Anda di halaman 1dari 104

HUBUNGAN IMT DAN USIA MENARCHE IBU TERHADAP

KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI SEKOLAH


DASAR DI KECAMATAN BATHIN III
KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2020

SKRIPSI

ELVINA LOVITA
NIM 181012115301260

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2020
HUBUNGAN IMT DAN USIA MENARCHE IBU TERHADAP
KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI SEKOLAH
DASAR DI KECAMATAN BATHIN III
KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Terapan


Kebidanan Pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Institut Kesehatan Prima Nusantara

ELVINA LOVITA
NIM 181012115301260

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi :Hubungan IMT dan Usia Menarche Ibu Terhadap

Kejadian Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar Di

Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo Tahun 2020

Nama : Elvina Lovita

NIM : 181012115301260

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan

Prima Nusantara Bukittinggi.

Bukittinggi, Februari 2020

Koordinator Skripsi Pembimbing

(Kholilah Lubis, S.ST, M.Keb) (Indah Putri Ramadhanti, S.ST. M.Keb)

Diketahui,

Ka. Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

(Ayu Nurdiyan, S.ST, M.Keb)

i
PERNYATAAN PENGESAHAN

Judul Skripsi :Hubungan IMT dan Usia Menarche Ibu Terhadap


Kejadian Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar Di
Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo Tahun 2020
Nama :Elvina Lovita
NIM :181012115301260

Skripsi ini telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Terapan Kebidanan pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Indah Putri Ramadhanti, S.ST, M.Keb ( )

Penguji I : Mira Susanti, S.SiT, MM ( )

Penguji II : Mutia Felina, S.SiT, M.Keb ( )

Ditetapkan : Bukittinggi

Tanggal : Februari 2020

Mengetahui,

Ka. Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

(Ayu Nurdiyan, S.ST., M.Keb)

ii
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Elvina Lovita

NIM : 181012115301260

Tempat/Tanggal Lahir : Sungai Penuh, 24 November 1989

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia

Alamat : Kelurahan Manggis, Kec. Bathin III Kab.Bungo

Email : vin4dear@gmail.com

No.HP : 082176113356

NAMA ORANG TUA

Ayah : Joni Lovita

Ibu : Welly Hestya Dewi

Suami : Jusar Saleh Siregar

iii
Anak : 1. Najua Olivia Siregar

2. Nadine Alicia Siregar

3. Nadzira Zaqiyya Siregar

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Aisyah Jambi Tahun 1994 – 1995

2. SDN 196 Kotabaru Jambi Tahun 1995 – 2001

3. SMP N 9 Sungai Penuh Tahun 2001 – 2004

4. SMA N 2 Sungai Penuh Tahun 2004 – 2007

5. AKBID Merangin Tahun 2007 – 2010

RIWAYAT PEKERJAAN

1. TKS di Puskesmas Masurai Kab.Merangin Tahun 2010 – 2011

2. Bidan PTT di wilayah Puskesmas Masurai Tahun 2011 – 2014

3. Bidan PTT di wilayah Puskesmas Air Gemuruh Tahun 2014 – 2017

4. Bidan ASN di wilayah Puskesmas Air Gemuruh Tahun 2017-Sekarang

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Hubungan IMT Dan Usia Menarche Ibu Terhadap Kejadian

Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar Di Kecamatan Bathin III Kabupaten

Bungo Tahun 2020.”

Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat kelulusan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Yth. Ibu

Indah Putri Ramadhanti, S.ST, M.Keb, selaku pembimbing yang telah memberi

arahan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Seterusnya

ucapan terima kasih penulis kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed selaku Rektor Institut Kesehatan

Prima Nusantara Bukittinggi.

2. Bapak Ns, Fauzi Ashra, M.Kep selaku wakil Rektor 1 Institut Kesehatan

Prima Nusantara Bukittinggi.

3. Bapak Yuhendri Putra, M.Biomed selaku wakil Rektor 2 Institut Kesehatan

Prima Nusantara Bukittinggi.

4. Ibu Rulfia Desi Maria, S.SiT, M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

v
5. Ibu Tuti Oktriani, S.ST, M.Keb selaku Kepala Biro Akademik Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

6. Ibu Ayu Nurdiyan, S.ST, M.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan

Kebidanan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

7. Ibu Kholilah Lubis, S.ST, M.Keb selaku Koordinator Skripsi.

8. Ibu Mira Susanti, S.SiT, MM selaku penguji I.

9. Ibu Mutia Felina, S.SiT, M.Keb selaku penguji II.

10. Bapak dan Ibu dosen beserta staf program studi Sarjana Terapan

Kebidanan Institut Kesehatan Prima Nusantara, yang telah memberikan

ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasehat selama menjalani pendidikan.

11. Kepada semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang telah membantu sehingga laporan skripsi dapat terselesaikan

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa di dunia ini tidak pernah ada kata kesempurnaan

yang hakiki, begitu juga dengan skripsi ini. Dan penulis juga menyadari hal ini

sebagai satu acuan dalam proses pembelajaran dan kematangan dimasa yang akan

mendatang. Untuk itu penulis mengharapkan tanggapan, kritikan, dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-

mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bukittinggi, Februari 2020

Penulis

vi
Nama : Elvina Lovita
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan
Judul Skripsi : Hubungan IMT dan Usia Menarche Ibu Terhadap Kejadian
Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar Di Kecamatan
Bathin III Kabupaten Bungo Tahun 2020.

xviii + 55 halaman + 7 tabel + 2 skema + 2 gambar + 10 lampiran

ABSTRAK

Menarche adalah periode menstruasi pertama dalam kehidupan seorang


wanita dan merupakan penanda akhir perkembangan pubertas di sekitar usia 12-14
tahun. Menarche dini berhubungan dengan beberapa faktor yang meliputi status
gizi, genetik, sosial ekonomi, aktifitas fisik, keterpaparan media massa orang
dewasa, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche
dini pada siswi sekolah dasar di kecamatan Bathin III kabupaten Bungo tahun
2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain
penelitian Cross-Sectional dimana jumlah populasi 375 siswi dengan sampel 77
siswi sekolah dasar di wilayah kecamatan Bathin III dibulan Januari sampai
Februari 2020, dengan menggunakan uji analisis chi-square. Teknik pengambilan
sampel secara Simple Random Sampling, responden paling banyak didapatkan di 6
sekolah dasar dari 11 sekolah dasar yang ada di kecamatan Bathin III. Mayoritas
responden adalah IMT normal sebanyak 70 orang (90,9%), usia menarche ibu
responden normal sebanyak 40 orang (51,9%), dan pada siswi yang mengalami
menarche dini sebanyak 42 orang (54,5%). Berdasarkan analisis uji chi-square,
didapatkan nilai P value = 0,444 antara IMT dengan kejadian menarche dini, dapat
disimpulkan tidak ada hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini pada siswi
sekolah dasar. Nilai P value = 0,000 antara usia menarche ibu terhadap kejadian
menarche dini, dapat disimpulkan ada hubungan usia menarche ibu terhadap
kejadian menarche dini pada siswi sekolah dasar di kecamatan Bathin III
kabupaten Bungo tahun 2020. Dengan demikian, faktor usia menarche Ibu perlu
diperhatikan sebagai patokan untuk mencapai hasil proses pertumbuhan yang
normal dan patologis pada siswi di kemudian hari.
Referensi : 60 (1982 – 2018)

Kata kunci : IMT, Usia menarche ibu dan Menarche dini

vii
Name : Elvina Lovita
Study program : Bachelor of Applied Midwifery
Thesis Title : Relationship of BMI and Age of Mother Menarche
to Early Menarche Incidence in Elementary School
Students in Bathin III District of Bungo Regency in
2020.

xviii + 55 pages + 9 tables + 7 schemes + 2 pictures + 10 attachments

ABSTRACT

Menarche is the first menstrual period in a woman's life and is a marker


of the end of puberty development around the age of 12-14 years. Early menarche
is associated with several factors including nutritional status, genetic,
socioeconomic, physical activity, adult mass media exposure, and the
environment. This study aims to determine the relationship of Body Mass Index
(BMI) and age of maternal menarche to the incidence of early menarche in
primary school students in Bathin III sub-district of Bungo district in 2020. This
study is a quantitative analytic study with a cross-sectional research design in
which the population of 375 female students with a sample of 77 elementary
school students in the Bathin III sub-district in January to February 2020, using
the chi-square analysis test. Simple Random Sampling sampling technique, the
most respondents were obtained in 6 elementary schools from 11 elementary
schools in Bathin III sub-district. The majority of respondents were normal BMI of
70 people (90.9%), the age of menarche in normal respondents were 40 people
(51.9%), and 42 students (54.5%) experienced early menarche. Based on the
analysis of the chi-square test, the P value = 0.444 was obtained between BMI and
early menarche, it can be concluded that there was no relationship of BMI to the
incidence of early menarche in elementary school students. P value = 0,000
between maternal menarche age and early menarche, it can be concluded that
there is a relationship between maternal menarche age and early menarche on
primary school students in Bathin III sub-district of Bungo district in 2020. Thus,
the age factor of maternal menarche needs to be considered as a benchmark for
achieve the results of a normal and pathological growth process for students later
in life.
Reference : 60 (1982 - 2018)

Keywords: BMI, Age of maternal menarche and Early menarche

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. i
PERNYATAAN PENGESAHAN .................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP PENULIS......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRAK........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR SKEMA ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
A. Menarche ................................................................................................... 8
B. Menarche Dini .......................................................................................... 12
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Menarche Dini ............................ 14
D. Usia Menarche Ibu ................................................................................... 18
E. Indeks Massa Tubuh................................................................................ 20
F. Kerangka Teori ........................................................................................ 28
BAB III KERANGKA KONSEP ........................................................................ 29
A. Kerangka Konsep ..................................................................................... 29
B. Hipotesa .................................................................................................... 29
C. Definisi Operasional................................................................................. 30
BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 34
A. Desain Penelitian ...................................................................................... 34
B. Populasi dan Sampel ................................................................................ 34

ix
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 36
D. Etika Penelitian ........................................................................................ 36
E. Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 37
F. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 37
G. Pengolahan Data ...................................................................................... 38
H. Analisa Data ............................................................................................. 38
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................ 40
A. Analisis Univariat..................................................................................... 40
B. Analisis Bivariat ....................................................................................... 42
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 46
A. Interpretasi dan Diskusi .......................................................................... 46
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 52
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 54
A. Kesimpulan ............................................................................................... 54
B. Saran ......................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56


LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1. Patokan normal atau ideal berdasarkan umur pada remaja perempuan .......... 21

3.1. Definisi operasional ........................................................................................ 30

5.1. Distribusi frekuensi IMT siswi sekolah dasar ................................................. 40

5.2. Distribusi frekuensi usia menarche ibu siswi di sekolah dasar ....................... 41

5.3. Distribusi frekuensi menarche dini siswi di sekolah dasar ............................. 42

5.4. Hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini siswi di sekolah dasar ...... 43

5.5.Hubungan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche dini siswi di sekolah

dasar ....................................................................................................................... 44

xi
DAFTAR SKEMA

No Skema Halaman

2.1.Kerangka Teori ................................................................................................ 28

3.1.Kerangka Konsep ............................................................................................. 29

xii
DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar Standar penilaian status gizi umur 6-18 tahun berdasar IMT menurut

umur WHO (2007) ......................................................................................... 23

2.2. Gambar Pengukur berat badan dan tinggi badan digital ................................. 23

xiii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

Abdominal :Rongga besar yang dilingkupi otot-otot perut.

Analitik :Suatu rancangan penelitian untuk memperoleh penjelasan


tentang faktor-faktor dan penyebab penyakit.

BB :Berat Badan

Body Mass Indekx :Angka yang menentukan apakah berat badan ideal, kurang
atau berlebih.

BMI :Body Mass Indekx

Chi-Square :Salah satu jenis uji komparatif non parametris yang


dilakukan pada dua variabel, dimana skala data adalah
nominal

Cross-Sectional :Suatu rancangan penelitian observasional yang dilakukan


untuk mengetahui hubungan variabel independen dan
dependen dimana pengukuran nya dilakukan pada satu
waktu atau serentak.

Depkes :Departemen Kesehatan

Distribusi :Besarnya jumlah atau hasil yang didapat.

Endometrium :Lapisan dinding rahim.

IMT :Indeks Massa Tubuh

Energy Density :Kepadatan Energi

Estrogen :Senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon


seks wanita

Fast Food :Makanan cepat saji.

xiv
Fisiologis :Ilmu yang mempelajari tentang berlangsungnya sistem
kehidupan.

FSH :(Follicle Stimulating Hormone) hormon yang berfungsi


untuk memacu pertumbuhan dan kematangan folikel atau
sel telur.

Game :Permainan yang menggunakan elektronik.

Grafik CDC :Grafik hasil dari penjumlahan data.

Gen :Bagian dari DNA yang berada di sel.

Genetik :Suatu ilmu yang mempelajari bagaimana ciri khas


diturunkan dari orang tua ke anak nya.

GnRH :(Gonadotropin releasing hormone) hormon yang


bertanggung jawab untuk pelepasan hormon perangsang.

Handphone :Telpon genggam.

Hipotalamus :Bagian dari otak yang terdiri dari nucleus dengan berbagai
fungsi yang sangat peka.

Kadar leptin :Jumlah hormon yang dibuat oleh sel lemak

Kelenjar Adiposa :Sel yang membentuk jaringan lemak dan memiliki fungsi
sebagai tempat penyimpanan lemak.

Kemenkes :Kementrian Kesehatan

Kuantitatif :Penelitian Ilmiah yang sistematis.

Lean Tissue :Jaringan ramping.

LH :(Luteizing hormon) hormon yang diproduksi oleh sel


gonadotropik

Melatonin :Hormon alami yang ada didalam tubuh.

xv
Menarche :Menstruasi yang datang petama kali.

Menopause :Berakhir nya siklus menstruasi secara alami memasuki usia


45-55 tahun.

Menstruasi :Meluruhnya dinding rahim pada wanita.

Metabolisme :Suatu reaksi kimia yang terjadi dalam organisme dan


tingkat sel.

Obesitas :Kondisi kronis akibat penumpukan lemak tinggi dalam


tubuh.

Overweight :Kondisi berat badan yang melebihi berat badan normal.

Pasif :Tidak Aktif.

Progesteron :Hormon steroid yang berperan pada sistem reproduksi


wanita

Proporsi :Perbandingan ukuran keserasian antara satu bagian dengan


bagian lainnya dalam suatu benda.

Pubertas :Masa perubahan fisik, psikis dan pematangan fungsi


seksual.

RI :Republik Indonesia.

Screening :Deteksi dini.

Sekresi :Proses untuk membuat dan melepaskan substansi kimiawi


dalam bentuk lendir yang dilakukan oleh sel tubuh dan
kelenjar.

SMP :Sekolah Menengah Pertama.

Spesifik :Khusus

Termogenesis :Proses peningkatan suhu.

xvi
TB :Tinggi Badan

Viseral :Lemak yang tidak terlihat.

WHO :(World Health Organization) salah satu badan PBB yang


bertindak sebagai koordinator kesehatan umum
internasional.

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

1 : Ghancart

2 : Surat Penelitian Dari LPPM / Surat Balasan Dari Tempat Penelitian

3 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

4 : Lembar Persetujuan Responden

5 : Lembar Kuesioner Untuk Siswi

6 : Lembar Kuesioner Untuk Ibu Siswi

7 : Dumy Tabel

8 : SPSS

9 : Dokumentasi

10 : Lembar Konsultasi

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,

menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003). Masa

remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa

kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan

besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah,

terutama fungsi seksual (Kartono, 1995). Batasan usia remaja menurut WHO

adalah 12–24 tahun. Sedangkan menurut Depkes RI adalah antara 10–19 tahun dan

belum kawin. Menurut WHO dan UU perlindungan anak No. 22 tahun 2003 dalam

Soetjiningsih (2004) menyatakan bahwa disebut remaja bila anak telah mencapai

10-18 tahun. Seperti diketahui pada masa remaja ini terjadi kecepatan

pertumbuhan atau pacu tumbuh pada remaja putri di umur rata-rata 9 tahun.

Dalam tahap perkembangan remaja menempati posisi setelah masa anak dan

sebelum masa dewasa. Adanya perubahan besar dalam tahap perkembangan

remaja baik perubahan fisik maupun perubahan psikis (pada perempuan setelah

mengalami menarche) menyebabkan masa remaja mempunyai psikologi relatif

bergejolak dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya. Hal ini

menyebabkan masa remaja menjadi penting untuk diperhatikan (Meilan, 2018).

Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya

perubahan-perubahan fisik. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi

organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya

1
2

perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari

karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik

seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan

karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai

dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri ditandai dengan menarche

(menstruasi pertama), tumbuhnya rambut pubis, pembesaran buah dada dan

pinggul. Anak remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada usia rata-

rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun (Lumongga,

2016).

Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada

wanita di masa pubertas sekitar usia 12-14 tahun. Menarche merupakan perubahan

yang menandakan bahwa remaja sudah memasuki tahap kematangan organ seksual

dalam tubuh. Dimulainya menarche membuat organ seks sekunder tumbuh

berkembang, seperti pembesaran payudara, mulai tumbuh rambut ketiak, panggul

membesar dan juga mulai berkembangnya beberapa organ vital yang siap untuk

dibuahi (Manuaba, 2007). Usia menarche bervariasi pada setiap individu dan

wilayah tempat tinggal. Namun usia menarche dapat dikatakan normal apabila

terjadi pada usia 12-14 tahun (Susanti, 2012).

Tingkat usia menarche bervariasi, terdapat beberapa studi yang telah

dilakukan dibanyak negara yang menunjukkan rata-rata umur menarche. Di

Amerika Serikat, rata-rata umur menarche adalah lebih dari 14 tahun sebelum

tahun 1900 dan antara tahun 1988 dan 1994 menurun menjadi 12,43 tahun

(Karapanou, 2010). Di Kanada rata-rata umur menarche berkisar 8,5-15,6 tahun


3

(Koo, 2001), sedangkan di Jamaika rata-rata umur menarche nya 13,0 tahun

(Serjeant, 2001). Di Asia seperti Hongkong dan Jepang umur rata-rata menarche

remaja putri adalah 12,2 dan 12,38 tahun (Karapanou, 2010).

Berdasarkan data kemenkes RI (2010), diketahui bahwa di Indonesia terjadi

penurunan usia menarche. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2010

terdapat anak-anak di 17 propinsi di Indonesia telah memasuki usia menarche

dibawah usia 12 tahun. Di Indonesia umur termuda menarche pada remaja putri

adalah 9 tahun dan umur tertua menarche pada remaja putri adalah 18 tahun.

Sedangkan menurut Batubara (2010), umur rata-rata menarche terendah terdapat

di Yogyakarta 12,45 tahun dan tertinggi di Kupang 13,86 tahun. Menurut Menur

(2006) di SD dan SMP Permata Bunda Cinere Depok didapatkan rata-rata umur

menarche 11,6 ± 0,8 tahun.

Dengan terjadinya penurunan usia menarche akan mengakibatkan

meningkatnya aktifitas seksual pada usia dini, dan mempunyai risiko tinggi

terjadinya pelecehan seksual, serta terjadinya kehamilan pada usia remaja lebih

besar (Sarwono, 2010). Salah satu survei nasional di Amerika Serikat menemukan

bahwa 56 % remaja perempuan dilaporkan mengalami pelecehan seksual. Sebagai

anak perempuan yang mengalami pertumbuhan dini dan tampak lebih tua dari usia

sebenarnya, menempatkan remaja putri pada risiko masalah psikologis yang

disebabkan oleh perubahan-perubahan seks primer dan sekunder yang terlalu dini

seperti pembesaran payudara dan menstruasi dini (Lamothe, 2018). Usia menarche

yang semakin cepat mempunyai risiko terjadinya kehamilan di usia muda menjadi

lebih besar, pada sebagian remaja putri menarche yang cepat dapat menimbulkan
4

keresahan, karena secara mental mereka belum siap. Menurut data RS. Kanker

Dharmais (2002), salah satu faktor risiko kanker payudara adalah menarche dini

(menstruasi pertama pada usia 11 tahun atau kurang), menopause yang terlambat,

belum pernah melahirkan, dan tumor jinak payudara.

Menarche dini menunjukkan bahwa telah terproduksi hormon estrogen lebih

lama di banding wanita lain pada umumnya (Rosenthal, 2009). Menarche dini

dapat terjadi karena beberapa faktor yang meliputi keadaan gizi, genetik (status

menarche ibu), sosial ekonomi, keterpaparan media massa orang dewasa, perilaku

seksual dan gaya hidup. Usia menarche dini yang berhubungan dengan faktor gizi

karena kematangan seksual dipengaruhi oleh nutrisi dalam tubuh remaja dan dapat

mempengaruhi status gizi seseorang. Status gizi dapat diketahui dengan

menggunakan metode pengukuran IMT. Satu penelitian menyatakan bahwa

remaja putri yang mengalami menarche dini cenderung memiliki berat badan lebih

tinggi dibandingkan dengan remaja putri yang belum menarche pada umur yang

sama. Sebaliknya remaja putri yang terlambat mendapatkan menarche,

mempunyai berat badan lebih ringan dari pada yang sudah menstruasi pada umur

yang sama (Soetjiningsih, 2004). Kenaikan berat badan setelah menarche

merupakan konsekuensi dari pertumbuhan tubuh secara umum, dan karena

peningkatan timbunan lemak yang berasal dari hormon estrogen dan progesteron

(Sampei, 2003). Selain IMT, faktor genetik juga mempengaruhi menarche dini

karena diketahui bahwa genetik merupakan sifat pewarisan atau ciri khas yang

diturunkan dari orang tua ke anak nya (Soetjiningsih, 2007).


5

Salah satu hasil penelitian Reswari (2012) di Sekolah Dasar Ngoresan

Surakarta menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara usia menarche dan

IMT. Begitu juga hasil penelitian Lusiana (2012) di SMP PGRI Pekanbaru

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia menarche ibu dengan

usia menarche siswi.

Berdasarkan survei awal diketahui jumlah seluruh populasi siswi ada 375

orang, jumlah siswi yang sudah mengalami menstruasi ada 181 orang dan yang

belum mengalami menstruasi ada 194 orang. Ditunjang oleh berbagai penelitian

yang menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi menarche dini adalah indeks

massa tubuh dan usia menarche ibu, maka penulis memilih sekolah dasar di

wilayah Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo sebagai tempat penelitian karena

ada siswi yang sudah mengalami menstruasi di sekolah dasar tersebut. Di sekolah

dasar wilayah Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo belum pernah dilakukan

penelitian tentang menarche dini, sehingga penulis merasa perlu untuk melakukan

penelitian di sekolah dasar di wilayah tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul hubungan IMT dan usia menarche ibu terhadap kejadian

menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten

Bungo tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana hubungan IMT dan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche
6

dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo tahun

2020 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk diketahui hubungan IMT dan usia menarche ibu terhadap kejadian

menarche dini pada siswi Sekolah Dasar di Kecamatan Bathin III

Kabupaten Bungo tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi IMT pada siswi di sekolah dasar di

Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo tahun 2020.

b. Mengetahui distribusi frekuensi usia menarche ibu pada siswi di

sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo tahun 2020.

c. Mengetahui distribusi frekuensi menarche dini pada siswi di sekolah

dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo tahun 2020.

d. Mengetahui hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini pada

siswi di sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo tahun

2020.

e. Mengetahui hubungan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche

dini pada siswi di sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten

Bungo tahun 2020.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Lain

a. Sebagai pengembangan kemampuan bagi peneliti dalam melakukan

penelitian kesehatan dilapangan sehingga dapat mengaplikasikan ilmu

yang didapat dibangku kuliah.

b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dari informasi atau fakta

yang terjadi.

2. Bagi Sekolah

a. Untuk menambah informasi bagi sekolah-sekolah dasar di Kecamatan

Bathin III Kabupaten Bungo tentang hubungan IMT dan usia menarche

ibu terhadap kejadian menarche dini.

b. Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi siswi

di sekolah dasar.

3. Bagi Pendidikan

a. Sebagai pendukung materi perkuliahan.

b. Sebagai penambah bahan informasi yang dapat disajikan sebagai

referensi bagi mahasiswa di perpustakaan dan bagi peneliti selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menarche

Menarche didefinisikan sebagai pertama kali menstruasi, yaitu keluarnya

cairan darah dari alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim

yang banyak mengandung pembuluh darah. Menarche adalah menstruasi pertama

yang berlangsung kira-kira 10-11 tahun. Rangsangan pancaindra diblok pubertas

inhibitor melalui stria terininalis, menuju hipotalamus sehingga terhind dan

pubertas prekoks. Menarche merupakan suatu rangkaian kejadian yang didahului

oleh pertumbuhan tubuh yang pesat, yang dipengaruhi oleh hormon. Hormon

estrogen sebelum menarche berfungsi meningkatkan kematangan alat seks

sekunder (pembesaran payudara, pertumbuhan bulu).

Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah pengeluaran FSH minimal.

Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan

mempersiapkan uterus (endometrium) lebih matang untuk menerima rangsangan.

Pada usia 10-11 tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai

“ovulasi” untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium dan alat seks

sekunder.

Menstruasi pertama kali pada setiap wanita berbeda-beda, bergantung pada

berbagai faktor yang meliputi kesehatan wanita, nutrisi, dan berat tubuh yang

relatif pada tinggi badan. Tetapi menstruasi bisa juga terjadi pada usia 10 tahun,

hal ini disebabkan karena asupan gizi yang baik mempercepat proses kesiapan

tubuh untuk mulai mengalami menstruasi. Menstruasi pertama atau menarche

8
9

adalah hal yang wajar yang pasti dialami oleh setiap wanita normal dan tidak perlu

digelisahkan. Bila hal itu tidak terjadi, baru kita perlu gelisah. Menarche adalah

tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai. Menstruasi terjadi saat lapisan dalam

dinding rahim luruh dan keluar dalam bentuk yang dikenal dengan istilah darah

menstruasi. Pada saat menarche, remaja putri secara psikologis mulai tertarik pada

lawan jenis.

Dalam keadaan normal, setiap bulan seorang wanita yang telah memasuki

usia subur akan melepaskan satu sel telur (ovum). Ovum akan dihasilkan dan

dilepaskan oleh indung telur (ovarium). Ovum yang dilepaskan tersebut akan

berjalan masuk ke dalam rahim melalui saluran telur. Bila saat itu ada sel sperma

yang masuk dan bertemu, dapat terjadi pembuahan yang berlanjut menjadi

kehamilan. Untuk mempersiapkan kehamilan yang mungkin terjadi, dinding rahim

akan menebal. Penebalan yang disebabkan oleh faktor hormonal ini berguna agar

rahim siap menerima mudigah yang akan tertanam di sana. Bila kehamilan tidak

terjadi, kadar hormon (yang membuat rahim menebal) akan turun. Akibatnya

dinding rahim sebelah dalam akan luruh, dan terjadilah menstruasi. Menstruasi

pertama biasanya terjadi pada usia 12-13 tahun, tapi ada juga yang sudah usia 16

tahun baru mendapatkan menstruasi. Usia seorang anak perempuan mulai

mendapat mens sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak

mendapat mens yang pertama kali pada usia yang lebih muda (Pudiastuti, 2012)

Mens yang terjadi di saat-saat awal memang cenderung tidak teratur.

Pertama kali datang, bulan berikutnya bisa saja menghilang. Hal ini normal,
10

seiring dengan bertambahnya usia, menstruasi akan datang secara teratur setiap

bulannya.

1. Proses Menarche

Menstruasi merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan

tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa

tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh

hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan

daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan

sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil.

Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai

berkembang, tak lama kemudian sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita

dan mulai bergerak menuju tuba falopii terus ke dalam rahim. Bila telur tidak

dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan),

lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan

dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode

menstruasi, berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita

menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu,

menghilangkan menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu)

bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat dikonfirmasi dengan

pemeriksaan darah sederhana.


11

2. Hormon-hormon Yang Mempengaruhi Menarche

1). Hormon Estrogen

Hormon ovarium sebagai sumber estrogen, yaitu ovarium, kelenjar

suprarenal, fet perifere dengan jalan aromatisasi androgen. Hormon estrogen

sebelum menarche berfungsi meningkatkan kematangan alat seks sekunder

(pembesaran mamae depositas lemak sesuai pola wanita, pertumbuhan bulu,

tumbuh-kembang uterus dan endometrium). Efek psikologis mulai tertarik diri

sendiri dan lawannya, timbul rasa kasih sayang, mulai timbul libido, dan alat seks

sekunder mulai dapat dirangsang.

Pada masa reproduksi hormon estrogen melanjutkan tumbuh kembang seks

sekunder, karena menstruasi anovulatoir dan mengatur menstruasi dengan

feedback loop menuju hipotalamus dan hipofisis. Fungsi estrogen pada masa

kehamilan adalah meretensi air dan garam. Sehingga volume darah meningkat 20-

25%, mamae membesar karena hifertropi saluran mamae. Retensi air garam

menekan urat saraf, mamae terasa tegang dan sakit. Otot rahim mengalami

hipertrofi dan dapat menampung tumbuh kembang janin. Feedback loop

hipotalamus-hipofisis membuat FSH rendah dan menghindari pertumbuhan primer

folikel. Pada akhir kehamilan estrogen meningkatkan sensitivitas otot rahim

terhadap oksitosin prostaglandin kontraksi Braxton Hicks sampai his persalinan.

2). Hormon Progesteron

Sumber utama hormon progesteron adalah ovarium (korpus luteum). Pada

masa reproduksi aktif, hormon ini mengubah endometrium menuju fase

sekresi/desiduanisasi dan meningkatkan metabolisme. Fungsi hormon progesteron


12

pada masa kehamilan adalah mengentalkan lendir serviks, menghambat inigrasi

spermatozoa, menurunkan sensitivitas otot rahim terhadap oksitosin dan

prostaglandin, dan menambah asinus mamae sebagai persiapan memberikan air

susu ibu (ASI). Pada tuba, progesteron merangsang pengeluaran lendir,

memudahkan pengangkatan ovum dan inigrasi spermatozoa persiapan fertilitas.

B. Menarche Dini

Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali yang

terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai

tanda bahwa wanita sudah mampu hamil (Sarwono, 2005). Usia remaja putri saat

mengalami menarche bervariasi, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata

pada usia 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi

faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Di Indonesia, gadis remaja

pada waktu menarche bervariasi antara 10-16 tahun dan rata-rata menarche 12,5

tahun, usia menarche lebih dini di daerah perkotaan dari pada yang tinggal di desa

dan juga lebih lambat pada wanita yang kerja berat (Wiknjosastro, 2002). Usia

menarche dapat dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor genetik, fisik, emosional,

dan lingkungan. Usia menarche anak cenderung mirip dengan usia menarche

ibunya (Papalla dkk, 2008).

Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada

wanita di masa pubertas sekitar usia 12-14 tahun. Menarche merupakan perubahan

yang menandakan bahwa remaja sudah memasuki tahap kematangan organ seksual

dalam tubuh. Dimulainya menarche membuat organ seks sekunder tumbuh

berkembang, seperti pembesaran payudara, mulai tumbuh rambut ketiak, panggul


13

membesar dan juga mulai berkembangnya beberapa organ vital yang siap untuk

dibuahi (Manuaba, 2007). Usia menarche bervariasi pada setiap individu dan

wilayah tempat tinggal. Namun usia menarche dapat dikatakan normal apabila

terjadi pada usia 12-14 tahun (Susanti, 2012).

Tingkat menarche bervariasi. Menarche dini menunjukkan bahwa telah

terproduksi estrogen lebih lama di banding wanita lain pada umumnya. Itulah

sebabnya peristiwa ini menjadi penting (Rosenthal, 2009). Kanker payudara

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Di Indonesia kanker

payudara termasuk tersering ditemukan pada perempuan setelah kanker serviks.

Insiden jenis kanker ini meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Faktor risiko

kanker payudara adalah menarche dini (menstruasi pertama pada usia 11 tahun

atau kurang), menopause yang terlambat, belum pernah melahirkan, dan tumor

jinak payudara (R.S. Kanker Dharmais, 2002).

Masalah yang sering terjadi pada remaja adalah ketidakseimbangan antara

asupan kebutuhan atau kecukupan yang akan menimbulkan masalah gizi, baik itu

berupa gizi lebih atau gizi kurang. Masalah gizi pada remaja akan berdampak

penurunan fungsi reproduksi dan resiko melahirkan bayi dengan BBLR (Waryono,

2010). Usia menarche dapat dikatakan berhubungan dengan status sosial ekonomi.

Pendapatan di dalam suatu keluarga acapkali dihubungkan dengan bagaimana

kemampuan keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi dimana hal

pemenuhan gizi tersebut akan berkaitan pula dengan pematangan seksual pada

remaja. Oleh karena itu biasanya keluarga yang mempunyai pendapatan lebih dari
14

cukup akan secara otomatis mempengaruhi keadaan status gizinya apalagi untuk

anak perempuan yang berkolerasi terhadap cepatnya menarche (Putri, 2009).

Dengan terjadinya penurunan usia menarche akan mengakibatkan

meningkatnya aktifitas seksual pada usia dini, dan mempunyai resiko tinggi

terjadinya pelecehan seksual, serta terjadinya kehamilan pada usia remaja lebih

besar (Sarwono, 2010). Usia menarche yang semakin cepat mempunyai resiko

terjadinya kehamilan di usia muda menjadi lebih besar, pada sebagian remaja putri

menarche yang cepat dapat menimbulkan keresahan, karena secara mental mereka

belum siap.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Menarche Dini

1. Genetik / Status Menarche Ibu

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sandra (2015) tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan terjadinya menarche pada remaja putri menunjukkan

bahwa anak akan mengalami usia menarche yang tidak berbeda dengan usia

menarche yang di alami ibunya, sebagai akibat dari adanya faktor genetik atau

faktor bawaan yang mana menurut (maulidiyah, 2011) faktor genetik merupakan

faktor yang tidak bisa dimodifikasi, dan adanya hubungan yang diduga berkaitan

dengan lokus yang mengatur estrogen yang diwariskan.

2. Aktifitas Fisik

Menurut WHO dalam Depkes (2006) menyatakan bahwa, aktifitas fisik

adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang

sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta

mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
15

Penelitian yang dilakukan oleh Bagga (2000) menyatakan bahwa, aktifitas

fisik atau olahraga seperti volli, bulutangkis dan berenang yang rutin dilakukan

dan dalam durasi waktu yang lama akan menunda umur menarche dibandingkan

dengan remaja putri yang melakukan aktifitas fisik atau olahraga yang jarang dan

durasi waktu yang sebentar. Hal ini dikarenakan seorang atlit mempunyai lemak

tubuh sedikit tetapi berat badannya lebih dari pada orang lain dengan tinggi badan

sama karena massa otot yang lebih besar. Pada populasi umum, kelebihan berat

badan dan memiliki lemak tubuh biasanya merupakan kondisi yang bersamaaan

(varney, 2007).

3. Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

remaja putri, status gizi pada remaja dapat di tentukan dengan menggunakan

perhitungan BB dan TB. Hasil pengukuran BB dan TB menjadi akurat bila disertai

dengan pencatatan umur anak sesuai dengan bulan yang terdekat. Mengukur status

gizi remaja putri dapat menggunakan indikator Indeks Massa Tubuh (IMT)

menurut umur (Soetjiningsih, 2004). Dengan IMT/U akan diketahui apakah berat

badan seorang remaja putri dikatakan kurus, normal, atau berlebih. Indeks massa

tubuh merupakan rasio BB/TB² (kg/m²).

Berdasarkan hasil penelitian dari Dilla (2010), terdapat hubungan yang

signifikan antara status gizi dengan kejadian menarche, hal ini dinyatakan dengan

nilai p value (p=0,000).


16

4. Lemak Tubuh

Asupan lemak yang berlebih akan menimbulkan penimbunan lemak yang

akan mengakibatkan berat badan yang berlebih dan hormon yang dibentuk lemak

(estrogen dan progesteron) akan memicu usia menstruasi datang lebih cepat. Hal

ini diperkirakan adanya peranan leptin yang ada di jaringan adipose. Leptin ini

berperan sebagai pengaturan fungsi reproduksi. Pada sistem reproduksi leptin

berpengaruh terhadap metabolisme sistem syaraf gonadotropin releazing hormone

(GnRH) hipotalamus. Pelepasan peptide syaraf (GnRH) hipotalamus akan

mempengaruhi kematangan reproduksi. Selanjutnya hormon GnRH tersebut akan

memicu pengeluaran Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing

Hormone (LH) di ovarium sehingga terjadi pematangan folikel dan pembentukan

estrogen. Estrogen dapat merangsang pertumbuhan saluran telur, membuat

dinding rahim tebal. Pada wanita terdapat lemak spesifik yang timbul pada masa

pubertas yang merupakan tanda kelamin sekunder yang biasanya ditimbun di

payudara, lengan atas, perut bawah, alat genital, dan paha. Pergeseran kejadian

menstruasi dini pada remaja putri salah satunya disebabkan oleh asupan lemak

yang berlebih. Jika kondisi ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang

lama akan mengakibatkan peningkatan berat badan dan jaringan lemak pada

remaja putri.

5. Sosial Ekonomi

Usia menarche dapat dikatakan berhubungan dengan status sosial ekonomi.

Pendapatan didalam suatu keluarga sering dihubungkan dengan bagaimana

kemampuan keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi dimana pemenuhan


17

gizi tersebut akan berkaitan dengan pematangan seksual pada remaja. Oleh Karena

itu, biasanya keluarga yang mempunyai pendapatan lebih dari cukup akan secara

otomatis mempengaruhi keadaan status gizinya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Sartika (2011) di SMPN Bangkinang,

yang menemukan adanya hubungan yang bermakna antara status sosial ekonomi

dengan usia menarche siswi. Menurut Hidayat (2009) status sosial ekonomi dapat

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam

lingkungan status sosial ekonomi tinggi cenderung lebih dapat tercukupi

kebutuhan gizinya dibandingkan anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan

sosial ekonomi yang rendah.

6. Keterpaparan Media Massa

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fildza Rizvya dkk (2014) tentang

analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche pada siswi di SMP

swasta harapan medan menunjukkan bahwa siswi dengan kebiasaan menonton

televisi yang buruk 2,46 kali perkiraan resikonya mengalami menarche dini

dibandingkan dengan siswi yang mempunyai kebiasaan menonton tv yang baik.

Menonton tv lebih dari 3 jam dapat mengganggu produksi hormon melatonin,

yang berperan pada pelepasan hormon GnRH. Hal tersebut terbukti pada

sekelompok remaja yang mengalami menarche dini mempunyai kadar melatonin

yang rendah. Rangsangan-rangsangan yang mereka dapat dari menonton film yang

bukan kelompok umur mereka membuat reaksi-reaksi seksual pada remaja

meningkat, sehingga mereka menjadi matang lebih cepat dibandingkan


18

seharusnya. Tontonan yang mengarah sensualitas akan mempercepat pematangan

hormon FSH sebagai akibat dari rangsangan otak.

7. Lingkungan

Lingkungan hidup merupakan suatu daerah, yang menggambarkan

keadaan/kondisi dimana makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi

pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan makhluk hidup untuk bertahan

hidup. Selain itu sosial dan budaya juga dapat mempengaruhi makhluk hidup

tersebut.

Terdapat suatu penelitian (Karapanou, 2010) yang menyatakan bahwa,

adanya hubungan antara remaja putri yang dibesarkan dilingkungan perkotaan

memiliki umur menarche lebih awal dibandingkan remaja putri yang dibesarkan di

lingkungan pedesaaan (rural).

D. Usia Menarche Ibu (genetik)

Menarche merupakan menstruasi pertama kali yang ditandai dengan

keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan dinding endometrium. Faktor asupan

makanan dan genetik (keturunan) akan berdampak pada penurunan usia menarche

(menarche dini). Usia menarche dapat dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor

genetik, fisik, emosional, dan lingkungan. Usia menarche anak cenderung mirip

dengan usia menarche ibunya (Papalla, 2008).

Usia menarche ibu merupakan suatu kondisi menstruasi pertama kali yang

dialami ibu. Di dalam penelitian menyatakan bahwa remaja putri akan mengikuti

umur menarche dari ibunya. Terdapat hubungan antara umur ibu pada saat

menarche dan risiko menarche pada putri mereka, ibu yang menarche umur 14
19

tahun berpeluang 0,39 kali dari ibu dengan menarche pada umur 12 tahun atau

sebelumnya. Bukti pengaruh umur menarche pada keturunan berasal dari hasil

studi yang menunjukkan kecenderungan umur menarche ibu untuk memprediksi

umur menarche putrinya, (Koo, 2001 ;Karapanou 2010, Soetjiningsih, 2004).

Menurut penelitian yang dilakukan Putri (2009), terdapat hubungan antara status

menarche ibu dengan kejadian menarche pada putrinya yang dinyatakan dengan

nilai p= 0,005.

1. Pengaruh usia menarche ibu terhadap menarche dini pada remaja

putri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswi yang mengalami menarche

pada usia normal lebih banyak terjadi pada ibu siswi yang juga mengalami

menarche pada usia normal. Hasil analisis uji chi-square didapatkan siswi yang

ibunya mengalami menarche pada usia normal berpeluang 6 kali mengalami

menarche pada usia normal dibandingkan siswi yang ibunya mengalami menarche

pada usia lambat (Lusiana, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Harni (2010)

terhadap siswi SMP di Pekanbaru, hasil penelitian tersebut menemukan adanya

hubungan yang bermakna antara usia menarche ibu dengan usia menarche siswi.

Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan, faktor

genetik antara lain termasuk faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis

kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila faktor genetik dapat

berinterasi dalam lingkungan yang baik dan optimal maka akan menghasilkan

pertumbuhan yang optimal pula (Supariasa, 2002).


20

E. Indeks Massa Tubuh (IMT)

1. Pengertian Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh merupakan salah satu cara untuk menentukan status

gizi dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan (Depkes, 2006). Indeks

massa tubuh (IMT) dapat digunakan untuk penilaian status gizi atau menentukan

standar proporsi komposisi tubuh pada orang dewasa, remaja hingga anak-anak.

Overweight dan obesitas bisa diketahui dengan mengukur indeks massa

tubuh (IMT), yaitu dengan mengukur berat badan dan tinggi badan. IMT dihitung

dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan

(dalam meter). Indeks massa tubuh ini adalah indikator yang paling sering

digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi overweight dan obesitas

pada orang dewasa. Berdasarkan klasifikasi indeks massa tubuh (IMT) menurut

kriteria Asia pasifik, seseorang dikatakan overweight jika memiliki IMT 23-24,9

dan seseorang dikatakan obesitas jika memiliki IMT ≥ 25. Sedangkan menurut

Depkes RI, seseorang dikategorikan overweight jika BMI > 25 dan obesitas jika

BMI > 27 (Kemenkes RI, 2013).

Kategori status gizi remaja dapat ditentukan melalui perhitungan IMT

menurut umur pada grafik CDC. Remaja dikatakan memiliki status gizi normal

jika nilai IMT berada pada persentil ke-5 sampai ke-85 sedangkan dikatakan

obesitas jika nilai IMT berada pada persentil ke-95 atau lebih. Persentil merupakan

indikator posisi nilai IMT di antara sebaran nilai IMT anak-anak dan remaja pada

umur dan jenis kelamin yang sama (Rachmawati, 2012).


21

Pada remaja perempuan dikatakan obesitas, jika indeks massa tubuh nya

mencapai minimal sekitar 25,2 kg/m² pada usia 12 tahun, 26,2 kg/m² pada usia 13

tahun, dan 27,2 kg/m² pada usia 14 tahun. Indeks massa tubuh adalah indikator

yang berkorelasi dengan kegemukan tubuh pada anak-anak dan remaja. IMT tidak

mengukur keadaan lemak dalam tubuh secara langsung, tetapi penelitian

menunjukkan bahwa IMT memiliki hubungan dengan pengukuran langsung lemak

tubuh. Oleh sebab itu, nilai IMT dapat digunakan sebagai screening risiko

kegemukan atau obesitas pada remaja (Rachmawati, 2012).

Nita Damayanti Sulistianingrum (2010) mengemukakan bahwa IMT

memiliki berbagai kelebihan yaitu :

1). Peralatan yang digunakan untuk pengukuran IMT, ekonomis dan mudah

didapat, sehingga biaya yang dikeluarkan relatif sedikit.

2). Pengukuran IMT mudah dan tidak memerlukan keterampilan khusus, hanya

memerlukan ketelitian dalam pengukuran.

3). Pengukuran IMT aman dan tidak invasif.

Patokan berat badan yang normal atau ideal buat anak remaja berbeda

dengan yang sudah dewasa. Karena remaja masih dalam masa pertumbuhan, jadi

patokan nya juga akan berubah-ubah setiap waktu. Berikut tabel yang menjadi

patokan normal atau ideal berdasarkan umur pada remaja perempuan :

Umur Rentang Normal

10 14,0-20,0

11 14,4-20,8

12 14,8-21,8
22

13 15,4-22,6

14 15,8-23,3

15 16,3-24,0

16 16,8-24,6

17 17,2-25,2

18 17,5-25,7

19 17,8-26,0

20 17,8-26,4

Tabel 2.1. Patokan normal atau ideal berdasarkan umur remaja perempuan

Sumber : (Freitag L.M, 2010)

Berdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO 2011, Untuk

menentukan Indeks Massa Tubuh seseorang maka dilakukan dengan cara

responden diukur terlebih dahulu berat badan nya dengan timbangan kemudian

diukur tinggi badan nya dan dimasukkan ke dalam rumus di bawah ini :

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi badan (m) x Tinggi Badan (m)

Hasil perhitungan dari rumus tersebut dapat dilanjutkan dengan

memasukkan data hasil perhitungan ke dalam pengkategorian Indeks Massa Tubuh

anak IMT/U putri apakah kurus, normal, atau gemuk. Berikut kategori dan ambang

batas status gizi remaja umur 6-18 tahun menurut WHO (2007) sebagai berikut :
23

Gambar 2.1. Standar penilaian status gizi umur 6-18 tahun berdasar IMT

menurut umur

Gambar 2.2. Alat timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan digital

2. Pengaruh IMT terhadap menarche dini pada remaja putri

Sebagian remaja mempunyai kebiasaan yang tidak benar yaitu suka sekali

mengkonsumsi makanan siap saji dan makanan kecil yang penuh kalori atau sering

disebut sebagai ngemil. Banyak ditemukan para penjual makanan siap saji di
24

lingkungan sekolah. Kondisi ini dapat memicu anak membeli makanan siap saji

sehingga menyebabkan anak menjadi gemuk, apalagi jika kebiasaan tersebut tidak

disertai dengan kegiatan olahraga yang teratur. Hal ini sesuai dengan teori Dorland

(2006) dalam Soelistyaningsih (2012) bahwa asupan kalori yang masuk melalui

makanan lebih banyak daripada jumlah yang digunakan akan mengakumulasi

lemak berlebih dalam tubuh.

Asupan yang berlebih dapat mempercepat pembentukan hormon-hormon

reproduksi yang subur, sehingga dapat berpengaruh datangnya menarche. Hal ini

dapat menyebabkan usia menarche menjadi lebih dini. Sehingga menarche dini

dipengaruhi oleh adanya peningkatan berat badan atau kegemukan. Hal ini

sependapat dengan (Soetjiningsih, 2004) bahwa asupan nutrisi yang berlebih dapat

mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapatkan menstruasi

pertama (menarche) lebih dini, sehingga para gadis yang mengalami peningkatan

berat badan cenderung mengalami menarche lebih dini, sebaliknya pada gadis

yang menstruasi nya terlambat, berat badan nya lebih ringan dari pada yang sudah

menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka sama. Pada

umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass indekx

(indeks massa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat

memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.

Maka dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki status gizi tinggi

akan mengalami menarche di usia yang lebih cepat dibanding mereka yang

memiliki status gizi rendah, karena perbedaan jumlah kelenjar adiposa yang

mereka punya menghasilkan jumlah sekresi kadar leptin yang berbeda. Mereka
25

yang memiliki status gizi tinggi atau di atas normal akan mendapat menarche di

usia yang terlalu cepat, sedangkan mereka yang memiliki status gizi rendah atau

dibawah normal mengalami menarche di usia yang lambat. Mereka yang status

gizi normal mengalami menarche di usia yang juga normal.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi IMT

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi indeks massa tubuh baik

itu secara langsung maupun tidak langsung menurut Adhitya Pradana (2014)

beberapa faktor tersebut sebagai berikut :

1). Usia

Usia merupakan faktor yang secara langsung berhubungan dengan IMT

seseorang. Semakin bertambah usia seseorang, mereka cenderung kehilangan

massa otot dan mudah terjadi akumulasi lemak tubuh. Kadar metabolisme juga

akan menurun menyebabkan kebutuhan kalori yang diperlukan lebih rendah.

2). Genetik

Beberapa studi membuktikan bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi

berat badan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa orangtua obesitas

menghasilkan proporsi tertinggi anak-anak obesitas. Peningkatan dan kekurangan

berat badan cenderung berlaku dalam keluarga atau orang tua yang disebabkan

oleh faktor genetik (Wayan, 2015). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lebih

dari 40% variasi IMT dijelaskan oleh faktor genetik. IMT sangat berhubungan erat

dengan generasi pertama keluarga. Studi lain yang berfokus pada pola keturunan

dan gen spesifik telah menemukan bahwa 80% keturunan dari dua orang tua yang
26

obesitas juga mengalami obesitas dan kurang dari 10% memiliki berat badan

normal (Adhitya Pradana, 2014).

3). Jenis Kelamin

Berat badan juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Distribusi lemak tubuh

berbeda berdasarkan antara pria dan wanita, pria cenderung mengalami obesitas

viseral (abdominal) dibandingkan wanita. Proses-proses fisiologis dipercaya dapat

berkontribusi terhadap meningkatnya simpanan lemak pada perempuan (Hill,

2005).

4). Pola Makan

Pada zaman modern seperti sekarang ini, semuanya menjadi serba mudah,

salah satunya adalah dengan adanya makanan cepat saji. Pola makan mempunyai

hubungan dalam kasus obesitas pada anak. Studi sistemik menunjukkan bahwa

fast food berkontribusi terhadap peningkatan energi yang akan mempercepat

kenaikan berat badan (Rosenheck, 2008).

Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak mempunyai energy

density lebih besar dan tidak mengenyangkan serta mempunyai efek termogenesis

yang lebih kecil dibandingkan makanan yang banyak mengandung protein dan

karbohidrat. Makanan yang mengandung lemak dan gula mempunyai rasa yang

lezat sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi

yang berlebihan atau peningkatan porsi makan. Ukuran dan frekuensi asupan

makanan mempengaruhi peningkatan berat badan dan lemak tubuh (Fathan

Nurcahyo, 2011).
27

5). Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang berdasarkan gaya hidup cenderung lebih berhasil

menurunkan berat badan dalam jangka panjang dibandingkan dengan program

latihan yang terstruktur (Sugondo, 2010). Pada awalnya aktivitas fisik seperti

permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya,

namun kini digantikan dengan permainan anak yang kurang melakukan gerak

badannya seperti game elektronik, komputer, internet atau televisi yang cukup

dilakukan dengan hanya duduk didepannya tanpa harus bergerak. Kegemukan

tidak hanya disebabkan oleh kebanyakan makan dalam hal karbohidrat, lemak,

maupun protein, tetapi juga karna kurangnya aktifitas fisik (Agus, 2013).

6). Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang paling berperan adalah gaya hidup seseorang.

Kebiasaan makan dan aktivitas anak dapat dipengaruhi oleh lingkungan

sekitarnya. Meningkatnya kebiasaan makan tetapi berbanding terbalik menurunnya

tingkat aktivitas fisik (pasif) merupakan faktor risiko utama terjadinya obesitas

(Gayle Galleta, 2005).

7). Faktor Kemajuan Teknologi

Semakin berkembangnya zaman banyak munculnya teknologi yang

semakin canggih. Contoh yang dapat dilihat yaitu munculnya handphone,

komputer, sepeda motor/mobil, mesin cuci dan lain-lain. Penggunaan handphone,

alat rumah tangga, alat transportasi yang dilakukan secara berlebihan seperti

kecanduan main game, internetan, mencuci baju dengan mesin, menggunakan

kendaraan dengan jarak tempuh yang cukup dekat akan membuat anak menjadi
28

pasif (tidak aktif) dalam melakukan aktivitas fisik. Adanya pola perilaku yang

pasif maka peluang meningkatnya berat badan semakin besar dikarenakan

pemasukan dan pengeluaran energi tidak seimbang ( Fitriah, 2007).

F. Kerangka Teori

Faktor Internal
\ Faktor Eksternal
- Lemak Tubuh
- Aktifitas Fisik - Sosial Ekonomi
- Keterpaparan
Media Massa
- Status Gizi Kelenjar Adiposa - Lingkungan
(IMT)

- Genetik/
Kadar Leptin
Usia
Menarche
Ibu

Pewarisan
Menarche Dini
Genetik

Estrogen

Keterangan : = Tidak Diteliti

= Diteliti

Skema 2.1 Sumber : (Karapanou, 2010) Soetjiningsih, (2004) (2007) (Putri,

2009) (Varney, 2007) (Papalla, dkk 2008)


BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN

DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya merupakan kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin di amati/ di ukur melalui penelitian yang akan

dilakukan (Notoadmodjo, 2005). Variabel adalah simbol atau lambang yang

menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep atau bisa disebut juga sesuatu yang

bervariasi.

Berdasarkan hubungan fungsional variabel dibedakan menjadi dua, yaitu :

Variabel Independen Variabel Dependen

Indeks Massa Tubuh

Menarche Dini

Usia Menarche Ibu

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Ha : Adanya hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini pada

siswi sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo

tahun 2020.

29
30

 Ha : Adanya hubungan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche

dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Bathin III

Kabupaten Bungo tahun 2020.

 Ho : Tidak adanya hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini

pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten

Bungo tahun 2020.

 Ho : Tidak adanya hubungan usia menarche ibu terhadap kejadian

menarche dini pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Bathin III

Kabupaten Bungo tahun 2020.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang di amati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran

dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel

dapat di ukur dan ditentukan karakteristiknya.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala

Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur

Independen Indikator Timbangan Pengukuran 9 tahun Ordinal

Indeks status gizi digital berat Antropometri -Kurus

Massa subjek badan ≤ 13,1

Tubuh (IMT) penelitian dengan kg/m²


31

untuk ketelitian -Normal

mengetahui 0,1kg dan 13,2-21,4

derajat alat kg/m²

kegemukan pengukur -Gemuk

tinggi badan ≥ 21,5

digital kg/m²

dengan

ketelitian 10 tahun

0,1cm -Kurus

≤ 13,5

kg/m²

-Normal

13,6-22,5

kg/m²

-Gemuk

≥ 22,6

kg/m²

11 tahun

-Kurus

≤13,9

kg/m²
32

-Normal

14,0-23,6

kg/m²

-Gemuk

≥23,7

kg/m²

Sumber:

WHO

(2007)

Usia Usia Kuesioner -Pengisian Normal Ordinal

Menarche menstruasi Kuesioner ≥12 tahun

Ibu pertama kali

yang dialami -Wawancara Tidak

Ibu reponden Terpimpin normal

<12 tahun

Sumber :

Susanti

(2012)

Dependen Menstruasi Kuesioner -Pengisian -Ya, jika Ordinal

Menarche pertama kali Kuesioner usia

Dini usia dibawah menarche


33

12 tahun -Wawancara dibawah

Terpimpin 12 tahun

-Tidak,

jika usia

menarche

≥12 tahun

Sumber :

RS

Kanker

Dharmais

(2002)
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain

penelitian Cross-Sectional. Dalam Cross-Sectional ini variabel sebab atau risiko

dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian di ukur atau dikumpulkan

dalam waktu bersamaan. Penelitian ini menggunakan data primer untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Variabel independen nya yaitu indeks massa tubuh (IMT) dan usia menarche ibu,

sedangkan variabel dependen nya yaitu menarche dini.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada di wilayah penelitian, maka penelitian nya

merupakan penelitian populasi atau studi populasi (Arikunto, 2002). Populasi

dalam penelitian ini adalah semua siswi sekolah dasar yang berusia 9 – 11

tahun di Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo tahun 2020 sebanyak 375

orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian atau keseluruhan objek yang akan

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005).

Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus dalam Lemesshow

sebagai berikut :

34
35

n = Z1 – α/2² P (1 – P) N

d² (N – 1) + Z1 – α/2² P (1 – P)

Keterangan :

n : besar sampel

N : besar populasi

Z1 – α/2² : nilai sebaran normal baku dengan tingkat kepercayaan 95% = 1,96

P : proporsi kejadian (0,5)

d : besar penyimpangan (0,10)

n = Z1 – α/2² P (1 – P) N

d² (N – 1) + Z1 – α/2² P (1 – P)

n = (1,96)² 0,5 (1 – 0,5) 375

(0,1)² (375 – 1) + (1,96)² (0,5) (1 – 0,5)

n = 360,15

3,74 + 0,96

n = 360,15

4,7

n = 76,62 dibulatkan menjadi 77 responden.


36

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel

secara Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel acak secara sederhana

pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Bathin III yang ditemukan atau ada saat

penelitian dilakukan yang berjumlah 77 orang. Dengan memenuhi kriteria sebagai

berikut :

1). Kriteria Inklusi

(1). Bersedia menjadi responden

(2). Siswi berusia 9 – 11 tahun

(3). Tercatat sebagai siswi sekolah dasar di kecamatan bathin III

2). Kriteria Eksklusi

(1). Tidak hadir saat penelitian

(2). Lupa kapan menarche

(3). Responden dalam keadaan cacat congenital, cacat bawaan,

cisto fibrosis, dll

(4). Konsumsi obat-obatan hormon

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di sekolah dasar wilayah Kecamatan Bathin

III Kabupaten Bungo yang dilakukan pada bulan Januari sampai Februari tahun

2020.

D. Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan telah mendapatkan izin dari pihak terkait.

Penelitian ini menerapkan prinsip etis (Hidayat, 2011), yaitu :


37

1. Informed Consent

Peneliti melindungi hak responden untuk mengambil keputusan sendiri

dalam ketersediaan menjadi responden, tanpa ada paksaan dari siapapun

untuk mengikuti penelitian ini. Setelah responden mendapatkan penjelasan

secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilakukan, responden

dapat menentukan sendiri ketersediaan nya dalam penelitian ini dengan

menandatangani informed consent yang telah tersedia.

2. Anonimity ( tanpa nama)

Selama penelitian, nama responden dirahasiakan dan diganti dengan

mencantumkan inisial responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua data yang diberikan oleh responden dijamin kerahasiaan nya, dan

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

E. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Jenis instrumen yang digunakan adalah

timbangan berat badan digital dan pengukur tinggi badan digital, dan kuesioner.

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari responden dengan

cara mengisi kuesioner yang telah disediakan dan dari hasil pengukuran

antropometri.
38

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten

Bungo.

G. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1) Editing data yaitu pengecekan pada setiap kelengkapan pengisian

kuesioner, dilihat apakah semua item sudah terjawab dengan benar.

2) Coding data yaitu memberikan kode pada lembaran kuesioner dan

memberikan scorsing di setiap item nya.

3) Tabulating data yaitu mentabulasi data berdasarkan kelompok yang

telah ditentukan.

4) Entry data yaitu memasukkan data ke dalam tabel sesuai dengan teknik

distribusi frekuensi.

5) Cleaning data yaitu setelah di entry diperiksa kembali sehingga benar-

benar bersih dari kesalahan.

H. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa data univariat dilakukan dengan cara melihat distribusi frekuensi

semua variabel untuk mengetahui proporsi atau gambaran dari variabel

independen maupun variabel dependen yang meliputi usia menarche

responden, IMT, dan usia menarche ibu.


39

2. Analisa Bivariat

Analisa data dilakukan dengan uji statistik (uji chi-square) untuk melihat

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Untuk

melihat derajat kemaknaan digunakan batas kemaknaan 0,05, kemudian hasil

dibandingkan dengan nilai P. Dimana nilai P > 0,05 artinya secara statistik

tidak bermakna sehingga tidak ada hubungan IMT dan usia menarche ibu

terhadap kejadian menarche dini. Apabila nilai P < 0,05 artinya secara statistik

bermakna sehingga ada hubungan IMT dan usia menarche ibu terhadap

kejadian menarche dini (Arikunto, 2002).

Pada penelitian ini didapati antara uji bivariat pada IMT dengan menarche

dini didapati P value 0,444 artinya Ho diterima artinya tidak ada hubungan

antara IMT dengan kejadian menarche dini pada siswi sekolah dasar.

Sedangkan usia menarche ibu dengan kejadian menarche dini siswi didapati P

value 0,000 artinya Ha diterima artinya ada hubungan usia menarche ibu

terhadap kejadian menarche dini pada siswi sekolah dasar.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap masing-masing

variabel dari penelitian, dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi dan

statistik deskriptif untuk melihat variabel independen IMT, dan usia menarche ibu

serta variabel dependen menarche dini pada siswi sekolah dasar di kecamatan

Bathin III kabupaten Bungo tahun 2020. Hasil analisa univariat dari penelitian ini

adalah :

a. Indeks Massa Tubuh Siswi Sekolah Dasar

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi IMT siswi sekolah dasar di kecamatan Bathin III

kabupaten Bungo tahun 2020

No IMT F %

1. Kurus 4 5,2

2. Normal 70 90,9

3. Gemuk 3 3,9

Jumlah 77 100

Pada tabel 5.1 dapat diketahui dari 77 responden menunjukkan bahwa

mayoritas IMT normal sebanyak 70 orang atau (90,9%), responden yang memiliki

40
41

IMT kurus sebanyak 4 orang (5,2%) dan sedangkan responden yang memiliki IMT

gemuk sebanyak 3 orang atau (3,9%).

b. Usia Menarche Ibu siswi sekolah dasar

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Usia Menarche Ibu siswi sekolah dasar di kecamatan

Bathin III kabupaten Bungo tahun 2020

No Usia Menarche Ibu F %

1. Normal 40 51,9

2. Tidak Normal 37 48,1

Jumlah 77 100

Pada tabel 5.2 dapat diketahui dari 77 responden, menunjukkan bahwa

mayoritas responden yang menyatakan usia menarche ibu normal sebanyak 40

orang (51,9%) sedangkan responden yang menyatakan usia menarche ibu tidak

normal sebanyak 37 orang (48,1%).


42

c. Menarche dini siswi sekolah dasar

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Menarche Dini pada siswi sekolah dasar di

kecamatan Bathin III kabupaten Bungo tahun 2020

No. Menarche Dini F %

1. Ya 42 54,5

2. Tidak 35 45,5

Jumlah 77 100

Pada tabel 5.3 dapat diketahui dari 77 responden menunjukan bahwa

mayoritas responden yang menyatakan menarche dini sebanyak 42 orang (54,5%)

sedangkan responden yang tidak menyatakan menarche dini sebanyak 35 orang

(45,5%).

B. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen

dengan variabel dependen, yaitu hubungan IMT dan usia menarche ibu terhadap

kejadian menarche dini pada siswi sekolah dasar. Pengujian hipotesis untuk

pengambilan keputusan tentang apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau

diterima dengan menggunakan pengujian statistik chi-square. Hubungan variabel

dependen dan variabel independen dikatakan bermakna apabila nilai P yang

diperoleh ≤ 0,05. Hasil dari analisa bivariat pada penelitian ini adalah :
43

1. Hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini pada siswi sekolah

dasar

Tabel 5.4

Hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini pada siswi sekolah

dasar di kecamatan Bathin III kabupaten Bungo tahun 2020

Kejadian Menarche Dini Total

IMT Ya Tidak P value

F % F % F %

Kurus 1 25 3 75 4 100

Normal 39 55,7 31 44,3 70 100


0,444
Gemuk 2 66,7 1 33,3 3 100

Jumlah 42 54,5 35 45,5 77 100

Hasil deskriptif diperoleh yang mengalami menarche dini pada siswi

sekolah dasar dengan IMT normal sebanyak 39 orang atau 55,7% sedangkan yang

tidak mengalami menarche dini pada siswi sekolah dasar dengan IMT normal

sebanyak 31 orang atau 44,3%.

Hasil diatas diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,444 sehingga nilai

signifikansi besar kecil dari 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

adanya hubungan yang signifikan jika nilai signifikansi hasil analisis lebih besar

dari 0,05 sehingga dapat dikatakan 95% hasil penelitian menyatakan tidak adanya

hubungan antara IMT terhadap kejadian menarche dini pada siswi sekolah dasar di

Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo tahun 2020.


44

2. Hubungan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche dini pada siswi

sekolah dasar

Tabel 5.5

Hubungan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche dini pada siswi

di sekolah dasar di kecamatan Bathin III

kabupaten Bungo tahun 2020

Kejadian Menarche Dini Total P value


Usia Menarche
Ya Tidak
Ibu
F % F % F %

Normal 11 27,5 29 72,5 40 100 0,000

Tidak Normal 31 83,8 6 16,2 37 100

Jumlah 42 54,5 35 45,5 77 100

Hasil deskriptif diperoleh yang mengalami menarche dini pada siswi

sekolah dasar dengan usia menarche ibu yang normal sebanyak 11 orang atau

27,5% sedangkan yang tidak mengalami menarche dini pada siswi sekolah dasar

dengan usia menarche ibu yang normal sebanyak 29 orang atau 72,5%. Pada hasil

yang paling tinggi dimana kasus yang mengalami menarche dini pada siswi

sekolah dasar dengan usia menarche ibu yang tidak normal sebanyak 31 orang

atau sebesar 83,8% sisanya sebesar 6 orang atau 16,2% tidak mengalami menarche

dini pada siswi sekolah dasar dengan usia menarche ibu yang tidak normal.

Hasil diatas diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,000 sehingga nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
45

adanya hubungan yang signifikan jika nilai signifikansi hasil analisis lebih kecil

dari 0,05 sehingga dapat dikatakan 95% hasil penelitian menyatakan adanya

hubungan antara usia menarche ibu terhadap kejadian menarche dini pada siswi

sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo tahun 2020.


BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Diskusi

1. Analisis Univariat

a. Indeks Massa Tubuh

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 5.1 dapat diketahui dari 77

responden menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu yang

memiliki IMT normal sebanyak 70 orang atau (90,9%).

Indeks massa tubuh (IMT) adalah indeks berat badan terhadap

tinggi badan yang umum digunakan untuk mendeteksi kelebihan berat

badan dan kegemukan pada orang dewasa. IMT dihitung dengan

membagi berat badan seseorang dalam kilogram dengan kuadrat tinggi

badannya dalam meter (kg/m²).

Indeks massa tubuh merupakan salah satu cara untuk menentukan

status gizi dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan

(Depkes, 2006). Indeks massa tubuh (IMT) dapat digunakan untuk

penilaian status gizi atau menentukan standar proporsi komposisi tubuh

pada orang dewasa, remaja hingga anak-anak.

Penilaian IMT pada anak-anak dan remaja berbeda meskipun kedua

nya dihitung dengan cara yang sama. Dikarenakan anak-anak dan

remaja masih dalam masa pertumbuhan. Anak-anak lebih cenderung

memiliki IMT normal dikarenakan pada masa pertumbuhan anak-anak

lebih aktif dalam setiap aktivitas nya, walaupun asupan makanan

46
47

banyak yang masuk, namun dapat di imbangi dengan aktivitas mereka

sehari-hari. Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang

dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi.

Menurut asumsi peneliti, IMT pada anak cenderung normal karena

anak-anak masih dalam masa pertumbuhan. Selain pola makan tiga kali

sehari, keinginan untuk makan atau ngemil jajanan pada masa

pertumbuhan pun meningkat. Begitu juga aktivitas fisik anak yang

dinilai lebih aktif setiap hari dibandingkan orang dewasa. Sehingga

status gizi anak dengan IMT normal sangat berpengaruh terhadap

aktivitas nya sehari-hari.

b. Usia menarche ibu

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui dari 77 responden,

menunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan usia menarche

ibu normal sebanyak 40 orang (51,9%).

Menarche merupakan menstruasi pertama kali yang ditandai

dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan dinding

endometrium. Menarche atau menstruasi pertama normalnya terjadi

pada usia 11-14 tahun. Namun, bisa terjadi lebih awal, yaitu pada usia

9 tahun, atau juga dapat terjadi lebih lambat, yaitu pada usia 15 tahun

atau lebih. Usia menarche dapat dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor

genetik, fisik, emosional, dan lingkungan.

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir

proses tumbuh kembang. Melalui proses intruksi genetik yang


48

terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas

dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan

pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur

pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor

genetik antara lain faktor bawaan yang normal atau patologis, jenis

kelamin, suku bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat

berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil

akhir yang optimal.

Menurut asumsi peneliti, faktor genetik merupakan faktor yang

tidak bisa dimodifikasi, dan adanya hubungan yang diduga berkaitan

dengan lokus yang mengatur estrogen yang diwariskan. Usia menarche

seseorang normal atau tidak nya dapat dipengaruhi oleh pola makan,

stress, aktifitas fisik, genetik, emosional, dan lingkungan.

c. Menarche dini

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui dari 77 responden

menunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan menarche dini

sebanyak 42 orang (54,5%).

Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali

yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa

dan sebagai tanda bahwa wanita sudah mampu hamil (Sarwono, 2005).

Tingkat usia menarche bervariasi, dikatakan normal jika usia menarche

berkisar 12-14 tahun. Dengan terjadinya penurunan usia menarche

akan mengakibatkan meningkatnya aktifitas seksual pada usia dini, dan


49

mempunyai resiko tinggi terjadinya pelecehan seksual, serta terjadinya

kehamilan pada usia remaja lebih besar (Sarwono, 2010). Usia

menarche yang semakin cepat mempunyai risiko terjadinya kehamilan

di usia muda menjadi lebih besar, pada sebagian remaja putri menarche

yang cepat dapat menimbulkan keresahan, karena secara mental mereka

belum siap.

Semakin bertumbuhnya fisik dan bertambahnya usia anak

perempuan, ibu mungkin perlu bersiap dengan masa pubertas. Masa

peralihan yang dialami anak ini memerlukan pendampingan berupa

penjelasan tentang perubahan-perubahan tersebut. Masa pubertas

merupakan tanda bahwa anak telah mengalami kematangan secara

seksual. Dalam hal ini, anak perempuan akan mengalami menstruasi

serta berbagai bentuk perubahan fisik. Namun beberapa anak bisa

mengalami pubertas dini dibanding usia seharusnya. Pubertas dini

ditandai dengan menarche dini di ikuti dengan perubahan fisik lainnya.

Adapun penyebab menarche dini pada anak adalah kelainan

produksi hormon di otak dan indung telur, berat badan berlebih, polusi.

Menurut asumsi peneliti, kejadian menarche dini sangat

berpengaruh pada kesehatan reproduksi wanita, wanita yang

mengalami menarche dini akan mengalami kematangan seksual yang

lebih cepat sehingga berisiko terjadi nya kehamilan di usia muda,

pelecehan seksual, belum adanya kesiapan secara mental dalam


50

menerima perubahan pada diri nya. Sehingga kejadian menarche dini

ini penting untuk diperhatikan.

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini pada siswi

sekolah dasar di kecamatan Bathin III kabupaten Bungo

Hasil uji statistik didapatkan P value = 0,444 (p > 0,05) artinya Ho

diterima. Dapat disimpulkan tidak adanya hubungan antara IMT

terhadap kejadian menarche dini pada siswi sekolah dasar di kecamatan

Bathin III kabupaten Bungo tahun 2020.

Indeks massa tubuh telah diketahui sebagai salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi usia menarche. IMT yang baik menunjukkan

pemenuhan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang optimal dapat membantu

mempercepat pertumbuhan dan perkembangan organ seksual,

sedangkan tidak terpenuhinya nutrisi dapat berakibat terlambatnya

pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan. Bukan saja IMT,

namun banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya menarche dini.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriany dkk

(2018) dengan judul “Hubungan indeks massa tubuh dengan usia

menarche pada siswi SMP di kota Lhokseumawe”. Dilihat dari hasil uji

chi-square didapat nilai p sebesar 0,992 (>0,05) yang menyatakan tidak

terdapat hubungan IMT dengan usia menarche pada siswi SMP di kota

Lhokseumawe.
51

Menurut asumsi peneliti, IMT bukan merupakan satu-satu nya

penentu dalam penurunan usia menarche dan efek rata-rata usia

menarche pada penilaian IMT dengan kategori gemuk adalah kecil dan

biasanya tidak penting secara klinis. Menarche dan IMT tidak terdapat

hubungan karena disebabkan oleh adanya pengaruh faktor lain seperti

faktor genetik terhadap menarche. Faktor-faktor yang dapat

berinteraksi dengan IMT dengan usia menarche dapat mempengaruhi

hasil penelitian.

b. Hubungan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche dini

pada siswi sekolah dasar di kecamatan Bathin III kabupaten

Bungo

Hasil uji statistik didapatkan P value = 0,000 (p < 0,05) artinya Ha

diterima. Dapat disimpulkan adanya hubungan antara usia menarche

ibu terhadap kejadian menarche dini pada siswi sekolah dasar di

kecamatan Bathin III kabupaten Bungo tahun 2020.

Usia menarche ibu merupakan suatu kondisi menstruasi pertama

kali yang dialami ibu. Berdasarkan genetik, remaja putri akan

mengikuti umur menarche dari ibunya. Bukti pengaruh umur menarche

pada keturunan berasal dari hasil studi yang menunjukkan

kecenderungan umur menarche ibu untuk memprediksi umur menarche

putrinya (Karapanou, 2010).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2009)

dengan judul “Hubungan Antara Status Gizi, Status Menarche Ibu,


52

Media Massa, Aktifitas Olahraga Dengan Status Menarche Siswi Di

SMP Islam Al-Azhar Rawamangun Jakarta Timur” yang menyatakan

terdapat hubungan yang bermakna antara usia menarche ibu dengan

status menarche.

Menurut asumsi peneliti, usia menarche ibu berpengaruh terhadap

usia menarche putrinya, hal ini sesuai dengan teori yang telah dibahas

bahwa faktor genetik juga mempengaruhi menarche dini karena

diketahui bahwa genetik merupakan sifat pewarisan atau ciri khas yang

diturunkan dari orang tua ke anak nya (Soetjiningsih, 2007).

B. Ketebatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang peneliti

hadapi yaitu karena penelitian dilakukan saat jadwal belajar mengajar sehingga

sedikit mengganggu waktu anak-anak tersebut dalam proses belajar mengajar.

Selain itu jarak tempuh ke sekolah dasar di kecamatan Bathin III cukup jauh,

ditambah cuaca ekstrim saat melakukan penelitian. Keterbatasan juga pada

penelitian variabel usia menarche ibu. Sangat sulit untuk mengingat waktu haid

pertama ibu responden. Sebagian besar ibu responden tidak mengingat secara

detail bulan dan tahun terjadinya haid pertama, sehingga peneliti menggunakan

pendekatan dengan cara menanyakan saat kelas berapa ibu mengalami haid

pertama.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka hasil penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Mayoritas responden yang memiliki IMT normal yaitu 70 orang (90,9%).

2. Mayoritas responden yang memiliki usia menarche ibu normal yaitu 40

orang (51,9%).

3. Mayoritas responden yang mengalami menarche dini yaitu 42 orang

(54,5%).

4. Tidak adanya hubungan IMT terhadap kejadian menarche dini pada siswi

sekolah dasar di kecamatan Bathin III kabupaten Bungo tahun 2020 (P

value = 0,444) (p > 0,05).

5. Adanya hubungan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche dini

pada siswi sekolah dasar di kecamatan Bathin III kabupaten Bungo tahun

2020 (P value = 0,000) (p < 0,05).

B. Saran

1. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama

tentang menarche dini dengan mengembangkan variabel lain demi

kesempurnaan penelitian ini yaitu aktivitas fisik dan keterpaparan

media/teknologi.

53
54

2. Bagi Sekolah

Diharapkan sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi guru-

guru dan siswa siswi di sekolah dasar dan dapat menambah kurikulum

pendidikan tentang materi kesiapan siswi dalam menghadapi menarche /

perubahan seks primer dan sekunder.

3. Bagi Pendidikan

Diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan, menjadi pendukung materi

perkuliahan dan sebagai referensi di perpustakaan bagi bahan kajian

pengembangan keilmuan mengenai menarche dini.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, R. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam

Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Andi, Mappiare. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta

: Rineka Cipta

Bagga, Amrita & Kulkani, S. (2000). Age At Menarche And Secular Trend In

Maharashtrian (Indian) Girls. Departement Of Antropology, University

Of Pune, India : Januari 01, 2020. http://www2.sci.u-

szeged.hu/ABS/Acta%20HP/44-53.pdf

Batubara JRL. 2010. Sari Pediatri. Volume 12 No 1 bulan Juni 2010. Departemen

Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM : Jakarta

Damayanti, Nita S. 2010. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Rasio Lingkar

Pinggang Pinggul Dengan Kadar Gula Darah Puasa. Surakarta : Skripsi

FKU Sebelas Maret.

Dewi, Sandra. 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya

menarche dini pada remaja putri di SDN 1 Pulubala kabupaten

Gorontalo. Di akses dari Skripsi Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu

Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah

Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

55
56

Dilla. 2010. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Menarche Pada

Siswi SMPN 10 Tegal. Skripsi. FKM UI Depok.

Dorland, W. 2006. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC

Fathan, Nurcahyo. 2011. Kaitan Antara Obesitas dan Aktivitas Fisik. Yogyakarta

:Medikora.

Fildza, dkk. 2014. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Menarche Pada Siswi di SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan. Di Akses

dari Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Fitriah, Norma J. 2007. Hubungan Asupan Zat Gizi, Aktivitas Fisik Dengan Status

Gizi Pada Peserta Senam Aerobik. Semarang : Skripsi UNDIP.

Fitriany, Julia dkk. 2018. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Usia Menarche

Pada Siswi SMP di Kota Lhokseumawe. Di akses dari Skripsi. Fakultas

Kedokteran Universitas Malikussaleh.

Freitag L. M Harry dan Prima Oktaviani H. 2010. Diet Seru Ala Remaja.

Yogyakarta : Jogja Great ! Publis.

Galleta, Gayle. 2005. Obesity, Retrieved, Di akses : 1 Januari 2020.

http//www.emediiehealth.com/obesity/article em.htm

Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik. Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika


57

Hidayat, A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Hill, J.O. 2005 Obesity: Etiology in Modern Nutrition in Health and Diasease.

Lippincot Williams & Wilkins.USG

Karapanou, O, Papadimitriou. A. 2010. Determinants Of Menarche Reproductive

Biology and Endocrinology. http://www.rbej.com (Diakses pada tanggal

1 Januari 2020)

Kartini, Kartono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : CV

Mandar Maju.

Kemenkes RI. 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak Kemenkes

RI. Jakarta.

Kementerian kesehatan, 2013. Available:

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas

%202013.pdf di akses tanggal 28 November 2019

Koo, Malcolm, et al. 2001. A Cohort Study Of Dietary Fibre Intake And

Menarche. Journals. Public Health Nutrition.

Lamothe, Cindi. 2018. Berbagai Resiko Kesehatan Akibat Pubertas Dini. Di akses

tgl 18 Januari 2020. http://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-44920684

Lumongga, Namora. 2016. Psikologi Kespro Wanita & Perkembangan

Reproduksinya. Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri.


58

Lusiana, Novita dkk. 2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kebidanan.

Yogyakarta : Deepublish.

Manuaba, IGD. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Maulidiah, U. 2011. Hubungan Antara Stres dan Kebiasaan Makan Dengan

Terjadinya Kekambuhan Penyakit Gastritis.

http://adln.lib.unair.ac.id/.Jakarta

Meilan, Nessi dkk. 2018. Kesehatan Reproduksi Remaja. Malang : Wineka Media.

Menur, Putri Gita. (2006). Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT), Status

Gizi, Asupan Zat Gizi dan Persen Lemak Tubuh Dengan Status

Menarche pada Siswi SD dan SMP Pertama Bunda Cinere, Depok Tahun

2006. Skripsi. FKM UI : Depok.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Papalla, dkk. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Prabasiwi, Adila. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status menarche

pada siswi SMP N 10 Tegal tahun 2011. Di akses dari Skripsi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Depok.


59

Pradana, Adhitya. 2014. Hubungan Antara Indeks MassaTubuh (IMT) Dengan

Nilai Lemak Viseral. Semarang : KTI Universitas Diponegoro.

Prawirohardjo dan Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka.

Pudiastuti, Dewi Ratna. 2012. Tiga Fase penting pada wanita. Jakarta : PT Elex

Media

Putri, 2009. Hubungan Antara Status Gizi, Status Menarche Ibu, Media Massa,

Aktifitas Olahraga Dengan Status Menarche Siswi Di SMP Islam Al-

Azhar Rawamangun Jakarta Timur Tahun 2009. Skripsi. FKM UI :

Depok.

Rachmawati, Muchnuria. 2012. Mencegah Obesitas. Malang : Universitas

Brawijaya Press (UB Press).

Rahmawati, Titik. 2012. Dasar-dasar Kebidanan. Jakarta: PT Prestasi

Pustakaraya.

Reswari, Ardana Amallia. 2012. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan

Usia Menarche Pada Siswi Sekolah Dasar Ngoresan Surakarta.

Surakarta : Perpustakaan. Uns.ac.id

Rocca, A,M & Padez, C. (2003). Age At Menarche In Coimbra (Portugal) School

Girls; A Note On The Secular Changes. Annals Of Human Biology,

September-Oktober 2003, Vol. 30, No.5. December 29, 2019.


60

http://www.deepdyve.com/lp/informa-healthcare/age-at-menarche-in-

coimbra-portugal-school-girls-a-note-on-the-secular-geJyj8VZDo.

Rosenheck, R. 2008. Fast Food Consumption and Increased Calori Intake: A

Systematic Review of A Trajectory Towards Weight Gain and Obesity

Risk. Harvard School of Public Health.

Rosenthal, M. Sara. 2009. Revolusi Terapi Hormon. Diterjemahkan oleh Leo .

Yogyakarta : B-First.

Rumah Sakit Kanker Dharmais. (2002). Penatalaksanaan Kanker Payudara

Terkini. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sampei, A, M, et al. (2003). Anthropometry And Body Composition In Ethnic

Japanese And Caucasian Adolescent Girls: Considerations On Ethnicity

And Menarche. International Journal Of Obesity (2003) 27, 1114-1120.

Desember 19, 2011. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12917719.

Santrock, Jhon W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Edisi Keenam.

Jakarta : Erlangga.

Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2011. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun Di

Indonesia. Depok : Dapartemen Gizi kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Sarwono, W, Sarlito (2010). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.
61

Siswianti, Afrian Y. 2012. Hubungan Berat Badan Persen Lemak Tubuh, Status

Gizi (IMT)/U, Umur Menarche Ibu Dengan Umur Menarche Pada Siswi

di SDN Cikaret 01 Cibinong Bogor. Depok : FKM UI

Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta :

CV. Sagung Seto.

Soetjiningsih, 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta :

CV Sagung Seto.

Sugondo, S. 2010. Obesitas dan Diabetes. In :Sudoyo, A. W., Setiohadi, B., Alwi,

I.

Sulistyaningsih. 2012. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Supariasa, dkk. 2002. “Penilaian Status Gizi”. Jakarta : Kedokteran EGC

Susanti, AV. 2012. Faktor Resiko Kejadian Menarche Dini Pada Remaja di SMP

N 30 . Semarang. Journal of Nutrition College

Varney, Helm. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.

Waryono. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

WHO. 2007. World Health Organization. Di akses pada tanggal 2 Januari 2020.

http://esgezetpunyablog.blogspot.com/2012/04/menentuka-status-gizi-

dan-kebutuhan-zat.html
62

Lampiran 1 GHANCART PENELITIAN

Nama : ELVINA LOVITA


NIM : 181012115301260
JUDUL : HUBUNGAN IMT DAN USIA MENARCHE IBU TERHADAP KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI
SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BATHIN III KABUPATEN BUNGO TAHUN 2020.
JADWAL
N
KEGIATAN NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
O
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Konsultasi Judul
22 2 Konsultasi Proposal
3 Seminar Proposal
4 Perbaikan Proposal
5 Pengumpulan Data
6 Pengolahan Data
7 Penyusunan Skripsi
8 Konsultasi Skripsi
9 Ujian Sidang Skripsi
10 Perbaikan Skripsi
Diketahui Oleh Penulis

(Indah Putri Ramadhanti, S.ST, M.Keb) (Elvina Lovita)


Lampiran 2

63
64
65

Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada YTH: Ibu/Saudari

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Elvina Lovita

NIM : 181012115301260

Adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan IKes Prima


Nusantara Bukittinggi yang bermaksud mengadakan penelitian dengan judul
“Hubungan IMT dan Usia Menarche Ibu Terhadap Kejadian Menarche Dini
Pada Siswi Sekolah Dasar Di Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo Tahun
2020”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
responden. Kerahasian semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.

Apabila Ibu dan anak perempuan nya menyetujui maka dengan ini saya
mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab semua
pertanyaan yang disediakan dengan sejujurnya sesuai dengan yang diketahui.

Demikianlah atas perhatian dan kesediaan Ibu beserta putri nya sebagai
responden saya ucapkan terima kasih.

Penulis

( Elvina Lovita )
66

Lampiran 4

PERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Institut Kesehatan Prima
Nusantara Bukittinggi yang bernama Elvina Lovita, NIM 181012115301260
dengan judul : “Hubungan IMT dan Usia Menarche Ibu Terhadap Kejadian
Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar Di Kecamatan Bathin III
Kabupaten Bungo Tahun 2020”. Saya menyadari penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan terhadap saya, dan jawaban/informasi yang
saya berikan adalah yang sebenarnya sesuai dengan yang saya ketahui tanpa ada
tekanan dari pihak manapun.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa paksaan
dari pihak manapun, agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bungo, Januari 2020

(Responden)
67

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN UNTUK SISWI

HUBUNGAN IMT DAN USIA MENARCHE IBU TERHADAP KEJADIAN


MENARCHE DINI PADA SISWI DI SEKOLAH DASAR
DI KECAMATAN BATHIN III
KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2020

No. Responden :

A. Identitas Responden
1. Nama/Inisial :……………………………..
2. Kelas :……………………………..
3. Tempat/Tgl Lahir :……………………………..
4. Umur :……………………………..
B. Data Umum
1. Apakah adik sudah mengalami menstruasi/datang bulan ?
Sudah
Belum
2. Jika sudah mengalami menstruasi, pada usia berapa adik pertama kali
mengalami menstruasi/datang bulan ?
…………………………………………………………………………....
3. Sebutkan kapan adik pertama kali mengalami menstruasi? (jika masih
ingat)
Tanggal…………….; Bulan……………….; Tahun…………………..
C. Pemeriksaan Fisik
Tinggi Badan :………….
Berat Badan :………….
Indeks Massa Tubuh : Kg
( m)²
68

Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN UNTUK IBU SISWI

HUBUNGAN IMT DAN USIA MENARCHE IBU TERHADAP KEJADIAN


MENARCHE DINI PADA SISWI DI SEKOLAH DASAR
DI KECAMATAN BATHIN III
KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2020

No. Responden :

A. Identitas Responden
1. Nama Ibu :……………………………..
2. Tempat/Tgl Lahir :……………………………..
3. Umur :……………………………..
4. Alamat :……………………………..
5. No. Tlp Rumah/HP :……………………………..
B. Data Umum
1. Pada umur berapa Ibu mengalami haid/menstruasi yang pertama kali ?
(Jika ingat, tuliskan dalam tahun dan bulan)
Tahun……………………Bulan……………………
(Jika tidak ingat bulan, sebutkan umur dalam tahun nya saja………Tahun
2. Jika tidak ingat sama sekali, sebutkan pada kelas berapa Ibu mengalami
haid pertama.
Pada Kelas…………………………SD/SMP/SMA?
69

Lampiran 7 DUMY TABEL

HUBUNGAN IMT DAN USIA MENARCHE IBU TERHADAP KEJADIAN


MENARCHE DINI PADA SISWI SEKOLAH DASAR
DI KECAMATAN BATHIN III
KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2020

Menarche Kategori Usia Kategori


No. Responden Umur IMT Menarche Tidak
Ya Tidak Kurus Normal Gemuk Ibu Normal
Normal
1. Selvi Aulia 10,6 tahun √ 14,36 √ 12 tahun √
2. Nurmala Sari 11,5 tahun √ 17,25 √ 12 tahun √
3. Dea Puspita Sari 11,1 tahun √ 19,15 √ 13 tahun √
4. Anggun Febrian 11,10 tahun √ 14,30 √ 12 tahun √
5. Mita Afrila 11,11 tahun √ 13,24 √ 12 tahun √
6. Sinta Bella 11,9 tahun √ 18,25 √ 11 tahun √
7. Jenita 11,6 tahun √ 17,00 √ 11 tahun √
8. Sherly Fitri yani 10,3 tahun √ 14,65 √ 13 tahun √
9. Diana Wulan Sari 11,11 tahun √ 21,34 √ 11 tahun √
10. Nuzul Putri. R 11,3 tahun √ 22,66 √ 11 tahun √
11. Rezki Aulia 11,3 tahun √ 17,99 √ 11 tahun √
12. Mutia Latifa. M 11,1 tahun √ 17,29 √ 11 tahun √
13. Resti Diana 11 tahun √ 16,67 √ 11 tahun √
14. Nova Irda 10,7 tahun √ 16,15 √ 13 tahun √
15. Zahratus Maulidina 10,9 tahun √ 22,25 √ 14 tahun √
16. Jellia Putri 11 tahun √ 16,29 √ 14 tahun √
17. Denaya 11,4 tahun √ 20,40 √ 13 tahun √
18. Juni Yana 11,7 tahun √ 19,44 √ 12 tahun √
70

19. Arumi Yanti 10,3 tahun √ 16,42 √ 13 tahun √


20. Jesika Noprina 9,4 tahun √ 19,23 √ 11 tahun √
21. Elen Sipayung 11 tahun √ 20,08 √ 11 tahun √
22. Siti Khoirunisa 10,5 tahun √ 26,16 √ 11 tahun √
23. Resa Julianti 11,5 tahun √ 21,62 √ 14 tahun √
24. Sintia Putri 11,10 tahun √ 22,10 √ 11 tahun √
25. Deca Febriani 11,5 tahun √ 19,09 √ 11 tahun √
26. Risma Aliya 11,6 tahun √ 20,67 √ 14 tahun √
27. Adelia Irawati 11 tahun √ 16,30 √ 11 tahun √
28. Dinda Septi. R 11,11 tahun √ 20,56 √ 12 tahun √
29. Bunga Deca Lestari 11,10 tahun √ 19,61 √ 12 tahun √
30. Febrina Anindya.P 11 tahun √ 19,24 √ 11 tahun √
31. Agis Trisna 11,8 tahun √ 21,87 √ 11 tahun √
32. Amanda Febriani 10,10 tahun √ 17,95 √ 12 tahun √
33. Esi Desmalita 11,4 tahun √ 15,36 √ 12 tahun √
34. Irza Insyira 9,7 tahun √ 14,71 √ 14 tahun √
35. Diva Amanda 10,6 tahun √ 15,08 √ 12 tahun √
36. Suci Ramadani 11,8 tahun √ 13,58 √ 14 tahun √
37. Windi Wijaya 11,11 tahun √ 15,13 √ 11 tahun √
38. Natasya Ayu. N 9,9 tahun √ 13,64 √ 13 tahun √
39. Putri mayang. S 11,11 tahun √ 18,25 √ 12 tahun √
40. Feby Laura 11,10 tahun √ 18,85 √ 14 tahun √
41. Faneysa Fitri. H 11,11 tahun √ 14,68 √ 14 tahun √
42. Tasya Aulia 11,7 tahun √ 17,45 √ 12 tahun √
43. Yana Puspa Indah 11,8 tahun √ 17,17 √ 11 tahun √
44. Fhinny Nur Aulia 11,6 tahun √ 20,87 √ 14 tahun √
45. Tatik Lestari 11 tahun √ 25,58 √ 11 tahun √
46. Rani Mukerji 11,9 tahun √ 14,70 √ 14 tahun √
47. Zahratus Sifa. D 11,10 tahun √ 21,78 √ 14 tahun √
48. Sesha Septiani 11,4 tahun √ 22,32 √ 11 tahun √
49. Diah Arum.C 11 tahun √ 19,28 √ 11 tahun √
71

50. Putri Aulia. R 11,4 tahun √ 15,49 √ 12 tahun √


51. Anisa Julianti. S 11,5 tahun √ 18,20 √ 12 tahun √
52. Afifah Wiramadoni 11 tahun √ 12,99 √ 12 tahun √
53. Nastia Syauqi. P 11 tahun √ 21,96 √ 14 tahun √
54. Tiara Hafshotunisak 11,11 tahun √ 16,20 √ 11 tahun √
55. Talita Febriani 11,11 tahun √ 16,64 √ 14 tahun √
56. Sopi Yani 11 tahun √ 15,38 √ 11 tahun √
57. Anisa Natasya. P 11,7 tahun √ 19,55 √ 11 tahun √
58. Cristin Ayulita 11,10 tahun √ 16,00 √ 11 tahun √
59. Selsa Intan. F 11 tahun √ 15,79 √ 14 tahun √
60. Januari Nurwisesa 11 tahun √ 14,87 √ 11 tahun √
61. Misel Aulia 11 tahun √ 24,30 √ 11 tahun √
62. Vanessa Zainelis 11 tahun √ 19,51 √ 11 tahun √
63. Siti Yuni Airin 11 tahun √ 18,80 √ 11 tahun √
64. Dinda Aufa Nur.L 11 tahun √ 17,35 √ 11 tahun √
65. Arini Feby Liana 11 tahun √ 16,40 √ 11 tahun √
66. Nabila Dwi Ariska 11 tahun √ 16,07 √ 12 tahun √
67. Septria Panesma 11,11 tahun √ 20,94 √ 11 tahun √
68. Izzatin Nurain 10 tahun √ 18,48 √ 12 tahun √
69. Segoro Banyu. B 10 tahun √ 14,87 √ 12 tahun √
70. Iim Fitria Mulyani 10,4 tahun √ 13,18 √ 10,7 tahun √
71. Putri Oktavia 11,3 tahun √ 21,05 √ 11,6 tahun √
72. Keyzia Elma.O 10,3 tahun √ 15,75 √ 11 tahun √
73. Jisti Aulia. P 9,8 tahun √ 15,94 √ 11 tahun √
74. Dila Astuti 10,3 tahun √ 14,41 √ 11 tahun √
75. Inez Oktavia 10,3 tahun √ 18,36 √ 14 tahun √
76. Andini Putri. D 9,9 tahun √ 13,41 √ 12 tahun √
77. Nayla Pelbi. S 10,11 tahun √ 19,33 √ 10 tahun √
72

Data penelitian Hubungan IMT dan Usia Menarche Ibu terhadap kejadian menarche dini
pada siswi sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo tahun 2020.

No Responden Umur Menarce IMT IMT Usia Usia Ibu

1 Selvi Aulia 10,6 tahun Tidak 14,36 Normal 12 tahun Normal


2 Nurmala Sari 11,5 tahun Tidak 17,25 Normal 12 tahun Normal
3 Dea Puspita Sari 11,1 tahun Tidak 19,15 Normal 13 tahun Normal
4 Anggun Febrian 11,10 tahun Tidak 14,30 Normal 12 tahun Normal
5 Mita Afrila 11,11 tahun Tidak 13,24 Kurus 12 tahun Normal
6 Sinta Bella 11,9 tahun Ya 18,25 Normal 11 tahun Tidak Normal
7 Jenita 11,6 tahun Ya 17,00 Normal 11 tahun Tidak Normal
8 Sherly Fitri yani 10,3 tahun Tidak 14,65 Normal 13 tahun Normal
9 Diana Wulan Sari 11,11 tahun Ya 21,34 Normal 11 tahun Tidak Normal
10 Nuzul Putri. R 11,3 tahun Ya 22,66 Normal 11 tahun Tidak Normal
11 Rezki Aulia 11,3 tahun Ya 17,99 Normal 11 tahun Tidak Normal
12 Mutia Latifa. M 11,1 tahun Ya 17,29 Normal 11 tahun Tidak Normal
13 Resti Diana 11 tahun Ya 16,67 Normal 11 tahun Tidak Normal
14 Nova Irda 10,7 tahun Tidak 16,15 Normal 13 tahun Normal
15 Zahratus M 10,9 tahun Tidak 22,25 Normal 14 tahun Normal
16 Jellia Putri 11 tahun Tidak 16,29 Normal 14 tahun Normal
17 Denaya 11,4 tahun Tidak 20,40 Normal 13 tahun Normal
18 Juni Yana 11,7 tahun Tidak 19,44 Normal 12 tahun Normal
19 Arumi Yanti 10,3 tahun Tidak 16,42 Normal 13 tahun Normal
20 Jesika Noprina 9,4 tahun Tidak 19,23 Normal 11 tahun Tidak Normal
21 Elen Sipayung 11 tahun Ya 20,08 Normal 11 tahun Tidak Normal
22 Siti Khoirunisa 10,5 tahun Tidak 26,16 Gemuk 11 tahun Tidak Normal
23 Resa Julianti 11,5 tahun Tidak 21,62 Normal 14 tahun Normal
24 Sintia Putri 11,10 tahun Ya 22,10 Normal 11 tahun Tidak Normal
25 Deca Febriani 11,5 tahun Ya 19,09 Normal 11 tahun Tidak Normal
26 Risma Aliya 11,6 tahun Tidak 20,67 Normal 14 tahun Normal
27 Adelia Irawati 11 tahun Ya 16,30 Normal 11 tahun Tidak Normal
28 Dinda Septi. R 11,11 tahun Ya 20,56 Normal 12 tahun Normal
29 Bunga Deca L 11,10 tahun Ya 19,61 Normal 12 tahun Normal
30 Febrina Anin.P 11 tahun Ya 19,24 Normal 11 tahun Tidak Normal
31 Agis Trisna 11,8 tahun Ya 21,87 Normal 11 tahun Tidak Normal
32 Amanda Febriani 10,10 tahun Tidak 17,95 Normal 12 tahun Normal
73

33 Esi Desmalita 11,4 tahun Tidak 15,36 Normal 12 tahun Normal


34 Irza Insyira 9,7 tahun Tidak 14,71 Normal 14 tahun Normal
35 Diva Amanda 10,6 tahun Tidak 15,08 Normal 12 tahun Normal
36 Suci Ramadani 11,8 tahun Tidak 13,58 Kurus 14 tahun Normal
37 Windi Wijaya 11,11 tahun Ya 15,13 Normal 11 tahun Tidak Normal
38 Natasya Ayu. N 9,9 tahun Tidak 13,64 Normal 13 tahun Normal
39 Putri mayang. S 11,11 tahun Tidak 18,25 Normal 12 tahun Normal
40 Feby Laura 11,10 tahun Tidak 18,85 Normal 14 tahun Normal
41 Faneysa Fitri. H 11,11 tahun Ya 14,68 Normal 14 tahun Normal
42 Tasya Aulia 11,7 tahun Ya 17,45 Normal 12 tahun Normal
43 Yana Puspa Indah 11,8 tahun Ya 17,17 Normal 11 tahun Tidak Normal
44 Fhinny Nur Aulia 11,6 tahun Ya 20,87 Normal 14 tahun Normal
45 Tatik Lestari 11 tahun Ya 25,58 Gemuk 11 tahun Tidak Normal
46 Rani Mukerji 11,9 tahun Ya 14,70 Normal 14 tahun Normal
47 Zahratus Sifa. D 11,10 tahun Ya 21,78 Normal 14 tahun Normal
48 Sesha Septiani 11,4 tahun Ya 22,32 Normal 11 tahun Tidak Normal
49 Diah Arum.C 11 tahun Ya 19,28 Normal 11 tahun Tidak Normal
50 Putri Aulia. R 11,4 tahun Ya 15,49 Normal 12 tahun Normal
51 Anisa Julianti. S 11,5 tahun Ya 18,20 Normal 12 tahun Normal
52 Afifah Wiramado 11 tahun Tidak 12,99 Kurus 12 tahun Normal
53 Nastia Syauqi. P 11 tahun Ya 21,96 Normal 14 tahun Normal
54 Tiara Hafshotu 11,11 tahun Ya 16,20 Normal 11 tahun Tidak Normal
55 Talita Febriani 11,11 tahun Tidak 16,64 Normal 14 tahun Normal
56 Sopi Yani 11 tahun Tidak 15,38 Normal 11 tahun Tidak Normal
57 Anisa Natasya. P 11,7 tahun Ya 19,55 Normal 11 tahun Tidak Normal
58 Cristin Ayulita 11,10 tahun Ya 16,00 Normal 11 tahun Tidak Normal
59 Selsa Intan. F 11 tahun Ya 15,79 Normal 14 tahun Normal
60 Januari Nurwisesa 11 tahun Ya 14,87 Normal 11 tahun Tidak Normal
61 Misel Aulia 11 tahun Ya 24,30 Gemuk 11 tahun Tidak Normal
62 Vanessa Zainelis 11 tahun Ya 19,51 Normal 11 tahun Tidak Normal
63 Siti Yuni Airin 11 tahun Ya 18,80 Normal 11 tahun Tidak Normal
64 Dinda Aufa Nur.L 11 tahun Ya 17,35 Normal 11 tahun Tidak Normal
65 Arini Feby Liana 11 tahun Ya 16,40 Normal 11 tahun Tidak Normal
66 Nabila Dwi A 11 tahun Tidak 16,07 Normal 12 tahun Normal
67 Septria Panesma 11,11 tahun Ya 20,94 Normal 11 tahun Tidak Normal
68 Izzatin Nurain 10 tahun Tidak 18,48 Normal 12 tahun Normal
74

69 Segoro Banyu. B 10 tahun Tidak 14,87 Normal 12 tahun Normal


70 Iim Fitria Mulyani 10,4 tahun Ya 13,18 Kurus 10,7 tahun Tidak Normal
71 Putri Oktavia 11,3 tahun Ya 21,05 Normal 11,6 tahun Tidak Normal
72 Keyzia Elma.O 10,3 tahun Tidak 15,75 Normal 11 tahun Tidak Normal
73 Jisti Aulia. P 9,8 tahun Tidak 15,94 Normal 11 tahun Tidak Normal
74 Dila Astuti 10,3 tahun Tidak 14,41 Normal 11 tahun Tidak Normal
75 Inez Oktavia 10,3 tahun Tidak 18,36 Normal 14 tahun Normal
76 Andini Putri. D 9,9 tahun Tidak 13,41 Normal 12 tahun Normal
77 Nayla Pelbi. S 10,11 tahun Ya 19,33 Normal 10 tahun Tidak Normal
75

SPSS

Analisis Univariat

Frequencies

Statistics
Usia Menarce
Menarce Dini IMT ibu
N Valid 77 77 77
Missing 0 0 0

Menarce Dini
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 42 54.5 54.5 54.5
Tidak 35 45.5 45.5 100.0
Total 77 100.0 100.0

IMT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus 4 5.2 5.2 5.2
Normal 70 90.9 90.9 96.1
Gemuk 3 3.9 3.9 100.0
Total 77 100.0 100.0

Usia Menarce ibu


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 40 51.9 51.9 51.9
Tidak Normal 37 48.1 48.1 100.0
Total 77 100.0 100.0
76

Analisis Bivariat

Crosstabs
Usia Menarce ibu * Menarce Dini Crosstabulation
Menarce Dini
Ya Tidak Total
Usia Menarce ibu Normal Count 11 29 40
% within Usia Menarce ibu 27.5% 72.5% 100.0%
Residual -10.8 10.8
Adjusted Residual -5.0 5.0
Tidak Count 31 6 37
Normal % within Usia Menarce ibu 83.8% 16.2% 100.0%
Residual 10.8 -10.8
Adjusted Residual 5.0 -5.0
Total Count 42 35 77
% within Usia Menarce ibu 54.5% 45.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 24.558 1 .000
b
Continuity Correction 22.341 1 .000
Likelihood Ratio 26.254 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 24.240 1 .000
N of Valid Cases 77
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.82.
b. Computed only for a 2x2 table

IMT * Menarce Dini Crosstabulation


Menarce Dini
Ya Tidak Total
IMT Kurus Count 1 3 4
% within IMT 25.0% 75.0% 100.0%
Residual -1.2 1.2
Adjusted Residual -1.2 1.2
Normal Count 39 31 70
% within IMT 55.7% 44.3% 100.0%
Residual .8 -.8
Adjusted Residual .7 -.7
Gemuk Count 2 1 3
% within IMT 66.7% 33.3% 100.0%
Residual .4 -.4
Adjusted Residual .4 -.4
Total Count 42 35 77
77

% within IMT 54.5% 45.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 1.625 2 .444
Likelihood Ratio 1.665 2 .435
Linear-by-Linear Association 1.361 1 .243
N of Valid Cases 77
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.36.
78

Dokumentasi Proses Pengisian Kuesioner serta wawancara terpimpin


79
80
81
82
83

IKES PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI Jl.


Kusuma Bhakti No.99 Gulai Bancah Bukittinggi Telp. (0752)
6218246 Fax.(0752) 26122 Sumatera Barat 26113, Indonesia
http://stikesprimanusantara.ac.id/index.php

FORM BIMBINGAN DAN KONSULTASI SKRIPSI


Nama : Elvina Lovita
NIM : 181012115301260
Program studi : Sarjana Terapan Kebidanan
Pembimbing : Indah Putri Ramadhanti, S.ST. M.Keb
Judul :Hubungan IMT dan Usia Menarche Ibu Terhadap Kejadian
Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar Di Kecamatan Bathin
III Kabupaten Bungo Tahun 2020

HARI/ MATERI PARAF


TANGGAL PEMBIMBING

Bukittinggi,………………………………….2020
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Ayu Nurdiyan, S.ST. M.Keb


NIDN. 1011118703
84

Anda mungkin juga menyukai