adalah (Hidayatus, 2019). :

1) Hipertensi Esensial

Faktor yang mempengaruhi seperti:

a) Lingkungan

b) Hiperaktivitas susunan syaraf simpatik

c) Peningkatan natrium

d) Obesitas

4
5

e) Alkohol

f) Merokok

g) Stres dan emosional

2) Hipertensi sekunder/renal penyakit yang merupakan penyebab

hipertensi antara lain:

a) Penyakit ginjal

b) Hiperaldosteronisme

c) Sindrom cushing

d) Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan

e) Penyakit jantung

f) Penyakit endokrin

Faktor resiko:

a) Usia dan riwayat keluarga

b) Ras dan seks

c) Intake tinggi garam

d) Stres

e) Penggunaan obat-obat kontrasepsi oral

3) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yaang sering menyebabkan hipertensi adalah:

a) Konsumsi garam yang tinggi, dari statistik diketahui bahwa suku

bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam rendah jarang

menderita hipertensi. Dari dunia kedokteran juga telah

dibuktikan bahwa, pembatasan garam dan pengeluaran


6

garam/natrium oleh obat diuretik akan menurunkan tekanan

darah lebih lanjut.

b) Kegemukan atau makan berlebihan; dari penelitian kesehatan

terbukti ada hubungan antara kegemukan dan hipertensi.

Meskipun mekanisme bagaimana kegemukan menimbulkan

hipertensi belum jelas, tetapi sudah terbukti penurunan berat

badan dapat menurunkan tekanan darah.

c) Stres dan ketegangan jiwa; sudah lama diketahui bahwa

ketegangan jiwa seperti rasa tertekan, murung, rasa marah,

dendam, rasa takut, rasa bersalah dapat merangsang kelenjar

anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung

berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah

akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh akan

berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan

organis atau perubahan patologis gejala yang muncul berupa

hipertensi atau penyakit maag.

2.1.3 Manifestasi Klinis

Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki

keluhan. Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah,

palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah

lelah, lemas dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi

berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipitasl terutama pada pagi hari.

Anamesis identifikasi faktor resiko penyakit jantung, penyebab


7

sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien

(Adrian, 2019).

Perbedaan hipertensi esensial dan sekunder evaluasi jenis

hipertensi dibutuhkan untuk mengetahui penyebab, peningkatan

tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan berat badan, faktor

gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita berpergian

dan makan diluar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas

fisik, atau usia tua pada pasien dengan riwayat keluarga dengan

hipertensi kemungkinan besar mengarah ke hipertensi esensial.

Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot,

kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema,

gangguan berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral,

wajah membulat, mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat

terlarang, dan tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah

pada hipertensi sekunder (Adrian, 2019).

2.1.4 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis keganglia

simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui

system saraf simpatis keganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf


8

pasca ganglion kepembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya

nerepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai

faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktor. Klien dengan

hipertensi sangat sensitive terhadap neropineprin, meskipun tidak

diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi (Aspiani,

2016).

Hipertensi juga sering disebut sebagai the silent killer karena

gangguan ditahap awal adalah asimtomatis, tetapi bisa menyebabkan

kerusakan organ secara permanen yang terjadi pada organ-organ vital.

Apabila vasokontriksi pembuluh darah berlangsung secara

berkepanjangan maka dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada

ginjal. Tidak hanya itu, vasokontriksi juga dapat menyebabkan otak dan

jantung mengalami kerusakan secara permanen. Hipertensi disebabkan

akibat perubahan struktur pembuluh darah sehingga terjadi

penyumbatan pada pembuluh darah, kemudian terjadi vasokontriksi dan

terjadi gangguan sirkulasi pada otak dan terjadi resistensi pembuluh

darah otak meningkat dan menyebabkan terjadinya nyeri kepala pada

hipertensi (Murtiono, 2020).


9

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang (Aspiani, 2016)

1) Laboratorium

a) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal

b) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena

perenkim ganjal dengan gagal ginjal akut

c) Darah perifer lengkap

d) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)

2) EKG

a) Hipertrofi ventrikel kiri

b) Iskemia atau infark miocard

c) Peninggian gelombang P

d) Gangguan konduksi

3) Foto Rontgen

a) Bentuk dan besar jantung noothing dari iga pada koartasi aorta.

b) Pembendungan, lebar paru

c) Hipertrofi perenkim ginjal

d) Hipertrofi vascular ginjal

2.1.6 Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dngan menggunakan 2

teknik, yaitu teknik farmakologi atau pun non farmakologi. Salah satu

intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada teknik non

farmakologi adalah yaitu teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi

nafas dalam ini mampu mempertahankan keelastisan atot pembuluh


10

darah sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah (Murtiono,

2020).

Penatalaksanaan faktor resiko hipertensi dapat juga dilakukan

dengan cara pengobatan setara non-farmakologis, antara lain :

1) Pengaturan diet

Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau

dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan

dapat memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri.

Diet yang dianjurkan:

a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan

darah pada klien hipertensi. Dengan mengurangi konsumsi

garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin

sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah

asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara

dengan 3-6 gram garam per hari.

b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi

mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena

dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi

oleh oksidanitrat pada dinding vascular.

c) Diet kaya buah dan sayur

d) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung

koroner
11

2) Penurunan berat badan

Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan

berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan

mengurangi beban kerja jantung dan volume secukup. Pada

beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan

kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan

berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan

tekanan darah.

3) Olahraga

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda

bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki

keadaan jantung.

4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk

mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok

diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat

meningkatkan kerja jantung (Murtiono, 2020).

2.2 Konsep Lansia

2.2.1 Definisi Konsep Lansia

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses

yangberangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan

proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan


12

diri dalam dan luar tubuh, seperti di dalam undang-undang No 13

tahun1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan

nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, telah

menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin bertambah.

Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan

aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya

peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya

merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa.

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di

dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang

hidup, tidak hanya mulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak

permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang

berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa

dan tua (Kholifah, n.d.).

2.3 Konsep Defisit Pengetahuan

2.3.1 Definisi Defisit Pengetahuan

Defisit pengetahuan merupakan ketiadaan atau defisiensi informasi

kognitif yang berkaitan dengan topik atau hal tertentu. Batasan

karakteristik defisit pengetahuan adalah ketidak akuratan melakukan

tes, ketidak akuratan mengikuti perintah, dan kurang pengetahuan.

Faktor yang berhubungan dengan defisit pengetahuan adalah gangguan

fungsi kognitif, gangguan memori, kurang informasi, kurang minat


13

untuk belajar, kurang sumber pengetahuan, dan salah pengertian

terhadap orang lain (Herdman, 2015).

Defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya informasi

kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu (Tim Pokja SDKI DPP

PPNI, 2016).

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Notoadmojo,

2017) antara lain:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan yang berlangsung seumur hidup baik formal maupun

informal atau didalam dan diluar sekolah. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan dengan

pendidikan tinggi, pengetahuan yang dimiliki semakin luas. Namun,

perlu ditekankan seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti

memiliki pengetahuan yang rendah pula.

2) Media masa atau informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal dan non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehinggah

menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan.

Berkembangnya teknologi baru akan menyediakan berbagai macam

media masa yang akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Adanya informasi baru atau terkini mengenai

suatu hal memberikan landasan kognitif dalam bentuk pengetahuan.


14

3) Sosial budaya dan ekonimi

Kebiasaan yang dilakukan masyarakat tanpa melalui penalaran baik

atau buruk, status ekonomi juga dapat menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga

status ekonomi mempengaruhi yang dimiliki.

4) Lingkungan

Segala sesuatu yang berada disekitar individu, baik lingkungan fisi,

biologis maupun sosia, lingkungan berpengaruh terhadap proses

masuknya pengetahuan dalam individu di suatu lingkungan tersebut

karena adanya interaksi timbal balik ataupun respon yang

didapatkan.

5) Pengalaman

Sebagai sumber pengetahuan, pengalaman adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Pengalaman belajar maupun kerja yang dimiliki dapat

mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan.

6) Umur

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang, semakin bertambah usia maka akan berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin berkembang. Lain halnya dengan seseorang


15

lanjut usia yang mengalami gangguan fungsi kognitif sehingga pola

pikir berkurang.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan

2.4.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah suatu langkah awal dalam proses keperawatan

yang mana dilakukan dengan mengumpulkan data secara lengkap

dengan tujuan terpecahkannya masalah keselamatan pasien serta dapat

disimpulakan tindakan selanjutnya (Lingga Ukur Sampang, 2019).

Menurut (Wijaya, 2013), yang harus dikaji pada klien hipertensi

yaitu:

1) Data biografi

Nama, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, nama

penanggung jawab, dan cacatan kedatangan.

2) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama

Alasan utama klien datang kerumah sakit atau pelayanan

kesehatan

b) Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan klien yang dirasakan saat melakukan pengkajian

c) Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat kesehatan terdahulu biasanya penyakit hipertensi

adalah penyakit yang sudah lama dialami oleh klien dan


16

biasanya dilakukan pengkajian tentang riwayat minum obat

klien.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan keluarga adalah mengkaji riwayat keluarga

apakah ada yang menderita penyakit yang sama.

3) Data biologis, menyangkut pengkajian pada respirasi,

nutrisi/cairan, eliminasi, aktivitas/istrahat, neurosensori,

reproduksi/seksualitas, psikologi, perilaku, relasional, dan

lingkungan. Pada lansia dengan defisit pengetahuan, sub kategori

penyuluhan dan pembelajaran perawat harus mengkaji data, tanda

dan gejala mayor serta minor yang telah tercantum dalam buku

standar diagnosis keperawatan Indonesia 2016, yaitu:

a) Tanda dan gejala mayor

b) Objektif : klien menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran, dan

klien menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah

c) Tanda dan gejala minor

d) Subyektif : (tidak tersedia)

e) Obyektif : klien menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, dan

menunjukan perilaku berlebihan (misalnya apatis, bermusuhan,

agitasi, histeria )

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu tahapan dalam proses

keperawatan yang menjelaskan status kesehatan secara aktual (Beatrik

Yeni Sampang, 2019)


17

Diagnosa yang dapat muncul pada klien Hipertensi yang sesuai dengan

(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

1) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi, kurang mampu mengingat.

2.4.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa

keperawatan yang telah ditetapkan. Intervensi keperawatan merupakan

segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada

pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)

yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan

No Standar Diagnosis Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan (Tim


Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
PPNI, 2016)
1. Defisit pengetahuan berhubungan Intervensi utama :
dengan kurang terpapar informasi, Edukasi kesehatan
kurang mampu mengingat Intervensi pendukung :
1. Bimbingan sistem kesehatan
2. Edukasi aktivitas/istirahat
3. Edukasi berhenti merokok
4. Edukasi diet
5. Edukasi efek samping obat
6. Edukasi keluarga pola
kebersihan
7. Edukasi komunikasi aktifitas
8. Edukasi latihan fisik
9. Edukasi manajemen nyeri
10. Edukasi manajeman stres
11. Edukasi perilaku upaya
kesehatan
12. Edukasi pengukuran respirasi
13. Edukasi pengukuran suhu
tubuh
14. Edukasi pengukuran tekanan
darah
15. Edukasi pola perilaku
kebersihan
16. Edukasi program pengobatan
17. Edukasi proses tindakan
18. Edukasi proses keluarga
19. Edukasi resep obat
18

2.4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan. Tindakan keperawatan ini mencakup tindakan

mandiri dan tindakan kolaborasi. Implementasi adalah pelaksanaan dari

sebuah rencana intervensi dalam mencapai tujuan yang spesifik.

Tahapan implementasi dilakukan setelah rencana intervensi ditujukan

dan disusun pada nursing orders dalam membantu klien dalam

mencapai tujuannya (Puspitawati & Kholid, 2019).

2.4.5 Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan dan

implementasi maka langkah terakhir adalah evaluasi. Evaluasi adalah

tindakan yang intelektual dalam melengkapi sebuah proses keperawatan

yang menandakan dalam keberhasilan dari diagnosis keperawatan,

rencana intervensi, dan implementasinya (Puspitawati & Kholid, 2019).


19
BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus

Pendekatan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif,

analitik untuk mengetahui assessmen dan perubahan yang dapat diketahui.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus (Nursalam, 2016).

Metode deskriptif adalah suatu metode kasus yang dilakukan dengan tujuan

utama, membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara

objektif. Studi kasus ini dilakukan pada Tn.R dengan penyakit hipertensi dan

masalah defisit pengetahuan.

Mendefinisikan penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan sesuatu yang berlangsung pada penelitian

dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Notoatmojo,

2012).

3.2 Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan

pengambilan kasus. Subjek yang digunakan dalam kasus ini adalah Tn.R

dengan penyakit hipertensi. Dengan kriteria inklusi :

3.2.1 Bersedia menjadi responden

3.2.2 Berusia 64 tahun ke atas

3.2.3 Tidak buta warna dan tidak mengalami gangguan pendengaran

20
21

3.3 Fokus Studi Kasus

Studi kasus berfokus pada Asuhan Keperawatan Hipertensi Dengan Masalah

Defisit Pengetahuan pada Tn.R.

3.4 Definisi Operasional Fokus Studi

3.4.1 Hipertensi

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah di 130/80 mmHg atau

lebih.

3.4.2 Defisit Pengetahuan

Ketidaktauan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan

penyakit tertentu yang dialami penderita.

3.5 Tempat Dan Waktu

Penelitian ini telah dilakukan pada Tn.R di wilayah RT/RW 001/003

Jl.Manunggal Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu.

Pada hari minggu 13 juni 2021 sampai hari selasa 15 juni 2021

3.6 Penyajian Data

Untuk menyajikan data dari hasil penelitian yang akan diteliti Data ini

disajikan dalam bentuk laporan disesuaikan dengan studi kasus deskriptif

dengan penyusunan data yang disajikan dalam bentuk pengetikan

3.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan. Langkah-langkah

dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan studi kasus dan teknik

instrument yang digunakan selama proses pengumpulan data peneliti

memfokuskan pada penyediaan subjek, melatih tenaga pengumpulan data (jika


22

diperlukan) memperhatikan prinsip-prinsip validitas dan reabilitas, serta

menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi agar data dapat terkumpul sesuai

rencana (Nursalam, 2016)

3.7.1 Data primer

Adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian yang

meliputi :

1) Observasi

Merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk

mencari perubahan atau hal-hal yang diteliti. Bentuk observasi ada

tiga yaitu Observasi partisipasi, Observasi tidak terstruktur,

Observasi kelompok. Dalam metode observasi ini instrument yang

digunakan antara lain lembar observasi, Panduan pengamatan, atau

lembar cheklis. Observasi partisipatif dilakukan untuk

pengumpulan data dan mengetahui perkembangan pasien (Hidayat,

2014).

2) Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai

langsung responden yang diteliti, sehingga metode ini memberikan

hasil secara langsung. Jenis wawancara yang digunakan

diantaranya wawancara mendalam dan wawancara terara.

Wawancara dapat dilakukan melalui cara yaitu auto anamnesa san

allo anamnesa (Hidayat, 2014).


23

3) Pemeriksaan fisik

Menurut (Black M & Hawks Hokanson, 2014) (Black M & Hawks

Hokanson, 2014) Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat

cara yaitu :

a) Inspeksi : Amati irama, frekuensi, dan kedalaman pernafasan

normal orang dewasa mencapai 14-20x/mnt, Amati tanda

gagal panas seperti pernafasan cuping hidung

b) Perkusi : Perkusi pada jaringan paru yang sehat menghasilkan

suatu resonan (suara bernada rendah, berongga) Nada dan

kualitas suara perkusi lain dapat dirangkum sebagai berikut :

Timpani (Nada tinggi,bergaung seperti drum), Datar (Nada

tinggi, lembut), Pekak (Nada sedang, seperti suara gedebug

suara tubuh yang jatuh).

c) Palpasi : Palpasi trakea, kaji apakah posisinya berada digaris

tengah dan dapat bergerak sedikit. Palpasi dinding dada untuk

mengkaji pengembangan dada simetris atau tidak selama

inspirasi dan ekspirasi. Palpasi untuk menilai fremitus taktil

dengan cara palpasi dinding dada posterior.

d) Auskultasi : Auskultasi paru memberikan data pengkajian

kritis untuk menentukan kesehatan klien. Auskultasi semua

area paru diatas dada telanjang untuk mendapatkan temuan

akurat. Pada setiap lokasi auskultasi, dengarkan suara siklus

respirasi yang meliputi inspirasi dan ekspirasi saat klien


24

bernafas melalui mulut. Auskultasi tipe atau karakter suara

pernafasan dan adanya suara tambahan.

3.7.2 Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara

membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang

bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen (Sugiyono

2012:141).

1) Studi kepustakaan

Adalah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam

rangka mencari lantasan teoritas dari permasalahan pada kasus ini

menggunakan studi kepustakaan yang bersumber dari buku

kesehatan, buku ilmu keperawatan,jurnal laporan-laporan hasil

penelitian dari sumber terbaru.

2) Dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil

data yang berasal dari dokumen asli tersebut dapat berupa

pemeriksaan atau catatan medis klien, rekam medis, hasil

laboratorium serta terapi.

3) Metode analisis data (domain analisis)

Dalam studi kasus ini peneliti membandingkan kriteria hasil yang

dicapai dari pasien Hipertensi yang mengalami gangguan Defisit

Pengetahuan.
25

3.8 Etika studi kasus

Studi kasus ini pada dasarnya tidak menimbulkan resiko bagi klien,

namun penulis tetap perlu untuk sensitif terhadap isu-isu etik dalam

menjalankan studi kasus. Pertimbangan etik dalam penelitian ini dilaksanakan

dengan memenuhi prinsip-prinsip the five right of human sebject in research.

Prinsip – prinsip etika keperawatan yaitu :

a. Autonomy : Otonomi

Merupakan konsep otonomi didasari oleh penilaian kebenaran untuk

memilih apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Perawat menghargai dan

menghormati keputusan klien, serta melindungi klien yang tidak bisa

memberikan keputusan bagi dirinya sendiri. Namun peneliti harus tahu

siapa saja yang bisa atau kompoten dalam mengambil keputusan.

b. Beneficience dan nonmalaficience : kebaikan dan tidak merugikan

Peneliti harus memberikan yang terbaik pada klien dan tidak merugikan

klien (prinsip nonmalaficience) Ketika seorang peneliti mencoba untuk

mengambil informasi partisipasi secara terperinci, rasa tidak

menyenangkan pada partisipan dapat terjdi. Dalam penelitian perlu

memperhatikan semua kemungkinan konsekuensi penelitian dalam

keseimbangan keuntungan dan kerugian bagi kepentingan partisipan.

Komite etika penelitian ini akan meninjau desain penelitian, strategi

pengambilan sampel, proses proses informend consent, perlindungan yang

diberikan kepada subjek penelitian, dan bagaimana cara hak-hak partisipan

dihormati (Kemenkes, 2017).


26

c. Privacy, anonymity dan confidentiality : privasi,penelitian,usaha untuk

menjaga rahasia

Merupakan persyaratan untuk melindungi privasi pasien juga merupakan

komponen yang tidak terpisahkan dari cara menghargai klien dalam proses

etik penelitian. Kerahasiaan dan tidak mencantumkan identitas

partisipasipan menjadi perhatian selama penelitian berlangsung

(Kemenkes, 2017).

d. Informend consent : persetujuan informasi

Mengandung makna bahwa partisipan memahami dengan baik alasan,

keuntungan, kerugian dan proses penelitian lalu setuju untuk mengikuti

intervensi yang akan dilakukan terhadapnya dengan menandatangani

lembar persetujuan. Informend consent tidak semudah hanya

menandatangani dan melengkapi lembar persetujuan, namun merupakan

sebuah proses belajar bagi partisipan dengan mempelajari fakta tentang

proses penelitian sebelum memutuskan untuk berpartisipasi (Kemenkes,

2017).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambar Lokasi Penelitian

Pengambilan data dilakukan di Jln Manunggal RT/RW 001/003,

Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu yang

merupakan rumah lansia Tn.R (umur 64 tahun). Istri Tn.R masih hidup,

dan Tn.R memiliki 3 orang anak. Tn.R tinggal dengan istri dan satu

anaknya.

4.1.2 Pengkajian

1) Identitas

Studi kasus ini dilakukan pada Tn.R usia 64 tahun, jenis kelamin

laki-laki, alamat Jln. Manunggal, RT/RW 001/003, Kelurahan

Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, agama islam,

suku jawa, bahasa yang digunakan bahasa indonesia, tingkat

pendidikan SMA, pekerjaan petani, status perkawinan menikah.

2) Riwayat Kesehatan

a) Keluhan Utama : sakit kepala

b) Riwayat kesehatan sekarang : Pada hari/tanggal 13 juni 2021

dilakukan pengkajian pada lansia Tn.R di Jln.Manunggal,

RT/RW 001/003, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu

Selatan, Kota Palu, saat dikaji klien mengatakan sakit kepala,

tengkuk dirasa berat, pusing, susah tidur, klien mengatakan

sakit kepala dirasakan hilang timbul, klien mengatakan jika

27
sakit kepala kambuh, klien segera beristirahat, klien

mengatakan kurang memahami penyebab dari penyakitnya,

klien mengatakan tidak tahu apa itu hipertensi, klien

mengatakan tidak tahu tentang penyebab penyakit darah tinggi,

klien mengatakan tidak ada obat yang ia konsumsi dari dokter,

klien terlihat bingung saat bertanya tentang penyebab

timbulnya penyakitnya, klien tampak lemas, klien tampak

kurang informasi mengenai makanan yang harus dia batasi

untuk konsumsi, klien mengatakan sudah empat bulan terakhir

semenjak pandemi klien merasakan keluhannya.

c) Riwayat Penyakit Dahulu : klien mengatakan memiliki riwayat

maag dari semenjak 10 tahun yang lalu, klien mengatakan tidak

ada alergi dengan obat-obatan, klien mengatakan tidak alergi

dengan makanan, binatang dan lingkungan, klien mengatakan

selama ini tidak ada riwayat kecelakaan.

3) Riwayat Tidur : klien mengatakan lama untuk tidur siang kurang

lebih 1 jam, lama untuk tidur malam 6 – 7 jam, klien mengatakan

aktivitas sebelum tidur adalah menonton Tv. Lingkungan tempat

tidur nyaman.

4) Kondisi Lingkungan Rumah

Lingkungan rumah klien nampak bersih dan rapih sirkulasi udara

cukup baik karena banyak pepohonan dan adanya ventilasi udara

dan juga terdapat beberapa jendela. Klien mengonsumsi air galon,

untuk mengelola sampah biasanya anak klien membakarnya

28
didepan halaman rumah klien, klien masih mampu beraktivitas

secara mandiri. Keadaan kamar mandi bersih dan wangi, tidak ada

bau pesing dll.

5) Pengkajian Fisik

Tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi : 72 x/menit, Respirasi : 20

x/menit, Suhu : 36°c, berat badan : 65 Kg, tinggi badan : 160 cm,

klien tampak lemas, kesadaran komposmentis, tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening. Hipertensi masuk dalam Pre

Hipertensi.

6) Sistem Penglihatan

Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera berwarna putih,

bentul pupil isokor, penglihatan klien baik, tidak ada trabismus,

tidak ada peradangan, tidak ada katarak, tidak ada nyeri tekan pada

daerah mata, penggunaan kacamata jika membaca.

7) Sistem Pernafasan

Tidak ada peradangan pada hidung, penciuman baik, tidak ada

nyeri tekan sinus, jalan nafas baik, tidak ada sesak, frekuensi 20

x/menit, irama nafas teratur, suara nafas normal, tidak ada nyeri

saat bernafas.

8) Sistem Pendengaran

Kebersihan telinga baik, tidak ada peradangan, pendengaran baik

dan tidak memakai alat bantu pendengaran.

9) Pemeriksaan Jantung

Inspeksi : bentuk dada normal

29
Palpasi : teraba denyut jantung, tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : resonan/sonor normal

Auskultasi : tidak ada bunyi suara tambahan

10) Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : bentuk simetris

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perkusi : tidak kembung

Auskultasi : tidak ada suara bising usus terdengar

11) Pemeriksaan Genetalia

Kebersihan baik, tidak adanya hernia

12) Ekstermitas

a) Bagian atas tidak terdapat luka, kuku tampak bersih, kekuata

otot normal

b) Bagian bawah tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan

13) Sistem Intergumen

Kebersihan kulit baik, warna kulit pucat, kelembapan kulit kering,

tidak adanya gangguan pada kulit/lessi.

4.1.3 Klasifikasi Data

Ds :

- Klien mengatakan tidak tahu tentang penyebab penyakit darah tinggi

- Klien mengatakan sering pusing jika sakit kepala kambuh

- Klien mengatakan rasa gelisah dan lemas

- Klien mengatakan tidak tahu apa itu hipertensi

30
Do :

- Klien terlihat bingung saat bertanya tentang penyebab timbulnya

penyakitnya

- Klien tampak lemas

- Klien tampak kurang informasi mengenai makanan yang harus dia

batasi untuk konsumsi

- TTV : 140/90 mmHg

- Nadi : 72 x/menit

- Suhu : 36°c

- Respirasi : 20 x/menit

4.1.4 Analisa Data

Tabel 4.1 Analisa Data

Data Penyebab Masalah


Ds : Kurangnya terpapar Defisit pengetahuan
-Klien mengatakan tidak informasi
tau tentang penyebab
penyakit darah tinggi
-Klien mengatakan sering
pusing jika sakit kepala
kambuh
-Klien mengatakan rasa
gelisah dan lemas
-Klien mengatakan tidak
tau apa itu hipertensi

Do :
-Klien terlihat bingung saat
bertanya tentang
penyebab timbulnya
penyakitnya
-Klien tampak lemas
-Klien tampak kurang
informasi mengenai
makanan yang harus
dia batasi untuk
konsumsi
-TTV : 140/90 mmHg
-Nadi : 72 x/menit

31
-Suhu : 36°c
-Respirasi : 20 x/menit

Data Penunjang : Klien


tidak tahu tentang hasil
tekanan darah nya, karena
klien terakhir priksa
tekanan darah pada tahun
lalu sebelum pandemi
covid

4.1.5 Diagnosa Keperawatan

Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar

informasi

4.1.6 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.2 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi


Defisit pengetahuan Luaran utama Observasi :
berhubungan dengan Setelah dilakukan - Monitor tanda-tanda vital
kurangnya terpapar tindakan - Identifikasi kesiapan dan
informasi keperawatan selama kemampuan menerima
3x24 jam, maka informasi terapeutik
hasil yang - Sediakan materi dan media
diharapkan adalah : pendidikan kesehatan
- Tingkat - Jadwalkan pendidikan
pengetahuan kesehatan sesuai kesepakatan
- Klien dapat - Gunakan variasi model
mengetahui pembelajaran (leaflet)
penyakitnya - Identifikasi kemampuan pasien
Luaran tambahan : dan keluarga menerima
- Memori informasi
- Motivasi - Identifikasi tingkat pengetahuan
- Proses saat ini
informasi Edukasi
- Tingkat agitasi - Jelaskan penanganan masalah
- Tingkat kesehatan
kepatuhan - Informasikan sumber yang yang
tepat yang tersediah
dimasyarakat
- Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan
- Ajarkan menentukan perilaku
spesifik yang akan diubah
- Ajarkan program kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap kesehatan
- Informasikan makanan yang

32
dipebolehkan dan dilarang
- Ajarkan cara pemeliharaan
kesehatan.

4.1.7 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.3 Implementasi Keperawatan

Hari, tanggal, Implementasi


jam
Minggu, 13 juni Jam 09.00-09.30
2021 - Melakukan TTV
- Memberikan penyuluhan tentang hipertensi, tanda
dan gejala, dan cara pencegahan melalui materi
leaflet.
- Menjelaskan diet-diet hipertensi yang dapat
memicu hipertensi dan menjelaskan batas-batas
normal, rendah dan tingginya hasil beserta efeknya
- Menjelaskan teknik relaksasi jika sesuatu pusing
saat tensi naik
Hasil :
- Klien kooperatif dalam pemberian penyuluhan, dan
tampak klien senang

Senin, 14 juni Jam : 09.00-09.30


2021 - Melakukan TTV
- Mengevaluasi kembali materi atau informasi yang
telah diberikan sebelumnya, apakah klien benar-
benar memahami apa itu hipertensi dan cara
penanganannya
- Memberikan leaflet untuk mempermudah klien
dalam mengingat informasi
- Menganjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada
- Mengajarkan program kesehatan dalam kehidupan
sehari-hari
- Mengajarkan cara pemeliharaan kesehatan

Selasa, 15 juni, Jam : 09.00-09.30


2021 - Melakukan observasi TTV
- Mengevaluasi lagi materi atau pendidikan
kesehatan yang sudah diberikan untuk memastikan
bahwa intervensi berhasil sesuai dengan kriteria
hasil

4.1.8 Evaluasi Keperawatan

33
Hari/tanggal Evaluasi Tanda tangan
Jam
Minggu, 13 juni S:
2021 - Klien dan keluarga mengatakan
Jam : 09.30 sudah mulai memahami perlahan
tentang hipertensi
O:
- Klien tampak memahami sedikit
informasi yang diberikan
- Ttv : TD : 140/100 mmHg, Nadi :
80x/menit, Suhu : 36,2°c
A:
- Masalah belum teratasi
(karena pasien belum memahami
tentang diet-diet hipertensi)
P:
- Lanjutkan intervensi

Senin, 14 juni, S:
2021 - Klien mengatakan atau mengingat
Jam : 09.30 tentang hipertensi hanya sebagian
saja karena lupa
- Klien mengatakan sudah
memahami dan mengerti cara
pemeliharaan kesehatan
O:
- Keadaan umum klien baik
- Klien tampak sebagian lupa saat
menjelaskan kembali tentang apa
itu hipertensi, tanda dan gejala,
cara pencegahan.
- Perawat memberi pemahaman
kembali tentang hipertensi
- TTV : TD :140/90 MmHg, Suhu :
36°c, Nadi : 80 x/menit
A:
- Masalah sebagian teratasi
(pasien sudah sedikit memahami
tentang diet, pencegahan
hipertensi)
P:
- Lanjutkan intervensi

Selasa, 15 juni S:
2021 - Klien menjelaskan kembali tentang
Jam : 09.30 hipertensi, cara pencegahan, dan
apa-apa saja diet-diet hipertensi
dengan baik
O:
- Klien tampak bisa menjelaskan apa
itu hipertensi dengan baik
- TTV : TD : 140/80 mmHg,
Nadi :80 x/menit, Suhu : 36°c
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan intervensi

34
4.2 Pembahasan

Berdasarkan asuhan keperawatan pada Tn.R penderita hipertensi dengan

masalah defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar

informasi di Jln. Manunggal, RT/RW 001/003, Kelurahan Tatura Utara,

Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu selama 3 hari dari tanggal 13 juni 2021

sampai tanggal 15 juni 2021, pada bab ini penulis akan membahas setiap

tahapan proses keperawatan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi

keperawatan.

4.2.1 Pembahasan Pengkajian

Pada pasien hipertensi dengan masalah defisit pengetahuan

berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi. Pengkajian

dilaksanakan pada tanggal 13 juni 2021 di Jln. Manunggal, RT/RW

001/003, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu,

pasien Tn.R berumur 64 tahun dengan keluhan sakit kepala, tengkuk

dirasa berat, pusing, susah tidur, klien mengatakan sakit kepala

dirasakan hilang timbul, klien mengatakan jika sakit kepala kambuh,

klien segera beristirahat, klien mengatakan kurang memahami

penyebab dari penyakitnya, klien mengatakan tidak tau apa itu

hipertensi, klien mengatakan tidak ada obat yang ia konsumsi dari

dokter. Berdasarkan hasil pengkajian defisit pengetahuan yang

didapatkan oleh peneliti dengan berdasarkan kasus pasien karena

35
tanda dan gejala yang ditemukan sesuai dengan teori (Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2016). kasus pasien defisit pengetahuan dengan

keluhan kurangnya pemahaman atau informasi mengenai penyebab

penyakit yang diderita pasien.

Hal ini sesuai dengan kasus bahwa pasien dengan defisit pengetahuan

ketidak akuratan melakukan tes, ketidak akuratan mengikuti perintah,

dan kurang pengetahuan atau informasi.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data dari hasil pengkajian Asuhan Keperawatan

didapatkan masalah keperawatan pada pasien Tn.R yaitu defisit

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi

ditemukan bahwa klien Tn.R mengeluh tidak tahu apa itu hipertensi,

tidak tahu penyebab dari hipertensi, tanda dan gejala hipertensi.

Hal ini sesuai dengan kasus pasien hipertensi dan diagnosa

keperawatan yang dapat terjadi pada pasien defisit pengetahuan

adalah kurangnya terpapar informasi mengenai penyakit hipertensi.

Asuahan keperawatan yang diperlukan pasien terkait dengan diagnosa

keperawatan defisit pengetahuan adalah pemberian informasi

mengenai penyakit yang diderita klien.

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan asuahan keperawatan yang akan dilakukan pada

pasien dengan masalah keperawatan defisit pengetahuan berhubungan

dengan kurangnya terpapar informasi yaitu setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien mampu memahami

36
dan mengerti mengenai penyakit hipertensi, klien memahami tanda

dan gejala hipertensi, klien memahami peyebab dari hipertensi.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan pada Tn.R selama 3 hari melakukan

tindakan keperawatan seperti : hari pertama melakukan pengkajian

pada klien mengkaji keadaan umum klien, hari kedua melakukan

tindakan pemberian penyuluhan kepada klien, mengenai apa itu

hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, penyebab hipertensi, dan cara

mengatasi jika terjadi pusing dan sakit kepala, hari ketiga

mengevaluasi keadaan klien, apakah klien sudah memahami apa itu

hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, penyebab hipertensi, dan cara

mengatasi jika terjadi pusing dan sakit kepala

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Hasil evaluasi pertama pada klien Tn.R masih belum teratasi karena

klien dan keluarganya mengatakan baru mulai memahami secara

perlahan mengenai hipertensi, pada tahap evaluasi hari ketiga klien

Tn.R mulai teratasi, karena klien Tn.R sudah tampak bisa menjelaskan

apa itu hipertensi dengan baik.

4.3 Keterbatasan Studi Kasus

Selama melakukan penelitian ini, peneliti merasakan beberapa keterbatasan.

Karena penelitian ini terjadi pada saat pandemi COVID-19. Akibat dari

pandemi tersebut, cukup terkendala untuk mendapatkan hasil penelitian

secara utuh, karena adanya jaga jarak dan harus mematuhi protokol

kesehatan. Peneliti memerlukan waktu yang tidak sebentar.

37
38
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus asuahn keperawatan hipertensi dengan masalah

defisit pengetahuan pada Tn.R di Jln.Manunggal, RT/RW 001/003,

Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu dapat diberiakan

secara terorganisir dan sistematis dengan menggunakan pengkajian serta hasil

yang diharapkan sesuai dengan kriteria hasil dan tujuan yang telah ditetapkan,

sehingga dapat disimpulkan bahwa :

1) Pengkajian dilakukan pada hari minggu 13 juni 2021, pengkajian

dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan meliputi :

identitas klien, riwayat pekerjaan dan status ekonomi, lingkungan tempat

tinggal, riwayat kesehatan, tanda-tanda vital, pengkajian head to toe dan

pengkajian khusus defisit pengetahuan, selanjutnya dilakuakan klasifikasi

data, analisa data. Hasil dari pengkajian yang dilakukan pada klien

menunjukan klien mengalami defisit pengetahuan.

2) Diagnosa keperawatan yang didapatkan adalah defisit pengetahuan

berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi.

3) Intervensi keperawatan yang direncanakan untuk mengatasi masalah

defisit pengetahuan berhungan dengan kurangnya terpapar informasi.

4) Implementasi keperawatan dilakukan pada Tn.R selama 3 hari mulai dari

tanggal 13 Juni 2021 sampai tanggal 15 Juni 2021

39
40

5) Hasil evaluasi keperawatan pada Tn.R, setelah diberikan tindakan asuhan

keperawatan selama 3 hari didapatkan perubahan masalah defisit

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi klien

Dari asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh peneliti diharapkan

klien dapat memahami dan mengerti tentang hipertensi, tanda dan

gelaja hipertensi, penyebab, dan cara mengatasinya. Agar klien dapat

menghindari faktor yang dapat mengalami masalah keperawatan.

6.2.2 Bagi peneliti lain

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan studi kasus yang

lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama sehingga masalah

kesehatan klien dapat benar-benar teratasi secara maksimal dan

melakukan implementasi sesuai prosedur yang telah ditetapkan.


41

Lampiran 1, Penjelasan untuk mengikuti penelitian

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)

1. Kami adalah peneliti berasal dari AKPER BK Palu program studi DIII

keperawatan dengan ini memintah anda untuk berpartisipasi dengan

sukarela dalam penelitian yang berjudul asuhan keperawatan hipertensi

dengan masalah defisit pengetahuan pada Tn.R di JL.Manunggal Wilayah

RT/RW 001/003 Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan Kota

Palu : studi kasus

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk mengetahui hasil dari

asuhan keperawatan hipertensi dengan masalah defisit pengetahuan pada

Tn.R di JL.Manunggal Wilayah RT/RW 001/003 Kelurahan Tatura Utara

Kecamatan Palu Selatan Kota Palu Yang dapat memberi manfaat berupa

memperoleh pengetahuan dari pengalaman dalam mengimplementasikan

intervensi dalam mencegah masalah defisit pengetahuan pada pasien

hipertensi. Penelitian ini akan berlangsung selama 1 minggu.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin/

observasi dengan menggunakan pedoman wawancara / observasi yang

akan berlangsung kurang lebih 15-20 menit. Cara ini mungkin akan

menyebabkan ketidak nyamanan tetapi saudara tidak perlu khawatir

karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan / pelayanan

keperawatan.

4. Keuntungan yang saudara peroleh keikutsertaan anda pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan / tindakan


42

yang diberikan

5. Nama dan jati diri saudara beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan

akan tetap dirahasiakan

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi peneliti pada no HP : 081374490501

Peneliti

Mayagita Wungow
43
44
45
46

AKPER BALA KESELAMATAN PALU


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
NAMA MAHASISWA : Mayagita Wungow
NIM/NPM : 1600086
NAMA PEMBIMBING : Yulian Heiwer Matongka, S.Kep. Ns, M.Kep

NO TANGGAL REKOMENDASI PARAF


PEMBIMBING PEMBIMBING
1. 20 Maret 2021 ACC Judul

24 Maret 2021 Bimbingan Proposal Cover, Kata


2. Pengantar dan BAB I

3. 26 Maret 2021 Bimbingan perbaikan Buat


Piramida terbalik untuk judul
proposal
Bimbingan Bab I
Latar belakang ceritakan dulu
hipertensi di dunia, kemudian di
indonesia kemudian di Kota Palu,
dan Pakai Data Terbaru, Pakai
Data Terbabru paling tidak tahun
2018 atau 2019 dan data 2020
Lebih baik.
Setelah itu bahas tentang defisit
pengetahuan dan hubungkan
dengan hipertensi kemudian buat
alasan kenapa mau meneliti
tentang ini
4. 15 April 2020 Bimbingan Bab 1 - II
Di Etiologi Hipertensi Pakai
Tahun terbaru dan cari sumber
terbaru
5. 24 April 2021 Bimbingan Bab I – III
di Definisi Hipertensi Cari tahun
47

terbaru dan masukan di


mendeley, untuk definisi
hipertensi tambahkan satu lagi
Pakai Buku karangan Black &
Hawks
Di penatalaksanaan Hipertensi
Pakai karangan yang Lain. Pakai
Juga karangan Lemone
Di etika studi kasus biasanya
pakai Aziz alimul Hidayat atau
yang lain
7. 02 Mei 2021 Bimbingan Bab I – III
Latar Belakang Cari data dari
Riskesdas atau Dinkes
8. 03 Mei 2021 Acc Proposal dan lengkapi daftar
isi, daftar tabel, dan lembar
konsul
9. 12 Agustus 2021 Konsul kti bab iv

10. 18 Agustus 2021 Konsul sap dan abstrak

11. 19 Agustus 2021 Konsul kti bab v

12. 02 September Konsul bab iv, v dan Abstrak


2021

FORMAT PENGKAJIAN
48

A. Identitas Klien

1) Nama :

2) Umur :

3) Jenis Kelamin :

4) Agama :

5) Alamat :

6) Suku :

7) Pendidikan terakhir :

8) Pekerjaan sebelumnya :

9) Status perkawinan :

B. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama :

2) Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :

3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a) Penyakit yang pernah di derita :

b) Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan):

c) Riwayat kecelakaan :

d) Riwayat dirawat dirumah sakit :

4) Riwayat Kesehatan Keluarga ( Genogram )

5) Riwayat Tidur

a) Lama tidur siang :

b) Lama tidur malam :


49

c) Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sebelum tidur :

d) Lingkungan tidur :

e) Penggunaan obat tidur, sebelum tidur :

C. Pengkajian Fisik

1) Keadaan Umum :

2) Tanda-tanda Vital

a) Suhu :

b) Tekanan darah :

c) Nadi :

d) Respirasi :

e) Berat Badan :

f) Tinggi Badan :

3) Kepala dan Wajah

a) Kerontokan Rambut : ya/tidak

b) Kebersihan kepala : kotor/bersih

c) Sakit kepala : ada/tidak

d) Wajah : kusam/tidak

4) Ekstermitas

Kekuatan otot : (skala 1-5)

0 : lumpuh

1 : ada kontraksi

2 : melawan grafitasi dengan sokongan


50

3 : melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan

4 : melawan grafitasi dengan tahanan sedikit

5 : melawan grafitasi dengan kekuatan penuh

Rentang gerak : maksimal/terbatas

Deformitas : ya/tidak,

Tremor : ya/tidak

Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak

Penggunaan alat bantu : ya/tidak

Refleks

Kanan Kiri
Biceps
Triceps
Knee
Achiles

Keterangan

Refleks + : normal

Refleks - : menurun/meningkat

5) Interguman

Kebersihan : baik/tidak

Warna : pucat/tidak

Kelembaban : kering/lembab

Gangguan pada kulit : ya/tidak

SATAUAN ACARA PEMBELAJARAN


51

Satuan Acara Pembelajaran Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Karya

Tulis Ilmiah

Dibimbing Oleh :

Ibu. Yulian Heiwer Matongka S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh

Nama : Mayagita Wungow

Nim 160086

AKADEMI KEPERAWATAN BALA KESELAMATAN PALU ANGKATAN XVIII

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN


52

Pokok Pembahasan : Asuhan keperawatan hipertensi dengan masalah defisit

pengetahuan

Sub Pokok Pembahasan : Penyakit Hipertensi

Sasaran : Keluarga Tn. R

Hari/Tanggal : 14 Juni 2021

Jam : 09:00 – 10:00

Penyuluh : Mayagita Wungow

A. Analisa Situasi

Pada umumnya sering bertambahnya usia maka semakin berkurangnya

fungsi dari seluruh organ tubuh,dan semakin muda untuk tekanan hipertensi.

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya di

seluruh indonesia karena hipertensi merupakan faktor resiko utama yang

mengarah kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal

jantung, stroke.

B. Diagnosa Keperawatan

Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi


53

C. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Keluarga Tn R dapat

menginformasikan dan mengetahui tentang penyakit Hipertensi sehingga

dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga Tn R

dapat menjelaskan kembali :

Menjelaskan Pengertian Hipertensi

Menyebutkan Kembali Tanda dan gejala Hipertensi

Menyebutkan Cara Pencegahan Hipertensi

D. Isi Materi (Uraian Materi penyuluhan terlampir/dilampirkan)

1. Menjelaskan pengertian hipertensi

2. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi

3. Menjelaskan cara pengobatan hipertensi


54

E. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan penyakit Hipertensi adalah Leaflet

G. Kegiatan Pembelajaran

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 5 Pembukaan Menjawab salam,
menit Perkenalkan diri, menjelaskan memperhatikan, dan
tujuan, topik dan sub topik materi mendengarkan.
penyuluhan dan kontrak waktu
2. Inti Menjelaskan penyuluhan, tanya Mendengarkan,
jawab tentang hipertensi memperhatikan, dan
menjawab
pertanyaan
3. Evaluasi 1. Memberikan kesempatan Mendengarkan,
kepada keluarga Tn.R memperhatikan, dan
bertanya. mempraktekan,
2. Menanyakan kepada Tn.R Memperhatikan dan
materi yang diberikan menjawab salam
3. Memberikan reinforcement
kepada keluarga Tn.R atas
perhatian dan peran serta
selalu membiasakan
berolahraga
4. Salam penutup

H. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Memberi untuk bertanya saat penyuluhan
b. Keluarga Tn.R memperhatikan dengan baik saat proses penyuluhan
berlangsung
55

c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyampaikan hasil


penyuluhan
2. Evaluasi Struktural
a. Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai yang di jadwalkan
b. Penyelenggaraan dilaksanakan di rumah Tn.R
56

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Hipertensi
Hiperensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini
dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa
sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung , stroke, bahkan
kematian
2. Tanda & gejala Hipertensi
Pada umumnya gejala yanga sering muncul : nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan
impotensi.
3. Pencegahan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dngan menggunakan 2 teknik, yaitu
teknik farmakologi atau pun non farmakologi. Salah satu intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan pada teknik non farmakologi adalah yaitu teknik relaksasi
nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam ini mampu mempertahankan
keelastisan atot pembuluh darah sehingga dapat membantu menurunkan tekanan
darah (Murtiono, 2020).
4. Penatalaksanaan faktor resiko hipertensi dapat juga dilakukan dengan cara
pengobatan setara non-farmakologis, antara lain :
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan obat-
obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki
keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
b. Diet yang dianjurkan:
Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan mengurangi konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi
system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.
Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
gram garam per hari. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah
tetapi mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada
dinding vascular. Diet kaya buah dan sayur Diet rendah kolestrol sebagai
pencegah terjadinya jantung koroner
c. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja
jantung dan volume secukup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas
berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi,
penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan
tekanan darah.
57

d. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Berhenti merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbgai
organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
58
59

Tanda & Gejala


 Nyeri kepala,
 Gelisah,
 Palpitasi,
 Pusing,
 Leher kaku, Pemeriksaan Penunjang
Suatu keadaan dimana dijumpai  Penglihatan kabur,
terjadi peningkatan tekanan darah  Nyeri dada,  Laboratorium
140/90 mmHg atau lebih untuk usia  Mudah lelah,
13-50 tahun dan tekanan darah
 Ekg
 Lemas dan impotensi
mencapai 160/95 mmHg untuk usia  Foto rontgen
diatas 50 tahun

Faktor penyebab hipertensi seperti: *Cara penanganan jika tejadi


Lingkungan hipertensi secara tiba” ada 2
Peggunaan garam berlebih cara: yaitu pengobatan tanpa
Obesitas
Alkohol obatan(Alami) dan memakai
Merokok
Stres dan emosional obat-obatan(kimiawi).
Untuk Pengobatan secara
alami dengan teknik relaksasi
jika gejala timbul karena
dapat menurunkan
ketegangan pada otot leher
kepala.
60

Ada juga pencegahan tanpa


obat lainya : Adapun cara lain pencegahannya
Disusun oleh :
 Pengaturan diet seperti :
- Rendah garam 1. Menurunkan berat badan Nama : Mayagita wungow
- Diet Tinggi Kalium 2. Olahraga Nim : 160086
- Diet kaya buah & 3. Memperbaiki gaya hidup yang
sayur kurang sehat
- Diet rendah kolestrol
61

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. . (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru

Pada Dewasa. 46, 172–178.

Alminah, T. (2018). Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Dukuangan Keluarga

Terhadap Diet Hipertensi Di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu. Jurnal

Kesehatan Masyarakat, 11(1), 9–17.

Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler. salemba medika.

Beatrik Yeni Sampang, U. L. (2019). Pengkajian Keperawatan Sebagai Penentu

Kesuksesan. 1–5. https://doi.org/https://doi.org/10.31219/osf.io/y9zcg

Black M, J., & Hawks Hokanson, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah (8th

ed.). Elsevier.

Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2019.

Hidayat. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan teknis analisis data.

salemba medika.

Hidayatus, D. (2019). Keperawatan Lanjut Usia. In Kebutuhan Dasar Manusia.

Binarupa Aksara.

Kemenkes. (2017). Prinsip Etik dalam Asuhan Keperawatan.

Kholifah, siti nur. (n.d.). Keperawatan Gerontik.

Lingga Ukur Sampang, Y. B. (2019). PENGKAJIAN KEPERAWATAN SEBAGAI

PENENTU KESUKSESAN Latar Belakang Hasil Tujuan Pembahasan

Metode. https://doi.org/http://doi.org/10.31219/osf.io/dh3za

M Djamil, Sastri, D., Yelly, M., & Sari, O. (2019). Hubungan Pengetahuan
62

Pasien Hipertensi dengan Clinical Outcome Pasien Hipertensi di. 134–140.

Murtiono. (2020). Gambaran asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan

gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri. Jurnal Kesehatan Bakti Husada, 1,

35–42. https://doi.org/http://doi.org/http://dx.doi.org/10.36454/jibtk.v12il.

Notoadmojo. (2017). Mengatasi Hipertensi Dengan Masalah Keperawatan Defisit

Pengetahuan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 4, 115–120.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan

Praktis, (ke 3) Salemba Medika.

Puspitawati, E., & Kholid, A. (2019). Pengelolahan Ketidak Efektifan

Pemeliharaan Kesehatan Pada Keluarga Tn. W Dengan Gizi Kurang Di

Kelurahan Candirejo Ungaran.

Saputra, B. R., & Indrawanto, I. S. (2017). Profil Penderita Hipertensi Di RSUD

Jombang. 2, 116–120.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(1st ed.). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

(Dewan Pengurusan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (ed.)).

WHO. (2018). Global Health Estimates 2016. 10(10), 753–754.


63
64

BIODATA

Penulis bernama lengkap Mayagita Aprilia Alfionita

Wungow, anak pertama dari empat bersaudara dengan

adik-adik yang bernama Junior Wungow, Juventus

Wungow, Chelsea Wungow dari pasangan bapak

Jhons Wungow dan ibu Santje Beslar. Penulis lahir

pada tanggal 19 April 1998 di Desa Makasili

Kecamatan Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan Kota Manado dan

beragama Kristen Protestan. Penulis pernah bersekolah di SD GMIM Makasili

dan tamat pada tahun 2008, dan lanjut di SMP N 4 Kumelembuai tamat pada

tahun 2013 dan lanjut di SMA N 1 Kumelembuai tamat pada tahun 2015. Pada

tahun 2016 penulis melanjutkan studi di jenjang yang lebih tinggi di Akademi

Keperawatan Bala Keselamatan Palu.

MOTTO:

“Tidak ada kata terlambat selagi kita masih mau mencoba dan berusaha.

Kesuksesan butuh proses dan perjuangan. Maka dari itu yakinlah bahwa kita pasti

bisa”
65
66

Anda mungkin juga menyukai