POLTEKKES KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BELITUNG
TAHUN 2023
PENERAPAN INTERVENSI JALAN KAKI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI DALAM KONTEKS KELUARGA DI
WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS TANJUNGPANDAN
KABUPATEN BELITUNG
POLTEKKES KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BELITUNG
TAHUN 2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari : Senin
Tanggal : 19 Juni 2023
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Nazliansyah,S.Kep.,Ners.,MNS Amiruddin,S.Kep.,Ners.,M.Kep
NIP. 197601291995031002 NIP. 197601291995031002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, serta
bimbingan dan pengarahan dari bapak dan ibu dosen pembimbing, penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penerapan Intervensi Jalan
Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Dalam Konteks
Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas TanjungPandan Kabupaten Belitung
Tahun 2023”.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan di
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pangkalpinang Prodi DIII
Keperawatan Belitung. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan serta saran baik secara tertulis maupun secara
tidak tertulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Akhiat, SKM., M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pangkalpinang Prodi D III Keperawatan Belitung.
2. Bapak Nazliansyah, MNS selaku Ketua Prodi D III Keperawatan Belitung dan
sekaligus selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan
bimbingan dan masukan tanpa mengenal lelah kepada penulis.
3. Bapak Amiruddin, S.Kep., Ners, M.Kep selaku pembimbing II Karya Tulis
Ilmiah yang telah banyak meluangkan energi, waktu, dan kesabarannya untuk
membimbing dan memberi pengarahan tanpa mengenal lelah kepada penulis.
4. Ibu Cristi Monica S.Kep., MMRS selaku ketua penguji yang sudah membantu
serta memberi dorongan sehingga penulis bisa menyelesaikan sidang Karya
Tulis Ilmiah.
5. Ibu Septy Nur Aini S.Kep., Ners., M.Kep selaku koordinator mata kuliah karya
tulis ilmiah ini, yang tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan kami
menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan tepat waktu.
v
6. Bараk dan Ibu dosen beserta staf pendidikan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Pangkalpinang Prodi Diploma III Keperawatan
Belitung.
7. Kedua orang tua penulis Ayahanda Retno A.S dan Ibunda Chandra Nela, serta
seluruh keluarga penulis yang telah memberikan semangat berupa dukungan
baik moral maupun materil.
8. Teman-teman seperjuangan yang selalu mensupport yaitu, Siti Aisiah, Tessa
Monika, Eka Rizky Kurniati,Widya, Adinda Permata Putri dan para sahabat
terbaik di masa SMA Nur Anbiyah R, yang telah memberikan dukungan
berupa do’a dan semangat kepada penulis dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini.
9. Teman-teman seangkatan penulis di Politeknik Kesehatan Kesehatan
Pangkalpinang Prodi DIII Keperawatan Belitung yang tidak bisa dsebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik teknik penulisan maupun isinya. Hal ini karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa
yang akan datang.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga Allah SWT melimpahkan
karunia serta rahmat dan ridho-Nya untuk kita semua dan semoga Karya Tulis
Ilmiah ini bermanfaat bagi yang membacanya Aamiin Yarobbal „Alamin.
vi
PENERAPAN INTERVENSI JALAN KAKI TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DALAM KONTEKS
KELUARGA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
TANJUNGPANDAN KABUPATEN BELITUNG
Dosen Pembimbing:
Nazliansyah, S.Kep.Ners., MNS
Amiruddin, S.Kep., Ners., M.Kep
ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistol dan
diastol mengalami kenaikan yang melebihi batas normal tekanan (tekanan sistol
diatas 140 mmhg dan diastol diatas 90 mmhg). Penyebab hipertensi hingga saat
ini secara pasti belum dapat diketahui, tetapi gaya hidup berpengaruh besar
terhadap kasus ini. Terdapat beberapa faktor yang menjadi resiko terjadinya
hipertensi seperti usia, jenis kelamin, merokok dan gaya hidup kurang aktivitas
yang dapat mengarah ke obesitas.
Tujuan: Tujuan adalah untuk pelaksanaan intervensi jalan kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode: Desain penelitian
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek kasus
yaitu Ny.R dengan diagnosis medis hipertensi. Tindakan keperawatan yang
dilakukan adalah aktivitas fisik jalan kaki. Instrumen yang digunakan adalah
format pengkajian keluarga, SOP intervensi jalan kaki.
Hasil: Hasil pengkajian menunjukkan adanya hipertensi sedang. Diagnosis
keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
dukungan keluarga merencanakan keperawatan. Hasil menunjukkan setelah
pelaksanaan intervensi jalan kaki terdapat penurunan tekanan darah yang
ditunjukkan dengan penurunan tekanan darah (158/90 mmHg menjadi 140/80
mmHg).
Kesimpulan: intervensi jalan kaki dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Saran bagi keluarga diharapkan dapat memberikan dan mendampingi
pasien dalam intervensi jalan kaki dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
tersedia. Kata Kunci: Hipertensi, intervensi Jalan Kaki, Penurunan Tekanan
Darah.
vii
IMPLEMENTATION OF WALKING INTERVENTION ON REDUCING
BLOOD PRESSURE OF HYPERTENSION PATIENTS IN THE FAMILY
CONTEXT IN THE WORKING AREA OF TANJUNGPANDAN
PUSKESMAS BELITUNG REGENCY
Supervisor :
Nazliansyah, S.Kep.Ners., MNS
Amiruddin, S.Kep., Ners., M.Kep
ABSTRACT
Background: Hypertension is a condition in which the systolic and diastolic
pressures experience an increase that exceeds normal pressure limits (systolic
pressure above 140 mmhg and diastolic above 90 mmhg). The exact cause of
hypertension is currently unknown, but lifestyle has a major influence on this
case. There are several risk factors for hypertension such as age, gender, smoking
and an inactive lifestyle that can lead to obesity.
Purpose: The aim is to carry out a walking intervention to reduce blood pressure
in hypertensive patients. Method: The research design uses a descriptive method
with a case study approach. The case subject was Mrs.R with a medical diagnosis
of hypertension. The action taken is the physical activity of walking. The
instrument used was a family assessment format, walking intervention SOP.
Results: The results of the study showed moderate hypertension. Diagnosis
including ineffective family health management related to family support
planning pregnancy. The results showed that after the implementation of the
walking intervention there was a decrease in blood pressure as indicated by a
decrease in blood pressure (158/90 mmHg to 140/80 mmHg).
Conclusion: walking intervention can reduce blood pressure in hypertensive
patients. Suggestions for families are expected to be able to provide and
accompany patients in walking interventions and utilizing available health
facilities. Keywords: Hypertension, Walking intervention, Decreased Blood
Pressure.
Keywords: Hypertension, Walking intervention, Blood Pressure Reduction.
viii
DAFTAR ISI
ix
6 Komplikasi Hipertensi ........................................................................... 9
2 Fungsi Keluarga.................................................................................... 14
6 Indikasi .................................................................................................. 33
x
7 Kontraindikasi ...................................................................................... 33
E. Kerangka Teori..................................................................................... 36
A. Pengkajian ............................................................................................. 42
G. Perencanaan .......................................................................................... 48
xi
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 55
A. Pembahasan .......................................................................................... 55
A. Kesimpulan ........................................................................................... 58
B. Saran ...................................................................................................... 58
LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Teori.................................................................................... 37
Skema 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................... 38
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang disebut silent
killer, karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa dirinya
menderita penyakit hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya
dan gejalanya tersebut meskipun tidak muncul, sering kali dianggap
sebagai gangguan biasa, sehingga kadang terlambat untuk menyadari akan
datangnya penyakit (Aspiani, 2016). Hipertensi secara global memberikan
peranan penting terhadap semua penyebab kematian pada penyakit
kardiovaskuler, menimbulkan kerusakan organ lain seperti otak (stroke),
ginjal, arteri perifer dan retinopati serta berhubungan secara linier dengan
morbiditas dan mortalitas, oleh sebab itu penyakit hipertensi harus dicegah
dan diobati (Rahmawati, 2018).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2019, hipertensi
merupakan penyebab utama dari kematian dini di seluruh dunia,
diperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi,
sebagian besar (dua pertiga) tinggal di negara berpenghasilan rendah dan
menengah dan salah satu target global untuk menurunkan hipertensi
sebesar 25% pada tahun 2025.
Pada tahun 2020, penderita hipertensi di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, tepatnya Di Kabupaten Belitung sebanyak 45.699 orang, yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 17.223 orang. (Profil
Kesehatan Bangka Belitung Tahun, 2020).
Pada tahun 2021 Penderita Hipertensi di Kabupaten Belitung, tepatnya
di Puskesmas TanjungPandan berjumlah 10,837 orang, yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sebesar 88,8 % belum mencapai target 100 %. (Fix
Profil 2021, n.d.).
Hipertensi sering terjadi tanpa adanya keluhan sehingga penderita
tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki tekanan darah tinggi, hanya
1
2
5
6
3 Etiologi Hipertensi
a. Usia
Usia salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang tidak
dapat diubah.
b. Jenis kelamin
Dalam hal ini, pria cenderung lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut terjadi
karena adanya dugaan bahwa pria memiliki gaya hidup
yang kurang sehat jika dibandingkan dengan wanita. Akan
tetapi, prevalensi hipertensi pada wanita mengalami
peningkatan setelah memasuki usia menopause.
c. Obesitas
Suatu keadaan penumpukan lemak berlebih dalam tubuh.
Obesitas dapat memicu terjadinya hipertensi akibat
terganggunya aliran darah. Orang dengan obesitas biasanya
mengalami peningkatan kadar lemak dalam darah
(hiperlipidemia) sehingga berpontensi menimbulkan
penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Penyempitan
terjadi akibat penumpukan plak ateromosa yang berasal dari
lemak.
d. Merokok
Merokok juga dapat menjadi salah satu faktor pemicu
terjadinya hipertensi. Merokok dapat menyebabkan denyut
7
8 Pemeriksaan Diagnostik
Adapun beberapa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan, antara
lain :
a. Melakukan pengukuran tekanan darah secara berturut-turut
1. Jika hasil pemeriksaan lebih dari 120/80 mmHg
namun kurang dari 140/90 mmHg dapat
mengindikasikan prehipertensi.
2. Jika hasil pemeriksaan lebih dari 140/90 mmHg
mengindikasikan hipertensi. Ada dua jenis hipertensi
yaitu :
a. Hipertensi stadium 1
Didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik yang lebih
dari 139 mmHg namun kurang dari 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 89 mmHg namun
kurang dari 100 mmHg.
b. Hipertensi stadium 2
Didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari
atau sama dengan 159 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih atau sama dengan 99 mmHg.
b. Hasil pemeriksaan auskultasi menunjukkan adanya bunyi
abnormal pada aorta abdominal dan arteri karotid, renal, dan
femoral.
c. Oftalmoskopi memperlihatkan takikan arteriovenosa dan
pada ensefalopati hipersensitif, papiledema.
d. Urinalisis : Adanya protein, sel darah merah, dan sel darah
putih bisa mengindikasikan glomerulonefritis.
e. Urografi ekskretori : Atrofi renal mengindikasikan penyakit
ginjal kronis, selisih panjang kedua ginjal lebih dari 1,5 cm
menunjukan penyakit ginjal unilateral.
14
Pengkajian Lingkungan :
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Jelaskan bagaimana menggunakan sistem tertutup
dan terbuka untuk berkomunikasi antar anggota
keluarga, kualitas dan frekuensi komunikasi, serta
isi pesan yang disampaikan.
2. Struktur kekuasaan keluarga
Periksa kekuatan atau model kekuatan yang
digunakan oleh keluarga dalam pengambilan
keputusan.
3. Struktur dan peran keluarga
Menjelaskan peran setiap anggota keluarga secara
formal dan informal
4. Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan nilai normatif yang dianut oleh
keluarga dalam kelompok atau masyarakat dan
bagaimana nilai dan norma tersebut mempengaruhi
kesehatan keluarga
e. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Evaluasi citra diri anggota keluarga, rasa memiliki
keluarga, dukungan terhadap anggota keluarga,
hubungan sosial dan psikologis dalam keluarga,
dan bagaimana keluarga mengembangkan rasa
26
saling menghormati.
2. Fungsi sosial
Menjelaskan hubungan antara anggota keluarga,
sejauh mana anggota keluarga mempelajari
disiplin, nilai, norma, dan budaya, serta perilaku
umum dalam keluarga dan masyarakat.
3. Fungsi kesehatan (perawatan / pemeliharaan)
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, dan perlindungan bagi anggota keluarga
yang sakit. Pengetahuan keluarga tentang
kesehatan dan sakit, kemampuan keluarga untuk
melaksanakan tugas perawatan keluarga yaitu:
1) Kenali masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang benar
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
4) Modifikasi lingkungan
5) Memanfaatkan fasilitas sanitasi yang ada
4. Fungsi reproduksi
Evaluasi jumlah anak, jumlah anggota keluarga
yang direncanakan, dan metode apa yang
digunakan keluarga untuk mengontrol jumlah
anggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi
Jelaskan bagaimana keluarga berusaha untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan, serta bagaimana menggunakan lingkungan
keluarga untuk meningkatkan pendapatan
keluarga.
f. Stres dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stresor jangka pendek adalah penyebab stres yang
27
menderita hipertensi
d. Memelihara kesehatan pada lingkungan rumah yang
kondusif
e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari
rangkaian proses keperawatan guna tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai
atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan
tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti &Muryanti,
2017).
D. Konsep Terapi Jalan Kaki
1 Definisi Jalan Kaki
“Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur
dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti
mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan
gerak (berarti meningkatkan kualitas hidup)”. Seperti
halnya makan, gerak olahraga merupakan sebuah
kebutuhan hidup yang sifatnya terus menerus yang artinya
jika ditinggalkan akan menganggu jalannya kehidupan.
Olahraga sebagai alat memelihara dan membina
kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga adalah alat
jasmani, rohani dan sosial. Menurut Renstrom & Roux
seperti yang dikutip dari A.S Watson(Santosa, 2016,).
Jalan kaki adalah keterampilan dasar yang dimiliki
manusia yang merupakan basic skill seperti melompat dan
merupakan tahap pembelajaran setiap manusia dari lahir.
Gerak tubuh yang kita lakukan dalam berjalan didominasi
oleh langkah kaki, meskipun gerak tangan, dan anggota
31
2. Tahap Kerja
Pemanasan (warming up) sebelum melakukan
tindakan, usahakan dengan posisi yang nyaman
(lebih baik dalam posisi yang tegap), gunakan otot
bets, tumit, dan paha belakang agar pasien dapat
berjalan dengan baik, angkatlah kedua bahu sedikit
kebelakang tetapi jangan terlalu tegap dan
usahakan untuk tetap rileks, ayunkan lengan
selama berjalan secara bergantian, mulailah dengan
jalan santai selama 10 menit, langkah berikutnya
menambah kecepatan berjalan (jalan cepat) selama
5 menit, kemudian setelah selesai jalan cepat
selama 5 menit, lanjutkan dengan jalan santai
elama 10 menit, dan lakukan pendinginan kurang
lebih selama 5 menit untuk menstabilkan tekanan
jantung dan pernafasan. Dilakukan aktivitas fisik
selama 30 menit dengan frekuensi 4 kali dalam
seminggu sangat berpengaruh terhadap
menurunnya tekanan darah sistol dan diastol pada
penderita hipertensi.
3. Terminasi
Evalusi subjektif dan objektif dengan menanyakan
perasaan pasien setelah melakukan tindakan,
rencanakan tindakan lanjut, kontrak waktu.
4. Dokumentasi
Mendokumentasikan tindakan dan hasil observasi
35
9 Penelitian Terkait
Penelitian yang dilakukan oleh Umi Hanik tahun 2018
bahwa sebelum melakukan terapi ergonomik setengah
responden memiliki nadi pada golongan hipertensi
ringan yaitu antara 140/90- 159/99 mmHg, dimana
hipertensi yang dialami responden disebabkan oleh jenis
kelamin, usia, konsumsi garam yg berlebihan, riwayat
hipertensi dan merokok sehingga pengobatan yang
dilakukan dapat mengatasi denyut nadi sehingga tidak
terjadi kebingungan lebih lanjut.
36
E. Kerangka Teori
Hipertensi
v
F. Kerangka Konsep
38
39
D. Fokus Studi
Fokus studi pada studi kasus ini adalah intervensi jalan kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dalam konteks keluarga
wilayah puskesmas TanjungPandan.
E. Definisi Operasional
1. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari
suatu periode. Hipertensi juga didefenisikan sebagai tekanan darah sistolik
>140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg (Udjianti, 2013).
Penulis menjadikan batasan istilah pada penelitian ini yaitu klien dengan
diagnosa medis Hipertensi yang berada di wilayah Puskesmas
Tanjungpandan.
2. Asuhan Keperawatan Keluarga pada Klien Hipertensi
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga
pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).
F. Metode Pengumpulan Data
1. Pemeriksaan dan Observasi
Penulis melakukan intervensi kepada pasien disertai pengamatan untuk
mengetahui perkembangan kondisi pasien, penulis melakukan pemeriksaan
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan mengunakan tensimeter.
2. Wawancara
Penulis mengajukan beberapa pertanyaan tentang identitias pasien, keluhan
utama, histori yang terdiri dari alergi, medikasi, penyakit sebelumnya, dan
penyakit yang diderita saat ini bersumber dari pasien ataupun keluarga
pasien. Pada wawancara, digunakan instrumen berupa format asuhan
keperawatan.
3. Metode pengukuran
40
A. Pengkajian
Studi kasus ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Mei 2023,
dengan jadwal pengambilan data studi kasus pada tanggal 6-18 Maret
2023. Selama pengambilan data tersebut, peneliti melakukan pengkajian
selama 2 hari yaitu pada tanggal 11 dan 13 Maret. Pengkajian dilakukan
dirumah keluarga Tn.D, peneliti melakukan implementasi selama 4 kali
kunjungan rumah. Adapun hasil studi kasus sebagai berikut :
B.Gambaran Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjungpandan yang terletak berada di Jl. Ahmad Yani, No.01
Kelurahan Lesung Batang, Kecamatan Tanjung Pandan, Kabupaten
Belitung. Puskesmas TanjungPandan mempunyai wilayah kerja yang
terdiri dari 5 kelurahan dan 2 desa.
C. Karakteristik Partisipan (Identitas Pasien)
Subjek penelitian ini adalah keluarga Tn.D dengan anggota
keluarganya yang menderita hipertensi. Subjek studi kasus yang
menderita hipertensi yaitu Ny.R, dengan usia 62 tahun, status menikah,
agama Islam, pendidikan terakhir SD, dan bekerja sebagai ibu rumah
tangga.
D. Data Pengkajian Keperawatan
a. Data Umum
Nama kepala keluarga Tn.D, usia 60 tahun, beragama Islam,
pendidikan terakhir SD, bekerja buruh harian, suku melayu.
Komposisi keluarga terdiri dari Tn.D sebagai kepala keluarga dan
Ny.R sebagai istri. Keluarga Tn.D merupakan tipe keluarga inti
(nuclear family) yang terdiri dari suami istri yang tinggal serumah.
Tn.S mempunyai 2 anak yang sudah menikah 2 anak dan tinggal di
dengan gambaran genogram sebagai berikut :
42
43
Genogram keluarga
Keterangan :
= laki-laki = laki – laki meninggal
= perempuan = tinggal serumah
= klien = perempuan meninggal
Status sosial dan ekonomi keluarga sumber pendapat berasal dari suami
pasien yang bekerja sebagai buruh harian dengan penghasilan ±
2.000.000/bulan dari pendapatan tersebut sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari. Dari aktivitas rekreasi keluarga memanfaatkan waktu luang
dengan menonton televise sebagai reakreasi dan berkunjung kerumah
anaknya. Berdasarkan karakteristik luas rumah yang di tempati pasien
dan keluarga sekitar 6 x 10 m² dengan tipe permanen yang terdiri dari
satu ruang tamu, tiga kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, satu
kamar mandi yang ada di dalam rumah.
b. Riwayat & Tahap perkembangan keluarga
pada saat ini tahap perkembangan keluarga Tn. D pada tahap
perkembangan ke lima yaitu dengan keluarga melepas anak usia dewasa
muda. Ny. R mengatakan jarang berobat ke puskesmas untuk
mendapatkan obat hipertensi, Ny. R mengatakan minum obat hanya pada
saat ada keluhan, keluarga mengatakan belum mengetahui Tindakan apa
untuk mengatasi masalah hipertensi.
44
F. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4 1 Diagnosa Keperawatan
Kebutuhan Wawancara Observasi Dokumentasi Kesimpulan Etiologi Diagnosis
Dasar Pemeriksaan Masalah Keperawatan
Aktivitas
Jalan kaki
Hasil a. Ny. S mengatakan a. Ny.S tampak TD : Manajemen Hipertensi Manajemen
jarang berobat ke tidak 160/95mmhg kesehatan kesehatan keluarga
puskemas untuk mengkonsum keluarga tidak tidak efektif
mendapatkan obat si obat rutin efektif Perubahan Status berhubungan
hipertensi hipertensi Kesehatan dengan dukungan
b. Ny. S b. TD: 160/95 keluarga
mengatakan mmHg. merencanakan
minum obat hanya c. Suhu : 37°C Ketidakefektifan perawatan
pada saat ada pola perawatan
keluhan. keluarga
c. Keluarga membawa
Ny.S ke pelayanan
kesehatan terdekat Manajemen
d. Keluarga Kesehatan tidak
mengatakan belum efektif
mengetahui tindakan
apa untuk mengatasi
masalah hipertensi
Normal - Tekanan darah normal
120/80 mmHg.
48
G. Perencanaan
H. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.2 Implementasi Keperawatan
No. Hari / Tanggal Diagnosis Implementasi Keperawatan Evaluasi Proses Paraf dan Nama
Keperawatan Terang
1. Sabtu / Manajemen a. S: 3
18 Maret 2023 kesehatan keluarga Mengidentifikasi - Keluarga mengatakan
Jam 06.30 WIB tidak efektif tindakan yang dapat bersedia di libatkan
(D.0115) dilakukan keluarga selama pengobatan.
b. - Keluarga mengatakan
M
mengidentifikasi dapat melakukan tindakan
kesiapan keluarga untuk bersama – sama selama
terlibat dalam
pengobatan
perawatan
- Keluarga mengatakan
c. M
bersedia untuk diberikan
mengidentifikasi
dan di ajarkan untuk jalan
kesiapan keluarga untuk
kaki
terlibat dalam Recha Nur Sintia
- Keluarga mengatakan siap
perawatan. (menanyakan
untuk mendapatkan siap
kepada keluarga Ny.S
untuk mendapatkan
apakah bersedia untuk di
informasi mengenai
ajarkan perawatan yaitu
tindakan yang akan di
intervensi jalan kaki
lakukan selanjutnya
untuk menurunkan
O:
tekanan darah).
- TD sebelum jalan kaki:
d.
160/95 mmHg
Mendiskusikan cara
- TD sesudah jalan kaki :
50
A : Masalah Teratasi
Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Mengajarkan cara perawatan
yang bisa di lakukan keluarga
( jalan kaki )
4 Rabu / 22 Maret 2023 Manajemen Mengobservasi terapi jalan kaki S : Pasien mengatakan badan Recha Nur Sintia
Jam 07.00 WIB kesehatan keluarga yang dilakukan oleh Klien dan rileks, dan tidur semalam
tidak efektif keluarga lebih pulas.
(L.12105) O:
- TD sebelum jalan kaki :
135/89 mmHg
- TD setelah jalan kaki :
130/80 mmHg
A : Masalah teratasi
Sebagian
52
P : dilanjutan intervensi
53
I. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.3 Evaluasi Keperawatan
Tanggal dan Diagnosis Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf dan
Waktu Nama Terang
Sabtu/ 18 Manajemen Kesehatan keluarga tidak S:
Maret 2023 efektif (D.0115) - Keluarga mengatakan bersedia dilibatkan selama pengobatan
Jam - Pasien mengatakan badan terasa lebih ringan
07.00WIB O:
- TD sebelum jalan kaki : 160/95mmHg Recha Nur
- TD setelah jalan kaki : 150/80 mmHg Sintia
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
54
Rabu/ 22 Manajemen S:
Maret 2023 Kesehatan keluarga - Klien mengatakan rileks dan nyaman setelah di lakukan jalan kaki
Jam 07.00 tidak efektif - Pasien mengatakan tidur semalam lebih pulas, badan terasa rileks
WIB (D.0115)
O:
- TD sebelum jalan kaki : 135/89 mmHg
- TD setelah jalan kaki : 130/80 mmHg
RechaNur
A : Masalah Teratasi Sintia
P : Hentikan Intervensi
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Tujuan dilakukan studi kasus ini seperti yang telah dijelaskan pada bab
satu. Untuk mengetahui pelaksanaan intervensi jalan kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil pengukuran
tekanan darah pada keluarga Tn. D kasusnya Ny.R penulis mengajarkan
intervensi jalan kaki terhadap penurunan tekanan darah sehingga keluarga
dapat melakukan prosedur tersebut kepada Ny.R prosedur dilakukan oleh
keluarga di pagi hari selama satu kali sehari dengan durasi 30 menit
selama 4 hari.
Intervensi jalan kaki sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi,
dimana orang yang kurang aktivitas fisik jalan kaki akan cenderung
mempunyai frekuensi denyut jantung lebih tinggi sehingga otot jantung
berkerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot
jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada
arteri. Maka sangat dianjurkan karena manfaat yang didapatkan dari
intervensi jalan kaki yaitu: menurunkan tekanan darah, mengurangi stress,
menurunkan berat badan, memperkuat tulang dan sendi, menurunkan
kadar gula darah dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Implementasi yang telah dilakukan pada studi kasus ini berdasarkan
dengan diagnosa keperawatan utama yaitu manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif berhubungan dengan dukungan keluarga merencanakan
perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah:
1. Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga (intervensi
jalan kaki)
a. Pembahasan dengan membandingkan hasil yang diperoleh
Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga (intervensi
jalan kaki), selain itu implementasi intervensi jalan kaki juga merupakan
implementasi fokus untuk menurunkan tekanan darah sesuai dengan judul
Karya Tulis Ilmiah oleh penulis. Pelaksanaan ini dilakukan setiap pagi di
55
56
hipertensi dengan itu adanya penurunan tekanan darah yang pada saat
sebelum di lakukan edukasi yaitu 160/95 mmHg dan setelah dilakukan
edukasi menjadi 150/80 mmHg.
Kondisi tersebut membuktikan bahwa implementasi edukasi bermanfaat
untuk meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga bisa
berperilaku sesuai dengan pengetahuan untuk mencapai kesehatan yang
optimal. hasil penelitian tersebut selaras dengan hasil yang didapat oleh
penulis setelah melakukan implementasi pada keluarga Ny.R.
Berdasarkan kesimpulan penulis dari jurnal Silwanah,(2020) intervensi
jalan kaki yang dilakukan selama 30 menit dengan frekuensi 4 kali dalam
seminggu dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 20 mmHg pada
sistol dan 10 mmHg diastol.
58
59
3. Untuk Puskesmas
Hasil Studi Kasus ini dapat memberikan informasi mengenai
pelaksanaan intervensi jalan kaki untuk membantu penurunan tekanan
darah pada pasien hipertensi dan meningkatkan promosi kesehatan
khususnya anggota keluarga menderita hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, M. F., & Mariyam, M. (2021). Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Menggunakan
Fix Profil 2021. (n.d.).Kaki, J. (2017). Olahraga Jalan Kaki. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Jayadi, I., & Puspita, S. (2019). Pengaruh Olahraga Jalan Kaki Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Mancar
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Jurnal Akademika Husada,
1(1), 1-9. Dikutip dari http://jurnal.stikeshusadajombang.ac.id.
Silwanah, A. S., Yusuf, R. A., & Hatta, N. (2020). Pengaruh Aktifitas Jalan Pagi
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Pusat Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Mappakasunggu Pare-Pare. Journal of Aafiyah Health
Research (JAHR), 1(2), 74–83. https://doi.org/10.52103/jahr.v1i2.283
60
61
Rahmawati, E., Dewi, A., & Sari, N. (2018). (Perbandingan Isometric Handgrip
Exercise dan Jalan Kaki Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan
Darah Diastolik Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan Notokusumo,
6(1), 12-23). Dikutip dari http://jurnal.stikes-notokusumo.ac.id. (2018).
Hipertensi Melalui Terapi Aktivitas Berjalan Kaki Dengan Pendekatan
Keperawatan Keluarga.
Wahyuni, N. T., Kep, S. K. M., Parliani, N., & Riset, D. (2021). Dwiva Hayati , S
.Kep Buku Ajar Keperawatan Keluarga.
https://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/bitstream/123456789/311/1/Buku Ajar
Keperawatan Keluarga.pdf
Wahyudi, 2019). (2021). Pengaruh Jalan Kaki Tiga Puluh Menit Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan
’Aisyiyah, 7(2), 69–76. https://doi.org/10.33867/jka.v7i2.219
No Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan
dan
Bimbingan
Proposal
Studi
Kasus
2. Ujian
Proposal
Studi
Kasus
3. Revisi
Proposal
Studi
Kasus
4. Pengambil
an dan
Pengolahan
Data
5. Pembimbin
gan Hasil
6. Ujian
Sidang
Studi
Kasus
7. Revisi dan
Pengumpul
an studi
Kasus
Lampiran 2 Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Lembar Penjelasan Subjek Penelitian (PSP)
Peneliti
A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum.
A. Genogram :
Keterangan :
= laki-laki = meninggal
d. Status Penghasilan utama keluarga dari Ny.R yaitu Ny.R mempunyai usaha kebun
sosial : dengan penghasilan perbulan sekitar 1-2 jutaan dan di bantu juga oleh
ekonomi anaknya yang ke Dua, Tn.D bekerja sebagai buruh harian.
keluarga
e. : Ny.R dan Tn.D mengatakan mereka untuk rekreasi
A keluarga menghabiskan
ktivitas waktu bersama saudara di pantai dengan bercerita dan makan bersama pada
rekreasi hari libur.
keluarga
b. Denah rumah
6 4
2 5
3
1
Keterangan :
1.Teras depan
2.kamar depan
3.ruang tamu
4.kamr belakang
5.dapur
6. teras belakang
c. Pengolahan sampah :
Pengelolaan sampah Ny.R dipisah menjadi sampah organik dan anorganik
dengan cara di buang ke tempat penampungan sampah dibelakang rumah ± 10
meter.
d. Sumber Air :
Sumber air minum dari air galon isi ulang, dan untuk mandi menggunakan air
PAM dan Air sumur.
f. Jamban Keluarga :
Jamban menggunakan jamban jongkok di WC, WC berada di dalam rumah
g. Pembuangan Air Limbah :
Air limbah bekas makanan dan cucian piring di alirkan atau di buang ke tanaman
dan di halaman belakang, tidak terdapat genangan air.
h.Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
Keluarga Ny.R berobat ke puskesmas Tanjung Pandan dan RSUD jika ada
anggota keluarga yang sakit. Jika keluhan sakit sedikit seperti pusing atau pilek
biasanya hanya mengonsumsi obat parasetamol yang di beli di apotik terdekat.
Ny.R di rujuk dari puskesmas Tanjung Pandan untuk melakukan pemeriksaan
kontrol tekanan darah satu bulan sekali untuk mendapat obat dan tekanan darah.
i.Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Ny.R tinggal di lingkungan bersih sehingga luas untuk mendapatkan
fasilitas jalan sangat baik yang memadai. Interaksi keluarga Ny.R dengan
tetangga sekitar terjalin cukup baik.
j.Mobilitas geografis keluarga
Rumah yang di tempati keluarga Ny.R sudah di tempati oleh Ny.R sejak ia
menikah saat baru berumah tangga dan ditinggali sampai sekarang oleh ia dan
anaknya. Biasanya pagi Ny.R melakukan jalan pagi dengan waktu 30 menit,
jarak ke mesjid 100 meter, jarak ke puskesmas 200 meter, dan jarak ke rumah
sakit sekitar 1 km.
k.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masarakat
Ny R biasanya mengikuti kegiatan sosialisasi ibu-ibu Pengajian dimasjid.
Hubungan dan interaksi dengan masyarakat sekitar terjalin baik.
L.Sistem pendukung keluarga
1)Informal
Keluarga Ny R beranggotakan 2 orang yang tinggal serumah, saling mendukung
satu sama lain, saat ada masalah selalu di selesaikan secara kekeluargaan.
pengambilan keputusan di keluarga adalah Ny R.
2)Formal
Keluarga Ny R jika sakit selalu berobat ke pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas, klinik, dan RS jika sakit.
3)Jenis bantuan yang di berikan
Membantu sesama tetangga jika ada yang memerlukan bantuan.
4. Struktur Keluarga
a.Pola komunikasi keluarga
Komunikasi di keluarga Ny R menggunakan bahasa Belitung. Komunikasi
antar anggota lancar, anaknya selalu menceritakan /curhat kepada Ny.R.
Jika ada masalah akan di bicarakan secara kekeluargaan.
b.Struktur kekuatan keluarga :
Pengambilan keputusan di keluarga adalah Ny.R sebelum pengambilan
keputusan, dibicarakan terlebih dahulu kapada semua anggota keluarga
c.Struktur peran :
1)Formal : Ny R sebagai ibu, Tn D sebagai anak ke Dua
Informal : Ny R dibantu anaknya mencari nafkah
5. Fungsi Keluarga
a Fungsi Afektif
Hubungan antar anggota keluarga baik. Jika ada salah satu anggota
keluarga yang membutuhkan, keluarga yang lain membantu. Jika ada
salah satu anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga yang lain
membantu membawa ke fasilitas kesehatan dan memberikan dukungan
jika ada masalah.
a. Fungsi Sosialisasi :
Kedua anak di besarkan oleh Ny.R mereka diajarkan norma yang
berlaku di lingkungan masyarakat. Jika ada salah satu anaknya yang
mendapatkan penghargaan anggota keluarga yang lain memberikan
ucapan selamat.
b. Fungsi Reproduksi
Ny.R memiliki dua orang anak. Ny.R setelah melahirkan anak
keduanya Ny.R menjalani program KB.
6. Stresor dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan jangka Panjang
Stresor yang dirasakan oleh keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang lebih 5 bulan. Untuk stressor jangka panjang yaitu
stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 5 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi yang dihadapi oleh
keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi masalah
apakah konstruktif / restruktif
d. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi yang menyimpang dari masalah yang
dihadapi oleh keluarga.
7. Pola Aktivitas dan Pemeriksaan fisik
Dilakukan terhadap semua anggota keluarga, metode yang digunakan
pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik (Head to toe).
Pola Aktivitas
Pola ADL Tn. D Ny. R
Pemeriksaan Fisik
A. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Kurang terpapar Defisit pengetahuan
- Ny.R Sudah kontrol informasi hipertensi keluarga
rutin dan minum obat
tapi tekanan darah Persepsi salah
masih tinggi mengenai
- Keluarga Ny.R hipertensi
menyatakan hanya
Mengetahui bahwa
Penderita hipertensi Defisit pengetahuan
hanya tidak boleh
makan-makananyang keluarga
terasa asin dan bermicin
saja.
DO:
- Keluarga Ny.R tidak
mengetahui makanan apa
saja yang dianjurkan
pada hipetensi.
- Keluarga tidak
mengetahui hipertensi.
DS: Hipertensi Manajemen kesehatan
- Ny. R mengatakan keluarga tidak efektif
tidak pernah hipertensi
Perubahan Status
dan tidak memilih
makanan Kesehatan
- Keluarga membawa
Ny.R ke pelayanan
kesehatan terdekat Ketidakefektifan pola
DO:
perawatan keluarga
TD : 165/95 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 22 x/menit
Manajemen
Kesehatan tidak efektif
6. Verbalisasi kesulitan
menjalankan perawatan yang
ditetapkan menurun.
7. Identifikasi kesiapan keluarga
untuk terlibat dalam
perawatan.
8. Ajarkan cara perawatan yang
bisa dilakukan keluarga
(Intervensi jalan kaki)
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
NO Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan TTD
Sabtu / 18 Manajemen kesehatan a. S: M
Maret 2023 keluarga tidak efektif Mengidentifikasi - Keluarga mengatakan bersedia
Jam 06.30 (L.12105) tindakan yang dapat di libatkan selama pengobatan.
WIB dilakukan keluarga - Keluarga mengatakan dapat
b. melakukan tindakan M bersama –
Mengidentifikasi sama selama pengobatan
kesiapan keluarga - Keluarga mengatakan bersedia
untuk terlibat dalam untuk diberikan dan di ajarkan
perawatan untuk jalan kaki
c. - Keluarga mengatakan Msiap
untuk mendapatkan siap untuk
Mengidentifikasi
mendapatkan informasi
kesiapan keluarga mengenai tindakan yang akan
untuk terlibat dalam di lakukan selanjutnya
perawatan. O:
(menanyakan - TD sebelum jalan kaki:
kepada keluarga 160/95 mmHg
Ny.R apakah - TD sesudah jalan kaki :
bersedia untuk di 150/80 mmHg.
ajarkan perawatan A : Masalah Teratasi Sebagian
yaitu intervensi P : Lanjutkan Intervensi
jalan kaki untuk Mengajarkan cara perawatan yang
menurunkan bisa di lakukan keluarga ( jalan
tekanan darah). kaki )
d. M
mendiskusikan cara
perawatan dirumah
e. M
memfasilitasi
keluarga membuat
keputusan
perawatan
f. M
menganjurkan
keluarga terlibat
dalam perawatan
2 Rabu / 22 Manajemen kesehatan Mengobservasi terapi jalan S : Pasien mengatakan badan
Maret 2023 keluarga tidak efektif kaki yang dilakukan oleh rileks, dan tidur semalam
Jam 07.00 WIB (L.12105) Klien dan keluarga lebih pulas.
O:
- TD sebelum jalan kaki :
135/89 mmHg
- TD setelah jalan kaki : 130/80
mmHg
A : Masalah teratasi Sebagian
P : dilanjutan intervensi
A. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.4 Evaluasi Keperawatan
Tanggal dan Waktu Diagnosis Evaluasi Keperawatan Paraf dan
Keperawatan Nama
Terang
Sabtu/ 18 Maret 2023 Manajemen Kesehatan S:
Jam 07.00 WIB keluarga tidak efektif - Keluarga mengatakan bersedia dilibatkan
(D.0115) selama pengobatan
- Pasien mengatakan badan terasa lebih ringan
O: Recha Nur
- TD sebelum jalan kaki : 160/95mmHg Sintia
- TD setelah jalan kaki : 150/80 mmHg
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Tanggal dan Waktu Diagnosis Evaluasi Keperawatan Paraf dan Nama
Keperawatan Terang
Senin/ 20 Maret 2023 Manajemen S:
Jam 06.30 WIB Kesehatan keluarga - Pasien mengatakan badan terasa ringan
tidak efektif (D.0115) dan rileks
O:
- TD sebelum jalan kaki : 155/90 mmHg
- TD setelah jalan kaki : 142/82 mmHg
Recha Nur Sintia
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Mengajarkan cara perawatan yang bisa
dilakukan keluarga (intervensi fisik jalan
kaki)
O:
- TD sebelum jalan kaki : 135/89 mmHg
- TD setelah jalan kaki : 130/80 mmHg
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
Lampiran 6 Standar Operasional Prosedur