Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Kebidanan Pada Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga Fakultas
Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidimpuan
Disusun Oleh :
Rodiana Nasution
NIM : 17020011
Laporan Tugas Akhir Ini Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui Untuk
Mengikuti Sidang LTA Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidimpuan
Pembimbing
Penguji I Penguji II
(Lola Pebrianthy, SST, M.Keb) (Hj. Nur Aliyah Rangkuti, SST, MKM)
NIDN. 0123029102 NIDN. 0127088801
Mengetahui,
Dekan
iii
RIWAYAT PENULIS
I. Data Pribadi
Nama : Rodiana Nasution
Nim : 17020011
Tempat/ Tanggal Lahir : Aek Silaiya / 23 November 1998
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke- : 1 (satu) dari 3 (tiga) bersaudara
Status Keluarga : Anak kandung
Alamat : Silaiya Tanjung Leuk Kecamatan Sayur
Matinggi
Hp : 085275959973
III. Pendidikan
Tahun 2004-2005 : TK. Al-MutaalliminYayasan Citra Mulia
Bagas Godang Janji Mauli – Muara Tais
iv
INTISARI
1
Rodiana Nasution, 2Novita Sari Batubara, SST, M.Kes
1
Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga
2
Dosen Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga
Latar Belakang: Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah merupakan salah satu
faktor risiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada
masa perinatal. Selain itu bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dapat
mengalami gangguan mental fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya. Oleh
sebab itu perlu dilakukan asuhan kebidanan menggunakan 7 langkah Varney.
Tujuan Penelitian: Penulis dapat melaksanakanAsuhan Kebidanan dengan
langkah Varney, untuk mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus nyata
dilapangan. Metode Penelitian: Bentuk laporan berupa studi kasus menggunakan
metode deskriptif. Subjek Penelitian :Subjek studi kasus ini adalah bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah terhadap bayi Ny.S. Tempat Penelitian: Lokasi studi
kasus yaitu Praktik Mandiri Bidan Nurliani Desa Pudun. Kesimpulan hasil
penelitian: Dengan terselesainya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “asuhan
kebidanan pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah terhadap bayi Ny.S di
Praktik Mandiri Bidan Nurliani” berjalan lancar yaitu refleks sucking sudah baik,
berat badan bayi meningkat, dan tidakterjadi diagnosa potensial, dan diharapkan
ibu tetap memberikan ASI kepada bayi secara ondemand.
v
KATA PENGANTAR
vi
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca demi sempurnanya Laporan Tugas Akhir ini. Akhir
kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Rodiana Nasution
Nim. 17020011
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Persetujuan................................................................................i
Halaman Pengesahan.................................................................................ii
Daftar Riwayat Penulis..............................................................................iii
Intisari.........................................................................................................iv
Kata Pengantar..........................................................................................v
Daftar Isi.....................................................................................................vi
Daftar Lampiran........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................. 4
D. Manfaat ........................................................................................... 5
E. Ruang Lingkup ................................................................................ 6
F. Keaslian Penelitian........................................................................... 6
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................72
B. Saran ................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat badan lahir merupakan salah satu indikator dalam tumbuh kembang
anak hingga masa status gizi yang diperoleh janin selama dalam kandungan. Pada
negara berkembang, berat bayi lahir rendah (BBLR) masih menjadi salah satu
permasalahan defisiensi zat gizi. Berat badan lahir rendah adalah berat badan
kuran dari 2500 gram, tanpa memandang masa gestasi (Kosim, 2012).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) akan meningkatkan angka
kematian bayi. Berat badan lahir sangat menentukan prognosa dan komplikasi
yang terjadi. Hal ini akan bertambah buruk jika berat badan tidak bertambah
tahun 2015 prevalensi BBLR yaitu (15,5%) dari seluruh kelahiran di Dunia
tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. Tingkat
BBLR dalam pengembangan Negara (16,5%) lebih dari dua kali lipat, tingkat
dikembangkan daerah (7%). India adalah salah satu Negara dengan tingkat
tertinggi kejadian BBLR. Sekitar (27%) bayi yang lahir di India adalah BBLR.
1
2
Asia Selatan memiliki kejadian tertinggi, dengan (28%) bayi dengan BBLR,
sedangkan Asia Timur atau Pasifik memiliki tingkat terendah, yaitu (6%) (WHO,
2015).
prevalensi bayi berat badan lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% sampai 38% dan sering terjadi di negara
berkembang atau dengan sosio ekonomi yang rendah. Angka BBLR di Indonesia
tampak bervariasi, secara nasional berdasarkan analisis lanjut SDKI angka BBLR
sekitar 7,5%. Angka kematian bayi adalah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup
dan kematian balita adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup dan mayoritas
kematian bayi terjadi pada neonatus. Tingkat sosial ekonomi yang rendah sering
di hubungkan dengan kelahiran bayi berat badan lahir rendah. Jadi baik tidaknya
keadaan sosial ekonomi suatu tempat dapat dilihat dari tinggi rendahnya angka
karena kelahiran Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Angka BBLR di Indonesia
tampak bervariasi, secara nasional berdasarkan analisis lanjut SDKI angka BBLR
sekitar (7,5%). Kelahiran bayi dengan BBLR di Indonesia masih tergolong tinggi
jumlah bayi lahir dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 291.363 Bayi,
dan berdasarkan data statistik kota Padangsidimpuan Bayi lahir 3.737 bayi, dan
bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah yaitu 13 Bayi (DinKes Sumut,
2017).
Ibu hamil yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, ibu mempunyai
kejadian BBLR, salah satunya yaitu di Iran dengan usia ibu 20-35 tahun dan usia
Meskipun angka kematian bayi dan anak telah terjadi penurunan yang
bermakna namun kematian bayi baru lahir masih cukup tinggi. Hal ini erat
rendahnya status kesehatan ibu. Selama kehamilan banyak hal yang bisa terjadi
dan bisa berdampak pada ibu maupun bayinya kelak (Maryunani A, 2013).
Komplikasi bayi berat lahir rendah yang sering dijumpai adalah asfiksia dan
berat badan lahir rendah yaitu dengan memberikan pengawasan antenatal yang
baik kepada ibu hamil. Memberi nasehat tentang gizi saat kehamilan,
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan meningkatkan angka kematian
bayi. Berat badan lahir sangat menentukan prognosa dan komplikasi yang terjadi.
Hal ini akan bertambah buruk jika berat badan tidak bertambah untuk waktu yang
Berdasarkan data yang di dapat tentang berat badan lahir rendah, penulis
tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan judul “Asuhan
Kebidanan
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini yaitu untuk mengetahui
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Rendah
2. Tujuan Khusus
Tujuan dibuatnya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Berat Badan
a. Melakukan pengkajian bayi baru lahir pada bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah
b. Dirumuskannya masalah pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
5
Rendah
c. Menetapkan diagnosa Potensial bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah
d. Menetapkan tindakan segera bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah
e. Merencanakan asuhan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
f. Melaksanakan asuhan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
g. Melakukan evaluasi tindakan asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
D. Manfaat
1. Bagi Institusi
Aufa Royhan
Kota Padangsidimpuan.
2. Bagi ibu
Ibu dapat mengetahui secara teori tatalaksana baik dengan berat badan lahir
E. Ruang Lingkup
Materi yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu mencakup bayi
Responden penulisan yaitu bayi Baru lahir dengan berat badan lahir rendah
Padangsidimpuan
Tahun 2020.
F. Keaslian Penelitian
Apni Hasibuan, Judul penelitian Asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan
lahir rendah, Analisis Perkembangan berat badan bayi, Hasil Kejadian BBLR
lebih banyak terjadi pada ibu yang berusia <20 tahun dan >35 tahun, Perbedaan
dengan penelitian (Apni) BBLR dengan usia ibu <20 tahun dan >35 tahun,
sedangkan dalam penelitian ini dengan asuhan kebidanan pada bayi dengan
7
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Bayi Baro Lahir Normal adalah neonatus yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
antara
lain:
3. Grimace: Menangis,batuk/bersin
7
8
(Indrayani, 2013).
ekstrauterin.
Fisiologi bayi baru lahir adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan
proses vital bayi baru lahir yaitu suatu organisme yang sedang tumbuh, yang
baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
a. Pengertian
Bayi Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi yang lahir dengan
kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500gram disebut prematur
(Proverawati, 2018).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
lahir kurang dari 2.500 gram. Dahulu bayi yang baru lahir dengan
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
lahir kurang dari 2.500 gram. Dahulu bayi yang baru lahir dengan
berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500gram
1) Faktor ibu
a) Penyakit:
HIV/AIDS, TORCH.
b) Ibu
• Kehamilan ganda
• Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
• Kejadian prematuris pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah, yang ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang
d) Sebab lain
• Ibu perokok
antimetabolik.
2) Faktor Janin:
a) Kelainan kromosom
c) Disautonomiafamilial
d) Radiasi
f) Aplasiapancreas.
3) Faktor Plasenta:
c) Plasentitisvilus
d) Infark
e) Tumor
4) Faktor Lingkungan:
b) Terkena radiasi
(Atikah, 2010).
a. Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,
kehamilan kembar
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala
sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau
kurang dari 30 cm
lemah
10. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah
12. Vernikskaseosa tidak ada atau sedikit bila ada (Proverawati dan
Ismawati, 2010).
dilahirkan bayi berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah. Perbedaan
suhu ini berpengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermi terjadi
lemak yang sedikit. Belum optimalnya sistem saraf pengatur suhu tubuh
Rasio luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan berat badan
2. Gangguan pernapasan
terjadi periode apneu. Lemahnya refleks batuk, isap, dan menelan dapat
1. Aspirasi mekonium
oleh tenaga terlatih dalam resusitasi bayi, memerlukan kesiapan obat dan
tenaga khusus.
2. Hipoglikemia
saraf pusat.
3. Hipokalsemia
jantung bayi.
4. Polishemia
kangguru yaitu dengan perawatan bayi baru lahir seperti bayi kangguru
a) Konduksi
melalui kontak langsung. Melalui proses ini, panas dari tubuh bayi
dengan kulit bayi seperti meja, tempat tidur atau timbangan yang
b) Konveksi
Hilangnya panas melalui konveksi terjadi ketika panas dari tubuh bayi
kehilangan panas.
c) Radiasi
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari pada suhu tubuh bayi.
d) Evaporasi
ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri, karena
Air Susu Ibu (ASI) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu
menghisap. Apabila daya isap bayi belum baik, bayi dicoba untuk menetek
c. Pencegahan Infeksi
berpengalaman.
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
e. Pemberian Oksigen
pernafasan dengan menepuk atau menjentik tumit. Bila tindakan ini gagal
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah, termasuk kesehatan
wewenangnya.
diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat dan telah memenuhi persyaratan
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
Kebidanan.
Pelayanan Kebidanan.
Kebidanan.
tertulis yang diberikan oleh konsil Kebidanan kepada Bidan yang telah
diregistrasi.
12.Surat lzin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti
Kebidanan.
14.Bidan Warga Negara Asing adalah Bidan yang berstatus bukan Warga
Negara Indonesia.
perundang-undangan.
22
bidang kesehatan.
Pasal 2
a. Perikemanusiaan;
b. Nilai ilmiah;
d. Manfaat;
e. Keadilan;
23
f. Perlindungan; dan
g. Keselamatan klien.
Pasal3
dan
BAB II
PENDIDIKAN KEBIDANAN
Pasal 4
a. pendidikan akademik;
c. pendidikan profesi.
Pasal 5
atas:
a. Program sarjana;
24
c. Program doktor.
Pasal 6
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang akan menjadi Bidan lulusan
Pasal 7
program sarjana.
Pasal 8
perundang undangan.
25
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
kuotanasional.
Pasal 13
peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
kesehatan.
Pasal 15
dapat berasal dari pegawai negeri sipil atau nonpegawai negeri sipil sesuai
Pasal 16
Pasal 17
28
Pasal 18
merupakan bagian dari standar profesi Bidan yang disahkan oleh Menteri.
Pasal 19
Pasal 20
perundang-undangan.
BAB III
29
Bagian Kesatu
Registrasi
Pasal 21
STR.
2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil kepada
undangan;
Pasal 22
1. STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah
memenuhi persyaratan.
30
meliputi:
etika profesi;
Pasal 23
Konsil harus menerbitkan STR paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
Pasal 24
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi dan Registrasi ulang
Peraturan Konsil.
Bagian Kedua
Izin Praktik
Pasal 25
31
praktik. lzin praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk SIPB.
(3) harus menerbitkan SIPB paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak
harus memiliki:
b. tempat praktik.
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
sesuai dengan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa:
a. teguran tertulis;
c. pencabutan izin.
Pasal 29
Pasal 30
33
Bidan yang tidak memiliki STR dan SIPB sebagaimana dimaksud pada
a. Teguran tertulis;
c. Pencabutan izin.
BAB VI
PRAKTIK KEBIDANAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 41
operasional.
Pasal 42
oleh Konsil.
2. Konsil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari Konsil
Pasal 43
Pasal 44
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
d. pencabutan izin.
Pasal 45
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
d. pencabutan izin.
Bagian Kedua
Pasal 46
36
Pasal 47
sebagai:
f. peneliti.
37
Pasal 48
dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.
Paragraf 1
Pasal 49
persalinan normal;
Paragraf 2
Pasal 50
a. Memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan
anak prasekolah;
Paragraf 5
Pasal 59
dengan kompetensinya.
perundang-undangan.
BAB VII
Bagian Kesatu
Pasal 60
informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien dan/atau
mengembangkan profesi.
Pasal 61
Kebidanan berkewajiban:
kewenangannya;
d. memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien
atau keluarganya;
diberikan;
Pusat;
Bagian Kedua
Pasal 62
prosedur;
dilakukan; dan
Pasal 63
Pasal 64
kesehatannya;
dan
BAB VIII
Pasal 65
43
profesi Kebidanan.
Pasal 66
Pasal 67
BAB X
Pasal 69
diarahkan untuk:
dan
Pasal 70
C. Manajemen Kebidanan
masalah kesehatan ibu dan anak yang khususnya dilakukan oleh bidan
masyarakat (Sianturi,2015).
tujuh, yaitu:
pengumpulan data dasar yang lengkap karena adanya kerja sama yang
mendapatkan informasi atau data dari orang tua dan bayi yaitu nama
b. Identifikasi diagnosis
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
BBL.
diharapkan dapat bersiap siap bila diagnosis atau masalah potensial ini
46
yang sama.
tim yang lain yang sesuai dengan kondisi klien. Langkah ke 4 ini
atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak
hanya meliputi tentang hal yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien
atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka
terjadi berikutnya.
47
f. Melaksanakan perencanaan
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagai oleh klien atau
operasional kesehatan.
g. Evaluasi
a. Subjektif (S)
b. Objektif (O)
laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
c. Assesment (A)
d. Planning(P)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
Panjang badan : 45 Cm
Telp. : Telp. :
50
51
B. ANAMNESE
e. Komplikasi persalinan
pucat kemerahan
tangan & kaki
2. Suhu : 36,50C
3. Pernafasan : 40 x/menit
4. HR : 140 x/menit
tipis
Muka : simetris kiri dan kanan, tidak pucat, dan tidak ada
tanda lahir
ada secret
imatur
nyeri tekan
Anus : Berlobang
1. Refleks
[ ] Tidak ada
55
Refleks rooting : [ ] Ada Lemah, tidak ada respon pada bayi bila
[ ] Tidak ada
[ ] Tidak ada
[ ] Tidak ada
bibir
[ ] Tidak ada
[ ] Tidak ada
Antropometri
2. Eliminasi
WIB
56
laki-laki.
9/10.
ATAU KOLABORASI
Tidak ada data yang menunjang untuk dilakukan tindakan segera atau
kolaborasi
57
ondemand.
VI. PELAKSANAAN
ini
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,5ºC
PB : 45 cm
RR : 40x/ menit
BB : 2.300 gram
58
ondemand
VII. EVALUASI
3. Bayi sudah BAB satu kali dengan konsistensi kehitaman dan BAK
Subyektif
diabetes mellitus
bayinya
Objektif
2. Kesadaran composmentis
suhu:36,50C.
Analisa
Planning
2020 2. Ibu mengatakan bayi S: 36,50C baik, tidak ada kelainan dan 2. Menganjurkan ibu
menangis kuat N: 140x/i tidak dilakukan rujukan, untuk tetap menjaga
3. Ibu mengatakan bayi Bayi menghisap Pb: 45 cm kehangatan bayi
menyusu dengan kuat kuat 3. Observasi BAB dan
BAKbayi
4. Menimbang berat
badan bayi setiap satu
kali selama tiga hari
5. Pemenuhan kebutuhan
nutrisi bayi
6. Beritahu ibu untuk
menjaga kebersihan
bayinya.
21 1. Ibu mengatakan Melahirkan pada Ny. S melahirkan bayi 3 1. Ibu tetap dianjurkan
Januari melahirkan 3 hari yang tanggal 18 hari yang lalu, menghisap memberikan ASI pada
2020 lalu Januari 2020 cukup kuat, BB: 2800 gram, bayi
2. Ibu mengatakan Berat badan bayi panjang 45 cm, pergerakan 2. Memberitahukan pada
pergerakan bayi kuat 2800 gram, berat tonus otot aktif. ibu keadaan bayi
3. Ibu mengatakan bayi badan bertambah sudah normal.
63
BAB IV
A. Pembahasan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan Berat
Badan Lahir Rendah terhadap bayi NY. S di praktik mandiri bidan Nurliani
akan membahas permasalahan yang akan timbul pada kasus bayi dengan berat
kasus yang ada, adapun pembahasan dalam bentuk narasinya adalah sebagai
berikut:
Langkah I Pengkajian
a. Menurut teori
Berdasarkan teori yang ada penyebab bayi dengan berat badan lahir rendah
(Maryunani, 2013)
b. Menurut Kasus
Berdasarkan kasus yang ada pada bayi dengan berat badan lahir rendah
terdapat riwayat kehamilan pada ibu bahwa selama hamil ibu jarang
63
64
c. Pembahasan
Tidak terjadi kesenjangan teori dengan kasus yang ada bayi Ny. S
1. Pemeriksaan Fisik
a. Menurut teori
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
Pada teori, pada pada pemeriksaan terdapat tanda-tanda berat badan lahir
rendah yaitu, umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu,
berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram, panjang badan
kurang dari 46 cm, lingkar kepala kurang dari 30 cm, kepala lebih besar,
kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik
b. Menurut Kasus
Pada Kasus, Bayi Ny. R dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu berat
badan 2.300 gram, panjang badan 45 cm, lingkar dada 28 cm, lingkar
65
kepala 30 cm, umur kehamilan 40 minggu, kepala lebih besar, kulit tipis,
tangisan lemah APGAR Score 7/10 menit 1: 5 dan menit 5 terdapat 9/10
c. Pembahasan
antara teori dan praktik dikarenakan pada teori tanda dari berat badan lahir
a. Menurut Teori
2013).
Bayi yang lahir dengan usia kehamilan diatas 37 minggu dengan berat
badan dibawah 2.500 gram adalah bayi berat badan lahir rendah
(Maryunani,2013).
b. Menurut Kasus
c. Pembahasan
dan kebutuhan Bayi baru lahir Ny. S dengan Berat Badan Lahir Rendah
berat badan lahir 2300 gram, obyektif berat badan 2300 gram, masalah dan
kebutuhan bayi Ny. R berdasarkan interpretasi data yang benar – benar atas
a. Menurut Teori
b. Menurut Kasus
hanya sedikit lemak tubuh dan pengaturan suhu tubuh bayi belum matang
a. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian data tidak ada perbedaan
a. Menurut teori
perlu tindakan tergantung keadaan bayi. Pada bayi “S” tidak dilakukan
b. Menurut Kasus
menimbang berat badan bayi dan menganjurkan ibu untuk menyusui secara
ada.
68
c. Pembahasan
a. Menurut Teori
pasien, rencana tindakan harus disetujui pasien dan semua tindakan yang
(Nurhayati, 2013).
b. Menurut Kasus
Beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya, Jaga kehangatan bayi,
Observasi BAB dan BAK, Menimbang berat badan bayi setiap satu kali
kebersihan bayinya.
yaitu anjurkan ibu untuk selalu memberikan ASI eksklusif pada bayinya
secara ondemand. Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir adalah 500
ml/kg/3 hari.
c. Pembahasan
hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan Asuhan
a. Menurut Teori
rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada pasien.
dilaksanakan ibu serta kerja sama dengan tim kesehatan lainnya sesuai
b. Menurut Kasus
Pada kunjungan pertama bayi “S” tidak dilakukan penimbangan berat badan
pada kunjungan ke tiga berat badan bayi sudah bertambah yaitu dari 2300
gram menjadi 2800 gram, ibu tetap diberikan konseling dan bimbingan agar
c. Pembahasan
a. Menurut Teori
Dalam tahap ini pula kita dapat melakukan reassessment terhadap tindakan-
b. Menurut Kasus
Pada kasus ini setelah dilakukan perawatan dan tindakan selama 3 kali
kunjungan berat badan bayi “S” meningkat 500 gram dari berat badan lahir.
dantepat.
c. Pembahasan
ASI setelah 3 kali kunjungan berat badan bayi meningkat 500 gram dari
2.300 gram menjadi 2800 gram selama 3 hari kunjungan rumah. Dengan
diterapkan pada bayi “S” dengan berat badan lahir rendah berhasil dan
efektif.
72
BAB V
PENUTUP
kebidanan pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah terhadap bayi di Praktik
Mandiri Bidan Nurliani Am. Keb.” maka dapat kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
1. Penelitian atau pengkajian bayi baru lahir pada bayi dengan Berat Badan Lahir
2. Peneliti telah merumuskan masalah pada bayi baru lahir dengan Berat Badan
Lahir Rendah
ini diagnosa potensial pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
4. Peneliti tidak melakukan tindakan segera pada bayi baru lahir dengan Berat
5. Peneliti telah menentukan rencana asuhan bayi baru lahir dengan Berat Badan
Lahir Rendah
6. Peneliti telah Melaksanakan asuhan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
7. Peneliti telah melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan pada bayi
baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah, dimana telah di lakukannya
72
73
dilakukan asuhan selama 3 hari dan pemantauan atau asuhan yang diberikan
berhasil yaitu refleks sucking pada bayi sudah baik, berat badan bayi
meningkat 500 gram, suhu tubuh terjaga tidak terjadi hipotermi, tidak ada
B. Saran
Diharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu panduan
dengan kasus yang sama dan bahan bacaan bagi mahasiswa kebidananlainnya.
2. Bagi masyarakat
Atikah, 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta: Nuha Medika.
Dinkes Sumut. 2017. jumlah bayi lahir dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah
di Provinsi Sumatera Utara (Online). http://Sumut.bps.go.id. Diakses
terakhir tanggal 28 November 2018 Ika, 2010. Bayi dengan BBLR.
Yogyakarta: Fitramaya.
Indrayani. 2013. Asuhan Persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta: Trans Info
Media Kosim, 2012. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta.
Maryanti, Dwi etall. 2011. Neonatus,Bayi dan Balita. Jakarta: Trans Info Media
Pantiawati, 2018. Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta:
Nuha Medika
Purwoastuti, 2015. Asuhan persalinan dan bayi baru lahir. Yogyakarta: Pusta
Baru Pess
Rukiyah, YA. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info
Media Sianturi, E. 2015. Organisasi Dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: EGC.
Sudarti. 2013. Asuhan Neonatus resiko tinggi dan kegawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
NIM : 17020011
Judul LTA : Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah.
TANDA
N MATERI SARAN TANGAN
Hari / Tanggal
O KONSULTASI PEMBIMBING PEMBIMBIN
G
1. Kamis Judul Perbaikan
20 februari
2020
2. Judul ACC
Senin BAB I Perbaikan
2 maret 2020
3 BAB I dan ACC
Kamis BAB II Lanjut BAB II
19 maret 2020
4. BAB II Perbaikan
Senin 1. Perhatik
23 maret 2020 an
kutipan,
2. referensi
minimal
10 tahun
3. landasan
hukum
ACC
Lanjut BAB III
5. BAB III
Selasa Perbaikan
31 maret 2020 1. Buat
data
perkemb
angan
menggun
akan
tabel
SOAP
6. BAB III 2. Lanjut
Rabu BAB IV
15 april 2020
ACC
7. BAB IV Lanjut BAB IV
Rabu
22 April 2020
Perbaikan
1. Buat
referensi
pada
setiap
teori
2. Buat
kesesuai
an teori
dengan
praktek
3. Tuliskan
Hasilnya
4. ACC
8. BAB V 5. Lanjut
Senin BAB V
27 April 2020
Perbaikan
1. Sesuaika
n dengan
judul
2. ACC
3. Lanjut
intisari
4. Cover
5. Lembar
persetuju
an
6. Lembar
pengesah
an
7. Kata
penganta
r
9. Cover, Halaman 8. Daftar isi
Selasa Persetujuan, 9. Daftar
28 April 2020 Intisari,Kata Pustaka
Pengantar, Daftar
Isi, BAB I, BAB 1. ACC
II, BAB III, BAB 2. Sidang
IV, BAB V, LTA
Daftar Pustaka,
Lembar
Konsultasi