Anda di halaman 1dari 125

i

“ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA YANG MENGALAMI


INTOLERANSI AKTIVITAS PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TUREN KAB. MALANG”

DiajukanSebagai

Salah SatuSyaratMendapatkanGelarAhliMadyaKeperawatan (Amd.Kep)

pada Program Studi DIII

KeperawatanSekolahTinggiIlmuKesehatanKepanjen

OLEH :

LUKITA HAFSARI

NIM 1610013

PROGRAMSTUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA


III

SEKOLAH TINGGI ILMU KsESEHATAN PEMKAB MALANG

TA/2019

ii
iii
iv
v
CURICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Lukita Hafsari

Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 02 Juni 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Dsn Prangas Desa Klepu, Sumber Manjing Wetan,


Kab. Malang

Alamat Gmail : lukita.hafsari@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

TK Dharma Wanita : Lulus tahun 2004

SDN Klepu 02 : Lulus tahun 2010

SMP An-Nur Bululawang : Lulus tahun 2013

SMA An-Nur Bululawang : Lulus tahun 2016

STIKes Kepanjen : Terdaftar pada tahun 2016

vi
MOTTO

“Terasa sulit
Ketika kita merasa harus melakukan sesuatu
Tetapi, menjadi mudah ketika kita
Mempunyai keinginan untuk mendapatkannya”

vii
Lembar Persembahan

Saya persembahkan Karya Tulis Ilmiyah ini saya persembahkan untuk:

Untuk kedua orang tua saya telah banyak memberikan motivasi dan
semangat serta doa-doanya yang selalu tulus menyertai di setiap waktu.

Buat teman-temanku seperjuangan mulai proposal sampai karya tulis


ilmiyah ku selesai tidak akan kulupakan Love You In The Best.

Buat pak tri sama bu fais terimakasih banyak atas bimbingan yang telah di
berikan selama ini yang sudah sabar, dan memotivasi sehingga saya bisa
menyelesaikan KTI ini hingga selesai dengan sebaik-baiknya Terimakasih.

Dan yang terakhir buat Andika Zenif terimakasih yang telah membantu dan
memberikan motivasi kepada saya sampai sekarang.

viii
ABSTRAK
Hafsari, Lukita. 2019. Asuhan Keperawatan Lansia Yang Mengalami
Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Turen Kab. Malang. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi
Keperawatan Program Diploma, STIKeskepanjen, Pembimbing :. (1) Tri
Nurhudi Sasono. M. Kep (2) Faizatur Rohmi. M. Kep

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sangat erat dengan lansia.
Dilihat dari gejala hipertensi yang bervariasi diawali dengan tidak adanya gejala
kemudian terdapat keluhan-keluhan ringan berupa pusing, sakit kepala, tegang
pada leher bagian belakang, dan sesak nafas saat melakukan aktivitas. Peneliti
melakukan monitor kemampuan ADL pada pasien hipertensi serta asuhan
keperawatan.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan Studi Kasus
menggunakan cara wawancara serta dokumentasi. Penelitian dengan respoden 2
klien. Tindakan asuhan keperawatan 3 kali pertemuan pada klien lansia hipertensi
dengan intoleransi aktivitas.
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah monitor kemampuan ADL pada
pasien hipertensi dengan target terjadi peningkatan kemampuan aktivitas sehari-
hari dapat dilakukan secara mandiri. Keberhasilan dalam melakukan asuhan
keperawatan klien lansia dengan hipertensi berhasil karena klien yang kooperatif
Peneliti berharap untuk peneliti selanjutnya dalam melakukan pengkajian
dapat mengeksplorasi data klien dengan baik, menganalisa permasalahan klien
sehingga dapat diperoleh data yang lebih akurat, untuk dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam menyusun intervensi sesuai fokus penelitiandan
mendapatkan hasil evluasi yang diharapkan.

Kata Kunci :Hipertensi Lansia, Intoleransi Aktivitas

ix
ABSTRACT
Hafsari, Lukita. 2019. Elderly Nursing Care Experiencing Intolerance of
Activivties in Hypertensive Patients in the Work Area of Turen Health
Center, Kab. Poor. Scientific papers. Diploma Program Nursing Study
Program, STIKes Kepanjen, Advisor:. (1) Tri Nurhudi Sasono. M.
Kep (2) Faizatur Rohmi. M. Kep

Hypertension is a disease that is very close to the elderly. Judging


from the varied symptomps of hypertension beginning with the absence of
symptoms then there are minor complaints in the form of dizziness,
headache, tension in the back of the neck, and shortness of breath while
doing activies. The researcher monitored the ability of ADL in
hypertensive patients and nursing care.
The method used is descriptive with a Case Study approach using
interviews and documentation. Research by responding to 2 clients.
Nuring action 3 times meeting with elderly hypertension client with
activity intolerance.
Nursing action taken is to monitor the ability of ADL in
hypertensive patients with the target of increasing the ability of daily
activities can be done independently. Success in nursing care of elderly
clients with hypertension is successful because of cooperative clients
The researcher hopes that the next researcher in conduting the
study can explore the clients data well, analyze the client problem so that
more accurate data can be obtained, to be taken into consideration in
preparing interventions according to the focus research and getting the
expected evaluation result.

Keywords : Elderly Hypertension, Activity Intolerance

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat,

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiyah dengan judul “Asuhan Keperawatan Lansia Yang Mengalami Intoleransi

Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kab.

Malang”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiyah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Ibu Riza Fikriana, S. Kep, Ns, M. Kep selaku Ketua STIKes Kepanjen.

2. Ibu Galuh Kumalasari S.Kep, Ns., M.Kep selaku Ka. Program Studi DIII

Keperawatan, yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada

penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiyah ini.

3. Bapak Tri Nurhudi Sasono, S.Kep, Ns., M.Kep Selaku pembimbing I

dalam penulisan proposal studi kasus yang telah memberikan bimbingan,

arahan dan saran kepada penulis.

4. Ibu Faizatur Rochmi S. Kep, Ns, M. Kep selaku pembimbing II dalam

penlisan proposal studi kasus yang telah memberikan bimbingan, arahan

dan saran kepada penulis

5. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu mendukung dan membantu dalam

pengerjaan proposal karya tulis ini.

6. Para responden yang telah ikut berpatiipasi dalam penelitian ini.

xi
Dalam penulisan proposal studi kasus ini penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi

kesempurnaan proposal studi kasus ini Semoga proposal studi kasus ini

bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan jiwa.

Malang, Januari, 2019

Lukita Hafsari

16.100.13

xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................... i
Cover Dalam .............................................................................................. ii
Lembar Pernyataan .................................................................................. iii
Lembar Persetujuan ................................................................................ iv
Lembar Pengesahan .................................................................................. v
Curiculum Vitae ........................................................................................ vi
Motto .......................................................................................................... vii
Lembar Persembahan .............................................................................. viii
Abstrak ...................................................................................................... ix
Abstrac ...................................................................................................... x
Kata Pengantar ......................................................................................... xii
Daftar Isi .................................................................................................... xiv
Daftar Tabel............................................................................................... xv
Daftar Bagan ............................................................................................. xvi
Daftar Lampiran ....................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................... 4
1.4.1 Tujuan Khusus ....................................................................... 4
1.4.2 Tujuan Umum ........................................................................ 4
1.5 Manfaat .............................................................................................. 5
1.5.1 Bagi Peneliti ........................................................................... 5
1.5.2 Bagi Institusi .......................................................................... 6
1.5.3 Bagi Perawat .......................................................................... 5
1.5.4 Bagi Puskesmas ..................................................................... 6
1.5.5 Bagi Lansia atau Klien ........................................................... 6
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
2.1 Konsep PenyakitHipertensi ................................................................... 7
2.1.1 Definisi ....................................................................................... 7
2.1.2 Etiologi ........................................................................................ 7
2.1.3 Faktor Risiko ............................................................................... 8
2.1.4 Manifestasi Klinis ....................................................................... 9
2.1.5Klasifikasi .................................................................................... 10
2.1.6Patofisiologi ................................................................................. 14
2.1.7Penatalaksanaan ........................................................................... 15
2.2 Konsep Aktivitas ................................................................................... 20
2.2.1 Definisi Aktivitas ........................................................................ 20
2.2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi ............................................... 21
2.2.3 Keseimbangan ............................................................................. 22
2.3 Konsep Dasar Lansia............................................................................. 22
2.3.1 Definisi ........................................................................................ 22
2.3.2 Batasan Umur Lanjut Usia .......................................................... 23
2.3.3 Perubahan yang Terajadi pada Lansia ........................................ 24
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................... 28

xiii
2.4.1 Data Fokus ................................................................................. 28
2.4.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 28
2.4.3 Intervensi ..................................................................................... 29
2.4.4 Implementasi ............................................................................... 30
2.4.5 Evaluasi ....................................................................................... 30
2.5 Kerangka Konsep .................................................................................. 31
2.5.1 Penjelasan Kerangka Konsep ....................................................... 32
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................. 33
3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 33
3.2 Batasan Istilah ....................................................................................... 33
3.3 Partisipan ............................................................................................... 33
3.4 Lokasi dan waktu Penelitian ................................................................. 34
3.5 Pengumpulan Data ................................................................................ 34
3.6 Uji Keabsahan data ............................................................................... 37
3.7 Analisa Data .......................................................................................... 38
3.8 Etik Penelitian ....................................................................................... 38
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 40
4.1 HASIL .............................................................................................. 40
4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data ............................................... 40
4.1.2 Lokasi puskesmas turen ................................................................. 40
4.1.3 Lokasi pengambilan data pasien .................................................... 41
4.1.4 Pengkajian ...................................................................................... 43
4.1.4.1 Klien 1 .................................................................................. 43
4.1.4.2 Klien 2 .................................................................................. 57
4.1.5 Analisa data .................................................................................... 67
4.1.6 Diagnosa keperawatan ................................................................... 70
4.1.7 Intervensi keperawatan ................................................................... 70
4.1.8 Implementasi keperawawatan ........................................................ 72
4.1.9 Evaluasi keperawatan ..................................................................... 74
4.2 PEMBAHASAN .............................................................................. 76
4.2.1 Pengkajian ...................................................................................... 76
4.2.2 Diagnosa keperawatan .................................................................... 77
4.2.3 Intervensi keperawatan ................................................................... 78
4.2.4 Implementasi keperawatan ............................................................. 79
4.2.5 Evaluasi keperawatan ..................................................................... 80
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 82
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 82
5.2 Saran ............................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 47
LAMPIRAN ............................................................................................... 49

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Kriteria Hipertensi menurut JPC-V AS .................................... 11

Tabel 2.2 : Penilaian kemandirian ............................................................... 23

Tabel 2.3 : Tabel Indikator Intoleransi Aktivitas ........................................ 36

xv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 :Kerangka Konsep Klien yang Mengalami Hipertensi dengan

Kemandirian ADL ...................................................................................... 38

xvi
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

WHO : World Health Organization

WOD : Wawancara Observasi Dokumentasi

ROM : Range Of Motion

BAK: Buang Air Besar

BAB : Buang Air Besar

BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

NANDA : North American Nursing Diagnosis Association

NIC : Nursing Interventions Classification

NOC : Nursing Outcomes Classification

MMHG : Milimeter Raksa

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Judul ............................................................


Lampiran 2 Surat Ijin Survey Awal Study Kasus ………………...
Lampiran 3 Lembar Konsultasi .......................................................
Lampiran 4 Lembar Revisi Seminar Proposal .................................
Lampiran 5 Lembar pengesahan ......................................................
Lampiran 6 Lembar persetujuan menjadi responden ......................

xviii
xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupkan suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan

tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ

tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada

otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit jantung coroner

(terjadi pada kerusakan pembuluh daraah jantung) serta penyempitan

ventrikel kiri atau bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain penyakit-

penyakit tersebut, hipertensi dapat pula menyebabkan gagal ginjal,

penyakit pembuluh lain diabetes milletus dan lain-lain (Ari Udoyono,

2012)

Di Indonesia proporsi penderita penyakit kardiovaskuler yang

akibat hipertensi, menunjukan tekanan darah<120 mmHg akan

meningkatkan risiko mortalitas akibat penyakit kardiovaskuler sebanyak

6,1%, sedangkan tekanan darah 120-139 mmHg meningkatkan risiko

hingga 16,3%, 140159 mmHg sebanyak 22,7%, dan ≥ 160 mmHg bias

menaikkan risiko hingga 8 kali lipat yakni 49,2%. Menurut data WHO, di

seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap

hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di

tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di Negara

maju dan 639 sisanya berad a di Negara sedang berkembang, termasuk

Indonesia Berdasarkan data profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur 2010

menunjukkan kasus hipertensi menempati pertama untuk jenis penyakit

1
tidak menular dan peringkat ketiga untuk keseluruhan penyakit dengan

prevalensi sebanyak 12,41%. Data Dinas Kesehatan Kota Malang tahun

2012 menunjukkan bahwa puskesmas Bareng termasuk 10 puskesmas

Bareng yang tercatat menderita hipertensi dalam kurun menggambarkan

tingginya kejadian hipertensi dalam kurun 1 tahun sebanyak 1432 orang.

(Prayitno, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Turen

padatanggal 05 oktober 2018 bahwa angka kejadian di Kab Malang

menurut Riskesdes 2013 berjumlah 36,3%,dari jumlah penduduk di

Puskesmas Turen 80679 laki-laki berjumlah 41183 dan perempuan

berjumlah 39796 melalui rekapitulasi jumlah penderita yang mengalami

hipertensi didapatkan jumlah pada klien pada bulan sebelumnya 4.552

penderita, sedangkan pada bulan sekarang mencapai 862 penderita yang

mengalami hipertensi .

Pemenuhan aktivitas sehari-hari merupakan suatu bentuk energi

atau kemampuan bergerak pada seseorang secara bebas, mudah dan teratur

untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain atau keluarga,

kemandirian pada usia lanjut dinilai dari kemampuannya untuk melakukan

aktivitas sehari-hariyaitu aktivitas lansia seperti tanpa bantuan dapat

bangun, mandi dan lain sebagainya. Kemampuan fungsional harus

dipertahankan semandiri mungkin. Adapun beberapa faktor penyebab

hipertensi, yaitu genetik, jenis kelamin, usia, natrium, obesitas, perokok,

dan stres. Kemandirian terjadi akibat perubahan situasi kehidupan, aturan

sosial, usia danpenyakit. Lansia akan berangsur-angsurmengalami

2
keterbatasan dalam kemampuanfisik dan peningkatan kerentanan terhadap

penyakit kronis seperti hipertensi (Putri 2011).

Oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan dalam mengenai kasus ini

memerlukan penangan yang tepat salah satunya mempertahankan aktivitas

dan memberikan Asuhan Keperawatan bertujuan untuk mencegah atau

mengontrol resiko yang kemungkinan terjadi kekambuhan dari seseorang

klien yang mengalami Hipertensi dengan Toleransi Aktivitas, jika tidak

dilakukan intervensi lebih lanjut maka akan berdampak sehingga sulit

untuk melakukan aktivitas sehari-hari, Jadi hal tersebut dapat berdampak

pada keselamatan dan ketidaknyamanan klien yang terkena hipertensi.

Peran perawat dalam membantu klien Hipertensi dengan Intoleransi

Aktivitas adalah dengan memberikan asuhan keperawatan Lansia yang

mengalami Hipertensi dengan Intoleran Aktivitas. Pemberian asuhan

keperawatan merupakan proses komunikasi terapeutik dan penerapan

Strategi Pelaksanaan yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat

dengan klien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat

kesehatan yang optimal. Jika tidak dilakukan intervensi maka akan

berdampak pada diri klien sehingga dapat mengakibatkan

ketidaknyamanan. Dengan diberikannya asuhan keperawatan lansia pada

klien yang mengalami Hipertensi dengan Intoleransi Aktivitasmaka

diharapkan tingkat kesembuhan klien meningkat dan membantu tingkat

keselamatan klien dapat di tanggulangi (Wakhid,dkk. 2018).

Berdasarkan uraian data di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan pengelolaan kasus Asuhan Keperawatan dalam bentuk Studi

3
Kasus dengan mengambil judul “Asuhan Keperawatan pada Lansia yang

mengalami Hipertensi dengan Intoleransi Aktivitas di Puskesmas Turen”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi denganAsuhan Keperawatan

Lansia Yang Mengalami Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kab. Malang.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Lansia Yang Mengalami

Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Turen Kab. Malang.

1.4 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

MelaksanakanAsuhan Keperawatan Lansia Yang Mengalami

Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Turen Kab. Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan PengkajianAsuhan Keperawatan Lansia Yang

Mengalami Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kab. Malang.

2. Melakukan Diagnosis Asuhan Keperawatan Lansia Yang

Mengalami Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kab. Malang

4
3. Melakukan PerencanaanAsuhan Keperawatan Lansia Yang

Mengalami Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kab. Malang.

4. Melakukan Tindakan Asuhan Keperawatan Lansia Yang

Mengalami Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kab. Malang

5. Melakukan Evaluasi Asuhan Keperawatan Lansia Yang

Mengalami Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kab. Malang

1.5 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama menempuh

pendidikan di STIKes Kepanjen dalam ilmu keperawatan gerontik.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan referensi tentang Asuhan

Keperawatan Lansia Yang Mengalami Intoleransi Aktivitas Pada

Pasien Hipertensi.

1.4.3 Bagi Perawat

Dari hasil penelitian ini dapat memberikan menjadi tolak

ukur untuk pemberian Asuhan Keperawatan Lansia Yang

Mengalami Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Hipertensi.

5
1.4.4 Bagi Puskesmas

Membantu tenaga kesehatan di Puskesmas khususnya

perawat untuk mengatasi masalah pada lansia tentang Intoleransi

Aktivitas pada pasien hipertensi.

1.4.5 Bagi Lansia atau Klien

Membantu mengatasi masalah-masalah lansia yang

mengalami intoleransi aktivitas dengan tindakan membantu

aktifitas klien

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Hipertensi

2.1.1 Definisi

Menurut (brunner & sudarth 2002) Hipertensi dapat di

definisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik

di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg.

Pada populasi manula, hipertensi di definisikan sebagai tekanan

sistolik >160 mmHg dan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolik tekanan darah sistolik sedikitnya 90

mmHg (Sudoyo, 2006). Hipertensi merupakan suatu keadaan

ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas

normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan

(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).(Reni Aspiani, 2015).

2.1.2 Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang

spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respons peningkatan curah

jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada

beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1. Genetik : Respons neurologi terhadap stres atau kelainan

ekskresi atau transpor Na.

2. Obesitas : Terkait dengan tingkat insulin yang tinggi

mengakibatkan tekanan darah meningkat.

3. Stress karena lingkungan

7
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada

orang tua serta pelebaran pembuluh darah.

Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi di sebabkan

terjadinya perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun,

katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung

memompa darah, kehilangan elastisitas pembuluh darah, dan

meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer. Setelah usia 20

tahun kemampuan jantung memompa darah menurun 1% tiap

tahun sehingga menyebabkan menurunya kontraksi volume.

Elastisitas pembuluh darah menghilang karena terjadi kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.(Reny

Aspiani, 2015)

2.1.3 Faktor Resiko

Faktor resiko hipertensi esensial meliputi umur (lebih

lanjut), jenis kelamin (pria), riwayat keluarga mengalami

hipertensi, obesitas yang dilakaitkan dengan peningkatan volume

intravaskular, aterosklerosis (penyempitan arteria-arteria dapat

membuat tekanan darah meningkat), merokok (nikotin dapat

membuat pembuluh darah menyempit), kadar garam tinggi

(natrium membuat retensi air yang dapat menyebabkan volume

darah meningkat), konsumsi alkohol dapat meningkatkan plasma

katekolamin, dan stress emosi yang merangsang sistem saraf

simpatis. (Mary Baradero, 2008)

8
2.1.4 Manifiestasi klinis

Klien yang menderita hipertensi terkadang tidak

menampakkan gejala hingga bertahun-tahun. Gejala jika ada

menunjukkan adanya kerusakan vaskular, dengan manifiestasi

yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh

darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat

bermanifiestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam

hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah dan kreatinin).

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan papaun

selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan

perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat, penyempitan

pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada

dipkus optikus).

Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan

stroke atau serangan iskemik transien (transient ischemic attack)

yang bermanifiestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi

(hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan (Smeltzer, 2002).

Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi

tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa

gejala. Secara umum gejala yang dieluhkan oleh penderita

hipertensi sebagai berikut :

1. Sakit kepala

2. Rasa pegal dan tidak nyaman

3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

9
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat

5. Telinga berdenging

Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala

klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa.

1. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan

muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan

susunan saraf pusat

4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerulus

5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan

tekanan kapiler

Gejala lain umumnya terjadi pada penderita hipertensi, yaitu

pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara

tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Reny Aspiani, 2015).

2.1.5 Klasifikasi

Join Nation Comitten on Detection Evalution Treatment of

High Blood Pressure, badan penelitian hipertensi di Amerika

Serikat, menentukan batasan tekanan darah yang berbeda. Pada

laporan tahun1993, dikenal dengan sebutan JPC-V, tekanan darah

pada orang dewasa berusia 18 tahun diklasifikasikan sebagai

berikut.

10
No Kriteria Sistolik Diastolik

1 Normal <130 <85

2 Perbatasan (high normal) 130-139 85-89

3 Hipertensi

Derajat 1 : ringan 140-159 90-90

Derajat 2 : sedang 160-179 100-109

Derajat 3 : berat 180-209 110-119

Derajat 4 : sangat berat >210 >120

Tabel 2.1.5 : Kriteria Hipertensi menurut JPC-V AS


(sumber:Dalaimartha,2004)
Jika penderita mempunyai tekanan sistolik dan diastolik yang tidak

termasuk dalam satu kriteria maka ia termasuk dalam kriteria yang lebih

tinggi misalnya, seseorang mempunyai tekanan darah 180/120 mmHg

(dibaca sistolik 180 mmHg, diastolik 120 mmHg). Berdasarkan ketentuan

ini orang tersebut tergolong penderita hipertensi derajat 4 atau sangat

berat. Apabila pendrita memiliki kerusakan atau resiko hipertensi, maka

resiko tersebut harus disebutkan. Misalnya, hipertensi derajat 4 dengan

DM. Ada 3 jenis hipertenis yaitu :

1. Hipertensi primer

Hipertensi primer merupakan hipertensi yang belum diketahui

penyebabnya. Diderita oleh sekitar 95% orang. Oleh sebab itu,

penelitian dan pengobatan lebih lanjut ditujukan bagi penderita

esensial.

11
Hipertensi primer diperkirakan disebabkan oleh faktor berikut ini.

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika

orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah

meningkat), jenis kelamin (pria lebih tinggi dari perempuan),

dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

3. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya

hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30

g), kegemukan atau makan berlebihan, stress, merokok,

minum alkohol, minum obat-obatan (efedrin, prednison,

epinefrin).

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah satu

contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular renal, yang

terjadi akibat stenosis arteri rosklerosis. Stenosis arteri rosklerosis

menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan

barorseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin dan pembentukan

angiotensin II secara langsung meningkatkan tekanan darah, dan secra

tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi

12
natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau

apabila ginjal yang terkena di angkat, tekanan darah akan kembali ke

normal.

Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain

freokomositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal

yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume

sekuncup, dan penyakit Cushing, yang menyebabkan peningkatan

volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena

hipersensivitas sistem saraf simpatis aldosteronisme primer

(peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab nya) dan hipertensi

yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga di anggap sebagai

kontrasepsi sekunder.

3. Hipertensi akibat kehamilan

Hipertensi akibat kehamilan atau hipertensi gastointestinal

merupakan jenis hipertensi sekunder. Hipertensi gastointestinal

merupakan peningkatan tekanan darah (> 140 mmHg pada sistolik;

>90 mmHg pada diasttolik) terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu

pada wanita non-hipertensi dan membaik dalam 12 minggu pasca

partum. Hipertensi jenis ini tampaknya terjadi akibat kombinasi dan

peningkatan curah jantung dan peningkatan total peripheral resistance

(TPR). Jika hipertensi terjadi setelah 12 minggu pascapartum, atau

telah ada sebelum kehamilan 20 minggu, masuk ke dalam kategori

hipertensi kronik.

13
Pada preeklampsia, tekanan darah tinggi disertai dengan

proteinuria (dari dalam urine setidaknya 0,3 protein dalma 24

jam)., preeklampsia biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20

minggu dan dihubungkan dengan penurunan aliran darah plasenta

dan pelepasan mediator kimiawi yang dapat menyebabkan

disfungsi sel endotel vaskular di seluruh tubuh. Kondisi ini

merupakan gangguan yang sangat serius, seperti halnya

preeclampsia superimposed pada hipertensi kronis. (Reny Aspiani,

2015).

2.1.6 Patofisiologi

Menurut (Brunner & Suddarth 2002) Mekanisme yang

mempunyai konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor pada medula diotak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda

spinalis dan keluar dari kolumna medula spinallis ke ganglia

simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui

sistem saraf simpatis ke ganglia simaptis. Pada titik ini, neuron pre-

melepaskan asetilokin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dimaan dengan dilepaskanya

norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai

faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi

respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstiktor. Klien

14
dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Pada saat bersamaan ketika sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal

juga terangsang mengakibatkan tambahan aktifitas vasokonstriksi.

Medula adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan

vasoonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid

lainnya, yang dapat memperkuat rrespons vasokonstriktor

pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan

aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin

II, vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi

aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi

natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan

volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung

mencetuskan hipertensi.

2.1.7 Penatalaksanaan

1. Terapi Farmakologis

Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalampemberian atau pemilihan obat anti hipertensi

yaitu:

a. Mempunyaiefektivitas yang tinggi.

b. Mempunyai toksitas dan efek samping yangringan atau

minimal.

15
c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

d. Tidak menimblkan intoleransi

e. Harga obat relative murah sehinggaterjangkau oleh klien.

f. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan

hipertensiseperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan

antagoniskalsium, golongan penghambat konversi rennin

angitensin.

2. Tindakan operatif

Pemilihan pasien untuk tindakan pembedahan bergantung dari

penentuan bahwa hipertensi yang terjadi oleh karena sebab

langsung dari lesi arteri renalis. Di samping itu juga perlu

dipertimbangkan umur dan keadaan umum pasien, riwayat

penyakit, kemungkinan perbaikan pembuluh darahnya

dibandingkan nefrektomi, perbandingan kontrol hipertensi dengan

obat-obat antihipertensi, dan mortalitas pembedahan. Sebagai

contoh, pasien yang telah tua dengan lesi atherosklerotik memiliki

mortalitas pembedahan lebih tinggi. Sebaliknya, pasien muda

dengan lesi fibromaskular sangat ideal untuk dilakukan

pembedahan. Jenis-jenis pembedahan:

1. Reseksi segmental arteri renalis dengan reanastomosis.

16
2. Anastomosis arteri splanika ke arteri renalis (meninggalkan

lienin situ dengan mendapatkan suplai darah dari cbangcabang

arteri gastroepiploika dan gastrika brevis).

3. Yang jarang dilakukan adalah reimplantasi arteri renalis ke

dalam aorta diikuti dengan eksisi stenosis

4. Autograf

5. Enarterektomi

6. Prostetik arterial graft

7. Ex vivo rekonstruksi arteri renalis dilakukan untuk kasus-kasus

yang rumit.

8. Renal autotransplatasi dilakukan pada pasien anak-anak karena

pembuluh darahnya terlalu kecil untuk dilakukan anastomosis (bisa

menimbulkan restenosis).

9. Angioplasti renal transiluminasi per kutaneus Angioplasti lebih

berhasil dilakukan pada pasien:

(1). Displasia fibrosa dibandingkan dengan penyakit

atherosklerosis.

(2). Pembuluhpembuluh darah yang hanya dengan satu atau dua

stenosis pendek.

17
(3). Pada stenosis komplit di dalam arteri renalis daripada lesi

yang melibatkan dinding aorta atau orifisium arteri

renalis.(Haendra, 2013)

2.1.8 Pencegahan

pengendalian faktor resiko penyakit jantung koroner yang

dapat saling berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi, hanya

terbatas pada fartor resiko yang dapat diubah, dengan usaha-usaha

sebagai berikut:

a. Mengatasi obesitas atau menurunkan kelebihan berat badan

Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi

prevalensi pada obesitas jauh lebih besar. Resiko relatif untuk

menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan seorang yang badanya normal. Sedangkan

pada penderita hipertensi ditemukan di sekitar 20-33% memiliki

berat badan lebih (overweight). Dengan demikian, obesitas harus

di kendalikan dengan menurunkan berat badan. Beberapa studi

menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan berat

badan lebih dari 20% dan hiperkolesterol mempunyai resiko yang

lebih besar terkena hipertensi.

b. Mengurangi asupan garam di dalam tubuh

Nasehat pengurangan garam harus memperhatikan

kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara

derastis akan sulit dirasakan. Batasi sampai dengan kurang dari 5

gram (1 sendok teh) per hari pada saat memasak.

18
c. Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis

dapat mengontrol sistem saraf yang akan menurunkan tekanan

darah.

d. Melakukan olahraga teratur

Berolahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama

30-45 menit sebanyak 3-4 kali dalam seminggu, di harapkan

dapat menambah kebugaran dan memperbaiki metabolisme tubuh

yang akhirnya mengontrol tekanan darah.

e. Berhenti merokok

Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga

dapat memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti

nikotin dan karbon monoksida yang di hisap melalui rokok yang

masuk ke dalam aliran darah dapat merusak jaringan endotel

pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses arterosklerosis

dan peningkatan tekanan darah. Merokok juga dapat

meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk di

suplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan

darah tinggi semakin meningkatkan resiko kerusakan pada

pembuluh darah arteri.

f. Mengurangi konsumsi alkohol

Hindari konsumsi alkohol berlebihan bagi laki-laki: tidak

lebih dari 2 gelas per hari sedangkan bagi wanita : tidak lebih dari

1 gelas per hari.

19
(Menurut Hadi, 2006) tujuan terapi utama manajemen

hipertensi renovaskuler ditujukan untuk : mencegah komplikasi

hipertensi dengan mengontrol tekanan darah, mencegah

progresifitas stenosis arteri renalis yang dapat menyebabkan

kehilangan fungsi ginjal dan memulihkan fungsi ginjal dengan

mengkoreksi stenosis arteri yang berat. Tetapi medis dengan obat-

obat anti hipertensi dapat mengontrol hipertensi tapi tidak berefek

pada progresifitas lesi tersebut. Oleh karena itu, pendekatan

konservatif umum dari manajemen medis bukan merupakan

pilihan utama : setiap kasus harus di cari pnyebabnya untuk

menentukan tindakan angioplasti atau operasi.

2.2 Konsep Dasar Aktivitas

2.2 1 Definisi Aktivitas

Kemampuan beraktivitas merupakan kebutuhan dasar yang

mutlak di harapkan oleh setiap manusia. Kemampuan tersebut

meliputi berdiri, berjalan, makan, minum dan lain sebagainya.

Dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, system pernapasan

dan sirkulasi tubuh akan berfungsi dengan baik, dan metabolisme

tubuh dengan optimal. (Mubarak, 2015)

Intoleransi aktivitas merupakan ketidakcukupan energy

fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan

aktivitas sehari-hari yang di inginkan atau harus di lakukan.

(Nanda, 2015)

20
2.2 2 Faktor Yang Mempengaruhi

1) Usia (umur)

Berdasarkan indeks menurut katz, dapat diprediksi

beberapa usia harapan hidup aktif pada suatu masyarakat.

Hasilnya menunjukkan bahwa lansia setelah melewati kategori

65-69 tahun hanya memiliki 10 tahun harapan hidup dalam

keadaan aktif, sementara mereka yang berusia diatasnya,

periodenya lebih singkat. Bagi mereka yang berusia 85 tahun

keatas (di Amerika Serikat), waktu aktifnya tinggal 2,5 tahun

(Tamher, dkk, 2011).

2) Imobilisasi

Imobilisasi pada lansia diakibatkan oleh adanya gangguan

nyeri, kekakuan, ketidakseimbangan, serta kelainan psikologis.

Penyebab imobilisasi yang utama adalah takut jatuh. Tindakan

penting pada keadaan ini adalah pencegahan. Perlu juga

ditekankan pemberian nutrisi secara adekuat juga exercise

secukupnya (Moh. Yamin, 2010).

3) Gaya hidup

Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan

mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada

perilaku atau kebiasaan sehari-hari.

21
4) Tingkat energy

Energy merupakan sumber untuk melakukan mobilisasi

agar seseorang dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

5) Proses penyakit

Pross penyakit data memengaruhi kemampuan mobilitas

karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.(Alimul

Hidayat, 2016)

2.2 3 Keseimbangan

Mekanisme yang berperan dalam mempertahankan

keseimbangan dan postur tubuh cukup rumit untuk di pahami.

Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa

keseimbangan ini, pusat gravitasi akan berubah, menyebabkan

peningkattan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan resiko jatuh

dan cedera. Keseimbangan tubuh dapat ditingkatkan dengan postur

dan merendahkan pusat gravitasi, yang dapat di capai dengan

posisi jongkok, secara umum, perasaan seimbang (senseof

equilibirum) bergantung pada input informasi yang di terima dari

labirin (telinga bagian dalam), penglihatan, dan dari reseptor otot

atau tendon. (Mubarak, 2015)

2.3 Konsep Dasar Lansia

2.3 1 Definisi Lansia

Lansiamerupakan seseorang yang karena usianya

mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan social (UU No

23 tahun 1992 tentang kesehatan. Usia akhir dikatakan sebagai

22
tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Menurut

pasal satu ayat 2, 3, 4 UU No 13 tahun 1998 tentang kesehatan

dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai

usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008).

2.3 2 Batasan Umur Lanjut Usia

Menurut Efendi, (2009) ada batasan-batasan umur yang

mencakup batasan umur lansia sebagai berikut :

1) Menurut Undang- undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab

1ayat 2 yang berbunyi “Lansia usiaadalah seseorang yang

mencapai usia 60 tahun ke atas”

2) Menurut WHO usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut

: usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia

(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90

tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun

3) Menurut Dra. Jos Masdani terdapat empat fase yaitu pertama

(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-

55 tahun, ketiga (fase presinium) ialah 55-65 tahun, keempat

(fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.

4) Menurut Prof. Dr. Koesoemoto Setyonegoro masa lanjut usia

(geriatric age) : > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia

(getiatricage) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu

young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old ( > 80

tahun) (Efendi, 2009).

23
5) Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada

daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1ayat (2),

(3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikeatakan

bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia

lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008).

2.3 3 Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia

Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, social

dan psikologis.

1) Perubahan fisik

a) Sel : jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh

menurun dan cairan intraselular menurun

b) Kardiovaskular : katub jantung menebal dan kaku,

kemampuan memompah darah menurun, serta meningkatnya

retensi pembuluh darah perifer sehingg tekanan darah

meningkat

c) Respiratori : otot pernafasan kekuatan menurun dan kaku

statisitas paru menurun, kemampuan batuh menurun serta

menjadi penyempitan pada bronkus.

d) Persarafan : saraf pancaindra mengecil sehingga fungsinya

menurun serta lambat dalam merespondan waktu bereaksi

khususnya yang berhubungan dengan stress. Berkurang atau

hilangnya lapisan mlehn akson, sehingga berkurangnya

respon motorik dan refleks.

24
e) Muskuloskeletal : cairan yang mudah menurun sehingga

mudah rapuh, bungkuk, persendian membesar dan menjadi

kaku, kram, tremor tenton mengkerut dan mengalami

sclerosis.

f) Gastrointestinal : esophagus melebar dan asam lambung

menurun lapar menurun dan peristaltic menurun sehingga

daya absorsi juga ikut menurun. Ukuran lambung mengecil

serta ukuran organ aksesoris menurun sehingga menyebabkan

berkurangnya produksi hormone dan enzim pencernaan.

g) Genitourinaria : ginjal : mengecil, aliran darah ke ginjal

menurun, penyaringan di glomerulus menurun dan fungsi

tubulus menurun sehingga kemampuan menonsentrasi urin

ikut menurun.

h) Vesika urinaria : otot-otot melemah, kapasitasnya menurun,

dan retensi urin. Prostat hipertrofi pada 75% lansia

i) Vagina : selaput lendir mongering dan sekresi menurun

j) Pendengaran : membrane timpani atrofi sehingga terjadi

gangguan pendengaran. Tulang-tulang pendengaran

mengalami kekakuan.

k) Penglihatan : respons sinar matahari, adaptasi terhadap gelap

menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun dan

katarak

l) Endokrin : prosuksi hormone menurun

25
m) Kulit : keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut

pada hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun,

vaskularisasi menurun, rambut memutih, perubahan keringat

menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh

berlebihan seperti tanduk.

n) Belajar dan memori : kemampuan belajar masih ada tetapi

relative menurun. Memori (daya ingat) menurun karena

proses encoding menurun.

o) Inteligensi : secara umum tidak banyak berubah

p) Personality dan adjustment : tidak banyak perubahan, hampir

seperti saat muda

q) Pencapaian : sains, filosofi, seni dan music sangat

mempengaruhi.

2) Perubahan social

a) Peran : post power syndrome, single women, dan single

parent

b) Keluarga : kesendirian, kehampaan

c) Teman : ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul

perasaan kapan akan meninggal. Berada dirumah terus

menerus akan cepat pikun

d) Abuse : kekerasan berbentuk verbal (dibentuk) dan nonverbal

(dicubit), tidak diberi makan)

e) Masalah hokum : berkaitan dengan perlindungan asset dan

kekayaan pribadi yang dikumpulkan sejak masih muda

26
f) Pensiun : kalau menjadi PNS akan ada tabungan (dana

pensiun). Kalau tidak anak dan cucu yang akan memberikan

uang

g) Ekonomi : kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang

cocok bagi lansia dan income security

h) Rekreasi : untuk ketenangan batin

i) Keamanan : jatuh terpeleset

j) Transportasi : kebutuhan akan sistem transportasi yang cocok

bagi lansia

k) Politik : kesempatvn yang sama untuk terlibat dan

memberikan masukan dalam sistem politik yang berlaku

l) Pendidikan : berkaitan dengan pengetesan buta aksara dan

kesempatan untuk tetap belajar sesuai dengan hak asasi

manusia

m) Agama : melaksanakan ibadah

n) Panti jompo : merasa dibuang atau diasingkan.

3) Perubahan psikologis

Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory,

frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi

kematian, perubahan keinginan, depresi dan kecemasan (Maryam,

2008).

27
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan

2.4.1 Definisi

Intoleransi aktifitas merupakan ketidakcukupan energy

psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau

menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau

yang ingin dilakukan.

1) Batasan karakteristik

a) Mayor

Selama aktifitas :

1) Klien merasa lemah

2) Klien merasa keletihan

3) Dispnea setelah beraktifitas

b) Minor

1) Pusing

2) Dispnea

3) Keletihan akibat aktivitas

4) Respon tekanan daah terhadap aktivitas

5) Frekuensi nafas >24x/menit dn frekuensi nadi

>95x/menit (Nanda, 2015)

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan tejadi pada pasien hipertensi dan

akan memunculkan diagnosis yang berhubungan dengan

penatalaksanaan intoleransi aktivitas, dan proses penyakit yang

28
membutuhkan intervensi yang bertujuan untukmembantu dalam

mandiri beraktifitas.

2.4.3 Intervensi

Diagnosa Keperawatan . Intoleransi Aktifitas

Tujuan :

Kriteria Hasil

NOC:Intoleransi Aktifitas : Toleransi Terhadap Aktifitas

No. Indikator 1 2 3 4 5

1. Frekuensi pernapasan ketika beraktifitas

2. Tekanan darah sistolik ketika beraktifitas

3. Tekanan darah diastolik ketika beraktifitas

4. Kecepatan berjalan

5. Jarak berjalan

6. Kekuatan tubuh bagian bawah

7 Kekuatan tubuh bagian atas

Tabel 2.1. Tabel Indikator Intoleransi Aktivitas

(Dikutip dalam NOC & NIC, 2016)

Intervensi NIC : Modifikasi perilaku

1. Pertimbangkan kemampuan klien dalam berpatisipasi mealui

aktifitas spesifik

2. Bantu klien untuk memilih aktifitas dan pencapaian tujuan melalui

aktifitas yang konsisten dengan kemampuan fisik, fisiologi, dan

sosial.

3. Bantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan dalam

level aktivitas tertentu

29
4. Bantu dengan aktifitas fisik secara teratur (misalnya, ambulasi,

tranfer/berpindah, berputar dan kebersihan diri) sesuai dengan

kebutuhan

5. Ciptakan lingkungan yang aman untuk dapat melakukan

pergerakan otot secara berkala sesuai dengan indikasi.

6. Bantu klien dan keluarga memantau perkembangan klien terhadap

pencapaian tujuan yang di harapkan. (Bulechek dan Butcher, 2016)

2.4.4 Implementasi

Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan

pada klien yang mampu memahami tentang penyakit, kondisi,

prognosis, dan program pengobata serta melakukan promosi

kesehatan dengan cara memberikan penyuluhan kepada

masyarakat.

2.4.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

merupakan sekumpulan informasi yang sistimatik berkenaan

dengan program kerja dan efektifitas dari serangkaian program

yang digunakan terkait program kegiatan, karakteristik dari hasil

yang telah dicapai.

30
2.5 Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep klien yang mengalami hipertensi dengan


intoleransi aktivitas

Hipertensi

Vasokontriksi

Kurangnya suplai O2 ke
jaringan

Fatique (kelelahan)

Evaluasi Kriteria Hasil :


(Intoleransi Aktifitas )
1. Ketika beraktifitas frekuensi
pernapasan normal
Asuhan Keperawatan
2. Pasien dapat melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa bantuan orang lain
3. Tekanan darah ketika beraktifitas
pasien dapat mempertahankan
1. Pengkajian
2. Diagnosa
tekanan darah yang normal
3. Intervensi 4. Pasien mampu beraktifitas dengan
4. Implementasi baik
5. Evaluasi

Keterangan : : Variabel yang dikaji

: Variabel yang tidak dikaji

: Mempengaruhi

31
2.5.1 Penjelasan Kerangka Konsep :

Pada pasien hipertensi dengan intoleransi aktivitas terjadi karena usia yang

sudah lanjut dan makanan yang diperoleh oleh pasien, oleh karena itu pasien yang

mengalami intoleransi aktivitas kasus ini dapat diatasi dengan diberikanya Asuhan

Keperawatan yang menyeluruh mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi dan evaluasi setelah dilakuakn tindakan ini diharapkan pasien dapat

mempercayai perawat.

32
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah strategi penelitian dalam mengidentifikasi

permasalahaan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan

mengidentifikasikan struktur penelitian yang dilaksanakan (Nursalam,

2008).

Desain yang digunakan adalah metode studi kasus, yaitu study

yang mengekspresikan suatu masalah atau fenomena dengan batasan

terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan

berbagai sumber informasi. Studi kasus dibatasi oleh tempat dan waktu,

serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau individu.

Studi kasusu ini adalah studi untuk mengeksplorasi Asuhan

Keperawatan Lansia Yang Mengalami Intoleransi Aktivitas Pada Pasien

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kab. Malang.

3.2 Batasan Istilah

Asuhan Keperawatan Lansia Yang Mengalami Intoleransi

Aktivitas Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kab.

Malang. Maka penyusun studi kasus harus menjabarkan tentang konsep

dasar lanjut usia, hipertensidan juga konsep dasar intoleransi aktivitas.

Batasan istilah disusun secara naratif dan apabila diperlukan ditambahkan

informasi kualitatif sebagai perinci dan batasan yang dibuat oleh penulis.

33
3.3 Partisipan

Dalam studi kasus ini, karakteristik subjek adalah sebagai

berikut : subjek penelitian ini adalah klien yang mengalami hipertensi

dengan intoleransi aktivitas. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 2

klien dengan masalah keperawatan dan diagnosis yang sama.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Turen

Kabupaten Malang.

3.4.2 Waktu penelitian dilaksanakan tanggal 5 oktober 2018 sampai 6

oktober 2018 untuk klien 1 Ny. A dan untuk klien 2 Ny. B mulai

Februari-Maret 2019.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengkajian dengan

mengumpulkan informasi tentang status kesehatan klien secara sistematis

dan terus-menerus. Pengkajian selanjutnya merupakan monitor dari status

kesehatan klien yang berfungsi untuk mengidentifikasi masalah dan

komplikasi yang baru timbul. Data dapat dikumpulkan dari berbagai

sumber. Tahapan pengumpulan data :

1. Persiapan

Meminta surat izin kepada institusi untuk diberikan ke pukesmas

turen untuk mendapatkan ijin dari kepala ruang untuk pengambilan

data sekunder.

34
2. Pelaksanaan

Setelah mendapatkan klien hipertensi dengan intoleransi

aktivitaspertama kalidilakukan adalah BHSP (Bina Hubungan

Saling Percaya) kepada klien dan keluarga kemudian meminta

persetujuan

klien dan keluarga untuk dijadikan subjek penelitian. Setelah klien

dan keluarga bersedia maka penelitian bisa dilaksanakan, metode

pengumpulan data yang digunakan :

1) Anamnesa

Semua informasi tentang riwayat kesehatan klien. Pemeriksaan

fisik mulai dari kepala sampai kaki, pengkajian keperawatan.

Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan foto

rontgen, serta pemeriksaan penunjang lainnya saat pertama

kali klien masuk ke puskesmas. Informasi yang didapat dari

klien di puskesmas dikategorikan dalam dua kategori, data

subjektif dan data objektif.

2) Wawancara

Wawancara atau juga disebut kegiatan bertanya atau tanya

jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien.

Wawancara merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.

Dalam komunikasi ini, perawat mengajak klien dan keluarga

untuk bertukar pikiran dan perasaannya, yang diistilahkan

teknik komunikasi terapeutik. Dalam penelitian ini untuk

mendapatkan keadaan umum pasien.

35
3) Observasi

Selama pengkajian, baik wawancara maupun pemeriksaan

fisik perawat harus mengobservasi perilaku klien pada tingkat

fungsi dan konsistensi. Tingkat fungsi meliputi fisik,

perkembangan dan psikososial serta aspek social. Observasi

dapat dilakukanmelalui apa yang diteliti dan dilakukan klien,

kemudian dibandingkan dengan apa yang dikeluhkan atau

ditanyakan (Deswani, 2009). Dalam penelitian ini dapat untuk

mengetahui perkembangan atau keadaan pasien

4) Dokumentasi

Tahap akhir pengkajian adalah pendokumentasian data yang

meliputi pencataan dan pelaporan (Deswani, 2009). Hal-hal

yang harus diperhatikan dalam pendokumentasian adalah :

a. Akurat

Catatan anda akan akurat dan lengkap bila ditulis saat

masih segar dalam ingatan anda.

b. Berpikir Kritis

Menulis informasi dan melakukan evaluasi akan membantu

anda dalam menginterpretasikan makna dan data- data yang

hilang, dan akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis

(Deswani, 2009).

36
3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data

informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas

tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrumen

utama), uji keabsahan data di lakukan dengan :

1. Mengubah waktu untuk penelitian dan melakukan tindakan pada

klien dan keluarga.

2. Sumber informasi tambahan menggunakan trianggulasi dari tiga

sumber data utama yaitu klien, perawat, dan keluarga klien yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.7 Analisa Data

3.7.1 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,

dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan,

kemudian disalin dalam bentuk transkip (catatan terstruktur).

3.7.2 Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan dijadikan data dalam bentuk transkip dan dikelompokkan

menjadi data subjektif dan objektif dianalisa berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan nilai normal.

3.7.3 Penyajian Data

Penyajian data dapata dilakukan dengan tabel, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan

mengaburkan identitas dari klien.

37
3.7.4 Kesimpulan

Dari data disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi. Data yang dikmpulkan terkait dengan data pengkajian,

diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

3.8.1 Informed Consent(Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penulis

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan, Informed consent tersebut diberikan sebelum penelotian

dilakukan dengan memberikan lembar spersetujuan untukmenjadi

responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan peneltian, mengetahui dampaknya jika subjek

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.

Jika responden tidak bersedia, mka peneliti harus menghormati

pasien.

3.8.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencatumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitianya yang akan disajikan.

38
3.8.3 Confidientality (Kerahasiaan)

Memberikan jaminan keberhasilan hasil peneltian baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya, sama informasi yang telah

dikumpulkan dijamin keberhasilan oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. (Hidayat, 2012)

39
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Kecamatan Turen merupakan salah satu Kecamatan di

Kabupaten Malang. Wilayah kecamatan Turen kurang lebih 6.041

km2. Terletak kurang lebih 18 km ke pusat kota atau pusat

pemerintahan Kabupatn Malang, dengan batas batas wilayah : utara

kecamatan bululawang dan kecamatan wajak, timur dengan

kecamatan wajak dan dampit, selatan kecamatan

sumbermanjingwetan, dan barat dengan kecamatan gondanglegi

dan pagelaran.

4.1.2 Lokasi Puskesmas Turen

Puskesmas Turen merupakan salah satu sarana ksehatan

yang terdapat di kecamatan turenKabupaten Malang. Puskesmas

turen ini terletak di Jalan Panglima Sudirman No. 120. Turen,

Malang, Jawa Timur. Peran puskesmas turen adalah sebagai

penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), diaman

puskesmas bertugas memberikan pelayanan pengobatan kepada

masyarakat yang datang ke puskesmas baik dalam bentuk

konsultasi maupun pengobatan fisik serta rujukan, Puskesmas

Turen juga berperan dalam bidang Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKM) dengan melaksanakan program yang bersentuhan langsung

dengan masyarakat diantaranya promosi kesehatan, kesehatan

40
lingkungan, dan kesehatan sekolah, pembernatasan penyakit

menular, perbaikan gizi, kesehatan ibu dan anak. Wilayh kerja

Puskesmas Turen terdiri dari 2 kelurahan dan 15 desa, yaitu :

Kelurahan Turen dan Sedayu, Desa Sanankerto, Sananrejo, Kedok,

Tumpukrenteng, Talangsuko, Jeru, Tanggung, Pagedangan, Talok,

Undaan, Gedogkulon, Gedogwetan, Tawangrejeni, Sawahan dan

Kemulan.

4.1.3 Lokasi Pengambilan Data Pasien

Dalam proses pengambilan data peneliti melakukan

pengambilan data dari Puskesmas Turen melakukan kunjungan ke

rumah klien sebanyak 3 kali selama 1 bulan. Partisipan klien I

tinggal di Desa Talok Sumber, RT 03 RW 04 yang padat penduduk

dan terdapat sebelah kanan dan kiri rumah NyS ada tentangga dan

rumah Ny M ada pada sebelah kiri paling pojok, jarak rumah klien

±1 Km dari pelayanan kesehatan. Luas bangunan rumah klien 6:2,

klien tinggal bersama dengan1 anaknyabesrta istri dan 1anak,

bentuk rumah petak dengan jenis bangunan atap rumah

menggunakan atap genting berdindingkan tembok, lantai bertekel.

Kebersihan lantai cukup, ventilasi baik, pencahayaan baik, cara

pengaturan dalam hal menata perabotan rapi.

Sedangkan rumah klien ke II atas nama Ny. T tinggal di

Kecamatan Gondanglegi desa Talok Sumber RT 03 RW 04 yang

padat penduduk, rumah klien terletak pada kiri jalan tetangga

bersama Ny. S, rumah klien terletak di belakangnya masjid, Luas

41
bangunan rumah 9:4, , klien tinggal bersama suaminya saja, bentuk

rumah petak dengan jenis bangunan atap rumah menggunakan atap

genteng berdindingkan tembok, lantai plester. Kebersihan lantai

cukup, ventilasi <15%, pencahayaan cukup alat rumah tangga

lengkap termasuk kursi tempat duduk tamu dan fasilitas lainnya

42
4.1.4 Pengkajian

4.1.4.1 Klien 1
A. IDENTITASKLIEN :
Nama : Ny. S
Umur : 75 th
Agama : Islam
Alamat asal : Talok sumber
Tanggal datang : 25 juni 2019
B. DATA :
KELUARGA
Nama : Tn. B
Hubungan : Anak
Pekerjaan : Petani
Alamat : Talok sumber Telp : 085230334473
C. STATUS KESEHATAN SEKARANG :
Keluhan utama:
Klien mengatakan pusing dan sesak setelah beraktifitas berat

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan:


Klien mengatakan mendapat informasi atau penyuluhan kesehatan di setiap pasien datang
ke puskesmas

Obat-obatan:
Amlodipin (diminum ketika sakit kepala)

D. AGE RELATED CHANGES(PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA) :

FUNGSI FISIOLOGIS

a. Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan : Ya
Perubahan BB : Tidak
Perubahan nafsu makan : Tidak

43
Masalah tidur : Tidak
Kemampuan ADL : Ya
KETERANGAN : Klien mengatakan saat klien membatasi
aktivitas berat karena kondisinya
menurun dan sakit kepalanya kambuh

b. Integumen
Ya Tidak
Lesi / luka : Tidak
Pruritus : Tidak
Perubahan pigmen : Tidak
Memar : Tidak
Pola penyembuhan lesi : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah pada kulitnya

c. Hematopoetic
Ya Tidak
Perdarahan abnormal : Tidak
Pembengkakan kel. Limfe : Tidak

Anemia : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah perdarahan ataupun
pembengkakan

d. Kepala
Ya Tidak
Sakit kepala : Ya
Pusing : Ya
Gatal pada kulit kepala : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan merasa pusing karena terlalu capek

44
e. Mata
Ya Tidak
Perubahan : Ya
penglihatan
Pakai kacamata : Tidak
Kekeringan mata : Tidak
Nyeri : Tidak
Gatal : Tidak
Photobobia : Tidak
Diplopia : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan di usia yang sekarang ini
penglihatan klien sedikit kabur atau tidak jelas

f. Telinga
Ya Tidak
Penurunan pendengaran : Tidak
Discharge : Tidak
Tinitus : Tidak
Vertigo : Tidak
Alat bantu dengar : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
Kebiasaan membersihkan telinga : Ya
Dampak pada ADL : Tidak ada dampak ADL yang
terganggu saat pendengaran
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak
ada masalah dalam pendengaran

g. Hidung sinus
Ya Tidak
Rhinorrhea : Tidak
Discharge : Tidak
Epistaksis : Tidak
Obstruksi : Tidak

45
Snoring : Tidak
Alergi : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah pada hidug sinus

h. Mulut, tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan : Tidak
Kesulitan menelan : Tidak
Lesi : Tidak
Perdarahan gusi : Tidak
Caries : Tidak
Perubahan rasa : Tidak
Gigi palsu : Tidak
Riwayat Infeksi : Tidak
Pola sikat gigi : Klien mengatakan sikat gig setiap mandi
KETERANGAN : Klien mengatakan giginya masih
utuh diusia yang lanjut ini

i. Leher
Ya Tidak
Kekakuan : Tidak
Nyeri tekan : Ya
Massa : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tengkuk terasa berat ketika
di tekan saat kelelahan dan beraktivitas berat

j. Pernafasan
Ya Tidak
Batuk :
Nafas pendek : Ya Tidak
Hemoptisis : Tidak
Wheezing : Tidak
Asma : Tidak
KETERANGAN : Klien men gatakan tidak ada masalah pada pernafasan

46
k. Kardiovaskuler
Ya Tidak
Chest pain : Tidak
Palpitasi : Tidak

Dipsnoe : Tidak
Paroximal nocturnal : Tidak
Orthopnea : Tidak
Murmur : Tidak
Edema : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak
ada masalah atau kelainan
pada sistem kardiovaskuler

l. Gastrointestinal
Ya Tidak
Disphagia : Tidak
Nausea / vomiting : Tidak
Hemateemesis : Tidak
Perubahan nafsu makan : Tidak
Massa : Tidak
Jaundice : Tidak
Perubahan pola BAB : Tidak
Melena : Tidak
Hemorrhoid : Tidak
Pola BAB : Klien BAB 1 hari sekali tetapi tidak lancar
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah pada gastrointestinalnya

m. Perkemihan
Ya Tidak
Dysuria : Tidak
Frekuensi : Frekuensi 500-800 ml
Hesitancy : Tidak

47
Urgency : Tidak
Hematuria : Tidak
Poliuria : Tidak
Tidak
Oliguria : Tidak
Nocturia : Tidak
Inkontinensia : Tidak
Nyeri berkemih : Tidak
Pola BAK : Klien BAK 3-4 kali dalam sehari
KETERANGAN : Klien mengatakan BAK sesuai dengan minum klien

n. Reproduksi (laki-laki)
Ya Tidak
Lesi :
Disharge :
Testiculer pain :
Testiculer massa :
Perubahan gairah sex :
Impotensi :

Reproduksi (perempuan)
Lesi : Tidak
Discharge : Tidak
Postcoital bleeding : Tidak
Nyeri pelvis : Tidak
Prolap : Tidak
Riwayat menstruasi : Klien mulai menstruasi sejak umur 15 thn
Aktifitas seksual : Tidak
Pap smear : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah pada
Reproduksinya tapi dulu waktu menstruasi
Sering desminore

48
o. Muskuloskeletal
Ya Tidak
Nyeri Sendi : Tidak
Bengkak : Tidak
Kaku sendi : Tidak
Deformitas : Tidak
Spasme : Tidak
Kram : Tidak
Kelemahan otot : Tidak
Masalah gaya berjalan : Ya
Nyeri punggung : Ya
Pola latihan : Klien sering jalan-jalan pagi untuk
membantu melemaskan otot
Dampak ADL : Klien mengatakan kegiatan sehari-hari
Terhambat badan terasa lemas dan lemah
KETERANGAN : Klien mengatakan dirumah masih bisa beraktifitas

p. Persyarafan
Ya Tidak
Headache : Tidak
Seizures : Tidak
Syncope : Tidak
Tic/tremor : Tidak
Paralysis : Tidak
Paresis : Tidak
Masalah memori : Ya
KETERANGAN : Klien mengatakan sulit untuk mengingat
peristiwa jarak lama

E. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL :


Psikososial YA Tidak
Cemas : Ya
Depresi : Tidak
Ketakutan : Tidak

49
Insomnia : Ya
Kesulitan dalam mengambil : Tidak
keputusan
Kesulitan konsentrasi : Tidak
Mekanisme koping : Keluarga klien mengatakan mendukung
kesembuhan klien
Persepsi tentang kematian : Klien mengatakan semua orang hidup akan
meninggal, suatu saat nanti pasti akan meninggal entah itu kapan

Dampak pada ADL : klien mengtakan ketika beraktivitas berat dada terasa
sakit

Spiritual
a. Aktivitas ibadah : klien sholat 5 waktu setiap hari dirumah, dan
terkadang mengikuti tahlil bersama keluarga sekitar

b. Hambatan : klien mengatakan tidak ada hambatan untuk beribadah


dirumah klien, klien tidak bisa melakukan tahlil rutin apabila kepala
klien terasa pusing dan lelah

KETERANGAN : klien mengatakan sebenarnya ingin kumpul dengan


tetangga seperti dulu

F. LINGKUNGAN :

a. a. Kamar : kondisi kamar klien sedikit berantakan ada baju yang tidak di
gantung dan berantakan

b. b. Kamar mandi : kondisi kamar mandi klien bersih

c. c. Dalam rumah.wisma : kondisi dalam rumah bersih, lantai bersih,


pencahayaan cukup

d. d. Luar rumah : di area luar rumah bersih, sebelah kanan kiri sebelah kanan
kiri ada rumah tetangga

50
G. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES

a. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat

1 Makan 5 10 10

2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15

3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5

4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 5


menyiram)

5 Mandi 0 5 0

6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 5


roda )

7 Naik turun tangga 5 10 5

8 Mengenakan pakaian 5 10 10

9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 5

10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10

51
b. Aspek Kognitif

MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maksim Klien
al
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2019
Hari : selasa
Musim : panas
Bulan :Juni
Tanggal : 25 juni 2019
2 Orientasi 5 5 Dimanasekarangkitaberada ?
Negara: indonesia
Propinsi: jawa timur
Kabupaten/kota : malang
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 namaobyek (misal : kursi,
meja, kertas), kemudian
ditanyakankepadaklien, menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3).
Kertas
4 Perhatiandankal 5 4 Meminta klien berhitung mulai dari 100
kulasi kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72
5). 65
5 Mengingat 3 3 Mintaklienuntukmengulangiketigaobyekp
adapoinke- 2 (tiappoinnilai 1)
6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut).
1). ...................................
2). ...................................
3). Minta klien untuk mengulangi kata
berikut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )

52
Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut
(bila aktifitas sesuai perintah nilai satu
poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang
saling bertumpuk

Total nilai 30 29
Interpretasihasil :
24 – 30 : tidakadagangguankognitif
18 – 23 : gangguankognitifsedang
0 - 17 : gangguankognitifberat
Kesimpulan : Ny. S tidak ada gangguan kognitif
c. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 1
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1

53
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 1
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 1
Jumlah 7
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

d. Status Nutrisi

Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators score Pemeriksaan

1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan 2


perubahan jumlah dan jenis makanan yang 2
dikonsumsi

2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 3

3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 2

4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum 2 0


minuman beralkohol setiap harinya

5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya 2 2


sehingga tidak dapat makan makanan yang keras

6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli 4 4


makanan

54
7. Lebih sering makan sendirian 1 1

8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum 1 1


obat 3 kali atau lebih setiap harinya

9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam 2 0


enam bulan terakhir

10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang 2 2


cukup untuk belanja, memasak atau makan sendiri

Total score 17

(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam


Introductory Gerontological Nursing, 2001)

Interpretasi:

0 – 2 : Good

3 – 5 : Moderate nutritional risk

6≥ : High nutritional risk

e. Hasil pemeriksaan Diagnostik


No Jenis pemeriksaan Tanggal Hasil
Diagnostik Pemeriksaan
1 Tensi 25 juni 2019 180/100

2 Tensi 28 juni 2019 160/90

3 Tensi 30 juni 2019 140/90


4 Tensi 02 juli 2019 130/80

55
f. Fungsi sosial lansia

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

NO URAIAN FUNGSI SKORE

1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada ADAPTATION 0


keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya

2. Saya puas dengan cara keluarga (teman- PARTNERSHIP 0


teman)saya membicarakan sesuatu dengan saya
dan mengungkapkan masalah dengan saya

3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) GROWTH 2


saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas / arah baru

4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) AFFECTION 0


saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya seperti marah,
sedih/mencintai

5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan RESOLVE 0


saya meneyediakan waktu bersama-sama

Kategori Skor: TOTAL 2


Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 22). Kadang-kadang : 1
3). Hampir tidak pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik

Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005

56
4.1.4.1 Klien 2

A. IDENTITASKLIEN :
Nama : Ny T
Umur : 62
Agama : Islam
Alamat asal : Talok sumber
Tanggal datang : 25 juni 2019
B. DATA :
KELUARGA
Nama : Tn. A
Hubungan : Suami
Pekerjaan : Membuat bata
Alamat : Talok sumber Telp : 0852333477899
C. STATUS KESEHATAN SEKARANG :
Keluhan utama:
Klien mengatakan pusing, nyeri kepala saat beraktivitas berat dan dada terasa ampek,
mudah lelah

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan:


Klien mengatakan saat nyeri kepala tidak pernah ke puskesmas,
klien tidak pernah mendapat penyuluhan dari siapapun

Obat-obatan:
Tidak pernah (makan semangka buat penurun darah)

D. AGE RELATED CHANGES(PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA) :

FUNGSI FISIOLOGIS

a. Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan : Ya
Perubahan BB : Tidak
Perubahan nafsu makan : Tidak
Masalah tidur : Tidak
Kemampuan ADL : Ya
KETERANGAN : Klien mengatakan setelah beraktivitas merasa pusing

57
b. Integumen
Ya Tidak
Lesi / luka : Tidak
Pruritus : Tidak
Perubahan pigmen : Tidak
Memar : Tidak
Pola penyembuhan lesi : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah pada kulitnya

c. Hematopoetic
Ya Tidak
Perdarahan abnormal : Tidak
Pembengkakan kel. limfe : Tidak
Anemia : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah
Perdarahan maupun pembengkakan

d. Kepala
Ya Tidak
Sakit kepala : Ya
Pusing : Ya
Gatal pada kulit kepala : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan sering merasa pusing dan
sakit kepala saat beraktifitas

e. Mata
Ya Tidak
Perubahan : Ya
penglihatan
Pakai kacamata : Tidak
Kekeringan mata : Tidak
Nyeri : Tidak
Gatal : Tidak
Photobobia : Tidak
Diplopia : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan di usia yang tua ini penglihatan
sering kabur dan tidak jelas

58
f. Telinga
Ya Tidak
Penurunan pendengaran : Tidak
Discharge : Tidak
Tinitus : Tidak
Vertigo : Tidak
Alat bantu dengar : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
Kebiasaan membersihkan telinga : Ya
Dampak pada ADL : Tidak ada dampak yang terganggu
pada pendengaran
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada
masalah pada pendengaranya

g. Hidung sinus
Ya Tidak
Rhinorrhea : Tidak
Discharge : Tidak
Epistaksis : Tidak
Obstruksi : Tidak
Snoring : Tidak
Alergi : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah pada hidung sinus

h. Mulut, tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan : Tidak
Kesulitan menelan : Tidak
Lesi : Tidak
Perdarahan gusi : Tidak
Caries : Tidak
Perubahan rasa : Tidak
Gigi palsu : Tidak
Riwayat Infeksi : Tidak
Pola sikat gigi : Klien mengatakan sikat gigi setiap mandi
KETERANGAN : Klien mengatakan giginya masih
utuh di usia yang tua ini

59
i. Leher
Ya Tidak
Kekakuan : Tidak
Nyeri tekan : Tidak
Massa : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada nyeri tekan di daerah leher

j. Pernafasan
Ya Tidak
Batuk : Tidak
Nafas pendek : Tidak
Hemoptisis : Tidak
Wheezing : Tidak
Asma : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakn tidak ada masalah pada pernafasanya

k. Kardiovaskuler
Ya Tidak
Chest pain : Tidak
Palpitasi : Tidak
Dipsnoe : Tidak
Paroximal nocturnal : Tidak
Orthopnea : Tidak
Murmur : Tidak
Edema : Tidak
KETERANGAN : Klien mengtakan tidak ada
masalah pada jantungnya (kardiovaskuler)

l. Gastrointestinal
Ya Tidak
Disphagia : Tidak
Nausea / vomiting : Tidak
Hemateemesis : Tidak
Perubahan nafsu makan : Tidak
Massa : Tidak
Jaundice : Tidak
Perubahan pola BAB : Tidak
Melena : Tidak
Hemorrhoid : Tidak

60
Pola BAB : Klien mengatakan BAB kadang0kadang tidak lancar
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah sama perutnya

m. Perkemihan
Ya Tidak
Dysuria : Tidak
Frekuensi : Frekuensi 500-800 ml
Hesitancy : Tidak
Urgency : Tidak
Hematuria : Tidak
Poliuria : Tidak
Oliguria : Tidak
Nocturia : Tidak
Inkontinensia : Tidak
Nyeri berkemih : Tidak
Pola BAK : Klien mengatakan BAK 4-5 kali dalam 1hari
KETERANGAN : Klien mengatakan BAK sesuai dengan klien minum

n. Reproduksi (laki-laki)
Ya Tidak
Lesi :
Disharge :
Testiculer pain :
Testiculer massa :
Perubahan gairah sex :
Impotensi :

Reproduksi (perempuan)
Lesi : Tidak
Discharge : Tidak
Postcoital bleeding : Tidak
Nyeri pelvis : Tidak
Prolap : Tidak
Riwayat menstruasi : Klien mengatakan menstruasi umur 16 thn
Aktifitas seksual : Tidak

61
Pap smear : Tidak
KETERANGAN : Klien mengatakan tidak ada masalah
pada reproduksinya, dulu waku muda
kalau menstrusai sering desminore

o. Muskuloskeletal
Ya Tidak
Nyeri Sendi : Tidak
Bengkak : Tidak
Kaku sendi : Tidak
Deformitas : Tidak
Spasme : Tidak
Kram : Tidak
Kelemahan otot : Ya
Masalah gaya berjalan : Tidak
Nyeri punggung : Tidak
Pola latihan : Klien mengatakan melatih semua otot diwaktu pagi
Dampak ADL : Klien mengatakan lemes saat beraktifitas berat
KETERANGAN : Klien mengatakan di rumah aktivitas di batasi

p. Persyarafan
Ya Tidak
Headache : Tidak
Seizures : Tidak
Syncope : Tidak
Tic/tremor : Tidak
Paralysis : Tidak
Paresis : Tidak
Masalah memori : Ya
KETERANGAN : Klien mengatakan sering lupa ketika
mengingat jarak lama

E POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL :


Psikososial YA Tidak
Cemas : Ya
Depresi : Ya
Ketakutan : Tidak
Insomnia : Tidak

62
Kesulitan dalam mengambil : Tidak
keputusan
Kesulitan konsentrasi : Tidak
Mekanisme koping : Keluarga klien mendukung akan
kesembuhan nya
Persepsi tentang kematian: klien mengatakan seorang mansuia akan
meninggal, entah itu kpan

Dampak pada ADL: klien mengatakan ketika beraktifitas berat dada terasa
ampek

Spiritual
a. Aktivitas ibadah: klien mengatakan sholat 5 waktu dengan rutin selama
setiap hari dan klien mengikuti tahlil dan pengkajian rutin
b. Hambatan: klien mengatakan ketika sakit klien tidak melakukan ibadah
dan tahlil

KETERANGAN :
Klien mengatkaan ikut tahlil bila tidak sakit

F. LINGKUNGAN :

a. Kamar kamar : berantakan banyak pakaian yang di kasur

b. Kamar mandi : kamar mandi plester kurang bersih

c. Dalam rumah.wisma : kondisi dalam rumah berdebu,

d. Luar rumah : di area luar bersih sebelah kiri ada mushola di kanan rumah
tetangga

63
G. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES
a. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat

1 Makan 5 10 10

2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 -

3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5

4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 5


menyiram)

5 Mandi 0 5 5

6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 5


roda )

7 Naik turun tangga 5 10 5

8 Mengenakan pakaian 5 10 10

9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 5

10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10

b. Aspek Kognitif

MMSE (Mini Mental Status Exam)

N Aspek Nilai Nila Kriteria


o Kognitif maksim i
al Klie
n
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2019 Hari Selasa
Musim : panas Bulan : juni
Tanggal : 25 juni 2019
2 Orientasi 5 5 Dimanasekarangkitaberada ?
Negara: indonesia Panti :
Propinsi: jawa timur Wisma :
Kabupaten/kota : malang
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 namaobyek (misal : kursi, meja,
kertas), kemudian ditanyakankepadaklien,
menjawab :
2) Kursi 2). Meja 3).

64
Kertas
4 Perhatiandankalku 5 5 Meminta klien berhitung mulai dari 100
lasi kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72
5). 65
5 Mengingat 3 3 Mintaklienuntukmengulangiketigaobyekpad
apoinke- 2 (tiappoinnilai 1)
6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut).
1). ...................................
2). ...................................
3). Minta klien untuk mengulangi kata
berikut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut
(bila aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk menulis
kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling
bertumpuk

Total nilai 30 30
Interpretasihasil :
24 – 30 : tidakadagangguankognitif
18 – 23 : gangguankognitifsedang
0 - 17 : gangguankognitifberat
Kesimpulan : Ny. T tidak ada gangguan kognitif

c. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 1
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1

65
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 1
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 1
Jumlah 7
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

d. Status Nutrisi

Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators score Pemeriksaan


1. Menderita sakit atau kondisi yang 2 2
mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis
makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 3
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum 2 -
minuman beralkohol setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau 2 2
giginya sehingga tidak dapat makan makanan
yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk 4 4
membeli makanan
7. Lebih sering makan sendirian 1 1
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi 1 1
minum obat 3 kali atau lebih setiap harinya

66
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg 2 -
dalam enam bulan terakhir
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik 2 2
yang cukup untuk belanja, memasak atau
makan sendiri
Total score 17
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam
Introductory Gerontological Nursing, 2001)

Interpretasi:

0 – 2 : Good

3 – 5 : Moderate nutritional risk

6≥ : High nutritional risk

(Yang di centangaja yang dijumlah)

e. Hasil pemeriksaan Diagnostik


No Jenis pemeriksaan Tanggal Hasil
Diagnostik Pemeriksaan
1 Tensi 25 juni 2019 170/80

2 Tensi 28 juni 2019 150/90

3 Tensi 30 juni 2019 140/80

4 Tensi 02 juli 2019 130/90

67
f. Fungsi sosial lansia

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

NO URAIAN FUNGSI SKORE


1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada ADAPTATION 0
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman- PARTNERSHIP 0
teman)saya membicarakan sesuatu dengan saya
dan mengungkapkan masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) GROWTH 2
saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) AFFECTION 0
saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya seperti marah,
sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan RESOLVE 0
saya meneyediakan waktu bersama-sama
Kategori Skor: TOTAL 2
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 22). Kadang-kadang : 1
3). Hampir tidak pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005

68
4.1.5 Analisa data

Analisa data Masalah Etiologi


Klien 1
Data Subyektif : Intoleransi Aktivitas Kelelahan
- Ny. Smengatakan pusing dan sesak setelah
melakukan aktifitas berat
- Ny. S mengatakan mudah letih Intoleransi Aktivitas
- Ny. S mengatakan sakit kepala dan rasa pegal
badan tidak nyaman

Data Obyektif :
- Kesadaran umum cukup
- Kesadaran composmentis, GCS 4,5,6
- TTV :
TD : 180/90 mmhg
N : 89x per menit
RR : 18x per menit

Klien 2

Data Subyektif : Intoleransi Aktivitas Kelelahan


- Ny. TKlien mengeluh tengkuk kepala terasa
berat , badan terasa lelah dan akhir-akhir ini
sering sakit kepala dan sesak apabila di buat Intoleransi Aktivitas
beraktifitas berat
- Ny. S mengatakan sakit kepala dan rasa pegal
badan tidak nyaman
- Ny. S mengatakan mudah letih

Data Obyektif :
- Kesadaran umum cukup
- Kesadaran composmentis, GCS 4,5,6
- TTV :
TD : 180/90 mmhg
N : 89x per menit
RR : 18 x per menit

69
4.1.6 Diagnosa keperawatan

No Diagnosa Keperawatan

1 Intoleransi Aktivitas

4.1.7 Intervensi keperawatan

KLIEN 1

Diagnosa NOC NIC


Intoleransi Aktivitas Tujuan : - Bangun hubungan pribadi
Dalam waktu 3 kali dengan pasien dan anggota
kunjungan keluarga yang akan terlibat
diharapkan klien dalam perawatan
terjadi peningkatan - Berikan informasi penting
toleransi aktivitas kepada anggota keluarga
dengan mengenai pasien sesuai dengan
Kriteria Hasil : keinginan pasien.
- Kaji status fisiologis pasien yang
- Berpatisipasi dalam menyebabkan kelelahan sesuai
dengan konteks usia dan
aktivitas yang
perkembangan
diinginkan atau di - Pertimbangkan kemampuan klien
perlukan dalam berpartisipasi melalui
aktivitas spesifik
- Melaporkan
peningkatan
toleransi aktvitas
yang diukur

70
KLIEN 2

Diagnosa NOC NIC


Intoleransi aktivitas Tujuan : - Bangun hubungan pribadi
Dalam waktu 3 kali dengan pasien dan anggota
kunjungan diharapkan keluarga yang akan terlibat
klien terjadi dalam perawatan
peningkatan toleransi - Berikan informasi penting
aktivitas dengan kepada anggota keluarga
Kriteria Hasil : mengenai pasien sesuai dengan
keinginan pasien.
- Berpatisipasi dalam - Kaji status fisiologis pasien
aktivitas yang yang menyebabkan kelelahan
diinginkan atau di sesuai dengan konteks usia dan
perlukan perkembangan
- Melaporkan - Pertimbangkan kemampuan
peningkatan toleransi klien dalam berpartisipasi
aktvitas yang diukur melalui aktivitas spesifik

71
4.1.8 Implementasi

Diagnosa Keperawatan Implementasi

Klien 1, Intoleransi Aktivitas


28-juni-2019 30-juni-2019 02-juli-2019

14.30 15.00 10.15


- Membangun hubungan - Membangun hubungan - Membangun hubungan
pribadi dengan pasien dan pribadi dengan pasien dan pribadi dengan pasien dan
anggota keluarga yang akan anggota keluarga yang akan anggota keluarga yang akan
terlibat dalam perawatan terlibat dalam perawatan terlibat dalam perawatan
- Memberikan informasi - Memberikan informasi - Memberikan informasi
penting kepada anggota penting kepada anggota penting kepada anggota
keluarga mengenai pasien keluarga mengenai pasien keluarga mengenai pasien
sesuai dengan keinginan sesuai dengan keinginan sesuai dengan keinginan
pasien. pasien. pasien.
- Mengkaji status fisiologis - Mengkaji status fisiologis - Mengkaji status fisiologis
pasien yang menyebabkan pasien yang menyebabkan pasien yang menyebabkan
kelelahan sesuai dengan kelelahan sesuai dengan kelelahan sesuai dengan
konteks usia dan konteks usia dan konteks usia dan
perkembangan perkembangan perkembangan
- Mempertimbangkan - Mempertimbangkan - Mempertimbangkan
kemampuan klien dalam kemampuan klien dalam kemampuan klien dalam
berpartisipasi melalui berpartisipasi melalui berpartisipasi melalui
aktivitas spesifik

Diagnosa Keperawatan Implementasi

Klien 2, Intoleransi Aktivitas


28-juni-2019 30-juni-2019 02-juli-2019
14.30 15.00 10.15
- Membangun hubungan - Membangun hubungan - Membangun hubungan
pribadi dengan pasien dan pribadi dengan pasien dan pribadi dengan pasien dan
anggota keluarga yang akan anggota keluarga yang akan anggota keluarga yang akan

72
terlibat dalam perawatan terlibat dalam perawatan terlibat dalam perawatan
- Memberikan informasi - Memberikan informasi - Memberikan informasi
penting kepada anggota penting kepada anggota penting kepada anggota
keluarga mengenai pasien keluarga mengenai pasien keluarga mengenai pasien
sesuai dengan keinginan sesuai dengan keinginan sesuai dengan keinginan
pasien. pasien. pasien.
- Mengkaji status fisiologis - Mengkaji status fisiologis - Mengkaji status fisiologis
pasien yang menyebabkan pasien yang menyebabkan pasien yang menyebabkan
kelelahan sesuai dengan kelelahan sesuai dengan kelelahan sesuai dengan
konteks usia dan konteks usia dan konteks usia dan
perkembangan perkembangan perkembangan
- Mempertimbangkan - Mempertimbangkan - Mempertimbangkan
kemampuan klien dalam kemampuan klien dalam kemampuan klien dalam
berpartisipasi melalui berpartisipasi melalui berpartisipasi melalui

4.1.9 Evaluasi

Diagnosa Evaluasi

Klien 1, Intoleransi Aktivitas

Hari 1 Hari 2 Hari 3

28-06-2019 30-06-2019 02-07-2019

S: S: S:
Klien mengatakan pusing dan sesak Klien mengatakan pusing Klien mengatakan
setelah beraktifitas berat berkurang pasienmelakukan sedikit banyak sudah
kegiatan seperti biasa di paham tentang cara
O: dalam rumah, bersih-bersih, mengatasi tekanan
- klienTampak lemes dan setrika baju, klien darah tinggi, klien
- kesadaran umum cukup mengatakan melakukan sudah bisa melakukan
- TTV : aktivitas yang ringan aktifitas ringan
TD : 180/90 mmhg O:
N : 89x per menit O: - Kesadaran
RR : 18x per menit - klien mampu umum cukup
melakukan aktivitas - Kesadaran
secara ringan composmentis,
A : Masalah Belum Teratasi - TTV : b GCS 4,5,6

73
TD : 180/90 mmhg - klien mampu
P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5 N : 78x per menit mengulang
RR : 19x per menit kembali materi
yang telah di
A : Masalah Teratasi sampaikan
Sebagian - klien terlihat
lebih ceria dan
P : Lanjutkan intervensi tidak bingung
- TTV :
2,3,4,5 dan memberikan
TD : 160/90 mmhg
informasi tentang N : 80x per menit
RR : 22x per menit
pengetahuan hiertensi
A : Masalah Teratasi

P : intervensi
dihentikan, motivasi
klien untuk menjaga
pemahaman yang
sudah di berikan, dan
untuk membaca lefleat
yang sudah diberikan
ketika lupa,
membatasi klien
aktivitas yang berat
berat
Klien 2, Intoleransi Aktivitas
28-06-2019 30-06-2019 02-juli-2019

S: S: S:
Klien mengatakan stengkuk kepala Klien mengatakan pusing Klien mengatakan
terasa berat, badan terasa lelah dan berkurang setelah sudah bisa melakukan
akhir-akhir ini sering sakit kepala dan melakukan relaksasi, klien aktifitas ringan
sesak apabila dibuat beraktifitas berat mengatakan juga bisa O:
membatasi aktivitas - Klien tampak
O: O: relaks
- Klien Tampak bingung - klien terlihat lemes - TTV :
- TTV : - TTV : TD : 175/80 mmhg
TD : 180/90 mmhg TD : 180/100 mmhg N : 92x per menit
N : 89x per menit N : 81x per menit RR : 24x per menit
RR : 18x per menit RR : 19x per menit -Tampak lemah
-Tampak lemah
A : Masalah Belum Teratasi A : Masalah Teratasi
A : Masalah Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5 Sebagian P : Intervensi
dihentikan motivasi
P : Lanjutkan intervensi klien untuk menjaga

74
2,3,4,5 dan memberikan pemahaman yang
informasi pengetahuan sudah di berikan, dan
tentang hipertensi untuk membaca lefleat
yang sudah diberikan
ketika lupa, dan
membatasi aktivitas
yang berat berat

75
4.2 PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang kesenjangan antara teori, fakta dan

opini kasus yang sudah dikelola yaitu Ny.S berumur 75 tahun berjenis

kelamin perempuan, dan Ny.K berumur 70 tahun berjenis kelamin

perempuan. Kedua klien ini memiliki masalah yang sama yaitu Intoleransi

Aktivitas. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori, fakta dan opini

dengan menggunakan manajemen asuhan keperawatan yaitu, pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

4.2.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara wawancara,

observasi dan dokumentasi. Proses pengkajian berfokus pada klien,

sehingga data yang didapatkan bisa maksimal. Pada kasus klien 1

Ny.S umur 75 tahun jenis kelamin perempuan datang ke

puskesmas dengan keluhan pusing, nyeri kepala, klien tidak

memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada, serta

ketidakmampuan dalam hal pemenuhan ADL sehari-hari. Pada

hasil pemeriksaan di dapatkan TD 160/90 mmHg, N 80 x/menit,

RR 20x/menit.

Sedangkan pengkajian yang di dapatkan pada klien 2 Ny. T

umur 70 tahun jenis kelamin perempuan datang ke puskesmas

dengan keluhan pusing, nyeri kepala, tidak nyaman setelah

melakukan aktivitas yang berat. Berdasarkan hasil pemeriksaan di

dapatkan TD 150/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 20x/menit.

76
4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Setelah melakukan pengkajian dan proses analisa data,

didapatkan diagnosa yang sama antara klien 1 dan klien 2 dengan

diagnosa intoleransi aktivitasyang berhubungan dengan kelemahan

fisik hal ini ditandai saat pengkajian kedua klien. Berdasarkan

pengkajian yang dilakukan oleh penulis klien 1 dan klien 2 tersebut

belum mampu melakukan aktifitas yang berlebihan. Menurut teori

yang terdapat dalam Nanda, 2015 bahwasanya untuk menegakkan

diagnosa intoleransi aktivitas di dapatkan batasan karakteristik

antara lain selama beraktivitas klien merasa lemah, pusing,

ketidaknyamanan setelah beraktivitas, respon tekanan darah saat

klien beraktivitas. Hal ini sesuai dengan hasil yang di temukan

penulis pada klien 1 didapatkan tanda gejala nyeri kepala, pusing,

ketidaknyamanan setelah beraktifitas, respon tekanan darah

terhadap aktivitas abnormal. Menurut pendapat penulis bahwa

untuk menegakkan diagnosa intoleransi aktivitas dilihat dari

kemampuan ADL klien seperti kemampuan melakukan aktivitas

menyapu, mencuci pakaian dan lain-lain.

Dengan data yang demikian dimana terdapat kecocokan

antara fakta dan teori maka diagnosa keperawatan yang dapat

diangkat adalah Lansia Hipertensi dengan intolerani aktivitas

berhubungan dengan kelemahan fisik.

77
4.2.3 Intervensi

Intervensi yang dilakukan di lapangan pada klien 1 dan

klien 2 telah diambil dari NOC-NIC dan telah disesuaikan dengan

keadaan klien. Intervensi dilakukan dalam waktu 3 kali kunjungan

diharapkan terjadi peningkatan toleransi aktivitas dengan kriteria

hasil klien dapat berpatisipasi dalam aktivitas yang diinginkan atau

di perlukan, melaporkan peningkatan toleransi aktvitas yang

diukur, diawali dengan melakukan BHSP (Bina Hubungan Saling

Percaya) pada klien dan keluarga. Dalam BHSP perawat

menggunakan teknik komunikasi terapeutik agar tujuan tindakan

yang akan dilakukan bisa terlaksana. Menurut teori (Damayanti,

2010)tujuan dari intervensi adalah agar klien dan keluarga dapat

mengerti dan memahami tentang penyakit yang sedang diderita

oleh anggota keluarganya, dan peran keluarga sangat penting untuk

proses penyembuhan penyakit yang dialami anggota keluarganya

Bina hubungan saling percaya pada klien, Bangun

hubungan pribadi dengan pasien dan anggota keluarga yang akan

terlibat dalam perawatan, Berikan informasi penting kepada

anggota keluarga mengenai pasien sesuai dengan keinginan pasien,

Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai

dengan konteks usia dan perkembangan, Pertimbangkan

kemampuan klien dalam berpartisipasi melalui aktivitas spesifik

78
4.2.4 Implementasi

Implementasi pada klien merupakan proses pengelolaan

dan perwujudan dari intervensi yang telah disusun sebelumnnya.

Tindakan yang dilakukan berupa melakukan BHSP (Bina

Hubungan Saling Percaya) pada klien dan keluarga, memberikan

pendidikan kesehatan kepada klien lansia dan keluarga.

Implementasi yang diberikan meliputi, memberikan

pendidikan kesehatan, mengajarkan cara diet hipertensi,

menganjurkan untuk minum obat secara teratur.

Pada klien 1 dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali

pertemuan, pada hari pertama Tindakan keperawatan yang

dilakukan antara lain menanyakan keadaan klien dan mengkaji

pengetahuan klien tentang penyakit darath tinggi yang di alaminya,

serta mengecek tekanan darah klien, pada hari ke dua memberikan

klien pendidikan kesehatan dalam hal ini klien cepat tanggap dan

mudah memahami yang telah disampaikan, sehingga peneliti dapat

melanjutkan pada materi berikutnya.

Pada klien 2 dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali

pertemuan, pada hari pertama Tindakan keperawatan yang

dilakukan antara lain menanyakan keadaan klien dan mengkaji

pengetahuan klien tentang penyakit darath tinggi yang di alaminya,

serta mengecek tekanan darah klien, pada hari ke dua memberikan

klien pendidikan kesehatan dalam hal ini klien kurang begitu cepat

memahami materi yang disampaikan sehingga penetili harus

79
mengulang dalam penyampaian materi yang di berikan sampai

klien menyatakan faham dengan materi kesehatan Tekanan darah

tinggi yang di berikan.

Perbandingan menunjukkan setelah diberikan pendidikan

kesehatan Ny.S cepat dalam menanggapi dan memahami

penjelasan materi penyakit darah tinggi, tetapi Ny.S sedikit kurang

begitu memahami apa yang telah dijelaskan. Menurut (Harmoko,

2012) saat klien mampu memahami apa yang telah dijelaskan maka

klien dan keluarga mapu mengurangi ketidaktahuan atau

kurangnya informasi mengenai kesehatan yang sebelumnya

dialami. Fakta yang ditemukan menunjukkan kesesuaian dengan

teori yang ada. Perbedaannya terletak saat diberikan pendidikan

kesehatan. Saat diberikan pendidikan kesehatan Ny.Smenyatakan

paham dengan apa yang telah dijelaskan tetapi Ny.T kurang begitu

memahami apa yang sudah dijelaskan sehingga peneliti harus

mengulang kembali penjelasan yang kurang dimengerti oleh klien

sampai klien benar paham akan penjelasan atau materi penyakit

darah tinggi yang di sampaikan.

4.2.5 Evaluasi

Berdasarkan tindakan yang akan dilakaukan oleh penulis di

dapatkan evaluasi klien 1 dan klien 2 Ny Spada tanggal 25

februari sampai 03 juni 2019 untuk hari pertama mengkaji status

fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan

konteks usia dan perkembangan, sedangkan evalusi yang di

80
dapatkan hari pertama masalah belum teratasi evaluasi hari ke 2

klien 1 dan 2 penulis melakukan tindakan kembali klien 1 dan 2,

evalasi yang di dapatkan masalah teratasi sebagian, evaluasi yang

di dapatkan hari ke 3 yang di dapatkan masalah teratasi.

Tindakan yang telah dilakukan pada Ny.S dan Ny.Tsegera

dievaluasi agar dapat diketahui sejauh mana tujuan tercapai,

berikut perbandingan fakta yang diperoleh selama implementasi :

Terjadi peningkatan kemampuan ADL secara individu

tanpa mengeluh letih, tanda-tanda vital dalam batas normal, tujuan

yang di tetapkan sudah tercapai.

Menurut (Harmoko, 2012), tujuan tindakan keperawatan

pada klien dengan intoleransi aktivitas adalah pada peningkatan

derajat kesehatan klien. Hasil dari evaluasi Ny.S dan Ny.T hampir

memenuhi target atau tujuan. Tetapi pada Ny.S masih belum sesuai

karena masih dibutuhkannya perawatanyang lebih lanjut olehNy.S,

sedangkan Ny.T untuk tujuan yang ditetapkan oleh penulis sudah

tercapai dan masalah teratasi.

81
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakakukan pengkajian dengan metode wawancara,

pemeriksaan fisik, sehingga didapatkan data dasar penulisan mengangkat

satu diagnosa keperawatan yang muncul yaitu Intoleransi Aktivitas

berhubungan dengankelemahan fisik.

Setelah didapatkan data saat pengkajian diagnosa keperawatan

Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dapat

ditegakkan pada kedua klien tersebut, batasan karakteristik untuk

mengangkat diagnosa Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan

fisik sesuai dengan NANDA NIC NOC. Rencanakeperawatan yang

digunakan pada kedua klien sesuai dengan NANDA NIC NOC.

Peneliti setelah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan

rencana intervensi, maka peneliti melakukan evaluasi keperawatan kepada

kedua klien, dimana hasilnya adalah:

1) Pada klien 1 : Masalah keperawatan bisa terselesaikan, sehingga

intervensi perlu dipertahankan.

2) Pada klien 2: Masalah keperawatan bisa terselesaikan, sehingga

intervensi dapat dipertahankan.

82
5.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, maka peneliti mampu memberikan beberapa saran

diantaranya :

1. Bagi Lahan Praktek

Bagi lahan praktek khususnya Puskesmas Turen diharapakan mampu

meningkatkan pelayanan kesehatan secara komprehensif yang

diberikan kepada klien yang mengalami hipertensi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi sebagai sumbangan pemikiran dan referensi tentang

asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami hipertensi dengan

intoleransi aktivitas di Pukesmas Turen.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menangani klien yang

mengalami hipertensi dirawat dirumah dengan cara memberikan

pengetahuan tentang informasi yang dibutuhkan klien dan melihat

status kondisi klien dengan cara memberikan pengetahuan seperti

promosi kesehatan.

4. Bagi Klien dan Keluarga Klien

Bagi klien diharapkan dapat mengetahui hal apa saja yang

menyebabkan hipertensi dan menyarankan klien untuk aktif mengikuti

kegiatan posyandu, dan bagi keluarga klien diharapkan selalu

mendukung segala keperluan klien agar tetap stabil dan derajat

kesehatan klien meningkat.

83
DAFTAR PUS TAKA

Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Tekhnik

Analisa Data. Jakarta. Salemba Medika

Alimul Hidayat. Aziz. Dkk. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:

Salemba Medika

Ari Udoyono, dkk. 2012. Faktor-Faktor Resiko Hipertensi Primer. Semarang.

Jurnal Kesehatan Volume 1, Nomer 2, Halaman 315-325

A.Aziz Alimul, 2008, Riset Keperawatan dan teknik panduan ilmiah Jakarta

Salemba Medika.

Ani Kuswati, S. (Yogyakarta, 2016). Asuhan Keperawatan Gerontik .

Bulechekck, Gloria, Butcher, H Dochterman, J & Wagner, C. 2016. Nursing

Interventions Classsification (NIC). Elsevier Singapore: Moco Medika.

Da Costa Xavier,Egas A, dkk. 2017. Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dengan

Tekanan Darah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa Banjarejo

Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang . Nursing News Volume 2,

Nomor 3, 2017

Deswani, 2009. Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba

Medika.

Febby Haebdra Dwi Anggara, N. P. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Tekanan Darah .

84
Maryam, S. Dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Lansia, jakarta: Agro Media

Pustaka

Maryam, R. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba

Medika.

Mary Baradero, S. M. (2008). Klien Gangguan Kardiovaskular , 49-56.

Moorhead, Sue Johnson, M, Mass, ML & Swanson, E . 2016. Nursing Outcomes

Classification (NOC). Elsevier Singapore: Moco Medika.

Mubarok, Wahit Iqbal, Dkk. 2015, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta :

Salemba Medika

Nurarif & Kusuma, 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berasarkan Diagnosa

Medis dan Nanda Nic – Noc. Yogyakarta : Mediciaton

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pendekatan Praktis,

Edisi 3. Jakarta Salemba Medika

Ns. Reny Aspiani, S. (2015). Buku Ajar Keperawatan Klien Gangguan

Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC , 211-229.

Nanang Prayitno. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan

Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat. Jurnal Ilmiah

Kesehatan

85
Putri, I. 2011, Hubungan Kemandirian Dukungan Sosial Keluarga Tingkat Stress.

Universitas Gajah Mada, Bogor (Skripsi, Diakses Tanggal 21 November

2018)

Setiadi 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperaatan. Graha Ilmu Yogyakarta.

Siti Maryam, Dkk. 2008Mengenal Usi Lanjut dan Perawatannya, Jakarta

Salemba Medika

Wakhid, Abdul, dkk. 2018. Kemandirian Lansia Penderita Hipertensi Dalam

PemenuhanAktivitas Sehari-Hari. 2018Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kendal . Jurnal Keperawatan Volume 10No.2, Hal102-105,September

86
Dokumentasi

87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
1

Anda mungkin juga menyukai