Anda di halaman 1dari 112

PENERAPAN INTERVENSI JALAN KAKI TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN


HIPERTENSI DALAM KONTEKS KELUARGA DI
WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS TANJUNGPANDAN
KABUPATEN BELITUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Recha Nur Sintia


NIM : 201447224

POLTEKKES KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BELITUNG
TAHUN 2023
PENERAPAN INTERVENSI JALAN KAKI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI DALAM KONTEKS KELUARGA DI
WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS TANJUNGPANDAN
KABUPATEN BELITUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Karya Tulis Ilmiah


Pada Program Diploma III Keperawatan

Recha Nur Sintia


NIM : 201447224

POLTEKKES KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BELITUNG
TAHUN 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah ini disusun oleh :


Nama : Recha Nur Sintia
NIM : 20144224
Judul : Penerapan Intervensi Jalan Kaki Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Dalam Konteks Keluarga Di Wilayah
Kerja Puskesmas TanjungPandan Kabupaten Belitung

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada :

Hari : Senin
Tanggal : 19 Juni 2023

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nazliansyah,S.Kep.,Ners.,MNS Amiruddin,S.Kep.,Ners.,M.Kep
NIP. 197601291995031002 NIP. 197601291995031002

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Recha Nur Sintia
NIM : 201447224
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan tugas akhir ang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambialihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan tugas akhir ini
adalah hasil plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tanjungpandan, Februari 2023


Yang membuat pernyataan,

Recha Nur Sintia

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, serta
bimbingan dan pengarahan dari bapak dan ibu dosen pembimbing, penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penerapan Intervensi Jalan
Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Dalam Konteks
Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas TanjungPandan Kabupaten Belitung
Tahun 2023”.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan di
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pangkalpinang Prodi DIII
Keperawatan Belitung. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan serta saran baik secara tertulis maupun secara
tidak tertulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Akhiat, SKM., M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pangkalpinang Prodi D III Keperawatan Belitung.
2. Bapak Nazliansyah, MNS selaku Ketua Prodi D III Keperawatan Belitung dan
sekaligus selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan
bimbingan dan masukan tanpa mengenal lelah kepada penulis.
3. Bapak Amiruddin, S.Kep., Ners, M.Kep selaku pembimbing II Karya Tulis
Ilmiah yang telah banyak meluangkan energi, waktu, dan kesabarannya untuk
membimbing dan memberi pengarahan tanpa mengenal lelah kepada penulis.
4. Ibu Cristi Monica S.Kep., MMRS selaku ketua penguji yang sudah membantu
serta memberi dorongan sehingga penulis bisa menyelesaikan sidang Karya
Tulis Ilmiah.
5. Ibu Septy Nur Aini S.Kep., Ners., M.Kep selaku koordinator mata kuliah karya
tulis ilmiah ini, yang tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan kami
menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan tepat waktu.

v
6. Bараk dan Ibu dosen beserta staf pendidikan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Pangkalpinang Prodi Diploma III Keperawatan
Belitung.
7. Kedua orang tua penulis Ayahanda Retno A.S dan Ibunda Chandra Nela, serta
seluruh keluarga penulis yang telah memberikan semangat berupa dukungan
baik moral maupun materil.
8. Teman-teman seperjuangan yang selalu mensupport yaitu, Siti Aisiah, Tessa
Monika, Eka Rizky Kurniati,Widya, Adinda Permata Putri dan para sahabat
terbaik di masa SMA Nur Anbiyah R, yang telah memberikan dukungan
berupa do’a dan semangat kepada penulis dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini.
9. Teman-teman seangkatan penulis di Politeknik Kesehatan Kesehatan
Pangkalpinang Prodi DIII Keperawatan Belitung yang tidak bisa dsebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik teknik penulisan maupun isinya. Hal ini karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa
yang akan datang.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga Allah SWT melimpahkan
karunia serta rahmat dan ridho-Nya untuk kita semua dan semoga Karya Tulis
Ilmiah ini bermanfaat bagi yang membacanya Aamiin Yarobbal „Alamin.

Tanjungpandan, Maret 2023

Recha Nur Sintia

vi
PENERAPAN INTERVENSI JALAN KAKI TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DALAM KONTEKS
KELUARGA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
TANJUNGPANDAN KABUPATEN BELITUNG

( Recha Nur Sintia, 2023, …. Halaman )


Program Studi D III Keperawatan Belitung Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang

Dosen Pembimbing:
Nazliansyah, S.Kep.Ners., MNS
Amiruddin, S.Kep., Ners., M.Kep

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistol dan
diastol mengalami kenaikan yang melebihi batas normal tekanan (tekanan sistol
diatas 140 mmhg dan diastol diatas 90 mmhg). Penyebab hipertensi hingga saat
ini secara pasti belum dapat diketahui, tetapi gaya hidup berpengaruh besar
terhadap kasus ini. Terdapat beberapa faktor yang menjadi resiko terjadinya
hipertensi seperti usia, jenis kelamin, merokok dan gaya hidup kurang aktivitas
yang dapat mengarah ke obesitas.
Tujuan: Tujuan adalah untuk pelaksanaan intervensi jalan kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode: Desain penelitian
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek kasus
yaitu Ny.R dengan diagnosis medis hipertensi. Tindakan keperawatan yang
dilakukan adalah aktivitas fisik jalan kaki. Instrumen yang digunakan adalah
format pengkajian keluarga, SOP intervensi jalan kaki.
Hasil: Hasil pengkajian menunjukkan adanya hipertensi sedang. Diagnosis
keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
dukungan keluarga merencanakan keperawatan. Hasil menunjukkan setelah
pelaksanaan intervensi jalan kaki terdapat penurunan tekanan darah yang
ditunjukkan dengan penurunan tekanan darah (158/90 mmHg menjadi 140/80
mmHg).
Kesimpulan: intervensi jalan kaki dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Saran bagi keluarga diharapkan dapat memberikan dan mendampingi
pasien dalam intervensi jalan kaki dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
tersedia. Kata Kunci: Hipertensi, intervensi Jalan Kaki, Penurunan Tekanan
Darah.

Kata Kunci : Hipertensi, intervensi Jalan Kaki, Penurunan Tekanan Darah.

vii
IMPLEMENTATION OF WALKING INTERVENTION ON REDUCING
BLOOD PRESSURE OF HYPERTENSION PATIENTS IN THE FAMILY
CONTEXT IN THE WORKING AREA OF TANJUNGPANDAN
PUSKESMAS BELITUNG REGENCY

( Recha Nur Sintia, 2023, …. pages )


Diploma III Belitung Nursing Study Program Health Polytechnic Ministry Of
Health Pangkalpinang

Supervisor :
Nazliansyah, S.Kep.Ners., MNS
Amiruddin, S.Kep., Ners., M.Kep

ABSTRACT
Background: Hypertension is a condition in which the systolic and diastolic
pressures experience an increase that exceeds normal pressure limits (systolic
pressure above 140 mmhg and diastolic above 90 mmhg). The exact cause of
hypertension is currently unknown, but lifestyle has a major influence on this
case. There are several risk factors for hypertension such as age, gender, smoking
and an inactive lifestyle that can lead to obesity.
Purpose: The aim is to carry out a walking intervention to reduce blood pressure
in hypertensive patients. Method: The research design uses a descriptive method
with a case study approach. The case subject was Mrs.R with a medical diagnosis
of hypertension. The action taken is the physical activity of walking. The
instrument used was a family assessment format, walking intervention SOP.
Results: The results of the study showed moderate hypertension. Diagnosis
including ineffective family health management related to family support
planning pregnancy. The results showed that after the implementation of the
walking intervention there was a decrease in blood pressure as indicated by a
decrease in blood pressure (158/90 mmHg to 140/80 mmHg).
Conclusion: walking intervention can reduce blood pressure in hypertensive
patients. Suggestions for families are expected to be able to provide and
accompany patients in walking interventions and utilizing available health
facilities. Keywords: Hypertension, Walking intervention, Decreased Blood
Pressure.
Keywords: Hypertension, Walking intervention, Blood Pressure Reduction.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ........................................................................... .


HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan Studi Kasus ................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5

A. Konsep Dasar Hipertensi ....................................................................... 5

1 Definisi Hipertensi .................................................................................. 5

2 Klasifikasi Hipertensi ............................................................................. 5

3 Etiologi Hipertensi .................................................................................. 6

4 Patofisiologi Hipertensi .......................................................................... 7

5 Manifestasi Klinis Hipertensi ................................................................ 8

ix
6 Komplikasi Hipertensi ........................................................................... 9

7 Penatalaksanaan Hipertensi ................................................................ 11

8 Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................... 13

B. Konsep Dasar Keluarga ....................................................................... 14

1 Pengertian Keluarga ............................................................................ 14

2 Fungsi Keluarga.................................................................................... 14

3 Ciri – Ciri Keluarga ............................................................................. 16

4 Tipe Keluarga ....................................................................................... 16

5 Struktur Keluarga ................................................................................ 17

6 Tahap Perkembangan Keluarga ......................................................... 18

7 Peran dan Tugas Keluarga .................................................................. 21

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga ................................. 22

1 Pengkajian Keperawatan Keluarga .................................................... 22

2 Diagnosis Keperawatan Keluarga ....................................................... 27

3 Perencanaan Keperawatan .................................................................. 29

4 Tindakan Keperawatan Keluarga ...................................................... 29

5 Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 30

D. Konsep Terapi Jalan Kaki ................................................................... 30

1 Definisi Jalan Kaki ............................................................................... 30

2 Cara Kerja Terapi Jalan Kaki Dalam Mempengaruhi Tekanan


Darah............................................................................................................. 31

3 Manfaat Terapi Jalan Kaki ................................................................. 31

4 Tujuan Jalan Kaki................................................................................ 32

5 Waktu Pelaksanaan .............................................................................. 33

6 Indikasi .................................................................................................. 33

x
7 Kontraindikasi ...................................................................................... 33

8 Prosedur-Prosedur Terapi Jalan kaki ................................................ 33

9 Penelitian Terkait ................................................................................. 35

E. Kerangka Teori..................................................................................... 36

F. Kerangka Konsep ................................................................................. 37

BAB III METODE PENULISAN ...................................................................... 38

A. Desain Karya Tulis Ilmiah................................................................... 38

B. Tempat Dan Waktu Studi Kasus ........................................................ 38

C. Subjek Studi Kasus/ Partisipan........................................................... 38

D. Fokus Studi ........................................................................................... 39

E. Definisi Operasional ............................................................................. 39

F. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 39

G. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 40

H. Metode Analisa Data ............................................................................ 40

I. Etika Studi Kasus ...................................................................................... 40

BAB IV HASIL STUDI KASUS ....................................................................... 42

A. Pengkajian ............................................................................................. 42

B. Gambaran Lokasi Penelitian ............................................................... 42

C. Karakteristik Partisipan (Identitas Pasien) ....................................... 42

D. Data Pengkajian Keperawatan ........................................................... 42

E. Skoring Prioritas Masalah ................................................................... 46

F. Diagnosis Keperawatan ....................................................................... 47

G. Perencanaan .......................................................................................... 48

H. Implementasi Keperawatan ................................................................. 49

I. Evaluasi Keperawatan .............................................................................. 53

xi
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 55

A. Pembahasan .......................................................................................... 55

B. Keterbatasan Studi Kasus ................................................................... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 58

A. Kesimpulan ........................................................................................... 58

B. Saran ...................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60

LAMPIRAN ......................................................................................................... 62

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi.............................................................................. 6

xiii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Teori.................................................................................... 37
Skema 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................... 38

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian


Lampiran 2 Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Lembar Penjelasan Subjek Penelitian (PSP)
Lampiran 4 Informed Consent
Lampiran 5 Hasil Pengkajian
Lampiran 6 Standar Operasional Prosedur
Lampiran 7 Lembar Observasi
Lampiran 8 Dokumentasi Tindakan
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 10 Logbook Bimbingan

xv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang disebut silent
killer, karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa dirinya
menderita penyakit hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya
dan gejalanya tersebut meskipun tidak muncul, sering kali dianggap
sebagai gangguan biasa, sehingga kadang terlambat untuk menyadari akan
datangnya penyakit (Aspiani, 2016). Hipertensi secara global memberikan
peranan penting terhadap semua penyebab kematian pada penyakit
kardiovaskuler, menimbulkan kerusakan organ lain seperti otak (stroke),
ginjal, arteri perifer dan retinopati serta berhubungan secara linier dengan
morbiditas dan mortalitas, oleh sebab itu penyakit hipertensi harus dicegah
dan diobati (Rahmawati, 2018).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2019, hipertensi
merupakan penyebab utama dari kematian dini di seluruh dunia,
diperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi,
sebagian besar (dua pertiga) tinggal di negara berpenghasilan rendah dan
menengah dan salah satu target global untuk menurunkan hipertensi
sebesar 25% pada tahun 2025.
Pada tahun 2020, penderita hipertensi di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, tepatnya Di Kabupaten Belitung sebanyak 45.699 orang, yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 17.223 orang. (Profil
Kesehatan Bangka Belitung Tahun, 2020).
Pada tahun 2021 Penderita Hipertensi di Kabupaten Belitung, tepatnya
di Puskesmas TanjungPandan berjumlah 10,837 orang, yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sebesar 88,8 % belum mencapai target 100 %. (Fix
Profil 2021, n.d.).
Hipertensi sering terjadi tanpa adanya keluhan sehingga penderita
tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki tekanan darah tinggi, hanya

1
2

mengetahui bila terjadi komplikasi. Kerusakan organ target yang


disebabkan oleh komplikasi hipertensi tergantung pada besarnya
peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak
terdiagnosis dan tidak diobati. Hipertensi merupakan penyakit umum yang
sering terjadi dan paling banyak di masyarakat. Penyakit jantung
(kardiovaskuler) termasuk kedalam masalah kesehatan di Negara maju
maupun berkembang. Hipertensi menjadi penyebab kematian nomor satu
di dunia pada setiap tahunnya (Kemenkes, 2020).
Pencegahan dan pengetahuan tentang hipertensi perlu dilakukan dan
terapi pasien hipertensi ditujukan untuk menurunkan tekanan darah yang
terus menerus tinggi Ada dua bagian terapi hipertensi secara umum yaitu
dengan terapi farmakologis yang artinya terapi dengan menggunakan obat-
obatan hipertensi dan terapi non farmakologis yang artinya terapi dengan
melakukan perubahan-perubahan gaya hidup baru, seperti olahraga
(Wahyudi, 2018).
Olahraga adalah latihan gerak badan untuk menguatkan atau
menyehatkan badan salah satunya dengan olahraga jalan kaki yang bersifat
penggunaan otot-otot dalam melakukan latihan lebih dari 30 menit atau
relative berlangsung lama.
Secara umum olahraga jalan kaki tidaklah sekedar bermanfaat untuk
membina kesegaran jasmani saja, akan tetapi dapat pula mengobati
beberapa jenis penyakit diantaranya hipertensi (Jayadi, 2019). Latihan
jalan kaki dapat memperlancar peredaran darah untuk mengambil,
mengedarkan dan menggunakan oksigen serta menaikkan elastisitas
pembuluh-pembuluh darah dan jantung akan berkerja secara normal, juga
menurunkan kadar lemak dalam darah yang mengendap pada dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan arterioslerosis. Latihan jalan kaki
juga dapat memengaruhi dalam meningkatkan kapiler-kapiler darah,
konsentrasi haemoglobin, perbedaan oksigen pada arteri dan vena serta
aliran darah pada otot (Surbakti, 2014).
3

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2018) mendapatkan hasil


bahwa dengan berjalan kaki sebanyak 15 responden atau 75% serta terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik sebanyak 6 responden atau 30% dan
pada tekanan darah diastolik yang tidak mengalami perubahan sebanyak 2
responden atau 10% dan yang mengalami penurunan tekanan darah
diastolik sebanyak 20 responden atau 100%. Sedangkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Jayadi (2019) juga menyatakan bahwa terdapat 30
responden yang mengalami penurunan tekanan darah menjadi lebih ringan
setelah dilakukannya olahraga jalan kaki.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Intervensi Jalan Kaki
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Dalam
Konteks Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas TanjungPandan
Kabupaten Belitung “
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana
gambaran penerapan intervensi jalan kaki terhadap penurunan tekanan
darah pada pasien hipertensi.
C. Tujuan Studi Kasus
Menggambarkan dan mendemontrasikan gambaran penerapan
intervensi jalan kaki terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi darah pada pasien hipertensi dalam konteks keluarga di wilayah
kerja Pukesmas Tanjungpandan Kabupaten Belitung.
D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat pasien dan
kelurga tentang penerapan intervensi jalan kaki terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi.
4

2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan


Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan dalam penerapan
intervensi jalan kaki terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dan pembelajran dalam mengamplikasikan
penerapan intervensi jalan kaki terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi


1 Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang disebut
silent killer, karena pada umumnya pasien tidak mengetahui
bahwa dirinya menderita penyakit hipertensi sebelum
memeriksakan tekanan darahnya, dan gejalanya sering kali
dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga kadang terlambat
untuk menyadari akan datangnya penyakit (Aspiani, 2016).
Hipertensi secara global memberikan peranan penting
terhadap semua penyebab kematian pada penyakit
kardiovaskuler, menimbulkan kerusakan organ lain seperti otak
(stroke), ginjal, arteri perifer dan retinopati serta berhubungan
secara linier dengan morbiditas dan mortalitas, oleh sebab itu
penyakit hipertensi harus dicegah dan diobati (Rahmawati,
2018).
Terapi pasien hipertensi ditujukan untuk menurunkan
komplikasi darah yang terus menerus tinggi tanpa
menimbulkan efek samping yang berarti dimana ada dua
bagian terapi hipertensi secara umum yaitu dengan terapi
farmakologis yang artinya terapi dengan menggunakan obat-
obatan hipertensi dan terapi non farmakologis yang artinya
terapi dengan melakukan perubahan-perubahan gaya hidup
baru (Wahyudi, 2018).
2 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan derajat hipertensi Joint
National Committee (JNC) pada tahun 2003 mengeluarkan
klasifikasi hipertensisebagaimana tertera dalam tabel berikut.

5
6

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah


Darah Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Tahap 1 140-159 90-90
Hipertensi Tahap 2 ≥ 160 ≥ 100
Sumber : Unger et al., 2020

3 Etiologi Hipertensi
a. Usia
Usia salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang tidak
dapat diubah.
b. Jenis kelamin
Dalam hal ini, pria cenderung lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut terjadi
karena adanya dugaan bahwa pria memiliki gaya hidup
yang kurang sehat jika dibandingkan dengan wanita. Akan
tetapi, prevalensi hipertensi pada wanita mengalami
peningkatan setelah memasuki usia menopause.
c. Obesitas
Suatu keadaan penumpukan lemak berlebih dalam tubuh.
Obesitas dapat memicu terjadinya hipertensi akibat
terganggunya aliran darah. Orang dengan obesitas biasanya
mengalami peningkatan kadar lemak dalam darah
(hiperlipidemia) sehingga berpontensi menimbulkan
penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Penyempitan
terjadi akibat penumpukan plak ateromosa yang berasal dari
lemak.
d. Merokok
Merokok juga dapat menjadi salah satu faktor pemicu
terjadinya hipertensi. Merokok dapat menyebabkan denyut
7

jantung dan kebutuhan oksigen untuk suplai ke otot jantung


mengelami peningkatan. Merokok dapat memperparah
kejadian hipertensi dan berpontensi pada penyakit dengan
generatif lain seperti stroke dan penyakit jantung. Pada
umumnya, rokok mengandung berbagai zat kimia
berbahaya sepertinikotin dan karbon monoksida.
4 Patofisiologi Hipertensi
Meningkatkan tekanan darah di dalam arteri bisa
terjadinya melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih
kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah pada
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit dari dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding
arterinya telah menebal dan kaku karrna arteioskalierosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat
pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil
(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena
perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat
kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah
dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang
arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi
muka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap
faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam
fungsi ginjal dan system saraf otonom (bagian dari sistem saraf
8

yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otonomis).


Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah
melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal
akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan
mnyebabkan berkurangnya volume darah dan mengenbalikan
tekanan darah ke normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi
pembuangan garam dan air, sehingga volume darah
bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. Ginjal juga
bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim
yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon
angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon
aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam
mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit
dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang
menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah
satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya
tekanan darah.
5 Manifestasi Klinis Hipertensi
Menurut (Adinil,2004) gejala klinis yang dialami oleh
para penderita hipertensi biasanya berupa : pusing, mudah
marah, telinga berdengung, suka tidur, sesak nafas, rasa berat
di tengkuk, mudah Lelah, mata berkunang-kunang, dan
mimisan (jarang dilaporkan). Individu yang menderita
hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-
tahun. gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan
vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ
yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai
9

nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari ) dan azetoma


peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin].
Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke
atau seragam istemik transien yang bermanifestasi sebagai
paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan
tajam penglihatan (Wijayakusuma,2013).
Crowin (2014) menyebutkan bahwa sebagian besar
gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-
tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai
mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah
intracranial. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan
apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat
(kumpulan cairan ), penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). Gejala
lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung
secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.
6 Komplikasi Hipertensi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hipertensi antara lain :
a. Stroke
Stroke dapat terjadi karena hemoragi akibat tekanan darah
tinggi di otak, atau akibat embolus yang telepas dari
pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke
dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan,
sehingga aliran darah ke area otak yang mengalami
arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejala terkena stroke
adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung,
limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah
10

satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan


(misalnya wajah, mulut, atau tangan terasa kaku, tidak dapat
berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara
mendadak.
b. Infark miokard

Dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik


tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau
apabila terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah
melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark.
c. Gagal ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanantinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan
rusaknya glomerulus, aliran darah ke nefron akan terganggu
dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan
rusaknya membaran glomerulus, protein akan keluar
melalui urine sehingga tekanan osmotic koloid plasma
berkurang dan menyebabkan edema, yang sering dijumpai
pada hipertensi kronis.
d. Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang
kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan
terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering disebut
edema. Cairan didalam paru-paru menyebabkan sesak
nafas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki
bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefalopati dapat
terjadi terutama pada hipertensi maligma (hipertensi yang
cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf
11

pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma.


7 Penatalaksanaan Hipertensi
a. Farmakologis
Obat anti hipertensi yang dianjurkan yaitu diuretika,
terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis,
beta blocker, calcium chanel blocker atau calcium chanel
blocker atau calcium antagonist, Angiotensin Converting
Enzyme Inhibitor (ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker
atau AT1 receptor antagonist/ blocker (ARB) diuretik tiazid
(Cortas, 2015).
b. Non farmakologis
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat
menurunkan tekanan darah, dan secara umum sangat
menguntungkan dalam menurunkan risiko permasalahan
kardiovaskular. Pada pasien yang menderita hipertensi
derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka
strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal,
yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila
setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan
tekanan darah yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko
kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk
memulai terapi farmakologi.

Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan :


a. Penurunan berat badan
Mengganti makanan tidak sehat dengan memperbanyak
asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti
menghindari diabetes dan dislipidemia.
b. Mengurangi asupan garam.
Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak merupakan
makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak jarang
12

pula pasien tidak menyadari kandungan garam pada


makanan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan
sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam ini juga
bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi pada
pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan
garam tidak melebihi 2 gr/ hari.
c. Olahraga
Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60
menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong
penurunan tekanan darah. Terhadap pasien yang tidak
memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus, sebaiknya
harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai
sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka
di tempat kerjanya.
d. Mengurangi konsumsi alkohol
Walaupun konsumsi alkohol belum menjadi pola hidup
yang umum di negara kita, namun konsumsi alkohol
semakin hari semakin meningkat seiring dengan
perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota
besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada
pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan
tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau
menghentikan konsumsi alkohol sangat membantu dalam
penurunan tekanan darah.
e. Berhenti merokok
Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok
merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit
kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk
berhenti merokok.
13

8 Pemeriksaan Diagnostik
Adapun beberapa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan, antara
lain :
a. Melakukan pengukuran tekanan darah secara berturut-turut
1. Jika hasil pemeriksaan lebih dari 120/80 mmHg
namun kurang dari 140/90 mmHg dapat
mengindikasikan prehipertensi.
2. Jika hasil pemeriksaan lebih dari 140/90 mmHg
mengindikasikan hipertensi. Ada dua jenis hipertensi
yaitu :
a. Hipertensi stadium 1
Didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik yang lebih
dari 139 mmHg namun kurang dari 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 89 mmHg namun
kurang dari 100 mmHg.
b. Hipertensi stadium 2
Didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari
atau sama dengan 159 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih atau sama dengan 99 mmHg.
b. Hasil pemeriksaan auskultasi menunjukkan adanya bunyi
abnormal pada aorta abdominal dan arteri karotid, renal, dan
femoral.
c. Oftalmoskopi memperlihatkan takikan arteriovenosa dan
pada ensefalopati hipersensitif, papiledema.
d. Urinalisis : Adanya protein, sel darah merah, dan sel darah
putih bisa mengindikasikan glomerulonefritis.
e. Urografi ekskretori : Atrofi renal mengindikasikan penyakit
ginjal kronis, selisih panjang kedua ginjal lebih dari 1,5 cm
menunjukan penyakit ginjal unilateral.
14

B. Konsep Dasar Keluarga


1 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat.
Keluarga didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana
invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi
orang tua.
Friedman dan Bowden (2010) menyatakan Keluarga
merupakan dua orang tau lebih yang hidup bersama dengan
ikatan dan kedekatan emosional baik yang tidak memiliki
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi dan tidak memiliki
batas keanggotaan dalam keluarga (Salamung et al., 2021).
Definisi lain mengungkapkan keluarga adalah sekumpulan
orang yang tinggal dalam suatu rumah dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, atau adopsi yang saling berinteraksi
dan ketergantungan satu sama lain berhubungan dengan
kualitas kesehatan keluarga dan masyarakat (Renteng & Simak,
2021).
2 Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga, menurut Murwani (2018) meliputi :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif yaitu dimana dalam suatu rumah tangga
saling mengasuh dan memberikan cinta, fungsi emosional
sangat berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Dari kebahagiaan dan kegembiraan semua anggota keluarga
itu dapat dilihat bahwa terwujudnya fungsi emosional yang
berhasil pada setiap anggota keluarga mempertahankan
suasana yang positif. Ini dapat dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi dimulai dengan kelahiran manusia, keluarga
merupakan tempat dimana individu belajar bersosialisasi,
15

misalnya seorang anak yang baru lahir akan melihat


ayahnya, ibunya dan orang-orang disekitarnya. Kemudian
ketika masih balita, ia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungannya, meskipun keluarga tetap memegang
peranan penting dalam interaksi sosial. Keberhasilan
perkembangan pribadi dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
ditunjukkan dalam proses sosialisasi.
c. Fungsi reproduksi
Setiap keluarga setelah melangsungkan pernikahan adalah
memiliki anak, dimana fungsi reproduksi utamanya ialah
sebagai sarana melanjutkan generasi penerus serta secara
tidak langsung meneruskan kelangsungan keturunan sumber
daya manusia. Oleh sebab itu dengan adanya hubungan
pernikahan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani pasangan, tujuan didirikannya sebuah
keluarga adalah untuk mempunyai keturunan yang
bertujuan untuk memperpanjang garis keturunan keluarga
atau sebagai penerus.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi pada keluarga yaitu untuk memenuhi
segala kebutuhan finansial seluruh anggota keluarga
misalnya untuk pemenuhan kebutuhan pangan, sandang,
dan papan. Seperti saat ini, yang terjadi adalah banyaknya
pasangan yang melihat masalah yang berujung pada
perceraian karena hal pendapatan yang sedikit atau tidak
sesuai dengan kebutuhan sehari hari antara suami dengan
istri.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga memegang peranan penting dalam
pelaksanaan praktik kesehatan, yaitu dengan mengurus
16

masalah kesehatan dan / atau anggota keluarga, pada saat


sakit maka kemampuan keluarga dalam memberikan
pelayanan kesehatan akan mempengaruhi kesehatan
keluarga
3 Ciri – Ciri Keluarga
f. Perawatan di rumah dikonseptualisasikan sebagai bidang di
mana keluarga dianggap sebagai latar belakang pengunjung
atau anggota keluarga.
g. Peduli individu
h. Keluarga adalah latar belakang atau fokus sekunder, dan
individu adalah fokus terpenting atau utama yang terkait
dengan evaluasi dan intervensi.
i. Perawat dapat melibatkan anggota keluarga sampai batas tertentu.
j. Sebagian besar bidang profesional menganggap keluarga
sebagai lingkungan sosial yang kritis bagi pelanggan.
4 Tipe Keluarga
Menurut (Harlinawati, 2013) tipe keluarga dibagi menjadi 2
kelompok yaitu Tipe tradisional dan Tipe modern, sebagai
berikut :
1. Tipe Tradisional
a) Keluarga Inti (nuclear family) adalah keluarga yang
terdiri dari ayah/suami, ibu/istri, dan anak dari hasil
perkawainan, kelahiran, atau adopsi.
b) Keluarga Besar (extended family) adalah yang terdiri
dari keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah, seperti kakek-nenek, om,
tante, dan sepupu.
2. Tipe Modern
Berkembangnya peran induvidu akan meningkatkan rasa
induvidualisme, sehingga dikelompokkan menjadi beberapa
tipe keluarga yaitu :
17

a) Tradisional nuclear keluarga yang terdiri dari suami,


istri, dan anak yang tinggal dalam suatu rumah sesuai
dengan ikatan hukum dalam perkawinan, salah satu
atau keduanya dapat bekerja diluar.
b) Reconstituted nuclear
Terbentuk kembali keluarga inti baru melalui
perkawinan suami atau istri, dan tinggal bersama anak
dalam satu rumah, baik dari anak hasil perkawinan
lama atau baru, satu atau keduanya bekerja diluar.
c) Middle Age/Aging Couple Ayah bekerja untuk mencari
nafkah, ibu, bekerja sebagai ibu rumah tangga, anak-
anak keluar dari rumah karena sekolah/
menikah/berkarir.
d) Dyadic nuclear
Sepasang suami istri yang tinggal satu rumah dengan
usia pernikahan yang sudah lama dan tidak memiliki
anak yang salah satu atau keduanya bekerja di rumah.
e) Single parent
Keluarga terdiri dari orang tua tunggal yang disebabkan
karena perceraian atau salah satu dari pasangannya
meninggal dunia, dan anak-anaknya tinggal dalam satu
rumah atau di luar rumah. dari satu atau dua pasangan
yang tinggal namun tidak ada ikatan perkawinan.
f) Gay and lesbian family
Keluarga terdiri dari pasangan yang memilki jenis
kelamin yang sama.
5 Struktur Keluarga
Menurut Friedman dalam (Yahya, 2020) terdapat pendekatan
dalam keluarga yaitu struktur fungsional, dimana struktur
keluarga disusun atau diatur dan saling bergantung satu sama
lain. Struktur keluarga terbagi menjadi 3 yaitu :
18

k. Pola Komunikasi Keluarga


Komunikasi sangat penting dalam suatu hubungan
namun tidak hanya untuk keluarga, tetapi juga untuk
semua jenis hubungan. Tanpa komunikasi, tidak akan
ada hubungan yang dekat dan intim,
atau bahkan saling pengertian. Dalam keluarga ada
beberapa interaksi yang efektif dan beberapa tidak.
l. Struktur Peran
Struktur peran yaitu sekumpulan perilaku yang
diperlukan dalam posisi tertentu. Ayah berperan sebagai
kepala keluarga, ibu berperan sebagai daerah domestik
keluarga, dan anak memiliki perannya masing-masing
dan berharap dapat saling memahami dan mendukung.
Selain peran utama terdapat peran informal, peran
tersebut dilakukan dalam kondisi tertentu atau sudah
menjadi kesepakatan antar anggota keluarga. Misalnya,
jika suami mengizinkan istrinya bekerja di luar rumah,
maka istri akan berperan informal. Begitu pula suami
akan melakukan tugas informal tanpa sungkan dengan
membantu istrinya mengurus rumah.
m. Struktur Kekuatan
Kondisi struktur keluarga yang menggambarkan adanya
kekuasaan yang digunakan untuk mengontrol dan
mempengaruhi anggota keluarga lainnya dalam sebuah
keluarga, setiap individu dalam keluarga memiliki
kekuatan untuk mengubah perilaku anggotanya ke arah
yang lebih positif dalam hal perilaku dan kesehatan.
6 Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Nadirawati (2018) mengemukakan bahwa dalam
siklus kehidupan keluarga, ada tahapan yang dapat
diperkirakan, seperti hak individu untuk tumbuh dan
19

berkembang secara berkelanjutan.


n. Tahap I : Pasangan baru ( Begining Family )
Tahap perkembangan keluarga dari pasangan yang baru
menikah yang dimulai dengan pernikahan seorang anak
adam menandai dimulainya sebuah keluarga baru, keluarga
atau suami istri yang bertujuan untuk menghasilkan
keturunan sudah menikah, perpindahan dari keluarga asli
atau status lajang ke hubungan dekat yang baru.
o. Tahap II : Keluarga “Child-Bearing” (Kelahiran anak pertama)
Tahap kedua dimulai dari kelahiran anak pertama dan
berlangsung hingga anak pertama berusia 30 bulan
kedatangan bayi membawa perubahan transformatif bagi
anggota keluarga dan setiap kelompok kerabat. Pasangan
yang sudah menikah perlu mempersiapkan kehamilan dan
persalinan melalui beberapa tugas perkembangan yang
penting.
Tugas perkembangannya yaitu :
a. Siap menjadi orang tua
b. Beradaptasi dengan anggota keluarga yang berubah:
peran, interaksi,hubungan dan aktivitas seksual
c. Menjaga hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah
Tugas perkembangan keluarga dengan Anak Prasekolah
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti
kebutuhan,perumahan, privasi dan keamanan.
b) Bantu anak-anak bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan bayi yang baru lahir sekaligus
harus memenuhi kebutuhan anak lainnya
d) Menjaga hubungan yang sehat baik di dalam maupun
di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan)
e) Alokasikan waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak
20

f) Bagikan tanggung jawab anggota keluarga


g) Kegiatan dan waktu untuk merangsang tumbuh kembang anak.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah
Tugas perkembangan keluarga dengan Anak Sekolah :
Membantu anak- anak dengan kegiatan penjangkauan,
tetangga, sekolah dan lingkungan, termasuk meningkatkan
kinerja sekolah dan mengembangkan hubungan teman
sebaya yang sehat.
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
Masa remaja dianggap penting karena adanya perubahan
tubuh dan perkembangan kecerdasan yang pesat, selama
masa transisi dari masa kanak-kanak hingga dewasa,
perkembangan psikologis remaja biasanya tidak berdampak
negatif pada tahap psikologis remaja, oleh karena itu
diperlukan penyesuaian psikologis dan pembentukan sikap,
nilai, dan minat baru. Tahap ini dimulai saat anak pertama
berusia 13 tahun dan meninggalkan rumah orang tuanya
setelah 6-7 tahun.
Adapun tahap perkembangan keluarga dengan Anak Remaja :
a) Mempertimbangkan bertambahnya usia dan kemandirian
kaum muda, berikan kebebasan untuk menyeimbangkan
tanggung jawab dan tanggung jawab.
b) Menjaga hubungan dekat dengan keluarga
c) Menjaga komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,
hindari perdebatan, permusuhan dan keraguan
d) Mengubah peran dan aturan tumbuh kembang keluarga
f. Tahap VI : Keluarga dengan Anak Dewasa (Pelepasan)
Adapun tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa,
sebagaiberikut :
a) Perluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Jaga hubungan intim dengan pasangan anda.
21

c) Membantu orang tua dari suami / istri yang sakit dan


memasuki usia lanjut
d) Membantu anak-anak untuk mandiri dalam masyarakat
e) Sesuaikan peran dan aktivitas keluarga
g. Tahap VII : Keluarga Usia Pertengahan
Adapun tugas perkembangan keluarga dengan usia pertengahan :
a) Tetap sehat
b) Menjaga hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c) Tingkatkan keintiman pasangan
h. Tahap VIII : Keluarga Usia Lanjut
Tugas perkembangan keluarga dengan usia lanjut
a) Menjaga suasana kekeluargaan yang menyenangkan
b) Beradaptasi dengan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan perubahan pendapatan
c) Menjaga hubungan intim antara suami istri dan saling menjaga
d) Menjaga hubungan dengan anak-anak dan kelompok social
e) Melakukan tinjauan hidup.
7 Peran dan Tugas Keluarga
Menurut Asuhan Keperawatan Keluarga (2019) peran
keluarga, diantaranya :
a. Peranan Ayah Peran ayah dalam keluarga, yaitu :
1) Pemimpin/kepala keluarga
2) Mencari nafkah
3) Partner ibu
4) Melindungi
5) Memberi semangat
6) Pemberi perhatian
7) Mengajar dan mendidik
8) Sebagai teman
9) Menyediakan kebutuhan
22

b. Peranan Ibu Peran ibu dalam keluarga, yaitu :


1) Pengasuh dan pendidik
2) Partner ayah
3) Manajer keluarga
4) Menteri keuangan keluarga
5) Memberikan tauladan
6) Psikologi keluarga
7) Perawat dan dokter keluarga
8) Penjaga bagi anak anaknnya

c. Peranan anak Peran anak dalam keluarga, yaitu:


1) Memberikan kebahagiaan
2) Memberi keceriaan keluarga
3) Menjaga nama baik keluarga
4) Sebagai perawat untuk orang tua
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
1 Pengkajian Keperawatan Keluarga
Menurut Friedman dalam Nadirawati (2018) pengkajian
merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Penilaian
keluarga meliputi 6 kategori, yaitu : data identifikasi,
tahapan dan riwayat perkembangan, data lingkungan,
struktur keluarga, fungsi keluarga, stres, koping dan
adaptasi keluarga, dan harapan keluarga.
a. Data Umum
1. Identitas kepala keluarga
Nama atau inisial kepala keluarga, umur, alamat
dan nomor telpon, pekerjaan dan tingkat
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga
termasuk nama, jenis kelamin, umur, hubungan
dengan kepala keluarga, agama, pendidikan
23

tingkat, status imunisasi dan peta gen tiga generasi.


2. Tipe Keluarga
Menjelaskan jenis tipe keluarga (tipe keluarga
tradisional atau tipe non tradisional).
3. Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga dan tentukan
budaya suku bangsa atau kebiasaan yang berkaitan
dengan kesehatan.
4. Agama
Mengkaji agama dan kepercayaan keluarga yang
mungkin mempengaruhi kesehatan.
5. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi suatu keluarga bergantung
pada pendapatan semua anggota keluarganya,
termasuk pendapatan anggota keluarga dan
anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial
ekonomi keluarga juga bergantung pada
kebutuhan keluarga dan harta benda yang dimiliki.
6. Aktivitas rekreasi
Waktu luang keluarga tidak hanya terlihat saat
keluarga pergi ke tempat hiburan bersama, tetapi
juga bisa memanfaatkan waktu senggang atau
waktu senggang keluarga.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Menurut Duval, tahap perkembangan keluarga
ditemukan oleh anak tertua dari keluarga inti dan
dinilai sejauh mana keluarga memenuhi tanggung
jawab tahap perkembangan keluarga.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum selesai
Menggambarkan bagaimana keluarga tidak
24

dapat menyelesaikan tugas perkembangan dan


hambatannya.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Jelajahi riwayat kesehatan setiap anggota keluarga
inti, bekerja keras untuk mencegah dan merawat
anggota keluarga yang sakit, dan menggunakan
fasilitas layanan medis.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya. Jelaskan
kesehatan keluarga kedua orang tua
c. Data lingkungan
1. Ciri-ciri dan denah rumah
Menjelaskan gambaran rumah, luas rumah,
pembagian dan penggunaan ruang, ventilasi,
kondisi rumah, tata letak furnitur, kebersihan dan
sanitasi lingkungan, apakah ada saran-saran sebagai
berikut: air bersih dan sistem pengolahan limbah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan jenis dan kondisi lingkungan hidup
yang mempengaruhi kesehatan, nilai, dan norma
atau aturan warga setempat.
3. Mobilitas keluarga
Ini ditentukan oleh apakah keluarga tersebut
tinggal secara permanen di satu tempat atau apakah
memiliki kebiasaan berpindah tempat tinggal.
4. Pertemuan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat. Menjelaskan waktu yang dihabiskan
keluarga dalam berkumpul atau berinteraksi
dengan komunitas tempat mereka tinggal.
5. Sistem pendukung keluarga
Sumber dukungan dari keluarga dan fasilitas sosial
atau masyarakat sekitar, serta jaminan kesehatan
25

yang dimiliki keluarga untuk meningkatkan


kesehatan.

Pengkajian Lingkungan :
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Jelaskan bagaimana menggunakan sistem tertutup
dan terbuka untuk berkomunikasi antar anggota
keluarga, kualitas dan frekuensi komunikasi, serta
isi pesan yang disampaikan.
2. Struktur kekuasaan keluarga
Periksa kekuatan atau model kekuatan yang
digunakan oleh keluarga dalam pengambilan
keputusan.
3. Struktur dan peran keluarga
Menjelaskan peran setiap anggota keluarga secara
formal dan informal
4. Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan nilai normatif yang dianut oleh
keluarga dalam kelompok atau masyarakat dan
bagaimana nilai dan norma tersebut mempengaruhi
kesehatan keluarga
e. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Evaluasi citra diri anggota keluarga, rasa memiliki
keluarga, dukungan terhadap anggota keluarga,
hubungan sosial dan psikologis dalam keluarga,
dan bagaimana keluarga mengembangkan rasa
26

saling menghormati.
2. Fungsi sosial
Menjelaskan hubungan antara anggota keluarga,
sejauh mana anggota keluarga mempelajari
disiplin, nilai, norma, dan budaya, serta perilaku
umum dalam keluarga dan masyarakat.
3. Fungsi kesehatan (perawatan / pemeliharaan)
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, dan perlindungan bagi anggota keluarga
yang sakit. Pengetahuan keluarga tentang
kesehatan dan sakit, kemampuan keluarga untuk
melaksanakan tugas perawatan keluarga yaitu:
1) Kenali masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang benar
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
4) Modifikasi lingkungan
5) Memanfaatkan fasilitas sanitasi yang ada
4. Fungsi reproduksi
Evaluasi jumlah anak, jumlah anggota keluarga
yang direncanakan, dan metode apa yang
digunakan keluarga untuk mengontrol jumlah
anggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi
Jelaskan bagaimana keluarga berusaha untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan, serta bagaimana menggunakan lingkungan
keluarga untuk meningkatkan pendapatan
keluarga.
f. Stres dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stresor jangka pendek adalah penyebab stres yang
27

dialami keluarga yang perlu diselesaikan dalam


waktu 6 bulan.
Stresor jangka panjang adalah sumber tekanan
yang dialami saat ini, dan situasi sumber tekanan
saat ini perlu diselesaikan.
2. Kemampuan keluarga dalam menghadapi situasi
/ stres Kaji tingkat respon keluarga terhadap
stresor yang ada
3. Strategi koping yang digunakan Strategi
penanggulangan apa yang akan diterapkan keluarga
saat menghadapi masalah.
4. Strategi adaptasi disfungsi
Menjelaskan disfungsional kapasitas adaptif
(perilaku keluarga non adaptif) saat keluarga
menghadapi masalah.
g. Pemeriksaan fisik
Status kesehatan umum, termasuk kondisi pasien,
kesadaran, tinggi badan, berat badan dan tanda-tanda
vital, biasanya pada penderita hipertensi berat badan
lebih tinggi dari normal / obesitas.
2 Diagnosis Keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan adalah penilaian yang dilakukan
secara klinis tentang respon klien terhadap masalah
kesehatan ataupun pada proses kehidupannya baik itu
dalam kondisi yang potensial ataupun aktual (PPNI, 2016).
Jenis diagnosis keperawatan (PPNI,2016) jenis diagnosis
keperawatandibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Diagnosis Positif
Diagnosis positif menunjukkan bahwa klien saat ini
sedang berada dalam keadaan sehat dan dapat
mencapai derajat kesehatan yang lebih optimal dan
28

diagnosis ini juga dapat disebut dengan diagnosis


promosi kesehatan.
2. Diagnosis Negative
Diagnosis negatif menunjukkan bahwa klien saat ini sedang
berada dalam kondisi kurang sehat/sakit ataupun sedang
berisiko untuk mengalami sakit, sehingga dalam menegakkan
diagnosis negatif ini penetapan intervensinya akan mengarah
pada proses penyembuhan, pemulihan dan pencegahan
terhadap kondisi sakit yang sedang dialami oleh klien.
Diagnosis negatif terdiri dari :
1) Diagnosis aktual
Pada diagnosis ini menggambarkan respon klien
terhadap kondisi kesehatannya saat ini yang
menyebabkan klien sakit atau mengalami masalah
kesehatan, dapat ditemukan gejala mayor dan gejala
minor pada klien.
2) Diagnosis risiko
Pada diagnosis risiko ini menggambarkan respon klien
terhadap kondisi kesehatannya saat ini yang dapat
mengakibatkan klien dapat berisiko mengalami dan
terjadi masalah kesehatan, dalam diagnosis risiko tidak
ditemukan tanda mayor dan tanda minor, akan tetapi
ditemukan faktor risiko bahwa klien tersebut
mengalami masalah kesehatan.
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi
pasien penderita hipertensi :
a. Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif
behubungan dengan kompleksitas program
perawatan pengobatan (D.0115)
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi (D.0111)
29

c. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif berhubungan


dengan ketidakmampuan mengatasi masalah
individua tau keluarga(D.0003)
d. Ketidakpatuhan berhubungan dengan efek samping
program perawatan/pengobatan (D.0114)
3 Perencanaan Keperawatan
Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan
keperawatan keluarga dengan hipertensi sesuai Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (PPNI,2018).
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang
dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan
dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan. Sedangkan tindakan keperawatan
adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan
oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan.Tindakan pada intervensi keperawatan
terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi
(PPNI,2018).
4 Tindakan Keperawatan Keluarga
Menurut PPNI (2018) implementasi adalah perilaku
atau aktifitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat
untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Implementasi kesehatan keluarga terhadap penderita
arthritis gout dalam keluarga meliputi :
a. Mengenali masalah kesehatan keluarga dengan
anggota keluarga yang menderita hipertensi
b. Membantu keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan pada anggota keluarga yang menderita
hipertensi
c. Melakukan upaya perawatan untuk menghilangkan
kondisi sakit pada anggota keluarga yang
30

menderita hipertensi
d. Memelihara kesehatan pada lingkungan rumah yang
kondusif
e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari
rangkaian proses keperawatan guna tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai
atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan
tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti &Muryanti,
2017).
D. Konsep Terapi Jalan Kaki
1 Definisi Jalan Kaki
“Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur
dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti
mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan
gerak (berarti meningkatkan kualitas hidup)”. Seperti
halnya makan, gerak olahraga merupakan sebuah
kebutuhan hidup yang sifatnya terus menerus yang artinya
jika ditinggalkan akan menganggu jalannya kehidupan.
Olahraga sebagai alat memelihara dan membina
kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga adalah alat
jasmani, rohani dan sosial. Menurut Renstrom & Roux
seperti yang dikutip dari A.S Watson(Santosa, 2016,).
Jalan kaki adalah keterampilan dasar yang dimiliki
manusia yang merupakan basic skill seperti melompat dan
merupakan tahap pembelajaran setiap manusia dari lahir.
Gerak tubuh yang kita lakukan dalam berjalan didominasi
oleh langkah kaki, meskipun gerak tangan, dan anggota
31

badan lainnya juga di perlukan tetapi gerak langkah kaki


sebagai gerak utama (Gumilar, 2016).
2 Cara Kerja Terapi Jalan Kaki Dalam Mempengaruhi
Tekanan Darah
Aktivitas fisik atau olahraga sangat mempengaruhi
terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kurang
aktivitas :
1. Sebelum dilakukan aktivitas jalan pagi, dilihat dari
durasi waktu selama 30 menit yang paling banyak
yakni TD sistol pre test yang hipertensi sebanyak 9
orang (45,0%) dan TD diastol pre test yang hipertensi
sebanyak 7 orang (35,0%), sedangkan TD sistol dan
diastol post test masing-masing sama yakni yang tidak
hipertensi sebanyak 10 orang (50,0%).
2. Setelah dilakukan aktivitas jalan pagi dengan durasi
waktu selama <30 menit, sistol dan diastol pre test
masing-masing sama yakni yang hipertensi sebanyak
8 orang (40,0%) sedangkan TD sistol post test yang
tidak hipertensi sebanyak 1 orang (5,0%) dan TD
diastol post test yang tidak hipertensi sebanyak 2 orang
(10,0%).
3. Jalan pagi selama 30 menit dengan frekuensi 4 kali
dalam seminggu sangat berpengaruh terhadap
menurunnya tekanan darah sistolik dan diastolik pada
lansia penderita hipertensi.
3 Manfaat Terapi Jalan Kaki
Jalan santai 30 Menit merupakan olahraga jalan sehat yang
memberikan beberapa dampak positif bagi kesehatan,
antara lain: mampu meningkatkan aliran darah ke seluruh
tubuh terutama pada bagian kaki, seseorang yang
melakukan gerakan ini secara berulang- ulang secara aktif
32

plantar fleksi, secara langsung dapat mengaktifkan otot-


otot pada ekstremitas bawah, dan meningkatkan sirkulasi
darah pada area kaki, selain itu dengan jalan santai mampu
menurunkan Tekanan darah yang berikatan dalam darah,
yang berdampak baik bagi pembuluh darah di kaki
sehingga mampu meningkatkan kesehatan fisik (Taufiq,
2018).
4 Tujuan Jalan Kaki
Menurut, Friedman et al. (2014), keperawatan keluarga
secara umum bertujuan meningkatkan kesadaran,
keinginan dan kemampuan keluarga dalam menambah,
mencegah, memelihara kesehatan hingga mencapai tahap
seoptimal mungkin, sehingga dapat mengerjakan tugas-
tugas mereka dengan produktif. Tujuan khusus dari
keperawatan keluarga yaitu meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan kemampuan keluarga dalam hal :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang tengah
dihadapi keluarga.
b. Memutuskan tentang pemecahan masalah yang
dihadapi (sebagai contoh, masalah akan diselesaikan
Keperawatan Keluarga sendiri dengan cara berobat ke
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas,
atau praktik keperawatan/kedokteran).
c. Peningkatan mutu kesehatan keluarga.
d. Pencegahan munculnya penyakit /masalah kesehatan
padakeluarga.
e. Melaksanakan upaya penyembuhan atau pemecahan
masalah kesehatan keluarga melalui asuhan
keperawatan di rumah.
f. Melaksanakan upaya rehabilitasi pasien melalui asuhan
keperawatan di rumah.
33

g. Membantu tenaga profesional kesehatan/keperawatan


dalam penanggulangan penyakit atau masalah
kesehatan mereka di rumah, rujukan kesehatan dan
rujukan medik.
5 Waktu Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan aktivitas fisik jalan kaki dilakukkan
pagi atau sore hari dengan benar dan teratur selama 30
menit. Dengan dilakukan aktivitas fisik selama 30 menit
dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu sangat
berpengaruh terhadap menurunnya tekanan darah sistol
dan diastol pada penderita hipertensi.
6 Indikasi
Pasien dengan diagnosa hipertensi, tidak mengonsumsi
obat saat penelitian. (Saifah, 2018).
7 Kontraindikasi
Pasien dengan fraktur, pasien dengan dislokasi sendi,
pasien dengan gangguan jantung, dan mengalami
gangguan musculoskeletal.
8 Prosedur-Prosedur Terapi Jalan kaki
Berdasarkan SOP terapi jalan kaki menurut Stikes Dr
Soebandi Jember(2020), menyatakan bahwa terapi jalan
kaki dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Persiapan Pasien
Berikan penjelasan pada pasien terkait tindakan yang
akan diberikan dan jelaskan alasan tindakan tersebut.
b. Persiapan Alat
Spigmomanometer (tensimeter), stetoskop, sepatu.
c. Prosedur
1. Fase Orientasi
Memberikan salam, memperkenalkan diri, lakukan
indentifikasi pasien sesuai dengan SOP,
34

sampaikan maksud dan tujuan tindakan, kontrak


waktu dengan pasien, beri kesempatan pasien
untuk bertanya.

2. Tahap Kerja
Pemanasan (warming up) sebelum melakukan
tindakan, usahakan dengan posisi yang nyaman
(lebih baik dalam posisi yang tegap), gunakan otot
bets, tumit, dan paha belakang agar pasien dapat
berjalan dengan baik, angkatlah kedua bahu sedikit
kebelakang tetapi jangan terlalu tegap dan
usahakan untuk tetap rileks, ayunkan lengan
selama berjalan secara bergantian, mulailah dengan
jalan santai selama 10 menit, langkah berikutnya
menambah kecepatan berjalan (jalan cepat) selama
5 menit, kemudian setelah selesai jalan cepat
selama 5 menit, lanjutkan dengan jalan santai
elama 10 menit, dan lakukan pendinginan kurang
lebih selama 5 menit untuk menstabilkan tekanan
jantung dan pernafasan. Dilakukan aktivitas fisik
selama 30 menit dengan frekuensi 4 kali dalam
seminggu sangat berpengaruh terhadap
menurunnya tekanan darah sistol dan diastol pada
penderita hipertensi.

3. Terminasi
Evalusi subjektif dan objektif dengan menanyakan
perasaan pasien setelah melakukan tindakan,
rencanakan tindakan lanjut, kontrak waktu.
4. Dokumentasi
Mendokumentasikan tindakan dan hasil observasi
35

yang telah dilakukan, mendokumentasikan hasil


evaluasi terhadap respon klien setelah dilakukan
tindakan.

9 Penelitian Terkait
Penelitian yang dilakukan oleh Umi Hanik tahun 2018
bahwa sebelum melakukan terapi ergonomik setengah
responden memiliki nadi pada golongan hipertensi
ringan yaitu antara 140/90- 159/99 mmHg, dimana
hipertensi yang dialami responden disebabkan oleh jenis
kelamin, usia, konsumsi garam yg berlebihan, riwayat
hipertensi dan merokok sehingga pengobatan yang
dilakukan dapat mengatasi denyut nadi sehingga tidak
terjadi kebingungan lebih lanjut.
36

E. Kerangka Teori

Tanda dan Gejala


a. Sakit kepala
b. Pusing
c. Tekanan darah meningkat
d. Lemas kelelahan
e. Gelisah
f. Sakit kepala (biasanya di
pagi hari sewaktu bangun
tidur
g. Kesadaran menurun

Hipertensi
v

Masalah Keperawatan Keluarga


a. Pemeliharaan Kesehatan tidak Dukungan
efektif ( D.0117 ) kepatuhan program
b. Ketidakpatuhan ( D.0114 ) pengobatan
c. Defisit pengetahuan ( D.0111) (L.12361)

Aktivitas Fisik Jalan Kaki


(L.05186)

Tekanan Darah Menurun

Skema 2.1 Kerangka Teori


37

F. Kerangka Konsep

Tekanan Darah Menurun


Hipertensi

Pemeliharaan kesehatan Aktivitas fisik Jalan Kaki


tidak efektif ( D. 0117 ) (L.05186)

Skema 2.2 Kerangka Konsep


BAB III
METODE PENULISAN

A. Desain Karya Tulis Ilmiah


Desain dari karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif dengan pendekatan
studi kasus (case study research) yang terdiri dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Studi kasus ini untuk
mengajarkan Intervensi jalan kaki terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi dalam konteks keluarga.
B. Tempat Dan Waktu Studi Kasus
Penelitian studi kasus ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas
Tanjungpandan Kabupaten Belitung. Penyusunan karya tulis ilmiah ini
dilakukan pada Januari sampai Mei 2023. Waktu pengambilan data dilakukan
pada 6 Maret -18 Maret 2023.
C. Subjek Studi Kasus/ Partisipan
Subjek pada studi kasus adalah keluarga dengan salah satu anggota
keluarganya menderita penyakit hipertensi, yang tinggal di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjungpandan.
1. Inklusi :
a. Bersedia menjadi partisipan
b. Pasien yang memiliki diagnosa medis hipertensi
c. Pasien yang menderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas
tanjungpandan
2. Ekslusi
a. Pasien yang memiliki multiple diagnosa
b. Umur dibawah 40 tahun dan diatas 65 tahun
c. Pasien dengan gangguan disabilitas.
d. Pasien stroke

38
39

D. Fokus Studi
Fokus studi pada studi kasus ini adalah intervensi jalan kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dalam konteks keluarga
wilayah puskesmas TanjungPandan.
E. Definisi Operasional
1. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari
suatu periode. Hipertensi juga didefenisikan sebagai tekanan darah sistolik
>140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg (Udjianti, 2013).
Penulis menjadikan batasan istilah pada penelitian ini yaitu klien dengan
diagnosa medis Hipertensi yang berada di wilayah Puskesmas
Tanjungpandan.
2. Asuhan Keperawatan Keluarga pada Klien Hipertensi
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga
pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).
F. Metode Pengumpulan Data
1. Pemeriksaan dan Observasi
Penulis melakukan intervensi kepada pasien disertai pengamatan untuk
mengetahui perkembangan kondisi pasien, penulis melakukan pemeriksaan
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan mengunakan tensimeter.
2. Wawancara
Penulis mengajukan beberapa pertanyaan tentang identitias pasien, keluhan
utama, histori yang terdiri dari alergi, medikasi, penyakit sebelumnya, dan
penyakit yang diderita saat ini bersumber dari pasien ataupun keluarga
pasien. Pada wawancara, digunakan instrumen berupa format asuhan
keperawatan.
3. Metode pengukuran
40

Penulis melakukan observasi dengan melakukan pengukuran tekanan darah


menggunakan spygnomanometer (tensi) dan stetoskop pada pasien. Selain
itu penulis juga melakukan pengakjian penilaian keluarga.
4. Metode studi dokumentasi
Dalam dokumentasi, penulis mencantumkan data pemberian intervensi dan
dokumentasi pemberian asuhan keperawatan.
G. Instrumen Pengumpulan Data
1. Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format pengkajian
asuhan keperawatan keluarga.
2. SOP (Standar Operasional Prosedur) atau instruksi kerja tindakan yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan intervensi.
3. Lembar Observasi
H. Metode Analisa Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan analisa data. Data dianalisa dengan
mengelompokkan data berdasarkan fokus studi, gambaran prosesdur
penerapan intervensi jalan kaki, dan hasil penerapan intervensi jalan kaki.
Hasil analisis disajikan dalam bentuk narasi dan diagram, mencakup
gambaran lansia dengan hipertensi, dan gambaran intervensi jalan kaki, dan
hasil setelah melakukan intervensi jalan kaki.
I. Etika Studi Kasus
Menurut Nursalam (2016), secara garis umum prinsip etika dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip
menghargai hak-hak subjek, dan prinsip keadilan.
1. Prinsip manfaat
a. Bebas rasa sakit
b. Studi harus dilakukan tanpa rasa sakit untuk subjek, terutama jika
tindakan khusus digunakan.
c. Bebas dari eksploitasi
d. Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dalam keadaan
yang merugikan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam
41

penelitian atau informasi dalam hal-hal yang tidak merugikan dalam


bentuk apapun
e. Risiko (rasio keuntungan)
f. Peneliti harus hati-hati mengevaluasi risiko dan keuntungan yang akan
berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia
a. Hak untuk mengikuti/tidak menjadi responden Subjek harus
diperlakukan secara manusiawi, mempunyai hak untuk memutuskan
apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak tanpa adanya
paksaan yang akan berakibat terhadap kesembuhannya jika mereka
seorang pasien
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci dan
bertanggungjawab jika sesuatu terjadi pada subjek.
c. Informed Consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent
juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan
dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
3. Prinsip keadilan (right to justice)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil subjek harus
diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah
keikutsertaanya
b. Hak dijaga kerahasiannya subjek mempunyai hak untuk meminta
bahwa dat
c. a yang diberikan dirahasiakan, untuk itu perlu tanpa nama
BAB IV
HASIL STUDI KASUS

A. Pengkajian
Studi kasus ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Mei 2023,
dengan jadwal pengambilan data studi kasus pada tanggal 6-18 Maret
2023. Selama pengambilan data tersebut, peneliti melakukan pengkajian
selama 2 hari yaitu pada tanggal 11 dan 13 Maret. Pengkajian dilakukan
dirumah keluarga Tn.D, peneliti melakukan implementasi selama 4 kali
kunjungan rumah. Adapun hasil studi kasus sebagai berikut :
B.Gambaran Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjungpandan yang terletak berada di Jl. Ahmad Yani, No.01
Kelurahan Lesung Batang, Kecamatan Tanjung Pandan, Kabupaten
Belitung. Puskesmas TanjungPandan mempunyai wilayah kerja yang
terdiri dari 5 kelurahan dan 2 desa.
C. Karakteristik Partisipan (Identitas Pasien)
Subjek penelitian ini adalah keluarga Tn.D dengan anggota
keluarganya yang menderita hipertensi. Subjek studi kasus yang
menderita hipertensi yaitu Ny.R, dengan usia 62 tahun, status menikah,
agama Islam, pendidikan terakhir SD, dan bekerja sebagai ibu rumah
tangga.
D. Data Pengkajian Keperawatan
a. Data Umum
Nama kepala keluarga Tn.D, usia 60 tahun, beragama Islam,
pendidikan terakhir SD, bekerja buruh harian, suku melayu.
Komposisi keluarga terdiri dari Tn.D sebagai kepala keluarga dan
Ny.R sebagai istri. Keluarga Tn.D merupakan tipe keluarga inti
(nuclear family) yang terdiri dari suami istri yang tinggal serumah.
Tn.S mempunyai 2 anak yang sudah menikah 2 anak dan tinggal di
dengan gambaran genogram sebagai berikut :

42
43

Genogram keluarga

Keterangan :
= laki-laki = laki – laki meninggal
= perempuan = tinggal serumah
= klien = perempuan meninggal

Status sosial dan ekonomi keluarga sumber pendapat berasal dari suami
pasien yang bekerja sebagai buruh harian dengan penghasilan ±
2.000.000/bulan dari pendapatan tersebut sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari. Dari aktivitas rekreasi keluarga memanfaatkan waktu luang
dengan menonton televise sebagai reakreasi dan berkunjung kerumah
anaknya. Berdasarkan karakteristik luas rumah yang di tempati pasien
dan keluarga sekitar 6 x 10 m² dengan tipe permanen yang terdiri dari
satu ruang tamu, tiga kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, satu
kamar mandi yang ada di dalam rumah.
b. Riwayat & Tahap perkembangan keluarga
pada saat ini tahap perkembangan keluarga Tn. D pada tahap
perkembangan ke lima yaitu dengan keluarga melepas anak usia dewasa
muda. Ny. R mengatakan jarang berobat ke puskesmas untuk
mendapatkan obat hipertensi, Ny. R mengatakan minum obat hanya pada
saat ada keluhan, keluarga mengatakan belum mengetahui Tindakan apa
untuk mengatasi masalah hipertensi.
44

C. Fungsi perawatan Kesehatan


1) Riwayat Kesehatan saat ini
Pada pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18 Maret 2023
diketahui bahwa saat ini keluarga Tn. D khususnya Ny. R mengalami
masalah Kesehatan. Yang mana hipertensi pada Ny. R saat ini 160/95
mmHg. Ny. R mengatakan saat hipertensi tinggi klien merasakan
minum obat hanya pada saat ada keluhan, jika gejala seperti itu maka
dia akan mengkonsumsi obat. Ny. R mengatakan jarang berobat ke
puskesmas untuk obat hipertensi.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Ny. R mengatakan sudah mengalami hipertensi 4 Tahun lebih yang
lalu, Ketika hipertensi tinggi, Ny. R hanya mengkonsumsi obat untuk
menurukan hipertensi. Ny. R mengatakan bahwa sebelumnya belum
perna mencoba intervensi jalan kaki untuk menurukan hipertensi.
3) Peran keluarga dalam Kesehatan keluarga
a) Mengenal masalah Kesehatan :
saat ditanyakan tentang hipertensi Ny. R mengatakan tidak
mengetahui penyakit hipertensi yaitu hipertensi lebih normal
120/80 mmHg. Jika lebih dari itu maka disebut hipertensi, klien
mengetahui penyebab hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan
adalah tekanan darah tinggi diatas nilai normal. Ny. R kurang
mengetahui terapi penyebab, tanda dan gejala serta penanganan
lebih luas tentang hipertensi. Keluarga Tn. D juga tidak mengetahui
tetapi nonfamakologi yang dapat dilakukan dirumah secara mandiri
untuk menangani hipertensi.
b) Mengambil Keputusan :
Ny. R mengatakan bahwa apabila gejala hipertensi yang dirasakan
sudah sering maka pasien akan meminum obat. Jika kondisi
Kesehatan tidak membaik maka keluarga akan membawanya ke
pelayanan Kesehatan seperti puskesmas terdekat.
45

c) Merawat Anggota Keluarga


Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan yang diperlukan untuk
merawat anggota keluarganya yang mengalami hipertensi.
Keluarga mengatakan tidak tahu terapi non-farmakologi yang dapat
dilakukan dirumah selain menggunakan obat farmakologi. Jika Ny.
R mengalami keluhan yang berat maka keluarga akan
membawanya berobat ke puskesmas terdekat.
d) Memelihara Lingkungan :
keluarga mengatakan memodifikasi lingkungan dengan cara
menjaga lingkungan disekitar rumah agar tetap bersih dan rapi.
e) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan :
Keluarga mengatakan sudah mampu memnfaatkan fasilitas
kesehatan jika anggota keluarga sakit, maka keluarga akan
membawanya ke puskesmas. Keluarga Tn. D mengatakan fasilitas
Kesehatan keluarga yang dibiasa digunakan adalah adalah dengan
pergi ke puskemas, untuk berobat keluarga Tn. D menggunakan
BPJS, keluarga Tn. D mengatakan menggunakan kartu BPJS untuk
berobat kepuskesmas.
c. Pola Aktivitas Dan Pemeriksaan Fisik
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari keluarga Tn.D tidak
mempunyai masalah, semua kegiatan dilakukan secara mandiri
tanpa bantuan. Data pemeriksaan Ny. R didapatkan keadaan umum
Ny. R composmetris, tekanan darah 160/95 mmHg, nadi
80x/menit, berat badan 60 kg, tinggi 152 kg. pada saat pengkajian
Ny. R mengatakan sering BAK dan BAB.
d. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga Tn. D terhadap bahwa penyakit yang diderita oleh Ny.
R dapat diatasi, dan keluarga lebih mampu untuk merawat Ny. R
dirumah sehingga hipertensi dapat diatasi serta keluarga Tn. D
berharap seluruh keluarga dalam keadaan sehat.
46

E.Skoring Prioritas Masalah


Setelah dilakukan pengkajian maka peneliti menetapkan skoring untuk
menentukan diagnosa prioritas dibantu oleh keluarga dengan hasil
yaitu masalah manajemen keluarga tidak efektif berhubungan
kompleksitas program perawatan/pengobatan dengan memiliki skor
tertinggi yaitu 4.5
47

F. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4 1 Diagnosa Keperawatan
Kebutuhan Wawancara Observasi Dokumentasi Kesimpulan Etiologi Diagnosis
Dasar Pemeriksaan Masalah Keperawatan
Aktivitas
Jalan kaki
Hasil a. Ny. S mengatakan a. Ny.S tampak TD : Manajemen Hipertensi Manajemen
jarang berobat ke tidak 160/95mmhg kesehatan kesehatan keluarga
puskemas untuk mengkonsum keluarga tidak tidak efektif
mendapatkan obat si obat rutin efektif Perubahan Status berhubungan
hipertensi hipertensi Kesehatan dengan dukungan
b. Ny. S b. TD: 160/95 keluarga
mengatakan mmHg. merencanakan
minum obat hanya c. Suhu : 37°C Ketidakefektifan perawatan
pada saat ada pola perawatan
keluhan. keluarga
c. Keluarga membawa
Ny.S ke pelayanan
kesehatan terdekat Manajemen
d. Keluarga Kesehatan tidak
mengatakan belum efektif
mengetahui tindakan
apa untuk mengatasi
masalah hipertensi
Normal - Tekanan darah normal
120/80 mmHg.
48

G. Perencanaan

No Diagnosa Luaran/Tujuan Intervensi Keperawatan


Keperawatan
1. Manajemen kesehatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam
keluarga tidak perawatan.
efektif selama 4x24 jam diharapkan manajemen
2. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
kesehatan keluarga meningkat dengan (Intervensi jalan kaki)
kriteria hasil:

1. Aktivitas keluarga mengatasi masalah


kesehatan tepat meningkat
2. Verbalisasi kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan menurun.
3. Identifikasi kesiapan keluarga untuk
terlibat dalam perawatan.
4. Ajarkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga (Intervensi jalan kaki)
49

H. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.2 Implementasi Keperawatan

No. Hari / Tanggal Diagnosis Implementasi Keperawatan Evaluasi Proses Paraf dan Nama
Keperawatan Terang
1. Sabtu / Manajemen a. S: 3
18 Maret 2023 kesehatan keluarga Mengidentifikasi - Keluarga mengatakan
Jam 06.30 WIB tidak efektif tindakan yang dapat bersedia di libatkan
(D.0115) dilakukan keluarga selama pengobatan.
b. - Keluarga mengatakan
M
mengidentifikasi dapat melakukan tindakan
kesiapan keluarga untuk bersama – sama selama
terlibat dalam
pengobatan
perawatan
- Keluarga mengatakan
c. M
bersedia untuk diberikan
mengidentifikasi
dan di ajarkan untuk jalan
kesiapan keluarga untuk
kaki
terlibat dalam Recha Nur Sintia
- Keluarga mengatakan siap
perawatan. (menanyakan
untuk mendapatkan siap
kepada keluarga Ny.S
untuk mendapatkan
apakah bersedia untuk di
informasi mengenai
ajarkan perawatan yaitu
tindakan yang akan di
intervensi jalan kaki
lakukan selanjutnya
untuk menurunkan
O:
tekanan darah).
- TD sebelum jalan kaki:
d.
160/95 mmHg
Mendiskusikan cara
- TD sesudah jalan kaki :
50

perawatan dirumah 150/80 mmHg.


e. M
emfasilitasi keluarga
membuat keputusan P : Lanjutkan Intervensi
perawatan Edukasi program intervensi
f. ( jalan kaki ) M
enganjurkan keluarga
terlibat dalam
perawatan

2. Senin/ 20 Maret 2023 Manajemen Mengedukasi program S:


Jam 07.00 WIB kesehatan intervensi yang akan di lakukan - Klien mengatakan mengerti
keluarga ( jalan kaki ) dan bisa memahami
tidak efektif informasi yang telah
(L.12105) diberikan mengenai jalan
kaki bagi penderita
hipertensi
- Klien dan keluarga sepakat
melakukan jalan kaki pada
pagi hari jam 06.30 wib
selama empat hari berturut –
turut
O:
Recha Nur Sintia
- TD sebelum jalan kaki :
155/90 mmHg
- T
- TD setelah jalan kaki
147/82 mmHg.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
51

Mengajarkan cara perawatan


yang bisa di lakukan keluarga
(jalan kaki)
3. Selasa / 21 Maret Manajemen Mengajarkan intervensi jalan S: Recha Nur Sintia
2023 kesehatan keluarga kaki kepada keluarga langsung - K
Jam 08.00 WIB tidak efektif kepada Ny.S lien mengatakan
(L.12105) kaki menjadi ringan
dan rileks dan
nyaman setelah
dilakukan jalan kaki
O: - TD sebelum jalan
kaki: 165/96 mmHg
- TD setelah jalan
kaki : 130/70 mmHg

A : Masalah Teratasi
Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Mengajarkan cara perawatan
yang bisa di lakukan keluarga
( jalan kaki )
4 Rabu / 22 Maret 2023 Manajemen Mengobservasi terapi jalan kaki S : Pasien mengatakan badan Recha Nur Sintia
Jam 07.00 WIB kesehatan keluarga yang dilakukan oleh Klien dan rileks, dan tidur semalam
tidak efektif keluarga lebih pulas.
(L.12105) O:
- TD sebelum jalan kaki :
135/89 mmHg
- TD setelah jalan kaki :
130/80 mmHg
A : Masalah teratasi
Sebagian
52

P : dilanjutan intervensi
53

I. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.3 Evaluasi Keperawatan
Tanggal dan Diagnosis Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf dan
Waktu Nama Terang
Sabtu/ 18 Manajemen Kesehatan keluarga tidak S:
Maret 2023 efektif (D.0115) - Keluarga mengatakan bersedia dilibatkan selama pengobatan
Jam - Pasien mengatakan badan terasa lebih ringan
07.00WIB O:
- TD sebelum jalan kaki : 160/95mmHg Recha Nur
- TD setelah jalan kaki : 150/80 mmHg Sintia
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
54

Tanggal Diagnosis Evaluasi Keperawatan Paraf dan


dan Waktu Keperawatan Nama Terang
Senin/ 20 Manajemen S:
Maret 2023 Kesehatan keluarga - Pasien mengatakan badan terasa ringan dan rileks
Jam 06.30 tidak efektif O:
WIB (D.0115) - TD sebelum jalan kaki : 155/90 mmHg
- TD setelah jalan kaki : 142/82 mmHg

A : Masalah Teratasi Recha Nur


P : Intervensi dilanjutkan Sintia
Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga (intervensi fisik jalan kaki)

Rabu/ 22 Manajemen S:
Maret 2023 Kesehatan keluarga - Klien mengatakan rileks dan nyaman setelah di lakukan jalan kaki
Jam 07.00 tidak efektif - Pasien mengatakan tidur semalam lebih pulas, badan terasa rileks
WIB (D.0115)
O:
- TD sebelum jalan kaki : 135/89 mmHg
- TD setelah jalan kaki : 130/80 mmHg
RechaNur
A : Masalah Teratasi Sintia
P : Hentikan Intervensi
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Tujuan dilakukan studi kasus ini seperti yang telah dijelaskan pada bab
satu. Untuk mengetahui pelaksanaan intervensi jalan kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil pengukuran
tekanan darah pada keluarga Tn. D kasusnya Ny.R penulis mengajarkan
intervensi jalan kaki terhadap penurunan tekanan darah sehingga keluarga
dapat melakukan prosedur tersebut kepada Ny.R prosedur dilakukan oleh
keluarga di pagi hari selama satu kali sehari dengan durasi 30 menit
selama 4 hari.
Intervensi jalan kaki sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi,
dimana orang yang kurang aktivitas fisik jalan kaki akan cenderung
mempunyai frekuensi denyut jantung lebih tinggi sehingga otot jantung
berkerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot
jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada
arteri. Maka sangat dianjurkan karena manfaat yang didapatkan dari
intervensi jalan kaki yaitu: menurunkan tekanan darah, mengurangi stress,
menurunkan berat badan, memperkuat tulang dan sendi, menurunkan
kadar gula darah dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Implementasi yang telah dilakukan pada studi kasus ini berdasarkan
dengan diagnosa keperawatan utama yaitu manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif berhubungan dengan dukungan keluarga merencanakan
perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah:
1. Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga (intervensi
jalan kaki)
a. Pembahasan dengan membandingkan hasil yang diperoleh
Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga (intervensi
jalan kaki), selain itu implementasi intervensi jalan kaki juga merupakan
implementasi fokus untuk menurunkan tekanan darah sesuai dengan judul
Karya Tulis Ilmiah oleh penulis. Pelaksanaan ini dilakukan setiap pagi di

55
56

kediaman keluarga Ny.R dengan melaksanakan aktivitas jalan kaki selama


30 menit dilakukan selama 4 hari. Implementasi ini di lakukan karena
efektif untuk menurunkan tekanan darah pasien hipertensi
b. Pembahasan menjelaskan tindakan keperawatan dengan hasil literatur

Hasil implementasi yang di lakukan oleh penulis menunjukkan perubahan


signifikan terhadap penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah
implementasi. Pada hari pertama sebelum di lakukan tekanan darah Ny.R
160/95 mmHg kemudian setelah di lakukan implementasi intervensi jalan
kaki selama 30 menit dengan di damping oleh penulis kemudian dilakukan
pemeriksaan kembali di dapatkan hasil tekanan darah mengalami
perubahan menjadi 150/80 mmHg. Pada hari kedua sebelum di lakukan
intervensi jalan kaki di dapatkan tekanan darah 155/90 mmHg, setelah
melakukan intervensi jalan kaki di dapatkan hasil tekanan darah
mengalami perubahan menjadi 147/82 mmHg. Pada hari ketiga sebelum di
lakukan intervensi jalan kaki di dapatkan tekanan darah 165/90 mmHg,
setelah melakukan intervensi jalan kaki di dapatkan hasil tekanan darah
mengalami perubahan menjadi 130/70 mmHg. Pada hari keempat sebelum
di lakukan intervensi jalan kaki di dapatkan tekanan darah 135/89 mmHg,
setelah melakukan intervensi jalan kaki di dapatkan hasil tekanan darah
mengalami perubahan menjadi 130/80 mmHg.
Edukasi dilakukan selama 15 menit sesuai dengan standar operasional
prosedur. Materi yang diberikan kepada keluarga selama implementasi
edukasi adalah pengertian hipertensi, hipertensi normal, tanda dan gejala,
jadwal pengaturan hipertensi, makanan yang di anjurkan, makanan yang di
hindari hipertensi. Hasil edukasi untuk meningkatkan pengetahuan
keluarga mengenai hipertensi dari masing-masing anggota keluarga
sebelum dilakukannya edukasi, dua anggota keluarga dengan kategori
kurang yaitu 60%, setelah dilakukan edukasi mengalami peningkatan
pengetahuan dengan dua orang katagori baik yaitu 90%. Peningkatan
pengetahuan mempengaruhi pola pengaturan hipertensi, seperti yang
dilakukan oleh Ny.R pada hari keempat sudah menerapkan pengaturan
57

hipertensi dengan itu adanya penurunan tekanan darah yang pada saat
sebelum di lakukan edukasi yaitu 160/95 mmHg dan setelah dilakukan
edukasi menjadi 150/80 mmHg.
Kondisi tersebut membuktikan bahwa implementasi edukasi bermanfaat
untuk meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga bisa
berperilaku sesuai dengan pengetahuan untuk mencapai kesehatan yang
optimal. hasil penelitian tersebut selaras dengan hasil yang didapat oleh
penulis setelah melakukan implementasi pada keluarga Ny.R.
Berdasarkan kesimpulan penulis dari jurnal Silwanah,(2020) intervensi
jalan kaki yang dilakukan selama 30 menit dengan frekuensi 4 kali dalam
seminggu dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 20 mmHg pada
sistol dan 10 mmHg diastol.

Lembar Observasi Hipertensi Sebelum dan Sesudah Di Berikan Edukasi


jalan kaki

Hari/Tanggal Tekanan darah


Sebelum
dan Sesudah
Sabtu , 18 Maret 2023 Sebelum : 160/95 mmHg
Sesudah : 150/80 mmHg
Senin , 20 Maret 2023 Sebelum : 155/90 mmHg
Sesudah : 147/82 mmHg
Selasa , 21 Maret 2023 Sebelum : 165/96 mmHg
Sesudah : 130/70 mmHg
Rabu , 22 Maret 2023 Sebelum : 135/95 mmHg
Sesudah : 130/80 mmHg

B. Keterbatasan Studi Kasus


Keterbatasan dalam melakukan studi kasus ini adalah waktu pelaksanaan
studi kasus dimana keluarga harus melakukan rutinitas pagi terlebih
dahulu, sehingga penulis terbatas dalam melakukan pengkajian serta
intervensi. Selain itu penulis kesulitan dalam menyusun waktu intervensi
yang regular atau sama di setiap hari intervensi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan mengenai
Intervensi Jalan Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Dalam Konteks Keluarga maka dapat
disimpulkan. Pelaksanaan intervensi jalan kaki yang diterapkan oleh
keluarga pada kasus hipertensi dapat penurunkan tekanan darah dari
160/95 mmHg menjadi 150/80 mmHg. Partisipan keluarga dalam
melakukan intervensi jalan kaki kepada anggota keluarga dapat
ditingkatkan melalui edukasi yang diberikan oleh perawat untuk
menentukan keberhasilan penangan masalah hipertensi di keluarga.
Pada subjek sudah menunjukkan adanya perubahan tekanan darah,
serta dukungan keluarga dalam melakukan pelaksanaan intervensi
jalan kaki tampak cukup baik. Hal ini berpengaruh terhadap status
kesehatan individu dan keberhasilan penerapan pelaksanaan intervensi
jalan kaki. Untuk hasil dari pelaksanaan prosedur intervensi jalan kaki
kepada subjek lebih cepat terlihat hasilnya pada saat pelaksanaan
pertama kali prosedur.
B. Saran
1. Untuk Subjek Penelitian Penulis berharap agar subjek peneliti semakin
rutin untuk pelaksanaan intervensi jalan kaki sehingga tekanan darah
terkontrol atau terhindar dari komplikasi hipertensi
2. Untuk Keluarga
Penulis berharap pihak keluarga selalu memberikan dukungan untuk
subjek penelitian dan keluarga harus lebih mengenali tanda dan gejala
dari hipertensi yang dialami oleh subjek penelitian serta keluarga harus
lebih mampu untuk merawat dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang tersedia.

58
59

3. Untuk Puskesmas
Hasil Studi Kasus ini dapat memberikan informasi mengenai
pelaksanaan intervensi jalan kaki untuk membantu penurunan tekanan
darah pada pasien hipertensi dan meningkatkan promosi kesehatan
khususnya anggota keluarga menderita hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Astutik, M. F., & Mariyam, M. (2021). Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Menggunakan

Jalan Kaki. Ners Muda, 2(1), 54. https://doi.org/10.26714/nm.v2i1.7347

Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten


Belitung Tahun 2018 Tema։ Cegah Stunting. https։//dinkes.belitungkab

(Dunia.WHO et al., 2019) Astutik, M. F., & Mariyam, M. (2021). Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Menggunakan Jalan Kaki.
Ners Muda, 2(1), 54. https://doi.org/10.26714/nm.v2i1.7347

Efendi, H. (2017). Dukungan Keluarga dalamManajemen Penyakit Hipertensi


Family Support in Hypertension Disease ’ s Management. Majority, 6, 34–
40.

Fallis, A. . (2017). Olahraga Jalan Kaki. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699.

Fix Profil 2021. (n.d.).Kaki, J. (2017). Olahraga Jalan Kaki. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Khomarun, K., Nugroho, M. A., & Wahyuni, E. S. (2014). Pengaruh aktivitas


fisik jalan pagi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi stadium I di Posyandu Lansia Desa Makamhaji. Interest: Jurnal
Ilmu Kesehatan, 3(2)

Jayadi, I., & Puspita, S. (2019). Pengaruh Olahraga Jalan Kaki Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Mancar
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Jurnal Akademika Husada,
1(1), 1-9. Dikutip dari http://jurnal.stikeshusadajombang.ac.id.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


(4th ed.). Salemba Medika. Jakarta

Mustika, R. (2020). Pengetahuan Keluarga Tentang Hipertensi pada Lansia.


Jurnal Keperawatan BSI, 2(2), 197–204.

Silwanah, A. S., Yusuf, R. A., & Hatta, N. (2020). Pengaruh Aktifitas Jalan Pagi
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Pusat Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Mappakasunggu Pare-Pare. Journal of Aafiyah Health
Research (JAHR), 1(2), 74–83. https://doi.org/10.52103/jahr.v1i2.283

60
61

PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definis dan Indikator


Dianostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definis dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definis dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Rahmawati, E., Dewi, A., & Sari, N. (2018). (Perbandingan Isometric Handgrip
Exercise dan Jalan Kaki Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan
Darah Diastolik Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan Notokusumo,
6(1), 12-23). Dikutip dari http://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id. (2018).
Hipertensi Melalui Terapi Aktivitas Berjalan Kaki Dengan Pendekatan
Keperawatan Keluarga.

Wahyuni, N. T., Kep, S. K. M., Parliani, N., & Riset, D. (2021). Dwiva Hayati , S
.Kep Buku Ajar Keperawatan Keluarga.
https://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/bitstream/123456789/311/1/Buku Ajar
Keperawatan Keluarga.pdf

Wahyudi, 2019). (2021). Pengaruh Jalan Kaki Tiga Puluh Menit Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan
’Aisyiyah, 7(2), 69–76. https://doi.org/10.33867/jka.v7i2.219

Wicaksono, A. (2021). Buku Aktivitas Fisik dan Kesehatan (Issue July).


https://www.researchgate.net/publication/353605384

WHO. (2019). Profil Hipertensi Dunia. Dikutip dari


https://www.who.int/news.room/fact-sheets/detail/cardiovaskular-disease-
(cvds).
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan
dan
Bimbingan
Proposal
Studi
Kasus
2. Ujian
Proposal
Studi
Kasus
3. Revisi
Proposal
Studi
Kasus
4. Pengambil
an dan
Pengolahan
Data
5. Pembimbin
gan Hasil
6. Ujian
Sidang
Studi
Kasus
7. Revisi dan
Pengumpul
an studi
Kasus
Lampiran 2 Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Lembar Penjelasan Subjek Penelitian (PSP)

PENJELASAN SUBJEK PENELITIAN (PSP)

1. Saya adalah Peneliti berasal dari Politeknik Kesehatan Kementerian


Kesehatan Pangkalpinang/Jurusan Keperawatan/Program Studi DIII
Keperawatan Belitung. Dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan
sukarela dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Intrvensi Jalan Kaki
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Dalam Konteks
Keluarga Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Tanjungpandan Kabupaten
Belitung Tahun 2023”
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk menggambarkan
Penerapan Intrvensi Jalan Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi Dalam Konteks Keluarga Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas
Tanjungpandan Kabupaten Belitung Tahun 2023 Penelitian ini memberi
manfaat yaitu dapat menjadi bahan informasi dan pembelajaran bagi keluarga
untuk menambah pengetahuan dalam menangani penyakit hipertensi dirumah
terutama manfaat jalan kaki dengan untuk menurunkan tekanan darah
sehingga dapat dijadikan alternatif yang digunakan untuk mengatasi
hipertensi selain menggunakan obat-obatan. Penelitian ini akan berlangsung
selama 2 minggu yaitu dari tanggal 6 Maret 2023 sampai dengan 18 Maret
2023.
3. Prosedur pengambilan data dengan cara wawancara, observasi pemeriksaan
fisik pada anggota keluarga dan melakukan pengukuran tekanan darah
sebelum dan sesudah diberikan terapi jalan kaki yang akan dilakukan saat
kunjungan rumah dengan menggunakan pedoman wawancara sesuai dengan
format pengkajian. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan karena
ada beberapa hal yang akan ditanyakan sesuai dengan pedoman wawancara
mengenai keluarga anda, tetapi anda tidak perlu khawatir karena segala
informasi yang anda berikan akan terjaga privasi nya.
4. Prosedur pengambilan bahan data dengan wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung kurang lebih 15-
20 menitt. Cara ini mungkin meyebabkan ketidaknyamanan tetap anda tidak
perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan
asuhan/ pelayanan keperawatan.
5. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada peneliti ini
adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan
yang diberikan.
6. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
akan tetap dirahasiakan.
7. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 082182176216

Peneliti

Recha Nur Sintia


Lampiran 4 Informed Consent
Lampiran 5 Hasil Pengkajian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Hari/tanggal : 11 - Maret 2023


Oleh : Recha Nur Sintia

PETUNJUK PENGISIAN PENGKAJIAN KELUARGA


MODEL FRIEDMAN

A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum.

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S


b. Usia : 53 Tahun
c. Jenis kelamin : Laki- Laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMP
f. Pekerjaan : Buruh Harian
g. Suku : Melayu
h. Alamat dan nomor telpon : Jl. Pelataran Pilang
i. Komposisi keluarga
Jenis Hubungn Tempt
No Nama Umur Kelamin dgn KK Tgl Pekerjaan Pendidikn Ket
lahir
1. Ny.R 62 Perempuan Istri 18 IRT SD
Tahun Agustus
1960

2. Ny.A 41 Perempuan Anak 20 Mei Wiraswasta SMA


Tahun 1982

3. Ny. A 39 Perempuan Anak 22 PNS S1


Tahun Agustus
1984

A. Genogram :

Keterangan :
= laki-laki = meninggal

= perempuan ........... = tinggal serumah


= Klien X = meninggal

a. Tipe nuclear family


keluarga
:
b. Suku Melayu
bangsa Suku bangsa keluarga Ny.R semuanya melayu. Bahasa yang di gunakan
: sehari-hari menggunakan bahasa Belitung baik di lingkungan keluarga
maupun di lingkungan luar. Hubungan keluarga dengan tetangganya baik.
c. Agama : Islam
Semua anggota keluarga Ny.R beragama islam. Anggota keluarga biasanya
beribadah di masjid. Jika ada acara keagamaan biasanya anggota keluarga
ikut serta seperti tahlilan, sedekah, pengajian, dan lainya. Pada bulan
ramadhan anggota keluarga menjalani ibadah puasa dan sholat terawih di
masjid.

d. Status Penghasilan utama keluarga dari Ny.R yaitu Ny.R mempunyai usaha kebun
sosial : dengan penghasilan perbulan sekitar 1-2 jutaan dan di bantu juga oleh
ekonomi anaknya yang ke Dua, Tn.D bekerja sebagai buruh harian.
keluarga
e. : Ny.R dan Tn.D mengatakan mereka untuk rekreasi
A keluarga menghabiskan
ktivitas waktu bersama saudara di pantai dengan bercerita dan makan bersama pada
rekreasi hari libur.
keluarga

2. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga


a. Riwayat & Tahap perkembangan keluarga
pada saat ini tahap perkembangan keluarga Tn. D pada tahap perkembangan
ke lima yaitu dengan keluarga melepas anak usia dewasa muda. Ny. R
mengatakan jarang berobat ke puskesmas untuk mendapatkan obat hipertensi,
Ny. R mengatakan minum obat hanya pada saat ada keluhan, keluarga
mengatakan belum mengetahui Tindakan apa untuk mengatasi masalah
hipertensi.
b. Fungsi perawatan Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan saat ini
Pada pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18 maret 2023 diketahui
bahwa saat ini keluarga Tn. D khususnya Ny. R mengalami masalah
Kesehatan. Yang mana hipertensi pada Ny. R saat ini 160/95 mmHg. Ny. R
mengatakan saat hipertensi tinggi klien merasakan minum obat hanya pada
saat ada keluhan, jika gejala seperti itu maka dia akan mengkonsumsi obat.
Ny. R mengatakan jarang berobat ke puskesmas untuk obat hipertensi.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Ny. R mengatakan sudah mengalami hipertensi 4 tahun lebih yang lalu,
Ketika hipertensi tinggi, Ny. R hanya mengkonsumsi obat untuk menurukan
hipertensi. Ny. R mengatakan bahwa sebelumnya belum perna mencoba
intervensi jalan kaki untuk menurukan hipertensi.
3) Peran keluarga dalam Kesehatan keluarga
a) Mengenal masalah Kesehatan :
saat ditanyakan tentang hipertensi Ny. R mengatakan tidak
mengetahui penyakit hipertensi yaitu hipertensi lebih normal 120/80 mmHg.
Jika lebih dari itu maka disebut hipertensi, klien mengetahui penyebab
hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan adalah tekanan darah tinggi
diatas nilai normal. Ny. R kurang mengetahui terapi penyebab, tanda dan
gejala serta penanganan lebih luas tentang hipertensi. Keluarga Tn. S juga
tidak mengetahui tetapi nonfamakologi yang dapat dilakukan dirumah secara
mandiri untuk menangani hipertensi.
b) Mengambil Keputusan :
Ny. R mengatakan bahwa apabila gejala hipertensi yang dirasakan
sudah sering maka pasien akan meminum obat. Jika kondisi Kesehatan tidak
membaik maka keluarga akan membawanya ke pelayanan Kesehatan seperti
puskesmas terdekat.
c) Merawat Anggota Keluarga
Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan yang diperlukan untuk
merawat anggota keluarganya yang mengalami hipertensi. Keluarga
mengatakan tidak tahu terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan dirumah
selain menggunakan obat farmakologi. Jika Ny. R mengalami keluhan yang
berat maka keluarga akan membawanya berobat ke puskesmas terdekat.
d) Memelihara Lingkungan :
keluarga mengatakan memodifikasi lingkungan dengan cara menjaga
lingkungan disekitar rumah agar tetap bersih dan rapi.
e) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan :
Keluarga mengatakan sudah mampu memnfaatkan fasilitas kesehatan
jika anggota keluarga sakit, maka keluarga akan membawanya ke puskesmas.
Keluarga Tn. D mengatakan fasilitas Kesehatan keluarga yang dibiasa
digunakan adalah adalah dengan pergi ke puskemas, untuk berobat keluarga
Tn. D menggunakan BPJS, keluarga Tn. S mengatakan menggunakan kartu
BPJS untuk berobat kepuskesmas.
c. Pola Aktivitas Dan Pemeriksaan Fisik
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari keluarga Tn. D tidak mempunyai
masalah, semua kegiatan dilakukan secara mandiri tanpa bantuan. Data
pemeriksaan Ny. R didapatkan keadaan umum Ny. R composmetris, tekanan
darah 160/95 mmHg, nadi 80x/menit, berat badan 60 kg, tinggi 152 kg. pada
saat pengkajian Ny. R mengatakan sering BAK dan BAB.
d. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga Tn. D terhadap bahwa penyakit yang diderita oleh Ny. R dapat
diatasi, dan keluarga lebih mampu untuk merawat Ny. R dirumah sehingga
hipertensi dapat diatasi serta keluarga Tn. D berharap seluruh keluarga dalam
keadaan sehat.
3. Lingkungan
a. Perumahan : Perumahan Memiliki sirkulasi udara yang baik, sistem
penerangan ruangan yang baik, lingkungan rumah bersih dan tertata rapi.

b. Denah rumah

6 4

2 5

3
1
Keterangan :
1.Teras depan
2.kamar depan
3.ruang tamu
4.kamr belakang
5.dapur
6. teras belakang
c. Pengolahan sampah :
Pengelolaan sampah Ny.R dipisah menjadi sampah organik dan anorganik
dengan cara di buang ke tempat penampungan sampah dibelakang rumah ± 10
meter.
d. Sumber Air :
Sumber air minum dari air galon isi ulang, dan untuk mandi menggunakan air
PAM dan Air sumur.
f. Jamban Keluarga :
Jamban menggunakan jamban jongkok di WC, WC berada di dalam rumah
g. Pembuangan Air Limbah :
Air limbah bekas makanan dan cucian piring di alirkan atau di buang ke tanaman
dan di halaman belakang, tidak terdapat genangan air.
h.Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
Keluarga Ny.R berobat ke puskesmas Tanjung Pandan dan RSUD jika ada
anggota keluarga yang sakit. Jika keluhan sakit sedikit seperti pusing atau pilek
biasanya hanya mengonsumsi obat parasetamol yang di beli di apotik terdekat.
Ny.R di rujuk dari puskesmas Tanjung Pandan untuk melakukan pemeriksaan
kontrol tekanan darah satu bulan sekali untuk mendapat obat dan tekanan darah.
i.Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Ny.R tinggal di lingkungan bersih sehingga luas untuk mendapatkan
fasilitas jalan sangat baik yang memadai. Interaksi keluarga Ny.R dengan
tetangga sekitar terjalin cukup baik.
j.Mobilitas geografis keluarga
Rumah yang di tempati keluarga Ny.R sudah di tempati oleh Ny.R sejak ia
menikah saat baru berumah tangga dan ditinggali sampai sekarang oleh ia dan
anaknya. Biasanya pagi Ny.R melakukan jalan pagi dengan waktu 30 menit,
jarak ke mesjid 100 meter, jarak ke puskesmas 200 meter, dan jarak ke rumah
sakit sekitar 1 km.
k.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masarakat
Ny R biasanya mengikuti kegiatan sosialisasi ibu-ibu Pengajian dimasjid.
Hubungan dan interaksi dengan masyarakat sekitar terjalin baik.
L.Sistem pendukung keluarga
1)Informal
Keluarga Ny R beranggotakan 2 orang yang tinggal serumah, saling mendukung
satu sama lain, saat ada masalah selalu di selesaikan secara kekeluargaan.
pengambilan keputusan di keluarga adalah Ny R.
2)Formal
Keluarga Ny R jika sakit selalu berobat ke pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas, klinik, dan RS jika sakit.
3)Jenis bantuan yang di berikan
Membantu sesama tetangga jika ada yang memerlukan bantuan.
4. Struktur Keluarga
a.Pola komunikasi keluarga
Komunikasi di keluarga Ny R menggunakan bahasa Belitung. Komunikasi
antar anggota lancar, anaknya selalu menceritakan /curhat kepada Ny.R.
Jika ada masalah akan di bicarakan secara kekeluargaan.
b.Struktur kekuatan keluarga :
Pengambilan keputusan di keluarga adalah Ny.R sebelum pengambilan
keputusan, dibicarakan terlebih dahulu kapada semua anggota keluarga
c.Struktur peran :
1)Formal : Ny R sebagai ibu, Tn D sebagai anak ke Dua
Informal : Ny R dibantu anaknya mencari nafkah
5. Fungsi Keluarga
a Fungsi Afektif
Hubungan antar anggota keluarga baik. Jika ada salah satu anggota
keluarga yang membutuhkan, keluarga yang lain membantu. Jika ada
salah satu anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga yang lain
membantu membawa ke fasilitas kesehatan dan memberikan dukungan
jika ada masalah.
a. Fungsi Sosialisasi :
Kedua anak di besarkan oleh Ny.R mereka diajarkan norma yang
berlaku di lingkungan masyarakat. Jika ada salah satu anaknya yang
mendapatkan penghargaan anggota keluarga yang lain memberikan
ucapan selamat.
b. Fungsi Reproduksi
Ny.R memiliki dua orang anak. Ny.R setelah melahirkan anak
keduanya Ny.R menjalani program KB.
6. Stresor dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan jangka Panjang
Stresor yang dirasakan oleh keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang lebih 5 bulan. Untuk stressor jangka panjang yaitu
stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 5 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi yang dihadapi oleh
keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi masalah
apakah konstruktif / restruktif
d. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi yang menyimpang dari masalah yang
dihadapi oleh keluarga.
7. Pola Aktivitas dan Pemeriksaan fisik
Dilakukan terhadap semua anggota keluarga, metode yang digunakan
pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik (Head to toe).

Pola Aktivitas
Pola ADL Tn. D Ny. R

Pola Nutrisi Makan : 2- 3 x/hari Makan : 2-3 x/hari


Dengan porsi satu Dengan porsi satu piring nasi, lauk
piring nasi, lauk pauk pauk seperti ikan, tempe, tahu, sayur-
seperti ikan, tempe, sayuran. Ny.R suka makan kripik
tahu, sayur-sayuran. pisang manis
Minum : minum air putih sebanyak
Minum : minum air 8-9 x/hari
putih sebanyak (mandiri)
5-6 x/hari
(mandiri)
Pola Eleminasi BAB : 1 x/hari BAB : 1-3 x/hari
BAK : 5-6 x/hari BAK : 6-7 x/hari
Pola Istirahat Lama tidur : ± 5 jam Lama tidur ±: 6 jam
Pola Aktivitas Normal mandiri tanpa Normal mandiri tanpa bantuan
bantuan

Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Fisik Tn. S Ny. R


1. Tanda-tanda vital TD : 110/80 TD : 165/95 mmHg
mmHg N : 85 x/menit
N: 88 x/menit RR : 22 x/menit
RR : 20 x/menit

2. TB/BB 170 cm / 50 kg 157 cm/ 65 kg


3. Kepala/Rambut Berambut hitam Berambut hitam dan
dan bersih tidak ada
sedikit putih, ketombe
bersih tidak ada
ketombe
4. Mata Simetris Simetris konjungtiva
konjungtiva tidak anemis
tidak anemis
5. Hidung Hidung bersih, Hidung bersih, fungsi
fungsi penciuman penciuman baik, tidak
baik, tidak ada ada cuping hidung
cuping hidung
6. Telinga Bersih, Bersih, pendengaran
pendengaran baik baik
7. Mulut Bersih, mukosa Bersih, mukosa bibir
bibir lembab lembab
8. Leher Tidak ada Tidak ada pembesaran
pembesaran kelenjar limfe
kelenjar limfe tiroid
tiroid
9. Dada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
bantuan otot bantuan otot
bantu,tidak bantu, tidak terdengar
terdengar bunyi bunyi nafas tambahan
nafas tambahan
10. Abdomen Tidak ada Tidak ada benjolandan
benjolandan nyeri nyeri tekan
tekan
11. Ekstremitas atas Tidak ada masalah Tidak ada masalah
dalam rentang dalam rentang gerak
gerak ekstremitas ekstremitas atas
atas 5 |5
5 |5
12. Ekstremitas bawah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
dalam rentang dalam rentang gerak
gerak pada pada ekstremitas
ekstremitas bawah bawah
5|5 5|5
13. Kulit Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan
/ oedema / oedema
Kesimpulan hipertensi di
atas normal,
terdapat masalah
di ekstremitas
bawah

5. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Dengan dilakukan asuhan keperawatan keluarga bisa menurunkan
gula darah Ny. R di ambang normal, dengan adanya pengetahuan akan
hipertensi keluarga bisa mendukung Ny.R dalam mengubah pola kebiasaan
hidup agar lebih baik lagi.

A. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Kurang terpapar Defisit pengetahuan
- Ny.R Sudah kontrol informasi hipertensi keluarga
rutin dan minum obat
tapi tekanan darah Persepsi salah
masih tinggi mengenai
- Keluarga Ny.R hipertensi
menyatakan hanya
Mengetahui bahwa
Penderita hipertensi Defisit pengetahuan
hanya tidak boleh
makan-makananyang keluarga
terasa asin dan bermicin
saja.

DO:
- Keluarga Ny.R tidak
mengetahui makanan apa
saja yang dianjurkan
pada hipetensi.
- Keluarga tidak
mengetahui hipertensi.
DS: Hipertensi Manajemen kesehatan
- Ny. R mengatakan keluarga tidak efektif
tidak pernah hipertensi
Perubahan Status
dan tidak memilih
makanan Kesehatan
- Keluarga membawa
Ny.R ke pelayanan
kesehatan terdekat Ketidakefektifan pola
DO:
perawatan keluarga
TD : 165/95 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 22 x/menit
Manajemen
Kesehatan tidak efektif

B. Skoring Masalah Keperawatan


Diagnosa Keperawatan :
No Kriteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran

1 Sifat masalah Masalah


a. Actual 3 1 3/3X1= 1 pernah terjadi
b. Resiko tinggi 2 dan sering
c. Potensial 1 terjadi
2 Kemungkinan Keluarga Ny.
masalah R Memiliki
dapat diubah kemampuan
a. mudah 2 2 1/2X2= 1 tentang
b. sebagian 1 hipertensi
c. tidak dapat 0 serta
bagaimana
cara
perawatan
hipertensi
dirumah
3 Potensial Ny. R
masalah untuk memiliki
dicegah kemampuan
a. tinggi 3 1 3/3X1= 1 dan kooperatif
b. cukup 2 dalam
c. rendah 1 menyelesaikan
masalah
4 Menonjolnya Ny. R tidak
masalah merasakan
a. segera diatasi 2 1 2/2X1= 1 keluahan
b. tidak segera 1 apapun. Ny. R
diatasi mampu
c.tidak dirasakan 0 melakukan
tindakan
sendiri dengan
melakukan
intervensi
jalan kaki.

a.Defisit pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang terpapar informasi


hipertensi ditandai dengan persepsi salah terhadap hipertensi(D.0111)
b.Ketidakefektifan kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
C. Format Perencanaan Keperawatan Keluarga
NO Diagnosa Tujuan
Keperawatan Umum khusus Intervensi
Manajemen Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan
kesehatan keperawatan selama 4x24 jam keluarga untuk terlibat
keluarga tidak diharapkan manajemen kesehatan
dalam perawatan.
efektif keluarga meningkat dengan
kriteria hasil: 2. Ajarkan cara perawatan
5. Aktivitas keluarga mengatasi yang bisa dilakukan
masalah kesehatan tepat keluarga (Intervensi jalan
meningkat kaki)

6. Verbalisasi kesulitan
menjalankan perawatan yang
ditetapkan menurun.
7. Identifikasi kesiapan keluarga
untuk terlibat dalam
perawatan.
8. Ajarkan cara perawatan yang
bisa dilakukan keluarga
(Intervensi jalan kaki)
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
NO Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan TTD
Sabtu / 18 Manajemen kesehatan a. S: M
Maret 2023 keluarga tidak efektif Mengidentifikasi - Keluarga mengatakan bersedia
Jam 06.30 (L.12105) tindakan yang dapat di libatkan selama pengobatan.
WIB dilakukan keluarga - Keluarga mengatakan dapat
b. melakukan tindakan M bersama –
Mengidentifikasi sama selama pengobatan
kesiapan keluarga - Keluarga mengatakan bersedia
untuk terlibat dalam untuk diberikan dan di ajarkan
perawatan untuk jalan kaki
c. - Keluarga mengatakan Msiap
untuk mendapatkan siap untuk
Mengidentifikasi
mendapatkan informasi
kesiapan keluarga mengenai tindakan yang akan
untuk terlibat dalam di lakukan selanjutnya
perawatan. O:
(menanyakan - TD sebelum jalan kaki:
kepada keluarga 160/95 mmHg
Ny.R apakah - TD sesudah jalan kaki :
bersedia untuk di 150/80 mmHg.
ajarkan perawatan A : Masalah Teratasi Sebagian
yaitu intervensi P : Lanjutkan Intervensi
jalan kaki untuk Mengajarkan cara perawatan yang
menurunkan bisa di lakukan keluarga ( jalan
tekanan darah). kaki )
d. M
mendiskusikan cara
perawatan dirumah
e. M
memfasilitasi
keluarga membuat
keputusan
perawatan
f. M
menganjurkan
keluarga terlibat
dalam perawatan
2 Rabu / 22 Manajemen kesehatan Mengobservasi terapi jalan S : Pasien mengatakan badan
Maret 2023 keluarga tidak efektif kaki yang dilakukan oleh rileks, dan tidur semalam
Jam 07.00 WIB (L.12105) Klien dan keluarga lebih pulas.
O:
- TD sebelum jalan kaki :
135/89 mmHg
- TD setelah jalan kaki : 130/80
mmHg
A : Masalah teratasi Sebagian

P : dilanjutan intervensi

Verbalisasi kesulitan menjalani


program

A. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.4 Evaluasi Keperawatan
Tanggal dan Waktu Diagnosis Evaluasi Keperawatan Paraf dan
Keperawatan Nama
Terang
Sabtu/ 18 Maret 2023 Manajemen Kesehatan S:
Jam 07.00 WIB keluarga tidak efektif - Keluarga mengatakan bersedia dilibatkan
(D.0115) selama pengobatan
- Pasien mengatakan badan terasa lebih ringan
O: Recha Nur
- TD sebelum jalan kaki : 160/95mmHg Sintia
- TD setelah jalan kaki : 150/80 mmHg
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Tanggal dan Waktu Diagnosis Evaluasi Keperawatan Paraf dan Nama
Keperawatan Terang
Senin/ 20 Maret 2023 Manajemen S:
Jam 06.30 WIB Kesehatan keluarga - Pasien mengatakan badan terasa ringan
tidak efektif (D.0115) dan rileks
O:
- TD sebelum jalan kaki : 155/90 mmHg
- TD setelah jalan kaki : 142/82 mmHg
Recha Nur Sintia
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Mengajarkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga (intervensi fisik jalan
kaki)

Rabu/ 22 Maret 2023 Manajemen Kesehatan S:


Jam 07.00 WIB keluarga tidak efektif - K
(D.0115) Klien mengatakan rileks dan nyaman
setelah di lakukan jalan kaki
- P
Pasien mengatakan tidur semalam lebih
pulas, badan terasa rileks

O:
- TD sebelum jalan kaki : 135/89 mmHg
- TD setelah jalan kaki : 130/80 mmHg

A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
Lampiran 6 Standar Operasional Prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


AKTIVITAS FISIK JALAN KAKI

Pengertian Berjalan merupakan gerakan berpindah tempat atau


memindahkan tubuh dari satu titik ke titik yang lain dengan
cara melangkah menggunakan kaki secara bergantian
Tujuan 1. Membantu menambah stamina
2. Membakar kalori berlebih
3. Membuat jantung lebih sehat
4. Menurunkan tekanan darah
5. Meningkatkan fleksibilitas otot agar terhindar
dari kejang otot, kram, dan rasa sakit
6. Meningkatkan ketahanan otot
7. Membangun sistem kekebalan tubuh
8. Meningkatkan metabolisme tubuh
Indikasi 1. Pasien dengan diagnosa hipertensi
2. Pasien tanpa gangguan imobilisasi
3. Pasien sadar dan mampu mengikuti perintah.
Kontra indikasi 1. Pasien yang memiliki multiple diagnose
2. Pasien dengan gangguan disabilitas
Peralatan 1. Spigmomanometer (tensi)
2. Stetoskop
3. Sepatu
Prosedur kegiatan Tahap pra interaksi
1. Mencuci tangan
2. Menyaipkan alat
Tahap orientasi
3. Memberikan salam & memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan
Dilakukan
Tahap kerja
5. Pemanasan sebelum melakukan tindakan
6. Usahakan dengan posisi yang nyaman gunakan
otot bets, tumit, dan paha belakang agar pasien
dapat berjalan dengan baik
7. Angkat kedua bahu sedikit kebelakang tetapi
Jangan terlalu tegap dan usahakan untuk tetap
rileks
8. Ayunkan lengan selama berjalan secara
bergantian
9. Mulailah dengan jalan santai selama 10 menit,
Langkah berikutnya menambah kecepatan
berjalan (jalan cepat) selama 5 menit kemudian
setelah selesai jalan cepat selama 5 menit,
lanjutkan dengan jalan santai selama 10 menit
10. Kemudian lakukan pendinginan kurang lebih 5
menit untuk menstabilkan tekanan jantung dan
pernafasan.
Terminasi Evalusi subjektif dan objektif dengan menanyakan
perasaan pasien setelah melakukan tindakan, rencana
tindakan lanjut, dan kontrak waktu.
Dokumentasi Mendokumentasikan tindakan dan hasil observasi yang
telah dilakukan dan mendokumentasikan hasil evaluasi
terhadap respon klien setelah dilakukan Tindakan
Lampiran 7 Lembar Observasi

Lembar Observasi Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Diberikan


Terapi Jalan Kaki

Hari/Tanggal Tekanan Darah(mmHg)


Sebelum Sesudah
Hari 1 158/95mmHg 150/90mmHg
16 / 3 / 2023
06.00
Hari 2 150/95mmHg 140/80mmHg
17 / 3 / 2023
06.30
Hari 3 140/90mmHg 130/80mmHg
18 / 3 / 2023
07.00
Hari 4 155/95mmHg 140/70 mmHg
19 / 3 / 2023
07.30
Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan Studi Kasus

Hari Pertama Intervensi Jalan Kaki


Hari Kedua Intervensi Jalan Kaki
Hari Ketiga Intervensi Jalan Kaki
Hari Keempat Intervensi Jalan Kaki
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Recha Nur Sintia


NIM : 201447224
Tempat/ Tanggal Lahir : Kota Bumi/ 12 Juni 2002
Alamat : Jalan Pelataran Pilang Desa Dukong Rt/Rw 015/004
Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung
Institusi : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
Angkatan : 2020
Biografi : SD Negeri 40 Tanjungpandan Tahun Lulus 2014
SMP Negeri 5 Tanjungpandan Tahun Lulus 2017
SMA Muhammadiyah Tanjungpandan Tahun Lulus 2020
Lampiran 10 Logbook Bimbingan

Anda mungkin juga menyukai