DISUSUN OLEH :
FANY VELINZA PUTRI
NIM. P17324414008
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
2017
LAPORAN TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
FANY VELINZA PUTRI
NIM. P17324414008
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
2017
i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
PERNYATAAN ORISINALITAS
NPM : P17324413011
TandaTangan :
Materai
Tanggal :
ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
Disusun oleh:
FANY VELINZA PUTRI
NIM. P17324414008
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Karawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
Disusun oleh :
FANY VELINZA PUTRI
NIM. P17324414008
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Karawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas
Nama : Fany Velinza Putri
v
Lembar Persembahan
Alhamdulllahirabbil’alamin…. Alhamdulllahirabbil ‘alamin….
Alhamdulllahirabbil alamin….
Tak henti-hentinya mengucap syukur pada-Mu ya Rabb karena
berkat kehendak kasih sayang-Mu aku dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Shalawat serta salam kepada kekasih-Mu, Rasulullah SAW dan
para sahabat yang mulia.
Semoga sebuah karya ini menjadi amal shaleh bagiku dan
menjadi kebanggaan bagi keluargaku tercinta.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang
sangat kukasihi dan kusayangi.
Adik-adikku
Terima kasih adik-adikku tersayang, fauzan dan naufal, tiada
yang paling mengharukan saat berkumpul bersama. Walaupun
sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak
akan bisa tergantikan. Maaf belum bisa menjadi panutan
seutuhnya, tapi teteh akan selalu berusaha menjadi yang
terbaik untuk kalian
vi
Sahabat-sahabatku
Untuk kamar 30-ku (dewi, nunu, nay, berlian, maria)
kalian yang membuatku bertahan hingga saat ini dan selalu
mewarnai hari-hariku di karawang, canda tawa dan
kekonyolan yang akan selalu kuingat, dan senantiasa
memberikan semangat terimakasih ya. Untuk partner LTA-ku,
partner SOAP-ku, partner begadangku dalam mengerjakan
tugas ini, terima kasih sudah menyemangati, mendukung dan
membantuku. Untuk byyy hmmm (Lita, Erika, citra)
terimakasih atas do’a dan semangatnya.
Kasihku
Terimakasih Nurmajid Ahmad Jamil atas semangat, do’a, kasih
sayang dan cinta yang kau berikan, selalu menghiburku dan
membantuku disaat aku menyerah mengerjakan tugas akhir
ini, dan selalu sabar menghadapiku yang kadang kala cengeng,
rewel, ga jelas dan menyebalkan, ily.
vii
Seluruh Dosen Pengajar Di Poltekkes Bandung Prodi
Kebidanan Karawang
Terimakasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan
pengalaman yang sangat berarti yang telah kalian berikan
kepada kami…
Semoga kami dapat mengaplikasikannya dengan baik kepada
masyarakat
Sesuai dengan ilmu yang telah kami dapat dari seluruh dosen
Poltekkes Bandung Prodi Kebidanan Karawang
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul ―Gambaran Asuhan
Kebidanan pada Ny.Y G2P1A0 dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Subang tahun
2017‖ Laporan Tugas Akhir Prodi Kebidanan Karawang Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Bandung.
ix
6. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi D III Kebidanan Karawang Poltekkes
Kemenkes Bandung yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai
harganya.
7. Bidan Rumah Sakit Umum Daerah Subang yang telah memberikan izin dalam
pengambilan kasus dan bersedia memberikan data yang menunjang serta
memberikan informasi terkait kasus.
8. Orang tua tercinta dan penulis banggakan Ayah Iwan Ridwan dan Mamah Neng
Euis, terimakasih atas bantuan moril dan materilnya, mendoakan keberhasilan
dalam setiap langkah penulis, semangat, kasih sayangnya, nasehat dan menjadi
motivasi penulis dalam mencapai cita-cita.
9. Untuk adikku Muhammad Hifzul Fauzan dan Muhammad Rafif Naufal
terimakasih atas dukungan dan kasih sayang kakak dan adik selama ini kepada
penulis.
10. Nurmajid Ahmad Jamil yang telah menjadi tempat berkeluh kesah, memberikan
kebahagiaan, selalu memberikan dukungan, semangat serta doadalam segala
kegiatan perkuliahan.
11. Sahabat Nunu Nutrisia, Dewi Oktaviani, Nayleni yulieta Zahra, Intan sri
Rahayu, Maria Ulfah Handayani, karena telah menjadi tempat berkeluh kesah,
memberikan canda dan tawa, selalu memberikan dukungan, semangat dan doa
dalam semua kegiatan perkuliahan.
12. Teman-teman Crew 22 terimakasih atas persahabatan yang kita jalin selama 3
tahun ini. Tetap semangat dan sukses buat kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dan demi perbaikan sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti khususnya. Aamiin.
Karawang, Juli 2017
x
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
LAPORAN TUGAS AKHIR, JULI 2017
Fany Velinza Putri
NIM P17324414008
GAMBARAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. Y G2P1A0 DENGAN
KETUBAN PECAH DINI DI RSUD SUBANG TAHUN 2017
xiv + 64 halaman + lampiran
ABSTRAK
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi sampai sepsis yang meningkatkan morbiditas dan
mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi pada ibu. Menurut laporan WHO tahun 2014
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa,
Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa (WHO, 2014). Provinsi di seluruh
Indonesia Tahun 2012, angka kejadian infeksi (5%). Angka kejadian kasus infeksi di Jawa
Barat 5,6% ( Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jabar, Dinkes 2015 ). Tujuan laporan tugas
akhir ini adalah Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.Y G2P1A0
dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Subang. Jenis penelitian menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, observasi dan pengumpulan data dengan
wawancara subjek dan informan. Setelah data terkumpul maka data di analisis menjadi suatu
temuan, kesimpulan dan saran. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa penatalaksanaan
asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan pada kasus Ketuban Pecah Dini pada Ny. Y di
Kabupaten Subang belum sesuai dengan protap dan standar yang berlaku, dalam penegakkan
diagnosa petugas tidak melakukan tes kertas lakmus, dalam tindakan pra rujukan , pada
kunjungan masa nifas dan bayi baru lahir petugas kurang memberikan asuhan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Dalam hal ini disarankan petugas senantiasa memberikan
penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini sesuai dengan protap dan standar yang berlaku sesuai
dengan kewenangan bidan, serta pemberikan konseling secara lengkap kepada klien supaya
dapat menekan AKI dan AKB.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN ORISINALITAS ............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN ................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN LTA ........................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................................... 6
xii
2.2.2 Jadwal Pelayanan Nifas ...................................................................... 30
2.2.3 Standar Pelayanan Kebidanan ............................................................. 32
2.2.4 Dampak Ketuban Pecah Dini pada masa nifas ................................... 32
2.3 Bayi Baru Lahir ............................................................................................ 36
2.3.1 Pengertian ........................................................................................... 36
2.3.2 Jadwal Kunjungan Neonatus ............................................................... 37
2.3.3 Standar Pelayanan Kebidanan ............................................................. 37
2.3.4 Dampak Ketuban Pecah Dini pada bayi.............................................. 38
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 42
3.1 Kasus ............................................................................................................ 42
3.2 Pembahasan .................................................................................................. 50
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 62
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 63
4.2 Saran ............................................................................................................. 64
DAFTAR REFERENSI ..................................................................................... 65
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara
perlu kerja keras (Off Track) dalam Pembangunan Kesehatan Pasca 2015 atau
2015)
1
2
(25%), diikuti oleh infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Selain
penyebab obstetrik, kematian ibu juga disebabkan oleh penyebab lain-lain (non
obstetrik) (32%).
Di Jawa Barat AKI dan AKB pada tahun 2014 hingga 2015 terjadi
peningkatan. AKI Pada tahun 2014 terjadi 747 kasus dan pada tahun 2015
naik menjadi 823 kasus. Untuk AKB pada tahun 2014 sebanyak 4036 kasus
dan naik pada tahun 2015 menjadi 3.810 kasus. Penyebab AKI di Jawa Barat
29,3%, infeksi 5,6%, partus lama 0,69% dan abortus 0,12%. Jika dilihat dari
AKI Kabupaten Subang selama tahun 2016 dari bulan januari sampai
Subang selama 2016 Angka kematian ibu di RSUD subang mencapai 5 kasus,
3
berbeda dengan tahun 2016 pada awal tahun 2017 hingga april 2017 tercatat
sebanyak 3 kasus yaitu diakibatkan HDK 1 kasus, HPP suspek atonia uteri 1
AKI dan AKB di Jawa Barat pada tahun 2014 hingga 2015 terjadi
peningkatan. Pada tahun 2014 terjadi 747 kasus dan pada tahun 2015 naik
menjadi 823 kasus. Untuk kematian bayi pada tahun 2014 sebanyak 3.810
kasus dan naik pada tahun 2015 menjadi 4.124 kasus. (Dinkes JABAR, 2015).
berjumlah 130 kasus selama 2016. Hal yang menyebabkan tingginya kasus
pneumonia ,diare dan lain-lain. Sedangkan AKB yang terjadi RSUD Subang
terdapat 147 kasus dari 3105 kasus baik lahir di rsud subang maupun di luar
persalinan, dan nifas. Infeksi yang banyak dialami oleh ibu sebagian besar
karioamniosis, infeksi saluran kemih dan sebanyak 65% adalah karena KPD
sampai Maret tahun 2017 terdapat 527 kejadian (31,7%) dari 4864 persalinan
namun angka kejadian KPD ini tidak menimbulkan efek signifikan terhadap
persalinan dengan tindakan seperti sectio sesaria dan vacum ekstraksi. Angka
sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan
(Sarwono 2012).
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara tepat, cepat dan
komprehensif, karena jika ibu bersalin dengan KPD tidak mendapat asuhan
yang sesuai maka resikonya akan berakibat pada ibu maupun janin. Dengan
harapan setelah dilakukannya asuhan kebidanan yang cepat dan tepat maka
5
kasus ibu bersalin dengan KPD dapat di tangani dengan baik, sehingga angka
pada Ny. Y G2P1A0 dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Subang tahun 2017
Ny. Y G2P1A0 .
4. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas asuhan masa nifas dan bayi baru
penyebab dari KPD, penatalaksaan KPD, dan perawatan masa nifas dan bayi
LANDASAN TEORI
sebelum persalinan. Bila Ketuban Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan
sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan
kehamilan.(Sarwono 2014).
7
8
melahirkan atau sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm (fase laten). Hal ini
KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
2.1.2 Epidemiologi
kehamilan, dan 25% dari seluruh kasus ketuban pecah dini. Bahkan ketuban
pecah dini preterm diduga dapat berulang pada kehamilan berikutnya, dimana
penelitian lain yang lebih baru menduga rasio berulangnya sampai 32%. Hal
ini juga berkaitan dengan meningkatnya risiko morbiditas pada ibu atau pun
janin. Komplikasi seperti korioamnionitis dapat terjadi sampai 30% dari kasus
80% kasus ketuban pecah dini preterm akan bersalin dalam waktu kurang dari
7 hari. Risiko infeksi meningkat baik pada ibu maupun bayi. Insiden
9
dini prolonged, 15-25% pada ketuban pecah dini preterm dan mencapai 40%
pada ketuban pecah dini < 24 minggu. Sedangkan insiden sepsis neonatus 1
dari 500 bayi dan 2-4% pada ketuban pecah dini lebih daripada 24 jam.
pecah dini. Cox dkk. mendapatkan 1,7% wanita mengalami ketuban pecah
dini pada usia kehamilan 24-34 minggu, dan menyumbang 20% untuk
kematian perinatal.
2005 sampai 31 Oktober 2005 dari 2113 persalinan, proporsi kasus ketuban
pecah dini adalah sebanyak 12,92%. Sedangkan proporsi kasus ketuban pecah
dini preterm dari 328 kasus ketuban pecah dini baik yang melakukan
ketuban pecah dini pada kelahiran prematur lebih besar pada sosial ekonomi
2.1.3 Etiologi
1. Serviks Inkompeten
berhubungan dengan kelainan uterus yang lain seperti septum uterus dan
bikornis.
(Saifuddin, 2014).
dan membuka tanpa disertai nyeri pada trimester kedua atau awal
peristiwa ini akan berulang pada kehamilan berikutnya, berapa pun jarak
pada usia kehamilan 14 minggu atau lebih, adanya riwayat laserasi serviks
2. Polihidramnion
melebihi 2000 cc. Penambahan air ketuban ini biasanya mendadak dalam
sebelum waktunya.
3. Malpresentasi Janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan < 32 minggu, jumlah air
12
dengan leluasa, dan kemudian janin akan menempatkan diri dalam letak
lintang atau letak sungsang. Pada kehamilan trimester akhir janin tumbuh
dengan cepat dan jumlah air relative berkurang.Karena bokong dan kedua
tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
4. Kehamilan Kembar
atau dizigot.Selain itu, dapat juga ditentukan apakah janin terdiri dari satu
ketuban pecah dini juga preeklamsi. Hal ini biasanya disebabkan oleh
13
peningkatan massa plasenta dan produksi hormon. Oleh karena itu, akan
sangat membantu jika ibu dan keluarga dilibatkan dalam mengamati gejala
(Varney, 2007).
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
yang dapat menyebabkan selaput ketuban menjadi tipis, lemah dan mudah
pecah.
Apabila jaringan ini dipacu oleh persalinan atau infeksi maka jaringan
akan menipis dan sangat rentan untuk pecah disebabkan adanya aktivitas
kelainan selaput ketuban itu sendiri. Hal ini terjadi seperti pada sindroma
hiperelastisitas pada kulit dan sendi, termasuk pada selaput ketuban yang
c. Perdarahan antepartum
d. Merokok.
16
(KPD) sampai saat ini merupakan masalah penting yang paling sering
dengan ketuban pecah dini dengan hasil uji statistik Chi Square
didapatkan nilai p = 0.02 dan OR= 3,5. Ibu hamil perokok pasif 3,5 kali
pasif.
pasif dengan kejadian ketuban pecah dini. Ibu hamil perokok pasif
memiliki risiko terkena ketuban pecah dini 0,11 kali lebih besar dari
e. Hubungan Seksual.
dari 3 kali seminggu, posisi coitus yaitu suami diatas dan penetrasi
18,75% dan usia ibu yang lebih dari 35 tahun merupakan faktor yang
mempengaruhi KPD.
berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan
ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah
19
bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat
2.1.6 Diagnosis
dibedakan dari inkontinensia urine, rabas vagina atau serviks, semen, atau
1. Riwayat
d. Warna cairan: cairan amnion dapat jernih atau keruh : jika bercampur
e. Bau cairan : cairan amnion memiliki bau apek yang khas, yang
d. Jika tidak melihat ada cairan, minta ibu untuk mengejan (perasat
ekstremitas janin.
4. Uji laboratorium
maupun cairan yang keluar dari orifisium serviks, tetapi hati-hati agar
Uji pakis lebih dapat dipercaya dari pada uji kertas nitrazin.Ini
positif-palsu.
kebocoran.
GBS) : jika wanita di tapis untuk GBS antara minggu ke-35 dan ke-37
suhu tubuh ≥38°C. jika kehamilan wanita kurang dari minggu ke-37
gestasi dan kultur GBS juga belum pernah dilakukan atau hasilnya
23
kultus GBS, dan kecuali jika telah jelas bahwa persalinan dan
Selain itu USG dapat digunakan untuk menilai taksiran berat janin,
A. Konservatif
3. Jika umur kehamilan < 32 minggu, dirawat selama air ketuban masih
4. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,
6. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan
infeksi intrauterin).
4 kali.
B. Aktif
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia
a. Persalinan prematur
b. Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini.Pada
laten.
pecah.
ketuban.(Sarwono, 2014).
2.1.10 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Ketuban
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup prakteknya
8. Ajari ibu untuk menarik nafas panjang saat ada his, minta ibu untuk
persalinan
12. Saat pembukaan lengkap, jelaskan pada ibu untuk hanya meneran
30. Beri obat : Amoxilin 3 x 500 mg, Paracetamol 3 x 500 mg, Sulfas
2.2.1 Pengertian
dari kata ―puer‖ yang artinya bayi dan ―parous‖ yang arti melahirkan. Yaitu
masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti pra hamil. Lama pada masa ini berkisar sekitar 6-8 minggu.
mobilisasi jalan.
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
ditujukan pada ibu dan neonatus yang meliputi : pelayanan ibu nifas,
pelayanan neonatus, dan pelayanan KB pasca salin sesuai dengan Buku KIA.
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir utuk mendeteksi dan
perdarahan berlanjut.
e. Melakukan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi baru lahir.
ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai
tanda-tanda penyakit.
fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada bau.
tanda-tanda penyakit.
alami
paling sedikit selama 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang
pemberian ASI.
Tujuannya adalah mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan
aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan kesehatan ibu dan
ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan mendukung terjadinya
masuknya kuman kedalam alat genital pada waktu persalinan dan nifas.
2.2.4.2 Penyebab
1. olyticus Aerobic
paling berat. Infeksi ini bersifat eksogen (misal dari penderita lain, alat
2. Staphylococcus Aerus
3. Escheria Coli
urinarius.
34
4. Clostridium Welchii
sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis
2. Droplet Infection
4. infeksi intra partum terjadi pada partus lama, ketuban sudah pecah lama,
Tanda-tanda infeksi
3. Pada masa nifas disertai lokia berbau, warna lokia kuning ke hijau-
penyakit jantung dan sebagainya. Partus lama, dengan ketuban pecah sebelum
1. Vulvitis
mudah terlepas, dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan
pus.
2. Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui
dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus, penyebaran
3. Servisitis
banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar
parametrium.
4. Endometritis
a. Demam
b. Lochea berbau
insersio plasenta.
5. Perioritis
a. Pelvio peritonitis
Tanda dan gejala: Demam, nyeri perut bawah, nyeri VT, kavum
b. Parotonitis umum
meningkat, kulit dingin, nadi cepat dan kecil, mata cekung, nyeri perut
tekan.
2.3.1 Pengertian
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai
dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
Tujuannya adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya
diharapkan adalah bayi baru lahir menemukan perawatan dengan segera dan
tepat.Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat untuk dapat memulai
sakit atau melakukan kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke dua
38
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan
bergizi, asuhan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari
sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir. Sepsis neonatorum adalah
suatu bentuk penyakit yang digambarkan dengan adanya infeksi bakteri secara
sistemik pada bulan pertama kehidupan yang ditandai hasil kultur darah yang
positif. Definisi lainnya adalah sindroma klinis yang ditandai gejala sitemik
2.3.4.2 Etiologi
jamur dan protozoa ( jarang ). Penyebab yang paling sering dari sepsis awitan
awal adalah Streptokokus grup B dan bakteri enterik yang didapat dari saluran
kelamin ibu.Sepsis awitan lanjut dapat disebabkan oleh SGB, virus herpes
simplek (HSV), enterovirus dan E.coli.Pada bayi dengan berat badan lahir
39
2.3.4.3 Patogenesa
secara transmisi vertikal dalam uterus atau intra partus,sedangkan late onset
Hal yang paling penting faktor resiko terjadinya infeksi adalah pada saat
PROM ). Infeksi secara asending juga dapat terjadi pada saat kontak
hidup atau mati beberapa jam setelah lahir. Altematif lain adalah pada
adalah pnemonia dan distres pemapasan yang terlihat pada beberapa jam
setelah kelahiran.
40
satu atau lebih faktor resiko pada riwayat kehamilan dan persalinan.
tabel. Pada penelitian ini diteliti 231 neonatus, terdiri dari kasus
tanpa sepsis. Karakteristik neonatus pada penelitian ini terdiri dari 116
KPD positif pada 131 bayi (56.7%), dan KPD negatif 100 bayi
penelitian ini diperoleh hasil uji beda Chi-Square dengan nilai hitung
2. Kelahiran aseptik,
3. Kelahiran traumatik,
4. Keadaan hipoksia
BAB III
3.1 Kasus
Ny. Y 27 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah
Ny. Y tiba di RSUD Subang pada tanggal 19 Maret 2017 pukul 12.30 WIB
dengan rujukan bidan atas indikasi ketuban pecah dini. Ibu datang di antar
oleh bidan dan keluarga mengatakan ini kehamilan yang kedua, melahirkan
satu kali dan belum pernah keguguran.Ibu mengatakan sudah keluar air-air
minggu 6 hari inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini. Bidan
42
43
Pada pukul 14.00 WIB dilakukan skintest dan hasilnya tidak memiliki alergi
Pada tanggal 19 maret 2017 pukul 15.45 WIB ibu mengeluh merasakan mulas
yang semakin sering dan teratur, dan ada rasa dorongan untuk mengedan. TD
110/80 mmHg, His 4x/10 menit selama 55 detik, DJJ 138x/menit, portio tidak
6 hari inpartu kala II dengan keadaan baik. Janin hidup tunggal intrauterine
presentasi kepala dengan keadaan baik. Lalu mendekatkan alat partus dan siap
memakai APD lengkap untuk mencegah terjadinya infeksi kepada ibu, ibu
dipimpin untuk meneran pada saat ada his yang ade kuat, kepala bayi 5-6 cm
di depan vulva lalu menahan perineum dengan tangan kanan yang telah
dilapisi kain sementara tangan kiri menahan puncak kepala bayi agar tidak
terjadi defleksi maksimal, mengecek apakah terdapat lilitan tali pusat pada
meletakkan kedua tangan dikepala bayi secara biparietal lalu lakukan tarikan
perlahan kearah bawah untuk melahirkan bahu anterior dan lakukan tarikan
Pada pukul 16.00 WIB bayi lahir spontan segera menangis warna kulit
kemerahan tonus otot aktif, klem tali pusat, potong tali pusat diantara 2 klem,
ikat tali pusat, keringkan bayi. Bayi tidak dilakukan IMD, Dilakukan
bagian luar, P2A0 inpartu kala III dengan keadaan baik. Uterus globuler dan
PTT.
Pada pukul WIB 16.10 WIB plasenta lahir lengkap. Ibu merasa lemas dan
cape setelah melahirkan keadaan umum ibu baik TD: 120/80 mmHg, nadi:
robekan jalan lahir grade II, P2A0 parturient kala IV dengan keadaan baik.
Dengan hasil keadaan ibu baik. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
Tanggal 19 maret 2017 pukul 05.30 WIB Ny. Y mengeluh keluar air-air dari
kemaluan, tidak disertai mules dan Ny. Y dibawa keluarga ke klinik A pada
dan ketuban negatif. Tidak dilakukan pemeriksaan inspekulo dan tes nitrazin
Ibu datang ke klinik dilakukan pemasangan infus dengan cairan RL 500 ml,
normal. Pada pukul 12.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam kembali dan
atas persetujuan ibu dan suami, kemudian bidan memproses rujukan ke RSUD
dampingi bidan, tempat rujukan mempunyai fasilitas lebih tinggi dari Klinik
A sehingga sudah sesuai, sarana transfortasi sudah tersedia yaitu mobil dari
ekstremitas kanan atas dengan laju 12 tpm, ketika sampai di Rumah Sakit
dirinya hamil saat usia kehamilan baru menginjak 1 bulan karena ibu
46
BPM dan posyandu. Ibu belum pernah melakukan pemeriksaan USG, ibu
dalam batas normal tetapi pada kunjungan ke 9 tekanan darah ibu rendah
90/70 mmHg dan tekanan darah paling tinggi 120/80 mmHg. Pada kunjungan
ke 6 ibu memeriksakan Hb dengan hasil Hb: 13,9 gr%. Dan ibu tidak pernah
Ibu mengatakan tidak punya penyakit yang pernah/ sedang diderita seperti
pasif menyebabkan ibu terpapar oleh asap rokok setiap hari karena suami
air, dalam seminggu bisa 3 kali bisa lebih karena menurut pengakuan ibu
mmHg, nadi: 77x/menit, respirasi: 19 x/menit S 36,6 °C, TFU 2 jari dibawah
pusat, konsistensi uterus kuat, pengeluaran lochea rubra, luka perineum ada
masih basah, keadaan luka perineum baik tidak ada tanda-tanda infeksi.
makan makanan yang tinggi protein, dan istirahat cukup setelah lelah
secara IV (bolus).
Pada tanggal 20-03-2017 pukul 09.00 WIB ibu dilakukan pemeriksaan dengan
hasil TD: 110/70 mmHg, nadi: 75x/menit, respirasi: 19 x/menit S 36,6 °C,
TFU 2 jari dibawah pusat, konsistensi uterus kuat, pengeluaran lochea rubra,
luka perineum ada masih basah, keadaan luka perineum baik tidak ada tanda-
Pada hari ke-7, ibu mengatakan dikunjungi oleh bidan pada hari ke-5 dan
respirasi: 21 x/menit, Suhu 36,6 °C, fundus sudah tidak teraba, pengeluaran
Pada hari ke-12, ibu mengaku tidak dikunjungi oleh bidan. Bidan mengaku
x/menit, Suhu 36,5 °C, pengeluaran lochea alba, luka perineum ada sudah
Pada minggu ke 6, tanda-tanda vital ibu dalam batas normal, keadaan umum
dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan luka jahitan dengan hasil semua
normal.
Bayi Ny. Y lahir tanggal 19-03-2017 pukul 16.00 wib menangis spontan,
warna kulit kemerahan dengan jenis kelamin laki-laki, BB: 3200 gram, PB: 50
49
cm, ubun-ubun kecil mendatar, mollage tidak ada, caput succedanum tidak
ada, cepal haematom tidak ada, lingkar kepala34 cm dan lingkar dada 33 cm.
memakaikan topi pada bayi. Bayi diberikan identitas pengenal berupa gelang
yang sudah diberikan keterangan nama orang tua, jenis kelamin, berat badan
serta alamat. Pada pukul 16.30 wib bayi dipindahkan ke ruang cempaka
sebanyak 1 mg. selama bayi di ruang cempaka, bayi diberikan susu formula.
Pada tanggal 20-03-2017 pukul 07.15 WIB bayi dimandikan dan diberikan
hasil suhu 36,6oC dan respirasi 44x/menit.Pada pukul 10.10 wib bayi
Pada hari ke-7, ibu mengatakan bahwa bidan melakukan kunjungan pada hari
3.2 Pembahasan
Diketahui bahwa ibu mempunyai riwayat hubungan seksual 1 hari yang lalu
dengan frekuensi kurang lebih 3 kali dalam seminggu pada trimester III dan
kehamilan yang lebih dari 3 kali seminggu diyakini berperan pada terjadinya
KPD. Hal itu berkaitan paparan hormon prostaglandin didalam semen atau
banyak jaringan tubuh, terutama pada kelenjar prostat pria dan endometrium
bahwa coitus saat hamil dengan frekuensi lebih dari 3 kali seminggu,
posisi coitus yaitu suami diatas dan penetrasi penis yang sangat dalam
sebesar 37,59%, riwayat KPD sebesar 18,75% dan usia ibu yang lebih dari 35
Menurut Wardoyo, 1996 bahwa Perokok pasif adalah asap rokok yang di
hirup oleh seseorang yang tidak merokok (Pasive Smoker). Asap rokok
merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih
berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok sigaret
di tempat tertutup. Asap rokok yang dihembusan oleh perokok aktif dan
terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon
Menurut Pantikawati dan Saryono tahun 2010 bahwa penyakit akibat rokok
dini.
52
Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Hamil di RSUD Dr. H. Soewondo
paparan asap rokok dengan kejadian KPD pada ibu hamil menunjukkan
bahwa sebagian besar responden yang terpapar asap rokok mengalami KPD
Menurut penelitian Icha Dithyana tahun 2013 dengan judul hubungan ibu
bahwa ibu hamil perokok pasif memiliki risiko untuk terkena ketuban
pecah dini 3,5 kali lebih besar daripada wanita tidak perokok pasif (OR
Berdasarkan analisa dari kasus dan teori, faktor predisposisi dan penyebab
KPD pada Ny. Y karena riwayat hubungan seksual lebih dari 3 kali dalam
semingu dan perilaku suami sebagai perokok aktif dan Ny. Y sebagai perokok
pasif. Riwayat hubungan seksual karena hal itu berkaitan dengan paparan
ketuban pecah dini. Perilaku suami sebagai perokok aktif dan Ny. Y sebagai
53
perokok pasif, dampak dari asap rokok yang terhirup oleh perokok pasif
banyak mengandung tar dan nikotin, asap rokok yang terpapar pada Ny.Y
dini. Sehingga kasus predisposisi dan penyebab KPD sesuai dengan teori.
untuk melihat adanya cairan yang keluar dari serviks atau menggenang di
forniks posterior. Jika tidak ada, gerakkansedikit bagian terbawah janin, atau
dengan memperhatikan: Bau cairan ketuban yang khas, Tes Nitrazin: lihat
apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru. Harap diingat bahwa
darah, semen, dan infeksi dapat menyebabkan hasil positif palsu, Gambaran
oleh bidan dan menghabiskan lebih dari 90 tablet. Ibu tidak diberitahukan
yaitu terdiri dari timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan
darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), ukur tinggi fundus uteri,
tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi
Dari standar 10 T tersebut terdapat 3 standar yang belum sesuai standar yaitu
P4K.
56
steril untuk melihat adanya cairan yang keluar dari serviks atau menggenang
amnion dengan memperhatikan: Bau cairan ketuban yang khas, Tes Nitrazin:
lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru. Harap diingat
bahwa darah, semen, dan infeksi dapat menyebabkan hasil positif palsu,
karioamnionitis
Dalam kasus ini sebagian besar pelayanan yang diberikan sudah sesuai
pemeriksaan kertas lakmus karena stock kertas lakmus habis di Rumah Sakit,
3.2.4 Kualitas dan kuantitas Asuhan Masa Nifas dan Asuhan Bayi Baru lahir
jam, Kedua, dilakukan pada hari ke 3-7, Ketiga, dilakukan pada hari ke 8-28,
Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas, Bidan memberikan pelayanan
selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau melakukan kunjungan
ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah
terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara
kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan memberikan
Berdasarkan kasus dan teori didapatkan bahwa baik secara kuantitas maupun
nifassedangkanpada kasus ibu dengan riwayat ketuban pecah dini yang rentan
hygience yang baik, dan asupan nutrisi ibu untuk mengkonsumsi makanan
bergizi tidak diberitahu, sehingga pelayanan yang bidan berikan tidak sesuai
dengan standar.
Pada kasus ketuban pecah dini Ny. Y bayi lahir segera menangis tidak terjadi
Asfiksia pada bayi, dan bayi tidak dilakukan IMD. Pada saat di rumah sakit
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. IMD adalah suatu proses dimana bayi
begitu dilahirkan dari rahim ibu, tanpa dimandikan terlebih dahulu, segera
diletakkan tengkurap pada perut dan dada ibu dengan kulit bayi melekat atau
bersentuhan langsung pada kulit ibu. Proses ini dilakukan sekurangnya selama
1 jam dan/atau sampai dengan bayi berhasil meraih puting ibu untuk menyusu
oleh bayi. IMD dapat dilakukan dalam semua jenis kelahiran baik normal
maupun dengan bantuan vakum atau operasi.Pelaksanaan IMD ini dapat tidak
dan bayi, tenaga kesehatan menetapkan tidak dapat dilaksanakan IMD. (Buku
Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas, Bidan memberikan
pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau melakukan
kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam
Riwayat ketuban pecah dini (KPD) berisiko tinggi mengalami infeksi atau
kulit bintik-bintik tidak rata, ruam, ikterik, suhu tidak stabil demam suhu >
untuk memberitahu pada ibu mengenai tanda bahaya pada neonatus tersebut
sehingga apabila bayi ibu mengalami tanda gejala pada neonatus tersebut
dapat segera terdeteksi dan dapat diberikan asuhan sedini mungkin oleh
tenaga kesehatan.
4.1 Kesimpulan
sampai asuhan bayi baru lahir yang telah dilakukan dalam kegiatan untuk
Asuhan Kebidanan Pada Ny. Y G2P1A0 dengan Ketuban Pecah Dini Di RSUD
pada trimester III dan suami perokok aktif sehingga Ny.Y sebagai
perokok pasif.
kehamilan sebagian besar sudah sesuai dan mengikuti teori yang ada.
62
63
B. Asuhan bayi baru lahir pada By. Ny. Y tidak terdapat tanda-tanda
kualitas belum sesuai standar karena pada saat bayi baru lahir
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, merawat tali pusat
64
4.2 Saran
Antenatal Care mengenai tanda bahaya ketika hamil khususnya faktor risiko
pada ibu hamil terhadap Ketuban Pecah Dini, dapat mengidentifikasi faktor
predisposisi dari Ketuban pecah Dini sehingga komplikasi bagi janin dan ibu
penulisan selanjutnya.
Rumah Sakit dan klinik menyediakan peralatan dan bahan yang lengkap
65
DAFTAR REFERENSI
Dafitri, Andini. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah
Dini (KPD) Di Ruang Vk Rsud Ciamis.Diakses pada tanggal 26 Juni 2017. Pukul
21.20 WIB.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
SalembaMedika.
Jakarta: EGC
Indrawan, Danny. 2012. Hubungan Antara Ketuban Pecah Dini Dengan Terjadinya
Sepsis Neonatorum Di Rsud Dr Moewardi. Diakses pada tanggal 05 Juli 2017 pukul
02.10 wib
Juwita AR. 2007. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Ketuban Pecah Dini di
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku saku pelayanan kesehatan Ibu di fasilitas
Rokok dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Hamil di RSUD. Dr. H.
http://docplayer.info/37440909-Hubungan-antara-riwayat-paparan-asap-rokok-
dengan-kejadian-ketuban-pecah-dini-pada-ibu-hamil-di-rsud-dr-h-soewondo-
Saifudin, Abdul Bari. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Sari, Enderia. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Sepsis Pada
Neonatorum Di Rumah Sakit Moehammad Hoesin Palembang. Diakses pada tanggal
04 Juni 2017 pukul 23.40 WIB.
Sulistyarini, Sara.2015. Hubungan Antara Ibu Hamil Perokok Pasif Dengan Kejadian
Ketuban Pecah Dini Di RSUD Kab.Karanganyar. UNS-Fak Kedokteran Program
Diploma IV Bidan Pendidik-R1114107-2015.
Tahir, suriani, dkk. Faktor determinan ketuban pecah dini di rsud syekh yusuf
kabupaten gowa.16 mei 2017.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/abdbde934df5c895d7deebd756ce04e1.pdf
Ditetapkan :
Subang
Tanggal terbit
SOP 27-01-2016
PROSEDUR Anamnesa :
Pemeriksaan TPRS
Pemeriksaan penunjang
Pengelolaan
e. Konservatif
amnionitis/tanda-tanda infeksi.
janin
dosis )
f. Aktif
4. Gawat janin
5. Penyulit
- Infeksi/sepsis
prematuritas
2. Ruang Nifas